Komunikasi Pemasaran Pariwisata Kabupaten Purbalingga (Studi Pada Analisis Komunikasi Pariwisata Berbasis Digital)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal UMSIDA (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

Prosiding Seminar dan Call For Paper


20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

Komunikasi Pemasaran Pariwisata Kabupaten Purbalingga


(Studi Pada Analisis Komunikasi Pariwisata Berbasis Digital)

Muhammad Sulthan
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
e-mail: [email protected]

Abstrak
Jumlah objek wisata di Kabupaten Purbalingga menarik untuk diketahui dan dapat
menjadi destinasi bagi kita semua. Sehingga, berbagai obyek wisata tersebut perlu
diinformasikan untuk menarik minat wisatawan. Penyebaran informasi objek wisata
pada wisatawan dapat terjadi dengan berbagai cara, salah satunya yang sangat populer
adalah penggunaan media internet/digital. Hal tersebut karena bisa menjangkau
penonton lebih luas. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penentuan
informan menggunakan purposive sampling, yaitu representatif. Terdapat dua jenis
sumber data yaitu sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
adalah wawancara mendalam, observasi, dokumentasi. Cara menganalisis data adalah
pemilahan data, penyajian data dan pencacahan terpadu. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa komunikasi pemasaran pariwisata berbasis digital sangat efektif dan efisien.
Media sosial sangat membantu dalam menyebarkan informasi wisata di Purbalingga,
dan juga komunitas masyarakat wisata Purbalingga secara intensif mempromosikan
obyek wisata Purbalingga. Secara teoritis, strategi pemasaran pariwisata Purbalingga
berbasis komunikasi digital yang digunakan adalah teori Kotler dan Keller. Beberapa
unsur-unsurnya yaitu iklan, promosi penjualan, event dan pengalaman, hubungan
masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari
mulut ke mulut, dan promosi penjualan. Elemen-elemen komunikasi tersebut didukung
oleh internet.
Kata kunci: komunikasi pemasaran, pariwisata, digital

Marketing Communication Tourism Purbalingga District


(Study of Communication Analysis of Digital-Based Tourism)

Abstract
The number of tourism objects in Purbalingga that are worth to be known and to be
visited by all of us. Therefore, the tourism objects are very necessary to be informed to
attract as much as possible potential tourists. Spreading information of tourism objects
for tourist can happen in various ways, one of them that now very popular is the usage
of internet/digital media. Because it can reach audience more widely. Methodology of
this research is descriptive qualitative. Determination of informants are using purposive
sampling, which is representative. There are two types of data source: which are
primary data source and secondary data. The techniques of collecting data are in-depth
interviews, observation, and documentation. The way of analyzing data are reduction,
data presentation and integrated conclusion drawing. The results showed that the
communication of tourism objects by using digital-based are very effective and efficient.
Sosial media is also very helpful in disseminating tourist information in Purbalingga,
and also Purbalingga tourism community that is intensively promoting Purbalingga
tourism objects. Theoretically, Purbalingga tourism marketing strategy based on digital
communication that is used is Kotler and Keller's theory. The elements are

e-ISSN 2598-1064 215


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

advertisement, sales promotion, events and experiences, public relations and publicity,
direct marketing, interactive marketing, word of mouth marketing, sales personnel.
Those elements of communication are supported by the internet.
Keywords: marketing communication, tourism, digital

Pendahuluan
Pemerintahan era Jokowi sat ini sektor pariwisata menjadi satu prioritas di
Kabinet Kerja dan sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019. Hal ini dapat dibuktikan dengan dengan melihat di
dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016, Kemenpar mendapat Rp
5,4 triliun secara total atau naik dua kali lipat dari 2015 yang hanya Rp 2,4 triliun.
Tahun 2017 ini, Indoensia sudah mengungguli "Amazing Thailand" yang ada di
peringkat 83 dan "Malaysia Truly Asia" di posisi 96. Demikian yang di ungkapkan oleh
Kemenpar yang dikutip dari http://travel.tribunnews.com.
Kenaikan agaran sektor pariwisata yang diusulkan oleh Presiden Jokowi cukup
beralasan, karena melihat potensi pariwisata Indonesia sangat potensial untuk bisa
dikembangkan. Termasuk potensi wisata Purbalingga sangat banyak untuk bisa
dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Pembangunan pariwisata akan
membawa banyak pengaruh lain seperti perubahan aktivitas masyarakat sekitar dalam
hal ekonomi, sosial, dan budaya. Pembangunan pariwisata sangat luas kaitannya dengan
sektor lainnya , demikian pula sangat erat kaitannya dengan pelestarian dan
pengembangan budaya daerah.
Keseriusan Presiden Jokowi untuk mengembangkan sektor pariwisata seharusnya
didukung sepenuhnya pemerintahan di bawahnya, tetapi nampaknya gayung kurang
disambut secara serius oleh pemeritah daerah termasuk camat dan lurahnya, walaupun
ada juga pemerintah daerah yang Banjarnegara serius untuk mengembangkan pariwisata
di daerahnya, kelihatan hasilnya penduduk di sekitar daerah wisata ekonomi lebih baik,
lapangan kerja terbuka mulai dari tukang parkir sampai tukang pijat kecipratan rejeki.
Tetapi pemeritah daerah yang belum menerjemahkan secara cerdas keinginan Presiden
Jokowi masih setengah hati mengikuti maka hasilnya juga setengah-setengah.
Diperlukan pemimpin daerah yang visioner tentang pariwisata dalam mendukung
program pariwisata ―Wonderful Indonesia‖ yang merupakan tagline brand pariwisata
Indonesia. Itulah sebabnya mengapa banyak tempat pariwisata di Purbalingga yang
belum dikelola secara semestinya karena pemerintah belum melihat peluang pasar yang
luas, peluang kerja, wadah untuk mengembangkan dan memperkenalkan budaya
lokal/kearifan lokal.
Berdasarkan data Kementrian Pariwisata Indonesia pada tahun 2016, angka
pertumbuhan pariwisata di Indonesia mencapai 7,2 persen per tahun, angka tersebut
lebih tinggi dari angka rata-rata dunia yang hanya 4,7 persen per tahunnya. Dengan
tumbuhnya sektor pariwisata di Indonesia tentunya akan mempengarui pertumbuhan
sektor-sektor lain seperti pada industri perhubungan, kerajinan dan industri kreatif
karena industri pariwisata sangat erat hubungannya dengan ketiga industri tersebut.
Pemasaran pariwisata yang dulunya cukup memanfaatkan media cetak dan elektronik
belum dapat menjangkau publik secara luas. Penetrasi internet telah mengubah pola
distribusi informasi dan komunikasi antara perusahaan dan konsumen dalam sektor
pariwisata. Perkembangan teknologi informasi di dalam industri pariwisata telah

e-ISSN 2598-1064 216


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

merevolusi metode pemasaran pariwisata yang dikenal dengan komunikasi pemasaran


pariwisata yang berbasis digitalisasi. Menurut Sulthan (2010) informasi secara terus
menerus diberikan kepada khalayak yang merupakan target pasar merupakan subtansi
dari komunikasi pemasaran. Dengan penggunaan internet informasi potensi wisata yang
dimiliki daerah tersebut secara digital tanpa henti sehari semalam selama dua puluh
empat jam dan terjadi komunikasi multi tahap interaksi antara pihak penggelola dengan
khalayak dari berbagai kalangan sasaran pasar.
Di era digitalisasi yang sudah serba modern ini bukanlah suatu hal yang langka
lagi, banyak kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan cara digitalisasi hal tersebut
dikarenakan digitalisasi dirasa lebih efektif dan efesien. Dalam melakukan komunikasi
pemasaran, digitalisasi dapat mempermudah dan memperluas jangkauan dari pemasaran
itu sendiri. Dengan adanya digitalisasi teknologi komunikasi massa kini semakin
berkembang pesat, hal tersebut tentunya membantu memenuhi kebutuhan infomasi
komunikasi oleh masyarakat. Digitalisasi komunikasi pemasaran mempermudah
pencarian informasi terkait perencanaan, pengambilan keputusan wisata, dan segala
kebutuhan pembelinya, oleh sebab itu penulis ingin membahas mengenai digitalisasi
komunikasi pemasaran pariwisata Kabupaten Purbalingga.
Lahirnya internet merupakan suatu perkembangan lebih lanjut dari digitalisasi itu
sendiri, Internet berkembang pesat berkat penetrasinya yang tinggi, sehingga diminati
untuk kegiatan penjualan dan pemasaran. Kekuatan internet dalam menyebarluaskan
informasi secara luas dan serempak interaktifitasnya memudahkan penyampaian
informasi secara real time. Kemunculan internet yang massif mendorong perusahaan
mengimplementasikan e-business untuk memperoleh efisiensi proses bisnis dan promosi
yang dilakukan baik oleh perusahaan maupun pemerintah daerah setempat. Oleh sebab
itu, saat ini apa pun keperluan kita maka kita selalu menjadikan internet sebagai harapan
utama kita. Hal tersebut tentunya terjadi karena adanya digitalisasi yang melahirkan
internet ke dunia, khususnya dunia pariwisata.
Kabupaten Purbalingga adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,
yang menyimpan potensi pariwisata yang cukup besar. Kabupaten Purbalingga tidak
kalah dibandingkan kota lain, terutama wisata alam. Hal itu dikarenakan kota ini
berada di daerah pegunungan dengan pemandangan yang indah dan udara yang sejuk.
Ada 38 objek wisata yang terdapat di Kabupaten Purbalingga yang bisa dikunjungi
seperti objek wisata dan tujuh objek wisata yang hits yaitu Owabong, Gowa Lawa,
Puncak Sendaren, Canyoning Arus Watu Mujur, Curug Sumba, Rafting di Sungai
Klawing, Bukit Watu Geong. Berdasarkan latar belakang rumusan masalah penelitian
ini adalah bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran pariwisata pemerintah daerah
dalam menarik wisatawan berkunjung di Kabupaten Purbalingga? Sedangkan tujuan
penelitian ini untuk mengetahui strategi apa saja yang dijalankan oleh pemerintah
daerah dalam menarik wisatawan lokal, domestik, regional, dan internasional.

Tinjauan Pustaka
A. Komunikasi Pemasaran
Pemasaran (bukan manajemen pemasaran) dan komunikasi pemasaran adalah
dua hal yang berbeda tetapi saling beririsan dan melengkapi satu sama lainnya. Penulis
memaknai awal dari pemasaran itu adalah pendistribusian agar produknya tersebar luas
sehingga produk tersebut mudah didapatkan. Karena persaingan pasar yang semakin
banyak maka perlu ada strategi khusus agar produk yang dipasarkan itu lebih dikenal

e-ISSN 2598-1064 217


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

oleh konsumen maka produsen menyebar luaskan informasi dan mengomunikasikan


akan produknya dari situlah muncul istilah komunikasi pemasaran. Karena zaman
semakin maju ilmu semakin berkembang terutama ilmu pemasaran semakin melejit
maka ilmu pemasaran mereduksi ilmu komunikasi kedalam ilmu pemasaran, namanya
tetap ilmu pemasaran.
Secara tidak sadar sebenarnya para pemasar itu sudah melakukan kegiatan
komunikasi pemasaran kepada agen atau distributor akan produknya sebelum
didistribusikan, yaitu sudah terjadi transaksi komunikasi antara pemasar dengan penjual.
Komunikasi antara pemasar dengan penjual tersebut disebut dengan komunikasi
pemasaran.
Jadi komunikasi pemasaran dalam suatu pemasaran merupakan suatu hal yang
sangat fundamental yang harus ada, ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi,
jika salah satunya tidak ada maka akan kehilangan nilai. Apalagi era digital seperti
sekarang ini, pemasaran mau tidak mau harus menggunakan media dalam memasarkan
produknya. Penggunaan media dalam pemasaran yang disebut juga komunikasi
pemasaran.
Banyak orang beranggapan bahwa komunikasi pemasaran dalam sebuah aktivitas
pemasaran hanya sebagai pendukung atau penopang saja, kalau sebagai penopang hal
ini berarti pemasaran bisa berjalan tanpa ada komunikasi, dapatkah pemasaran berjalan
tanpa ada komunikasi? Menurut penulis mustahil pemasaran berjalan tanpa
dikomunikasikan terlebih dahulu. Pemasaran adalah komunikasi dan komunikasi belum
tentu pemasaran (Sulthan:2010). Mencermati pernyataan Sulthan bahwa komunikasi itu
lebih luas dari pemasaran dan pemasaran wajib menggunakan komunikasi, baik
komunikasi bermedia maupun komunikasi antar pribadi.
Penggunaan media internet dalam pemasaran pariwisata atau lebih dikenal dengan
nama digitalisasi komunikasi pemasaran memenuhi unsur subtantif dari komunikasi
pemasaran tersebut. Unsur subtantif komunikasi pemasaran tersebut untuk
menginformasikan, memperkenalkan, memberi pemahaman, mempopulerkan,
mempersuasi secara terus menerus kepada sasaran pasar agar tertarik dengan produk
yang sedang ditawarkan pada akhirnya meningkatkan jumlah penjualan. Tujuan
komunikasi pemasaran dan pemasaran itu sendiri mengerucut pada satu titik yaitu
jumlah penjualan meningkat. Untuk sampai pada tujuan bersama tersebut tentu melalui
proses yang panjang, dimana komunikasi pemasaran dan pemasaran melakukan job
description masing-masing untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi pemasaran merupakan paduan dari bauran komunikasi (4Cs) dan
bauran pemasaran (4Ps) serta bauran promosi. Jadi bauran promosi (advertising,
promotion, public relation dan publicity, personal selling, direct marketing) itu
bagian dari komunikasi pemasaran, tidak seperti yang dikemukanan oleh Kotler bahwa
bauran promosi identik dengan komunikasi pemasaran, padahal komunikasi pemasaran
itu jauh lebih luas dari bauran promosi
B. Digitalisasi Komunikasi Pemasaran Pariwisata
Digitalisasi sebuah istilah proses alih media dari analog menjadi digital.
Digitalisai digunakan untuk membuat arsip dokumen menjadi bentuk digital. Dengan
adanya digitalisasi teknologi komunikasi informasi hal tentunya membantu memenuhi
kebutuhan infomasi komunikasi di masyarakat. Teknologi digital komunikasi direduksi
kedalam komunikasi pemasaran menjadi digitalisasi komunikasi pemasaran pariwisata.

e-ISSN 2598-1064 218


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

Digitalisasi komunikasi pemasaran pariwisata dimaksudkan untuk mempermudah


pencarian informasi tentang objek wisata khususnya objek wisata Purbalingga.
Munculnya digitalisasi dalam kehidupan kita merupakan awal perubahan yang
besar bagi semua aspek yang bersangkutan dengan informasi, sistem, penghubung, dan
lain-lain. Pola klasik komunikasi ini diubah melalui isu inovasi kapitalisasi pengetahuan,
isu virtualisasi, isu molekularisasi, integrasi jaringan, isu dan permasalahan prosumsi
dan perluasan isu diskordansi.
Konvergensi teknologi komunikasi ditandai dengan warna digitalisasi. Titik
utama dari proses konvergensi pada tingkat teknologi informasi adalah digitalisasi.
Teknologi digital mampu menggabung, mengonversi atau menyajikan informasi dalam
berbagai macam bentuk. Apapun isi yang ditampilkan, bit dapat dieksplorasi sekaligus
dimanipulasi, termasuk cropping informasi asli dengan pengurangan maupun
penambahan.
Digitalisasi membawa pengaruh yang sangat besar pada banyak aspek kehidupan,
salah satunya adalah dunia komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran yang
dilakukan dengan cara digitalisasi dan melalui media digital sering kali kita kenal
dengan istilah digital marketing. Saat ini sudah banyak sekali kegiatan-kegiatan
pemasaran yang sering kita jumpai di media-media digital, hal tersebut dikarenakan
semakin banyaknya pengguna media-media digital itu sendiri. Berbeda dengan digital
marketing, traditional marketing lebih mengarah kepada interaksi secara langsung
seperti kegiatan door to door marketing, pemasaran menggunakan brosur, leaflet, dan
poster, serta iklan di media cetak seperti koran dan majalah. Baik digital marketing
maupun traditional marketing keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produk kepadan konsumen. Perbedaannya,
digital marketing menggunakan digital style yang dianggap lebih sesuai dengan era saat
ini karena di era digital ini penggunaan media-media digital bukanlah suatu hal yang
asing lagi, bahkan penggunaan media konservatif atau media tradisional dalam kegiatan
pemasaran sering kali disebut kuno dan tidak sesuai dengan era digitalisasi yang sedang
terjadi saat ini. Digital marketing dianggap lebih sesuai karena jangkauannya yang
sangat luas, tidak terbatas, dan bahkan secara anggaran dapat dikatakan bahwa
pemasaran melalui media-media digital dapat meminimalisir anggaran yang dibutuhkan
untuk kegiatan pemasaran itu sendiri. Selain itu, digital marketing dapat terukur karena
digital marketing menyediakan traffic dan statistik sebagai tolak ukurnya.
Digital marketing memfasilitasi many-to-many communications karena tingkat
konektivitasnya sangat tinggi dan biasanya digunakan untuk mempromosikan produk
dan jasa secara timely, relevant, personal and cost-effective manner atau hemat biaya.
Dapat disimpulkan bahwa digital marketing adalah komunikasi pemasaran hakiki atau
yang sebenarnya, karena mengggunakan media komunikasi dalam melakukan aktivitas
pemasarannya. Dan digital marketing ini sudah mengintegrasikan bauran pemasaran,
bauran promosi, bauran komunikasi serta integrated marketing communication.
Media-media digital tersebut merupakan tools yang dianggap dapat
mengefektifkan kinerja pemasaran karena melalui media-media tersebut pemasaran
dapat dilakukan secara luas tanpa batasan jarak dan waktu serta dengan biaya yang
relatif lebih hemat.

e-ISSN 2598-1064 219


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

Metode
Metodologinya kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pemilihan informan
dengan menggunakan purposive sampling, yang representative, artinya peneliti memilih
informan yang dianggap tahu banyak dan banyak tahu serta dapat dipercaya sebagai
sumber data yang mengetahui masalah yang sedang diteliti secara dalam. Jenis sumber
data yang yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sementara teknik pengumpulan
data wawancara mendalam, observasi, dokumentasi. Analisis data dengan reduksi data,
sajian data dan penarikan simpulan secara terintegrasi.

Hasil dan Pembahasan


Faktor komunikasi dalam suatu perusahaan itu sangat urgen karena bisa
menentukan berhasil tidaknya perusahaan tersebut. Seperti suatu perusahaan atau
institusi dalam memasarkan produknya seringkali disebabkan oleh kurang efektifnya
kegiatan komunikasinya/khususnya komuniksi pemasaran yang dilakukan.
Banyaknya objek wisata Purbalingga yang cukup bagus dikunjungi oleh
wisatawan lokal, domestik dan internasional, oleh karena itu objek wisata tersebut perlu
diinformasikan kepada seluruh dunia membuat yang perlu di ketahui dunia. Maka media
yang tepat untuk mempromosikan objek wisata tersebut yang dapat menjangkau secara
serempak sifatnya mendunia sementara dengan tetap lokal dan regional bisa
mengaksesnya.
Di era yang sudah serba digital ini pemilihan media dalam kegiatan komunikasi
pemasaran melalui digitalisasi komunikasi pemasaran dan penggunaan new media
merupakan hal yang sudah sering kita temui. Digitalisasi komunikasi pemasaran
merupakan suatu kegiatan komunikasi pemasaran berbasis digital. Digitalisasi kegiatan
tersebut dianggap mampu menjangkau lebih banyak khalayak bila dibandingkan dengan
kegiatan-kegiatan pemasaran yang sifatnya masih tradisional, selain itu biaya yang
dikeluarkan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan pemasaran
melaui media-media tradisional. Tetapi bukan berarti kegiatan komunikasi pemasaran
tradisional ditinggal malahan saling menguatkan.
Menurut Bapak Saptono Suprianto selaku Kepala Bidang Pariwisata DINPORBUDPAR
mengatakan bahwa ―dengan dimuatnya objek wisata di media internet pariwisata
Purbalingga semakin dikenal oleh khalayak luas bahkan dunia pun sudah
mengenalnya.‖
Pemasaran pariwisata melalui digitalisasi komunikasi pemasaran merupakan
suatu langkah yang maju yang dilakukan pihak Pemda Kabupaten Purbalingga dalam
hal ini diwakili oleh DINPORBUDPAR dalam menyebarluaskan informasi mengenai
pariwisata di Purbalingga tersebut yang bisa diakses oleh publik yang sangat luas
seluruh dunia.
Ketika kegiatan pemasaran pariwisata berhasil dilakukan melalui digitalisasi
komunikasi pemasaran maka sesungguhnya pariwisata tersebut telah mendunia dan
memudahkan calon wisatawannya untuk mengakses segala informasi yang dibutuhkan,
mengingat dewasa ini sebagian besar/secara umum di internet.
Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (DINPORBUDPAR) Kabupaten
Purbalingga memilih melakukan digitalisasi komunikasi pemasaran karena pemasaran
melalui digitalisasi komunikasi pemasaran dinai sebagai sebuah langkah yang tepat

e-ISSN 2598-1064 220


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

terutama sebagai wujud mengikuti perkembangan zaman, khususnya dalam hal


perkembangan komunikasi pemasaran pariwisata.
Menurut penulis, kegiatan digitalisaasi komunikasi pemasaran pariwisata yang
diterapkan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (DINPORBUDPAR) telah
menerapkan komunikasi pemasaran yang sesungguhnya. Menurut Sulthan (2010)
komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terus
menerus kepada calon pengunjung agar terpersuasi sesuai dengan apa yang
dipromosikan, artinya dengan teknologi digital yang diterapkan melalui web maka
informasi tentang objek wisata Purbalingga secara terus menerus selama 24 jam tiada
henti.
Kata pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau, artinya sekali melakukan
kegiatan bisa lebih dari dua atau tiga, empat dan seterusnya pekerjaan dapat diselesaikan.
Kira-kira seperti itulah bisa dianalogikan digitalisasi komunikasi pemasaran pariwisata.
Karena kegiatan digitalisasi komunikasi pemasaran pariwisata tersebut sekali
ditampilkan/ditayangkan maka memenuhi seluruh elemen-elemen bauran komunikasi
pemasaran yang dikemukan oleh Kotler dan Keller (2009). Adapun elemen-elemen
bauran komunikasi pemasaran tersebut adalah,
1. Iklan, yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide,
barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan
atau pembelian produk atau jasa.
3. Acara dan pengalaman, kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang
dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan
dengan merek tertentu.
4. Hubungan masyarakat dan publisitas, beragam program yang dirancang untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
5. Pemasaran langsung, penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet
untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau memintan respons atau dialog
dari pelanggan dan prospek tertentu.
6. Pemasaran interaktif, kegiatan dan program online yang dirancang untuk
melibatkan pelanggan atau prospek secara langsung atau tidak langsung
meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk
dan jasa. Contohnya dalam website resmi OutboundIndonesia, di dalamnya selain
menyampaikan informasi seputar produk mereka juga menampilkan kegiatan
outbound, testimoni dari klien yang mereka layani. Ini akan membuat citra mereka
terbentuk dengan baik di mata publik. Sehingga jika mereka atau kenalan mereka
menginginkan outbound, maka Outbound Indonesia yang sudah ada di benak
mereka.
7. Pemasaran dari mulut ke mulut, komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar
masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau
menggunakan produk atau jasa.
8. Penjualan personel, interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif
untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertayaan, dan pengadaan pesanan.
Dalam
Maka dalam satu web yang ditampilkan di internet tersebut ke delapan elemen-
elemen bauran komunikasi pemasaran yang dikemukakan oleh Kotelr dan Keller
tersebut secara terintegrasi sudah diaplikasikan. Karena komunikasi pemasaran

