Etika Bisnis Islam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENDAPATAN NASIONAL

Di Susun Oleh :

Kelompok :2
Anggota : Alvi Hasanah (180603035)
Fauzan (170603035)
Noor Syifa Al Mauridzah (180603200)
Otrie Yolanda Chikita (180603014)
Shetty Nursabna (180603246)
Ulfa Nazirah (180603180)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Pendapatan Nasional”. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga
pada umatnya sampai akhir zaman.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk.
Nasri Zarman, SE, MM. selaku dosen pembimbing kami yang telah berkenan
mengizinkan pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan
kepada kedua orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan doa, dorongan,
serta bantuan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna
dalam menyelesaikan tugas ini kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima saran dan kritik. Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ............ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ............ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... .............1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... .............1
1.3 Tujuan ............................................................................................ .............2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendapata Nasional ...................................................... .............3
2.2 Konsep Pendapatan Nasional ........................................................ .............6
2.3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional ............................... .............8
2.4 Produk Nasional dan Pendapatan Siap Konsumsi ................... ...........11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... .......... 13
3.2 Saran ................................................................................................ .......... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. .......... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya
dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi (economic growth) dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan
nasional (produksi nasional) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari
pendapatan nasional (national income) ini merupakan gambaran dari aktivitas
ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan
nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi.
Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat
kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang
berkembang maupun negara-negara maju, semua mengiginkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pendapatan Nasional (national income) merupakan tolak ukur yang paling
baik untuk menunjukkan keberhasilan dan kegagalan perekonomian suatu negara,
dari tingkat kesempatan kerja, tingkat harga barang, dan posisi neraca pembayaran
luar negeri, serta pendapatan per kapitanya. Jika faktor-faktor yang memengaruhi
tersebut menunjukkan posisi yang sangat menguntungkan atau positif, maka
tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan ekonomi suatu negara akan mudah
tercapai, dan begitu pula sebaliknya. Dalam perhitungan ekonomi Islam terdapat
prinsip yang harus dipegang teguh dalam perhitungan pendapatan nasional agar
tujuan negara dapat terlaksanakan dengan baik dan masyarakat mendapatkan
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Pendapatan Nasional?
2. Apa saja Konsep Pendapatan Nasional?
3. Bagaimana Metode Perhitungan Pendapatan Nasional?
4. Apa Produk Nasional Netto Dan Pendapatan Siap Konsumsi?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengertahui Apa Pendapatan Nasional.
2. Untuk Mengetahui Apa saja Konsep Pendapatan Nasional.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Perhitungan Pendapatan
Nasional.
4. Untuk Mengetahui Produk Nasional dan Pendapatan Siap Konsumsi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut
berdasarkan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya
hidup selama setahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh
Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional
negaranya.pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh para
ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, alat
utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(gross National Product, GNP) yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara yang diukur menurut harga pasar. Oleh
karena itu pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang
dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu
tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi
perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan
pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat
ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi
pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta
tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data
pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi
tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini
dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di
masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Nilai seluruh produksi yang tercipta dalam sesuatu negara dalam satu tahun
tertentu dinamakan pendapatan nasional. Oleh karena itu pendapatan nasional
biasanya didefinisikan sebagai: nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa

3
yang diproduksi oleh negara dalam satu tahun tertentu. Dalam penghitungan
pendapatan nasional terdapat tiga istilah yakni: Produk Nasional Bruto, Produk
Domestik Bruto, dan Pendapatan Nasional.
Dalam definisi yang baru dinyatakan bahwa pendapatan nasional adalah
nilai barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam suatu
perekonomian. Ini berarti walaupun barang-barang yang diciptakan oleh berbagai
kegiatan ekonomi adalah berbentuk benda, pendapatan nasional tidak dinyatakan
secara demikian. Pendapatan nasional dihitung dengan menetukan nilai uang dari
berbagai jenis barang dan jasa yang diproduksikan oleh sesuatu perekonomian.1
Tujuan dari menghitung pendapatan nasional adalah untuk mengatasi
kesukaran yang dtimbulkan oleh perbedaan dalam satuan-satuan perhitungan dari
barang-barang dan jasa-jasa yang terdapat dalam perekonomian.
Cara yang paling sederhana untuk mentukan pendapatan nasional riel adalah
dengan mendeflasikan nilai pendapatan nasional menurut harga yang berlaku
dengan menggunakan indeks harga, seperti misalnya dengan menggunakan
indeks harga konsumen. Menghitung pendapatan nasional riel merupakan langkah
yang selalu dijalankan di dalam kegiatan menghitung pendapatan nasional di
berbagai negara. Cara menghitungnya yaitu pertambahan pendapatan nasional riel
yang wujud dalam satu tahun tertentu dapat dihitung dengan rumus:
g = GNPr1 – GNPro1 x 100%
GNPr0
Keterangan: GNPr1 adalah pendapatan nasional riel pada tahun yang tingkat
pendapatan ekonominya akan ditentukan, GNPr0 adalah pendapatan
nasional riel pada tahun sebelunya, dan g adalah perkembangan
ekonomi yang dicapai dinyatakan dalam presentasi dari GNPr0.
Pengeluaran Ke Atas Pendapatan Nasional
Di negara-negara yang perekonomiannya sudah sangat maju, penghitungan
pendapatan nasional dengan cara pengeluaran adalah cara yang paling penting.
Hal ini sangat berguna mengenai tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, yaitu

1
Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi (pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan
makro). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014. hlm 102

4
sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang harus mereka hadapi, atau
sampai dimana baiknya tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat kemakmuran yang
sedang berlangsung. Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan nilai pengeluaran dari berbagai golongan masyarakat
keatas barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang dihadapi, atau untuk mempertahankan tingkat
kemakmuran yang sedang dicapai.
Peranan Berbagai Sektor dalam Menciptakan Pendapatan Nasional
Cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional adalah dengan
menghitung dan selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai produksi yang diciptakan
dalam tiap-tiap sektor ekonomi. Cara perhitungan pendapatan nasional ini
dinamakan cara produksi. Nilai pendapatan nasional diperoleh dengan cara
menjumlahkan nilai-nilai tambahan yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor yang ada
dalam perekonomian. Seluruh nilai tambahan yang diciptakan dalam sesuatu
sektor merupakan nilai produksi dari sektor tersebut yang disumbangkan kepada
pendapatan nasional.
Dalam penggolongan yang sangat sederhana sektor-sektor dalam
perekonomian selalu dibedakan dalam tiga golongan: sektor pertanian, sektor
industri, dan sektor jasa-jasa. Dalam analisa ekonomi pada umumnya
penggolongan seperti itu sudah cukup memadai. Tetapi untuk memberikan
keterangan-keterangan yag berguna mengenai kegiatan sesuatu perekonomian,
didalam perhitungan pendapatan nasional pembagian yang demikian masih
kurang terperinci, oleh sebab itu setiap sektor harus diperinci lagi menjadi
beberapa sektor sehingga akhirnya perekonomian itu terbagi dalam sektor-sektor
seperti sektor pertanian meliputi kegiatan mengambil hasil hutan dan menangkap
ikan. Yang meliputi sektor industri adalah kegiatan pertambangan, kegiatan
industri pengolahan, kegiatan membuat bangunan, dan kegiatan menyediakan
listrik, air dan gas.
Cara menggolongkan pendapatan faktor-faktor produksi, sebagai berikut:
1. Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.
2. Pendapatan dari usaha perseorangan.

5
3. Pendapatan dari sewa.
4. Bunga neto.
5. Keuntungan Perusahaan.
Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposebel
Pendapatan Pribadi
Pendapatan pribadi diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan seuatu kegiatan apapun, yang
diterima oleh suatu penduduk negara. Dari istilah ini dapat disimpulkan bahwa di
dalam pendapatan pribadi itu telah termasuk juga pendapatan yang tidak tergolong
di dalam pendapatan nasional. Salah satu dari pendapatan yang bersifat demikian
adalah bayaran pemindahan.
Pendapatan Disposebel
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh
para penerima pendapatan, nilai yag tersisa dinamakan pendapatan
disposebel. Dengan demikian pada hakekatnya pendapatan disposebel adalah
pendapatan yang boleh digunakan oleh para penerimanya, yaitu semua
rumahtangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan
jasa-jasa yang mereka inginkan. Tetapi sebagian daripadanya ditabung dan
sebagian lainnya digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman yang
digunakan untuk membeli barang-barang secara mencicil.

2.2 Konsep Pendapatan Nasional


Sebelum kita bisa mengenal bagaimana cara menghitung pendapatan
nasional, penting bagi kita untuk mengetahui kategori-kategori dari pendapatan
nasional itu sendiri. Pendapatan nasional dibagi menjadi 6 kategori. Mereka
adalah sebagai berikut:
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah
produk, baik barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun. GDP memiliki
rumus sebagai berikut:

6
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP, barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
maupun instansi asing terkait juga termasuk, asalkan wilahnya masih dalam
wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Misalnya ada perusahaan X dari
Jerman yang mempunyai cabang di Indonesia, barang atau jasa yang
dihasilkannya termasuk ke dalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal
yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto atau kotor.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah nilai produk, baik
barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut di luar
negeri. Jadi, jika ada seorang pria asal Indonesia yang menjual pakaian di
Vietnam, barang atau jasa yang dihasilkannya termasuk ke dalam GNP. Berikut
adalah cara menghitung GNP:
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan
Asing DN
3. Produk Nasional Netto (NNP)
NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal dengan peralatan produksi
yang dipakai dalam proses produksi. Biasanya bersifat taksiran, yang dapat
menyebabkan terjadinya kekeliruan meskipun relatif keci.
4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi. Berikut adalah cara menghitung NNI:
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) merupakan jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, temasuk pendapatan yang

7
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang karyawan
kantoran, maupun pendapatan wiraswasta yang didapatkan secara berantai.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan
balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun
lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan
sebagainya.
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan
Memiliki nama lain disposable income, pendapatan ini adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain, seperti pajak pendapatan.

2.3 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional2


Dalam menghitung pendapatan nasional, diperlukan metode atau cara.
Metode tersebut disesuaikan dengan objek yang akan dihitung. Metode
perhitungan pendapatan nasional dibagi menjadi tiga metode, yaitu sebagai
berikut :
1. Metode Produksi
Menurut metode produksi (production approach), produk nasional atau
Produk Domestik Bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian
dalam periode tertentu. Dengan demikian, PNB atau GDP menurut metode ini,
jumlah dari harga setiap masing-masing barang dan jasa dikalikan dengan jumlah
atau kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan.

2
Rahardja, Pratama. Teori Ekonomi Makro. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2002. Hlm 16

8
Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n
Keterangan :
Y = Produk Nasional / Produk Domestik Bruto (PNB atau GDP)
P = Harga Barang dari unit ke-I hingga unit ke-n
Q = Jumlah barang dari jenis ke-I hingga jenis ke-n
PNB atau GDP diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (value added)
yang dihasilkan oleh berbagai sector perekonomian. Hal ini dilakukan untuk
menghindari penilaian yang terlalu tinggi atas output yang diproduksi dengan
perhitungan ganda (double accounting), baik barang jadi dan jasa jadi maupun
barang setengah jadi dan jasa yang masih harus diolah. Untuk itu hanya nilai
tambah pada setiap tahap proses produksi tersebut yang dimasukkan dalam
perhitungan pendapatan nasional. Dalam hal ini, GDP atau PNB merupakan
penjumlahan dari nilai tambah sektor pertanian ditambah nilai tambah di sektor
manufaktur dan seterusnya.
Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat dihitung dengan cara
menjumlahkan seluruh hasil produksi masyarakat dari seluruh lapangan usaha di
dalam satu tahun diukur dengan nilai uang.
Komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional menurut metode
produksi terdiri atas sebelas sektor, yaitu :
a. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
b. Pertambangan dan penggalian
c. Industri dan pengolahan
d. Listrik, gas, dan air minum
e. Bangunan
f. Perdagangan, hotel, restoran
g. Pengangkutan dan telekomunikasi
h. Bank dan Lembaga keuangan lainnya
i. Pemerintahan dan Pertahanan
j. Jasa-jasa lainnya

9
2. Metode Pengeluaran
Menurut metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan
seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga ekonomi (RTP, RTK,
RTG, dan Rumah Tangga Luar Negeri) di dalam suatu negara selama periode
tertentu, biasanya satu tahun.
Pendapatan nasional menurut metode pengeluaran dapat dihitung dengan
cara menjumlahkan pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga ekonomi.
Dengan demikian, komponen-komponen pendapatan nasional menurut metode
pengeluaran terdiri atas empat komponen, yaitu sebagai berikut :
1. Konsumsi (Consumption), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
konsumen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang C.
2. Investasi (Investment), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
produsen, yang ditulis dalam rumus dengan lambing
3. I.Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure), yaitu pengeluaran
yang dilakukan rumah tangga pemerintah, , yang ditulis dalam rumus
dengan lambang G.
Ekspor dan Impor (Export-Import), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah
tangga Luar Negeri, yang ditulis dalam rumus dengan lambang X dan M.
Komponen pembentuk pendapatan nasional tersebut menurut pendekatan
pengeluaran dapat dicerminkan dalam rumus sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
3. Metode Pendapatan/Penerimaan
Menurut metode pendapatan, pendapatan nasional adalah hasil penjumlahan
seluruh penerimaan yang diterima para pemilik faktor produksi di dalam suatu

10
negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan nasional
menurut metode penerimaan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga
modal, dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu
tahun yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y=R+W+I+P
Keterangan :
R = rent (sewa)
W = wage (upah/gaji)
I = interest (bunga modal)
P = profit (laba)
Dengan demikian, komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional
menurut metode pendapatan/penerimaan terdiri atas empat komponen, yaitu :
1. Sewa (rent) yang diterima pemilik faktor produksi alam.
2. Upah (wages) atau Gaji (Salary) yang diterima pemilik faktor produksi
tenaga kerja
3. Bunga modal (interest) yang diterima pemilik faktor produksi modal.
4. Laba (profit) yang diterima pemilik faktor produksi kewirausahaan
(entrepreneurship)

2.4 Pengertian Produk Nasional dan Pendapatan Siap Konsumsi


1. Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional neto (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan yang disebut juga replacement dari barang modal. Replacement atau
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai
dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang
tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil.
Berikut rumus untuk mengetahui NNP :
NNP = GNP – Penyusutan (Replacement)
2. Pendapatan Disposible (Disposable Income/DI)
Pendapatan Disposible (DI) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi

11
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari
personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Jadi DI merupakan pendapatan yang benar-benar menjadi hak penerimanya.
Dengan demikian DI dirumuskan sebagai berikut :
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah
muncul atau terbit Surat Pemberitahuan/SPT Pajak atau Kohir yang dikenakan
berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak langsung
adalah pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak
penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut
berdasarkan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya
hidup selama setahun. Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional adalah
ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun
waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.
Dalam menghitung pendapatan nasional, diperlukan metode atau cara.
Metode tersebut disesuaikan dengan objek yang akan dihitung. Metode
perhitungan pendapatan nasional dibagi menjadi tiga metode, yaitu Metode
Produksi, Metode Pengeluaran dan Metode Pendapatan.
Produk Nasional neto (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan yang disebut juga replacement dari barang modal. Replacement atau
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai
dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang
tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil. Pendapatan
Disposible (DI) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang
bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung
ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
3.2 Saran
Dengan penjelasan yang dapat penulis jabarkan, semoga bermafaat untuk
kita semua. Besar harapan penulis kepada para pembaca untuk dapat memahami
dan mampu untuk mengaplikasikannya dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2002.
Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi (pendekatan kepada teori ekonomi
mikro dan makro). Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai