Modul - 6 Perencanaan Tpa

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 75

PENYUSUNAN DED

PEMROSESAN AKHIR
SAMPAH

Pendahulua
n
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana
sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya
sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan
atau pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
Berdasarkan data SLHI tahun 2007 tentang kondisi TPA di
Indonesia, sebagian besar merupakan tempat penimbunan
sampah terbuka (open dumping) sehingga menimbulkan
masalah pencemaran pada lingkungan.
Perbaikan
kondisi
TPA
sangat
diperlukan
dalam
pengelolaan sampah pada skala kota

Permasalahan yang sudah timbul terkait dengan


operasional TPA:
Pertumbuhan vektor penyakit
Emisi gas, asap pembakaran
Pencemaran leachate
Dampak sosial

Potret
pengoperasian TPA
di Indonesia

GAMBARAN TENTANG TPA


TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir,
berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008 menjadi tempat
pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir
sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
Lokasi pemrosesan akhir tidak hanya ada proses
penimbunan sampah tetapi juga wajib terdapat 4 aktivitas
utama penanganan sampah di lokasi TPA:
Pemilahan sampah
Daur-ulang sampah non-hayati (anorganik)
Pengomposan sampah hayati (organik)
Pengurugan/penimbunan sampah residu dari proses di
atas di lokasi pengurugan atau penimbunan (landfill)

Berbagai
inovasi proses
di dalam
landfill

SUBYEK PERENCANAAN
TPA

METODA
PEMBUANGAN

PEMILIHAN
LOKASI

UKURAN KOTA

SNI 03-3241-1994

KONDISI TANAH

LUASAN

BERWAWASAN
LINGKUNGAN

TAPAK

(leachate,
gas, bau,
vektor)

SARANA DAN
PRASARANA

FASILITAS UMUM (Jalan,

Bangunan, Drainase, Pagar,


Papan Nama)

FASILITAS PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN (Lapisan Dasar,
Saluran, penampungan, dan
pengolahan leachate; gas;
tanah urug; penyangga; sumur
uji)

FASILITAS PENUNJANG
(Jembatan, air bersih,
bengkel)

FASILITAS OPERASIONAL
(alat berat, truk)

DOKUMEN
DOKUMEN DED
DED TPA
TPA
Dokumen Detail Engineering Design (DED) TPA, minimal meliputi:
Laporan Utama
Album Gambar DED
Nota Desain (Design Note)
Spesifikasi Teknis
Rencana Anggaran dan Biaya (RAB)
Standar Operasional dan Pemeliharaan (SOP)
Pengukuran setempat yang wajib dilakukan yaitu:
Pengukuran topografi
Informasi hidrogeologis dan geoteknis
Panduan pelaksanaan dan pelaporan penyelidikan mekanika
tanah
Panduan pelaksanaan dan pelaporan penyelidikan hidrogeologi
dengan geolistrik

Data
DataPengukuran
PengukuranLapangan
Lapangan
Data topograf (mendapatkan data kontur lahan untuk
menentukan metode TPA
Pengukuran topografi tersebut dilakukan dengan perbedaan
interval minimum 0,5 m meter dengan informasi yang jelas
tentang :

Batas-batas tanah
Slope dan ketinggian
Sumber-sumber air yang berbatasan
Jalan penghubung dari jalan umum ke lokasi tersebut
Tata guna tanah yang ada.

Hasil peta topografi skala 1:2000


Pelaksanaan dilakukan dlm 2 jenis pengukuran: pengukuran
kerangka dasar dan pengukuran detail situasi
Alat Theodolit; waterpass/sipat datar

Data hidrogeologi dan air setempat

Peta hidrogeologi

Data geoteknik (mendapatkan data profl lapisan tanah)

Lokasi titik penyelidikan


tanah

Profil lapisan tanah

Persyaratan Lokasi
TPA

Sesuai dengan SNI 03-3241-1994 tentang tata cara


pemilihan lokasi TPA dan Metode LE Grand dan Tata
Ruang Wilayah/Kota
Dilengkapi dengan prasarana dan sarana:
Prasarana jaPrasarana drainase
lan
Fasilitas penerimaan
Lapisan kedap air
Fasilitas pengamanan gas
Fasilitas pengamanan leachate
Bahan penutup
Alat berat
Penghijauan
Fasilitas penunjang
Fasilitas Pengolahan Sampah

VENTILASI GAS

Ventilasi Gas, berfungsi untuk mengendalikan gas methan


agar tidak lepas bebas ke atmosfer.
- Pipa ventilasi = PVC, diameter 150 mm, perforated, diisi
batu pecah dengan diameter 50-100 mm
- Dipasang dari dasar TPA
- Ketinggian disesuaikan dengan rencana tinggi timbunan
(50 cm/lapisan sampah)
- Pipa ventilasi timbunan terakhir ditambah pipa besi diam,
dengan diameter 150 mm
- Jarak antara pipa ventilasi gas 50 100 mm

Perencanaan Penanganan
-Leachate Pembentukan
Leachate bisa didefinisikan
sebagai cairan
Leachate
yang telah melewati sampah yang telah
mengekstrasi material
terlarut/tersuspensi dari sampah
tersebut.
Komposisi zat kimia tergantung pada
beberapa hal
Karakteristik dan komposisi sampah
Jenis tanah penutup landfill
Musim
Ph dan kelembaban
Umur timbunan (usia landfill)

Urutan alternatif dalam mengolah leachate :


Penguapan leachate: proses penguapan alami
Pensirkulasian leachate: pengumpulan dan
sirkulasi kembali lindi.
Pengolahan leachate: kombinasi fisik-kimia dan
biologi

Pembentukan Leachate
- Opsi Teknologi
Pengolahan Leachate

Alternatif 1 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan


Biofilter

Pembentukan Leachate

- Opsi Teknologi Pengolahan


Leachate

Alternatif 2 Kolam Anaerobik, Fakultatif, Maturasi dan


Landtreatment/ Wetland

Pembentukan Leachate

- Opsi Teknologi Pengolahan


Leachate

Alternatif 3 Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dengan


Aerated Lagoon

Pembentukan Leachate

- Opsi Teknologi Pengolahan


Leachate

Alternatif 4 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi,


Kolam Anaerobik atau ABR

Pembentukan Leachate

- Opsi Teknologi Pengolahan


Leachate

Alternatif 5 Proses Koagulasi - Flokulasi, Sedimentasi


I, Aerated Lagoon, Sedimentasi II

Pembentukan Leachate

- Opsi Teknologi Pengolahan


Leachate

Proses Pengolahan Lindi


(Fisik, Kimia dan Biologi):
1. Pengolahan on-site :
pengolahan lindi langsung di
tempat .
2. Pengolahan off-site :
pengolahan lindi dibawa ke
tempat lain untuk diproses
sebelum dibuang ke badan
air.
3. Resirkulasi ke TPA : air
lindi disirkulasikan kembali
ke TPA .

Bagan Pemilihan
Pengolahan Lindi

Pembentukan Leachate

- Opsi Teknologi Pengolahan


Leachate

Pengolahan lindi dengan sistem resirkulasi, sbb

Proses pengolahan leachate dengan


resirkulasi

Instalasi Pengolahan Leachate

<<

Instalasi
Pengolahan
Leachate

Tangki leachate influen

Bangunan bahan kimia

Tangki pemekat leachate


Tangki DAF

Tangki leachate terolah

Tangki sodium hidroksida

Tangki asid foosforik

Kolam
aerasi

Kolam
anaerobik

Pintu air

Kolam
Rumpai
(Wet Land)

Tanaman diawal operasi

<<

Pembentukan Leachate

- Opsi Teknologi Pengolahan


Leachate
Efluen dari tiap proses bisa dilihat pada gambar di
bawah:

Simulasi efluen hasil pengolahan


lindi

4. Jenis dan Fasilitas TPA


Fasilitas umum (jalan masuk, pos jaga, saluran
drainase, pagar)

Fasilitas lindung lingkungan (lapisan kedap air,


pengumpul & pengolah leachate, ventilasi gas, zona
buffer, tanah penutup)

Fasilitas Penunjang (air bersih, jembatan


timbang, bengkel)

Fasilitas Operasional (alat besar & truk sampah)

4. Jenis dan Fasilitas TPA (Fasilitas Umum)

Jalan masuk (lebar = 8 m, tipe jalan kelas 3, mampu


menahan beban perlintasan bertekanan gandar 10 ton,
kecepatan kendaraan 30 km/jam, kemiringan permukaan
jalan 2-3% ke arah saluran drainase)

Jalan Operasi (Jalan operasi penimbunan sampah/


temporer, jalan penghubung)

4. Jenis dan Fasilitas TPA (Fasilitas Umum)


Drainase, berfungsi utk mengendalikan aliran limpasan air hujan
- Drainase permanen (jalan utama, sekeliling timbunan, gudang,
kantor, bengkel, tempat cuci);
- Drainase sementara (lokal pada zona operasi);
Perhitungan debit air hujan (Q) :
Q [m3/det] = 0,278 * C*I*A
Dimana,

A = Luas daerah aliran (m2)


I
= Intensitas hujan maksimum (mm/jam)
C
= Angka pengaliran

Perhitungan Kapasitas Saluran dengan Persamaan Manning :


Q = 1/n *A*R2/3*S1/2
Dimana, A = Luas penampang basah saluran (m2)
R = Jari-jari hidrolis (m), S = Kemiringan(%), n = Konstanta

4.Jenis dan Fasilitas TPA (Fasilitas Perlindungan


Lingkungan)
Pembentukan Dasar TPA
- Lapisan dasar harus kedap air, dgn geomembran atau lapisan clay,
berfungsi untuk mencegah rembesan air lindi yang terbentuk di dasar TPA
ke dalam lapisan tanah di bawahnya
- Koefisien permeabilitas lapisan dasar < 10-6 cm/detik
- Dasar TPA dilengkapi saluran pipa pengumpul leachate
- Kemiringan minimal 2% ke arah saluran pengumpul

Saluran pengumpul leachate


- Saluran pengumpul primer dan sekunder
- Saluran primer (PVC berlubang, berfungsi sebagai ventilasi, dihubungkan
dengan hilir saluran sekunder)
- Saluran sekunder (dipasang memanjang di tengah blok penimbunan,
pipa PVC)

4. Jenis dan Fasilitas TPA (Fasilitas Perlindungan


Lingkungan)
Saluran pengumpul leachate
Syarat Pengaliran leachate :
- Gravitasi
- Kecepatan pengaliran = 0,6 3 m/detik
- Kedalaman air dalam saluran (d/D) maks = 80%
- Perhitungan debit desain leachate menggunakan metode Van
Breen

Penampungan leachate
- Bak penampung harus kedap air & tahan asam
- Ukuran disesuaikan

SISTEM PENGUMPULAN LEACHATE

Gambar: Sistem Pengumpulan


Leachate

Perencanaan Penanganan
Gas
-Proses
Pembentukan
Gas
pada
dekomposisi zat
organik
di TPA akan
berlangsung
secara aerobik (dalam kondisi
Landfill
ketersediaan oksigen) dan anaerobik (dalam kondisi
tanpa oksigen).

Perencanaan Saluran
Drainase
Sistem drainase mencegah air hujan yang jatuh di atas
daerah TPA non-landfill masuk ke dalam landfill.
Persamaan menghitung debit aliran permukaan:

Q = debit limpasan (m3/detik)


C = koefisien limpasan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah pelayanan tiap saluran (ha)
0,278 = faktor konversi

Contoh Drainase Sel

Perencanaan Lapisan
Kedap Air

Rembesan lindi berpotensi menimbulkan pencemaran air tanah


pemilihan lokasi TPA menyangkut karakteristik hidrogeologi.
Lapisan tanah harus memiliki angka kelulusan (permeability
coefficient) kurang dari 1/1.000.000 cm/detik

Jenis Lapisan kedap air:


lapisan kedap air yang paling murah adalah
lempung.
Lapisan karet sintetis : Untuk mencegah terjadinya
kerusakan atas lapisan ini umumnya dipasang
terlebih dahulu lapisan tanah sebelum sampah
diratakan di atasnya.
Lapisan polimer sintetis: relatif lebih kaku dibanding
karet sintetis
Lapisan aspal: menyemprot permukaan yang keras
(tanah keras berbatu / padas) sampai ketebalan 3-5
mm

Contoh Lapisan Kedap Air


Dasar Landfill & Kolam pengumpul Leachate

Pembentukan dasar TPA

Pelapis Dasar (liner) TPA dengan Geosintetis dan


Tanah Lempung

Pelapis Dasar TPA dengan Geosintetis

Perencanaan Pelapis Dasar


(liner)

Konstruksi sistem liner untuk Sanitary landfill yang terdiri


dari:
Lapisan tanah pelindung setebal minimum 30 cm.
Di bawah lapisan tersebut terdapat lapisan penghalang
dari geotekstil atau anyaman bambu, yang menghalangi
tanah pelindung dengan media penangkap leachate.
Media karpet kerikil penangkap leachate setebal minimum
30 cm, menyatu dengan saluran pengumpul leachate
berupa media kerikil berdiameter 30-50 mm, tebal
minimum 20 cm yang mengelilingi pipa perforasi 8 mm
dari HDPE, berdiameter minimal 300 mm. Jarak antar
lubang (perforasi) adalah 5 cm. Di atas media kerikil.

