Laporan Praktikum Adsorpsi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

ADSORPSI

Dosen Pengampu : Fitria Fatichatul Hidayah, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Destyana Larasati

NIM : B2C017031

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kami kemudahan dan kelancaran sehingga “Laporan Praktikum Adsorpsi” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik.
Shalawat serta salam juga tak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan bersama syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami juga ingin mengucapkan terimakasih banyak bagi pihak – pihak


yang telah membantu dalam pembuatan laporan praktikum kimia fisika ini dan
berbagai sumber yang telah dipakai sebagai data dan fakta pada laporan praktikum
ini. Kami tentu menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan praktikum ini, agar
dikemudian hari dapat menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari
laporan praktikum ini. Pengetahuan mengenai adsorpsi ini juga diharapkan dapat
menjadi media yang efektif untuk mempelajari ilmu sains dan dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari – hari ditinjau dari kegunaannya bagi pembaca.

Semarang, 22 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tanggal Praktikum ................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................. 1
1.3 Dasar Teori ............................................................................................ 1
BAB II ISI
2.1 Alat dan Bahan ...................................................................................... 5
2.2 Prosedur Kerja ....................................................................................... 7
2.3 Data Pengamatan ................................................................................... 7
2.4 Analisis Data ......................................................................................... 8
2.5 Pembahasan ........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13
3.2 Saran ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
LAMPIRAN ............................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tanggal Praktikum : Rabu, 20 Maret 2019


1.2 Tujuan Praktikum :
- Menentukan Konstanta Kesetimbangan Adsorpsi Model Langmuir dan
Model Freundlich
1.3 Dasar Teori

Adsorpsi merupakan suatu proses pemisahan bahan dari campuran gas


atau cair, bahan yang harus dipisahkan ditarik oleh permukaan sorben padat dan
diikat oleh gaya – gaya yang bekerja pada permukaan tersebut. Adsorpsi
menyangkut akumulasi atau pemusatan substansi adsorbat pada permukaan
adsorben. Hal tersebut dapat terjadi pada antar muka antara dua fasa, misalnya
fasa cair dengan fasa cair, fasa gas dengan fasa padat, fasa cair dengan fasa padat,
dan fasa gas dengan fasa cair (Lynam, M.M., Klinduff, 1995).

Adsorpsi adalah proses dimana molekul – molekul fluida menyentuh dan


melekat pada permukaan padatan (Nasruddin, 2005). Sedangkan menurut
(Suryawan, Bambang 2004) Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat
molekul – molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan
dan sebagian dari molekul – molekul tadi mengembun pada permukaan padatan
tersebut.

Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh


adsorben dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena
adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul –
molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik ke arah
dalam karena tidak ada gaya – gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya – gaya
ini menyebabkan zat padat dan zat cair mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi
berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam

1
absorben sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada
permukaannya (Sukardjo, 1990).

Adsorpsi merupakan suatu proses perubahan konsentrasi yang terjadi pada


batas permukaan dari dua fasa atau penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain.
Keadaan ini melibatkan interaksi fisik, kimia dan gaya elektrostatik antara
adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Ada dua jenis adsorpsi yaitu
adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Pada adsorpsi fisika, molekul – molekul
teradsorpsi pada permukaan dengan ikatan yang lemah atau adanya gaya fisis.
Sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan kimia koordinasi sebagai hasil
penggunaan elektron bersama – sama adsorben dan adsorbat (Oscik, 1983 &
Sukardjo, 1990).

Adsorben merupakan zat yang mengadsorpsi zat lain, yang ukuran


partikelnya seragam, kepolarannya sama dengan zat yang akan diserap dan
mempunyai berat molekul besar. Karakteristik adsorben yang dibutuhkan untuk
adsorpsi yang baik adalah :
1. Luas permukaan adsorben. Semakin besar luas permukaan maka semakin
besar pula daya adsorpsinya, karena proses adsorpsi terjadi pada permukaan
adsorben.
2. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan
desorpsi.
3. Kemurnian adsorben. Adsorben yang memiliki tingkat kemurnian tinggi,
daya adsorpsi lebih baik.
4. Jenis atau gugus fungsi yang ada pada permukaan adsorben. Sifat – sifat atom
di permukaan berkaitan dengan interaksi antara molekuler antara adsorbat dan
adsorben yang lebih pada adsorbat tertentu.
Sedangkan adsorbat adalah zat yang teradsorpsi oleh zat lain. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kapasitas adsorpsi adalah luas permukaan adsorben, ukuran pori
adsorben, kelarutan zat terlarut, pH dan temperatur (Khopkar, 1990 & Atkins,
1996).

