Efektivitas Penerapan Tapping Box Sebagai Monitoring Pajak Daerah Terhadap Wajib Pajak Hotel Dan Restoran Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Pangandaran
Efektivitas Penerapan Tapping Box Sebagai Monitoring Pajak Daerah Terhadap Wajib Pajak Hotel Dan Restoran Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Pangandaran
Efektivitas Penerapan Tapping Box Sebagai Monitoring Pajak Daerah Terhadap Wajib Pajak Hotel Dan Restoran Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Pangandaran
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Magister
Disusun Oleh:
ASEP RUSLI
NIM: 82342122045
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakaan negara berkembang yang saat ini sangat gencar
bergantung pada pendapatan dan pendanaan dalam negeri maupun dari luar
negeri. Tidak ada satupun negara yang berhasil melakukan pembangunan tanpa
disertai adanya Pendapatan Negara dan Pendanaan yang cukup. Namun tentu saja,
bersumber dari dalam negeri daripada luar negeri, agar dapat mengurangi utang
luar negeri dan lebih mensejahtrakan rakyatnya. Menurut Riska Suardani, dkk
nasional. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibuat oleh pemerintah
dan DPR, terdapat 3 sumber penerimaan Negara yaitu : 1) Penerimaan dari sektor
sumber yang pasti dalam memberikan kontribusi dana kepada negara sebagai
cerminan dari partisipasi masyarakat dalam pembiayaan negara yang diatur oleh
negara tapi juga bagi suatu daerah. Pajak daerah sebagai tulang punggung
Tabel 1.1
1 Pendapatan Daerah
disahkan
potensi yang terus meningkat seiring dengan perkembangan destinasi wisata yang
menjadi daya Tarik tersendiri oleh wisatatan local maupun mancanegara dan
Pangandaran. Menurut Rasmini (2018: 01), pajak hotel merupakan bagian dari
pajak daerah yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan
pajak daerah. Kemudian Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang
minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering Pajak Hotel dan
Restoran merupakan salah satu penopang pendapatan asli daerah yang memiliki
kontribusi yang kontinu dalam APBD karena perkembangan pajak hotel kian
meningkat.
obersevasi sementara peneliti, terjadi lonjakan signifikan dalam tiap tahunya yang
menjadi objek Pajak Hotel, Restoran dan Hotel. Berikut tabel 1.2 memaparkan
Pangandaran.
Tabel 1.2
Jumlah Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan di kabupaten Pangandaran
Objek Pajak Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Hotel
Restoran
system atau pembayaran pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.
Pelaksanaan pembayaran pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (self
satunya adalah kecurangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam menghitung
dan melaporkan pajaknya. Pajak Hotel dan Pajak Restoran merupakan salah satu
penopang pendapatan asli daerah, perlu dilakukan pengawasan atas pelaporan data
oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin melakukan kecurangan pajak
pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang memengaruhi
kepatuhan wajib pajak. Dimana salah satunya adalah lemahnya system
administrasi.
sehingga muncul beberapa kasus hotel dan restoran yang terjerat ke ranah hukum
akibat kecurangan pajak (Mitha dan Lely, 2019:8), maka Direktorat Jenderal
internet yang terhubung langsung secara online dengan sistem DJP) ; 2) E-NPWP
penyampaian surat pemberitahuan yang dilakukan melalui sistem online dan real
time) ; 4) E-SPT (aplikasi yang dibuat untuk digunakan oleh Wajib Pajak dalam
pelayanan jasa kepada wajib pajak. Sekaligus terjadinya transparansi antara kedua
Daerah Kabupaten Pangandaran akan dilakukan dengan sebuah alat yang disebut
tapping box. Menurut Riska Suardani, dkk (2017:05), tapping box adalah sebuah
alat yang dapat menangkap transaksi yang tercetak oleh printer point of sales
yang digunakan oleh wajib pajak. Tapping box merupakan mesin atau alat
perekam transaksi yang mencatat atau menangkap semua data transaksi yang
terjadi dari mesin kasir ke printer point of sales dan kemudian mengirimkannya
melalui jaringan Global System for Mobile (GSM) ke server Badan Pendapatan
tapping box sebagai alat yang memproses data transaksi hotel secara real time,
kemudian menyalurkan tiap transaksi yang terjadi dan tercatat tersebut ke server
mengetahui transaksi yang ada di Hotel dan Restoran tersebut pada setiap harinya.
pembayaran pajak, sehingga nominal pajak yang terlapor akan real sesuai dengan
transaksi harian wajib pajak. Penerapan tapping box terbukti telah mendongkrak
penerimaan pajak daerah d dan dapat dijelaskan dari tabel 1.3 berikut:
Tabel 1.3
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun
No Tahun Sebelum Sesudah Jumlah Penerimaan
pemasangan tapping pemasangan Pajak Daerah
box tapping box
1
.
2
.
Jumlah Peningkatan
dalam menerapkan tapping box sebagai monitoring pajak daerah. Penerapan yang
dilakukan baru dilakukan pada tahun 2019 yang tergolong masih singkat apabila
dibandingkan dengan daerah lain. Dan juga belum semua Hotel dan Restoran
telah memasang Taping Box ini sebagai monitoring Pajak Daerah. Dari semua
jumlah Hotel dan Restoran mungkin hanya 15-20% yang telah dipasang alat
Taping Box tersebut. Namun, apakah penerapan sistem ini telah efektif dan
apakah penerapan sistem ini efektif sesuai target yang ditetapkan oleh Bapenda
Kabupaten Pangandaran ini sendiri. Berikut data Hotel dan Restoran yang telah
Tabel 1.4
Data Hotel dan Restoran yang telah memasang Alat Tapping Box
No Nama Keterangan Tahun Pemasangan
Berdasarkan tabel tersebut, hanya Sebagian kecil Hotel dan Restoran yang
telah memasang alat Tapping Box untuk dapat memonitoring Pajak Daerah,
sisianya nya masih banyak hotel yang belum dipasang dengan alat Tapping box
yang masih dalam pertimbangan dan penolakan-penolakan dari subyek Pajak yang
merasa terawasi oleh adanya monitoring alat tapping box tersebut dan juga ada
yang sudah dipasang namun alat tersebut mengalami kerusakan sehingga belum
lagi dipasangkan serta restoran-restoran dan hotel yang dirasa belum dapat
daerah terhadap wajib pajak hotel yang berada diruang lingkup Badan Pendapatan
Tapping box Sebagai Monitoring Pajak Daerah terhadap Wajib Pajak Hotel
2. Focus Penelitan
hendak dipecahkan.
karakter kebijakannya.
karakteristik kebijakan.
2.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan yang sudah sesuai atau belum
pelaksana kebijakan
12
target kebijakan
3. Rumusan Masalah
Pangandaran?
3.3 Apa saja yang menjadi hambatan dalam menerapkan Tapping Box
4. Tujuan Penelitian
Pangandaran?
4.3 Apa saja yang menjadi hambatan dalam menerapkan Tapping Box
5. Kegunaan Penelitian
berikut :
berikut:
Pangandaran.
14
5.2.2 Bagi penulis sendiri penelitian ini sangat berguna untuk menambah
6. Kerangka Berfikir
Menurut Riant Nugroho (2012:107) pada dasarnya ada “lima tepat” yang
Ketepatan kebijakan ini dinilai dari sejauh mana kebijakan yang ada
karakter kebijakannya.
masyarakat.
6.3. Tepat Target. Ketepatan disini berkenaan dengan tiga hal. Pertama,
tidak ada tumpang tindih dengan intervensi lain, dan tidak bertentangan
6.4. Tepat Lingkungan. Ada dua lingkungan yang paling menentukan, yaitu
6.5. Tepat Proses. Secara umum, implementasi kebijakan publik terdiri atas
Gambar 1.1
Kerangka Penelitian
Umpan Balik
18
BAB II
efektivitas ini lebih berorientasi pada keluaran atau output sedangkan masalah
pencapaian atau hasil yang dicapai dari suatu alternatif kebijakan, atau
mencapai tujuan dari suatu tindakan. Hal ini mencakup pemilihan sasaran
yang paling tepat dan pemilihan metode yang sesuai untuk mencapai sasaran
tersebut.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipenuhi agar implementasi suatu kebijakan
oleh masyarakat.
sebelumya.
dan tujuan, dimana yang dijadikan tolak ukur dalam suati efektivitas adalah
seberapa jauh tingkat output atau keluaran, kebijakan, dan prosedur dari
untuk menentukan tujuan serta peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan
efektivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh target atau sasaran
yang telah dicapai dalam suatu program, kegiatan atau organisasi. Apabila
2.2.2. Pajak
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
perpajakan dapat disebut metode atau cara mengelola uang pajak terutang
oleh WajibPajak dapat mengalir ke kas negara. Ada 3 (tiga) sistem dalam
berada pada fiskus, Wajib Pajak bersifat pasif, dan utang pajak
lembaga pemungutnya :
Bea Materai.
24
lain.
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
kontribusi wajib pajak kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
2012: 202).
Pajak Rokok
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Parkir
a. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan oleh bagi orang untuk
dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali oleh pertokoan
dan perkantoran
sebagai bukti pungutan pajak yang dibuat oleh wajib pajak pada saat
27
Subyek pajak hotel adalah adalah orang pribadi atau badan yang
oleh pengusaha hotel. Kemudian Wajib pajak hotel adalah badan atau
kegiatan dengan dana yang bersumber dari APBN maupun APBD yang
yang saling berkaitan satu dengan yang lainya dan membentuk satu
sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berkaitan satu dengan
yang lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
bentuk informasi.
sama
di dalam computer
massal.
Hiburan.
a. Definisi Monitoring
maupun atasan atau supervisor pekerja. Berbagai macam alat bantu yang
b. Jenis-jenis Monitoring
sebagai berikut:
a. Pengawasan Preventif
b. Pengawasan Refresif
sebagai berikut:
monitoring
daerah khususnya wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan juga wajib
pengawasan pajak daerah. Pertama adalah tapping box aktif, kedua adalah
tapping box pasif dan yang terakhir adalah cash register. Berikut adalah
1. Bagi Wajib Pajak agar terhindar dari laporan internal fiktif karena
maupun Point of Sales dan printer pada wajib pajak hotel, restoran,
Tabel 2.1
BAB III
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Menurut Arikunto (2010: 160), metode penelitian adalah cara yang digunakan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
analisis data bersifat kualitiatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna
generalisasi.
Model penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Sugiyono (2014:10) studi
kasus adalah “studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci,
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari
Dari sumber data itu memperoleh keterangan yang berguna untuk mendukung
proses deskripsi dan analisa masalah penelitian. Dalam penelitian ini data
dan pemilik Hotel dan restoran yang menjadi subyek pajak dari Monitoring
penelitian ini yang menjadi informan sebanyak 7 orang yang terdiri dari:
struktur
1. Observasi
2. Wawancara
itu. Menurut Benney & Hughes (dalam Denzin, 2009, halaman 501),
39
3. Dokumentasi
manusia.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik
berikut:
1. Reduksi Data
merupakan data mentah dari lapangan. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan
data yang relevan untuk disajikan dan dapat menjawab pertanyaan. Setelah
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian
Jenis 2022/2023
No.
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Mengajukan
Judul
2 Membuat UP
3 Bimbingan/
Konsultasi
42
4 Seminar
5 Pengumpula
n Data
6 Pengolahan
Data
7 Penulisan
8 Ujian Tesis
43