Darul Islam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Volume 11, No. 1, April 2018 Hlm.

10-18
http://journal.trunojoyo.ac.id/pamator
ISSN: 1829-7935

TINJAUAN PENERAPAN KONSEP GREEN MARKETING


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN

Darul Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura
Email : [email protected]

Abstrak
Konsep green marketing mix adalah sama dengan bauran pemasaran konvensional yaitu
merujuk pada kepuasan kebutuhan, keinginan, dan hasrat pelanggan dalam hubungan
dengan pemeliharaan dan pelestarian dari lingkungan hidup. Ketertarikan para konsumen
akan kepedulian lingkungan membuat peluang bagi perusahaan agar menerapakan green
marketing serta untuk meningkatkan penjualan. Green marketing kemudian menjadi sebuah
alternatif strategi yang tidak hanya membantu image perusahaan, tetapi juga memberi nilai
tambah terhadap bisnis perusahaan, bahkan konsumen menuntut pilihan hijau dan bersedia
membayar harga lebih mahal. Strategi pemasaran mencakup faktor eksternal dan internal
perusahaan, sedangkan strategi bauran pemasaran merupakan ide dasar dan fungsi
generik dari pemasaran yang terdiri atas elemen produk, harga, tempat, dan promosi untuk
membentuk terjadinya penjualan. Mengembangkan konsep green marketing mix (bauran
pemasaran hijau), tak terlepas dari konsep tradisional 4P (product, price, place, promotion)
kecuali dengan sejumlah penambahan komponen yang sangat berhubungan dengan
maksud dari green marketing itu sendiri dan hal- hal yang sangat berpengaruh lainnya.
Implementasi strategi pemasaran hijau membutuhkan pendekatan fundamental,
komprehensif dan terintegrasi dalam semua aspek fungsional pemasaran, termasuk bauran
pemasaran secara keseluruhan, seperti desain produk, harga, lokasi dan promosi.

Kata Kunci : green marketing, pemasaran, strategi, lingkungan

PENDAHULUAN sampah yang sulit didaur ulang adalah


Isu pelestarian lingkungan akhir- akhir plastik. Plastik sudah menjadi bagian
ini telah menjadi pembahasan dalam keseharian manusia, desain kemasannya
dunia internasional, dimana isu lingkungan yang menarik serta fungsinya yang serba
hidup menjadi perhatian penting bagi guna menjadi salah satu alasan mengapa
seluruh dunia seiring dengan banyaknya plastik digemari masyarakat. Namun
permasalahan yang akan mengancam banyak pertanyaan yang muncul seputar
lingkungan hidup manusia seperti plastik yang aman yang digunakan
pencemaran lingkungan, polusi udara, air sebagai wadah untuk makanan dan
dan tanah yang sudah pada taraf minuman. Sebagai salah satu alternatif
berbahaya ditambah dengan efek rumah adalah menggunakan produk yang ramah
kaca serta global warning yang lingkungan, dalam kondisi ini muncul apa
berdampak pada alam. yang disebut dengan green marketing.
Kondisi alam yang telah mengalami Green Marketing merupakan istilah
perubahan iklim sehingga berdampak dalam ilmu pemasaran yang mulai popular
pada perubahan kondisi lingkungan yang pada awal tahun 1990- an. Terlebih sejak
diakibatkan oleh kegiatan manusia yang munculnya buku yang berjudul “ The
tidak peka terhadap masalah lingkungan. Green Marketing Manifest” oleh John
Bahkan sampah sekarang telah menjadi Grant membuat kepekaan dunia usaha
masalah yang belum terselesaikan karena semakin tinggi terhadap lingkungan hidup
jumlah sampah yang semakin besar serta (Grant, 2009). Ketertarikan para
banyaknya sampah yang sulit untuk di konsumen akan kepedulian lingkungan
daur ulang (Wibowo, 2002). Salah satu membuat peluang bagi perusahaan agar
Islam, D Tinjauan Penerapan Konsep 11

menerapakan green marketing serta untuk kata lain hal yang menjadi perbedaan
meningkatkan penjualan. Green antara green marketing mix dengan green
marketing kemudian menjadi sebuah marketing konvensional terletak pada
alternatif strategi yang tidak hanya pendekatan faktor lingkungan. Bauran
membantu image perusahaan, tetapi juga pemasaran hijau (green marketing mix)
memberi nilai tambah terhadap bisnis mempertimbangkan aspek lingkungan,
perusahaan, bahkan konsumen menuntut sedangkan bauran pemasaran (marketing
pilihan hijau dan bersedia membayar mix) konvensional tanpa memperhatikan
harga lebih mahal (Charter dan Polonsky, aspek lingkungan.
1999). Namun yang menjadi
kekahawatiran marketer untuk terjun ke TINJAUAN KONSEP PEMASARAN
dunia green marketing ini tidak lain Pemasaran menurut Kotler dan
karena para marketer merasakan bahwa Amstrong (2001),“marketing is a social
target pasar mereka belum berorientasi and managerial process by which
kepada lingkungan hidup. Itulah sebabnya individuals and groups obtain what they
pertumbuhan produk ramah lingkungan and what they want through creating and
terkesan lambat (Arianto, 2014). exchanging and value with other”,
Konsep green marketing mix adalah sedangkan menurut Stanton dalam Basu
sama dengan bauran pemasaran Swasta (2005) menyebutkan bahwa
konvensional yaitu merujuk pada pemasaran adalah sistem keseluruhan
kepuasan kebutuhan, keinginan, dan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
hasrat pelanggan dalam hubungan merencanakan, menentukan harga,
dengan pemeliharaan dan pelestarian dari mempromosikan dan mendistribusikan
lingkungan hidup (Marhadi, 2013), namun barang dan jasa yang dapat memuaskan
tantangan bagi pemasar adalah kebutuhan kepada pembelian yang ada
penggunaan kreatif dari green marekting maupun pembelian yang potensial.
mix (bauran pemasaran hijau) meliputi Selanjutnya Kotler (2003), menyatakan
green product, green price, green place bahwa kita dapat membedakan definisi
dan green promotion. Konsep ini pemasaran secara sosial dan secara
diperkenalkan pertama kali oleh Bradley manajerial. Definisi sosial menunjukkan
pada tahun 1980-an, dalam peran yang dimainkan oleh pemasaran di
perkembangannya banyak para peneliti masyarakat, yang dimaksud pemasaran
menyarankan agar green marketing mix secara sosial adalah proses dimana
dipelajari lebih dalam. Beberapa penulis individu dengan kelompok mendapatkan
menandai banyak unsur pemasaran hijau apa yang mereka inginkan dengan
dan juga menganggapnya sebagai strategi menciptakan, menawarkan, secara bebas
real dan lengkap. Polonsky (1994) mempertukarkan produk dan jasa yang
mempertimbangkan banyak faktor dalam bernilai dengan pihak lain. Sedangkan
pemasaran hijau, tetapi Prakash (2002) yang dimaksud dengan pemasaran
mendefinisikan pemasaran hijau sebagai secara manajerial adalah pemasaran yang
produk hijau yang diproduksi oleh sering digambarkan dengan seni menjual
perusahaan yang peduli lingkungan di produk, tetapi orang heran ketika
mana tidak hanya berfokus pada hasil mendengar bahwa bagian yang paling
produknya saja, tetapi juga pada sistem penting dalam pemasaran adalah bukan
dan prosesnya, dan elemen tersebut penjualan.
dimanipulasi dari bauran pemasaran Drucker dalam Kotler, (2003:6),
tradisional (disebut 4P). Implementasi mengatakan tujuan pemasaran bukan
dari strategi pemasaran hijau untuk mengetahui dan memahami
membutuhkan pendekatan fundamental, pelanggan sedemikian rupa sehingga
komprehensif dan terintegrasi dalam produk atau jasa itu cocok dengan
semua aspek fungsional pemasaran, pelanggan dan selanjutnya menjual
termasuk bauran pemasaran secara dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran
keseluruhan, seperti desain produk, hendaknya menghasilkan seorang
harga, lokasi dan promosi (Polonsky dan pelanggan yang siap untuk membeli
Rosenberg, 2001). Dengan
12 Jurnal Pamator

