Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran 3 Dimensi Terhadap Hasil Belajar Siswa Ke

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN 3 DIMENSI

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII


MTSN 2 SUNGAI PENUH

PROPOSAL

WHENDY SETIAWAN
1710204004

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
TAHUN 2021
1

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI..................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................... 3
C. Batasan Masalah............................................................................ 3
D. Rumusan Penelitian........................................................................ 3
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
F. Mamfaat Penelitian........................................................................ 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Hasil Belajar................................................................................... 5
B. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar..................................... 7

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 12
B. Populasi dan Sample................................................................... 12
C. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 13
D. Instrumen Penelitian................................................................... 13
E. Teknik Analisis Data.................................................................. 14
F. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

i
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam konteks pembelajaran IPA, sesungguhnya tidak jauh berbeda

dengan konsep pembelajaran pada mata pelajaran lainnya hanya tekanannya

harus sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri, bahwa belajar IPA harus terjadi

proses sains, menghasilkan produk sains dengan melakukan eksperimen/

percobaan dan terbentuknya sikap ilmiah.1

Pembelajaran IPA tidak bisa dengan cara menghafal atau pasif

mendengarkan guru menjelaskan konsep namun siswa sendiri yang harus

melakukan pembelajaran melalui percobaan, pengamatan maupun

bereksperimen secara aktif yang akhirnya akan terbentuk kreativitas dan

kesadaran untuk menjaga dan memperbaiki gejala-gejala alam yang terjadi

untuk selanjutnya membentuk sikap ilmiah yang pada gilirannya akan aktif

untuk menjaga kestabilan alam ini secara baik dan lestari.2

Pembelajaran biologi yaitu pembelajaran yang menekankan pada

pemberian pengalaman secara langsung.Karena itu, siswa perlu dibantu untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu

menjelajahi dan memahami alam sekitar. 3

1
Sulthon, Pembelajaran Ipa Yang Efektif Dan Menyenangkan Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah (Mi),
(Jawa Tengah : STAIN Kudus), Hal. 40
2
Ibid
3
Sulthon, Pembelajaran Ipa Yang Efektif Dan Menyenangkan Bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah (Mi),
(Jawa Tengah : STAIN Kudus), Hal. 41

1
1

Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan

seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara

benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan

pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil

temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang

relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-

hari.

Jadi pada dasarnya, pelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa

dengan berbagai kemampuan tentang cara “mengetahui” dan cara

“mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar

secara mendalam.4

Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi

covid-19 adalah pembelajaran daring. Menurut Moore, Dickson-Deane, &

Galyen Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan

jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan

kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa

penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara

penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang

dilaksanakan dalam kelas tradisional. Pembelajaran daring adalah

pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk


4
Ibid

2
1

melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E.

(2017).5

Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan

dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid,

laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk

mengakses informasi kapan saja dan dimana saja.Perguruan tinggi pada masa

WFH perlu melaksanakan penguatan pembelajaran secara daring

(Darmalaksana, 2020).Pembelajaran secara daring telah menjadi tuntutan

dunia pendidikan sejak beberapa tahun terakhir (He, Xu, & Kruck, 2014).

Pembelajaran daring dibutuhkan dalam pembelajaran di era revolusi industri

4.0 .6

Kualitas pendidikan adalah salah satu masalah pendidikan yang harus

menjadi sorotan penting dalam perbaikan sistem pendidikan, khususnya yang

berkenaan dengan kualitas pembelajaran.Dari berbagai kondisi dan potensi

yang ada, upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas tersebut

adalah mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada siswa.7

Rusman (2017) menyatakan, “Belajar pada hakikatnya merupakan

sebuah proses interaksi individu terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu”. Berkaitan dengan hal tersebut Siregar (2014) menyatakan bahwa

5
Nurhayati, Metode Pembelajaran Daring/E-Learning Yang Efektif, ( Singaraja : Universitas
Pendidikan Ganesha, 2020), Hal. 2
6
Ibid
7
Nurhayati, Metode Pembelajaran Daring/E-Learning Yang Efektif, ( Singaraja : Universitas
Pendidikan Ganesha, 2020), Hal. 2

3
1

belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung saat terjadinya

interaksi dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan yang bersifat

relatif konstan.Perubahan yang dimaksud disini adalah berupa perubahan

semua aktivitas mental yang dilakukan oleh seseorang antara sebelum belajar

dengan sesudah melakukan belajar (Wahab, 2015). Perubahan sebagai hasil

dari proses belajar dapat dilihat dari adanya perubahan pengetahuannya,

sikapnya, keterampilannya ataupun aspek-aspek lain yang menjadi ciri

tercapainya suatu indikator hasil belajar.8

Berdasarkan beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan

diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh dari

aktivitas serta pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan dimana ia

belajar.9

Peningkatan prestasi siswa pada setiap semester terkait dengan

beberapa faktor yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain

kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar. Sedangkan

faktor eksternal antara lain keluarga, kualitas guru, metode mengajar,

kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, fasilitas/perlengkapan

8
Ibid
9
Belajar.pdf

4
1

sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, masyarakat, lingkungan

sekitar dan lain-lain.

5
2

Kedua faktor tersebut secara simultan mempengaruhi prestasi belajar

siswa.Sebagai contoh seorang siswa yang memiliki intelegensi yang baik

belum tentu menguasai materi pembelajaran, jika minat dan motivasinya

terhadap pembelajaran rendah, dan sebaliknya seorang seorang siswa yang

inteligensinya tidak terlalu baik dapat meningkat penguasaan terhadap materi

pembelajaran karena dorongan minat dan motivasi yang tinggi.Dengan

demikian, minat dan motivasi merupakan faktor penting yang secara langsung

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.10

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 menyatakan, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Sagala (2009) menyebutkan bahwa, “Pembelajaran adalah

membelajarkan siswa menggunakan teori belajar sebagai penentu

keberhasilan pendidikan”.

Rusman (2017) menyatakan, “Pembelajaran merupakan suatu sistem,

yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan

lain. Komponen tersebut terdiri atas tujuan, materi, metode, dan

evaluasi”.Media tiga dimensi yaitu media tiruan atau model merupakan tiruan

dari benda yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa sehingga

serupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal yang lainnya. Perlu

diketahui juga bahwa sejumlah besar keterbatasan akan teratasi dengan


10
Amna emda, pemamfaatan media dalam pembelajaran biologi disekolah.pdf hal. 150
3

penggunaan media. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

media tiga dimensi adalah alat bantu berbentuk asli atau tiruan yang

digunakan guru dalam memberikan pengalaman langsung kepada siswa

sehingga akan membawa hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran.11

B. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan yang akan di identifikasikan adalah:

1. Siswa sulit memahami materi pembelajaran IPA

2. Siswa beranggapan bahwa meteri pembelajaran IPA merupakan materi

hafalan

3. Siswa merasa kesulitan dalam membedakan tumbuhan monokotil dan

dikotil

4. Media pembelajaran yang di gunakan oleh guru belum sesuai dengan

materi yang di sampaikan

5. Media pembelajaran yang di gunakan belum menggambarakan karakter

dari siswa

C. Batasan Masalah

1. Penelitian ini membahas mengenai peningkatan hasil belajar siswa

2. Materi yang diteliti oleh peneliti lebih terfokus pada materi morfologi

tumbuhan

3. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII IPA MTSN 2 SUNGAI

PENUH
11
Media 3 dimensi.pdf. hal.2
4

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hasil belajar IPA siswa kelas VII MTS Negeri 2 sungai

penuh yang tidak menggunakan media pembelajaran 3 dimensi.?

2. Bagaimanakah hasil belajar IPA siswa kelas VII MTS Negeri 2 sungai

penuh yang menggunakan media pembelajaran 3 dimensi.?

3. Apakah terdapat perbandingan hasil belajar IPA siswa kelas VII MTS

Negeri 2 sungai penuh dengan menggunakan media 3 dimensi dengan

pembelajaran tanpa menggunakan media 3 dimensi.?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimanakah hasil belajar IPA siswa kelas VII MTS Negeri

2 sungai penuh yang tidak menggunakan media pembelajaran 3 dimensi.

2. Mengetahui bagaimanakah hasil belajar IPA siswa kelas VII MTS Negeri

2 sungai penuh yang menggunakan media pembelajaran 3 dimensi.

3. Mengetahui apakah terdapat perbandingan hasil belajar IPA siswa kelas

VII MTS Negeri 2 sungai penuh dengan menggunakan media

pembelajaran 3 dimensi dengan tanpa menggunakan media pembelajaran

3 dimensi.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa
5

Siswa bisa mendapatkan media pembelajaran yang baru sehingga siswa

lebih mudah memahami materi pembelajaran yang di berikan oleh guru

khususnya materi pembelajaran morfologi tumbuhan.

2. Bagi Guru

Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang akan

disampaikan kepada siswa

3. Bagi Peneliti

Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan metode yang di

terapkan.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran IPA

IPA adalah “kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan

dan mempergunakan pengetahuan itu”. Artinya, sebenarnya IPA

merupakanproduk dan proses yang tidak dapat dipisahkan, “Real Science

is bot product and process in separably joint”, sebagai proses, IPA

merupakan langkah - langkahyang ditempuh para ilmuwan untuk

melakukan penyelidikan dalamrangka mencari penjelasan tentang gejala-

gejala alam.12

Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan

akhirnyamenyimpulkan.Samatowa juga menyatakan bahwa IPA

merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan

yang sistematis, tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa

kumpulan dari hasilobservasi dan eksperimen. 13

Sistematis artinya pengetahuan itu tersusun dalamsuatu sistem, tidak

berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan,saling menjelaskan

sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh,sedang berlaku

12
Sulthon, Pembelajaran Ipa Yang Efektif Dan Menyenangkan Bagi Siswa Madrasah
Ibtidaiyah (Mi), (Jawa Tengah : STAIN Kudus), Hal. 44
13
ibid
7

umum maksudnya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atauoleh seseorang

atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang samaakan

memperoleh hasil yang sama atau konsisten.14

Darmodjo & Kaligis mengemukakan bahwa IPA sebagai suatu proses

adalah upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam,

sebagaisuatu produk adalah upaya manusia untuk memahami berbagai

gejala alamyang berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum,

konsep-konsepmaupun faktor-faktor yang kesemuanya ditujukan untuk

menjelaskantentang berbagai gejala alam sebagai faktor IPA dapat

mengubah sikap danpandangan manusia terhadap semesta.15

Pendapat senada dikemukakan Abruscato bahwa: “Science is the

knowledge gathered through a group of processes that people use

systematically to make discoveries about the natural world. This

knowledge is characterized by the values and attitudes of the people who

use these processes science as processes skills include observing,

classifying using space/time relationships, using members, measuring,

communicating, hypothesizing, experimenting, controlling variable,

interpreting data…science as knowledge the processes of science produce

a body of knowledge. The body of knowledge includes the facts gathered,

the genertalization or concepts…science a set of values, all human

14
Sulthon, Pembelajaran Ipa Yang Efektif Dan Menyenangkan Bagi Siswa Madrasah
Ibtidaiyah (Mi), (Jawa Tengah : STAIN Kudus), Hal. 45
15
ibid
8

activities-reflect the values…are many value that can be emphasized as

you help children experience science processes.16

IPA adalah pengetahuan yang digunakan sekelompokorang secara

sistematis untuk menyelidiki tentang alam semesta. Ciri khasilmu

pengetahuan ini mengandung nilai, sikap dan proses, IPA

sebagaiketerampilan proses meliputi kegiatan observasi, klasifikasi,

hubungan waktu,menggunakan hitungan, pengukuran, komunikasi,

hipotesis, penelitian,control variable, interprestasi data, IPA sebagai

pengetahuan adalah prosesyang menghasilkan ilmu pengetahuan yang

digunakan sebagai isi.17

Termasukdi dalamnya adalah fakta, generalisasi, dan prinsip yang

digunakan untukmemprediksi.Sebagai nilai bahwa semua aktivitas

manusia berkaitandengan nilai, termasuk di sini adalah nilai kebenaran,

kebebasan perintahdan komunikasi.18

2. Media Tiga Dimensi

Kata media berasal dari bahasa latin danmerupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secaraharfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut

yudhiada 4 jenis media yang ada apabila dijelaskansebagai berikut : Media

Audio,Media visual, Media audio visual, Multimedia. 19


16
Sulthon, Pembelajaran Ipa Yang Efektif Dan Menyenangkan Bagi Siswa Madrasah
Ibtidaiyah (Mi), (Jawa Tengah : STAIN Kudus), Hal. 45
17
ibid
18
ibid
19
Ari Krisnawati, Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di
Sekolah Dasar, ( Surabaya : Universitas Negeri Surabaya, 2013), Hal.3
9

Pengertian dari media pembelajaranadalah segala sesuatu yang dapat

menyampaikan danmenyalurkan pesan dari sumber secara

terencanasehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusifdimana

penerimanya dapat melakukan proses belajarsecara efisien. 20

Menurut Munadi Mediapembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapatmenyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumbersecara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajaryang kondusif dimana penerimanya

dapat melakukanpembelajaran secara efisien dan efektif. Dari

pengertiandiatas media pembelajaran dimaksudkan mempermudahdalam

proses pembelajaran, dalam pembelajaran kelas awal sangat diperlukan

media belajar karena siswa kelasawal masih berpikir secara

kongkret/nyata.21

Media tiga dimensi menurut nana sudjana merupakan alat peraga yang

memiliki panjang, lebar dantinggi.apabila dijelaskan maka pengertian

Mediapembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannyadapat

diamati dari arah pandang mana saja danmempunyai dimensi panjang,

lebar,dan tinggi/tebal.22

Media tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompokmedia tanpa

proyeksi yang penyajiannya secara visualtiga dimensi.Kelompok media

20
ibid
21
ibid
22
Ari Krisnawati, Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di
Sekolah Dasar, ( Surabaya : Universitas Negeri Surabaya, 2013), Hal.3
10

ini dapat berwujudsebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan

dapatberwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.23

Menurut Nana Sudjana, model Tiga Dimensi dapatdikelompokkan

kedalam enam kategori yaitu

a. modelpadat (solid model),

b. model penampang (cutaway model),

c. model susun (builed-up model),

d. model kerja (workingmodel),

e. mock-up,

f. diorama. 24

3. Hasil Belajar

Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan

diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua

kata ‘hasil’ dan ‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti:

a. Sesuatu yang diadakan oleh usaha,

b. pendapatan; perolehan; buah.

Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman.Secara umum Abdurrahman menjelaskan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar.menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam

23
ibid
24
ibid
11

belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional.

Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman adalah

“Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

satu individu dengan individu lainnya dan antara individu dengan

lingkungan”.

Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah

a. membawa kepada perubahan,

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkanya kecakapan

baru,

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

Dari beberapa defenisi di atas terlihat para ahli menggunakan istilah

“perubahan” yang berarti setelah seseorang belajar akan mengalami

perubahan..

Dimyati dan Mudjiono menyebutkan hasil belajar merupakan hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses

belajar.

Untuk lebih memperjelas Mardianto memberikan kesimpulan tentang

pengertian belajar:
12

1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan secara

sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi

yang dimiliki, baik fisik maupun mental

2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri antara lain

perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan kedepan.

3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap

negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat dan lain

sebagainya.

4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan

buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang dirubah tersebut

untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana

yang dianggap baik di tengah-tengah masyarakat untuk dihindari dan

mana pula yang harus dipelihara.

5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagai

bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak

dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak dapat berhitung menjadi tahu

berhitung dan lain sebagainya.

6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan, misalnya

keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang tekhnik dan

sebagainya.

7. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah

proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah


13

laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa

sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar merupakan

salah satu indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah perubahan

perilaku uyang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Salah

satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah

dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa

dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono,8 Dapat dipahami bahwa yang

dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat

sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti

kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang

peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai

dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh

pihak penyelenggara pendidikan.

Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil

belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan

tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah selesai

melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran

information search dan metode resitasi yang dibuktikan dengan hasil

evaluasi berupa nilai.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


14

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal

dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang

berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor eksternal).

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

a. Faktor internal terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah

b. Faktor psikologis

b. Faktor eksternal terdiri dari:

a. Faktor keluarga

b. Faktor sekolah

c. Faktor masyarakat

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

peserta didik yaitu:

1. Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:

a. Aspek fisiologis

b. Aspek psikologis

2. Faktor eksternal meliputi:

a. Faktor lingkungan social

b. Faktor lingkungan nonsosial

Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:

a. Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.


15

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar peserta didik misalnya faktor lingkungan.

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan

mempelajari materi-materi pembelajaran.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya faktor jasmani

dan rohani siswa, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik

kondisi fisiknya secara umum, sedangkan faktor lingkungan juga sangat

mempengaruhi.Hasil belajar siswa di madrasah 70 % dipengaruhi oleh

kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan.

Menurut Chalijah Hasan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

aktivitas belajar antara lain:

a. Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan faktor

individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,

motivasi dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sosial,

faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-

alat yang digunakan atau media pengajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi

sosial.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara

garis besar terbagi dua bagian, yaitu factor internal dan eksternal.
16

1. Faktor internal siswa

a. Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran

fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan

pendengaran.

b. Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi,

dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan

persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan

yang dimiliki.

2. Faktor-faktor eksternal siswa

a. Faktor lingkungan siswa

Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam

atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu

(pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya.Kedua,

faktor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya.

b. Faktor instrumental

Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau

sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media

pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta

strategi pembelajaran.

Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi banyak

faktor-faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-

faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar siswa


17

dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran,

sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.

5. Manfaat Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku

seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor

setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan

pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak

pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya

yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang

dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya. Berdasarkan hasil

belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus

tingkat keberhasilan pendidikan.

Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih

baik, sehingga bermanfaat untuk: (a) menambah pengetahuan, (b) lebih

memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya, (c) lebih

mengembangkan keterampilannya, (d) memiliki pandangan yang baru atas

sesuatu hal, (e) lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya. Dapat

disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari siswa

sehingga terdapat perubahan dari segi pegetahuan, sikap, dan keterampilan.

Berdasarkan pemaparan kajian teori diatas, peneliti dalam hal ini

sangat tertarik dengan judul tesis ini dikarenakan peneliti akan mencoba

meneliti strategi dan metode pembelajaran tersebut. Peneliti berpendapat


18

bahwa apakah strategi pembelajaran information search dan metode resitasi

ini sangat cocok dengan pembelajaran Alquran Hadis dan apakah hasil belajar

dapat meningkat.25

6. Media pembelajaran 3 dimensi

Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk suatu

proses pembelajaran. Mulai dari media yang sederhana, konvensional, dan

murah harganya, hingga media yang kompleks, rumit, modern, dan harganya

sangat mahal.Salah satu jenis media pembelajaran adalah media tiga

dimensi.Menurut Santyasa dalam www.freewebs.com mengatakan bahwa

media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya

secara visual tiga dimensional.Kelompok media ini dapat berwujud sebagai

benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan

yang mewakili aslinya.

Angkowo dan Kosasih (2007: 13) mengatakan bahwa media tiga

dimensi yaitu media dalam bentuk model pahat, model penampang, model

susun, model kerja dan diorama.

Media tiga dimensi yaitu media tiruan atau model merupakan tiruan

dari benda yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa sehingga

serupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal yang lainnya. Perlu

diketahui juga bahwa sejumlah besar keterbatasan akan teratasi dengan

penggunaan media.
25
Hasil Belajar.pdf. Hal.12-17
19

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media tiga

dimensi adalah alat bantu berbentuk asli atau tiruan yang digunakan guru

dalam memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga akan

membawa hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran.26

G. Penelitian yang relevan

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ari Krisnati dan Supriyono

“Dengan Judul Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar” Hasil Penelitian menunjukkan

bahwaprosentase aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 13,5%

dari 74% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II.Aktivitas siswa

mengalami peningkatan sebesar 20% dari 74% pada siklus I menjadi

94% pada siklus II. Hasil belajarsiswa juga mengalami peningkatan pada

siklus I 63% dan siklus II menjadi 89%. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkanbahwa penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan

aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelasIIIC di SDN

Manukan Kulon Tandes Surabaya.

2. Penelitian yang dilakukan Zulafwan dan Willyansyah dengan judul

“Pemanfaatan Aplikasi Videoscribe dan 3D Based Sebagai Media

Pembelajaran Untuk Guru Pada SMK N 2 Pekanbaru” didapatkan hasil

penelitian berupa Efek dari pandemi Covid 19 membuat kegiatan belajar

mengajar harus dilakukan secara daring dari rumah, sehinnga membuat


26
Op Cit. hal.4-5
20

para guru harus menyediakan media pembelajaran yang akan ditampilkan

ketika kegiatan belajar daring dilakukan. Kendala yang terjadi pada SMK

N 2 Pekanbaru adalah beberapa guru belum mampu membuat media

pembelajaran yang menarik, sehingga perlu dilakukan pelatihan dalam

membuat media pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa

metode, yaitu Metode Ceramah, Metode Demonstrasi, Metode Diskusi,

Metode Percobaan. Adapun peserta kegiatan adalah para guru pengampu

matapelajaran. Salah satu media pembelajaran yang bisa dimanfaat adalah

aplikasi Videoscribe dan aplikasi pemodelan 3 dimensi.Videoscribe

adalah aplikasi untuk membuat media presentasi dalam bentuk animasi

handdrawing dan hasilnya bisa dipublish ke Youtube agar bisa ditonton

pada siswa, sedangkan pemodelan 3 dimensi menggunakan aplikasi paint

3D dan media publish model 3 dimensi pada Sketchfab.

H. Hipotesis

Berdasarkan judul peneliti tentang Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran 3 Dimensi Pada Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar

Siswa kelas VII Di MTSN 2 Sungai Penuh. Maka di hipotesis awal berupa:

Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VII MTS

Negeri 2 Sungai Penuh pada pembelajaran IPA dengan menggunakan media

pembelajaran 3 dimensi
21

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VII MTS Negeri 2

Sungai Penuh pada pembelajaran IPA dengan menggunakan media

pembelajaran 3 dimensi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini

adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen , dengan

menggunakan teknik pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan

atau menggunakan enumerator.27

A. Rancangan Penelitian

No Kelas Perlakuan PostTest

1. Eksperimen X Y

2. Kontrol X Y

Keterangan : X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

Berdasarkan judul penelitian ‘Pengaruh penggunaan media

pembelajaran 3 dimensi terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII MTS

Negeri 2 Sungai Penuh’ Penilitian akan dilakukan dengan cara menyebarkan

soal tes kepada 2 kelas yang di beri dua perlakuan berbeda, Kelas A

menggunakan media pembelajaran 3 dimensi sedangkan kelas B tidak

menggunakan media pembelajaran 3 dimensi Hasil yang di peroleh akan

digunakan untuk mengolah data dan menarik kesimpulan.


27
Prof. Dr. Suliyanto, SE, MM, Metode penelitian kuantitatif. Hal 28
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang

diteliti untuk di pelajari dan diambil kesimpulan. 28Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VII IPA MTSN 2 Sungai Penuh sebanyak

25 siswa/i.

No Kelas Jumlah Siswa

1. VII A

2. VII B

Jumlah

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi Yang diteliti. Dengan kata lain,

Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari

populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel

dapat diegneralisasikan pada populasi. Adapun sampel dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VII MTSN 2 Sungai Penuh. Sampel yang peneliti

gunakan yaitu sebanyak orang siswa yang diantaranya, orang siswa

pemilik nilai tertinggi dan orang siswa lainnya pemilik nilai terendah.

28
http;//teorionline.wordpress.com, populasi dan sampel
Teknik yang akan digunakan adalah teknik random sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel di mana semuadalam populasi baik secara

individu atau kelompok deberikan kesempatanyang sama untuk dipilih


menjadi anggota sampel.29 Untuk menentukan jumlah sampel yang

diambil peneliti ini menggunakan teknik slovin.30

N
n= 2
1+ N e

Keterangan :

n : Sampel

N : Jumlah populasi

e : Perkiraan tingkat kesalahan ( catatan: umumnya digunakan

1% atau 0,01, 5% atau 0,05 dan 10% atau 0,1 ) catatan dapat

dipilih sendiri oleh peneliti.

Yang ditetapkan peneliti yaitu tingkat kesalahan 5% atau 0,05 dari

jumlah populasi sebanyak maka besarnya penelitian ini adalah:

N
n= 2
1+ N e

25
n= 2
1+25.(0,05)

25
n=
1,062

n=24 ≈ 24 siswa

29
Drs. Amirul Hadi, Hal 198
30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D), cet. 2 hal.149
C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu tes

merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyan tertulis kepada responden untuk dijawab.31

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa soal objektif. Soal

yang di gunakan terdiri dari 40 soal yng memenuhi indikator materi

pembelajaran yaitu struktur tumbuhan. Instrumen penelitian yang telah

divalidasi oleh validator.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah

sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi

mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi

permasalahan, yang terutama adalah masalah tentang sebuah penelitian.32

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. 33uji validitas soal yang
digunakan yaitu validitas isi dan validitas Konstruk. Validitas isi
dilakukan dengan cara pendapat dari ahli ( judge experts) yakni oleh guru
yang memiliki keahlian dalam bidang biologi materi genetika, untuk
melihat kesesuaian standar isi materi yang ada dalam instrument tes.

31
http;//ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-penelitian
32
http;//pastiguna.com/teknik-analisis-data/
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta,2010) ed.
Rev., cet. 14, h.112
Validitas konstruk dapat diketahui dengan cara pendapat dari ahli
(judgement experts) untuk melihat kesesuaian antar soal yang dibuat
dengan indicator soal.
Setelah pendapat dari ahli ( judgement experts) selesai maka langkah
selanjutnya adalah dengan menguji coba instrument, yaitu menghitung
validitas soal. Untuk setiap item dijawab betul diberi skor 5, sedangkan
untuk setiap butir item yang dijawab salah atau tidak dijawab diberi skor 0
dapat dihitung menggunakan rumus korelasi point biserial, dimana angka
indeks korelasi diberi lambing rpbi dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus:

rpbi=
M p −M t
SD t √ p
q
keterangan :
rpbi = Koefesien korelasi point biseral yang melambangkan
kekuatan kekuatan korelasi antara variable I dan variable II,
yang dalam hal ini dianggap sebagai koefesien validasi item.
Mp = Skor rata – rata hitung yang dimilii oleh testee, yang untuk
butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.
Mt = skor rata- rata skor soal.
SDt = deviasi standar dari skor total.
p = propersi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang
sedang sedang diuji validitas itemnya.
q = propersi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang sedang diuji validitas itemnya.34
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan bantuan aplikasi
SPSS versi 17.
Keputusan :- jika rpbi>rtabelmka dinyatakan valid begitu pula sebaliknya

34
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,2013) ed.1, cet. 13,h.185
- Jika rpbi<rtabel maka dinyatakan tidak valid.35
Table 3.1 kriteria validitas soal
No. Nilai r Tingkat Validitas
1. 0,80-1,00 Sangat tinggi
2. 0,60-0,80 Tinggi
3. 0,40-0,60 Sedang
4. 0,20-0,40 Rendah
5. 0,00-0,20 Sangat rendah
(sumber: Arikunto, 2012)
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat tingkat
keterandalan sesuatu. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan.36 Reliabilitas soal dilakukan dengan menggunakan rumus KR
20 (kuder Richardson) sebagai berikut:37

( )( )
2
n st −Σ pi qi
r 11=
n−1 s2t

Dimana:r11 :koefesien reliabilitas tes


n : banyak butir item
2
st :varian total
pi :proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang
bersangkutan

35
Ibid, h.190
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2010),
ed.rev.,cet.14 h. 221
37
Op Cit,. h. 252-253
qi :proporsi testee yang jawabanya salah atau qi=1-pi
Σpiqi: jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
- Jika r11> 0,70 maka butir pertanyaan tersebut reliable
- Jika r11<0,70 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliable
3. Indeks kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tudak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagikarena diluar jangkauannya.38 Taraf
kesukaran soal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
B
P=
JS
Keterangan:
P : Iindek kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes.39
berdasarkan rumus penhitungan tersebut dapat diketahui tingkat
kesukaran sebuah soal.
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
(mendiskriminasi) antara siswa yang pandai atau kelompok atas (upper
group) dengan siswa yang kurang pandai atau kelompok bawah (lower
group).40 Indeks diskriminasi diberi lambing dengan huruf D ( singkatan

38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2010), ed.rev.,cet.1 h. 222
39
Ibid. h.222-223
40
Ibid. h.226
dari discriminatory power ).41 Rumus untuk menentukan indeks
diskriminasi adalah:
BA BB
D= − =P A −PB
JA JB
Keterangan:
J : jumlah peserta didik
JA :banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA : proporsi peserta kelompom atas yang menjawab benar (p sebagai
indeks kesukaran)
PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.42
F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTSN 2 Sungai Penuh

41
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,2013) ed.1, cet.
13,h.387
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2010), ed.2 cet.1, h. 228-229.
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,2013) ed.1,

cet. 13

Belajar.pdf

Emda, A. pemamfaatan media dalam pembelajaran biologi disekolah.pdf

Hadi,A.pdf

http;//ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-penelitian

http;//pastiguna.com/teknik-analisis-data/

http;//teorionline.wordpress.com, populasi dan sampel

Media 3 dimensi.pdf.

Prof. Dr. Suliyanto, SE, MM, Metode penelitian kuantitatif.

Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). cet. 2/

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta,2010), ed.rev.,cet.1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka

Cipta,2010) ed. Rev., cet. 14,

Anda mungkin juga menyukai