Lampiran-E-Tps - 3R
Lampiran-E-Tps - 3R
Lampiran-E-Tps - 3R
PEDOMAN TEKNIS
PELAKSANAAN KEGIATAN PADAT KARYA
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
LAMPIRAN
E. TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH
REDUCE REUSE RECYCLE
(TPS 3R)
E. TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH REDUCE REUSE RECYCLE (TPS 3R)
I. KETENTUAN UMUM
-1-
3R merupakan bagian dari sub sistem pengolahan (pada skala komunal,
berbasis masyarakat).
TAHUN
INDIKATOR
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi
timbulan
Sampah
Rumah Tangga
65.8 66.5 67.1 67.8 68.5 69.2 69.9 70.06 70.08
dan Sampah
Sejenis Sampah
Rumah Tangga
(juta ton)
Target 9,89 12 13,4 14 16,4 17,99 18,9 19,7 20,9
Pengurangan
Sampah Rumah
Tangga dan
Sampah Sejenis (5%) (18%) (20%) (22%) (24%) (26%) (27%) (28%) (30%)
Sampah
Rumah Tangga
(juta ton)
Target 7,3 48,5 53,7 50,8 50,7 50,52 50,3 50,1 49,9
Penanganan
Sampah Rumah
Tangga dan
Sampah Sejenis (72%) (73%) (80%) (75%) (74%) (73%) (72%) (71%) (70%)
Sampah Rumah
Tangga (juta
ton)
-2-
2. Proses pemberdayaan/penguatan masyarakat dan Pemerintah
Daerah;
3. Proses pembinaan dan pendampingan Pemerintah Daerah untuk
keberlanjutan TPS 3R.
-3-
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat;
3. Menyediakan prasarana dan sarana pengelolaan sampah yang
berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai
dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air
dan lingkungan;
4. Mengurangi beban pengolahan sampah di TPA dengan mengurangi
timbulan sampah di sumbernya;
5. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat.
-4-
Gambar 1. Komitmen Organisasi Perangkat Daerah untuk Mengangkut
Residu
-5-
(proses fisika) sampah anorganik daur ulang untuk mengoptimalkan
volume yang disalurkan ke pelaku daur ulang, serta, serta
pengangkutan sampah ke TPA sampah untuk sampah residu yang
telah diolah secara fisika (pemadatan);
7. Untuk sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dikumpulkan
dan dikelola berdasarkan peraturan yang berlaku.
Organik Daur Residu Pengumpulan Sampah Anorganik Daur Sampah Anorganik Diolah
Ulang Terpilah Ulang (Beling, Plastik, (Dipilah
Pewadahan Kertas, Emberan, dll) spesifik/Dipress/Dicacah)
Terpilah dan dikirim ke pelaku daur
Di Sumber ulang
Residu Diangkut
ke TPA
-6-
lainnya. Sedangkan sampah anorganik daur ulang dikumpulkan untuk
dijual ke lapak/diolah menjadi produk baru. Sisa dari pengolahan
sampah di TPS 3R yaitu sampah residu dibawa ke TPA. Sementara
apabila diterapkan pemilahan sampah jenis B3, maka perlu ada
pengumpulan khusus dari pengangkut sampah B3 khusus yang
tersertifikasi.
-7-
Opsi teknologi pengolahan sampah organik tersebut sangat terbuka
untuk diterapkan di TPS 3R. Pada buku Pedoman Teknis
Pelaksanaan ini, hanya akan dilakukan pembahasan mengenai
proses pengomposan. Proses pengomposan adalah proses
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap bahan
organik biodegradable. Tujuan pengomposan adalah untuk
mengubah bahan organik yang biodegradable menjadi bahan yang
secara biologi bersifat stabil, dengan demikian mengurangi volume
atau massanya. Proses alamiah ini menguraikan materi organik
menjadi humus dan bahan mineral. Karena proses pembuatannya
secara aerob, akan timbul panas, sehingga proses ini akan
membunuh bakteri patogen, telur serangga dan larva lalat, serta
mikroorganisme lain yang tidak tahan pada temperatur di atas
temperatur normal.
-8-
Gambar 3 Alternatif pengolahan sampah di TPS 3R
-9-
4) Mikroorganisme. Ada pendapat ahli yang menyatakan
penambahan EM4 tidak terlalu dibutuhkan. Mikroorganisme
yang dibutuhkan sudah sangat berlimpah pada sampah kota.
Cara yang efektif adalah mengembalikan lindi dan sebagain
kompos yang telah berhasil pada timbunan kompos yang baru,
sebab pada bahan itulah terkumpul mikroorganisme dan enzim
yang dibutuhkan.
6) Kadar air. Kadar air sangat penting dalam proses aerobik. Kadar
air sampah sangat dipengaruhi oleh komposisi sampahnya.
Pembalikan diperlukan untuk menjaga kelembaban selama
proses pengomposan. Kadar air yang optimum sebaiknya berada
pada rentang 50 – 65%, kurang lebih selembab karet busa yang
diperas.
- 10 -
adalah antara 5 dan 7, dan beberapa hari kemudian pH akan
turun dan mencapai nilai 5 atau kurang akibat terbentuknya
asam organik dari akrivitas mikroorganisme dan temperatur
akan naik cepat. 3 hari kemudian pH akan mengalami kenaikan
menjadi 8 – 8,5 dan akhirnya stabil pada pH 7-8 hingga akhir
proses (kompos matang). Bila aerasi tidak cukup maka akan
terjadi kondisi anaerob, pH dapat turun hingga 4,5.
- 11 -
No Parameter Satuan Min Maks No Parameter Satuan Min Maks
Ukuran
5 mm 0,55 25 21 Nikel (Ni) mg/kg * 62
partikel
Kemampuan
6 % 58 22 Timbal (Pb) mg/kg * 150
ikat air
Selenium
7 pH 6,80 7,49 23 mg/kg * 2
(Se0
8 Bahan asing % * 1,5 24 Seng (Zn) mg/kg * 500
Unsur
Unsur lain
makro
Bahan
9 % 27 58 25 Calsium % * 25.5
organik
Magnesium
10 Nitrogen % 0,4 26 % * 0.6
(Mg)
11 Karbon % 9,8 32 27 Besi (Fe) % * 2.0
Phosfor Aluminium
12 % 0,1 28 % 2.2
(P2O5) (Al)
Mangan
13 C/N rasion 10 20 29 % 0.1
(Mn)
Kalium
14 % 0,2 * Bakteri
(K2O)
Unsur
30 Fecal Coli MPN/gr 1000
mikro
Salmonella MPN/4
15 Arsen mg/kg * 13 31 3
sp. gr
Cadmium
16 mg/kg * 3
(Cd)
Keterangan: *Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari
maksimum
- 12 -
Tabel 3 Persyaratan Teknis Pupuk Organik
STANDAR MUTU
Granul/Pelet Remah/Curah
No PARAMETER SATUAN
Murn Diperkaya Diperkaya
Murni
i mikroba mikroba
Min Min
1 C – organik % Min 15 Min 15
15 15
2 C/N rasio 15-25 15-25 15-25 15-25
Bahan ikutan
Maks Maks
3 (plastik, kaca, % Maks 2 Maks 2
2 2
kerikil)
4 Kadar Air *) % 8-20 10-25 15-25 15-25
Maks Maks
10 10
Logam berat:
ppm Maks Maks 10 Maks Maks 10
As
ppm 1 Maks 1 1 Maks 1
5 Hg
ppm Maks Maks 50 Maks Maks 50
Pb
ppm 50 Maks 2 50 Maks 2
Cd
Maks Maks
2 2
6 pH - 4-9 4-9 4-9 4-9
Hara makro
7 % Min 4
(N+P2O5+K2O)
Mikroba Maks Maks
kontaminan: MPN/gMP 102 Maks 102 102 Maks 102
8
- E.coli N/g Maks Maks 102 Maks Maks 102
- Salmonella sp 102 102
Mikroba
fungsional cfu/g Min 103 Min 103
9 - -
- Penambat N cfu/g Min 103 Min 103
- Pelarut P
Ukuran butiran Min
10 % Min 80 - -
2-5 mm 80
Maks Maks
Maks Maks
9000 9000
Hara mikro: 9000 9000
Ppm Maks Maks
- Fe total atau Maks 500 Maks 500
ppm 500 500
11 - Fe tersedia Maks Maks
ppm Maks Maks
- Mn 5000 5000
ppm 5000 5000
- Zn Maks Maks
Maks Maks
5000 5000
5000 5000
Unsur lain:
Ppm 0 0 0 0
12 - La
Ppm 0 0 0 0
- Ce
*)Kadar air di atas dasar berat basah
- 13 -
Tabel 4 Contoh kualitas kompos sampah dapur
SNI 19-7030-2004
Substansi % Berat Kering
Min Maks
Materi Organik 25-50 27 58
Karbon (C) 8-50 9,80 32
Nitrogen(N) 0,4-3,5 0,40 -
Fosfor (P2O5) 0,3-3,5 0,10 -
Kalium (K2O) 0,5-1,8 0,20 -
Kalsium (Ca) 1,5-7 - 25,5
Abu 20-65
- 14 -
Pemilahan sampah di sumber akan mempengaruhi kualitas input
sampah yang akan didaur ulang dan memudahkan proses
pengolahan sampah selanjutnya. Oleh karena itu pemilahan
sampah di sumber harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan
TPS 3R. Kegiatan pemilahan sejak dari sumber penghasil sampah
diwajibkan sesuai dengan amanah Undang-Undang Pengelolaan
Sampah No.18 Tahun 2008. Walaupun kegiatan pemilahan dapat
dilakukan di TPS 3R, akan tetapi tidak efektif karena menambah
beban operasional operator TPS 3R dan mempengaruhi kualitas
input daur ulang sampah.
- 15 -
Sampah anorganik Sampah anorganik Sampah anorganik
terpilah di drop di dipilah lebih dicacah menjadi
TPS 3R spesifik serpihan kecil
- 16 -
TPS 3R
Pemilahan Pengumpulan Sampah anorganik dipilah lebih spesifik di
sampah di Terpilah TPS 3R
Sumber
Bank Sampah
1. Plastik
Plastik yang dikumpulkan oleh pelaku usaha daur ulang dapat
berupa alat-alat rumah tangga yang berbahan plastik seperti ember
pecah, gayung, tempat makanan yang sudah tidak dipakai,
kemasan dan lain sebagainya. Sampah plastik dapat dilelehkan
menjadi bijih plastik sebagai bahan dasar produk baru. Jenis
sampah plastik yang dapat didaur ulang secara spesifik
ditunjukkan pada tabel 11 dan gambar 8.
- 17 -
Gambar 8 Contoh jenis-jenis sampah plastik yang dapat didaur
ulang
2. Logam
Logam yang dapat didaur ulang bisa berupa kaleng, potongan besi,
alumunium, kuningan, tembaga, seng, dll. Sampah logam ini dapat
dilelehkan menjadi bahan dasar produk baru. Sebagai contoh,
logam yang dapat dikumpulkan untuk didaur ulang seperti yang
ditunjukkan pada Gambar berikut ini.
- 18 -
Gambar 9 Contoh jenis-jenis sampah logam yang dapat didaur
ulang
3. Kertas/kardus
Sampah kertas atau kardus yang dapat didaur ulang ada
bermacam-macam. Mulai kertas/kardus yang kecil dan tipis seperti
kardus susu bubuk, kardus tebal seperti duplex, hingga kertas HVS
dan tetrapack. Sampah kertas dapat dihancurkan dan dibuat bubur
kertas sebagai bahan dasar produk baru. Contoh kertas dan kardus
yang dapat didaur ulang ditunjukkan pada Gambar berikut.
- 19 -
Gambar 11 Contoh jenis-jenis sampah kaca yang dapat didaur
ulang
- 20 -
1.6. TAHAP PENYELENGGARAAN
- 21 -
Adapun tahapan kegiatan pelaksanaan penyelenggaraan TPS 3R secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pertama
Tahap ini meliputi kegiatan persiapan, yang antara lain terdiri dari:
2. Tahap Kedua
1) Selotif
a. Seleksi lokasi yang dilaksanakan hanya pada kota/kabupaten
terpilih.
b. Tahap awal dari seleksi lokasi ini adalah memperoleh daftar
- 22 -
pendek dari lokasi yang paling memenuhi kriteria TPS 3R.
c. Calon lokasi pada daftar pendek tersebut selanjutnya
mengajukan proposal untuk dapat dilakukan metode Selotif.
Metode Selotif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan
penilaian mengenai kondisi eksisting lingkungan beserta
rencana penanganan masalah lingkung an yang sesuai untuk
tiap calon lokasi.
d. Pelaksanaan metode Selotif dilakukan oleh masyarakat dan
didampingi oleh fasilitator. Selanjutnya dari tiap-tiap calon
lokasi tersebut memaparkan hasil pelaksanaan fasilitasinya.
Calon lokasi dengan hasil penilaian tertinggi akan ditetapkan
sebagai lokasi terpilih.
- 23 -
fasilitator dengan melibatkan unsur dari Pemerintah Daerah
(Dinas/OPD terkait).
6) Pembuatan Rencana Teknik Rinci (RTR) dan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) konstruksi serta RAB OP dilakukan oleh KSM dengan
didampingi oleh fasilitator dan Dinas/OPD terkait.
7) Pelaksanaan penandatanganan surat perjanjian kerjasama antara
pihak Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan PLP Satker
Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah dengan KSM.
8) Pembuatan rekening bank atas nama KSM.
3. Tahap Ketiga
4. Tahap Keempat
- 24 -
Prasarana Permukiman Wilayah kepada Pemerintah Daerah.
- 25 -
Gambar 14. Organisasi Pengelola dan Pelaksana Program TPS3R
- 26 -
a. Berkoordinasi dengan Sub Direktorat (Subdit) Pengelolaan
Persampahan dan Drainase Lingkungan dalam
penyelenggaraan program di tingkat pusat;
b. Berkoordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan PLP Satker Pelaksana Prasarana Permukiman
Wilayah Provinsi;
c. Melakukan dan melaporkan hasil Monitoring dan Evaluasi
Program TPS 3R kepada Direktur PPLP c.q Kasubdit
Pengelolaan Persampahan dan Drainase setiap tiga bulan
sekali;
- 27 -
Fasilitator Lapangan (TFL) dalam menjalankan program TPS
3R;
g. Melaporkan progress kegiatan secara berkala dan juga
kedalam sistem aplikasi MIS;
h. Mengidentifikasi dan mengusulkan lokasi TPS 3R terbangun
yang berpotensi untuk ditingkat keberfungsiannya;
i. Melakukan identifikasi bersama-sama dengan Satker Provinsi
terkait terhadap calon lokasi TPS 3R pelaksanaan TA 2018
beserta pemenuhan readiness criteria;
d. Melakukan evaluasi terhadap kinerja dan ketercapaian
penyelenggaraan program.
- 28 -
f. Menerbitkan SK KSM;
g. Melakukan verifikasi dokumen Rencana Kerja Masyarakat
(RKM);
h. Menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan
KSMKSM;
i. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan
rekomendasi dari Fasprov dan TFL;
j. Fasilitasi kepada KSMKSMmengenai kelengkapan dokumen
pendukung proses pencairan dana ke KPPN;
k. Memeriksa laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh
KSMKSMdibantu oleh Fasprov dan TFL;
l. Melakukan amandemen/adendum dokumen PKS apabila
diperlukan;
m. Menyusun Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan
Manajemen Proyek (LMP) termasuk dokumentasi berdasarkan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan kemajuan fisik di
lapangan;
n. Menyusun laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan
pemutakhiran laporan progres fisik;
o. Memeriksa dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPj) untuk
kelengkapan serah terima hasil penyelesaian pekerjaan fisik;
p. Membantu KSMKSM untuk melakukan uji coba terhadap
semua fungsi prasarana dan sarana TPS3R yang terbangun;
q. Memfasilitasi rapat koordinasi rutin antara Fasprov, TFL,
KSMKSM, dan Pemda Kabupaten/Kota;
r. Menindaklanjuti hasil temuan auditor.
- 29 -
c. Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan bulanan, serta
melaporkannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan PLP Satker Pelaksana Prasarana Permukiman
Wilayah ;
d. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan PLP
Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah dalam
melakukan verifikasi dokumen RKM, dokumen pencairan dan
laporan pertanggungjawaban;
e. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan PLP
Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah dalam
menyusun Laporan Manajemen Proyek (LMP) dan Laporan
Manajemen Keuangan (LMK) pelaksanaan tingkat Provinsi;
f. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan PLP
Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah dalam
memeriksa laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh
KSMKSM;
g. Memasukkan data pada aplikasi MIS (Management Information
System);
h. Bersama dengan KSMKSM melakukan uji coba terhadap
semua fungsi prasarana dan sarana TPS 3R terbangun;
i. Memberikan saran penanganan pengaduan, serta alternatif
tindak lanjut penanganannya kepada Pejabat Pembuat
Komitmen Pengembangan PLP Satker Pelaksana Prasarana
Permukiman Wilayah ;
j. Menyampaikan Laporan Mingguan dan Bulanan ke Konsultan
Advisory;
k. Menyampaikan dan meminta saran kelengkapan dokumen
RKM ke Konsultan Advisory;
l. Memantau kinerja TFL dalam penyelenggaraan program TPS3R
dan menyampaikan laporan kinerja TFL per tiga bulan;
m. Mendampingi dinas terkait kegiatan TPS3R dalam proses
Musrenbangkot/kab;
n. Memastikan dalam RAPBD bahwa dana TPS3R pasca
konstruksi sudah dialokasikan;
- 30 -
o. Memastikan pelaksanaan tahap perencanaan, konstruksi dan
operasional sesuai dengan jadwal yang disepakati dalam
dokumen RKTL (Rencana Kerja Tindak Lanjut).
- 31 -
tahapan kegiatan, mulai dari proses penyiapan masyarakat,
sosialiasasi, perencanaan, pelaksanaan pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaannya.
- 32 -
h. Melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik dan
keuangan pembangunan prasarana/sarana sanitasi setiap
minggu kepada Masyarakat;
i. Menyusun laporan pertanggungjawaban setiap tahapan
penyaluran dana dilengkapi dengan bukti penggunaan dana;
j. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah, Pejabat
Pembuat Komitmen Pengembangan PLP Satker Pelaksana
Prasarana Permukiman Wilayah , Fasprov, Kepala
Desa/Lurah, Kader Masyarakat dan TFL selama pelaksanaan
konstruksi;
k. Melakukan uji coba terhadap semua fungsi prasarana dan
sarana TPS 3R terbangun;
l. Melakukan serah terima prasarana dan sarana sanitasi yang
terbangun kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan
PLP Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah .
- 33 -
c. Membuka rekening bank atas nama KPP (ditandatangani oleh
3 orang pengurus KPP) dan menyetorkan dana pemeliharaan
sesuai dengan persyaratan tahap pencairan dana;
d. Mengoperasikan dan memelihara prasarana dan sarana TPS
3R;
e. Mengembangkan mutu pelayanan dan jumlah pelanggan TPS
3R;
f. Melakukan kampanye tentang PHBS baik kesehatan diri dan
kesehatan lingkungan;
g. Menggalang kemitraan dengan pihak lain.
- 34 -
h. Memfasilitasi pembentukan KSMKSM, KPP
i. Mendampingi KSMKSMdan aparat desa/kelurahan untuk
melakukan identifikasi permasalahan TPS 3R dan kebutuhan
prasarana/sarana;
j. Menjamin bahwa kelompok penerima manfaat termasuk
perempuan, kelompok rentan dan penduduk berpenghasilan
rendah sudah dilibatkan pada saat proses persiapan,
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi;
k. Bersama KSM dalam penyusunan dokumen RKM;
l. Memfasilitasi KPP dalam penyusunan rencana pengelolaan
sarana, termasuk penetapan besaran iuran dan pengumpulan
dana iuran yang akan disetorkan sebagai persyaratan
pencairan dana;
m. Mendampingi KSMKSMdalam proses penyusunan Laporan
Penggunaan Dana (LPD) setiap termin penarikan dana dari
bank;
n. Mendampingi KSMKSMdalam proses penyusunan laporan
pertanggungjawaban setiap tahapan;
o. Mendampingi panitia pengadaan barang dan jasa dalam
pelaksanaan fungsinya;
p. Melakukan koordinasi dengan pengelola kegiatan di tingkat
Kecamatan dan desa/kelurahan pada setiap tahapan kegiatan;
q. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapan
program sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan PLP Satker Pelaksana Prasarana Permukiman
Wilayah melalui Fasprov;
r. Mendampingi dan melatih KPP dalam menjalankan
pengelolaan TPS 3R pada tahap operasional/pasca konstruksi;
s. Mendampingi Pemerintah Desa/Kelurahan dalam proses
Musrenbangdes/cam terkait TPS3R di penganggaran
Pemerintah Daerah;
t. Mengisi formulir MIS sesuai dengan progres kegiatan di
lapangan dan melaporkan kepada Fasprov.
- 35 -
u. Mendokumentasikan seluruh tahapan kegiatan dan
melaporkannya dengan pengelompokan sesuai tahapan
aktivitas kepada Fasprov dan Balai Prasarana Permukiman
Wilayah dan Pemerintah Daerah
- 36 -
pertanggungjawaban setiap tahapan;
o. Bersama KSM melakukan dalam proses pengadaan barang
dan jasa;
p. Melakukan pendampingan teknis dan pengawasan kepada
KSMKSMpada saat pelaksanaan pembangunan
prasarana/sarana TPS3R;
q. Mendampingi dan melatih KPP dalam menjalankan
pengelolaan TPS 3R pada tahap operasional/pasca konstruksi;
r. Membantu masyarakat dalam melaksanakan pemantauan
kinerja TPS 3R;
s. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola
kegiatan di tingkat kelurahan dalam penyelenggaraan program
pada setiap tahapannya;
t. Memberikan masukan dan arahan aspek teknis kepada
pengelola kegiatan di tingkat kelurahan dalam pengendalian
dan pelaporan pelaksanaan;
u. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapan
program sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan PLP Satker Pelaksana Prasarana Permukiman
Wilayah melalui Fasprov;
v. Mengisi formulir MIS sesuai dengan progres kegiatan di
lapangan dan melaporkan kepada Fasprov;
w. Mendokumentasikan seluruh tahapan kegiatan dan
melaporkannya dengan pengelompokan sesuai tahapan
aktivitas kepada Fasprov dan Balai Prasarana Permukiman
Wilayah.
- 37 -
2. Bangunan (hanggar) beratap;
3. Kantor;
4. Wadah sampah terpilah untuk di sumber;
5. Unit pemilahan sampah tercampur;
6. Unit pengolahan sampah organik;
7. Unit pengolahan/penampungan sampah anorganik/daur ulang;
8. Unit pengolahan/penampungan sampah residu;
9. Gudang/kontainer penyimpanan kompos padat/cair/gas bio/
sampah daur ulang/sampah residu;
10. Gerobak/motor pengumpul sampah.
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) terdiri dari TFL Teknik dan TFL
Pemberdayaan. Kriteria TFL adalah sebagai berikut:
TFL Pemberdayaan:
- 38 -
masyarakat bidang persampahan, dibuktikan dengan Surat
Referensi/Keterangan Kerja;
3. Diutamakan yang memiliki kemampuan dan pengalaman
memfasilitasi pemberdayaan masyarakat bidang persampahan;
4. Memiliki kemampuan dan berpengalaman dalam melakukan
kampanye kesehatan/pemicuan;
5. Memiliki kemampuan konsep dasar pembukuan dalam pelaporan
keuangan;
6. Memiliki kemampuan komunikasi verbal yang baik;
7. Memiliki kemampuan dan berpengalaman dalam melakukan
kampanye kesehatan/pemicuan;
8. Diutamakan berasal dari Kabupaten/Kota lokasi dampingan
TFL Teknik:
Syarat Umum:
- 39 -
3. Mengenal kondisi lingkungan calon lokasi, diutamakan berasal atau
berdomisili di lokasi Kabupaten/Kota yang didampingi;
4. Berkelakuan baik (dibuktikan melalui Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK));
5. Sehat jasmani maupun rohani (dituangkan dalam bentuk Surat
Keterangan Sehat dari Dokter);
6. Bersedia ditempatkan dan bekerja penuh waktu di lokasi dampingan;
7. Berusia maksimal 45 tahun;
8. Bukan anggota dan simpatisan partai politik.
- 40 -
II. PEMBIAYAAN PROGRAM TPS 3R
2.1. PENDANAAN
- 41 -
4) Sumber dana lainnya, sumber dana ini dapat berupa Dana CSR,
Swasta, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan untuk
opersaional dan keberlanjutan dari Program TPS 3R.
- 42 -
barang/jasa, laporan fisik dan laporan penggunaan dana)
telah disampaikan kepada Balai Prasarana Permukiman
Wilayah;
c) Tambahan dana biaya awal operasional dan pemeliharaan
telah disetorkan sebesar 75 % dari dana tunai (in cash)
kontribusi masyarakat;
d) Terbentuknya KPP;
e) Tersusunnya dokumen Draft Rencana Operasional dan
Pemeliharaan (ROP) Alokasi Dana dan Rincian Jumlah
Bantuan Pemerintah.
- 43 -
e. Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) dan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3);
f. Kegiatan edukasi sampah kepada calon pemanfaat, sekolah,
kelompok kelembagaan di masyarakat;
g. Kampanye sampah pada saat peletakkan batu pertama;
h. Konsumsi pelatihan pekerja, kepala tukang dan tukang di
tingkat masyarakat;
i. Papan informasi pelaksanaan kegiatan;
j. Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat;
k. Transport pengurus KSM untuk: pencairan dana ke Bank,
belanja material, rapat koordinasi ke kabupaten/ kota dan
provinsi;
l. Pengurusan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (SPPL) dari DLHK;
m. Pengurusan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
n. Perkuatan legalitas KPP (Notaris)
- 44 -
keuangan dalam rangka penyelenggaraan TPS 3R.
- 45 -
6) Buku Bantu Material;
7) Buku Bantu Upah Tenaga Kerja;
8) Buku Bantu Swadaya;
9) Buku Bantu Inventaris;
10) Rekap Bulanan Keuangan KSM;
11) Bukti pembayaran, kwitansi pengeluaran dan Nota kontan.
