Hubungan Sosial (Makalah)
Hubungan Sosial (Makalah)
Hubungan Sosial (Makalah)
KELAS X.4
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 4:
Aqila fairuz rahman
Nabila rifqa alfiyah
Firsan saputra alam
Miftahul dede prayoga
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah meberi
hidayah dan inayah-Nya pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan lancar. Serta tak lupa pula kami kami ucapkan terimakasih
pada Guru yang membimbing dan mengarahkan kami dalam penulisan makalah yang
berjudul Hubungan Sosoial ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan maka dari itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari
pembaca makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
b. Interaksionisme Simbolis
Dalam Kamus Sosiologi, simbol diartikan sebagai segala sesuatu yang melambangkan
makna benda atau lambang itu sendiri (Sujatmiko; 2012: 234). Simbol dapat digunakan untuk
menginterpretasikan kejadian melalui tanda-tanda yang mudah dimengerti orang lain.
Interaksionisme simbolis memahami tindakan sebagai sistem simbol.
Gerak isyarat merupakan bagian dari simbol yang disampaikan oleh individu kepada
individu lain. Pemaknaan gerak simbol terkadang tidak mencapai hasil yang maksimal karena
harus dimaknai secara lebih mendalam: Agar seseorang memahami makna gerak isyarat
diperlukan bahasa sebagai alat komunikasi yang mudah dipahami semua orang. Bahasa yang
sopan menghindarkan masyarakat dari kesalahpahaman dan konflik. Memahami makna
bahasa daerah lain juga akan mempermudah proses komunikasi dan meminimalkan
terjadinya kesalahpahaman.
Menurut George Herbert Mead, gesture akan menjadi simbol-simbol signifikan ketika
hal tersebut membangkitkan respons dari dalam diri pelaku. Bentuk respons dapat bermacam-
macam sesuai interpretasi setiap individu Gesture fisik dapat menjadi simbol-simbol
signifikan melalui proses komunikasi. Sifat gesture fisik tidak akan mudah disampaikan
apabila tidak didukung oleh gesture vokal atau bahasa (Goodman; 2014: 276-278).
3. Syarat hubugan sosial
1.Kontak Sosial
Kontak sosial dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak yang saling bereaksi
dan menjadi awal terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial dapat terjadi melalui kontak fisik
atau kontak secara langsung dan kontak tidak langsung.
Contoh kotak sosial secara langsung adalah dua orang yang saling menyapa atau saling
tersenyum. Sementara itu, contoh kontak sosial tidak langsung adalah dua pihak yang
berinteraksi melalui perantara, seperti surat, telepon, atau media sosial.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan berupa ide atau gagasan dari
satu pihak ke pihak lain sebagai upaya saling mempengaruhi. Dalam proses komunikasi,
pesan harus disampaikan menggunakan bahasa atau simbol yang saling dimengerti oleh
kedua pihak.
Agar dapat berlangsung dengan baik, komunikasi memerlukan beberapa komponen, seperti:
a. Pengirim atau komunikator sebagai pihak yang mengirim pesan kepada pihak lain,
b. Penerima atau komunikan sebagai pihak yang menerima pesan dari pengirim,
c. Pesan, merupakan ide atau gagasan yang ingin disampaikan,
d. Umpan balik (feedback), merupakan tanggapan dari penerima pesan terhadap pesan yang
disampaikan,
e. Media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Media ini dapat berupa
tulisan, lisan, gambar, atau film.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia menjalani kehidupan di dunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya
sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain, maka dari itu manusia disebut
makhluk sosial, sesuai dengan Firman Allah SWT yang artinya: “Wahai manusia! Sungguh
Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal
(bersosialisasi).....” (Al-Hujurat :13 ). Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah
menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang
harmonis, baik itu kehidupan di desa maupun di perkotaan. Tentunya itulah harapan kita
bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan
tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan
yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali
membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak
lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena
itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.