Dewi Widiastuti 11212034 Analisa Jurnal
Dewi Widiastuti 11212034 Analisa Jurnal
Dewi Widiastuti 11212034 Analisa Jurnal
Disusun Oleh :
Dewi Widiastuti
11212034
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah Analisa Jurnal EBN yang berjudul
“Analisis Efektivitas Guide Imagery Relaxation Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera
Kepala Ringan”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar Keperawatan Gawat Darurat dalam
Program Studi Pendidikan S1 Keperawatan di STIKes PERTAMEDIKA. Tak lupa juga
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ns. Diana Rhismawati Djupri,S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB selaku dosen kordinator mata
kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.
3. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat dapat menambah, memperluas, dan memperkaya
pengetahuan perawat tentang bagaimana menerapkan intervensi tersebut sebagai evidence
base nursing terutama dalam Keperawatan Medikal Bedah. Penulis menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berterimakasih bila
terdapat masukan yang konstruktif sebagai perbaikan makalah berikutnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................................4
C. Manfaaat..................................................................................................................................5
A. Jurnal Utama...........................................................................................................................6
B. Jurnal Pendukung...................................................................................................................6
C. Analisa PICO...........................................................................................................................7
1. Problem................................................................................................................................7
2. Intervention..........................................................................................................................7
3. Comparison..........................................................................................................................7
4. Outcome................................................................................................................................8
A. Cedera Kepala..........................................................................................................................9
1. Definisi..................................................................................................................................9
2. Etiologi..................................................................................................................................9
3. Klasifikasi.............................................................................................................................9
4. Manifestasi Klinis................................................................................................................9
5. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................10
1. Definisi................................................................................................................................11
2
C. Konsep Nyeri..........................................................................................................................13
1. Definisi................................................................................................................................13
2. Mekanisme Nyeri...............................................................................................................13
3. Penggolongan Nyeri...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan suatu masalah kesehatan, sosial dan ekonomi yang
paling penting diseluruh dunia dan penyebab utama dengan kematian dan disabilitas
permanen pada usia dewasa. Pada kasus pasien dengan cedera kepala dapat menimbulkan
masalah pada mental, kognitif, fisik dan sosial. Salah satu penyebab paling sering
terjadinya cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas, dimana yang banyak terjadi pada
pria dibandingkan dengan wanita (Smeltzer, S. C & Barre, B. G, 2018).
Pasien dengan cedera kepala ringan mengalami nyeri kepala, menurut penelitian
ditemukan bahwa 38% pasien cedera mengalami accute post traumatik headache (ATPH).
Klien yang mengalami nyeri kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dan
nyeri yang berat dapat menghambat gaya hidup seseorang apabila tidak segera diatasi
maka nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan dan imobilisasi pada individu untuk
melaksanakan aktivitas perawatan diri.
Metode untuk mengurangi nyeri bisa dilakukan dengan terapi non farmakologis,
salah satunya adalah dengan menggunakan teknik relaksasi berupa guided imaginary.
Guided imagery merupakan suatu teknik dengan menganjurkan pasien untuk
mengalihkan pikirannya terhadap sesuatu yang indah sesuai dengan instruksi dari
perawat sehingga nyeri yang dialami oleh pasien akan hilang atau berkurang.
B. Tujuan
Tujuan dari Analisa Jurnal Evidance Based Nursing ini adalah :
1. Menambah wawasan perawat mengenai pengaruh terapi guided imagery terhadap
respon nyeri pada klien dengan cedera kepala.
2. Perawat dapat mengaplikasi terapi guided imagery terhadap penurunan nyeri pada
klien dengan cedera kepala.
4
C. Manfaaat
1. Bagi Klien dan Keluarga
Sebagai tambahan pengetahuan bagi klien dan keluarga tentang terapi non
farmakologis yang dapat diberikan kepada klien dengan cedera kepala dalam upaya
menurunkan nyeri kepala klien.
2. Bagi Instalasi Rumah Sakit dan Pelayan Kesehatan
Sebagai sumber informasi bagi rumah sakit maupun profesi kesehatan yang
lain mengenai pengaruh terapi guided imagery dalam terhadap respon nyeri pada
penderita cedera kepala. Selain itu juga dapat digunakan sebagai masukan dalam
menyusun strategi tatalaksana dalam memberikan terapi cedera kepala di rumah
sakit.
5
BAB II
ANALISA JURNAL
A. Jurnal Utama
1. Judul jurnal :
“Efektivitas Guide Imagery Relaxation Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien
Cedera Kepala Ringan”
2. Peneliti : Agnes Silvina Marbun , Leni Simatupang, Siska Evi Martina
Simanjuntak
3. Desain penelitian : Pre eksperiment one group pre and post test design
4. Populasi, Sampel, Teknik Sampling :
Pasien dengan cedera kepala ringan yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi yang
berjumlah 10 orang, sample penelitian berjumlah 10 orang dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling
5. Instrumen penilitian :
Instrumen yang digunakan untuk intervensi penelitian berupa lembar observasi
6. Uji statistik : Paired sample t-test
B. Jurnal Pendukung
1. Judul jurnal :
“Pengaruh Terapi Relaksasi Guided Imagery Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi”
2. Peneliti : Hanan Iko Setyani, Arifianto, Nana Rohana
3. Desain penelitian : Pre eksperimen One Group Pretest-Posttest without control
4. Populasi, Sampel, Teknik Sampling :
Penderita hipertensi di Dusun Krajan Desa Leban Boja Kendal yang berjumlah
42orang, sample penelitian berjumlah 20 responden dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling
5. Instrumen penilitian :
Instrumen yang digunakan untuk intervensi penelitian dengan pengukuran tekanan
darah menggunakan sfigmomanometer sedangkan instrument pengumpulan data nilai
tekanan darah berupa lembar observasi
6. Uji statistik : Uji pired t-test
6
7. Hasil Penelitian :
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa tekanan
darah responden mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan penurunan tekanan
darah diastolik. Evaluasi terhadap responden setelah dilakukan terapi relaksasi guided
imagery mengatakan jarang mengalami pusing, merasakan nyaman, lebih tenang.
Tekanan darah sebelum diberikan intervensi pada responden nilai tekanan
darah tertinggi 200/100 mmHg dan terrendah 140/80 mmHg dengan rata-rata
160/87,5 mmHg yang dapat diklasifikasikan ke dalam hipertensi stadium II. Tekanan
darah sesudah diberikan intervensi pada responden nilai tekanan darah tertinggi
170/90 mmHg dan terrendah 120/80 mmHg dengan rata-rata 145,5/82 mmHg yang
dapat diklasifikasikan kedalam hipertensi stadium I.
C. Analisa PICO
1. Problem
Pasien dengan cedera kepala ringan akan mengalami nyeri kepala dan gejala
nyeri kepala ini akan dialami oleh pasien sampai satu tahun dan ini tentunya sangat
menganggu kualitas hidup orang tersebut. Pemberian obat analgetik merupakan
pilihan yang baik untuk mengurangi nyeri sedang, tetapi jika pemberian analgetik
yang terlalu sering dapat menimbulkan efek rebound-withdrawl headache.
2. Intervention
Guide imagery relaxation dilakukan selama 15 sampai 20 menit. Sebelum
pemberian terapi guide imagery relaxation, terlebih dahulu dilakukan pengukuran
skala nyeri pada pasien dan sesudah pemberian terapi maka skala nyeri diukur
kembali.
3. Comparison
a. Judul jurnal :
“Pengaruh Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien
Cedera Kepala Ringan”
b. Peneliti : Arif Hendra Kusumaa , Atika Dhiah Anggraeni
c. Desain penelitian : Quasi-experimental one group pretest-posttest design
7
d. Populasi, Sampel, Teknik Sampling :
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien cedera kepala ringan yang dirawat
di Ruang Cempaka RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dengan jumlah sampel
22 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling
e. Instrumen penilitian :
Instrumen yang digunakan untuk intervensi penelitian berupa lembar observasi
dan Visual Analogue Scale (VAS) dalam mengukur skala nyeri
f. Uji statistik : Uji dependenred t-test
g. Hasil Penelitian :
Terdapat perbedaan yang signifikan rerata skala nyeri kepala antara sebelum dan
sesudah dilakukan posisi head up 30 derajat pada pasien cedera kepala ringan di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan nilai P value 0,002
(α<0,05).
4. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa guide imagery relaxation sangat efektif terhadap nyeri kepala pasien dengan
cedera kepala ringan dimana rata-rata sebelum dilakukan terapi guide imagery
relaxation sebesar 7,8 dan setelah dilakukan terapi guide imagery relaxation sebesar
2,2.
8
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. Cedera Kepala
1. Definisi
Menurut Brain Injury Association of America (2015) cedera kepala adalah
suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang dapat menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan
fungsi fisik.
2. Etiologi
Penyebab cedera kepala yang paling sering dialami di seluruh dunia adalah
akibat kecelakaan lalu lintas. Sekitar 60% dari kasus cedera kepala merupakan
akibat dari kelalaian dalam berlalu lintas, 20 sampai 30% kasus disebabkan oleh
jatuh, 10% disebabkan oleh kekerasan, dan sisanya disebabkan oleh perlukaan yang
terjadi di rumah maupun tempat kerja.
3. Klasifikasi
Berdasarkan nilai Glasgow Coma Scale (GCS), cedera kepala diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Cedera Kepala Ringan (GCS 14 – 15), berdasarkan CT Scan otak tidak terdapat
kelainan, dengan lama rawat di rumah sakit < 48 jam.
b. Cedera Kepala Sedang (GCS 9 – 13), ditemukan kelainan berdasarkan CT Scan
Otak dan memerlukan tindakan operasi serta dirawat di rumah sakit setidaknya
selama 48 jam.
c. Cedera Kepala Berat (GCS ≤ 8), bila dalam jangka waktu > 48 jam paska trauma
atau setelah pembedahan tidak terjadi peningkatan kesadaran (Dewi, 2016).
4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang ditimbulkan tergantung pada besarnya dan distribusi cedera otak.
1. Cedera Kepala Ringan
a. Kebingungan saat kejadian dan kebinggungan terus menetap setelah cedera.
9
b. Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, perasaan cemas.
c. Kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan bicara, masalah tingkah laku
Gejala-gejala ini dapat menetap selama beberapa hari, beberapa minggu atau lebih
lama setelah konkusio cedera otak akibat trauma ringan
5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Manurung (2018) hasil pemeriksaan laboratorium yang sering ditemukan
pada pasien dengan cedera kepala sebagai berikut :
a. Foto Polos
Foto polos indikasi meliputi jejas lebih dari 5 cm , luka tembus (peluru/tajam),
deformasi kepala (dari inspeksi dan palpasi), nyeri kepala yang menetap, gejala
fokal neurologis, dan gangguan kesadaran.
b. CT – Scan
CT scan kepala adalah standart baku dalam penatalaksanaan cedera kepala.
c. MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) biasa digunakan untuk pasien yang memiliki
abnormalitas status mental yang digambarkan oleh CT Scan.
10
11
d. X-Ray
mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis
(perdarahan / edema), fragmen tulang.
e. Serebral Angiography
Menunjukan anomalia sirkulasi serebral , seperti perubahan jarigan otak
sekunder menjadi udema, perubahan dan trauma.
12
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih
santai.
4) Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai
ujung
5) Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan.
13
endorphin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi
rileks. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya guide imagery relaxation dapat
mengurangi intensitas nyeri karena relaksasi dapat mengeluarkan hormon
neurohormone endorphine yang berhubungan dengan sensasi menyenangkan.
C. Konsep Nyeri
1. Definisi
Menurut Association for the Study of Pain (2018) Nyeri merupakan sebuah
pengalaman sensori serta emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan pada
kerusakan jaringan, aktual maupun potensial atau menggambarkan suatu kerusakan
yang sama.
2. Mekanisme Nyeri
Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan transmisi nyeri normal dan
interpretasinya adalah nosisepsi. Nosisepsi merupakan sistem yang membawa
informasi mengenai peradangan, kerusakan, atau ancaman kerusakan pada jaringan
ke medula spinalis dan otak. Nosisepsi memiliki empat fase:
1) Transduksi : sistem saraf yang mengubah stimulus nyeri dalam ujung saraf
menjadi impuls.
2) Transmisi : impuls berjalan dari tempat awalmya ke otak.
3) Persepsi : otak mengenali, mendefinisikan, dan berespons terhadap nyeri.
4) Modulasi : tubuh mengaktivasi respons inhibitor yang diperlukan terhadap efek
nyeri
3. Penggolongan Nyeri
International Association for the Study of Pain (IASP) telah mengidentifikasi
beberapa kategori nyeri diantaranya yaitu:
A. Menurut timbulnya nyeri:
a) Nyeri akut
Nyeri akut yaitu sensasi yang terjadi secara mendadak atau sebagai
respons terhadap beberapa jenis trauma. Penyebab umum nyeri akut yaitu
trauma akibat kecelakaan, infeksi, serta pembedahan. Nyeri akut terjadi
dalam periode waktu yang singkat yaitu sekitar 6 bulan atau kurang dan
14
biasanya bersifat intermiten (sesekali), tidak konstan. Apabila penyebab
mendasar diterapi secara rutin nyeri akut cepat menghilang.
b) Nyeri kronis
Nyeri kronis atau disebut dengan nyeri neuropatik yaitu suatu
ketidaknyamanan yang berlangsung dalam periode waktu yang lama yaitu
(6 bulan atau lebih) dan kadang bersifat selamanya. Penyebab nyeri kronis
sering kali tidak diketahui. Nyeri kronis terjadi akibat kesalahan sistem
saraf dalam memproses input (asupan) sensori. Nyeri kronis membutuhkan
waktu yang lama dalam periode waktu pemulihan normal dibanding nyeri
akut. Individu yang mengalami nyeri kronis biasanya akan melaporkan
rasa yang terbakar, sensasi kesemutan, dan nyeri tertembak.
c) Nyeri alih
Nyeri alih yaitu nyeri yang berasal dari satu bagian tubuh, namun
dipersepsikan di bagian tubuh lain. Nyeri alih paling sering berasal dari
dalam visera (organ internal) dan dapat dipersepsikan di kulit, walau
sebenernya dapat dipersepsikan dalam organ internal yang lain.
d) Nyeri kanker
Nyeri kanker yaitu disebut juga sebagai hasil dari beberapa jenis
keganasan. nyeri yang menyerang sangat hebat dan dapat dianggap
intractable (tidak dapat diatasi) dan bersifat kronis.
15
kualitas seperti sensasi terbakar, bergantung dari tipe serat saraf yang
terlibat. Reseptor nyeri kutaneus berakhir di bawah kulit.
16
2) Intervensi kognitif-perilaku mengubah persepsi nyeri, menurunkan
ketakutan, juga memberikan perubahan fisiologis. Contoh tindakannya
meliputi: relaksasi napas dalam, relaksasi progresif, musik,napas ritmik,
Guided Imagery, distraksi, biofeedback, terapi sentuhan, meditasi, hipnotis,
humor
17
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing:
Concepts, Process, and Practice (10th Edition). New York: Pearson Education, Inc.
Brain Injury Association of America. (2015). Types of Brain Injury. Retrieved 16 March
2022 from http://www.biausa.org
Kusuma, A. H., & Anggraeni, A. D. (2019). Pengaruh Posisi Head Up 30 Derajat Terhadap
Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala Ringan. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, 10(2), 417-422.
Maharani & Yusiana. (2017). Buku Terapi Imajinasi Terbimbing. Anjie Media Nusantara
Marbun, A. S., Simatupang, L. L., & Simanjuntak, S. (2021). Efektivitas Guide Imagery
Relaxation Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala Ringan. Jurkessutra:
Jurnal Kesehatan Surya Nusantara, 9(2).
Setyani, H. I., Arifianto, A., & Rohana, N. (2020). Pengaruh Terapi Relaksasi Guided
Imagery terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ners
Widya Husada, 6(2), 49-56.
Smeltzer, S. C & Barre, B. G. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8).
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
18