Makalah Macro
Makalah Macro
Makalah Macro
PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL
Disusun Oleh:
ADI IRAWAN (1927102010146)
PUSPITA
ZAINAL FUADI (1927102010134)
makalah mata kuliah Ekonomi Makro Islamn ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta para sahabatnya, juga seluruh pengikutnya diseluruh dunia, sejak
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata Ekonomi Makro Islam
Pendidikan.
dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan
masukan dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun. Semoga Allah
SWT meridhoi usaha dan niat baik kita bersama dalam upaya mewujudkan
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Pusptaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ekonomi makro. Tanpa memiliki pemahaman yang benar tentang konsep
pendapatan nasional, kita tidak akan melakukan diskusi/pembahasan tentang
model-modl ekonomi makro. Apalagi tentang
analisis kebijakanny. Istilah yang paling sering dipakai untuk pendapatan
nasional adalah
produk domestic bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP). Istilah tersebut
merujukpada pengertian :
1. Produk dan jasa akhir, dalam pengertian barang dan jasa yang dihitung
dalam PDB adalah barang dan jasa yang digunakan pemaki terakhir
(untuk konsumsi).
2. Harga pasar, yang menunjukan bahwa nilai output nasional tersebut
dihitung berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang
bersangkutan.
3. Factor-faktor produksi yang berlokasi di Negara yang bersangkutan,
dalam arti
perhitungan PDB tidak mempertimbangkan asal factor produksi (milik
perekonomian atau milik asing) yang digunakan dalam menghasilkan
output.
Mungkin yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara menghitungnya
dan masalah – masalah apa yang timbul dari cara penghitungan tersebut. Mengingat
kegiatan yang dianalisis dalam teori ekonomi makro lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan teori ekonomi makro, maka ada dua langkah yang harus
dilakukan sebelum mampu menghitung PDB. Langkah pertama adalah
pemahaman tentang siklus aliran pendapatan dan pengeluaran dalam konteks
makro. Langkah kedua adalah bagaimana (lewat pasar-pasar apa saja) para
pelaku ekonomi berinteraksi.
2
1.2. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yangberusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggr is) pada tahun
1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun.
Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab
menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya
unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama
sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross
National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada
suatu negara.
2.2 Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tanggakeluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
4
ü Pertumbuhan GDP Peningkatan/ pertumbuhan GDP à Tingkat pertumbuhan
ekonomiPertumbuhan GDP, karena:
1. Perubahan ketersediaan resources
2. Peningkatan produktifitasà efisiensipenggunaan resources
ü Pengukuran GDP
Berdasarkan sirkulasi kegiatan ekonomi, GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara,
yaitu sebagai:
5
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer (transferpayment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas
jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional
tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba
yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran
pensiun (iuran yang dikumpulka n oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak
lagi bekerja).
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang
siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
6
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan
pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan
output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan
harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan
menambah pengangguran.
(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini
dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaranagregat.
1) Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan Pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk
domestik bruto (PDB) diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar
dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan di dalam
perekonomian sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Rumusnya adalah
7
Rumus :Y = C + G + I + ( X - M )
Keterangan : Y = GDP/PDB
C = Pengeluaran rumah tangga
G = Pengeluaran Pemerintah
I = Pengeluaran Investasi
(X – M) = (Ekspor - Impor )
2) Pendekatan Pendapatan
adalah suatu pendekatan dimana suatu pendapatan nasional diperoleh
dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi
yang menyumbang terhadap proses produksi.
Rumus : Y = Yw + Yi + Yr + Yr + Yd
Keterangan : Y = GDP/PDB
Yw = Pendapatan gaji/upah
Yi = Pendapatan bunga
Yr = Pendapatan sewa
Yr = Pendapatan dari keuntungan perusahaan
Yd = Pendapatan lain sebelum pajak
3) Pendekatan Produksi
merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara kuantitas atau jumlah
masing-masing barang dan jasa dengan harga dari barang atau jasa
tersebut.
Rumus : ∑
Keterangan : Y = PDB/GDP
P = Harga barang
Q = Jumlah barang
VA = Nilai tambah (value added)
8
perhitungan pendapatan nasional, diantaranya faktor konsumsi , faktor
investasi, dan faktor tabungan (save).
Persamaan perhitungan pendapatan nasionalnya yaitu :
Y=C+I dan Y=C+S
Kedua persamaan di atas dapat dikombinasikan menjadi
C + I = Y = C + S ...
I = Y – C = S ..
Dimana di sisi kiri dari persamaan tersebut menunjukkan komponen
permintaan, dan sisi kanan menunjukkan alokasi pendapatan yang menekankan
bahwa output yang dihasilkan sama dengan output yang dijual. Nilai dari
output yang dihasilkan sama dengan nilai dari pendapatan yang diterima dan
selanjutnya dibelanjakan dalam bentuk konsumsi dan insvestasi ( C + I ) atau
ditabung (S). Hal ini menunjukkan bahwa di dalam perekonomian sederhana
yang tidak ada sektor pemerintah maka investasi (I) sama dengan tabungan (S).
9
Dengan adanya pengenaan pajak oleh pemerintah dan juga
pembayaran transfer menyebabkan perlu dicari pendapatan disposibel
(Yd) dan mebgubah persamaan menjadi Yd = Y + TR – T
Pendapatan disposibel yang dialokasikan untuk konsumsi (C) dan
tabungan (S) atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut,
Yd = C + S jika dikombinasikan dengan persamaan sebelumnya :
C + S = Yd = Y + TR –T atau C = Yd – S = Y + TR – T – S
Ini menunjukkan bahwa konsumsi adalah sama dengan pendapata
disposibel dikurangi tabungan atau pendapatan nasional ditambah
pembayaran transfer kemudian dikurangi pajak dan tabungan.
Dengan mensubtitusikan persamaan di atas dengan persamaan
awal akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
S – I = (G + TR – T) + Xn
Dimana unsur (G + TR – T) dari sisi kanan menunjukkan defisit
anggaran pemerintah dan unsur Xn di sisi kanan, menunjukkan ekspor
netto barang dan jasa. Jadi kelebihan atau ekses tabungan atas investasi (S
- I) dari sektor swasta adalah sama dengan sefisit anggaran pemerintah
ditambah surplus perdagangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
10
hubungan yang penting di antara ekses tabungan swasta atas investasi (S –
I), anggaran pemerintah (G + TR – T), dan sektor luar negeri (X – M).
Persamaan terakhir yang merupakan identitas dasar makroekonomi
adalah
C + G + I + Xn = Y = Yd + (T – TR) = C + S + (T – TR)
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa di sisi kiri
menunjukkan permintaan akan output dengan komponen-komponennya
dan identik dengan output yang ditawarkan adalah GDP. Dimana
pendapatan disposibel (Yd) diperoleh dari GDP (Y) ditambah dengan
pembayaran transfer (TR) dikurangi pajak (T), dan dialokasikan untuk
konsumsi (C) dan tabungan (S).
𝟏
𝒀 (𝐚 − 𝐛𝐓 𝐈 𝐆 𝐗)
𝟏−𝐛 𝐦
Contoh soal :
Dalam perekonomian tiga sektor fungsi konsumsi masyarakatnya adalah C = 200
+ 0,5 Yd. Sedangkan pengeluaran belanja yang dilakukan oleh pemerintah sebesar
500 Trilyun, dan investasi sektor bisnis 300 Trilyun. Pemerintah untuk membiayai
pengeluarannya memungut pajak sebanyak 20% dari pendapatan nasional.
Pertanyaan ;
1. Hitunglah pendapatan nasional keseimbangan!
11
2. Bagaimanakan anggaran belanja pemerintah tersebut ?
3. Jika pengeluaran belanja pemerintah naik sebesar 100 Trilyun, hitunglah
besarnya pendapatan nasional keseimbangan yang baru !
Penyelesaian :
1. Pendapatan nasional keseimbangan 3 sektor :
Y=C+I+G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b(Y-T) + I + G
Y = a + b(Y-tY) + I + G
Y = 200 + 0,75(Y-0,2Y) + 300 + 500
Y = 1000 + 0,75Y – 0,15Y
Y = 1000 + 0,6Y
= 2500
2. T = tY = 0,2Y
T = 0,2(2500) = 500
Jadi besarnya anggaran belanja pemerintah sama dengan pajak
proporsional (tY) yang dipungut oleh pemerintah yaitu (G=500) dan T=tY
500, sehingga kondisi anggaran belanja pemeritah dapat dikatan seimbang
Y’ = 2500 +
Y = AD = C + I + G
Yd = Y + TR – TA
C = Co + cYd dan besarnya pajak sebesar TA = tY
12
Dengan asumsi TR dan G (Given), sedangkan fungsi I = Io – bi ( I adalah
tingkat Investasi, Io adalah Autonomus Investment, bi adalah Marginal Propensity
to invest), maka persamaan pendapatan nasional menjadi :
Y =C+I+G
Y = Co + c (Y + TR – TA) + Io – bi + G
Y = Co + cY + cTR – ctY) + Io – bi + G
Y - cY + ctY = Co + cTR + Io – bi + G
Y (1 – c (1 – t)) = Co + cTR + Io – bi + G
( − )
( − ( − ))
Efek kebijakan moneter dapat dilihat dari besarnya tingkat suku bunga
pada notasi bi pada persamaan pendapatan nasional keseimbangan tersebut.
Kebijakan moneter yang ekspansif akan ditandai dengan tingkat bunga yang
rendah sehingga mendorong investasi dan pendapatan nasional. Sedangakan
kebijakan moneter yang kontraktif akan ditandai dengan tingkat bunga yang tinggi
sehingga investasi berkurang dan pendapatan nasional juga akan mengalami
penurunan. Yang berwenang menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga
bank acuan adalah otoritas moneter (di Indonesia adalah Lembaga Bank
Indonesia)
13
kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa
depan yang lebih baik. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB
adalah tidak di perhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya
menghitung output yang di anggap memenuhi kebutuhan fisik atau
materi yang dapat di ukur dengan nilai uang.
c) Angka PDB perkapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu
Negara. Untuk memperoleh perbandingan prokditivitas antar Negara, ada
beberapa hal yang perlu di pertimbangkan jumlah dan komposisi
penduduk, jumlah dan struktur kesempatan kerja dan faktor-faktor non
ekonomi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
diperlukan saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan makalah ini demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini. Bagi pembaca disarankan untuk
lebih kritis dalam menghadapi berbagai ancaman di era global sekarang
agar perekonomian tetap stabil. Bagi pemerintah diharapkan mampu
membangun perekonomian yang mensejahterakan rakyat dan mampu
mengatasi berbagai permasalahan perekonomian.
15
Daftar Pustaka
- Dornbusch, Rudiger dkk. 2001. Makro Ekonomi. Yusuf Wibisono dan Roy
Indra Mirazudin. 2004. Jakarta : PT Media Global Edukasi.
- https://www.academia.edu/5471126/perhitungan_pendapatan_nasional
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
- http://tugaskuliah-adit.blogspot.com/2011/04/pendapatan- nasional.html