semua yang dibutuhkan selanjutnya dengan lingkungan, untuk mengawasi


adalah menyediakan produk atau jasa itu. dampak dari perekonomian dan sebagai
respon terhadap peraturan pemerintah
PERKEMBANGAN KONSEP GREEN akan lingkungan hidup. Dalam persaingan
MARKETING yang sangat kompetitif, pemasaran
Seiring dengan perkembangan ilmu diibaratkan sebagai ujung tombak bagi
pengetahuan, muncul konsep perluasan kelangsungan perusahaan, pemasaran
dari pemasaran. Konsep ini dilakukan harus bertitik tolak dari kebutuhan dan
melihat adanya perubahan dalam keinginan konsumen dengan
lingkungan alam. Yaitu muncul suatu memperkirakan sekaligus menentukan
konsep yang dinamakan dengan green kebutuhan dan keinginan konsumen serta
marketing. Green marketing atau penyerahan barang dan jasa yang
environment marketing itu berkembang memuaskan secara efektif dan efisien.
sejalan dengan adanya perhatian
masyarakat akan isu-isu lingkungan, STRATEGI MARKETING
sehingga masyarakat menuntut adanya Menurut Kotler dalam Haryadi, (2009)
tanggung jawab pelaku bisnis dalam yang strategi pemasaran adalah “sejumlah
melakukan aktivitas bisnis. American tindakan yang terintegrasi yang diarahkan
Marketing Association (AMA) dalam untuk mencapai keuntungan kompetitif
Hawkins dan Mothersbhaugh (2010) yang berkelanjutan”. Sedangkan menurut
menjelaskan green marketing adalah Mc Carthy dalam Kotler (2003), strategi
suatu proses pemasaran dimana produk- pemasaran dan strategi bauran
produk yang dihasilkan memberikan pemasaran (marketing mix) mempunyai
dampak positif atau aman terhadap hubungan yang tidak terpisahkan. Strategi
lingkungan. Bahkan yang menjadi bauran pemasaran merupakan salah satu
perhatian dalamgreen marketing bukan alat dari strategi pemasaran untuk
hanya sekedar membuat sebuah green mencapai tujuan perusahaan, khususnya
product tetapi juga perlu diperhatikan dalam fungsi penciptaan dan pertukaran.
bagaimana harapan konsumen serta juga Strategi pemasaran mencakup faktor
memperhitungkan kondisi pesaing di eksternal dan internal perusahaan,
pasar lain (Otman et al, 2006). sedangkan strategi bauran pemasaran
Pride dan Farrel dalam Ariyanto (2014) merupakan ide dasar dan fungsi generik
mendefinisikan Pemasaran hijau (green dari pemasaran yang terdiri atas elemen
marketing) sebagai sebuah upaya orang produk, harga, tempat, dan promosi untuk
untuk dapat mendesain, mempromosikan membentuk terjadinya penjualan. Dengan
dan mendistribusikan produk yang tidak memperhatikan uraian di atas, dapat
merusak lingkungan. Charter (1992) diketahui bahwa elemen inti dari strategi
memberikan definisi pemasaran hijau pemasaran adalah bauran pemasaran
(green marketing) merupakan holistik, (marketing mix). Strategi bauran
tanggung jawab proses manajemen yang pemasaran merupakan bagian inti dari
untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, strategi pemasaran yang digunakan oleh
memuaskan dan memenuhi kebutuhan perusahaan untuk membentuk terjadinya
stakeholders untuk memberi penghargaan pertukaran.
yang wajar yang tidak menimbulkan Implementasi strategi pemasaran hijau
kerugian kepada manusia atau kesehatan membutuhkan pendekatan fundamental,
lingkungan alam. Ottman (2006) komprehensif dan terintegrasi dalam
mengemukakan green marketing sebagai semua aspek fungsional pemasaran,
“All activities designed to generate and termasuk bauran pemasaran secara
facilitate any axchange intended to satisfy keseluruhan, seperti desain produk,
human need sorwants, such that the harga, lokasi dan promosi (Polonsky dan
satisfaction of these needs and wants Rosenberger, 2001). Strategi bauran
occurs, with minimal detrimental impact on pemasaran Hijau, meliputi pengembangan
the natural environment”. Tujuan dari produk berbasis green, tempat/saluran
green marketing adalah untuk distribusi hijau, promosi hijau, harga hijau
memperbaiki hubungan antara industri dan konsumsi hijau. Dengan demikian
Islam, D Tinjauan Penerapan Konsep 13

