Makalah Macro

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL

Disusun Oleh:
ADI IRAWAN (1927102010146)
PUSPITA
ZAINAL FUADI (1927102010134)

DOSEN : NURUL RIZKIKA, M.Esy

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM AN-NUR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hidayah, rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan

makalah mata kuliah Ekonomi Makro Islamn ini tepat pada waktunya. Shalawat

dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW, beserta para sahabatnya, juga seluruh pengikutnya diseluruh dunia, sejak

awal kebangkitan Islam hingga hari kiamat.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata Ekonomi Makro Islam

serta meningkatkan pengetahuan tentang penilaian dalam pembelajaran Filsafat

Pendidikan Islam serta memahami dan mengerti materi tentang Filsafat

Pendidikan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan

masukan dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun. Semoga Allah

SWT meridhoi usaha dan niat baik kita bersama dalam upaya mewujudkan

mahasiswa yang cerdas dan beriman.Aamiin.

Pringsewu, 01 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pendapatan Nasional .................................................................. 4

2.2 Pengertian Pendapatan Nasional ............................................................. 4

2.3 Konsep Pendapatan Nasional .................................................................. 4

2.4 Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasioanl .................................. 6

2.5 Metode Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional .......................... 7

2.6 Perhitungan Pendapatan Nasional Keseimbangan .................................. 8

2.7 Angka Pengganda dalam Perekonomian Empat Sektor ........................... 11

2.8 Efek Kebijakan Moneter dalam Perekonomian secara Makro ................ 12

2.9 Kegunaan Perhitungan Pendapatan Nasional ......................................... 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15

3.2 Saran ....................................................................................................... 15

Daftar Pusptaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu indicator teleh terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah
nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode
tertentusebab, besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting
dalam sebuah perekonomian.
Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang
seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang
modal, uang, dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa. Secara umum, makin besar pendapatan nasional suatu Negara,
semakin baik efisiensi alokasi sumber dayaekonominya.
Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal
tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu Negara. Alat ukur yang
disepakati tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional perkapita.nilai
output perkapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional
dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output
perkapita makin besar , tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara
itu alat ukur tentang produktivitas rata-rata adalah output pertenaga kerja. Makin
besar angkanya, makin tinggi produktivitas tenaga kerja.
Yang ketiga, besarnya output nasional meripakan gambaran awal tentang
masalah- masalah structural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika
sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka
perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya.
Jika sebagin besar output nasional berasal dari sector pertanian (ekstraktif),
maka perekonomian tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur
produksi. Dalam arti perekonomian harus segera memodernisasikan diri, dengan
memperkuat industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sector
pertanian yang dianggap sebagai sector ekonomi tradisional dengan sector
industry yang dianggap sebagai sector ekonomi modern.

Itulah sebabnya perhitungan pendapatan nasional, yang lebih dikenal


sebagai pendapatan nasional, merupakan pokok pembahasan awal dalam teori

1
ekonomi makro. Tanpa memiliki pemahaman yang benar tentang konsep
pendapatan nasional, kita tidak akan melakukan diskusi/pembahasan tentang
model-modl ekonomi makro. Apalagi tentang
analisis kebijakanny. Istilah yang paling sering dipakai untuk pendapatan
nasional adalah
produk domestic bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP). Istilah tersebut
merujukpada pengertian :

“nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang


diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode (kurun
waktu) dengan menggunakan factor-faktor produksi yang berada
(berlokasi) dalam perekonomian tersebut”
Tercakup dalam definisi diatas adalah :

1. Produk dan jasa akhir, dalam pengertian barang dan jasa yang dihitung
dalam PDB adalah barang dan jasa yang digunakan pemaki terakhir
(untuk konsumsi).
2. Harga pasar, yang menunjukan bahwa nilai output nasional tersebut
dihitung berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang
bersangkutan.
3. Factor-faktor produksi yang berlokasi di Negara yang bersangkutan,
dalam arti
perhitungan PDB tidak mempertimbangkan asal factor produksi (milik
perekonomian atau milik asing) yang digunakan dalam menghasilkan
output.
Mungkin yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara menghitungnya
dan masalah – masalah apa yang timbul dari cara penghitungan tersebut. Mengingat
kegiatan yang dianalisis dalam teori ekonomi makro lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan teori ekonomi makro, maka ada dua langkah yang harus
dilakukan sebelum mampu menghitung PDB. Langkah pertama adalah
pemahaman tentang siklus aliran pendapatan dan pengeluaran dalam konteks
makro. Langkah kedua adalah bagaimana (lewat pasar-pasar apa saja) para
pelaku ekonomi berinteraksi.

2
1.2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana sejarah singkat tentang pendapatan nasional?


2) Pengertian dari penpatanan nasional ?
3) Konsep pendapatan nasioanl?
4) Fatkor – Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional?
5) Metode Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional?
6) Perhitungan Pendapatan Nasional Keseimbangan?
7) Angka Pengganda dalam Perekonomian Empat Sektor?
8) Efek Kebijakan Moneter dalam Perekonomian secara Makro?
9) Kegunaan Perhitungan Pendapatan Nasional?

1.3. Tujuan Penulisan

1) Untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat ekonomi yang telah


dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan
agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat
kemakmuran yang dicapai.
2) Untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada
masa yang akan datang dari data perhitungan pendapatan nasional
yang telah dicapai dalam periode tertentu.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejaran Pendapatan Nasional

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yangberusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggr is) pada tahun
1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun.
Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab
menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya
unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama
sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross
National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada
suatu negara.
2.2 Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tanggakeluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

2.3 Konsep Pendapatan Nasional

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional

 Produk Domestik Bruto (GDP)


Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini,
termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggapbersifat bruto/kotor.

4
ü Pertumbuhan GDP Peningkatan/ pertumbuhan GDP à Tingkat pertumbuhan
ekonomiPertumbuhan GDP, karena:
1. Perubahan ketersediaan resources
2. Peningkatan produktifitasà efisiensipenggunaan resources

ü Pengukuran GDP

Berdasarkan sirkulasi kegiatan ekonomi, GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara,
yaitu sebagai:

1. Total nilai dari aliran produk akhir


2. Total biaya atau penghasilan input yang digunakan untuk memproduksi
output Karena profit merupakan konsep residu, maka kedua cara tersebut
menghasilkan total GDPyang sama.

 Produk Nasional Bruto (GNP)


Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayahnegara tersebut.
 Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebutreplacement). Replacement
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai
dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang
tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
 Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurutjumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakatsebagai pemilik
faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak
langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
 Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang
diterima olehsetiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang

5
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer (transferpayment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas

jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional
tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba
yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran
pensiun (iuran yang dikumpulka n oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak
lagi bekerja).
 Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang
siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

 Permintaan dan penawaran agregat


Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh
sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang
dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga
tertentu.

6
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan
menambah pengangguran.

Konsumsi dan tabungan


Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan

(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini
dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
 Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaranagregat.

2.5 Metode Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional

1) Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan Pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk
domestik bruto (PDB) diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar
dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan di dalam
perekonomian sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Rumusnya adalah

7
Rumus :Y = C + G + I + ( X - M )
Keterangan : Y = GDP/PDB
C = Pengeluaran rumah tangga
G = Pengeluaran Pemerintah
I = Pengeluaran Investasi
(X – M) = (Ekspor - Impor )

2) Pendekatan Pendapatan
adalah suatu pendekatan dimana suatu pendapatan nasional diperoleh
dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi
yang menyumbang terhadap proses produksi.
Rumus : Y = Yw + Yi + Yr + Yr + Yd

Keterangan : Y = GDP/PDB
Yw = Pendapatan gaji/upah
Yi = Pendapatan bunga
Yr = Pendapatan sewa
Yr = Pendapatan dari keuntungan perusahaan
Yd = Pendapatan lain sebelum pajak

3) Pendekatan Produksi
merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara kuantitas atau jumlah
masing-masing barang dan jasa dengan harga dari barang atau jasa
tersebut.
Rumus : ∑
Keterangan : Y = PDB/GDP
P = Harga barang
Q = Jumlah barang
VA = Nilai tambah (value added)

2.6 Perhitungan Pendapatan Nasional Keseimbangan

1) Model Dua Sektor


Dalam model makroekonomi dua sektor terdiri atas sektor rumah tangga
dan sektor bisnis. Dalam hal ini melibatkan beberapa faktor dalam menentukan

8
perhitungan pendapatan nasional, diantaranya faktor konsumsi , faktor
investasi, dan faktor tabungan (save).
Persamaan perhitungan pendapatan nasionalnya yaitu :
Y=C+I dan Y=C+S
Kedua persamaan di atas dapat dikombinasikan menjadi
C + I = Y = C + S ...
I = Y – C = S ..
Dimana di sisi kiri dari persamaan tersebut menunjukkan komponen
permintaan, dan sisi kanan menunjukkan alokasi pendapatan yang menekankan
bahwa output yang dihasilkan sama dengan output yang dijual. Nilai dari
output yang dihasilkan sama dengan nilai dari pendapatan yang diterima dan
selanjutnya dibelanjakan dalam bentuk konsumsi dan insvestasi ( C + I ) atau
ditabung (S). Hal ini menunjukkan bahwa di dalam perekonomian sederhana
yang tidak ada sektor pemerintah maka investasi (I) sama dengan tabungan (S).

2) Model Empat Sektor ( Pendapatan Nasional Keseimbangan )


Perekonomian empat sektor (perekonomian terbuka) adalah suatu
perekonomian yang di dalamnya sudah terdapat perdagangan luar negeri
(ekspor dan impor) dan adanya sektor pemerintah. Persamaan perhitungan
pendapatan nasional menjadi :
Y = C + I + G + (X – M)
Secara grafis keseimbangan pendatan nasional dapat digambarkan
sebagai berikut ,

9
Dengan adanya pengenaan pajak oleh pemerintah dan juga
pembayaran transfer menyebabkan perlu dicari pendapatan disposibel
(Yd) dan mebgubah persamaan menjadi Yd = Y + TR – T
Pendapatan disposibel yang dialokasikan untuk konsumsi (C) dan
tabungan (S) atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut,
Yd = C + S jika dikombinasikan dengan persamaan sebelumnya :
C + S = Yd = Y + TR –T atau C = Yd – S = Y + TR – T – S
Ini menunjukkan bahwa konsumsi adalah sama dengan pendapata
disposibel dikurangi tabungan atau pendapatan nasional ditambah
pembayaran transfer kemudian dikurangi pajak dan tabungan.
Dengan mensubtitusikan persamaan di atas dengan persamaan
awal akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
S – I = (G + TR – T) + Xn
Dimana unsur (G + TR – T) dari sisi kanan menunjukkan defisit
anggaran pemerintah dan unsur Xn di sisi kanan, menunjukkan ekspor
netto barang dan jasa. Jadi kelebihan atau ekses tabungan atas investasi (S
- I) dari sektor swasta adalah sama dengan sefisit anggaran pemerintah
ditambah surplus perdagangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

10
hubungan yang penting di antara ekses tabungan swasta atas investasi (S –
I), anggaran pemerintah (G + TR – T), dan sektor luar negeri (X – M).
Persamaan terakhir yang merupakan identitas dasar makroekonomi
adalah
C + G + I + Xn = Y = Yd + (T – TR) = C + S + (T – TR)
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa di sisi kiri
menunjukkan permintaan akan output dengan komponen-komponennya
dan identik dengan output yang ditawarkan adalah GDP. Dimana
pendapatan disposibel (Yd) diperoleh dari GDP (Y) ditambah dengan
pembayaran transfer (TR) dikurangi pajak (T), dan dialokasikan untuk
konsumsi (C) dan tabungan (S).

2.7 Angka Pengganda dalam Perekonomian Empat Sektor

Pada keadaan keseimbangan Y = C + I + G + (X – M)


Fungsi Konsumsi C = a + bYd
= a + b(Y-T)
= a + bY – bT
Fungsi Impor M = mY
Jadi Y = a + bY – bT + I + G + X – mY
Y – bY + mY = a – bT + I + G + X
(1 – b + m) Y = a – bT + I + G + X

𝟏
𝒀 (𝐚 − 𝐛𝐓 𝐈 𝐆 𝐗)
𝟏−𝐛 𝐦

Contoh soal :
Dalam perekonomian tiga sektor fungsi konsumsi masyarakatnya adalah C = 200
+ 0,5 Yd. Sedangkan pengeluaran belanja yang dilakukan oleh pemerintah sebesar
500 Trilyun, dan investasi sektor bisnis 300 Trilyun. Pemerintah untuk membiayai
pengeluarannya memungut pajak sebanyak 20% dari pendapatan nasional.
Pertanyaan ;
1. Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan!

11
2. Bagaimanakan anggaran belanja pemerintah tersebut ?
3. Jika pengeluaran belanja pemerintah naik sebesar 100 Trilyun, hitunglah
besarnya pendapatan nasional keseimbangan yang baru !
Penyelesaian :
1. Pendapatan nasional keseimbangan 3 sektor :
Y=C+I+G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b(Y-T) + I + G
Y = a + b(Y-tY) + I + G
Y = 200 + 0,75(Y-0,2Y) + 300 + 500
Y = 1000 + 0,75Y – 0,15Y
Y = 1000 + 0,6Y

= 2500

2. T = tY = 0,2Y
T = 0,2(2500) = 500
Jadi besarnya anggaran belanja pemerintah sama dengan pajak
proporsional (tY) yang dipungut oleh pemerintah yaitu (G=500) dan T=tY
500, sehingga kondisi anggaran belanja pemeritah dapat dikatan seimbang

3. Y’ = Y + KG (G) = 2500 + (100)


( - ( ))

Y’ = 2500 +

Karena pendapatan nasional naik-turun mengikuti gelombang konjungtur,


maka penerimaan pajak juga naik-turun mengikuti gelombang konjungtur. Saat
gelombang konjungtur naik ( perkembangan ekonomi meningkat), permintaan
akan barang-barang dan jasa-jasa juga meningkat dan ekonomi mengarah pada
inflasi, maka penerimaan pajak juga turut meningkat.

2.8 Efek Kebijakan Moneter dalam Perekonomian secara Makro

Y = AD = C + I + G
Yd = Y + TR – TA
C = Co + cYd dan besarnya pajak sebesar TA = tY

12
Dengan asumsi TR dan G (Given), sedangkan fungsi I = Io – bi ( I adalah
tingkat Investasi, Io adalah Autonomus Investment, bi adalah Marginal Propensity
to invest), maka persamaan pendapatan nasional menjadi :
Y =C+I+G
Y = Co + c (Y + TR – TA) + Io – bi + G
Y = Co + cY + cTR – ctY) + Io – bi + G
Y - cY + ctY = Co + cTR + Io – bi + G
Y (1 – c (1 – t)) = Co + cTR + Io – bi + G
( − )
( − ( − ))
Efek kebijakan moneter dapat dilihat dari besarnya tingkat suku bunga
pada notasi bi pada persamaan pendapatan nasional keseimbangan tersebut.
Kebijakan moneter yang ekspansif akan ditandai dengan tingkat bunga yang
rendah sehingga mendorong investasi dan pendapatan nasional. Sedangakan
kebijakan moneter yang kontraktif akan ditandai dengan tingkat bunga yang tinggi
sehingga investasi berkurang dan pendapatan nasional juga akan mengalami
penurunan. Yang berwenang menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga
bank acuan adalah otoritas moneter (di Indonesia adalah Lembaga Bank
Indonesia)

2.9 Kegunaan Perhitungan Pendapatan Nasional

a) Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat


kemakmuran suatu Negara, dengan cara membaginya dengan jumlah
penduduk. Angka tersebut dikenal sebagai angka PDB per kapita.
Biasanya makin tinggi angka PDB perkapita, kemakmuran rakyat di
anggap makin tinggi. Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) juga
menggunakan angka PDB perkapita untuk menyusun kategori tingkat
kemakmuran suatu Negara.
b) Perhitungan PDB maupun PDB perkapita juga dapat digunakan untuk
menganalisis tingkat kesejahteraan social suatu masyarakat. Umumnya
ukuran tingkat kesejahteraan yang di pakai adalah tingkat pendidikan,

13
kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa
depan yang lebih baik. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB
adalah tidak di perhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya
menghitung output yang di anggap memenuhi kebutuhan fisik atau
materi yang dapat di ukur dengan nilai uang.
c) Angka PDB perkapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu
Negara. Untuk memperoleh perbandingan prokditivitas antar Negara, ada
beberapa hal yang perlu di pertimbangkan jumlah dan komposisi
penduduk, jumlah dan struktur kesempatan kerja dan faktor-faktor non
ekonomi.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perhitungan pendapatan nasional yang telah dikemukakan


sebelumnya memang diakui merupakan ukuran yang sangat berguna dan
akurat untuk menilai kinerja ekonomi suatu negara dalam periode
tertentu. Ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat
perekonomian suatu negara mengalami peningkatan atau penurunan.
Dengan perhitunagn pendapatan nasional, tingkat kesejahteraan ekonomi
netto pun akan terlihat dimana di dalamnya mencakup barang-barang
ekonomi dan investasi yang menyumbang langsung kepada kesejahteraan
perekonomian.

3.2. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
diperlukan saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan makalah ini demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini. Bagi pembaca disarankan untuk
lebih kritis dalam menghadapi berbagai ancaman di era global sekarang
agar perekonomian tetap stabil. Bagi pemerintah diharapkan mampu
membangun perekonomian yang mensejahterakan rakyat dan mampu
mengatasi berbagai permasalahan perekonomian.

15
Daftar Pustaka
- Dornbusch, Rudiger dkk. 2001. Makro Ekonomi. Yusuf Wibisono dan Roy
Indra Mirazudin. 2004. Jakarta : PT Media Global Edukasi.

- Pendapatan Nasional, (online),


(http://id.wikipedia.org/pendapatannasional)

- Alvis. 2010. Perhitungan Pendapatan Nasional, (online),


(http://alvis.blogspot.com/makroekonomi, diakses tanggal 30 April 2011)

- https://www.academia.edu/5471126/perhitungan_pendapatan_nasional

- http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
- http://tugaskuliah-adit.blogspot.com/2011/04/pendapatan- nasional.html

Anda mungkin juga menyukai