Proposal Magang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

KULIAH KERJA PROFESI

IDENTIFIKASI HAMA PENGGOROK BATANG CENGKEH


(Nothopeus Sp) DAN CARA PENGENDALIANNYA DI UPT
PENGEMBANGAN SUMBER BENIH DAN PRODUKSI TANAMAN
PERKEBUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Disusun Oleh:
Ikhlas Zul Amal

134180037

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Kuliah Kerja


Profesi Program Studi
Agroteknologi Fakultas
Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Bidang Kegiatan : Kuliah Kerja Profesi


Pelaksana : Ikhlas Zul Amal (134180037)

Tempat Praktek Kerja Lapangan : UPT Pengembangan Sumber Benih dan


Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
Waktu: September 2021 – Oktober 2021

Yogyakarta, Agustus
Dosen Pembimbing 2021 Penyusun

Dr. Ir. R.R Rukmowati Brotodjojo, M.Agr Ikhlas Zul Amal


NIP. 19650810 199003 2 001 134180037

Mengetahui
Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
UPN “Veteran” Yogyakarta

Ir. Ellen Rosyelina Sasmita, M.P.


NIP. 19621111 198803 2 001
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Kuliah Kerja Profesi ini. Proposal
Kuliah Kerja Profesi ini dapat selesai karena bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Ellen Rosyelina Sasmita, MP. selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.
2. Dr. Ir. R.R Rukmowati Brotodjojo, M.Agr . selaku Dosen Pembimbing
Kuliah Kerja Profesi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
3. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung serta memberi semangat
tanpa henti.
4. Teman-teman mahasiswa Agroteknologi yang telah memberi semangat
dan dukungan dalam penyusunan proposal.
5. Serta semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah
Kerja Profesi ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Kuliah Kerja Profesi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Semoga Proposal Kuliah Kerja Profesi ini dapat berguna bagi semua
pembaca.

Yogyakarta, Agustus 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan...............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................5
A. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh……………………...5
B. Hama Penggorok Batang Cengkeh…………………………………6
C. Gejala Serangan…………………………………………………….7
D. Upaya Pengendalian………………………………………………..7
BAB III METODE PELAKSANAAN.......................................................10
A. Tempat dan Waktu............................................................................10
B. Metode Pelaksanaan………………………………………………..10
BAB IV RENCANA KEGIATAN.............................................................11
BAB V PENUTUP.......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman cengkeh (sizygium aromaticum L.) merupakan tanaman


perkebunan/industri berupa pohon dengan family Myrtceae. Tanaman
cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia. Ada beberapa pendapat yang
menyatakan kalau tanaman cengkeh berasal dari Maluku utara, kepulauan
Maluku. Di daerah kepulauan Maluku ditemukan tanaman cengkeh tertua di
dunia dan di daerah itu merupakan salah satu produksi cengkeh di dunia.
Cengkeh mulai menyebar ke seluruh dunia dibawa oleh orang Tionghoa
menuju Malabar di India. Dari daerah itulah cengkeh mulai menyebar ke
eropa, sehingga orang eropa mulai banyak tau tenaman cengkeh, sehingga
orang eropa mulai banyak yang langsung mencoba mencari tanaman cengkeh
langsung dari sumbernya. Cengkeh merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang bersifat musiman yang mempunyai peranan penting dalam
bidang pangan maupun non pangan. Produksi cengkeh sebagian besar
digunakan pada industri rokok kretek, disamping itu tanaman cengkeh bisa
juga digunakan untuk obat-obatan, kosmetik dan parfum. Oleh karena sebab
itu untuk mempertahan kan mutu cengkeh tersebut dilakukan usaha
pengeringan cengkeh, supaya cengkeh bisa tahan lama untuk disimpan dan
masih tetap dengan kualitas yang bagus.

Cengkeh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang bersifat


musiman yang mempunyai peranan penting dalam bidang pangan maupun
non pangan. Produksi cengkeh sebagian besar digunakan pada industri rokok
kretek, disamping itu tanaman cengkeh bisa juga digunakan untuk obat-
obatan, kosmetik dan parfum. Oleh karena sebab itu untuk mempertahan kan
mutu cengkeh tersebut dilakukan usaha pengeringan cengkeh, supaya
cengkeh bisa tahan lama untuk disimpan dan masih tetap dengan kualitas
yang bagus. Cengkeh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
bersifat musiman yang mempunyai peranan penting dalam bidang pangan

1
maupun non pangan. Produksi cengkeh sebagian besar digunakan pada
industri rokok kretek, disamping itu tanaman cengkeh bisa juga digunakan
untuk obat-obatan, kosmetik dan parfum. Hama dan penyakit berpotensi
menjadi faktor pembatas produksi tanaman cengkeh, maka dari itu perlu
adanya pengendalian ataupun antisipasi terhadap kerusakan cengkeh di
Indonesia. Provinsi yang memiliki potensi areal perkebunan yang luas, baik
perkebunan rakyat maupun perkebunan swasta. Tanaman perkebunan
cengkeh mempunyai kecocokan dengan kondisi agroklimat Provinsi Sulawesi
Selatan. Salah satu instansi yang mengatur tentang pembibitan dan produksi
tanaman cengkeh adalah UPT Pengembangan Sumber Daya Benih Dan
Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.
Berkembangnya subsektor perkebunan cengkeh di Indonesia tidak
lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif,
terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi inventasi untuk
pembangunan perkebunan rakyat. Untuk pengembangan sumber daya
manusia yang berkualitas dimana mahasiswa merupakan salah satu aset
pembangunan nasional hendaknya tidak hanya berkecimpung di dalam
perguruan tinggi saja tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan
keterampilan untuk menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan
aktif dalam berfikir secara intelektual dan bersosialisasi dengan masyarakat
untuk membantu ke arah kehidupan yang lebih baik.
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta memiliki program Kuliah Kerja Profesi (KKP)/Magang dengan
harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya secara langsung dengan
ketentuan yang ada di lapangan.
Sasaran utama yang harus dicapai dalam mengusahakan budaya yang
baik dan hasil yang maksimal untuk produksi cengkeh adalah memperoleh
produksi maksimal dan kualitas buah yang baik dengan biaya yang efisien.
Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan standart kegiatan teknis
budidaya yang baik dan pengendalian hama pengganggu proses pertumbuhan
cengkeh salah satunya adalah Identifikasi hama dan cara pengendaliannya.
Produksi yang maksimal dapat tercapai apabila tanaman bebas dari hama dan
2
penyakit yang benar sesuai dengan standar.

3
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
mahasiswa dalam menganalisis persoalan nyata dalam dunia kerja
melalui penerapan ilmu dan pengalaman teknis Pengendalian hama yang
baik.
2. Mendapatkan pengetahuan mengenai proses pengendalian hama di UPT
Pengembangan Sumber Benih dan Produksi Tanaman Perkebunan
Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Melatih mahasiswa untuk dapat menanggulangi permasalahan dunia
usaha dan instansi kerja dengan berpikir dan bekerja secara profesional.
4. Melatih mahasiswa untuk bersosialiasi atau mendekatkan perguruan
tinggi dengan lingkungan masyarakat atau pada dunia kerja agar
kurikulum pendidikan setara dengan tuntutan kerja.

C. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang
diperoleh di bangku perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya di
lapangan dan sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman kerja guna
meningkatkan kemampuan diri.
2. Bagi instansi
Manfaat dari kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini bagi instansi adalah
kehadiran mahasiswa yang dapat membantu memperoleh masukan
perkembangan ilmu yang relevan dan memperoleh gambaran
sumberdaya

4
manusia yang kompeten dan berkualitas untuk kemajuan perusahaan atau
instansi.
3. Bagi perguruan tinggi
Kuliah Kerja Profesi ini dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi
untuk mengetahui perkembangan teknologi terkini yang berkembang di
lapangan serta memperbaiki kurikulum sesuai dengan kebutuhan
pengguna lulusan.

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh

Menurut Suwarto, dkk. (2014), klasifikasi ilmiah cengkeh adalah sebagai


berikut:

Divisi : Spematophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Family : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Species : Syzygium aoramaticum L.

Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) merupakan tanaman pohon


dengan batang besar berkayu keras yang tingginya mencapai 20–30 m.
Tanaman ini mampu bertahan hidup hingga lebih dari 100 tahun dan
tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan ketinggian 600–1000 meter di
atas permukaan laut (dpl) (Danarti dan Najiyati, 2003).

Tanaman cengkeh memiliki 4 jenis akar yaitu akar tunggang, akar


lateral, akar serabut dan akar rambut. Daun dari tanaman cengkeh
merupakan daun tunggal yang kaku dan bertangkai tebal dengan panjang
tangkai daun sekitar 2–3 cm (Nuraini, 2014). Daun cengkeh berbentuk
lonjong dengan ujung yang runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, panjang
daun 6–13 cm dan lebarnya 2,5–5 cm. Daun cengkeh muda berwarna hijau
muda, sedangkan daun cengkeh tua berwarna hijau kemerahan (Kardinan,
2003).

Tanaman cengkeh mulai berbunga setelah berumur 4,5–8,5 tahun,


tergantung keadaan lingkungannya. Bunga cengkeh merupakan bunga
tunggal berukuran kecil dengan panjang 1–2 cm dan tersusun dalam satu
tandan yang keluar pada ujung-ujung ranting. Setiap tandan terdiri dari 2–3

6
cabang malai yang bisa bercabang lagi. Jumlah bunga per malai bisa
mencapai lebih dari 15 kuntum. Bunga cengkeh muda berwarna hijau muda,
kemudian berubah menjadi kuning pucat kehijauan dan berubah menjadi
kemerahan apabila sudah tua. Bunga cengkeh kering akan berwarna coklat
kehitaman dan berasa pedas karena mengandung minyak atsiri (Thomas,
2007).

B. Hama Penggorok Batang Cengkeh

Kendala yang sering dijumpai dalam budidaya cengkeh adalah


serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit sangat
berpengaruh terhadap produksi tanaman cengkeh. Salah satu jenis
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang menyerang tanaman cengkeh
dan sering dijumpai adalah hama penggerek batang cengkeh. Nothopeus sp
merupakan hama utama pada tanaman cengkeh di Indonesia. Penurunan
produksi cengkeh akibat serangan hama dapat mencapai 10-25%.

Biologi dan ekologi Nothopeus sp dimulai dari Serangga betina


dewasa meletakkan telur pada batang bagian bawah Telur berbentuk lonjong
dengan panjang lebih kurang 3 mm, berwarna hijau muda,stadium telur 13 -
15 hari (Rojak, A. 2008). Stadia larva penggerek merupakan stadia yang
paling berbahaya l arva berbentuk langsing, berwarna putih pucat .Pada
thoraknya terdapat 3 pasang tungkai yang tidak berkembang baik. Larva N.
hemipterus hidup di dalam batang antara 130-150 hari, rata-rata 248
hari.Sebelum menjadi pupa, larva mengalami stadium pre pupa kurang lebih
20 hari.Pupa berwarna putih, panjang 2,5-3 cm. Lama stadium pupa 22-26
hari. Setelah pupa menjadi imago, imago masih tinggal 3 minggu di dalam
pohon. Imago mempunyai tungkai belakang yang panjang, sayap perisai
pendek. Ukuran tubuh 3,5 cm x 0,8 cm, berwarna coklat, panjang antena
melebihi panjang tubuh (Rojak, A. 2008).Pada saat imago keluar, dapat
terjadi perkawinan dan satu hari kemudian sudah meletakkan telur antara
14-90 butir. Imago betina hidup antara 10-18 hari, sedangkan imago jantan
antara 5- 22 hari (Setyolaksono, 2013).

7
C. Gejala Serangan

Gejala yang bisa dilihat adalah adanya lubang-lubang bekas gerekan


berukuran 3-5 mm yang ditutupi serbuk kayu hasil gerekan. Kemudian dari
dalam lubang gerekan tersebut keluar cairan kental bercampur kotoran
hama. Jumlah lubang gerekan dapat mencapai 20-70 buah pohon. anaman
yang terserang hama penggerek batang akan merana pertumbuhannya,
karena terganggunya aliran zat makanan yang dibutuhkan tanaman
Serangan yang berat dapat mengakibatkan kematian tanaman. Pada
umumnya, hama penggerek ini menyerang tanaman yang telah berumur
lebih dari 6 (enam) tahun. Makin tua umur tanaman, tingkat serangan makin
tinggi. Akibat dari serangan hama ini, daun-daun muda yang semula
berwarna hijau berubah warna menjadi kekuningan, rontok, selanjutnya
pucuk- pucuk daun mati.

D. Upaya Pengendalian

Untuk mengurangi kehilangan hasil akibat serangan hama dan


penyakit maka upaya pengendalian hama terpadu sangat diperlukan.
Beberapa komponen rakitan teknologi pengendalian hama terpadu yang bisa
diterapkan untuk pengendalian hama penggorok batang cengkeh antara lain:
1. Pengendalian dengan verietas resisten
Penggunaan varietas yang resisten dalam budidaya tanaman cengkeh
sangat dianjurkan untuk mengurangi serangan hama dan penyakit. Saat
ini varietas cengkeh yang tahan terhadap penggorok batang cengkeh
belum ada. Walaupun ada hamparan tanaman cengkeh yang luput
(escape) dari serangan hama tersebut di suatu daerah, umumnya
pertanaman tersebut umurnya masih muda (di bawah 10 tahun) atau
tanaman berada di daerah yang terpapar terhadap cahaya matahari
sepanjang hari sehingga habitatnya kurang cocok untuk hama. Secara
khusus hal ini disebut sebagai fenomena ketahanan ekologik, bukan
ketahanan genetik.
2. Pengendalian dengan Tindakan budidaya
8
Pengendalian dengan teknik budidaya bisa dilakukan secara mekanis
dengan memotong dahan dan ranting yang terserang serta membunuh
larva dan imago yang ditemukan di dalam lubang gerek aktif. Tindakan
ini efektif jika intensitas serangan penggorok batang cengkeh masih
rendah, sebagai tindakan pencegahan meningkatnya insfestasi generasi
berikutnya. Selain itu, sanitasi kebun dari inang altenatif (jambu bol,
duwet, salam) juga dianjurkan guna meminimalisir sumber infestasi
hama ini. Pemulihan kondisi tanaman cengkeh yang telah terserang hama
penggorok juga sangat dianjurkan. Pemupukan tanaman cengkeh secara
lengkap dan berimbang, sesuai SOP Budidaya, perlu dilakukan terutama
setelah panen agar tanaman bisa bertahan tumbuh dan berbuah selama
beberapa periode panen. Aplikasi pupuk organik cair yang
dikombinasikan dengan agensia hayati, diaplikasikan ke lubang gerek
aktif hama penggorok batang cengkeh.
3. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian kimia terhadap hama penggorok batang telah
dilaksanakan oleh petani cengkeh di berbagai daerah. Umumnya petani
memasukan secuil kapas yang telah dicelupkan ke larutan cairan
insektisida kimia, lalu dimasukkan ke lubang gerek aktif, kemudian
lubang gerek ditutup dengan pasak kayu atau bambu. Tindakan ini
umumnya mampu membunuh hama, namun jika jumlah lubang per
pohon banyak dan areal terserang luas maka cara ini akan terasa mahal
karena insektisida yang direkomendasikan terhadap hama penggorok
batang tidak selalu tersedia di kios tani setempat. Saat ini hanya ada 2
merk dagang pestisida kimia yang terdaftar dan diizinkan untuk
pengendalian Nothopeus sp. dengan 2 jenis bahan aktif yaitu asefat dan
karbofuran (Ditjen PSP, 2014)
4. Pengendalian Alami
Pengendalian terpadu hama penggorok batang cengkeh dengan
teknologi yang ramah lingkungan seperti penggunaan pestisida nabati
sangat dianjurkan. Komponen teknologi pengendalian alami terhadap
hama diantaranya adalah pemanfaatan minyak atsiri sebagai pestisida
nabati, jamur entomopatogen Beauveria bassiana, kombinasi insektisida
9
nabati minyak mimba dengan B. bassiana dan kombinasi B. bassiana
dengan Pupuk Organik Cair (POC) yang dapat menekan populasi hama
dengan mortalitas 86.81 – 100.00 persen, sehingga populasi hama pada
semua perlakuan tersebut di bawah populasi alami (kontrol). Bahkan,
perlakuan hanya dengan menyemprotkan air yang disusul dengan
menutup lubang gerek aktif dengan plastisin mampu membunuh hama
sehingga populasinya lebih rendah dari control. Aplikasi dilakukan
dengan cara menyemprotkan larutan pestisida nabati dan agensia hayati
dengan pompa hidrolik ke dalam lubang gerek aktif hama penggorok
batang yang kemudian ditutup dengan lilin plastisin. Penggunaan
plastisin sebagai pengganti pasak kayu atau bambu agar cairan pesisida
tidak keluar dari lubang gerekan hama. Dengan cara demikian maka
hama akan terendam oleh cairan pestisida dan kehabisan oksigen,
kematian dipercepat oleh kerja pestisida nabati dan agensia hayati.

10
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini dilaksanakan pada bulan September
di UPT Pengembangan Sumber Benih dan Produksi Tanaman Perkebunan
Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan kuliah kerja profesi yang diikuti oleh
mahasiswa sesuai dengan prosedur Instansi yang dilakukan setiap hari senin
– jumat mulai pukul 08:00 hingga 16:00 WITA. Sehingga dapat terhitung
satu hari memiliki 8 jam kerja.

B. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dilakukan dengan partisipasi
mahasiswa secara langsung di lapangan. Tujuan partisipasi mahasiswa yaitu
untuk mengetahui secara teknis identifaksi hama dan cara pengendaliannya .
Partisipasi dan pengamatan di lapangan dilaksanakan guna mengetahui
kegiatan pengendalian penyakit secara langsung oleh produsen.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan cara melihat dan mencatat
data atau dokumen yang ada di UPT Pengembangan Sumber Benih dan
Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Pengendalian
penyakit meliputi sejumlah kegiatan yang dimulai setelah muculnya gejala
pada batang akibat hama penggorok. Kegiatan tersebut meliputi Pengamatan,
identifikasi hama dan gejala serangan dan upaya pengendalian dan perawatan.
Pada akhir kegiatan dilaksanakan evaluasi dan perbaikan teknis dari kegiatan
yang telah dilaksanakan.

11
IV. RENCANA KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini dilaksanakan selama 1


bulan, efektif terhitung bulan September 2021 – Oktober 2021 di UPT
Pengembangan Sumber Benih dan Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi
Sulawesi Selatan. Rencana kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) disusun
berdasarkan jadwal kegiatan perkuliahan sehingga tidak mengganggu kegiatan
yang sudah terjadwal sebelumnya. Rencana kegiatan Kuliah Kerja Profesi
ditunjukkan pada tabel berikut.

No Waktu Kegiatan

Jenis Kegiatan Jul Agu Sep Okt Nov

12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal
kuliah kerja profesi

2. Konsultasi dengan
dosen pembimbing

3. Pengiriman surat
pengantar kuliah kerja
profesi
4. Mengikuti kegiatan
kuliah kerja profesi

5. Konsultasi dan diskusi


dengan pembimbing
lapangan

6. Menyusun laporan
kuliah kerja profesi

12
V. PENUTUP

Demikian proposal Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini kami buat sebagai bahan
acuan maupun rencana dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi. Besar harapan
kami kepada pihak instansi dapat memberikan kesempatan serta berkenan untuk
membantu memberikan tempat dan juga bimbingan selama melaksanakan
kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini. Atas kesempatan yang diberikan oleh pihak
instansi, kami berharap dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan sebaik-
baiknya dan mencapai maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja
Profesi sehingga dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak.
Melalui kegiatan Kuliah Kerja Profesi ini, kami berharap agar diberikan
kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek Identifikasi Hama Peggorok
Batang Cengkeh di UPT Pengembangan Sumber Benih dan Produksi Tanaman
Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatab sebagai penerapan ilmu dan pengalaman
teknis mengenai bidang Pengendalian hama tanaman agar dapat diaplikasikan
baik di lingkungan kampus maupun setelah masuk ke dunia kerja. Semoga
melalui kegiatan ini dapat terjalin ikatan kerjasama yang baik dan saling
menguntungkan antara UPT Pengembangan Sumber Benih dan Produksi
Tanaman Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Program Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Atas perhatian dan kebijakan yang diberikan kami mengucapkan
terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

A.N.S, Thomas. 2007. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta. Kanisius. 123


halaman

Ditjen PSP, 2014. Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan Terdaftar 2014.
Direktorat Jendeal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian
Pertanian, Jakarta. 822 hal.

Kardinan, A., 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Cetakan I. Agro
Media Pustaka. Jakarta. Hal. 1-33.

Najiyati, Sri dan Danarti. 2003. Budi Daya dan Penanganan Pascapanen
Cengkih. Jakarta : Penebar Swadaya.

Rojak, A. & A. Maftuh. 2008. Teknik Pengendalian Hama Penggerek Batang


Nothopeus hemipterus Pada Tanaman Cengkih. Buletin Teknik
Pertanian Vol. 13 No. 1, 2008.

Setyolaksono M P, 2013. Mengkaji Bioekologi Hama Penggerek Batang Pada Tanaman


Cengkih. BBPPTP Ambon.

Suwarto. Octavianty, Y., & Hermawati, S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.


Jakarta: Penebar Swadaya.

14

Anda mungkin juga menyukai