Tugas Hukum Persaingan Usaha HKUM4307
Tugas Hukum Persaingan Usaha HKUM4307
Tugas Hukum Persaingan Usaha HKUM4307
NIM : 031079695
Mata Kuliah :
Semester :6
Pokja : Curup
Tugas : Hukum Persaingan Usaha HKUM4307
Soal :
1. Merger pada dasarnya tidak dilarang selama tidak memicu persaingan usaha tidak
sehat, Jelaskan oleh saudara apa saja yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha agar
merger tidak menimbulkan persaingan usaha tidak sehat,
Jawaban:
1. Konsentrasi pasar
Suatu konsentrasi pasar dapat dilihat dari dua faktor sebagai berikut: berapa
banyak pelaku pasar untuk produk yang bersangkutan; dan berapa besar pangsa
pasar yang dikuasainya. Jika di pasar banyak pelaku usaha yang menguasai
pangsa pasar yang kecil sehingga tidak terjadi konsentrasi pasar
2. Hambatan masuk pasar artinya mengidentifikasi hambatan masuk pasar (entry
barrier) dalam pasar yang bersangkutan. Dalam pasar dengan entry
barrier rendah, merger cenderung tidak menimbulkan dugaan praktek monopoli.
Sebaliknya, dalam pasar dengan entry barrier yang tinggi, merger cenerung
mengarah pada praktek monopoli.
3. Potensi perilaku anti persaingan artinya jika merger melahirkan satu pelaku
usaha yang relatif dominan terhadap pelaku usaha lainnya di pasar, memudahkan
pelaku usaha tersebut untuk menyalahgunakan posisi dominannya.
4. Efisiensi yaitu jika merger dilakukan dengan alasan untuk efisiensi perusahaan.
Dalam hal ini, perlu dilakukan perbandingan antara efisiensi yang dihasilkan
dengan dampak anti-persaingan yang dicapai dalam merger tersebut. Jika nilai
dampak anti-persaingan melampaui nilai efisiensi yang dihasilkan merger, maka
persaingan yang sehat akan lebih diutamakan dibanding mendorong efisiensi
bagi pelaku usaha.
5. Kepailitan artinya yaitu jika merger dilakukan dengan alasan menghindari
terhentinya badan usaha tersebut beroperasi di pasar. Jika kerugian konsumen
lebih besar bila badan usaha tersebut keluar dari pasar, maka merger tersebut
tidak berpotensi menimbulkan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
2. Bank A melakukan merger dengan Bank B dengan nilai asset sebesar Rp. 15,75
Triliun, Namun pelaku usaha tidak melakukan pemberitahuan kepada KPPU terkait
merger tersebut. Analisis oleh saudara, merger yang dilakukan Bank A dan Bank B
apakah melanggar aturan atau tidak, Jelaskan disertai dasar hukum.
Jawaban:
Yang dimaksud dengan merger dan akusisi perseroan terbatas (“PT”). Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”) menjelaskan
sebagai berikut:
Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu PT atau lebih
untuk menggabungkan diri dengan PT lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari PT yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada PT
yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum PT yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum. Penggabungan dikenal juga dengan
istilah merger.
3. Bagaimana peranan KPPU dalam hal mencegah merger tidak menimbulkan persaingan
usaha tidak sehat dan upaya apa yang dilakukan KPPU apabila terjadi pelanggaran yang
dilakukan pelaku usaha dalam kegiatan merger. Jelaskan.
Tugas merupakan peranan KPPU dalam hal mencegah merger tidak menimbulkan persaingan
usaha tidak sehat
2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
3. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
6. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan undang-undang ini;
7. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Wewenang merupakan upaya yang dilakukan KPPU apabila terjadi pelanggaran yang
dilakukan pelaku usaha dalam kegiatan merger
1. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
2. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku
usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat;
4. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak
adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
6. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap
mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
7. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau
setiap orang sebagaimana dimaksud nomor 5 dan nomor 6, yang tidak bersedia
memenuhi panggilan Komisi;
9. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna
penyelidikan dan atau pemeriksaan;
10. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha
lain atau masyarakat;
11. Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
12. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang
melanggar ketentuan undang-undang ini.