perusahaan yang menerapkan strategi maupun tidak dapat diraba, termasuk


dan taktik pemasaran yang ramah pembungkus, warna, harga, prestasi
lingkungan, akan mempunyai suatu perusahaan, dan pengecer yang diterima
competitive advantage apabila oleh pembeli untuk memuaskan keinginan
dibandingkan dengan perusahaan yang dan kebutuhan. Apa yang membuat suatu
memasarkan tanpa tanggung jawab produk yang ramah lingkungan telah
terhadap lingkungan. menjadi suatu perdebatan serius antara
environmentalis, pejabat pemerintah,
GREEN MARKETING MIX perusahaan manufaktur dan konsumen.
Mengembangkan konsep green Apakah hanya bahan atau produk telah
marketing mix (bauran pemasaran hijau), cukup dianggap menjadi suatu yang
tak terlepas dari konsep tradisional 4P ramah lingkungan, ataukah kemasannya
(product, price, place, promotion) kecuali yang harus aman. Pemberian label
dengan sejumlah penambahan komponen mempunyai tujuan dalam menyampaikan
yang sangat berhubungan dengan informasi kepada konsumen atas atribut
maksud dari green marketing itu sendiri produk (Kotler, 2002). Dalam suatu
dan hal- hal yang sangat berpengaruh penelitian di Amerika, Inggris, Australia
lainnya. Stanton dalam Swastha dan dan Afrika Selatan, bahwa konsumen
Handoko, (2000) mendefinisikan mengartikan informasi produk ramah
marketing mix sebagai kombinasi dari lingkungan pada label kemasan berbeda
empat variabel atau kegiatan inti dari dengan apa yang dimaksud oleh pemasar,
sistem pemasaran perusahaan, yaitu sebagai contoh dalam suatu kasus bahwa
produk, harga, kegiatan promosi, konsumen mengartikan produk tersebut
dansistem distribusi. Kegiatan-kegiatan telah berlabel ramah lingkungan,
atau berbagai macam elemen dari konsumen lain merasa ragu karena
marketing mix tersebut perlu dikombinasi produk yang mempromosikan ramah
dan dikoordinir agar perusahaan dapat lingkungan tersebut tidak secara detail
melakukan tugas dan program menginformasikan kriteria kualitas ramah
pemasarannya seefektif mungkin. lingkungan. (Polonsky et. al. 2002).
Konsep bauran pemasaran hijau Penelitian lain mengidentifikasikan bahwa
pertama kali diperkenalkan oleh Bradley pengaruh atas pemberian informasi ramah
pada akhir 1980-an. (Bradley, 2007). Para lingkungan terhadap produk sangat
peneliti lain yang mengidentifikasi bervariasi.
beberapa aspek bauran pemasaran hijau, Junaedi (2005) mendefinisikan, produk
misalnya, Prakash (2002) menjelaskan hijau (green product) adalah produk yang
bagaimana produk dihijaukan. Polonsky tidak berbahaya bagi manusia dan
dan Rosenberg (2001) menjelaskan lingkungannya, tidak boros sumber daya,
bagaimana harga yang dihijaukan. Volsky tidak menghasilkan sampah berlebihan,
(1999) menjelaskan bagaimana promosi dan tidak melibatkan kekejaman pada
dan tempat/saluran distribusi yang binatang, lebih lanjut Asrianto (2013)
dihijaukan. Namun para peneliti ini hanya mengatakan green product adalah suatu
menyentuh bidang spesifik dan lebih produk yang dirancang dan diproses
berkonsentrasi pada hal-hal lain dalam dengan suatu cara untuk mengurangi
studi mereka, dan ini adalah salah satu efek-efek yang dapat mencemari
penjelasan yang mungkin mengapa ada lingkungan, baik dalam produksi,
celah teoritis, tidak ada peneliti tunggal pendistribusian dan pengkonsumsianya.
yang mengeksplorasi bagaimana bauran Menurut Queensland Goverment (2002)
pemasaran hijau, namun green marketing bahwa produk ramah lingkungan
mix sering dipraktekkan dan diusulkan merupakan produk yang dihasilkan aman
oleh para konsultan. untuk dikonsumsi dan tidak berdampak
a. Green Product negatif bagi lingkungan. Perusahaan
Swastha dan Irawan (1996) yang menghasilkan produk ramah
mengatakan bahwa produk adalah suatu lingkungan juga mengembangkan
sifat yang kompleks, baik dapat diraba tanggung jawab produk yang berwawasan
14 Jurnal Pamator

lingkungan agar memiliki pengaruh besar prestasi seseorang. Dahlstrom (2011)


terhadap pesaing. secara empiris menunjukan bahwa harga
Pada intinya, green product adalah merupakan informasi yang paling valid
upaya untuk meminimalkan limbah ketika sebagai indikator akan kualitas suatu
proses produksi di samping produk.
memaksimalkan produk yang dibuat Lebih lanjut Harga adalah elemen
sekaligus memenuhi syarat ramah penting dalam marketing mix, kebanyakan
lingkungan. Green product sendiri harus para pelanggan bersedia membayar
mempunyai kualitas produk yang tahan dengan harga premium jika ada persepsi
lama, dalam artian tidak mudah rusak, tambahan terhadap nilai produk. Nilai ini
tidak mengandung racun, dibuat dari dapat meningkatkan kinerja, efisiensi,
bahan yang dapat di daur ulang dan desain, daya tarik visual dan rasa atau
memiliki packaging yang minimalis. karena fitur lain dari produk hijau seperti
Kualitas produk seperti diatas masih harapan hidup lebih lama dan tidak
menggunakan energi atau sumber daya berbahaya (Volsky, 1999). Tetapi yang
yang menghasilkan emisi saat proses terpenting bahwa harga hijau harus masuk
pembuatan maka dari itu, green product akal dan kompetitif. produk hijau memiliki
adalah dimana suatu produk memberikan biaya awal lebih tinggi tetapi biaya rendah
dampak yang sekecil mungkin dalam dalam jangka panjang (Polonsky dan
pengaruhnya terhadap lingkungan, yang Rosenberg, 2001). Sedangkan menurut
harus diperhatikan dari produk adalah Queensland Goverment (2002) bahwa
mengenai harga, kualitas, kenyamanan harga ramah lingkungan merupakan
dan ketersediaan dari produk. Konsumen sejumlah uang yang dikeluarkan oleh
akan membayar lebih untuk green konsumen untuk mendapatkan produk
product. Harga yang lebih mahal dari ramah lingkungan.
harga rata-rata yang telah ditentukan Kebanyakan para konsumen bersedia
hanya dapat di jual dengan menambahkan membeli dengan harga mahal dari harga
value pada produk. Banyak orang berpikir biasanya jika produk yang dibelinya
bahwa keefektivitasan green product akan memiliki poin lebih bila dibandingkan
berkurang dari produk biasa. Jaminan dari dengan produk biasa. keinginan
kualitas produk merupakan hal yang konsumen membayar sejumlah uang
mendasar dan harus dikomunikasikan tertentu untuk produk-produk yang ramah
secara meyakinkan. Kualitas dinilai dari lingkungan lebih disebabkan karena
beberapa fitur termasuk performance, kepedulian mereka tentang permasalahan
tampilan, perasaan, kenyamanan dan lingkungan (Laroche et al., 2001).
ketahanan dari suatu produk. Penerimaan faktor harga premium
terhadap produk ramah lingkungan inilah
b. Green Price yang kemudian sering didefinisikan
Harga adalah nilai suatu barang dan sebagai harga hijau (green pricing).
jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Produk yang ramah lingkungan sering kali
Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau lebih murah jika biaya product life cycle
perusahaan bersedia melepaskan barang diperhatikan. Contohnya kendaraan yang
atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. efisien penggunaan bahan bakarnya, atau
Di dalam perusahaan, harga suatu barang produk yang tidak mengandung racun
atau jasa merupakan penentuan bagi (Queensland Goverment, 2002).
permintaan pasar. Harga dapat
mempengaruhi posisi persaingan c. Green Place
perusahaan. Keputusan tentang harga Kotler dan Keller (2003) menyatakan
tidak pernah boleh dilakukan secara bahwa lokasi mencakup aktivitas
kebetulan. Pada produk yang umum, perusahaan untuk menyediakan produk
penurunan harga dapat menaikkan bagi konsumen sasaran. Untuk
penjualan, sedangkan pada produk yang penyediaan produk, maka interaksi
membawa citra bergengsi, kenaikan harga penyedia produk dengan pelanggan terdiri
akan menaikkan penjualan karena produk dari 2 interaksi yaitu, pelanggan
dengan harga tinggi akan menunjukkan mendatangi penyedia produk, penyedia
Islam, D Tinjauan Penerapan Konsep 15

produk mendatangi pelanggan atau hubungan antara supplier dan pelanggan


pelanggan dan penyedia produk (Webster dalam Ariawan, 2005).
mentransaksikan bisnis dalam jarak jauh. Distribusi intensif menekan lamanya
Tempat mencerminkan kegiatan-kegiatan waktu pelanggan untuk mencari toko dan
perusahaa yang membuat produk tersedia berkeliling dari toko ke toko, menyediakan
untuk konsumen sasaran. Sebagian dari tempat yang nyaman untuk melakukan
tugas distribusi adalah memilih perantara pembelian, dan mempermudah untuk
yang akan digunakan dalam saluran mendapat pelayanan yang berhubungan
distribusi yang secara fisik menangani dan dengan produk. Semakin meningkatnya
mengangkat produk melalui saluran intensitas distribusi, pelanggan
tersebut. Saluran distribusi ramah mempunyai waktu dan tempat untuk
lingkungan merupakan suatu proses mengetahui nilai suatu produk.
menyalurkan produk ramah lingkungan Meningkatnya nilai produk, paling banyak
yang tidak memberikan efek negatif pada disumbang oleh dari penurunan
lingkungan dan dapat mencegah pengorbanan yang pelanggan lakukan
pencemaran udara yang berlebihan untuk memperoleh produk. Peningkatan
dengan membuka cabang di seluruh nilai seperti ini akan meningkatkan
wilayah Indonesia. Penjual yang ingin kemungkinan pelanggan untuk melakukan
mencapai kesuksesan dalam penjualan pilihan, kepuasan
produk ramah lingkungan harus pelanggan,penghargaan kualitas, brand
memposisikan produknya secara luas di loyalty, dan peningkatan brand equity.
pasar sehingga dapat dikenali masyarakat
luas dikarenakan sedikit pelanggan yang d. Green Promotion
benar-benar hanya ingin membeli produk Promosi adalah salah satu bagian dari
berdasarkan keramahan lingkungan saja bauran pemasaran yang memiliki peran
(Queensland Goverment, 2002). besar. Promosi mencerminkan kegiatan
Song et. al. dalam Ariawan (2005) yang mengkomunikasikan keunggulan
menyatakan bahwa perubahan lingkungan produk dan membujuk konsumen untuk
persaingan dan tekanan yang dihadapi membelinya. Jadi, promosi ini merupakan
oleh organisasi, maka suatu sinergi harus komponen yang dipakai untuk
dibangun dengan mengkombinasikan memberikan dan mempengaruhi pasar
antara perusahaan, saluran distribusi, dan bagi produk perusahaan. Mempromosikan
kemampuan teknik yang luwes. Beberapa suatu produk dan jasa untuk memperoleh
penelitian terdahulu menunjukan bahwa pasar dapat dilakukan dengan iklan, public
pengembangan kualitas hubungan saluran relations, promosi penjualan direct
merupakan hasil yang diperoleh dari marketing dan on-site promotions. Penjual
sinergi yang dibangun antara kemampuan produk hijau yang cerdas akan dapat
perusahaan dan sumberdaya perusahaan menekankan kredibilitas produk yang
dan keahlian yang mengakar konsep ramah lingkungan dengan menggunakan
kesuksesan saluran pemasaran produk. sustainable marketing juga alat dan
Tujuan konsep kualitas hubungan praktek komunikasi dengan kata lain
saluran distribusi adalah mengarahkan promosi ramah lingkungan merupakan
manajemen pemasaran untuk melayani proses memperkenalkan produk ramah
saluran pemasaran perusahaan sebagai lingkungan pada masyarakat dengan
rekan kerja atau mitra usaha. Hal tersebut berbagai aksi ramah lingkungan.
selaras dengan pendapat Narus dan Perusahaan-perusahaan yang memiliki
Anderson dalam Ariawan (2005) bahwa kepedulian terhadap konsumen dan
saluran pemasaran merupakan syarat lingkungan akan menerapkan komunikasi
mutlak setiap aktivitas uang ditujukan berkelanjutan secara intensif dalam
untuk memasarkan, menawarkan produk meningkatkan pengertian masyarakat
maupun merek bagi setiap perusahaan. terhadap produk ramah lingkungan yang
Kualitas hubungan saluran dipandang dijualnya (Queensland Goverment, 2002).
sangat penting dalam proses hubungan Para pengecer banyak juga yang mulai
distribusi, dimana aset yang penting menyadari perlunya komitmen pada
dalam distribusi adalah menjaga lingkungan dengan melakukan promosi
16 Jurnal Pamator

penggunaan kantong ramah lingkungan kegiatan manusia untuk membeli suatu


sebagai pengganti kantong plastik. Istilah- barang atau jasa dalam memenuhi
istilah seperti phosphate free, recyclable, keinginan dan kebutuhannya yang terdiri
refillable ozon friendly, dan ramah dari pengenalan, kebutuhan dan
lingkungan adalah sesuatu yang paling keinginan, pencarian informasi, evaluasi
sering disosialisasikan sebagai green terhadap alternatif pembelian, keputusan
marketing. Kunci sukses dari green pembelian, dan tingkah laku setelah
marketing adalah kredibilitas. Dengan pembelian. Astuti dan Cahyadi (2007)
tidak terlalu membesar-besarkan mendefinisikan keputusan pembelian
keunggulan lingkungan pada produk atau sebagai rasa percaya diri yang kuat pada
membentuk harapan yang tidak realistis diri konsumen atau pelanggan yang
pada pelanggan, maka komunikasi merupakan keyakinan bahwa keputusan
tentang keunggulan lingkungan cukup pembelian atas produk yang diambilnya
dilakukan melalui tokoh-tokoh yang dapat adalah benar.
dipercaya (Haryadi, 2009). Setelah melakukan pembelian produk
Promosi hijau berarti untuk konsumen akan mengalami level
mengirimkan data lingkungan nyata untuk kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.
konsumen yang berhubungan dengan Konsumen yang mengalami keraguan
kegiatan perusahaan (Volsky, 1999). menyangkut ketepatan keputusan
Perusahaan perlu mengembangkan pembelian atau tidak puas akan
pendekatan komunikasi terintegrasi yang cenderung melakukan perpindahan
terlibat dalam aspek-aspek tertentu dari merek. Hal ini tentu akan merugikan
perusahaan dan produk spesifik tentang perusahaan karena akan mendapatkan
isu-isu lingkungan dan tanggung jawab komplain dari pelanggan, turunnya
sosial. Strategi dan slogan-slogan yang penjualan bahkan turunnya citra merek.
digunakan oleh perusahaan harus benar Sedangkan konsumen yang puas memiliki
berdasarkan penelitian dan informasi. kemungkinan yang tinggi untuk melakukan
Informasi harus dikomunikasikan koheren pembelian kembali secara berulang-ulang.
dan konsisten kepada pelanggan dan Konsumen yang suka atau bersifat positif
stakeholder lainnya. terhadap suatu produk akan cenderung
memiliki keinginan yang kuat untuk
KEPUTUSAN PEMBELIAN memilih dan membeli produk yang
Keputusan membeli atau tidak membeli disukainya tersebut. Sebaliknya, kalau
merupakan bagian dari unsur yang konsumen bersifat negatif terhadap suatu
melekat pada diri individu konsumen yang produk, maka biasanya akan tidak
disebut behaviour dimana merujuk kepada diperhitungkan produk tersebut sebagai
tindakan fisik yang nyata dapat dilihat dan pilihan pembelian, bahkan tidakjarang
diukur oleh orang lain, Nitisusastro (2012). akan menyampaikan ketidaksukaanya
Konsumen sering dihadapkan dengan tersebut kepada teman, kerabat atau
beberapa pilihan dalam menggunakan tetangganya (Suryani, 2008).
suatu produk. Hal tersebut menyebabkan
konsumen harus mempertimbangkan baik KESIMPULAN
baik sebelum mengambil keputusan untuk Konsep Green marketing mix yang
membeli. terdiri dari green product, green price,
Menurut Kotler dan Armstrong (2000) green place dan green promotion secara
adalah tahap dalam proses pengambilan bersama–sama berpengaruh positif dan
keputusan pembeli di mana konsumen signifikan terhadap keputusan membeli
benar-benar membeli. Pengambilan produk. Variabel green product
keputusan merupakan suatu kegiatan berpengaruh positif dan signifikan
individu yang secara langsung terlibat terhadap keputusan pembelian produk
dalam mendapatkan dan mempergunakan Tupperware yang dinilai oleh konsumen
barang yang ditawarkan. Swasta dan memiliki kualitas produk yang awet,
Handoko, (2000) menyatakan bahwa higienis, green eco design serta ramah
keputusan pembelian adalah sebuah lingkungan. Variabel green promotion
pendekatan penyelesaian masalah pada berpengaruh positif dan signifikan
Islam, D Tinjauan Penerapan Konsep 17

terhadap keputusan pembelian produk Universitas Diponegoro.