- 46 -
FORMAT RINCIAN DATA BULANAN TPS 3R
I.) Data Umum TPS 3R
Isian
No Komponen Data Satuan
Data
1 Nama TPS 3R
2 Alamat TPS 3R
3 Kelurahan
4 Kecamatan
5 Kabupaten
6 Provinsi
Jenis
7 Akses dari Ibu Kota Provinsi
Kendaraan
8 Jarak dari Ibu Kota Provinsi Km
9 Koordinat Y:
Koordinat X:
II.) Kontak Person
Isian
No Komponen Data Satuan
Data
10 Nama Ketua KPP
11 No. Telepon Ketua KPP
12 Email pengelola TPS 3R
III.) Data Operasional
Isian
No Komponen Data Satuan
Data
Rt/Rw/Desa/
13 Lingkup Area pelayanan RW
Kota
Kepala
14 Jumlah KK dalam wilayah layanan
Keluarga
Kepala
15 Jumlah KK/Warga Terlayani
Keluarga
16 Jumlah timbunan sampah M³/Hari
Jumlah sampah organik/mudah
17 M³/Hari
terurai yang masuk
Jumlah sampah anorganik/sulit
18 M³/Hari
terurai yang masuk
Rupiah/Ruma
19 Iuaran warga per bulan
h
20 Jumlah tenaga kerja Orang
Frekuensi pengelolaan sampah
21 Kali/Minggu
organik/mudah terurai
22 Pengangkutan sampah setiap rumah Kali/Minggu
Pemilahan dilakukan di rumah Kepala
23
tangga Keluarga
Rupiah/Ruma
24 Pemasukan TPS3R
h
Rupiah/Ruma
25 Pengeluaran TPS3R
h
26 Jumlah residu diangkung ke TPA M³/Hari
- 47 -
27 Ritase pengangkutan residu Kali/Minggu
Teknologi pengolahan sampah
28
organik
Banyak produk hasil olahan sampah
29 Kg/Bulan
organik/mudah terurai
Banyak produk hasil olahan sampah
30 Kg/Bulan
anorganik/ sulit terurai
IV.) Data aspek peraturan
keterangan (nomor
No Komponen Data
peraturan/surat/status)
Perda pengelolaan sampah
31
Kabupaten/Kota
32 Perda retribusi sampah
SK/Peraturan pendukung di tingkat
33 Kelurahan/Desa terkait pengelolaan
sampah
Legalitas TPS3R
34 (Sk/Notaris/Desa/Camat/Bupati/W
alikota/Sbb)
35 Status kepemilikan lahan
Permasalahan Dalam Aspek Peraturan
-
-
- 48 -
41 Gerobak motor
Jumlah Unit
Jenis
Kapasitas tiap
M³
unit
Mesin
pencacah
42
sampah
organik
Jumlah Unit
Jenis
Kapasitas tiap
M³
unit
Mesin
pengayak
43
sampah
organik
Jumlah Unit
Jenis
Kapasitas tiap
M³
unit
Teknologi
44 pengolahan
lainnya
Jumlah Unit
Jenis
Kapasitas tiap
M³
unit
Teknologi
45 pengolahan
anorganik
Jumlah Unit
Jenis
Kapasitas tiap
M³
unit
Sangat
memadai,
Sarana
cukup
pendukung
memadai,
tidak memadai
46 Listrik Watt
47 Air minum
48 Drainase
49 Jalan akses
Permasalahan dalam aspek teknis dan teknologi
-
-
- 49 -
VI.) Data Aspek Keuangan
No Komponen Data Isian Data Satuan
Ada/Tidak (Ada, Iuaran
Warga, Hasil Penjualan
50 Sumber Keuangan Produk, Dukungan
Operasional Dari
Pemda, Dll)
Rata-Rata
51 Pendapatan Per Rupiah/Bulan
Bulan
Rata-Rata
52 Pengeluaran Per Rupiah/Bulan
Bulan
Dukungan Biaya
53 Operasional Dari Rupiah/Bulan
Pemda
Permasalahan Dalam Aspek Keuangan
-
-
- 50 -
Potensi
penambahan Kk/Tahun
pelanggan
Permasalahan Dalam Aspek Partisipasi Masyarakat
-
-
IX.) Kesimpulan
Permasalahan Secara Umum
-
-
- 51 -
III. TAHAP PERSIAPAN
Kriteria Utama
- 52 -
2) Kawasan yang memiliki tingkat kerawanan sampah yang tinggi,
sesuai dengan SSK dan data dari BPS;
3) Status kepemilikan lahan milik Pemerintah Kabupaten/Kota,
fasilitas umum/sosial,/lahan milik desa;
4) Ukuran lahan yang disediakan minimal 200 m2;
5) Penempatan lokasi TPS 3R sedekat mungkin dengan daerah
pelayanan;
6) Cakupan pelayanan minimal 200 KK.
Kriteria Pendukung
- 53 -
sebagai berikut:
- 54 -
Kabupaten/Kota disetujui oleh Bappeda Kabupaten/Kota.
- 55 -
3. Sebagai salah satu media pemberdayaan masyarakat pada tingkat
bawah (grass root level).
Untuk lebih jelas, skema dari prosedur pelaksanaan Selotif dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Desa/Kelurahan
✓ Persiapan Data
1
terkait sampah, Peta
Lokasi Rawan Desa/Kelurahan
Sanitasi; 2
✓ Penunjukan Anggota Desa/Kelurahan
Tim 3
(jml disesuaikan). Desa/Kelurahan
4
Keterangan :
- 56 -
4. TFL memberikan penguatan kapasitas kepada Tim Selotif dalam
menjalankan tugas pelaksanaan Selotif (persamaan persepsi serta
pelaksanaan atas tugas dan fungsi Tim Selotif).
1) Seleksi Desa/Kelurahan
- 57 -
2) Partisipan Selotif
- 58 -
Tabel 6. Jenis informasi variabel dan indikator Selotif
JUMLAH TOTAL
NILAI BOBOT
VARIABEL INDIKATOR NILAI NILAI
(N) (B)
(∑N) (TN)
Status Kepemilikan
1 4
Lahan
2 Luas Lahan 4
4 Aksesibilitas Jalan 4
Aksesibilitas Sarana
5 4
Pendukung
1 Lokasi daerah layanan 4
4 LUAS ≥ 500 m2
3 400 m2 LUAS < 500 m2
2 300 m2 LUAS < 400 m2
1 200 m2 LUAS < 200 m2
3) INDIKATOR: KONDISI FISIK LAHAN
- 59 -
4) INDIKATOR: AKSESIBILITAS JALAN
4 Layanan ≥ 600 KK
3 500 KK ≤ Layanan < 600 KK
2 200 KK ≤ Layanan < 500 KK
1 Layanan < 200 KK
4) INDIKATOR: KONDISI PELAYANAN SAMPAH
- 60 -
C. VARIABEL : PARTISIPASI (BOBOT = 30)
4 Iuran ≥ Rp 20.000,-/bulan
3 Rp 10.000,-/bulan ≤ Iuran < Rp 20.000,-/bulan
2 Rp 5.000,-/bulan ≤ Iuran < Rp 10.000,-/bulan
1 Iuran < Rp 5.000,-/bulan
3) INDIKATOR: DUKUNGAN DESA/KELURAHAN
- 61 -
1. Kegiatan Skoring
TN = ∑N x B
NV = ∑TN
4. Pemilihan Lokasi
- 62 -
Berdasarkan hasil perhitungan skor dari 3 lokasi selotif Tabel 3.2,
maka dapat ditentukan bahwa Lokasi 1 merupakan
CARA
INDIKATOR ALAT OUTPUT
PENGUMPULAN
Verifikasi data Kamera dan
A1 Surat status lahan
aktual alat tulis
Observasi kondisi Meteran, Ukuran luas, Koordinat,
A2
lapangan Kamera, GPS Foto dokumentasi
Observasi kondisi Kamera dan
A3 Foto kondisi lahan
lapangan alat tulis
Observasi kondisi Kamera dan
A4 Foto kondisi akses
lapangan alat tulis
Observasi kondisi
Kamera dan Foto dan form hasil
A5 lapangan dan
alat tulis wawancara
wawancara
Observasi
Kamera dan Foto dan form hasil
B1 lapangan dan
alat tulis wawancara
wawancara
Observasi
Foto dan bukti hasil
lapangan dan Kamera dan
B2 pengukuran tingkat
pengukuran alat tulis
kepadatan
tingkat kepadatan
Wawancara
Sample
Form Wawancara dan
Masyarakat dan Kamera dan
B3 Surat Minat Layanan
Penandatangan alat tulis
TPS 3R
Surat Minat
Layanan
Observasi Foto kondisi lapangan
Kamera dan
B4 lapangan dan dan form hasil
alat tulis
wawancara wawancara
Wawancara dan
Kamera dan Form wawancara dan
C1 pengisian surat
alat tulis surat pernyataan warga
pernyataan warga
Wawancara dan
Kamera dan Form wawancara dan
C2 pengisian surat
alat tulis surat pernyataan warga
pernyataan warga
Wawancara dan
Form wawancara dan
pengisian surat Kamera dan
C3 surat pernyataan
pernyataan alat tulis
Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan
5) Penentuan Waktu dan Tempat
- 63 -
pelaksanaan melalui kesepakatan rembuk warga ditingkat
Desa/Kelurahan. dimana wakil dari setiap lokasi hadir dalam
kegiatan rembuk. Waktu pertemuan warga diatur sehingga
memungkinkan seluruh masyarakat atau kertewakilan masyarakat
di calon dapat menghadiri kegiatan tersebut, keterwakilan calon
pengguna laki-laki, perempuan, masyarakat berpengasilan rendah
dan kaya, tokoh masyarakat di lingkungan, kader Desa/Kelurahan,
tokoh RT/RW, dll. Contoh waktu pelaksanaan kegiatan antara jam
14.00 – 18.00, sedangkan kegiatan kunjungan lapangan (Transect
Walk) untuk mengkaji kondisi fisik calon titik lokasi dapat
dilakukan di pagi hari.
- 64 -
3) Desa/Kelurahan yang telah melakukan Selotif diundang dalam
pertemuan yang dihadiri oleh wakil masyarakat dan wakil
pengurus RT dan RW/lingkungan, Desa/kelurahan, disaksikan
oleh camat dan Dinas/OPD terkait.
4) Pemangku kepentingan yang hadir diberikan penjelasan tentang
hasil pelaksanaan Selotif.
5) Desa/Kelurahan dengan skoring tertinggi dinilai sebagai
Desa/Kelurahan yang paling siap untuk menerima programTPS
3R.
6) Setelah proses seleksi tersebut selesai, kemudian dilakukan
penandatanganan Berita Acara Seleksi Desa/Kelurahan sebagai
lokasi terpilih dalam pelaksanaan program TPS 3R dan
ditandatangani oleh semua unsur yang hadir dalam pertemuan
tersebut.
7) Penenetuan Lokasi dalam hal ini penanganan khusus tidak
diperlukan long list dan short list lokasi lokasi karena lokasi
sudah di tentukan. untuk proses selotif tetap dilaksanakan di
lokasi calon penerima program karena seleksi lokasi partipatif
(selotif) Merupakan metode yang digunakan untuk melakukan
observasi (mengamati dan menganalisa) lokasi sejauh mana
tingkat pasrtispasi masyarakat pada calon lokasi penerima
program.
- 65 -
pengelola masyarakat selama pembangunan sarana layanan,
termasuk keterwakilan gender (kelompok rentan sanitasi), MBR
maupun kontrol mereka saat pelaksanaan.
Proses/Tahapan Kegiatan:
- 66 -
Tabel 9 Contoh Lembar Kerja Partisipasi dan Kontribusi Lembar Catatan
Partisipasi
Nama Kelurahan
RT/RW/Lingkungan
Kecamatan/Kab/Kota/Provinsi
Kegiatan
Tanggal
Jumlah Peserta Perempuan
Posisi dalam Organisasi
Jumlah Peserta Laki-laki
Posisi dalam Organisasi
Jumlah Peserta Tuna Daksa
Posisi dalam Organisasi
Waktu Dimulai
- 67 -
pemeliharaan sarana sanitasi;
2) Membangun kesadaran dan pengertian, tugas-tugas rumah
tangga dan kemasyarakatan yang dilakukan, baik oleh
perempuan maupun laki-laki;
3) Mengidentifikasi perubahan tugas yang sangat diperlukan dan
layak yang telah dialokasikan.
- 68 -
laki-laki dan perempuan;
10) Hal-hal potensial untuk perubahan tugas yang dilakukan oleh
laki-laki dan perempuan.
11) Menugaskan tiap kelompok untuk mengidentifikasi peran mana
yang akan merubah atau memodifikasi hal-hal yang layak
dalam pengembangan sanitasi dan kesehatan pribadi,
mendokumentasikan kesimpulan-kesimpulan hasil identifikasi
untuk dimanfaatkan pada kegiatan monitoring selanjutnya;
12) Memfasilitasi diskusi kelompok tentang apa yang menjadi
pembelajaran dari kegiatan ini, serta apa yang masyarakat suka
dan tidak suka dari kegiatan ini.
Proses/Tahapan Kegiatan:
- 69 -
pengelolaan administrasi keuangan dan sistem iuran. Dilihat
dari sisi status pekerjaan, pemimpin rapat memiliki status yang
paling tinggi, sedangkan pekerjaan yang membutuhkan
kemampuan fisik seperti membersihkan sarana dan
memperbaiki kerusakan merupakan pekerjaan dengan status
rendah.
4) TFL memfasilitasi pembuatan gambar-gambar yang terkait
dengan pembangunan dan pemeliharaan sarana. Jika kelompok
diskusi tidak setuju dengan arti sebuah gambar, maka sisihkan
gambar tersebut. Sebaliknya, jika ada ide kelompok yang belum
ditunjukkan oleh gambar, maka membuat gambar tersebut atau
menulis di kertas baru;
5) Dengan menggunakan potongan kertas berwarna, batu, biji-
bijian atau bahan lokal lainnya, peserta menandakan pekerjaan
yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, serta pekerjaan
yang dibayar maupun tidak dibayar;
6) TFL memfasilitasi diskusi hasil temuan dan hasil dari
pertemuan guna untuk kegiatan perencanaan program TPS 3R
selanjutnya.
Lembar Catatan
No Uraian
1 Nama Desa/Banjar :
2 Nama Kec/ Kab/ Provinsi :
3 Kegiatan :
4 Tanggal :
Jumlah Peserta
5 :
Perempuan
6 Jumlah Peserta Laki-laki :
Jumlah Peserta Tuna
7 :
Dakas
8 Waktu Dimulai :
- 70 -
Tabel 12 Visual “Siapa Melakukan Apa” dalam Pengoperasian dan
Pemeliharaan Sarana
Tugas
No Kegiatan Laki- Laki-Laki & Tuna Ket.
Perempuan
Laki Perempuan Daksa
Proses/Tahapan Kegiatan:
- 71 -
laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam badan pengelola
setempat atau masyarakat yang terlibat dalam pembangunan;
2) Menanyakan kepada peserta arti kontribusi oleh laki-laki dan
perempuan. Apakah laki-laki dan perempuan punya pengertian
yang beda tentang kontribusi;
3) Melakukan diskusi kelompok, membahas tentang siapa
berkontribusi apa pada saat pembangunan. Bentuk kontribusi
dapat berupa tenaga kerja, seperti penggalian, sumbangan
berupa bahan-bahan setempat maupun uang, disamping itu juga
dalam bentuk konsumsi untuk para pekerja dan tukang;
4) Apabila MBR memberi kontribusi lebih sedikit, maka perlu
mencari tahu bagaimana keputusan tersebut dibuat : oleh satu
orang, tokoh elit setempat atau laki-laki dan perempuan anggota
masyarakat. Jika penentuan variasi kontribusi yang disesuaikan
dengan kemampuan membayar hanya dilakukan oleh elit, maka
ada kemungkinan mereka yang berkontribusi lebih besar akan
menggunakan hal tersebut sebagai alasan untuk melakukan
kontrol terhadap pelayanan;
5) Perlu untuk mengetahui sumber pendapatan dari kaum laki-laki
maupun perempuan, pengelolaan pengeluaran rumah tangga,
maupun pola kontribusi untuk pelayanan sarana sanitasi pada
suatu lingkungan masyarakat.
- 72 -
Tabel 14 Jenis dan Pembagian Kontribusi dari Sudut Pandang
Gender,Kemiskinan & Keterbatasan Fisik
Nama Kelurahan
RT/RW/Lingkungan
Kecamatan/Kab/Kota/Provinsi
Kegiatan
Tanggal
Jumlah Peserta Perempuan
Posisi dalam Organisasi
Jumlah Peserta Laki-laki
Posisi dalam Organisasi
Jumlah Peserta Tuna Daksa
Posisi dalam Organisasi
Waktu Dimulai
- 73 -
IV. TAHAP PERENCANAAN
- 74 -
dan susunan pengurus sesuai dengan permufakatan warga, dan
ditetapkan melalui surat keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (SK
KPA). Secara umum tugas KSM adalah sebagai berikut:
1. Mensosialisasikan;
2. Merencanakan;
3. Melaksanakan;
4. Mengawasi;
5. Memantau;
6. Mengevaluasi;
7. Mengelola kegiatan pembangunan.
1) Tahap Pra-konstruksi:
a. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan mengajukan
legalitas atau pengesahan dokumen RKM;
b. Menyusun rencana operasional pengolahan sampah;
c. Melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan
Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan PLP Satker
Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
d. Membuka rekening KSM TPS 3R;
e. Mengajukan rencana pencairan dana dari Pejabat Pembuat
Komitmen Pengembangan PLP Satker Pelaksana Prasarana
Permukiman Wilayah;
f. Menyusun rencana pengadaan dan kebutuhan tenaga kerja.
2) Tahap Konstruksi:
a. Mobilisasi dan mengatur tenaga kerja untuk melaksanakan
kegiatan/ sesuai jadwal pelaksanaan;
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan dan mendokumentasikan
proses konstruksi.
3) Pasca Konstruksi:
a. Melakukan serah terima pengelolaan kepada KPP TPS 3R;
- 75 -
b. Melakukan serah terima pekerjaan kepada PPK Pejabat
Pembuat Komitmen Pengembangan PLP Satker Pelaksana
Prasarana Permukiman Wilayah.
- 76 -
9) Menyusun laporan pertanggungjawaban setiap tahapan
penyaluran dana dilengkapi dengan bukti penggunaan dana;
10) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa, Pemerintah
Kecamatan, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi;
11) Melakukan uji coba terhadap semua fungsi sarana sanitasi
terbangun; dan
12) Melakukan serah terima sarana sanitasi yang terbangun
kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
A. KPP TPS 3R
- 77 -
1) Merencanakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana;
2) Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan belanja,
membukukan dan melaporkan secara rutin operasional dan
pemeliharaan;
3) Mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana TPS3R;
4) Mengoperasikan sarana pengumpulan sampah rumah tangga;
5) Mengembangkan mutu pelayanan dan jumlah sarana
pengguna;
6) Melakukan kampanye PHBS.
7) Melakukan pemasaran kompos dan bahan-bahan daur ulang;
8) Mengembangkan display pemanfaatan produk TPS 3R;
9) Menambah cakupan pelayanan.
- 78 -
2) Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja
infrastruktur terbangun, dan melakukan inventarisasi
kerusakan serta usulan perbaikannya.
c. Seksi Penyuluhan
a) Melakukan penyuluhan tentang pemilahan sampah di rumah
tangga;
b) Mengembangkan sarana sampah rumah tangga yang
disediakan;
- 79 -
c) Melakukan pemeliharaan terhadap sarana sampah rumah
tangga yang disediakan serta melakukan perbaikan apabila
ada kerusakan;
d) Melakukan kampanye tentang kesehatan (PHBS) di rumah
tangga dan lingkungan.
Catatan :
RKM yang telah tersusun serta ditandatangani oleh Ketua KSM dan
dilakukan verifikasi oleh OPD terkait sektor Persampahan dan
diajukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan PLP
Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah untuk
persetujuan.
- 80 -
d. kondisi pelaku daur ulang sampah (lapak, pengepul,
pendaur ulang)
e. kebijakan dan/atau peraturan setempat (desa/kelurahan,
kota/kabupaten)
- 81 -
15) Rencana kerja:
a. Rencana pelatihan KSM, kepala tukang dan tukang;
b. Rencana pelatihan operasional dan pemeliharaan;
c. Rencana pembangunan dan pengadaan prasarana dan
sarana TPS 3R;
d. Rencana pemasaran produk dan pembiayaan untuk
operasional;
17) Surat Perjanjian Kerja Sama antara PPK pada Pejabat Pembuat
Komitmen Pengembangan PLP Satker Pelaksana Prasarana
Permukiman Wilayah dengan KSM diketahui Pemerintah
Kabupaten/Kota (OPD teknis terkait dengan Sektor
Pengelolaan Sampah),
18) Pakta integritas yang dibuat oleh KSM dan Lurah/Kepala Desa.
- 82 -
Mekanisme penetapan calon pengguna dan cakupan wilayah
layanan TPS 3R :
- 83 -
1) Opsi 1 untuk pengolahan sampah standar
2) Opsi 2 untuk pengolahan sampah standar dan ditambahkan
peningkatan pengolahan sampah lapak.pemilihan grade ini
sangat cocok untuk TPS 3R yang memiliki unit usaha Bank
sampah penambahan pada grade dua adalah penambahan mesin
pres plastic.
3) Opsi 3 untuk pengolahan sampah standar dan ditambahkan
peningkatan pengolahan sampah lapak, pemilihan grade ini
sangat cocok untuk TPS 3R yang memiliki unit usaha Bank
sampah penambahan pada grade tiga adalah penambahan mesin
pres plastic dan mesin pencacah plastic. Tingkat pemilihan grade
ini harus dilakukan kajian khusus untuk pasar sampah cacah
plastic hasil pilahan KSM.
- 84 -
a) Mesin Pecacah Organik (Chopper):
Keterangan :
i. Bagian pengeluaran
ii. Pengatur ukuran potongan bahan organik
iii. Bagian pencacah
iv. Motor penggerak
v. Rangka
vi. Bagian pengumpan bahan
vii. Pisau pencacah.
Dimensi
- Panjang Mm 1000 - 1100 1200 - 1300 1400 – 1500
- Lebar Mm 500 - 650 700 - 850 900 – 1200
- Tinggi Mm 1000 - 1250 1250 - 1500 1500 – 1750
Berat operasi mesin pencacah Kg < 175 175 - 250 > 250
- 85 -
Kalsifikasi mesin pencacah
Deskripsi Satuan
Kelas A Kelas B Kelas C
Jumlah pisau buah < 15 16 - 25 26 – 35
Tebal pisau minimum Mm 4 6 8
HRC atau Minimum 45 HRC atau minimum
Kekerasan pisau
HV 500 HV
Putaran bilah pisau Rpm 1200 - 1300 1300 - 1400 1400 – 1500
- 86 -
Gambar 20 Beberapa Contoh Mesin Pencacah Kompos
- 87 -
b) Mesin Ayakan Kompos
- 88 -
3) Teknik Takakura Susun;
4) Komposter Drum;
5) Bokashi.
- 89 -
Tabel 16 Acuan kompetensi dalam aerobik
- 90 -
4. Menangani residu 1. Residu dikeluarkan dari unit
pengolahan sesuai dengan prosedur.
2. Residu dikeringkan sesuai
dengan prosedur.
3. Residu dikomposkan sesuai
dengan prosedur.
5. Membuat laporan 1. Pengolahan sampah organik secara
anaerobik dicatat di dalam formulir
laporan sesuai dengan prosedur.
2. Catatan disusun dalam bentuk laporan
sesuai dengan prosedur.
3. Laporan diarsipkan sesuai dengan
prosedur.
Berikut merupakan contoh perhitungan kebutuhan ruang tiap
metode tsb.
𝑡𝑜𝑛
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 (ℎ𝑎𝑟𝑖) 𝑥 𝑝𝑎𝑠𝑜𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ ( )
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑡𝑜𝑛
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ ( )
𝑚³
i. Menghitung Total Volume Sampah yang dikomposkan
- 91 -
• Persamaan yang digunakan dalam menghitung Total Volume
sampah yang dikomposkan adalah:
• Waktu pengomposan = 30 hari
• Jumlah KK yang dilayani = min. 200 KK ~ 800 Jiwa (1 KK = 4
Jiwa)
• Timbulan Sampah yang dihasilkan (bisa dalam
liter/orang/hari atau kg/orang/hari) didapat dari hasil
sampling. Misalkan didapat hasil sampling timbulan sampah 3
liter/org/hari, sehingga total 1600 jiwa = 3 x 1600 = 4800
liter/hari ~ 4,8 m3/hari.
• % volume untuk sampah organik nya 50% (berdasarkan hasil
sampling masing-masing daerah) sehingga didapat 50% x 4,8
= 2,4 m3/hari
• Densitas kepadatan sampah organik (berdasarkan hasil
sampling masing-masing daerah) misalkan 0,35 ton/m3. Maka
timbulan sampah organik adalah 0,84 ton/hari.
• Dengan menggunakan rumus di atas, maka total volume
sampah yang akan dikomposkan dalam 30 hari adalah (0,84
ton/hari x 30 hari)/0,35 ton/m3 = 72 m3
- 92 -
▪ Setengah Lingkaran, maka luasnya adalah setengah dari
luas lingkaran, dengan jari-jari tinggi tumpukan sampah (0,
5 x π x h2).
▪ Trapesium, maka luasnya adalah setengah kali akumulai
lebar atas dan bawah aerator bambu dikali dengan tinggi
aerator bambu ((a+b)/2*h)
▪ Segitiga, maka luasnya adalah setengah dari lebar alas dikali
tinggi dari aerator bambu (b*h/2).
- 93 -
b) Area aerator bambu akan dihitung dengan mengalikan jumlah
aerator bambu yang telah dihitung sebelumnya dengan area
setiap aerator bambu yang akan direncanakan dengan
mempertimbangan area tambahan untuk pembalikan rutin;
c) Untuk pembalikan rutin, maka diperlukan ruang untuk
pergerakan, dengan area sebesar panjang setiap aerator
bambu (m) dikali dengan lebar dari ruang pergerakan alat berat
(m);
d) Maka, untuk sisi lebar aerator bambu dengan perencanaan 3
m , ruang yang diperlukan untuk pembalikan pada sisi kiri dan
kanan aerator bambu masing-masing sebesar 0,25 m,
sementara untuk sisi panjang aerator bambu 2,5 m ruang
pembalikan masing-masing 0,5 m, sehingga total lebar dan
panjang yang diperlukan masing-masing sebesar 3,5 m.
- 94 -
kompos melalui:
• Lubang-lubang di dinding
• Pipa-pipa vertikal dalam tumpukan.
Sementara lubang antar pipa pada bagian dasar adalah sebagai
saluran dari air dalam tumpukan sampah di dalam boks.
- 95 -
Gambar 26. Timbunan sampah organik di dalam boks bata berongga
- 96 -
b. Tinggi boks : 1,2 m
c. Panjang boks : 5 m
Panjang per unit boks : Space ujung A + panjang boks + space ujung
B + panjang pasangan bata
0,4+5+0,4 m+ (2x 0,2 m) = 6,2 m
Lebar per unit kompos : lebar boks + space ujung kanan dan kiri +
lebar pasangan bata panjang x lebar
1,2+0,3+0,3+(2 x 0,1)= 2 m
Ruang untuk satu unit boks panjang x lebar
6,2 x 2 = 12,4 =12,5 m2
Kebutuhan ruang total : Jumlah boks x ruang untuk 1 unit boks
12,5 x 12 m2 = 150 m2
- 97 -
Teknik Takakura Susun
Alur Pengomposan
- 98 -
b. Jumlah Takakura yang dibutuhkan:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑎𝑛 (𝑚3 )
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑜𝑥 (𝑚3)
a. Lebar : 0,43 m
b. Tinggian : 0,3 m
c. Panjang : 0,6 m
d. Jumlah per Tumpuk : 5 buah
e. Tinggi dudukan : 0,08 m
- 99 -
Total volume : lama pengomposan × volume sampah per hari
pengomposan 30 hari × 2,4 m3/hari = 7,2 m3/hari
Penentuan Volume Tiap Takakura
72 𝑚3
= 1268 𝑏𝑢𝑎ℎ
0,0567 𝑚3
1268 𝑚3
= 254 𝑏𝑢𝑎ℎ
5 𝑚3
- 100 -
Jumlah Takakura x ruang untuk 1 unit Takakura
1,236 x 254 m2 = 314 m2
Pada proses pertama kali, pupuk cair (lindi) yang keluar melalui
kran plastik baru dapat dihasilkan setelah kurang lebih 2
minggu, kemudian setelah itu bisa diambil setiap hari. Lindi
atau pupuk cair yang dihasilkan dari komposter dapat langsung
dipergunakan caranya dengan menambah air biasa dengan
perbandingan 1:5. Lindi dapat dipakai untuk semua jenis
- 101 -
tanaman dan akan sangat efektif untuk menggemburkan tanah
karena akan mengundang cacing tanah.
- 102 -
Contoh Perhitungan Kebutuhan Ruang untuk Komposter Drum
72 (𝑚3 )
= 717 𝑏𝑢𝑎ℎ
0,10048 (𝑚3)
- 103 -
a. Space antara pada ujung drum : 0,2 m
b. Panjang per unit drum : 0,4
c. Lebar per unit kompos : lebar rotary drum + space ujung A
0,4+0,2=0,6
d. Ruang untuk satu unit drum : panjang × lebar
0,4 x 0,6 = 0,24 m2
e. Kebutuhan ruang total : Jumlah Komposter Drum × ruang untuk
1 unit
717 × 0,24 = 172 m2
- 104 -
TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH
- 105 -
atau 0,4 – 0,6 kg/orang/hari;
• Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5 – 3,0
L/orang/hari, atau = 0,2 – 0,4 kg/orang/hari.
Komposisi % Berat
1981 86/87 1987 96/97 2001 2005
Basah
Sampah dapur, taman 79,7 74,7 72,0 65,1 52,7 55,4
Kertas 7,8 8,3 8,3 10,1 20,1 20,6
Plastik/Styrofoam 3,7 5,4 5,4 11,1 14,5 13,3
Kayu 3,7 3,8 3,2 3,1 2,6 0,1
Tekstil 2,4 3,2 3,2 2,5 2,6 0,6
Karet/kulit 0,5 0,6 3,2 0,6 0,9 0,2
Logam 1,4 1,4 2,1 1,9 1,1 1,1
Kaca 0,5 1,8 1,8 1,6 1,2 1,9
Puing bangunan 0,8
Berbahaya 1,5
Lain-lain 0,5 1,0 1,0 4,1 4,4 4,7
Sumber: Handoko dan Sulistyadi (2007), dikumpulkan dari BPPT,
Dinas Kebersihan DKI Jakarta, JICA, Survei JCI, Master Plan DKI
Jakarta.
- 106 -
Angka dalam tabel diatas dapat dijadikan sebagai referensi. KSM
dan TFL harus melakukan perhitungan secara langsung
melaksanakan kegiatan sampling timbulan dan komposisi
sampah yang metodenya akan dibahas pada sub-bab berikut ini.
Peralatan
- 107 -
random sampling;
• Jumlah sampel minimum menggunakan metode statistika
yang umum (probability sampling), misalnya metode Slovin,
yaitu dengan sampling minimum yang mempertimbangkan
tingkat kesalahan;
• Pendekatan praktis untuk kebutuhan analisis komposisi dapat
dilakukan dengan pengambilan sampel sampah berdasarkan
atas jumlah minimum sampel yang dibutuhkan, yaitu
minimum 500 liter atau sekitar 200 kg. Biasanya sampling
dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber
sampahnya.
P = Cd √Ps
Dimana:
Ps = Jumlah penduduk
Cd = Koefisien
Contoh:
- 108 -
Penyelesaian:
Rumah tangga yang akan di sample dibagi dalam tiga strata yaitu
rumah tangga berpendapatan tinggi, sedang dan rendah (rumah
permanen, semi permanen, non permanen) masing-masing strata
diambil secara acak
Contoh:
Cd = 1 (Kepadatan Normal)
Penyelesaian:
P = 1 x √10 = 3 Toko.
- 109 -
• Setiap hari sampah terkumpul di plastik tersebut rutin
dikumpulkan, dan diganti dengan plastik kosong untuk
pengumpulan sampel hari berikutnya;
• Data biasanya dilengkapi dengan wawancara atau kuesioner
guna mendapatkan gambaran tentang latar belakang
penghasil sampah
• Sampah dalam kantong plastik tersebut kemudian ditimbang
dengan timbangan kapasitas 0 – 100 kg.
• Sampel kemudian diukur volume sesuai sni m 36-1991-03
dengan menggunakan kotak sampling kecil 40 liter berukuran
35 cm x 35 cm dengan tinggi 40 cm. Sebelum diukur, kotak
diangkat 20 – 30 cm, lalu dijatuhkan. Prosedur ini dilakukan
3x untuk menyimulasikan pemadatan.
• Kemudian sampah di dalam kotak sampel diukur
ketinggiannya untuk mendapatkan data volume (panjang x
lebar x tinggi)
• Data yang diperoleh tersebut dinyatakan menjadi satuan
l/orang/hari dan kg/orang/hari, sedang densitas (ton/m3
atau kg/l) dinyatakan sebagai densitas sumber.
Rekapitulasi data:
- 110 -
Tabel 19. Contoh hasil pengukuran timbulan sampah rumah tangga
- 111 -
metode kuadran, diambil sebagian membentuk timbunan baru,
diaduk, lalu membentuk kuadran lagi. Dari timbunan tersebut
kemudian diambil sampel sampai sekitar 500 liter (200 kg-an),
lalu dibentuk kuadran kembali, diaduk, lalu diambil sampel
sekitar 10 – 15 liter (3 – 5 kg).
- 112 -
Komposisi Kategori Komposisi %Berat %Volume
Sampah Anorganik Daur
Plastik Laku Jual 7,78 8,00
Ulang
Sampah Anorganik Potensi
Plastik potensi laku jual 8,69 9,00
Daur Ulang
Sampah Anorganik Daur
Kertas laku jual 16,97 18,00
Ulang
Sampah Anorganik Potensi
Kertas potensi laku jual 0,59 1,00
Daur Ulang
Sampah Anorganik Daur
Besi 0,74 2,00
Ulang
Plastik tidak laku jual Sampah Residu 3,90 3,90
Kertas tidak laku jual Sampah Residu 2,44 2,44
Karet Sampah Residu 0,04 0,04
Kulit Sampah Residu 0,12 0,12
Kain Sampah Residu 0,39 0,39
kaca/gelas Sampah B3/Residu 4,62 4,62
Elektronik Sampah B3/Residu 0,18 0,18
Medis Sampah B3/Residu 0,90 0,90
Nappies/Pembalut Sampah Residu 2,45 2,45
Dll Sampah Residu 6,76 6,76
TOTAL % KOMPOSISI 100 100
Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik komposisi sampah untuk
lebih mempermudah dalam membandingkan kategori komposisi
antar jenis nya.
- 113 -
yang dibutuhkan untuk sarana pewadahan dan pengumpulan
terpilah, pengolahan sesuai komposisi, dan pengangkutan
residu.
𝑚3
(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ) 6( )
= 𝑚3
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠𝑒
= 2 Unit
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 1,5 𝑥2
ℎ𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖
- 114 -
toko bahan bangunan/pemasok, mengumpulkan nota
pembelian barang, survei di internet, dll;
• Melakukan survei upah tenaga kerja yang didasarkan upah
tenaga kerja setempat;
• Membuat berita acara survei harga bahan/material dan upah
tenaga kerja;
• Membuat berita acara penetapan toko material yang ditunjuk
dengan mempertimbangkan toko tersebut memiliki
bahan/material sesuai spesifikasi teknis dan mampu
mensuplai dengan harga yang kompetitif. Toko tersebut
diutamakan mempunyai NPWP.
- 115 -
• Perhitungan dimensi utama dari satuan proses dan satuan
operasi;
• Menentukan peralatan mempertimbangkan jenis produksi
kompos dan pemilahan sampah anorganik yg akan
diproduksi;
• Menentukan kebutuhan ruang yang dibutuhkan;
• Membuat desain dasar TPS 3R;
• Membuat rancangan detail dari TPS 3R;
• Menyusun RAB investasi operasional dan pemeliharaan;
• Melaporkan hasil penyusunan RTR dan RAB ke Pejabat
Pembuat Komitmen Pengembangan PLP Satker Pelaksana
Prasarana Permukiman Wilayah .
- 116 -
Dalam pengolahan data awal dibutuhkan beberapa data sebagai
berikut:
• Data Primer :
- Jumlah rumah tangga dan non-rumah tangga terlayani
(berapa KK terlayani dengan berapa jumlah jiwa per KK,
serta berapa jumlah non-rumah tangga yang akan
dilayani serta jenisnya, sekolah, kantor, rumah makan
dan lain-lain)
- Jumlah timbunan sampah yang dilayani (harian,
mingguan dan bulanan)
- Jenis dan komposisi sampah terlayani (berapa persen
organik dan berapa persen anorganik)
• Data sekunder :
- Rencana pilihan teknologi pengolahan sampah (misal:
pilihan jenis teknologi pengolahan sampah organik, mesin
pencacah, mesin pengayak dan sarana
pengumpulan/pengangkutan);
- Rencana pengangkutan residu yang akan dilakukan oleh
OPD terkait (DLHK);
• Data Perencanaan Pembebanan :
- Beban akibat konstruksi (Beban hidup karena
penggunaan dan beban mati oleh konstruksi itu sendiri);
- Beban karena situasi (penyesuaian pembebanan karena
situasi karena daerah rawan gempa, rawan angin puting
beliung, pinggir pantai dan lain-lain).
- 117 -
No. Jenis Data Jumlah Satuan
5. Kepadatan sampah organik ... kg/m3
(kepadatan sampah organik setelah dipilah
dan dicacah)
6. Volume sampah wilayah terlayani ... lt/hari
(jml Jiwa x produk sampah/hari)
7. Komposisi sampah :
sampah organik : ... % = ... kg dan m3 ... % dan kg-m3
sampah daur ulang : ... % = ... kg dan m3 ... % dan kg-m3
residu : ... % = ... kg dan m3 ... % dan kg-m3
(bisa disesuaikan sesuai kondisi komposisi di
lokasi TPS 3R)
F. CONTOH PERHITUNGAN LUAS BANGUNAN TPS 3R
Perhitungan Perhitungan
Jumlah Kebutuhan area sarana
Area Minimum
Layanan TPS TPS 3R lainnya
Pengomposan sesuai Permen Luas Hanggar
3R
PU No.3/2013 Area TPS 3R
- 118 -
Mengacu ke Petunjuk Teknis TPS 3R Tahun 2018, terdapat 4
contoh aplikasi teknologi pengolahan sampah organik yang
digunakan untuk menghitung kebutuhan area pengomposan di
TPS 3R, diantaranya metode windrow, bata berongga, drum
komposter, dan takakura bersusun. Tabel berikut merupakan
hasil analisis yang dapat digunakan sebagai gambaran acuan
kebutuhan luas area TPS 3R dengan opsi teknologi tertentu.
*Asumsi: 1 KK = 5 Jiwa
standar timbulan kota kecil/sedang = 3 liter/orang/hari atau 0,4 kg/orang/hari
standar timbulan kota besar = 4,5 liter/orang/hari atau 0,6 kg/orang/hari
komposisi sampah organik = 50%
Catatan : Perhitungan luas ini merupakan contoh, perlu disesuaikan dengan
kebutuhan di masing-masing lokasi
- 119 -
Detail perhitungan dari masing-masing opsi teknologi diatas
dapat dilihat pada dokumen lampiran.
- 120 -
Sampah Rumah Tangga, disebutkan bahwa Bangunan TPS 3R
terdiri dari:
• Alternatif 1 (1 lantai)
- 121 -
Gambar 33. Usulan Standar Denah Alternatif 1
- 122 -
Gambar 35. Usulan Perspektif Alternatif 1
• Alternatif 2 (2 lantai)
- 123 -
Berikut adalah denah alternatif 2 bangunan TPS3R dengan
luas area bangunan 200 m2 dua lantai, dengan luas lantai 1
sebesar 150 m2 dan luas lantai 2 seluas 50 m2, berikut dengan
Tampak Depan, Tampak Samping dan Gambar Perspektifnya:
- 124 -
Gambar 38. Contoh Tampak Depan Alternatif 2
- 125 -
format RAB untuk mempermudah dalam melakukan assessment
pada pengajuan pembangunan TPS3R.
- 126 -
Gambar 40. Skema pelaksanaan Perhitungan Anggaran Biaya
Keterangan :
- 127 -
dengan konstruksi. TFL Teknik, Ketua KSM harus
menandatangani bersama sebagai bukti kesepakatan jenis
pekerjaan dan spesifikasi material yang telah di sepakati.
Secara lebih rinci, Spesifikasi Teknis Bangunan dapat dilihat
pada dokumen Lampiran Juknis ini.
Pertimbangan material lokal, spesifikasi untuk jenis pekerjaan
yang dilaksanakan dan material yang digunakan menjadi
pertimbangan yang utama dalam kegiatan TPS3R.
- Dinding :
*Prioritaskan bahan material lokal.
- Rangka Utama :
o Prioritaskan bahan material lokal;
o Perhitungkan dengan rencana umur bangunan;
o Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi (pinggir laut,
kecepatan angin, dll).
- Penutup Atap :
o Prioritaskan bahan material lokal;
o Tahan korosi, tahan benturan, mudah menggantinya.
• Struktur Baja
- Tiang Utama Bangunan
- 128 -
- Kuda-kuda
- Gording
- Pengaku
• Pekerjaan persiapan/pendahuluan:
- 129 -
- Pengukuran dan pematokan
- Sewa Barak kerja/Direksi Kit/Gudang
- Papan nama proyek
• Pekerjaan Tanah:
- Galian tanah
- Urugan Pasir
- Timbunan Tanah
• Pekerjaan Pasangan
• Pekerjaan Pengecetan
- 130 -
• Pekerjaan Perlengkapan
K. PERSYARATAN BAHAN
• Semen Portland
• Agregat Halus
- Pasir Urug.
Pasir untuk pengurukan, peninggian, dan lain-lain tujuan,
harus dan keras atau memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 4141:2015.
(Metode gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
dalam agregat). Butiran-butiran harus tajam dan keras,
tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak
boleh melebihi 5%. Butiran-butirannya harus dapat
melalui ayakan berlubang 3 (tiga) mm persegi. Pasir laut
tidak boleh digunakan.
- 131 -
- Pasir Pasang.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton
bitumen, harus memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang
ditentukan dalam SNI 03-4141-1996. Butiran-butiran
harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran-
butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 (tiga)
mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan
- Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan terbebas
dari bahan-bahan organik, lumpur dan sebagainya. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 5%. Pasir laut tidak boleh
digunakan
- 132 -
o Butiran-butiran split dapat melalui ayakan berlubang
persegi 76 mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang
20 mm.
o Koral/Split hitam mengkilap keabu-abuan.
• Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi
Pekerjaan dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratprium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya kontraktor.
• Besi Beton
L. PONDASI
• Foot Plate (Pondasi Utama)
- 133 -
- Besi/baja beton yang ditawarkan dari jenis baja mild-steel
dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 (U24) dan
seterusnya sesuai yang ditentukan, Penampang besi harus
bulat serta memenuhi persyaratan SNI 2052:2014 Baja
Tulangan Beton;
- Jika diperlukan bisa dilakukan perbaikan tanah di bawah
pondasi.
M. KOLOM
Bangunan Utama TPS 3R (Bangunan Pengelolaan Sampah)
• Dengan beton bertulang
- 134 -
- Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton minimal
adalah K-225 dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam dalam SNI 1974:2011 Cara Uji Tekan
Beton dengan Benda Uji Silinder;
- Besi/baja beton yang ditawarkan dari jenis baja mild-steel
dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 (U24) dan
seterusnya sesuai yang ditentukan, Penampang besi harus
bulat serta memenuhi persyaratan 2052:2014 Baja
Tulangan Beton.
- 135 -
- Kalau tidak ditentukan lain maka semua kayu yang
digunakan untuk bangunan harus kayu dengan mutu A
sesuai dengan PPKI semua kayu harus bebas dari
getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu,
retak-retak, bengkok dan sebagainya dan harus sudah
mengalami proses pengeringan udara minimal 3 (tiga)
bulan.
- Sistem penyambungan dan penggabungan menggunakan
SNI 7973:2013 Spesifikasi Desain untuk kontruksi kayu.
N. ANALISA STRUKTUR
- 136 -
Q. RENCANA BIAYA OPERASIONAL TPS 3R
• Biaya Personil
• Biaya Langsung
- 137 -
golok, dan lain-lain.
4. Biaya pemeliharaan
- 138 -
1. Total biaya OP tersebut adalah merupakan harga pokok
pengolahan yang bermanfaat untuk melakukan analisis biaya
satuan. Perhitungan biaya OP dapat dihitung keseluruhan proses
maupun per unit kegiatan, misalnya unit kegiatan pengomposan.
Dasar Perencanaan:
- 139 -
17. Kebutuhan bensin direncanakan 2 liter/unit/hari, sehingga
dibutuhkan total 4 liter/hari
- 140 -
Biaya operasional di atas, dapat diproyeksikan untuk 20 tahun
kedepan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan inflasi.
Kalkulator Excel untuk perhitungan biaya operasional ini dapat
di lihat di lampiran 5.14.
- 141 -
V. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1. Pekerjaan persiapan
Jenis dan volume kegiatan secara rinci diuraikan dalam gambar rencana
dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
- 142 -
dalam mengelola dan mengoperasikan peralatan pengolah 3R. Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan masyarakat dapat
menggunakan fasilitas dengan baik dan bertanggung jawab untuk
pengoperasian dan pemeliharannya.
- 143 -
Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Swakelola.
- 144 -
berupa Nota/Kuitansi dengan materai sesuai ketentuan;
8. Terhadap poin 5 dan 6 Tim Pengadaan dapat membandingkan 2
penawaran /sumber informasi;
9. Untuk nilai transaksi lebih dari Rp.50.000.000,- s/d
Rp.200.000.000,- dilakukan dengan SPK. Tim Pengadaan
mengundang calon penyedia minimal 3 yang diyakini mampu untuk
menyampaikan penawaran administrasi, teknis, dan harga;
10. Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/ atau gambar serta
dokumen-dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang
dibutuhkan;
11. Dapat melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk
mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
12. Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi,
teknis, dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah
ditentukan dalam undangan;
13. Tim Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi
dan teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan
negosiasi harga untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang
wajar serta dapat dipertanggungjawabkan, dihadiri oleh unsur tokoh
masyarakat, seluruh anggota KSM, Kepala Desa/Lurah, TFL dan
kaum perempuan;
14. Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS;
15. Memastikan kualitas barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan dan mendapatkan harga yang termurah dan dapat
dipertanggungjawabkan;
16. Tim pengadaan membuat administrasi pengadaan barang dan jasa.
- 145 -
3) Berita Acara Penentuan Toko/Pemasok;
4) Dokumen Pengantar Barang/Faktur Barang (Nota/Kwitansi).
2. Untuk Nilai Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 200.000.000,- adalah :
1) Berita Acara Pembentukan Tim Pengadaan;
2) Berita Acara Survey Harga Bahan, Upah dan Sewa Alat;
3) Undangan Pengadaan Bahan/Material;
4) Penawaran dari Pemasok;
5) Surat Pernyataan Kebenaran Usaha;
6) Berita Acara Penentuan Pemenang;
7) Surat Pernyataan Tidak Menuntut Ganti Rugi;
8) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan;
9) Surat Perintah Kerja (SPK);
10) Dokumen Pengantar Barang/Faktur Barang.
Petunjuk pembuatan dokumen proses pengadaan barang/jasa dapat
dilihat pada Lampiran 5.
- 146 -
bentuk diagram batang (bar chart) dan Kurva S. Kurva S ini harus
diupdate setiap minggu sesuai dengan kemajuan pelaksanaan.
1. Pengendalian mutu;
2. Pengendalian kuantitas/volume pekerjaan;
3. Pengendalian waktu; dan
4. Pengendalian biaya.
1. Penyimpanan bahan/material.
- 147 -
3. Pengujian/pemeriksaan material.
4. Pengendalian kuantitas/volume.
5. Pengendalian waktu.
- 148 -
5) Kendala dan permasalahan yang dihadapi;
6) Laporan mingguan disampaikan ke Satker PSPPLP.
- 149 -
mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK memberikan kesempatan Tim
Pelaksana/KSM untuk menyelesaikan pekerjaan. Pemberian
kesempatan kepada KSM untuk menyelesaikan pekerjaan dapat
melampaui Tahun Anggaran seperti diatur dalam Peraturan Lembaga
LKPP Nomor 8 tahun 2018 tentang pedoman pelaksanaan swakelola.
- 150 -
pasar;
4) Kelembagaan (Struktur KPP, Tugas dan Fungsi);
5) Peran Serta Masyarakat (Bersedia dilayani, tidak
membuang/membakar sampah sembarangan, Memilah Sampah
di rumah);
6) Peraturan (Kebutuhan akan peraturan dari Pemda maupun Desa
untuk melarang aktivitas buang dan bakar sampah
sembarangan, kewajiban memilah dari rumah, dan kewajiban
membayar iuran).
4. Pada saat serah terima pekerjaan status rekening bank KSM sudah
harus ditutup. Pada saat melakukan penarikan dana bantuan termin
akhir maka KSM sekaligus menutup rekening.
5.9. SANKSI
- 151 -
dana, sampai dengan permasalahan diselesaikan oleh masyarakat
melalui rembuk warga didampingi oleh TFL dan diketahui oleh
Lurah/Kepala Desa yang dinyatakan dalam berita acara hasil
rembuk warga;
- 152 -
VI. OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
6.1. PEMBIAYAAN
- 153 -
[Box 6.1] Biaya Operasional Pengelolaan Sampah Bertanggung
Jawab
Biaya operasional pengelolaan sampah biasa dihitung dalam satuan
Rp/ton. Perlu dipahami bersama bahwa biaya operasional
pengelolaan sampah bertanggung-jawab hampir pasti lebih tinggi
daripada biaya operasional pengelolaan sampah yang tidak
bertanggung-jawab (baca: kumpul-angkut-buang). Berikut 3 referensi
terkini tentang biaya operasional pengelolaan sampah bertanggung
jawab.
1. Global Waste Management Outlook (“GWMO”). Merupakan
sebuah dokumen yang disusun oleh UNEP (United Nation
Environment Programme) dan ISWA (International Solid Waste
Association) pada tahun 2015 yang berisikan data-data
pengelolaan sampah di dunia dan dapat diakses di
(http://web.unep.org/ourplanet/september-2015/unep-
publications/global-waste-management-outlook).
Biaya operasional yang disarankan GWMO untuk sebuah usaha
pengelolaan sampah setipe dengan TPS 3R adalah
Rp800.000/ton – Rp1.700.000/ton.
2. InSWA (inswa.or.id). Indonesia Solid Waste Management atau
disingkat InSWA merupakan anggota resmi ISWA serta mengelola
TPS 3R di Rawasari, Jakarta. Biaya yang dikeluarkan InSWA
untuk mengelola laboratorium TPS 3R Rawasari sampai dengan
Rp500.000/ton.
3. Waste4Change (waste4change.com) merupakan wirausaha sosial
yang mengelola sampah perumahan di Kompleks Vida Bekasi
serta menjadi partner pengelolaan sampah kantor untuk
beberapa perusahaan multi nasional dengan standard lingkungan
ketat seperti Unilever dan The Body Shop. Selain itu
Waste4Change juga aktif dalam kegiatan Kampanye serta
advokasi pengelolaan sampah bertanggung jawab. Kegiatan
Pengelolaan di fasilitas Waste4Change meliputi pengomposan dan
pemilahan serta pencacahan plastik (sangat mirip dengan TPS
3R). Biaya pengelolaan sampah Waste4Change per tahun 2018
berkisar di angka Rp850.000 – 1,5 jt per ton sampah.
- 154 -
masyarakat. Tugas masyarakat dan Pemerintah Pusat/Provinsi pada
program TPS 3R adalah membantu Pemerintah Daerah dalam
menangani masalah pengelolaan sampah, bukan menggantikan peran
Pemerintah Daerah sepenuhnya.
Kebutuhan Pokok
• Gaji Operator
• BBM Gerobak Motor
• BBM Mesin Pengolah Sampah
• Perawatan Gerobak Motor
Alokasi dana • Perawatan Mesin Pengolah
Pemerintah Daerah Sampah
• Listrik dan Air
• Perawatan Bangunan
• Pengangkutan Residu
Iuran Warga • Perlengkapan APD
KSM Pengelola
KPP TPS
3R Kebutuhan Sekunder
• Gaji Pengelola KSM
• Biaya Litbang dan marketing
Penjualan Produk (Studi Banding, Pemeriksaan
TPS 3R Lab, Iklan, Pameran, Spanduk)
• Bonus Pekerja
• Seragam Karyawan (Kaos,
Rompi, Topi)
• dll
- 155 -
6.2. PRASYARAT PEMASUKAN
- 156 -
6.3. BIAYA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN (BOP)
Contoh perencanaan dana yang dipaksakan dapat dilihat pada Tabel 15.
Biaya untuk operator ditekan sedemikian rupa dengan hanya
mempekerjakan 2 operator dengan honor Rp750.000. Hal ini tentu tidak
sesuai dengan beban kerja di lapangan sehingga hasil dari TPS 3R pun
tidak akan maksimal. Beberapa pertimbangan penentuan tarif untuk
BOP dapat dilihat pada Tabel 17.
- 157 -
Item Biaya Pertimbangan
wirausaha mendapatkan hasil setelah usaha mereka
mencapai titik impas.
Beberapa pengurus TPS 3R juga tidak segan
merangkap sebagai operator selama mereka belum
punya cukup dana untuk menggaji operator.
Bensin Pada umumnya, dibutuhkan 2 gerobak motor dengan
Gerobak 2 kali ritasi untuk melayani pengangkutan 400KK.
Motor Kebutuhan bensin gerobak motor sendiri sangat
bergantung pada kontur area layanan serta tuntutan
masyarakat terhadap layanan TPS 3R. Beberapa TPS
3R menetapkan pengangkutan setiap hari untuk
menjaga hubungan baik dengan pelanggan, tetapi
sebagian besar TPS 3R melayani pengangkutan hanya
2 atau 3 kali seminggu menyesuaikan timbulan
sampah di lapangan.
Hal ini dikembalikan ke masing-masing KPP untuk
menemukan titik yang pas antara nilai keekonomian
dengan kepercayaan masyarakat.
Harga bensin juga sebaiknya menyesuaikan dengan
ketersediaan bahan bakar di lokasi TPS 3R
Bensin Mesin Tergantung metode pengolahan organik yang
Pencacah digunakan, mesin pencacah organik bisa digunakan
Organik setiap sampah datang ataupun hanya pada waktu
berkala setiap bulannya.
Bensin Mesin Berbeda dengan bensin motor dan pencacah organik,
Pencacah/ penggunaan mesin pencacah ataupun mesin press
press anorganik tidak begitu sering. Diperkirakan hanya 1
Anorganik kali seminggu.
Biaya Semua barang yang digunakan akan mengalami
pemeliharaan penurunan kualitas, agar operasional selalu dapat
berjalan lancar, maka KPP perlu menyiapkan dana
pemeliharaan. Biasanya dana pemeliharaan dihitung
3% dari harga beli barang per tahun
Pengangkutan TPS 3R membayar pengangkutan residu kepada DLH.
Residu Nominal biaya ini beragam bergantung dengan jarak
TPS 3R ke TPA serta wilayah layanan DLH.
- 158 -
Tabel 28. Contoh Perencanaan BOP yang Menyertakan Honor Pengurus
KSM
No Item Jumlah Volume Tarif/Unit Jumlah
A Honor
1 Operator 3 orang 1 bulan 1 x Rp1.000.000 Rp3.000.000
2 Pengurus KSM 3 orang 1 bulan 1 x Rp1.500.000 Rp4.500.000
Jumlah A Rp7.500.000
B Operasional
1 Bensin Gerobak Motor 2 liter 14 hari 2 x Rp10.000 Rp560.000
2 Mesin Cacah (Solar) 1 liter 14 hari 1 x Rp8.000 Rp112.000
4 Mesin Ayakan Kompos (Pertalite) 1 liter 14 hari 1 x Rp10.000 Rp140.000
5 Perawatan Gerobak Motor (0,25% harga barang) 2 Unit 1 bulan 0,0025 x Rp30.400.000 Rp152.000
6 Perawatan Mesin 1 Unit 1 bulan 0,0025 x Rp20.000.000 Rp50.000
7 Biaya listrik 1 ls 1 bulan 1 x Rp100.000 Rp100.000
8 Pengangkutan Residu 1 rit 12 hari 1 x Rp50.000 Rp600.000
9 Biaya Pemeliharaan 1 ls 1 bulan 0,0025 Rp400.000.000 Rp1.000.000
10 Pemasaran Dan ATK 1 ls 1 bulan 1 Rp150.000 Rp150.000
Jumlah B Rp2.864.000
- 159 -
[Box 6.3] Trading (Jual-Beli) Sampah Anorganik
Kegiatan trading atau jual-beli sampah adalah kegiatan di mana TPS
3R secara aktif mencari dan membeli sampah bernilai ekonomi selain
yang didapatkan dari hasil pengumpulan ke pelanggan TPS 3R untuk
kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa harga sampah anorganik bisa
mengalami kenaikan apabila dijual dalam jumlah banyak atau telah
mengalami perlakuan terlebih dahulu. Adalah hal lumrah bagi harga
anorganik untuk mengikuti pola seperti ini:
Harga Pabrik > Harga Bandar > Harga Lapak > Harga Pemulung
Semakin jauh dari pabrik, harga semakin menurun. Pemulung tidak
bisa menjual langsung ke pabrik dikarenakan pabrik hanya
melakukan pembelian terhadap penjual yang bisa memasok barang
dalam jumlah besar. Berbeda dengan pemulung, TPS 3R memiliki
bangunan yang bisa digunakan sebagai gudang pengumpulan
anorganik. Maka, seharusnya TPS 3R bisa langsung menjual ke
bandar ataupun langsung ke pabrik dan mendapatkan harga yang
lebih baik. TPS 3R juga dapat bekerja sama dengan TPS 3R lain di
daerahnya untuk memenuhi kebutuhan kuota pabrik.
Hal ini semakin dipermudah dengan tersedianya mesin pencacah atau
mesin press pada beberapa TPS 3R. Pastikan bahwa pemilahan dan
proses pencacahan yang dilakukan sesuai dengan standard kualitas
pembeli agar barang tidak ditolak oleh pembeli.
Beberapa contoh TPS 3R yang berhasil menjalankan trading adalah
TPS 3R Selayar di Gorontalo dan TPS 3R Sipatokkong di Sulawesi
Selatan. Trading bisa menghasilkan pemasukan yang cukup tinggi
bagi pengurus TPS 3R, tetapi perlu tetap dijaga bahwa TPS 3R juga
wajib mengolah sampah organik. Jangan sampai TPS 3R berubah
fungsi menjadi lapak dan tidak mengolah organik sama sekali.
- 160 -
program rencana bisnis belum dibuat, KPP terpaksa harus membuatnya
sendiri.
- 161 -
Untuk menghitung titik impas terdapat beberapa data yang perlu
dilengkapi (Tabel 20)
𝑇𝐵𝑇 + 𝑇𝐿𝐵
𝑛=
(𝐻 − 𝑉)
Keterangan:
𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝐻 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎
- 162 -
𝑉 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒
1.864.000 + 4.500.000
𝑛=
(1.050.000 − (500.000 + 25.000))
𝑛 = 12,12 𝑘𝑤𝑖𝑛𝑡𝑎𝑙
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = 𝑇𝐵𝑇 + 𝑉𝑛
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = 𝑅𝑝8.227.000
Apabila dalam satu KSM terdapat 3 pengurus yang aktif, maka modal ini
bisa dibagi rata antara ketiga orang tersebut agar terasa lebih ringan.
- 163 -
[Box 6.4a] Penurunan Rumus Titik Impas
Perhitungan titik impas adalah salah satu perhitungan paling mudah
yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah rencana
bisnis layak dijalankan atau tidak. Seperti namanya, titik impas
adalah titik di mana usaha kita tidak mengakibatkan kerugian tetapi
juga tidak mendatangkan laba. Dengan kata lain, total pemasukan
sama dengan total pengeluaran.
Total pemasukan sendiri adalah harga barang yang kita jual dikalikan
dengan jumlah barang yang kita jual. Sedangkan total pengeluaran
adalah total biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya variabel
merupakan komponen biaya yang terpengaruh oleh jumlah barang
yang diproduksi. Menambah jumlah produksi barang berarti
menambah biaya variabel. Sedangkan biaya tetap, seperti namanya,
sudah tetap dan tidak terpengaruh oleh sedikit-banyaknya barang
yang diproduksi sampai batasan tertentu.
Penurunan rumusnya sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝐻𝑛 = 𝑇𝐵𝑇 + 𝑉𝑛
𝐻𝑛 − 𝑉𝑛 = 𝑇𝐵𝑇
(𝐻 − 𝑉)𝑛 = 𝑇𝐵𝑇
𝑇𝐵𝑇
𝑛=
(𝐻 − 𝑉)
Keterangan:
𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑇𝐵𝑇 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐻 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎
𝑉 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
- 164 -
[Box 6.4b] Penurunan Rumus Titik Impas
Dengan sedikit modifikasi, rumus ini juga dapat digunakan untuk
menghitung jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai target
tertentu. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan menambahkan
target laba pada sisi sebelah kanan dari persamaan
Penurunan rumusnya sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
+ 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 + (𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ)
+ 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐻𝑛 = 𝑇𝐵𝑇 + 𝑉𝑛 + 𝑇𝐿𝐵
𝐻𝑛 − 𝑉𝑛 = 𝑇𝐵𝑇 + 𝑇𝐿𝐵
(𝐻 − 𝑉)𝑛 = 𝑇𝐵𝑇 + 𝑇𝐿𝐵
𝑇𝐵𝑇 + 𝑇𝐿𝐵
𝑛=
(𝐻 − 𝑉)
Keterangan:
𝑇𝐿𝐵 = 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Walaupun perhitungan titik impas ini sederhana dan cukup
memberikan gambaran tentang sebuah rencana bisnis, terdapat
beberapa kekurangan yang perlu diantisipasi:
1. Mengasumsikan biaya tetap selalu konstan. Pada praktiknya,
biaya tetap memiliki batas atas jumlah produksi. Apabila jumlah
produksi sudah melewati batas atas, maka biaya tetap akan
berubah. Contoh: Gaji pegawai tetap. 4 orang operator hanya
mampu mengelola sampah dari maksimal 600KK. Apabila
pelanggan TPS 3R sudah lebih dari 600 KK maka perlu
penambahan pegawai yang berarti mengubah komponen
menambah gaji pegawai dan menambah total biaya tetap.
2. Mengasumsikan jumlah produk yang dihasilkan sama dengan
jumlah produk yang terjual
- 165 -
5. Jumlah prasarana dan sarana yang digunakan target/sasaran sesuai
perencanaan;
6. Rencana Operasional dan Pemeliharaan yang meliputi:1) Standard
Operating Procedure dan pengelolaan standar kriteria teknis
prasarana dan sarana; 2) Skema pengelolaan keuangan; 3) Rencana
pengembangan bisnis.
- 166 -
b. Contoh Lembar Registrasi Pelanggan
TPS 3R Desa/Kelurahan XY
Tanda Tangan
Nama Nama
- 167 -
c. Contoh Buku Data Pelanggan
- 168 -
e. Contoh Buku Transaksi
Bulan: ………………………………..
- 169 -
yang didapatkan biasanya juga akan bertahan sangat lama dan sulit
untuk kembali kepada kebiasaan awal dikarenakan perubahan yang
datang berasal dari diri sendiri dan bukan merupakan hasil paksaan
orang lain.
- 170 -
Memilah Sampah dari Rumah
Membakar Sampah
Oleh karena itu, sangat disarankan dalam kurun waktu kurang dari satu
tahun selama proses pembangunan, TFL dan KSM mengonsep bersama
perangkat sosialisasi untuk digunakan sepanjang masa operasional TPS
3R, antara lain:
- 171 -
Penegakan hukum perlu dilakukan beriringan dengan kegiatan
sosialisasi dan edukasi untuk mempercepat proses perubahan perilaku
di masyarakat. Sosialisasi yang tidak disertai penegakan hukum akan
memakan waktu yang sangat lama.
Tingkatan hukum pun bisa dimulai dari yang paling kecil, tingkat RT
ataupun RW dengan membuat kesepakatan bersama antara warga yang
dipimpin oleh masing-masing ketua RT, sampai dengan tingkat di mana
Satpol PP bisa diturunkan untuk melakukan penegakan terhadap para
pelanggar peraturan.
Lebih lanjut tugas dan tanggung jawab Pemda antar lain seperti:
- 172 -
1. Penguatan kelembagaan KPP;
2. Memonitoring keberlangsungan/keberlajutan Operasi dan
Pemeliharaan Sarana Prasarana Program Penyelenggaraan TPS 3R
terbangun serta pembinaan kepada masyarakat/KPP dalam
kepengelolaan sarana;
3. Memberikan masukan atas kendala yang terjadi di tingkat
masyarakat;
4. Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat/KSM terkait hal
teknis seperti, pengambilan sampah residu secara berkala,
pemeriksaan kualitas produk kompos secara berkala, dan analisa
teknis lainnya terkait pengelolaan sarana.
- 173 -
VII. PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN
- 174 -
Pemantauan dilakukan pada beberapa hal sebagai berikut :
1) Teknis operasional;
2) Pembentukan kelembagaan;
3) Pendanaan;
4) Peraturan dan Perundangan;
5) Peran Serta Masyarakat;
6) Keberlanjutan Program.
- 175 -
verifikasi teknologi ditingkat masyarakat, pemilihan lokasi TPS 3R,
pembentukan KSM, dan Penyusunan RKM;
5. Pelaksanaan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana
penyelenggaraan TPS 3R;
6. Pelaksanaan penyelenggaraan TPS 3R yang meliputi:
1) Teknis operasional;
2) Pembentukan kelembagaan;
3) Pendanaan;
4) Pengaturan dan Perundangan;
5) Peran Serta Masyarakat;
6) Keberlanjutan Program.
- 176 -
Tabel 30. Tabel Monitoring Tahap Perencanaan/Pra Konstruksi
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
1. Penyampaian Surat Minat ▪ Dokumen Surat
dari Kabupaten/Kota Minat
dilengkapai daftar panjang
lokasi yang diusulkan untuk
program TPS 3R
2. Penyampaian Surat ▪ Dokumen Surat
pernyataan dari kepala Kesanggupan
daerah yang ditujukan kepada Penganggaran Biaya
Direktur PLP), yang Operasional TPS 3R
menyebutkan alokasi biaya di dalam RAPBD
operasional dan pemeliharaan
3. Penetapan Lokasi
Kabupaten/Kota Penerima
Program TPS 3R oleh Dit.
PPLP, DJCK, Kemen PUPR
4. Rekruitment TFL
5. Mobilisasi TFL oleh Balai
Prasarana Permukiman
Wilayah
6. Bimbingan Teknis TFL
7. Sosialisasi TPS 3R tingkat ▪ Undangan
Kab./kota ▪ Daftar Hadir
▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
8. Sosialisasi TPS 3R tingkat ▪ Undangan
Kecamatan ▪ Daftar Hadir
▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
9. Pelaksanaan SELOTIF ▪ Dokumen SELOTIF
10. Sosialisasi TPS 3R tingkat▪ Undangan
Kelurahan ▪ Daftar Hadir
▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
11. Rembuk kelurahan I (Fakta▪ Undangan
Integritas/Surat Kesiapan▪ Daftar Hadir
Masyarakat menerima dan▪ Dokumentasi
melaksanakan Program TPS▪ Berita Acara
3R) ▪ Penandatanganan
Fakta Integritas
12. Rembuk kelurahan II▪ Undangan
(Pembentukan KSM) ▪ Daftar Hadir
▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
▪ Dokumen
Pembentukan KSM
13. Surat Penetapan Penerima ▪ SK Penetapan
- 177 -
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
Manfaat Penerima Manfaat
Oleh Pejabat Pembuat
Komitmen
Pengembangan PLP
Satker Pelaksana
Prasarana
Permukiman Wilayah
14. Survei Timbulan dan ▪ Formulir Hasil Survei
Komposisi Sampah Timbulan dan
Komposisi Sampah
hari ke-1 s.d ke-8
▪ Dokumentasi Survei
15. Profil lokasi ▪ Peta, kondisi terkini,
sosial ekonomi,
kesediaan memilah
dan membayar.
16. Penyusunan RKM (Rencana ▪ Dokumen RKM Yang
Kerja Masyarakat) didalamnya Sudah Dilakukan
tercakup RTR (Rencana Verifikasi
Teknik Rinci) dan RAB
(Rencana Anggaran Biaya) &
Spesifikasi Teknis
17. Pembukaan Rekening ▪ Bukti Buku Rekening
Masyarakat
18. Pelatihan KSM, Tukang dan ▪ Undangan
Kepala Tukang ▪ Daftar Hadir
▪ Dokumentasi
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
1. Rembuk Kelurahan III ▪ Undangan
(sosialisasi dokumen RKM dan▪ Daftar Hadir
Persiapan pelaksanaan Fisik) ▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
2. Penanda Tanganan Kontrak ▪ Dokumen SP3/PKS
(SP 3/PKS ) antara KSM dan
PPK
- 178 -
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
3. Pencairan Dana Tahap 1 (70 ▪ RPD (Rencana
%) Penggunaan Dana)
Tahap 1
4. Pelaksanaan Pembangunan/ ▪ Laporan Progress
Konstruksi Tahap 1 (harian, mingguan,
Bulanan)
▪ Laporan Penggunaan
Material
▪ Daftar hadir penerima
upah
▪ Dokumentasi
5. LPJ (Laporan Pertanggung ▪ Dokumen LPJ Tahap
Jawaban) Tahap 1 1
6. Rembuk Pelaksanaan Fisik 1 ▪ Undangan
(membahas LPJ 1 dan ▪ Daftar Hadir
Persiapan Pencairan Tahap 2) ▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
7. Pencairan Dana Tahap 2 (30 ▪ RPD (Rencana
%) Penggunaan Dana)
Tahap 2
8. Pelaksanaan Pembangunan/ ▪ Laporan Progress
Konstruksi Tahap 2 (harian, mingguan,
Bulanan)
▪ Laporan Penggunaan
Material
▪ Daftar hadir penerima
upah
▪ Dokumentasi
▪ Dokumen Draft ROP
13. LPJ (Laporan Pertanggung ▪ Dokumen LPJ Tahap
Jawaban) Tahap 2 2
14. Rembuk Pelaksanaan Fisik ▪ Undangan
(membahas LPJ Keseluruhan) ▪ Daftar Hadir
▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
▪ dokumen LPJ Final
15. Rembuk Pelaksanaan Fisik 3 ▪ Undangan
(membahas persiapan ▪ Daftar Hadir
Comissioning Test) ▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
16. Pelaksanaan Comissioning ▪ Dokumen Berita
Test Acara Pemeriksaan
Fisik
17. Serah Terima Pekerjaan ▪ Dokumen Berita
Acara Serah Terima
Pekerjaan
▪ Dokumen Final ROP
18. Rembuk Perubahan Struktur ▪ Undangan
- 179 -
Ya/
No. Jenis Kegiatan Kelengkapan Keterangan
Tidak
Organisasi dari KSM menjadi ▪Daftar Hadir
KPP ▪Dokumentasi
▪ Berita Acara
19. Pelatihan KPP ▪ Undangan
(Dilaksanakan oleh TFL) ▪ Daftar Hadir
▪ Dokumentasi
▪ Berita Acara
20. Serah Terima Infrastruktur ▪ Berita Acara Serah
TPS 3R terbangun dari KSM Terima Infrastruktur
ke Balai Prasarana TPS 3R dengan
Permukiman Wilayah dilampiri daftar
periksa sarana
terbangun
• Laporan Pengunaan
Dana;
• Laporan Progres fisik
• Dokumen Pengadaan
(jika dilakukan lelang)
• Dokumentasi (foto)
fisik kondisi awal
(0%), proses
konstruksi (50%) dan
hasil akhir (100%)
• BA. Pelaksanaan
Commisioning test
• BA. Pemeriksaan
Pekerjaan
▪ As Buildrawing
21. Serah Terima dari Balai ▪ Berita Acara Serah
Prasarana Permukiman Terima Infrastruktur
Wilayah kepada OPD TPS 3R
Kabupate/Kota terkait
(menyerahkan infrastruktur
kepada OPD Kabupaten/Kota
terkait)
22. Serah terima dari OPD ▪ Berita Acara Serah
Kabupaten/Kota terkait Terima Pengelolaan
kepada KPP TPS 3R Sarana TPS 3R
7.4.3. ASPEK INDIKATOR DAN PARAMETER EVALUASI TAHAP
PASCA KONTRUKSI
- 180 -
Tabel 32. Kelengkapan data yang dibutuhkan pasca konstruksi
Provinsi :
Kab./Kota :
OPD Pengelola Sampah :
Alamat OPD :
Telp/Fax. OPD :
Email OPD :
Tahun Survei :
Kondisi TPS 3R : Aktif / Tidak Aktif
ISIAN
KOMPONEN DATA SATUAN
DATA
DATA UMUM
Kategori Pelayanan Kota/Desa
Nama Kecamatan/Distrik yang dilayani
Nama Desa/Kelurahan/Nagari/
Kampung yang dilayani
Titik koordinat Lokasi TPS 3R
Nama Lembaga Pengelola TPS 3R
Jenis Badan Hukum Pengelola TPS 3R (Dinas/BLU/
BUMD/Swasta/Ko
perasi//KSM/dll)
Nama Kepala Pengelola TPS 3R
Alamat Fasilitas TPS 3R
Nomor telepon Fasilitas TPS 3R
Alamat Email Pengelola TPS 3R
Tahun Pembangunan
Sumber Dana Pembangunan
Biaya Pembangunan Rp. Juta
Berita Acara Serah Terima / Alih Status Ada/Tidak
Kelola
Nomor dan tanggal Berita Acara Serah
Terima / Alih Status Kelola
Berita Acara Serah Terima /Alih Status Ada/Tidak
Barang
Nomor dan tanggal Berita Acara Serah
Terima / Alih Status Barang
Fasilitas yang dimiliki Hanggar/Gudang/
Kantor/Mesin
Pencacah Sampah
Organik/Mesin
Pencacah
Plastik/Mesin
Pengayak
Kompos/Bak
Pengomposan/Mot
- 181 -
ISIAN
KOMPONEN DATA SATUAN
DATA
or Pengumpul
Sampah/Dll
Luas Lahan TPS 3R m2
Luas Bangunan m2
Jumlah Pekerja pegawai
DATA TEKNIS OPERASIONAL
Kapasitas sampah masuk m3 / hari
Jumlah Penduduk Area Pelayanan Jiwa atau KK
(Target)
Jumlah Penduduk Yang Sudah Terlayani Jiwa atau KK
(Eksisting)
Persentase Layanan %
Rata-rata Timbulan Sampah Timbulan Domestik
(Rumah Tangga):
- liter/orang/hari
atau
- kg/orang/hari
Rata-rata Komposisi Sampah - % Organik
(Sisa Makanan,
Sampah
Taman/Kebun)
- % Anorganik
Daur Ulang
(Sampah plastik,
kertas, logam, dll)
- % Residu
(Sampah yang
belum bisa di daur
ulang)
Volume Sampah Organik (Mudah m3/hari
Membusuk)Terolah di TPS 3R
Volume Sampah Anorganik (Sulit m3/hari
Membusuk) Terolah di TPS 3R
Volume Sampah Residu yang diangkut m3/hari
ke TPA
Kendaraan Pengumpul Sampah:
- Gerobak Unit
- Motor Roda Tiga
- Pengomposan
dengan
Windrow/Bata
Berongga/dll
Teknologi Pengolahan Sampah Organik
- Pembuatan Pakan
(Mudah Membusuk) Yang Digunakan
Ternak
- Pengolahan Bio
Gas
- Vermikompos
- 182 -
ISIAN
KOMPONEN DATA SATUAN
DATA
- BSF
- dll
- Pemilahan spesifik
Teknologi Pengolahan Sampah - Pengepresan
Anorganik (Sulit Membusuk) Yang - Pencacahan
Digunakan - Pencucian
- dll
DATA KEUANGAN
Iuran Jasa Pengumpulan Sampah Rp /Rumah
Rp/ Restoran
Rp/ Toko
Rp/ Hotel
dll
Pendapatan rata - rata per bulan Rp
Biaya operasional dan pemeliharaan rata Rp
rata per bulan
Dalam pelaksanaan evaluasi keberfungsian, penilaian dibagi
kedalam 2 jenis, yaitu penilaian terhadap TPS 3R yang
aktif/berfungsi, dan juga penilaian terhadap TPS 3R yang tidak
aktif/berfungsi.
Tabel 33. Aspek Indikator Dan Parameter Evaluasi TPS 3R Tidak Aktif
Penilaian
Jawab (Iya =1,
No. Aspek yang ditinjau Keterangan
(Iya/Tidak) Tidak =
0)
1 Apakah KPP memiliki Jika jawaban
semangat untuk mengaktifkan iya,
TPS 3R nya? lanjutkan ke
pertanyaan
3, jika
jawaban
tidak,
lanjutkan ke
pertanyaan 2
- 183 -
2 Apakah di masyarakat Jika jawaban
terdapat potensi calon iya, lanjut ke
pengganti pengurus KSM pertanyaan
dengan kriteria memiliki 3, jika tidak
pengalaman/ketertarikan/jiwa lanjut ke
usahawan di bidang pertanyaan
pengelolaan sampah? 4.
3 Apakah Pemerintah Daerah
atau Pemerintah Desa
memiliki rencana untuk
mendukung pelaksanaan
operasional TPS 3R?
4 Apakah Pemerintah Daerah Khusus diisi
atau Pemerintah Desa untuk yang
bersedia untuk mengambil menjawab
alih dan menjalankan pertanyaan-
pengelolaan TPS 3R? 2 dengan
jawaban
tidak.
Kesimpulan:
Keterangan Penilaian Kesimpulan:
- 184 -
Tabel 34. Aspek Indikator Dan Parameter Evaluasi TPS 3R Tidak Aktif
▪ Belum ada
Peraturan Daerah yang
mengatur tentang 1
pengelolaan
Persampahan
(b) Rencana ▪ Ada program
Pengembangan TPS 3R pembangunan TPS 3R
5
dalam RTRW dan sudah
melakukan revisi SSK
▪ Ada program
pembangunan TPS 3R di 3
dalam RTRW akan tetapi
- 185 -
Nilai Nilai/ Nilai
No. Aspek/ Kriteria Indikator Parameter Bobot
Indikator Aspek Relatif
belum melakukan revisi
SSK
▪ Tidak ada program
pembangunan TPS 3R 1
didalam RTRW
2. Teknis - (a) Volume sampah ▪ Volume ≥ 60% dari
Teknologi dikelola kapasitas layanan yang 5
direncanakan
▪ 30% ≤ Volume
<60% dari kapasitas
3
layanan yang
direncanakan
▪ Volume < 30%
dari kapasitas layanan 1
yang direncanakan
(b) Kondisi Bangunan ▪ Kondisi bangunan
dan Prasarana dan prasarana berfungsi 5
dengan baik 30%
▪ Kondisi bangunan
dan prasarana berfungsi 3
sebagian
▪ Kondisi bangunan
dan prasarana tidak 1
berfungsi
(c) Jenis Pengelolaan ▪ Proses Pemilahan,
pengolahan sampah 5
organik dan anorganik
▪ Proses Pemilahan
dan pengolahan sampah 3
organik/ anorganik
- 186 -
Nilai Nilai/ Nilai
No. Aspek/ Kriteria Indikator Parameter Bobot
Indikator Aspek Relatif
▪ Hanya proses
1
pemilahan
(d) Kondisi Peralatan ▪ Peralatan
pendukung cukup dan 5
kondisi baik
▪ Peralatan
pendukung cukup,
3
namun sebagian tidak
berfungsi dengan baik
▪ Peralatan
pendukung kurang
1
memadai, dan tidak
berfungsi dengan baik
(e) Produksi Kompos ▪ Semua sampah
organik diolah menjadi 5
kompos
▪ 70-99% sampah
organik diolah menjadi 3
kompos
▪ <70 % sampah
organik diolah menjadi 1
kompos
(f) Volume Residu ▪ < 30% dari
Diangkut Ke TPA sampah total yang 5
dikelola
▪ 30% - 40% dari
sampah total yang 3
dikelola
- 187 -
Nilai Nilai/ Nilai
No. Aspek/ Kriteria Indikator Parameter Bobot
Indikator Aspek Relatif
▪ 40% < dari
sampah total yang 1
dikelola
3. Kelembagaan (a) Lembaga Pengelola ▪ Kelompok
5
Pengelola Swadaya Masyarakat
▪ Dinas/Desa 3
▪ Perorangan 1
(b) Struktur Organisasi ▪ Struktur lengkap
dan pengelola 5
berfungsi aktif
▪ Struktur lengkap
akan tetapi pengelola 3
kurang aktif
▪ Ada struktur
akan tetapi organisasi 1
tidak berjalan
(c) Sumber Daya ▪ Pengelola 30%
Manusia kompeten, operator
5
dan tenaga kerja
cukup
▪ Pengelola
kompeten, opertor dan 3
tenaga kerja kurang
▪ Pengelola kurang
kompeten, operator
1
dan tenaga kerja
kurang
(d) Legalitas Lembaga ▪ Ada Akte Notaris,
SK Pendirian yang 5
ditanda tangani oleh
- 188 -
Nilai Nilai/ Nilai
No. Aspek/ Kriteria Indikator Parameter Bobot
Indikator Aspek Relatif
Kepala Desa dan
diketahui DINAS
terkait, dan ada
AD/ART
▪ Akte Notaris
masih dalam proses,
SK Pendirian yang
ditanda tangani oleh
3
Kepala Desa dan
diketahui DINAS
terkait, dan ada
AD/ART
▪ Tanpa Akte
Notaris, SK Pendirian
yang ditanda tangani
oleh Kepala Desa dan 1
diketahui DINAS
terkait, dan ada
AD/ART
(e) Administrasi ▪ Dilakukan
Pengelolaan pencatatan operasional 5
TPS 3R secara baik
▪ Dilakukan
pencatatan operasional
3
TPS 3R tetapi kurang
baik
▪ Tidak dilakukan
pencatatatan
1
operasional TPS3R
- 189 -
Nilai Nilai/ Nilai
No. Aspek/ Kriteria Indikator Parameter Bobot
Indikator Aspek Relatif
(f) Fasilitasi ▪ Ada fasilitasi
Kelembagaan Oleh Pemda kelembagaan secara
5
rutin dari Pemda
(minimal 1 kali/bulan)
▪ Pernah ada
fasilitasi dari Pemda
3
(minimal 1 kali dalam
3-6 bulan)
▪ Tidak pernah ada
1
fasilitasi dari Pemda
4. Keuangan (a) Kondisi Keuangan ▪ Keuangan
5
bulanan surplus
▪ Keuangan
3
bulanan cukup (balance)
▪ Keuangan
1
bulanan minus
(b) Pengelolaan ▪ Ada buku kas dan
Keuangan dana KSM disimpan di 5
bank
▪ Ada buku kas,
15%
namun dana KSM 3
dipegang bendahara
▪ Keuangan dicatat
1
seadanya
(c) Bantuan Keuangan ▪ Ada bantuan
Dari Pemerintah dana operasional 5
sesuai kebutuhan
▪ Ada bantuan
dana operasional 3
seadanya
- 190 -
Nilai Nilai/ Nilai
No. Aspek/ Kriteria Indikator Parameter Bobot
Indikator Aspek Relatif
▪ Tidak ada
bantuan dana
1
operasional
- 191 -
Nilai Nilai/ Nilai
No. Aspek/ Kriteria Indikator Parameter Bobot
Indikator Aspek Relatif
(d) Pengembangan ▪ Penambahan
5
Pelangan Pelanggan ≥ 100%
▪ Penambahan
Pelanggan sebesar 50% 3
- 99%
▪ Penambahan
Pelanggan sebesar < 1
50%
Total Nilai 100%
Kategori Penilaian (Berdasarkan Total Nilai)
- 192 -
Tata cara menggunakan Tabel Evaluasi:
- 193 -
Tabel 35. Kategori dan Total Nilai Evaluasi Pasca Konstruksi
- 194 -
▪ Yang dimaksud adalah jenis kegiatan pengelolaan yang
dilakukan oleh KSM di TPS 3R
- 195 -
3.f. Fasilitasi Kelembagaan Oleh Pemda
▪ Harus ada bukti (dapat berupa absensi di buku tamu) bahwa
aparat Pemda memang berkunjung ke lokasi TPS 3R
- 196 -
7.5. PELAPORAN PROGRES KEGIATAN
- 197 -
Form 5 : Formulir untuk mencatat data pekerjaan
konstruksi dan lahan
Sepuluh form diatas secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran
1.3, form-form tersebut digunakan sebagai dasar pengembangan dalam
pengisian data pada SIM IBM-PLP yang digunakan juga sebagai data
pada Laporan Bulanan dan Laporan Mingguan. Berikut ini adalah jenis
dokumen pelaporan terkait data monitoring/progres disusun selama
masa program TPS3R Berlangsung.
- 198 -
3. Lembar Kendali TFL
4. Laporan Mingguan
Dit. PPLP
Fasprov
- 199 -
5. Laporan Bulanan
Tim Teknis/
Fasilitator
DIREKTORAT
Pusat
PPLP-PLP
Form Pelaporan TFL
(Excel), Deadline:
Fasilitator
TFL • Setiap hari Selasa jam
Provinsi
12.00 WIB setiap
minggunya.
Form Rekapitulasi
Laporan (Excel), Deadline:
2 Fasilitator Fasilitator
Mingguan • Setiap hari Rabu jam
Provinsi Pusat
12.00 WIB setiap
minggunya
- 200 -
Pelaporan Penyusun Diserahkan Bentuk Form dan Jadwal
No.
ke-
12.00 WIB setiap
minggunya.
7.5.2 E-monitoring
- 201 -
TPS3R. SIM IBM-PLP menampilkan data capaian pelaksanaan dari
Program TPS3R di lapangan melalui mekanisme pengelolaan data dan
informasi terpadu. Pengisian/penginputan data SIM IBM-PLP
dilakukan oleh Pendamping/Fasilitator Provinsi, yang datanya
bersumber dari form pelaporan TFL (Lampiran 1.3) yang diisi oleh TFL.
Tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaporan melalui SIM IBM-
PLP adalah sebagai berikut:
- 202 -
Gambar 47 Alur Pelaporan SIM IBM-PLP
- 203 -