Kelompok 6 - A20.2 - Penugasan Vaksin Dan Imunisasi
Kelompok 6 - A20.2 - Penugasan Vaksin Dan Imunisasi
Kelompok 6 - A20.2 - Penugasan Vaksin Dan Imunisasi
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Dini Alviolita (22020120130092)
2. Fitri Handayani (22020120130084)
3. Ilham Unggul Pambudi (22020120130114)
4. Dewi Septya Rahayu (22020120140158)
5. Devani Fitriana Faizah (22020120120026)
6. Muta’azziyah Faqiyatul Lestari (22020120140124)
7. Oktavina Putri Kustanti (22020120140128)
Efek Samping dan Efek samping vaksin pneumokokus yang paling sering ditemukan
Penanganan adalah efek samping lokal seperti eritema, edema, indurasi, atau
nyeri. Efek samping sistemik lebih jarang ditemukan. Vaksin
pneumokokus memiliki interaksi dengan vaksin zoster hidup,
obat kemoterapi, interferon, dan kortikosteroid. Apabila ada
keluhan pusing maka lebih baik berbaring selama kurang lebih 15
menit.
B. ROTAVIRUS
Deskripsi Vaksin atau imunisasi untuk mencegah infeksi rotavirus yang bisa
menyebabkan muntaber atau gastroenteritis
Efek Samping dan Vaksin Rotavirus aman untuk anak dan jarang menimbulkan efek
Penanganan samping. Efek samping wajar yang dapat terjadi setelah
pemberian vaksin berupa rewel, gelisah, muntah, dan diare. Efek
samping tersebut umumnya bersifat ringan dan bisa sembuh tanpa
diobati.
Pemberian vaksin Rotavirus pada anak dapat berisiko
menimbulkan efek samping yang lebih serius, seperti intususepsi,
BAB berdarah, muntah-muntah. Lakukan pemeriksaan ke dokter
jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau semakin
memburuk dan terjadi reaksi alergi setelah penggunaan vaksin
rotavirus.
C. INFLUENZA
Deskripsi Vaksin atau imunisasi untuk salah satu cara menekan risiko dan
tingkat keparahan seseorang yang terkena flu.
Indikasi Orang yang berusia diatas 50tahun, orang yang berusia 6 bulan-
50tahun yang dirawat lama di fasilitas kesehatan, orang yang
bekerja atau tinggal dengan orang yang berisiko selama lebih dari
6 bulan, wanita hamil yang memiliki masalah kesehatan, wanita
hamil yang akan memasuki musim influenza, semua petugas
kesehatan, orang yang akan bepergian ke daerah kejadian
influenza
Cara Pemberian Sesuai anjuran imunisasi yang dikeluarkan oleh IDAI (Ikatan
dan Dosis Dokter Anak Indonesia), imunisasi MR diberikan untuk semua
anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun selama kampanye
imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal
imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan (vaksin MR
dosis pertama), 18 bulan (vaksin MR dosis kedua), dan kelas 1
SD/sederajat (vaksin MR dosis ketiga). Imunisasi MR diberikan
tanpa melihat status imunisasi maupun riwayat penyakit campak
dan rubella sebelumnya. Untuk mencegah campak dan rubella,
dosis vaksin MR untuk anak dan orang dewasa adalah 0,5 ml.
Obat diberikan melalui suntikan ke kulit (suntikan subkutan) atau
suntikan ke otot (suntikan intramuskular).
Efek Samping dan Vaksin MR tidak memiliki efek samping yang berarti. Sekalipun
Penanganan ada, efek samping yang ditimbulkan cenderung umum dan ringan,
seperti demam, ruam kulit, atau nyeri di bagian kulit bekas
suntikan. Ini merupakan reaksi yang normal dan akan menghilang
dengan sendirinya atau dalam kurun waktu 2‐3 hari. Jika keluhan
tidak kunjung membaik atau semakin memburuk lakukan
pemeriksaan ke dokter. Selain itu, pemeriksaan ke dokter harus
segera dilakukan jika mengalami reaksi alergi obat yang ditandai
dengan bengkak di bibir atau kelopak mata, ruam yang gatal dan
meluas, atau sulit bernapas.
E. JE
Efek Samping dan Efek samping berupa reaksi lokal seperti nyeri tempat
Penanganan penyuntikaan, pegal, kemrahan, bengkak dan reaksi sistemik
ringan seperti demam, sakit kepala, lemah, hilang nafsu makan,
gelisah, mmenangis abnormal/tanpa sebab. Efek ini bersifat
sementara dan ringan. Sebagian besar reaksi sistemik ringan dan
sedang muncul setelah vaksinasi dan berlangsung selama tiga
hari. Untuk penanganan reaksi tersebut dapat melakukan istirahat
secara cukup setelah vaksinasi.
DAFTAR PUSTAKA