yang berkomitmen untuk menciptakan Semarang.
produk-produk yang memberikan solusi
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis
cara sehat mengkonsumsi minuman dan
Multivariate dengan Program IBM
mempromosikan ‘green living’ (gaya hidup
SPSS 23. Cetakan VIII. Badan
hijau).
Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang
DAFTAR PUSTAKA
Gitonga, 2014,The Influence Of Green
Allen, A. CH. Manongko, 2011. "Green Marketing Mix Strategies On
Marketing dan Pengaruhnya Performance Of Fast Moving
Terhadap Keputusan Pembelian Consumer Goods Companies In
Melalui Minat Membeli Produk Nairobi County thesis University Of
Organik (Studi Pada Pelanggan Nairobi.
Produk Organik di Kota Manado)", Grant, J. 2009, Green marketing
Tesis S2, Universitas Brawijaya, Manifesto. West Sussex : John
Malang. Wiley & Sons Ltd.
Ariawan, A. 2005. Studi Mengenai Sukses Haryadi, R. 2009. Pengaruh Green
Pemasaran Produk (Studi Kasus Marketing Terhadap Pilihan
pada Riteler Produk kain Sarung Konsumen Melalui Pendekatan
Merek gajah Duduk di Marketing Mix (Studi Kasus Pada
Pekalongan). Jurnal Sains The Body Shop Jakarta). Tesis
Pemasaran Indonesia, Vol. IV, No. Program Studi Magister
1 (Mei),pp : 71-86. Management-Program Pasca
Asrianto, B. 2013. Green Marketing dan sarjana Universitas Diponegoro.
Corporate Social Responsibility Junaedi, S.M.F. (2005). “Pengaruh
Pengaruhnya terhadap keputusan Kesadaran Lingkungan pada Niat
pembelian konsumen melalui minat Beli Produk Hijau: Studi Perilaku
membeli produk organic di Konsumen Berwawasan
FreshMart Kota Manado. Jurnal Lingkungan” Benefit Jurnal
EMBA, 1(4): h: 2117-2129 Manajemen dan Bisnis, Vol. 9, No.
Boztepe, A. 2012. Green Marketing and 2, hal. 189-201.
Its Impact on Consumer Buying Kertajaya, K. 2002. Marketing plus 2000.
Behavior. European Journal of Jakarta: Gramedia.
Economic and Political Studies.
Fatih Universtity. Kiaabadi, C. 2013. The effects of green
marketing mix to follow
Byrne, A. 2002. Understanding Consumer environmental principles in Iran,
Preferences Across Environmental Academic Journal of Research in
Marketing Mix Variations. OIKOS Business & Accounting.
University of Newcastle.
Chan, Y,K.(1999), Environmental Attitudes
and Behavior of Consumers in Kotler, P.,& Keller, K.L. 2003. Manajemen
China Survey Findings and Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Implications. Journal of Kotler,P.,& Armstrong, G. 2007, Prinsip
international consumer marketing. Pemasaran, Edisi Ke-8. PT.
Dahlstrom, R. 2011. Green Marketing Erlangga.
Management. Mason: Cengage Laroche, M., Bergeron, J., & Barbaro-
Learning. Forleo, G. (2001). Targeting
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis consumers who are willing to pay
Multivariate dengan Program more for environmentally friendly
SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit
18 Jurnal Pamator

products. Journal of Consumer Persepsi Harga Premium Terhadap


Marketing, 18(6), 503-520. Keputusan Pembelian Produk
AMDK, Jurnal FE. Universitas
Morrison, A.M. 2002, Hospitality and
Negeri Yogyakarta.
Travel Marketing, Edisi ketiga,USA:
Ottman, J.A., et al. 2006. Green Marketing
Maxwell, J.W., Lyon, T.P., and Hackett, C.
Myopia: Ways to Improve Consumer
(2000). “Self-Regulation and Social
Appeal for Environmentally
Welfare: The Political Economy of
Preferable Products. Environment
Corporate Environmentalism”.
Volume 48, Number 5 pp 22-36
Journal of Law and Economics. Vol.
Heldref Publications.
43, 583-618.
Queensland Goverment, 2002. Green
Nitisusastro, M. 2012, Perilaku Konsumen
Marketing-The Competitive
dalam Perspektif Kewirausahaan,
Advantage of Sustainability .
Alfabeta, Bandung.
www..epa.qld.gov.au/sustainable_in
Palwa, A. 2014. Pengaruh Green dustries.
Marketing Terhadap Keputusan
Rahmawati, Hadiwidjojo, Noermijati dan
Pembelian yang Dimediasi Minat
Solimun, 2014. “Green Marketing
Beli (studi pada pelanggan the body
Mix As Strategy to Improve
shop di plaza ambarukmo
Competitive Advantage in Real
yogyakarta. Skripsi Universitas
Estate Developer Companies”.
Negeri Yogyakarta.
Sugiono. 2016. Metode Penelitian
Prakash, A. 2002. Green Marketing,
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Public Policy And Managerial
Cetakan ke 23. ALFABETA,
Strategies. Business Strategy and
Bandung.
the Environment 11, 285-297.
Suryani, T. 2008. Perilaku Konsumen :
Polonsky, M.J., & Rosenberger, P.J.
Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
(2001). Reevaluating Green
Edisi 1. Ilmu. Yogyakarta.
Marketing: A Strategic Approach.
Business Horizons, 44(5), 21-30. Swastha, B., & Irawan. 2005. Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi II
Purnama, J. 2014.Pengaruh Produk
Cetakan KE-12. Yogyakarta: Liberty
Ramah Lingkungan, Atribut Merek
Offset.
Hijau, Iklan Peduli Lingkungan dan

Anda mungkin juga menyukai