Pembentukan dasar TPA

Typical pengelasan geomembran

Sistem Lapisan Dasar Se

Konstruksi Lapisan
Dasar TPA

<<

Perencanaan Sanitary
Landfill
- Rencana Tapak

Pengoperasian Sanitary
Landfill
- Pembagian area efektif
pengurugan

Siteplan

Area
Efektif

Lay Out TPA Bukit Tagar


Pejabat operasi
(masa depan)

Pejabat operasi
(sementara)

Jambatan timbang
Advance Cell

Tambak kecemasan
leachate

Tapak treler
Trailer Park

Kolam takungan leachate

Loji rawatan leachate

Kawasan saliran air

Sel Fasa 1

Gambar Udara TPA Bukit Tagar

<<

Perencanaan under-drain
pengumpul leachate

Sistem jaringan under-drain dapat berupa pola tulang ikan


atau pola lurus. Kemiringan saluran pengumpul leachate
antara 1-2% dengan pengaliran secara gravitasi menuju
instalasi pengolah leachate (IPL).
Sistem penangkap leachate diarahkan menuju pipa berdiamter
minimum 300 mm, atau saluran pengumpul leachate.
Pada sanitary landfill, pertemuan antar pipa penangkap atau
antara pipa penangkap dengan pipa pengumpul dibuat bak
kontrol (juction-box), yang dihubungkan sistem ventilisasi
vertikal penangkap atau pengumpul gas.

Perencanaan sistem
penanganan gas

Gas yang ditimbulkan dari proses degradasi di TPA harus


dikontrol di tempat agar tidak mengganggu kesehatan pegawai,
orang yang menggunakan fasilitas TPA, serta penduduk
sekitarnya.
Gas hasil biodegradasi tersebut dicegah mengalir secara literal
dari lokasi pengurugan menuju daerah sekitarnya.
Setiap 1 tahun sekali dilakukan pengambilan sampel gas-bio
pada 2 titik yang berbeda, dan dianalisa terhadap kandungan
CO2 dan CH4.

Pengoperasian Sanitary
Landfill

Pemadatan
dan
Penutupan
Pengurugan sampah
Tanah
Sanitary landfill
Sampah disebar dipadatkan (tebal 1,5 m) digilas
dengan steel sheel compactor atau dozer (4-6
gilasan) ditutup dengan tanah penutup (min.
15cm) setelah 3 lapisan ditutup setebal min 30 cm.
Controlled landfill
Sampah disebar dipadatkan (tebal 4,5 m) digilas
dengan steel sheel compactor atau dozer (3-5
gilasan) ditutup dengan tanah penutup (min.
20cm).
Tinggi lapisan 5cm = 1 lift
kemiringan talud sel maks 1:3

Pengoperasian Sanitary
Landfill
- Penerapan tanah penutup

Semi-aerobic Landfll
Ketentuan Pengumpulan Lindi dan Fasilitas Penyaluran dalam
Landfll Semi Aerobik
Landfill semi-aerobik membutuhkan pipa pengumpul lindi, terdiri
dari pipa perforasi dan kerikil yang diletakkan di dasar landfill untuk
mengalirkan lindi keluar dari landfill secepat mungkin.
Metode ini dilakukan untuk mencegah penetrasi lindi ke dalam
tanah yang akan mengakibatkan lindi tidak tersisa di lapisanlapisan tanah.
saluran ini juga berfungsi sebagai jalan masuk udara ke dalam
lapisan sampah.
Dalam landfill semi aerobik, temperatur landfill meningkat akibat
panas yang dihasilkan dari proses biodegradasi sampah.
oksigen yang masuk ke tumpukan sampah melalui pipa pengumpul
lindi dengan mekanisme konveksi panas memanfaatkan perbedaan
suhu antara dalam dan luar landfill.

Semi-aerobic Landfll
Pipa pengumpul lindi terdiri dari pipa dan kerikil yang
melapisi permukaannya. Semakin besar diameter pipa
dan lengkungan kerikil yang menutupi permukaannya,
akan semakin baik pula saluran pengumpul tersebut.
Anaerobic landfill

Semi-Aerobic landfill

Air
Leachate

Solid waste
Leachate

Fig. 3. Role of leachate collection pipe.

Pipa koleksi leachate

Leachate
collection pipe

TPA
TPA Lahan
Lahan Gambut
Gambut
TPA pada lahan gambut dilakukan dengan rekayasa
teknologi sehingga berada di atas lapisan kedap air
dengan menggunakan lapisan kedap alamiah dan/atau
lapisan kedap artifisial seperti geosintetis dan/atau
bahan lain yang memenuhi persyaratan hidrogeologi
serta pondasi dan lantai kerja TPA harus diperkuat
dengan konstruksi perbaikan tanah bawah

Contoh rekayasa teknik dasar dan pondasi


pada lahan gambut

TPA
TPA Lahan
Lahan Gambut
Gambut

Macam-macam cara peletakan geotekstil pada


timbunan di atas tanah lunak (Gourc, 1993)

TPA
TPA Lahan
Lahan Gambut
Gambut

Perencanaan Zona
dan Sumur
Zona Penyangga

Penyangga
Uji

Tanaman tinggi dikombinasikan dengan perdu

- Kerapatan pohon 2-5 m


- Lebar jalur hijau minnimal
Sumur Uji

Lokasi pada areal pos jaga

- Kedalaman 20-25 m
- Luas 1 m2

Perencanaan Pasca
Operasi TPA

Fasilitas Operasional dan Penunjang


Alat Besar

- Bulldozer
- landfill compactor
- Wheel/track loader
- Excavator
Penunjang
- Jembatan timbang
- Air bersih
- Bengkel/hanggar

Perencanaan Pasca
Operasi TPA

Kegiatan pasca operasi TPA antara lain meliputi kegiatan


sebagai berikut:
Inspeksi rutin
Kegiatan revegetasi dan pemeliharaan lapisan penutup
Penanaman dan pemeliharaan tanaman di TPA
Pemeliharaan dan kontrol leachate dan gas
Pembersihan dan pemeliharaan saluran-saluran drainase
Pemantauan penurunan lapisan dan stabilitas lereng
Pemantauan kualitas lingkungan

foto
Pipa gas jepang
Sumur monitoring

Alat berat

<<

Fasilitas operasional

Mengangkut tanah untuk penutupan sampah harian

<<

Penimbangan /
pencatatan

Kegiatan pemantauan pasca


operasi TPA
Inspeksi

Frekuensi

Tinjauan

Kestabilan tanah

2 x setahun

Penurunan elevasi tanah

Tanah penutup

setahun sekali dan setelah hujan lebat

Erosi dan longsor

Vegetasi Penutup

4 x setahun

Tanaman yang mati

Gradiasi akhir

2 x setahun

Muka tanah

Drainase Permukaan

4 x setahun dan setelah hujan lebat

Kerusakan saluran

Monitoring gas

Terus menerus, 1-3 bulan sekali hingga 20 Bau,

Pengawasan air tanah

pembakar

nyala

tahun pengoperasian

kerusakan pipa

Sesuai rencana pengelolaan

Kerusakan sumur , pompa dan


perpipaan

Sanitasi Lingkungan

6 bulan sekali pada awal musim, bertambah Jumlah (indeks) lalat


1 bulan sekali bila terdapat pertambahan
lalat pada radius 3 km

Sistem
leachate

api,

pengendali Sesuai rencana pengelolaan selama 20 Posisi : inlet dan outlet


tahun

GAMBAR TEKNIK DAN


PENGENALAN PETA

GAMBAR TEKNIK
Huruf dan angka dalam gambar
Untuk memberi tanda dan nama gambar digunakan huruf
balok/huruf cetak biasa, demikian juga untuk angkaangka.
Huruf besar : A B C D ..X Y Z
Huruf kecil : a b c d..x y z
Angka : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Skala gambar
Skala pembesaran ditandai dengan n : 1, artinya
lukisan diperbesar n kali lebih besar dari ukuran yang
sebenarnya
Skala perkecilan ditandai dengan 1 : n, artinya lukisan
diperkecil n kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya

GAMBAR TEKNIK
No.
1. Skala kecil

Skala
1:1000
1:500
1:400
1:200
1:100

Untuk gambar
Gambar situasi, gambar ranc tapak, gambar
peta, gambar denah, gambar bloc plan,
gambar tampak

1. Skala besar

1:50
1:20
1:10
1:5
1:2
1:1

Gambar detail: detail arsitektur, detail


struktur, detail mekanikal, dan elektrikal

1. Skala pembesaran 2:1


5:1
10:1

Ukuran gambar detail khusus; khususnya


detail pada gambar mesin dan listrik

GAMBAR TEKNIK
Garis
A
B

Tebal garis
0,6
0,8
0,1
0,2

Macam garis
Garis tebal

Contoh-contoh penggunaan
1. Garis tebal yang langsung terlihat
2. Garis tepi

Garis tipis

1.
2.
3.
4.
5.

Garis penunjuk ukuran, garis bantu, garis penunjuk


Garis arsir
Garis untuk penampang yang diputar ditempat
Garis khayal yang terjadi dari perpotongan yang
dibulatkan
Garis dasar ulir

0,1
0,2

Garis bebas tipis

1.
2.

0,3
0,4
0,1
0,2

Garis sedang (putus-putus)

Garis benda yang terhalang atau tidak langsung terlihat

Garis tipis (strip titik)

1.
2.

0,2
0,6
0,6

Garis strip titik (strip tebal pada ujung-ujungnya)

Garis untuk memotong penampang

Garis tebal (strip titik)

Garis menunjukkan permukaan yang akan mendapatkan


tambahan pekerjaan

F
G

Garis potong, yang menghilangkan sebagian benda


Garis batas antara bagian benda yang dipotong dan
sebagian dalam pandangan

Garis sumbu
Bagian benda yang terletak didepan penampang
irisan

GAMBAR TEKNIK
Notasi

Contoh notasi bahan


bangunan

Contoh notasi bahan

Pasir

Kerikil

Beton Tanpa Tulangan Beton Bertulang

Pasangan Batu Bata

Pasangan Rapat Air

Batu Belah

Pasangan Batu Kali

Batu Alam

GAMBAR TEKNIK

Contoh notasi sanitasi

Contoh notasi bahan

Pengenalan Peta
Jenis peta
Berdasarkan isi
Peta umum
Peta tematik
Berdasarkan skala
Peta kadaster atau peta teknik, berskala 1:100 s/d
1:5000
Peta besar, berskala 1:5000 s/d 1:250000
Peta sedang, berskala 1:250000 s/d 1:500.000
Peta kecil, berskala 1:500000 s/d 1:1000000
Peta geografis, berskala 1:1.000.000 ke atas

Pengenalan
Peta
Peta topograf

Komponen :
Judul peta
Nomor peta
Keterangan
pembuatan peta
Pembagian lembar
peta
Skala peta
Legenda peta
Garis kontur

Titik triangulasi
Koordinat peta
Arah peta
Sudut-sudut peta

Pengenalan Peta
-Pengukuran dan
Perhitungan
Pengukuran jarak pada Peta

Untuk garis mendatar dan lurus dapat digunakan penggaris. Caranya yaitu
panjang garis pada peta yang telah diukur dikalikan dengan skala,
sehingga didapatkan jarak sebenarnya. Rumus :
Dimana :

Pm = jarak di peta

Sp = skala peta
Ps = jarak sebenarnya di lapangan atau permukaan bumi

Untuk garis yang berbelok-belok dapat menggunakan benang atau kurva


meter
Mengukur sudut peta
Menggunakan busur derajat
Menggunakan protactor (alat ukur sudut)
Menggunakan kompas

Pengenalan Peta
-Pengukuran dan
Perhitungan

Mencari titik ketinggian


dengan garis kontur
Titik ketinggian mempunyai
ketinggian 200 meter bila
dinyatakan dalam legenda
peta, sehingga diketahui
selisih tiap garis kontur,
yaitu 25 m. Dapat ditulis:
Garis kontur a = 225 m
Garis kontur b = 225-25
m = 200 m
Garis kontur c = 200-25
m = 175 m

Manajemen Operasi dan Pemeliharaan TPA

Kelembagaan (organisasi UPTD, BLUD)


SDM (terlatih pengelolaan TPA)
Tipping fee, minimal Rp. 50.000/ton
Penyiapan SOP aktual
Pengawasan Kegiatan Pemrosesan Akhir ,
Pendataan dan Pelaporan
Pengendalian TPA (lalat dan pencemaran)
Evaluasi dan tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai