Peraturan Direktur Pedoman Bencana
Peraturan Direktur Pedoman Bencana
Peraturan Direktur Pedoman Bencana
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KENARI GRAHA MEDIKA
NOMOR : HK. . / RSIA-KGM/DIR /…../20..
TENTANG
MEMUTUSKAN
Pasal 1
1. Peraturan Direktur ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi staf rumah sakit
dalam mengelola penanganan kedaruratan dan bencana
2. Setiap orang yang berada dalam lingkungan rumah sakit harus terjamin keamanan
dan keselamatannya apabila terjadi bencana dan kedaruratan.
Pasal 2
Pasal 3
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bogor
Pada tanggal ...................
DIREKTUR,
BAB I
DEFINISI
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
3. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
5. Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian,
lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang
sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitungsebagaisatukejadian.
6. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan
oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.
7. Letusan Gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
"erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu
lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.
8. Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau
batuan penyusun lereng.
9. Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena
volume air yang meningkat.
10. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar yang
disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
11. Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup,
pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di bidang
pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung,
kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan .
12. Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/pemukiman, pabrik,
pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan korban dan/atau kerugian.
13. Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat,
bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh
permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).
14. Gelombang Pasang atau Badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek terjadinya
siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana alam.
Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan
pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.
15. Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan moda transportasi yang terjadi di darat, laut dan udara.
16. Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu perilaku kerja yang
berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe conditions). Adapun jenis
kecelakaan yang terjadi sangat bergantung pada macam industrinya, misalnya bahan dan
peralatan kerja yang dipergunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang
terlibat di dalamnya.
17. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004.
18. Konflik Sosial, Kerusuhan Sosial atau Huru Hara adalah suatu gerakan massal yang bersifat
merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada, yang dipicu oleh kecemburuan sosial, budaya dan
ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antar suku, agama, ras (SARA).
19. Aksi terror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja menggunakan
kekerasan atau ancaman kekerasan sehingga menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap
orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal, dengan cara merampas
kemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda, mengakibatkan
kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik internasional.
20. Triase adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk mendapat label
tertentu dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan/penanganan sesuai dengan
kebutuhan.
21. Siaga adalah suatu keadaan siap sedia dalam keadaan. (Dimana pada waktu yang bersamaan ada
korban dalam jumlah yang besar di RSIA Kenari Graha Medika, sehingga memerlukan
penanggulangan khusus, yang dapat terjadi di dalam maupun di luar jam kerja)
BAB II
PEMETAAN BENCANA (DISASTER MAPPING)
Peta kemungkinan bencana/disaster yang bisa terjadi di wilayah sekitar RSIA Kenari
Graha Medika. Yang termasuk ke dalam kategori bencana dirumah sakit sebagai berikut :
A. Bencana Internal
Bencana yang berasal dari internal rumah sakit dan menimpa rumah sakit dengan segala
objek vital yaitu, pasien, pegawai, material dan dokumen. Beberapa kondisi darurat yang
terjadi di rumah sakit antara lain :
1. Kedaruratan keselamatan dan keamanan (penculikan bayi, kekerasan dalam rumah
sakit, dan risiko kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi gedung
2. Tumpahan bahan dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
3. Kegagalan peralatan medik dan non medik
4. Kedaruratan utilitas rumah sakit meliputi kegagalan kelistrikan, banjir, kegagalan
ketersediaan air, kegagalan infornasi teknologi (IT))
5. Outbreak/pandemi/wabah
Kondisi darurat di rumah sakit dapat berkembang menjadi bencana apabila tidak
dapat ditangani oleh sumber daya internal rumah sakit
B. Bencana Eksternal
Bencana yang berasal dari luar rumah sakit yang dalam waktu singkat mendatangkan
korban bencana dalam jumlah melebihi rata-rata keadaan biasa sehingga memerlukan
penanganan khusus dan mobilisasi tenaga pendukung lainnya
C. Kemungkinan Bencana yang bisa terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah sekitar Rumah
Sakit
Kemungkinan bencana yang terjadi di rumah sakit dan di wilayah sekitar rumah sakit
RSIA Kenari Graha Medika ditentukan dengan menggunakan Hazard Vulnerability
Assessment (HVA). Hazard Vulnerability Assessment (HVA) adalah bahaya/risiko yang
mungkin terjadi dan merugikan secara materi dan non materi dan berdampak terhadap
manusia, property, bisnis, kesiapan dan kemampuan serta respon internal dan external
yang dapat dilakukan. Untuk analisa HVA terdiri dari :
2. Technologi Hazard
Bencana yang disebabkan oleh technologi hazard/bahaya tehnologi yang memiliki
nilai risiko tertinggi sampai dengan rendah yaitu :
No Peristiwa % Risiko
1 Kesalahan komunikasi 72%
2 Kegagalan sistem informasi 72%
3 Kerusakan generator 61%
4 Banjir, internal 61%
5 Kerusakan listrik 56%
6 Kerusakan air 50%
7 Kerusakan saluran pembuangan 50%
8 Kerusakan gas medis 50%
9 Kebakaran, internal 44%
10 Kekurangan pasokan 44%
11 Paparan B3, internal 37%
12 Kerusakan tranportasi 33%
13 kerusakan vakum medis 33%
14 Kerusakan struktural 17%
15 Kerusakan alarm kebakaran 17%
16 Kekurangan bahan bakar 15%
3. Human Hazard
Bencana yang disebabkan oleh human hazard/manusia yang memiliki nilai resiko
tertinggi sampai dengan yang rendah yaitu :
No Peristiwa % Risiko
1 Insiden korban massal (trauma) 56%
2 Gangguan sipil 44%
3 Aksi demo 41%
4 Situasi VIP (ada orang penting di
RS) 33%
5 Insiden korban massal
(medis/infeksius) 30%
6 Penculikan bayi 19%
7 Ancaman bom 17%
4. Hazardous Material
Bencana yang disebabkan oleh bahaya material B3 yang memiliki nilai resiko bahaya
tertinggi sampai dengan terendah adalah :
No Peristiwa % Risiko
1 Tumpahan internal berukuran kecil-
menengah 56%
2 Insiden B3 korban massal (dari
kejadian yang pernah terjadi di RS
dengan <= 5 korban) 37%
3 Tumpahan internal besar 22%
4 Insiden B3 korban massal (dari
kejadian yang pernah terjadi di RS
dengan >= 5 korban) 20%
5 Paparan kimiawi, eksternal 19%
6 Paparan radiologi, internal 19%
Dari hasil analisa HVA tersebut kemungkinan bencana internal yang dapat
terjadi dirumah sakit yaitu :
1) Gempa bumi dengan prosentasi risiko sebesar 83%
2) Kesalahan komunikasi dengan prosentasi risiko sebesar 72%
3) Kegagalan sistem informasi dengan prosentasi risiko sebesar 72%
4) Kerusakan generator dengan prosentasi risiko sebesar 61%
5) Banjir, internal dengan prosentasi risiko sebesar 61%
6) Tumpahan internal berukuran kecil-menengah dengan prosentasi risiko
sebesar 56%
7) Kerusakan listrik dengan prosentasi risiko sebesar 56%
8) Kerusakan air dengan prosentasi risiko sebesar 50%
9) Kerusakan saluran pembuangan dengan prosentasi risiko sebesar 50%
10) Kerusakan gas medis dengan prosentasi risiko sebesar 50%
Dalam penanganan bencana yang terjadi, rumah sakit siap melakukan penanganan
pasien termasuk kesiapan sistem untuk mendukung proses penanganan tersebut. Sistem ini
disusun berupa tenda maupun pengalihan fungsi beberapa ruangan sebagai posko
penanganan bencana, diaktifkan posko komando sebagai sentral aktifitas selama proses
penanganan bencana, dan proses komunikasi dengan instansi jejaring untuk proses
penanganan korban RSIA Kenari Graha Medika.
Dalam rangka kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan bencana yang dapat
terjadi sewaktu-waktu, RSIA Kenari Graha Medika telah membentuk Tim Penanganan
Bencana. Tim ini disusun berupa diberlakukannya Struktur Organisasi saat aktivasi sistem
penanganan bencana oleh rumah sakit. Persiapan untuk dibangunnya posko baik berupa
tenda maunpun pengalihan beberapa fungsi ruangan sebagai posko penanganan bencana,
diaktifkannya Posko komando sebagai sentral aktifasi selama proses penanganan bencana,
dan proses komunikasi dengan instansi jejaring untuk proses penanganan korban di RSIA
Kenari Graha Medika
BAB VI
STRATEGIS KOMUNIKASI PENANGANAN BENCANA
A. Komunikasi Internal
1. Pusat komando ditempatkan di ruang kantor untuk mengelola dan mengkoordinasi
semua komunikasi internal. Semua kepala Instalasi/SMF atau wakilnya harus
melapor ke pusat ini dan memanggil sejumlah petugas yang diperlukan
2. Petugas yang dinas saat bencana mengatur penempatan perawat pada sistem
komunikasi di IGD.
3. Penanggung jawab tenaga pengirim petugas setiap instalasi untuk memberitahukan
jenis bencana serta jumlah korban serta berat kegawatan pasien informasi tersebut
tersedia
4. Pusat kendali pengunjung dibentuk di lobi, keluarga korban diperintahkan menunggu
di lobby hingga kondisi pasien diputuskan. Jam kunjungan diperpanjang selama
situasi bencana
5. Petugas rumah sakit ditempatkan bersama keluarga pasien (pelayanan sosial
ditempatkan disana setelah melapor pada pusat komando dan petugas lain bisa
ditempatkan bila dibutuhkan)
6. Membuat daftar pengunjung yang ingin mengetahui kondisi keluarganya. Mungkin
diperlukan relawan untuk membantu pengunjung
7. Jalur telepon disediakan untuk menerima dan mengirim.
8. Nomor-nomor penting yang dapat di hubungi :
a. Internal :
1) Ketua K3RS Ext 411
2) Pos Satpam Ext 410
3) Pendaftaran Ext 102
4) IGD Ext 112
b. External :
1) Polisi
2) DAMKAR
3) SAR
4) PLN
5) PMI
6) BPBD
B. Pusat Komunikasi Publik
1. Pusat komanikasi untuk menerima panggilan dari luar serta memberikan
informasi untuk pers, radio dan keluarga dibentuk di ruangan humas dan legal
2. Diperlukan informasi yang sudah disiapkan untuk media masa
3. Informasi yang diberikan harus akurat dan jangan memberikan penyataan untuk
hal-hal yang belum jelas (jangan spekulatif)
4. Informasi yang diberikan secara teratur atau periodik akan lebih baik
5. Petugas humas yang diberikan tugas menyampaikan informasi harus dipilih
karena kemampuannya dan tetap berada dibawah pos komando
C. Garis Komunikasi
Garis komunikasi yang dilaksanakan pada situasi bencana adalah :
1. Aktivasi sistem penanganan bencana rumah sakit
2. Mobilisasi tim medis
3. Mobilisasi tim manajemen
4. Aktivasi pos komando dan pos lainnya
5. Penggunaan media komunikasi yang ada, yaitu operator telepon rumah sakit, radio
medis
6. Peran dan tanggung pada kartu instruksi kerja masing-masing petugas
7. Tetap memberikan informasi yang up to date yang telah disetujui oleh komandan
rumah sakit
D. Pengaturan Lalu lintas
1. Bencana Eksternal
Pengaturan lalu lintas pada bencana eksternal dilakukan sebagai berikut :
a. Kendaraan korban masuk melalui pintu IGD apabila IGD sudah penuh masuk
melali pintu masuk utama rumah sakit
b. Pintu masuk dibuka dan dijaga oleh petugas keamanan rumah sakit berkerja
sama dengan petugas keamanan seperti polisi
c. Di lobby triage petugas satpam dan kepolisian mengatur ketertiban dan
kelancaran proses penurunan korban dari kendaraan serta mengarahkan
kendaraan untuk keluar rumah sakit
d. Korban diterima oleh tim medis yang ada di IGD, untuk selanjutnya dilakukan
pertolongan korban
e. Kendaraan petugas dan pengunjung diarahkan parkir di sepanjang area rumah
sakit
2. Bencana internal
Pengaturan lalu lintas pada bencana internal dilakukan sesuai dengan lokasi
bencana. Seluruh keadaan tidak diijinkan memasuki area rumah sakit, kecuali
kendaraan ambulance dan polisi
E. Aktivasi sistem penanganan
DIREKTUR
KETUA TIM
KOMITE K3
MELAPORKAN
KONDISI GEDUNG SECURITY
KEPALA IPSRS
KEPALA
AMBULANCE/ KAINST
KASUBID
RANAP/RALAN
DRIVER JANGMED
DANRU
SECURITY
1) Struktur Organisasi Tim Penanggulangan Keadaan Darurat dan Bencana
Internal (Kode Hijau) diluar Jam Kerja
Gambar 2. Struktur Organisasi Tim Penanggulangan Keadaan Darurat
Dan Bencana Internal (Kode Hijau) Diluar Jam Kerja
DIREKTUR
KETUA TIM
KOMITE K3
Melaporkan kondisi
lapangan
Security
TIM SUPPORT TIM SUPPORT MEDIS
MANAJEMEN DOKTER JAGA
UMUM IGD
PJ SHIFT
AMBULANCE
PJ
SHIFT
PERAWAT
PJ SHIFT PJ
SECURITY SHIFT
PENUNJANG
MEDIS
PJ SHIFT LABORATORIUM
PJ SHIFT RADIOLOGI
PJ SHIFT FARMASI
PJ SHIFT GIZI
DIREKTUR
KETUA TIM
KABID YANMED
KOORDINATOR
TRIASE
(KEPALA IGD)
KOORINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR
MANAJEMEN MEDIS KEUANGAN INFORMASI
UMUM KABID MEDIS KA BAG KEPALA HUMAS
KEUANGAN
KA PJ LABEL HIJAU
KEPALA FO KEPALA
INSTALASI
RUANGAN
RADIOLOGI
RAWAT JALAN
RUJUK (KARU
KEPALA IT RS KA RUANGAN
IGD)
GIZI
KEPALA
SECURITY
2) Tim Pelayanan Gawat Darurat dan Penanggulangan Bencana Diluar Jam Kerja
Dalam mengantisipasi terjadinya bencana diluar jam kerja, maka Tim
Pelayanan Gawat Darurat dan Penanggulangan Bencana diluar jam kerja,
hanya bersifat sementara akan bertugas sesuai fungsinya, sampai pejabat
penanggung jawab yang sebenarnya hadir/mengambil alih.
Gambar 4. Struktur Organisasi Tim Pelayanan Gawat Darurat Medis dan
Penanggulangan Bencana Eksternal (Kode Orange) Diluar Jam Kerja
DIREKTUR
KETUA TIM
DOKTER JAGA IGD
TRIASE
UMUM (DOKTER JAGA IGD)
MERAH
(DR JAGA RUANGAN)
PJ SHIFT IPSRS
KUNING (PJ
PJ SHIFT FRONT OFFICE
SHIFT ICU)
HIJAU
PJ SHIFT DRIVER
(PJ SHIFT RAWAT
INAP 2
PJ SHIFT
PENUNJANG MEDIK
d. Tugas Pokok
Tim Penanggulangan Keadaan Darurat dan Bencana berlaku sebagai organisasi
keadaan “Siaga”, setelah dinyatakan dalam keadaan “SIAGA“ dengan demikian,
selanjutnya seluruh petugas yang telah ditentukan langsung dan segera bertugas
dilokasi tugasnya masing-masing.
1) Pos Komando di Rumah Sakit
Rumah Sakit harus menyediakan satu ruangan yang akan difungsikan
sebagai Pos Komando selama bencana massal terjadi yaitu diruang Office.
Sebaiknya ruangan ini sudah dilengkapi dengan radio dan telpon, atau telah
dipersiapkan untuk pemasangan alat komunikasi tersebut.
Tim inti dari Pos Komando di Rumah Sakit ini beranggotakan:
a) Direktur Rumah Sakit
b) Kepala Bidang Pelayanan Medis
c) Kepala Bidang Penunjang Pelayanan
d) Kepala Bagian Keuangan
e) Humas (yang akan berhubungan dengan keluarga korban dan media massa)
f) Kepala Security
g) Ketua Tim Penanggulangan Keadaan Darurat dan Bencana (Internal maupun
Eksternal)
2) Pimpinan Siaga
Didalam jam kerja : Kepala IGD
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung dikendalikan oleh Ketua Tim
Penanggulangan Keadaan Darurat dan Bencana RSIA Kenari Graha Medika.
Diluar jam kerja pimpinan sementara dikendalikan oleh Dokter Jaga IGD sampai
Ketua Tim Penanggulangan Keadaan Darurat dan Bencana Rumah Sakit yang
ditunjuk tiba di RSIA Kenari Graha Medika.
Tugas :
a) Menentukan tingkat bencana.
b) Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
c) Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang
d) Penyampaian informasi resmi yang berkaitan dengan hospital disaster plan
diberikan oleh direksi atau yang ditunjuk di lobby poliklinik.
3) Pimpinan Unsur Pelayanan Medik
Didalam jam kerja : Kepala Bidang Pelayanan Medis
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
Memimpin segala unsur medis dalam penaggulangan korban, yang terdiri dari
para dokter dan semua petugas penunjang medik.
a) Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Medis:
Didalam jam kerja : Kepala Bidang Pelayanan Medis
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
(1) Menyediakan tenaga medis kebutuhan tingkat siaga dan kasus, agar tercukupi
dalam jumlah setiap jenis spesialisasinya.
(2) Mengatur penambahan/penarikan atau penempatan tenaga medis agar
dengan jumlah tenaga yang ada korban tetap dapat tertangani.
(3) Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi mengenai data yang ditangani di
RSIA Kenari Graha Medika.
(4) Memberikan informasi kepada korban dan atau keluarga untuk memberikan
ketenangan.
(5) Mempersiapkan data lengkap yang dibutuhkan Direktur RSIA Kenari Graha
Medika untuk disampaikan kepada pihak yang bewenang.
b) Penangung Jawab Triase:
Didalam jam kerja : Kepala IGD
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Lokasi : Ruang Triase IGD
Tugas :
(1) Melaksanakan Triase Korban.
(2) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
c) Penanggung Jawab Ruang Label Hijau:
Didalam jam kerja : Kepala Ruangan Rawat Jalan
Diluar jam kerja : Perawat PJ. Shift Malam Ruang Ranap
Lokasi : Ruang tunggu rawat jalan/lobby utama
Tugas :
(1) Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban.
(2) Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan.
(3) Mencatat identitas korban.
(4) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
d) Penanggung Jawab Ruang Label Kuning:
Didalam jam kerja : Kepala Ruangan Bedah
Diluar jam kerja : Perawat PJ Shift Malam Ruang Ranap
Lokasi : Ruang Perawatan Khusus
Tugas :
(1) Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban
(2) Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan (perawatan luka,
penjahitan luka dan lain-lain sesuai kebutuhan).
(3) Mencatat identitas korban.
(4) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
e) Penanggung Jawab Ruang Label Merah:
Didalam jam kerja : Kepala Ruangan Perawatan Khusus
Diluar jam kerja : Dokter Jaga Ruangan Shift Malam
Lokasi : Ruang IGD
Tugas :
(1) Seleksi ruang triase.
(2) Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.
(3) Menentukan korban yang memerlukan perawatan di RSIA Kenari Graha
Medika atau transfer ke rumah sakit lain, setelah kondisi pasien relatif stabil.
(4) Menentukan korban yang memerlukan tingkat operasi
(5) Mencatat semua identitas korban.
(6) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
f) Penanggung Jawab Ruang Label Hitam:
Didalam jam kerja : Kepala Ruangan Kamar Jenazah didampingi
oleh petugas Security
Diluar jam kerja : Petugas Kamar Jenazah Shift Malam didampingi
oleh petugas Security
Lokasi : Ruang Kamar Jenazah
Tugas :
(1) Seleksi ruang triase.
(2) Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.
(3) Menentukan korban yang memerlukan perawatan di RSIA Kenari Graha
Medika atau transfer ke rumah sakit lain, setelah kondisi pasien relatif stabil.
(4) Menentukan korban yang memerlukan tingkat operasi
(5) Mencatat semua identitas korban.
(6) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
g) Penanggung Jawab Kamar Operasi:
Didalam jam kerja : Kepala Instalasi Kamar Bedah
Diluar jam kerja :Perawat PJ Shift Kamar Bedah
Tugas :
(1) Mempersiapkan kamar operasi jika diperlukan dengan mengatur jadwal
operasi.
(2) Mempersiapkan tenaga perawat kamar operasi.
(3) Mempersiapkan alat kesehatan kamar operasi untuk siap digunakan.
(4) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
(5) Mencatat identitas korban.
h) Penanggung Jawab Farmasi:
Didalam jam kerja : Kepala Instalasi Farmasi
Diluar jam kerja : PJ Shift Malam Farmasi
Tugas :
(1) Melayani segala kebutuhan obat dan alat kesehatan semua unit kerja.
(2) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
(3) Mencatat identitas korban.
i) Penanggung Jawab Radiologi:
Didalam jam kerja : Kepala Ruangan Radiologi
Diluar jam kerja : PJ Shift Malam Radiologi
Tugas :
(1) Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang terkait dengan
pemeriksaan radiologi.
(2) Mencatat semua identitas korban.
(3) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai keadaan siaga.
j) Penanggung Jawab Laboratorium:
Didalam jam kerja : Kepala Ruangan Laboratorium
Diluar jam kerja : PJ Shift Malam Laboratorium
Tugas :
(1) Mempersiapkan Instalasi Laboratorium untuk pelayanan korban dengan
mengatur jadwal kegiatan yang sudah ada.
(2) Evaluasi lengkap data/administrasi setelah selesai kegiatan siaga.
(3) Mencatat semua identitas korban.
k) Pimpinan Unsur Pelayanan Keperawatan:
Koordinasi semua unsur keperawatan dalam penanggulangan bencana.
(1) Penanggung jawab Mobilisasi Tenaga Keperawatan.
Didalam jam kerja : Kepala Bidang Keperawatan
Diluar jam kerja : Dokter Jaga Ruangan Shift Malam
Tugas :
Mobilisasi tenaga perawat dari seluruh ruangan sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat keterampilan untuk ditempatkan sesuai dengan ruang label.
(2) Penanggung Jawab Ruang Perawatan:
Didalam jam kerja : Kepala Instalasi Rawat Inap
Diluar jam kerja : Dokter Jaga Ruangan Shift Malam
Tugas :
(a) Mempersiapkan ruang perawatan bagi korban yang harus dirawat di RSIA
Kenari Graha Medika
(b) Berkoordinasi dengan Rumah Tangga, Binatu dan Gizi untuk
mempersiapkan dan mendistribusikan seluruh linen dan makanan/minuman,
sesuai dengan kebutuhan tiap ruangan.
4) Penanganan Unsur Pelayanan Administrasi:
Didalam jam kerja : PJ Pendaftaran
Diluar jam kerja : PJ Pendaftaran Malam
Tugas :
Koordinasi semua unsur pelayanan administrasi.
a) Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Cadangan Non Medis :
Didalam jam kerja : Kepala Bidang Penunjang Pelayanan
Diluar jam kerja : Kepala Bidang Penunjang Pelayanan
Tugas :
Mobilisasi tenaga non medis yang berada di lingkungan RSIA Kenari Graha
Medika untuk siap dan kemudian ditempatkan sesuai dengan kebutuhan.
b) Penanggung Jawab Keamanan:
Didalam jam kerja : Komandan Regu
Diluar jam kerja : Komandan Regu Jaga
Tugas :
(1) Mengatur kelancaran kendaraan keluar masuk membawa korban.
(2) Mengatur area parkir sehingga tidak mengganggu arus kendaraan yang
membawa korban dan atau saat evakuasi.
(3) Menjaga keamanan dan ketertiban seluruh area korban.
c) Penanggung Jawab Pemeliharaan Sarana :
Didalam jam kerja : Kepala IPSRS
Diluar jam kerja : Teknisi Jaga Shift Malam
Tugas :
(1) Menjamin aliran listrik tetap tesedia selama kondisi siaga.
(2) Menjaga aliran gas medik tetap tersedia dan lancar.
(3) Menjaga aliran air bersih tetap tersedia dan lancar.
d) Penanggung Jawab Transportasi :
Didalam jam kerja : Kepala Ambulance
Diluar jam kerja : Driver Jaga Shift Malam
Tugas :
Mempersiapkan semua ambulan dan kendaraan angkutan lainnya agar dapat
dipergunakan setiap waktu untuk antar jemput korban dan tenaga
medis/perawat dan lain-lain.
e) Penanggung Jawab Konsumsi
Didalam jam kerja : Kepala Ruangan Gizi
Diluar jam kerja : PJ Shift Siang Gizi
Tugas :
(1) Berkoordinasi dengan Ruang Perawatan untuk menyiapkan dapur dalam
penyediaan makanan bagi korban di ruang perawatan, sesuai kondisi korban.
(2) Berkoordinasi dengan semua penanggung jawab panitia bencana untuk
menyiapkan makanan bagi tenaga rumah sakit yang bertugas selama siaga.
f) Penanggung Jawab Keuangan :
Didalam jam kerja : Kepala Sub. Bagian Keuangan
Diluar jam kerja : Petugas Kasir Jaga Malam
Didalam penanggulangan bencana dibutuhkan dana, besar kecilnya dana
yang harus dikeluarkan tergantung dari besar kecilnya bencana dan besar
kecilnya korban yang timbul dalam bencana tersebut.
Tugas :
Pendataan lengkap semua biaya yang dikeluarkan untuk penanggulangan
bencana.
b. Siaga Bencana
Pesan siaga dari Pusat Komunikasi harus disampaikan langsung kepada IGD (melalui
telepon). Informasi ini harus diterima langsung oleh perawat atau dokter jaga IGD,
kemudian berkoordinasi dengan Direktur, Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Kepala
Bagian Umum. Keputusan mengaktifkan tim penanggulangan bencana massal di
rumah sakit akan dibuat. Setelah itu operator akan memanggil/memobilisasi tenaga
penolong yang tercantum dalam daftar.
Sesuai kondisi dan kemampuan RSIA Kenari Graha Medika, maka kondisi SIAGA dibagi
menjadi 2 (dua) tingkat sebagai berikut:
a. Siaga I (satu) : Jumlah korban 10 orang sampai 20 orang
Keadaan dimana korban dengan jumlah melebihi kemampuan pelayanan Instalasi
Gawat Darurat RSIA Kenari Graha Medika sehingga harus dibantu dengan
memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih terbatas di dalam lingkungan
RSIA Kenari Graha Medika. Adapun pekerjaan rutin sebagian terpaksa ditunda, tetapi
sebagian lagi masih dapat dilakukan tanpa terganggu.
3. Triase
Korban terbagi dalam empat kondisi kesehatan, sebagai berikut:
a. Label Hijau
Korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban dengan:
1) Fraktur minor
2) Luka minor, luka bakar minor
b. Label Kuning
Korban dengan cedera sedang yang perlu mendapatkan Perawatan Khusus dan
kemudian dapat dipulangkan, dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit lain,
yang termasuk dalam kategori ini adalah sebagai berikut:
1) Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma abdomen
berat)
2) Fraktur dissable
3) Fraktur femur/pelvis
4) Luka bakar luas
5) Gangguan kesadaran/trauma kepala
c. Label Merah
Korban dengan cedera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu
tindakan operasi. Dengan kemungkinan harapan hidup yang masih besar dan
memerlukan perawatan rumah sakit atau rujuk ke rumah sakit lain, yang termasuk
dalam kategori ini adalah sebagai berikut:
1) Syok oleh berbagai kausa
2) Gangguan pernafasan
3) Trauma kepala dengan pupil anisokor
4) Perdarahan external massal
d. Label Hitam
Korban yang sudah meninggal dunia yang selanjutnya ditempatkan di ruang
jenazah.
A. Mobilisasi Petugas
1. Mobilisasi Internal Petugas Rumah Sakit
Petugas Instalasi Gawat Darurat yang diberangkatkan ke lokasi
bencana/kecelakaan massal harus segera digantikan dengan petugas dari
keperawatan lain. Petugas dari bagian lain juga harus membantu mempersiapkan
ruangan yang akan dipergunakan untuk menampung korban bencana/kecelakaan
massal tersebut.
2. Mobilisasi Sentripetal Petugas Rumah Sakit
Bantuan harus diberikan kepada unit-unit utama dalam penanggulangan
bencana/kecelakaan massal di Rumah Sakit, yaitu Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Kamar Bedah, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi dan Instalasi
Perawatan Intensif, dan petugas-petugas lain seperti Kepala Sub. Bidang Rumah
Tangga, petugas Gizi, ruang Laundry, petugas cleaning service, petugas
keamanan dan operator telpon harus pula dimobilisasi. Untuk meningkatkan
efisiensi, pemberian bantuan ini harus direncanakan secara seksama dan dengan
penekanan untuk melakukan pergantian yang cepat petugas yang betugas di
lokasi yang paling terekspos/paling sibuk (Instalasi Gawat Darurat, Kamar Bedah).
Hal ini akan mencegah tidak tergantikannya petugas pada unit-unit tersebut selama
penanganan kecelakaan massal dan memperlancar pengembalian petugas ke
pekerjaan rutin setelah bekerja di unit penanganan kecelakaan massal.
5. Pemulihan
Langkah-langkah yang diambil rumah sakit untuk kembali melaksanakan aktivitas
dalam situasi normal. Ada dua tahapan pemulihan yaitu jangka pendek untuk
menilai kerusakan dan dukungan vital yang diperlukan untuk kembali melakukan
kegiatan seperti sedia kala (operasi minimum) dan jangka panjang untuk
mengembalikan seluruh kegiatan dalam keadaan normal atau pemulihan untuk
beroperasi seperti sedia kala.
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Dokumentasi keadaan darurat di dalam rumah sakit maupun di masyarakat, wabah dan bencana
alam atau bencana lainnya serta kejadian yang menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan.
2. Dokumentasi program uji coba menghadapi bencana dalam hal strategi komunikasi pada
kejadian, pengelolaan sumberdaya pada waktu kejadian, termasuk sumber daya alternatif,
pengelolaan kejadian klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat pelayanan,
identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab petugasf pada waktu kejadian, proses
untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan antara tanggungjawab
petugasf secara pribadi dengan tanggungjawab rumah sakit dalam hal penugasan petugasf
untuk pelayanan pasien.
3. Dokumen hasil evaluasi uji coba bencana.
BAB V
REFERENSI
1. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KTPS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
4. WHO, 2015. Hospital Safety Index (Edisi ke-2).
Lampiran 1: Pelabelan Korban