e-ISSN 2598-1064 221


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

melaksanakan banyak fungsi kepada konsumen atau pasar sasaran terutama


memberitahu dan memperlihatkan bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, siapa
pasar sasarannya, dimana dan kapan produk itu dapat diperoleh. Lingkungan
komunikasi pemasaran juga mengikuti perkembangan teknologi yang menyebabkan
proses komunikasinya juga mengalami perubahan. Seperti halnya penggunaan internet
ini yang juga berpengaruh terhadap konsumen dalam memperoleh informasi suatu
produk dalam hal ini produk objek wisata dan fasilitas yang mendukungnya.
Dukungan media sosial mempunyai andil yang cukup besar dalam membantu
menyebarluaskan informasi tentang objek wisata di Purbalingga, dan ikut mempersuasi,
meyakinkan calon konsumen, karena dalam komunikasi media sosial juga terdapat
komunikasi antar persona.
Sebenarnya komunikasi pemasaran itu mampu membentuk ekuitas merek dan
penjualan produk. Memang dikatakan oleh Kotler & Keller, dalam perkembangan
lingkungan komunikasi pemasaran yang perubahannya sangat cepat komunikasi
pemasaran melalui iklan bukanlah satu-satunya atau bahkan yang paling penting dalam
membentuk ekuitas merek dan mendorong penjualan, namun dengan melalui bauran
komunikasi pemasaran yang dilaksanakan secara terintegrasi dapat meningkatkan
ekuitas dan mendorong penjualan, bahkan dengan meluasnya komunikasi ini dapat
menjangkau pasar yang lebih luas. Tetapi dalam penelitian ini tidak sampai meneliti
tentang ekuitas merek dan penjualan. Kerangka dasar komunikasi pemasaran oleh
perusahaan dapat diarahkan untuk mempengaruhi konsumen terhadap gaya, dan harga
produk, bentuk dan warna kemasan, sikap dan cara berpakaian wiraniaga, dekorasi toko,
sebagai bentuk komunikasi kepada pembeli. Kotler & Keller (2009), mengambarkan
unsur-unsur dalam kerangka dasar komunikasi umum sebagai alat komunikasi antara
pemasar dengan pembeli.

Simpulan
Agar objek wisata suatu daerah tersebar luas dan lebih dikenal maka objek
wisata tersebut haruslah dipasarkan. Ada yang jauh lebih penting dari sekedar
pemasaran yaitu di komunikasikan/diinformasikan secara massif. Coba kita fikirkan
bersama sebuah produk dipasarkan tetapi tidak dikomunikasikan, berhasilkan
pemasaran itu? Tentu tidak akan berhasil karena orang tidak tahu karena tidak
dikomunikasikan. Oleh karena itu sinergi antara pemasaran dengan komunikasi yang
dinamakan dengan komunikasi pemasaran terasa sangat urgen sifatnya dan mendesak
Komunikasi pemasaran pariwisata era sekarang disebut dengan komunikasi
pemasaran pariwisata berbasis digital atau digitalisasi komunikasi pemasaran. Adapun
strategi komunikasi pemasaran pariwisata Kabupaten Purbalingga yang digunakan
Kotler dan Keller yang terdiri atas, 1). Iklan, 2). Promosi penjualan, 3). Acara dan
pengalaman, 4). Hubungan masyarakat dan publisitas, 5). Pemasaran langsung, 6).
Pemasaran interaktif, 7). Pemasaran dari mulut ke mulut, 8). Penjualan personel.
Elemen-elemen komunikasi tersebut di dukung oleh internet. Kemudian dibantu dengan
media sosial.

e-ISSN 2598-1064 222


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan objek wisata di Kabupaten
Purbalingga, antara lain ,
1. Banyaknya objek wisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten Purbalingga
tetapi nampaknya pemerintah setempat (pemda, camat, lurah) belum optimal
mengelola objek wisata tersebut. Padahal pemberdayaan masyarakat yang berbasis
pariwisata bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan yang melibatkan banyak rakyat
dan banyak sektor.
2. Komunikasi pemasaran pariwisata lebih massif diadakan agar masyarakat lebih
mengetahui berbagai macam objek wisata dan budaya lokal di Kabupaten
Purbalingga di antaranya dengan lebih banyak mengadakan event-event di berbagai
lokasi wisata di Kabupaten Purbalingga, selain itu juga lebih aktif dalam mengikuti
maupun menyelenggarakan pameran wisata baik skala regional maupun skala
nasional.
3. Diperlukan kerjasama yang lebih baik dari Pemkab Purbalingga, dinas-dinas
terkait, pihak-pihak swasta dan lainnya sehingga terjalin komunikasi yang lebih
harmonis.
4. Website yang sudah agar dibenahi perwajahannya supaya lebih menarik dan selalu
diperbaharui informasinya sedetail mungkin tentang pariwisata di Kabupaten
Purbalingga dan fasilitas yang tersedia, serta aksesibilitas menuju objek wisata
tersebut.
5. Perlunya ditambah tenaga ahli digitalisasi komunikasi pemasaran secara
keseluruhan yang diperlukan untuk mengoperasikan media digital komunikasi
pemasran termasuk media sosial

Daftar Pustaka

Shimp, A. T. (2003). Periklanan promosi aspek tambahan komunikasi pemasaran


terpadu jilid I. Jakarta: Erlangga.

Kotler. (2016). Bauran komunikasi pemasaran. online


http://komunikasipemasaran7.blogspot.co.id/2016/01/bauran-komunikasi-
pemasaran-oleh-kotler.html

Burhan, B. (2001). Metodelogi penelitian sosial: Format-format penelitian kualitatif


dan kuantitatif. Surabaya: Airlangga.

Hipwee. (2015). Destinasi wisata di Kabupaten Purbalingga yang terlampau


mempesona untuk dipandang sebelah mata. online.
http://hipwee.com/2015/01/30/9-destinasi-wisata-di-kabupaten-Purbalingga-
yang-terlampau-mempesona-untuk-dipandang-sebelah-mata/amp/ diakses
pada tanggal 1 Juni 2017.

e-ISSN 2598-1064 223


Prosiding Seminar dan Call For Paper
20-21 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Sidoarjo - Indonesia

Infopwt. Hangatkan suasana malam-malam di Batu Raden. online.


http://infopwt.com/baturrajazz-hangatkan-suasana-malam-di-baturraden/
diakses pada tanggal 1 juni 2017.

Kotler & Keller. (2009). Manajemen pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Moleong, L. J. (2001). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosadakarya.

Prisgunanto, I. (2006). Komunikasi pemasaran: Strategi dan taktikdilengkapi analisis


SOSTAC dan STOP-SIT. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwokertogudance. online. http.//www.purwokertogudance.com/wisata/. Diakses pada


tanggal 28 Mei 2017

Radar Purbalingga. online. http.//radarPurbalingga.co.id/wisatawan-ke-Purbalingga-


tembus-18-juta/ diakses pada tanggal 29 Mei 2017.

Sulthan, M. (2010). Komunikasi pemasaran politik PKS. Bandung: Unpad Press.

Sutisna. (2001). Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Tempat Wisata Indonesia. online. http://tempatwisataindonesia.id/tempat-wisata-di-


purwokerto/ diakses pada tanggal 1 Juni 2017.

Tempat Wisata Indonesia. online. http://tempatwisataindonesia.id/tempat-wisata-di-


purwokerto/ diakses pada tanggal 1 Juni 2017.

Yoeti, A. O. (1996). Pemasaran pariwisata terpadu. Bandung: Angkasa.

Yunita, F. D. Objek wisata alam yang indah di Purwokerto. online.


http://wisatatempat.com/objek-wisata-alam-yang-indah-di-purwokerto/.
Diakses pada tanggal 28 Mei 2017.

e-ISSN 2598-1064 224

Anda mungkin juga menyukai