2
Berdasarkan besarnya interaksi antara adsorben dan adsorbat, adsorpsi
dibedakan menjadi adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Salah satu perbedaannya
dilihat dari panas adsorpsinya. Dimana nilai yang lebih kecil dari 20 kJ/mol
dianggap menunjukkan adsorpsi fisika dengan interaksi yang terjadi antara
adsorben dan adsorbat adalah gaya van der walls, dimana ketika gaya tarik
molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik
substansi terlarut dan larutan makan substansi terlarut akan diadsorpsi oleh
permukaan media. Sedangkan nilai yang lebih besar dari 40 kJ/mol dianggap
menunjukkan adsorpsi kimia dengan terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van
der walls) antara senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media.
Adsorpsi kimia terjadi dengan diawali adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat
tertarik ke permukaan adsorben melalui ikatan hidrogen. Dalam adsorpsi kimia
partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya
ikatan kovalen) dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan
koordinasi dengan substrat. (Atkins, 1994).

Menurut (Bahl et al, 1997 & Suryawan, Bambang 2004) daya adsorpsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Tekanan (P). Tekanan yang dimaksud adalah tekanan adsorbat. Kenaikan
tekanan adsorbat dapat menaikkan jumlah yang diadsorpsi.
2. Temperatur Absolut (T). Temperatur yang dimaksud adalah temperatur
adsorbat. Pada saat molekul – molekul gas atau adsorbat melekat pada
permukaan adsorben akan terjadi pembebasan sejumlah energi yang
dinamakan peristiwa eksotermis. Berkurangnya temperatur akan menambah
jumlah adsorbat yang teradsorpsi demikian juga untuk peristiwa sebaliknya.
3. Interaksi Potensial (E). Interaksi potensial antara adsorbat dengan dinding
adsorben sangat bervariasi tergantung dari sifat adsorbat dan adsorben.
4. Jenis adsorbat meliputi 2 karakteristik diantaranya ukuran molekul adsorbat
dan kepolaran zat.
5. Karakteristik adsorben diantaranya kemurnian adsorben dan luas permukaan
dan volume pori adsorben.

3
Model kinetika adsorpsi Langmuir ini berdasarkan pada asumsi sebagai
berikut: laju adsorpsi akan bergantung pada faktor ukuran dan struktur molekul
adsorbat, sifat pelarut dan porositas adsorben, situs pada permukaan yang
homogen dan adsorpsi terjadi secara monolayer. Proses adsorpsi heterogen
memiliki dua tahap, yaitu : (1) perpindahan adsorbat dari fasa larutan ke
permukaan adsorben dan (2) adsorpsi pada permukaan adsorben. Tahap pertama
akan bergantung pada sifat pelarut dan adsorbat yang terkontrol (Oscik,1982).
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir tersebut dapat ditulis dalam bentuk
persamaan linier :

C 1 C
= +
m bK b

Dimana C adalah konsentrasi kesetimbangan, m adalah jumlah zat yang


teradsorpsi per gram adsorben, b adalah kapasitas adsorpsi dan K adalah tetapan
kesetimbangan adsorpsi.

Model isoterm Freundlich menjelaskan bahwa proses adsorpsi pada bagian


permukaan adalah heterogen dimana tidak semua permukaan adsorben
mempunyai daya adsorpsi. Model isoterm Freundlich menunjukkan lapisan
adsorbat yang terbentuk pada permukaan adsorben adalah multilayer. Hal tersebut
berkaitan dengan ciri-ciri dari adsorpsi secara fisika dimana adsorpsi dapat terjadi
pada banyak lapisan (multilayer) (Husin and Rosnelly, 2005). Bentuk persamaan
Freundlich adalah sebagai berikut :

qe = Kf Ce 1/n

Model isoterm BET berdasar asumsi bahwa mempunyai permukaan yang


homogen. Perbedaan isoterm ini dengan Langmuir adalah BET berasumsi bahwa
molekul – molekul adsorbat bisa membentuk lebih dari satu lapisan adsorbat
dipermukaannya. Pada isoterm ini, mekanisme adsorpsi untuk setiap proses
adsorpsi berbeda – beda. Mekanisme yang diajukan dalam isoterm ini adalah :
Isoterm Langmuir biasanya lebih baik apabila diterapkan untuk adsorpsi kimia,

4
sedangkan isoterm BET akan lebih baik daripada isoterm Langmuir bila terapkan
untuk adsorpsi Fisika.

BAB II

ISI

2.1 Alat dan Bahan


- Alat

Buret Statif untuk Buret

Timbangan Batang Pengaduk

Kaca Arloji Corong

5
Erlenmeyer Gelas Beaker

Pipet Volume Pipet Tetes

Stopwatch Labu Ukur

- Bahan

Larutan Standar NaOH 0,1 N


Indikator PP
Asam Asetat Pekat
Karbon Aktif (Adsorben)
Kertas Saring

6
Buat 5 macam Titrasi masing - Masukkan masing
larutan asam asetat masing larutan - masing 30 mL
50 mL dengan dengan larutan larutan asam asetat
berbagai NaOH Standar 0.1 diatas ke dalam 5
konsentrasi N sebanyak 3 kali botol aqua

Tambahkan tiap -
tiap botol aqua
Timbang karbon
Diamkan larutan dengan satu
aktif 1 gram
selama 24 jam adsorben (karbon
sebanyak 5 buah
aktif 1 gram) dan
kocok secukupnya

Titrasi larutan hasil


Saring larutan
penyaringan dengan Catat perubahan
dengan kertas
larutan NaOH yang terjadi
saring
standard 0.1 N
2.2 Prosedur Kerja

2.3 Data Pengamatan

Dari hasil titrasi yang dilakukan sebelum dan sesudah adsorpsi diperoleh data
sebagai berikut :

Sebelum Adsorbsi Sesudah Adsorbsi

Konsentrasi Volume Volume Volume Volume

7
larutan larutan Asam larutan NaOH larutan Asam larutan NaOH
CH3COOH asetat (mL) 0.1 N asetat (mL) 0.1 N

0,1 N 10 10,35 10 6,10

0,075 N 10 7,45 10 4,55

0,050 N 10 4,95 10 3,10

0,025 N 10 2,45 10 0,95

0,010 N 10 0,95 10 0,25

2.4 Analisis Data

Massa Konsentrasi Asam (N) X Log


No X/m Log C
(gram) Awal Akhir ΔC (gram) X/m
1 1,343 0.1035 0,0610 0,0425 0,1275 0,094 -1,026 -1,371
2 1,325 0,0745 0,0455 0,029 0,087 0,065 -1,187 -1,537
3 1,262 0,0495 0,0310 0,0185 0,056 0,044 -1,356 -1,732
4 1,315 0,0245 0,0095 0,015 0,045 0,034 -1,468 -2,022
5 1,270 0,0095 0,0025 0,007 0,021 0,016 -1,795 -2,602

8
Grafik C vs x/m
0.045
0.04
0.035
0.03
0.025
C

0.02
0.015
0.01
0.005
0
0.094 0.065 0.044 0.034 0.016

x/m

Grafik log x/m vs log c


0
-0.2 -1.371 -1.537 -1.732 -2.022 -2.602
-0.4
-0.6
Log x/m

-0.8
-1
-1.2
-1.4
-1.6
-1.8
-2

Log C

Perhitungan :

Diketahui NaOH = 0,1 N


Asam Asetat (CH3COOH) yang diadsorpsi = 50 mL

Konsetrasi Awal Konsentrasi Akhir


N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
N1 . 10 = 0,1 . 10,35 N1 . 10 = 0,1 . 6,10
N1 = 0,1035 N1 = 0,0610
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2

9
N1 . 10 = 0,1 . 7,45
N1 . 10 = 0,1 . 4,55
N1 = 0,0745
N1 = 0,0455
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
N1 . 10 = 0,1 . 4,95 N1 . 10 = 0,1 . 3,10
N1 = 0,0495 N1 = 0,0310
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
N1 . 10 = 0,1 . 2,45 N1 . 10 = 0,1 . 0,95
N1 = 0,0245 N1 = 0,0095
N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2
N1 . 10 = 0,1 . 0,95 N1 . 10 = 0,1 . 0,25
N1 = 0,0095 N1 = 0,0025
Jumlah zat yang teradsorpsi (X)

1. X1 = (Cawal – Cakhir) x Mr CH3COOH x V / 1000


= (0.1035 – 0,0610) x 60 x 50/1000
= 0,0425 x 60 x 0,05
= 0,1275 gram
2. X2 = (Cawal – Cakhir) x Mr CH3COOH x V / 1000
= (0,0745 – 0,0455) x 60 x 50/1000
= 0,029 x 60 x 0,05
= 0,087 gram
3. X3 = (Cawal – Cakhir) x Mr CH3COOH x V / 1000
= (0,0495 – 0,0310) x 60 x 50/1000
= 0,0185 x 60 x 0,05
= 0,056 gram
4. X4 = (Cawal – Cakhir) x Mr CH3COOH x V / 1000
= (0,0245 – 0,0095) x 60 x 50/1000
= 0,015 x 60 x 0,05
= 0,045 gram
5. X5 = (Cawal – Cakhir) x Mr CH3COOH x V / 1000

10
= (0,0095 – 0,0025) x 60 x 50/1000
= 0,007 x 60 x 0,05
= 0,021 gram

2.5 Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai adsorpsi. Adsorpsi secara
singkatnya merupakan proses pengumpulan zat terlarut dipermukaan media,
dalam proses adsorpsi ada zat yang terserap pada suatu permukaan zat lain yang
disebut adsorben. Pada praktikum ini digunakan adsorben berupa karbon aktif.
Karbon aktif dapat dikatakan sebagai adsorben karena memiliki ruang pori yang
sangat banyak dengan ukuran tertentu. Pori – pori inilah yang akan menangkap
partikel halus yang terjebak di dalamnya. Karbon aktif memiliki sifat yang sangat
aktif dan dapat menyerap apa saja yang melakukan kontak dengan karbon tersebut
baik di udara maupun di dalam air. Karbon aktif merupakan material grafit dan
kerangka c-aktif tersebut dari hubungan ineregular dari kristalit. Luas permukaan
spesifik c-aktif umumnya berada pada kisaran 500-1500 m 2/g yang
memungkinkan untuk adsorpsi. Pada praktikum ini juga menggunakan larutan
organik yaitu asam asetat glasial dengan 5 jenis konsentrasi yang berbeda. Asam
asetat dapat diserap oleh karbon aktif, hal ini memungkinkan terjadinya
penurunan konsentrasi dari asam asetat tersebut, yang semula konsentrasinya
tinggi menjadi lebih rendah karena zat – zat yang ikut dalam asam asetat terserap
oleh karbon aktif.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat larutan asam asetat


glasial sebanyak 50 mL dengan konsentrasi sebesar 0,1 N; 0,075N; 0,050 N;
0,025N dan 0,010 N, untuk membuat larutan dengan konsentrasi yang berbeda –
beda dilakukan pengenceran menggunakan akuades. Akuades merupakan pelarut
yang sangat baik, tidak berwarna, netral dan temperaturnya stabil. Prosedur
selanjutnya yaitu menitrasi asam asetat sebanyak 10 mL yang dituangkan ke
dalam erlenmeyer sebelum ditambah karbon aktif dengan menggunakan NaOH
0,1 N. Titrasi ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam yang telah

11
teradsorpsi. Penggunaan indikator fenolftalein bertujuan untuk mengetahui titik
akhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan
menjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang dilakukan
menggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar basa
sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,3 –
10,0. Volume NaOH yang dipakai pada setiap titrasi dicatat untuk menghitung
konsentrasi asam yang teradsorpsi. Pada proses ini titrasi dilakukan diplo.

Langkah selanjutnya adalah menambahkan arang aktif kedalam larutan


asam asetat 30 mL dengan konsentrasi yang berbeda – beda setelah itu dilakukan
pengocokan, pengocokan yang dilakukan bertujuan agar terjadi interaksi atau
kontak antar adsorben dan adsorbat secara maksimal. Setelah semua proses
dilakukan, larutan kemudian di diamkan selama 24 jam. Setelah di diamkan
selama 24 jam, ambil larutan kemudian saring menggunakan kertas saring lalu
dilakukan titrasi kembali dengan NaOH dan sebelum melakukan titrasi larutan
ditambahkan indikator PP terlebih dahulu untuk mnegetahui warna TAT larutan.

Dari hasil percobaan dapat dilihat pengaruh konsentrasi asam asetat,


dimana semakin besar konsentrasi asam asetat maka semakin besar pula NaOH
yang diperlukan untuk mentitrasi asam asetat yang telah diadsorpsi. Hal ini sesuai
dengan teori dimana nilai adsorban seharusnya semakin meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi larutan yang diukur. Dalam proses ini, faktor
pengadukan/pengocokan juga sangat berpengaruh, dimana semakin lama waktu
adsorpsi (pengocokan serta didiamkannya larutan tersebut), maka volume titran
yang diperlukan semakin sedikit.

Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan – tetapan adsorpsi


isoterm Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang
terukur pada percobaan ini adalah volume NaOH 0,1 N yang digunakan untuk
menitrasi CH3COOH. Setelah konsentrasi awal dan konsentrasi akhir diketahui,
konsentrasi CH3COOH yang teradsorpsi dapat diketahui dengan cara
pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir kemudian setelah itu juga
dapat dicari berat dari CH3COOH yang teradsorpsi.

12
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi CH3COOH
sebelum diadsorpsi lebih tinggi daripada setelah diadsorpsi. Hal ini terjadi karena
CH3COOH telah diadsorpsi oleh arang aktif. Grafik hubungan antara x/m dengan
C maupun hubungan antara log x/m dengan log C dapat dilihat pada gambar
diatas. Grafik merupakan grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan
grafik tersebut jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat
nilai k dan n.

Adsorpsi karbon aktif membuat konsentrasi CH3COOH mengalami


penurunan. Pada percobaan diatas penyerapan tiap percobaan terjadi
ketidaksamaan antara data 1 sampai 5, dapat dilihat dari X gram (jumlah zat yang
teradsorpsi) kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi diantaranya sifat serapan,
temperatur, pH, dan waktu singgung.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil percobaan yang dilakukan merupakan adsorpsi fisika karena adanya
gaya van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga
proses adsorpsi hanya terjadi pada permukaan larutan. Serta diketahui juga bahwa
semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin
banyak pula zat yang teradsorpsi. Pada percobaan ini juga dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi asam asetat maka semakin besar pula NaOH
yang dibutuhkan dalam titrasi.

3.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan dapat lebih teliti lagi dalam


melakukan pengenceran dan juga dalam menentukan TAT, karena kesalahan kecil

13
yang ditimbulkan dari ketidaktelitian dapat merubah data yang lainnya. Selain itu
juga untuk praktikum selanjutnya sebaiknya menggunakan karbon aktif yang
sudah dihaluskan dengan tujuan untuk memperbesar luas permukaan sehingga
daya serapnya menjadi lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Lynam, M.M., Kilduff, J.E dan Weber, W.J. 1995. Adsorption of p-Nitrophenol
From Dilute Aqueous Solution, J. Chem. Educ., 72, 1, 80 – 84.

Nasruddin. 2005. Dynamic Modeling and Simulation of a Two – Bed Silicagel


Water Adsorption Chiller. Disertation. Rwth Aachen. Germany.

Suryawan, Bambang. 2004. Karakteristik Zeolit Indonesia sebagai Adsorben Uap


Air. Disertasi Universitas Indonesia.

Sukardjo. 1990. Ikatan Kimia. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Oscik, J. 1983. Adsorption. Chicester, England: Ellis Harwood Lt.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas


Indonesia Press.

Atkins, P. W. 1996. Physical Chemistry (diterjemahkan oleh Irma, LK) Jilid 2,


Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

Atkins, P. W. 1994. Physical Chemistry. Edisi kelima. England: Oxford Univ Pr.

14
Bahl, B. S., Tuli, G. D., and Bahl, A. 1997. Essential of Physical Chemistry. S
Chand and Company Ltd. New Delhi.

Oscik, J. 1982. Adsorption. John Willey & Sons, Inc. New York.

Husin, G. Dan C. M. Rosnelly. 2005. Studi Kinetika Adsorpsi Larutan Logam


Timbal Menggunakan Karbon Aktif dari Batang Pisang. Tesis. Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala Darrusalam. Banda Aceh.

LAMPIRAN

Ambil 50 mL Asam Asetat


dengan konsetrasi yang berbeda – Ambil 10 mL Asam Asetat dengan
beda kemudian dimasukkan ke konsentrasi yang berbeda – beda
dalam erlenmeyer untuk dititrasi kemudian dimasukkan ke dalam
sebanyak 20 mL (dibagi 10 mL / erlenmeyer dan diberi tambahan
erlenmeyer) kemudian sisa 30 Indikator PP setelah itu dititrasi
mL dimasukkan ke dalam botol menggunakan NaOH.

15
aqua.

Titrasi larutan sebelum adsorpsi Hasil titrasi larutan sebelum


adsorpsi

Larutan Asam Asetat yang sudah


diberi tambahan Karbon Aktif 1
gram akan di diamkan selama 24 Setelah didiamkan 24 jam larutan
jam. kemudian disaring menggunakan
kertas saring.

16
Hasil titrasi larutan setelah adsorpsi

Setelah disaring larutan dititrasi


menggunakan NaOH, sebelum
dititrasi larutan diberi tambahan
Indikator PP.

17

Anda mungkin juga menyukai