Sejarah Aritmetika Yunani Kuno (Group 7)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PAPER

“THE HISTORY OF ANCIENT GREEK ARITHMETIC "

Presented to fulfill The History Of Mathematics by:


Prof. Dr. Usman Mulbar, M. Pd.
Syahrullah Asyari, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Muftihul Hijrah (200101512003)


Muhammad Nurfitrah Ramdhani (00101510011)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa yang
bermukim di sepanjang aliran sungai seperti Bangsa Mesir di sepanjang sungai Nil di
Afrika dan Bangsa Babilonia di sepanjang sungai Eufrat dan sungai Tigris. Mereka
memerlukan perhitungan, penanggalan yang bisa dipakai sesuai dengan perubahan
musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-persil tanah yang dimiliki.
Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan dan
pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-bilangan.
Bilangan dahulunya digunakan sebagai symbol untuk menggantikan suatu benda
misalnya kerikil, ranting yang masing-masing suku atau bangsa memiliki cara tersendiri
untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol.
Salah satu anugrah yang telah diberikan Allah SWT kepada Bangsa Yunani adalah
kepandian dalam perdagangan yang telah menjadi sebuah alat komunikasi dengan
bangsa-bangsa lainnya. Lewat perdagangan itu, Bangsa Ynuani berhasil mengenal
filsafat, seni dan sastra bangsa-bangsa itu. Ketika aktivitas perdagangan menguat antara
Bangsa Yunani dan Bangsa Mesir pada abad ketujuh sebelum Masehi maka Bangsa
Yunani telah memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari ilmu pengetahuan
Bangsa Mesir khususnya ilmu yang dimliki para pendeta. Dengan demikian, ilmu
pengetahuan Bangsa Mesir dipindahkan lewat Laut Tengah (Mediterranean) ke Negara
Yunani.
Orang Yunani telah menggunakan metode Bangsa Mesk dalam penulisan bilangan-
bilangan kemudian metode itu diubah dengan menggunakan huruf-huruf abjad dengan
menambah beberapa notasi yang diambil dari Bangsa-bangsa Samyia sebab metode
Bangsa Mesk sangat kompleks dalam perhitungan. Huruf-huruf yang digunakan Bangsa
Yunani dalam penulisan bilangan-bilangan adalah huruf pertama dari nama masing-
masing bilangan. Hal ini diterapkan orang Yunani sejak zaman Sulun sampai seratus
tahun sebelum lahirnya Isa Al-Maseh. Masyarakat Yunani telah menyusun sistem
bilangan baru yaitu dengan menggunakan huruf-huruf Latin kuno sebagai bilangan-
bilangan. Jumlah huruf Latin kuno yang digunakan Bangsa Yunani sebagai bilangan-
bilangan adalah dua puluh tujuh huruf. Sistem bilangan ini terdiri dari tiga macam digit
yaitu satuan, puluhan dan ratusan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan bilangan Yunani?
2. Bagaimana cara membaca bilangan Yunani?
3. Bagaimana sistem numerasi bilangan Yunani?
4. Apa saja aplikasi bilangan Yunani pada operasi perhitungan matematika?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami sejarah dan bilangan Yunani
2. Untuk mengetahui cara membaca bilangan Yunani
3. Untuk mengatahui dan memahami sistem numerasi bilangan Yuna
4. Untuk mengetahui, memahami dan mengoperasikan aplikasi bilangan Yunani pada
operasi perhitungan matematika
BAB II
PEMBAHASAN

Zaman keemasan bangsa yunani kuno diperkirakan terjadi pada tahun 600 S.M
Bangsa Yunani telah mengenal huruf dan angka yang ditandai dengan tulisan-tulisan bangsa
Yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun terlihat kaku dan kuat.
Ada 2 macam sistem yunani kuno:

A. Yunani kuno attik


Sistem numerasi ini berkembang sekitar abad 300 S.M. dan dikenal sebagai angka
acrophonic karena simbol berasal dari huruf pertama dari kata-kata yang mewakili
simbol: lima, puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan. Tulisan ini ditemukan di daerah
reruntuhan Yunani yang bernama Attika. Sistem numerasi attik dilambangkan sederhana,
dimana angka satu sampai empat dilambangkan dengan lambang tongkat.

Lambang-lambang lain yang mendasari sistem ini, yaitu:

Untuk bilangan satu disimbolkan dengan tongkat “ I ‟, yang bukan merupakan huruf
awal nama bilangan. Selanjutnya, bilangan yang lain ditulis sebagai kombinasi dengan
simbol-simbol yang lain. Berikut ini simbol yang digunakan untuk menulis angka 1
sampai 10 dalam sistem acrophonic.
Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini adalah sistem
numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada penggunaan lambang dimana
setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat dengan menggunakan lambang tersebut.

 Contoh Penulisan Multiplikatif :


23 = Δ ΔIII
45 = Δ Δ Δ Δ┌
50 = Δ Δ Δ Δ Δ atau éΔ
120 = H Δ Δ
1234 = XHH Δ Δ ΔIIII
43210 =MMMMXXX HH

B. Sistem Numerasi Yunani Kuno Alphabetic.


From what fragments exist from ancient times, and even from some of the copies, we
do know that the Greeks represented numbers in a ciphered system using their alphabet,
from as far back as the sixth century BCE. The representation was as shown in Table 1,
where the letters ς (digamma) for 6, (koppa) for 90, and (sampi) for 900 are letters that
by this time were no longer in use. Hence, 754 was written ψνδ and 293 was written σ γ .
To represent thousands, a mark was made to the left of the letters α through θ ; for
example, ‘θ represented 9000. Larger numbers still were written using the letter M to
represent myriads (10,000), with the number of myriads written above: Mδ= 40,000,
M’ζρo = 71,750,000. Representation of a number system used by the Greeks as early as
the sixth century BCE.
Table 1

Sistem Penulisan Yunani Kuno Alfabetik memiliki beberapa aturan yaitu :


 Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan menjumlahkan angka
puluhan dengan angka satuan.
Contoh:
19 = 10 + 9 = iq
23 = 20 + 3 = κg
78 = 70 + 8 = oh
 Bilangan yang terdiri dari 3 (tiga) digit caranya dengan menjumlahkan angka ratusan
dengan angka puluhan dengan angka satuan.
Contoh:
174 = 100+70+4 =rod
448 = 400+40+8 =umh
789 = 700+80+9 =jpq
 Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan, dengan cara membubuhi tanda
aksen (‘).
Contoh:
1000 = a’
1287 = a’spz
 Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih, dengan menaruh angka yang
bersangkutan di atas tanda M.
Contoh:

23734 = β Mg’jld

231578 = κg Ma’foh

 Fractions
The Greeks used fractions, as did earlier civilizations. Their notation, however, was
ambiguous and context was crucial for the correct reading a fraction. A diacritical mark was
placed after the denominator of the (unit) fraction. So,

but this latter example could also mean


More complex fractions could be written as well, with context again being important. The
numerator was written with an overbar, the denominator with the diacritical mark. Thus,

C. Penjumlahan dan Perkalian dalam sistem alfabet Yunani


Perkalian dalam angka alfabet Yunani dilakukan dengan diawali dengan urutan tertinggi
di setiap faktor dan membentuk jumlah produk parsial.
Contoh : 24× 53

Ide dalam mengalikan angka yang terdiri dari lebih dari satu huruf adalah untuk
menulis masing - masing nomor sebagai jumlah angka yang diwakili oleh satu huruf.
Jadi, orang Yunani memulai dengan menghitung 20 × 50(κ oleh ν) kemudian
dilanjutkan ke 20 × 3(κ oleh γ ), 4 × 50(δ oleh ν), dan akhirnya 4 × 3 (δ oleh γ ).
Metode ini, yang disebut perkalian Yunani, sesuai dengan perhitungan modern

The arithmetic operations are complex in that so many symbols are used. Multiplication
was carried out using the distributive law. For example:
Hubungan numerik dalam produk ini tidak terlihat dalam produk huruf, yang
memerlukan tabel perkalian yang rumit. Orang Yunani memiliki 27 simbol untuk
dikalikan satu sama lain, jadi mereka diwajibkan untuk melacak 729 jawaban yang
sepenuhnya terpisah. Keragaman simbol yang sama yang ditunjukkan untuk
menyembunyikan hubungan sederhana di antara angka; di mana mengenali angka
genap dengan berakhiran 0, 2, 4, 6, dan 8, salah satu dari 27 huruf Yunani (mungkin
dimodifikasi dengan tanda aksen) dapat mewakili angka genap.

D. Penerapan Aritmatika Yunani Kuno Dalam Kelas Matematika


Adanya kemiripan sistem numerasi attic pada masa yunani kuno dengan masa
sekarang yaitu pada operasi hitung pada sekolah dasar. Penggabungan simbol pada
sistem numerasi attic tersebut sama halnya dengan perkalian pada umumnya namun
dengan konsep yang berbeda. Jika konsep perkalian pada umumnya adalah pejumlahan
berulang, namun sistem numerasi attic ini menggambarkan perkalian dengan
menggabungkan beberapa simbol.
Demikian pula sistem numerasi alfabet, untuk menunjukkan bilangan 841 dengan cara
menggabungkan beberapa simbol menjadi ωμα yang berarti ω+μ+α=800+40+1=841.
Bentuk ini merupakan penjumlahan yang diterapkan sekarang yaitu penambahan
sekelompok bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang disebut jumlah. Sama
halnya dengan perkalian alfabet yunani yang merupakan perkalian yang diterapakan pada
saat ini.
BAB III
PENUTUP

A. Penutup
Orang Yunani menggunakan metode Bangsa Mesk dalam penulisan bilangan-
bilangan kemudian diubah dengan menggunakan huruf-huruf abjad dengan menambah
beberapa notasi yang diambil dari Bangsa-bangsa Samyia. Huruf-huruf yang digunakan
Bangsa Yunani dalam penulisan bilangan-bilangan adalah huruf pertama dari nama
masing-masing bilangan. Jumlah huruf Latin kuno yang digunakan Bangsa Yunani
sebagai bilangan-bilangan adalah dua puluh tujuh huruf. Sistem bilangan ini terdiri dari
tiga macam digit yaitu satuan, puluhan dan ratusan. Dalam penulisan bilangan Yunani
ada dua sistem numerasi yang digunakan yaitu sistem numerasi Yunani attik (300 SM)
dan sistem numerasi alfabetik (450 SM). Selai itu, bilangan Yunani juga dapat
diaplikasikan kedalam operasi perhitungan Matematika seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.

B. Saran
Kami sebagai penyaji materi menyadari masih banyak kekeliruan dalam pembuatan
makalah kami, sehingga masih memerlukan masukan dan tanggapan dari pembaca
makalah kami. Tetapi, kami berharap semoga dari sajian materi kami dapat menambah
wawasan sejarah pembaca terkhusus dalam kaitannya Sejarah Aritmetika Yunani Kuno.
Akhir kata, kami mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca agar materi kami bisa
lebih disempurnakan lagi.
BIBLIOGRAPHY

Unguru, S. 1975. On the need to rewrite the history of Greek mathematics. Archiue for
History of Exact Sciences 15, 67-114.
Logistics and the theory of functions. An essay in the history of Greek mathematics.
Archives Internationales d’Histoire des Sciences 24 NO. 94, 29—50.
Mahoney, M. S. 1968. Another look at Greek geometrical analysis. Archiue for History, of
Exact Sciences 5, 318-348.
Fowler, D. H. 1979. Ratio in early Greek mathematics. Bulletin of the Ameri‹’an
Mathematical Society (N.â.) 1, No. 6. 807-846.
Kamirsyah Wahyu, S. M. (2016). Sejarah matematika : Alternatif strategi pembelajaran
matematika. BETA jurnal tadris matematika, 89-110.

MKPBM, T. (2001). Common Text Book: Strategi Pembelajaran Matematika


Kontemporee. JICA-Universitas Pendidikan Indonesia.

Victor J.Katz. tahun. A History of Mathematics 3rd Edition David


M.Burton.tahun.The History Of Mathematics 6th http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/18529/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai