Sejarah Aritmetika Yunani Kuno (Group 7)
Sejarah Aritmetika Yunani Kuno (Group 7)
Sejarah Aritmetika Yunani Kuno (Group 7)
Oleh :
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa yang
bermukim di sepanjang aliran sungai seperti Bangsa Mesir di sepanjang sungai Nil di
Afrika dan Bangsa Babilonia di sepanjang sungai Eufrat dan sungai Tigris. Mereka
memerlukan perhitungan, penanggalan yang bisa dipakai sesuai dengan perubahan
musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-persil tanah yang dimiliki.
Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan dan
pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-bilangan.
Bilangan dahulunya digunakan sebagai symbol untuk menggantikan suatu benda
misalnya kerikil, ranting yang masing-masing suku atau bangsa memiliki cara tersendiri
untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol.
Salah satu anugrah yang telah diberikan Allah SWT kepada Bangsa Yunani adalah
kepandian dalam perdagangan yang telah menjadi sebuah alat komunikasi dengan
bangsa-bangsa lainnya. Lewat perdagangan itu, Bangsa Ynuani berhasil mengenal
filsafat, seni dan sastra bangsa-bangsa itu. Ketika aktivitas perdagangan menguat antara
Bangsa Yunani dan Bangsa Mesir pada abad ketujuh sebelum Masehi maka Bangsa
Yunani telah memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari ilmu pengetahuan
Bangsa Mesir khususnya ilmu yang dimliki para pendeta. Dengan demikian, ilmu
pengetahuan Bangsa Mesir dipindahkan lewat Laut Tengah (Mediterranean) ke Negara
Yunani.
Orang Yunani telah menggunakan metode Bangsa Mesk dalam penulisan bilangan-
bilangan kemudian metode itu diubah dengan menggunakan huruf-huruf abjad dengan
menambah beberapa notasi yang diambil dari Bangsa-bangsa Samyia sebab metode
Bangsa Mesk sangat kompleks dalam perhitungan. Huruf-huruf yang digunakan Bangsa
Yunani dalam penulisan bilangan-bilangan adalah huruf pertama dari nama masing-
masing bilangan. Hal ini diterapkan orang Yunani sejak zaman Sulun sampai seratus
tahun sebelum lahirnya Isa Al-Maseh. Masyarakat Yunani telah menyusun sistem
bilangan baru yaitu dengan menggunakan huruf-huruf Latin kuno sebagai bilangan-
bilangan. Jumlah huruf Latin kuno yang digunakan Bangsa Yunani sebagai bilangan-
bilangan adalah dua puluh tujuh huruf. Sistem bilangan ini terdiri dari tiga macam digit
yaitu satuan, puluhan dan ratusan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan bilangan Yunani?
2. Bagaimana cara membaca bilangan Yunani?
3. Bagaimana sistem numerasi bilangan Yunani?
4. Apa saja aplikasi bilangan Yunani pada operasi perhitungan matematika?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami sejarah dan bilangan Yunani
2. Untuk mengetahui cara membaca bilangan Yunani
3. Untuk mengatahui dan memahami sistem numerasi bilangan Yuna
4. Untuk mengetahui, memahami dan mengoperasikan aplikasi bilangan Yunani pada
operasi perhitungan matematika
BAB II
PEMBAHASAN
Zaman keemasan bangsa yunani kuno diperkirakan terjadi pada tahun 600 S.M
Bangsa Yunani telah mengenal huruf dan angka yang ditandai dengan tulisan-tulisan bangsa
Yunani pada kulit kayu atau logam sehingga bentuk tulisannya pun terlihat kaku dan kuat.
Ada 2 macam sistem yunani kuno:
Untuk bilangan satu disimbolkan dengan tongkat “ I ‟, yang bukan merupakan huruf
awal nama bilangan. Selanjutnya, bilangan yang lain ditulis sebagai kombinasi dengan
simbol-simbol yang lain. Berikut ini simbol yang digunakan untuk menulis angka 1
sampai 10 dalam sistem acrophonic.
Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini adalah sistem
numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada penggunaan lambang dimana
setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat dengan menggunakan lambang tersebut.
23734 = β Mg’jld
231578 = κg Ma’foh
Fractions
The Greeks used fractions, as did earlier civilizations. Their notation, however, was
ambiguous and context was crucial for the correct reading a fraction. A diacritical mark was
placed after the denominator of the (unit) fraction. So,
Ide dalam mengalikan angka yang terdiri dari lebih dari satu huruf adalah untuk
menulis masing - masing nomor sebagai jumlah angka yang diwakili oleh satu huruf.
Jadi, orang Yunani memulai dengan menghitung 20 × 50(κ oleh ν) kemudian
dilanjutkan ke 20 × 3(κ oleh γ ), 4 × 50(δ oleh ν), dan akhirnya 4 × 3 (δ oleh γ ).
Metode ini, yang disebut perkalian Yunani, sesuai dengan perhitungan modern
The arithmetic operations are complex in that so many symbols are used. Multiplication
was carried out using the distributive law. For example:
Hubungan numerik dalam produk ini tidak terlihat dalam produk huruf, yang
memerlukan tabel perkalian yang rumit. Orang Yunani memiliki 27 simbol untuk
dikalikan satu sama lain, jadi mereka diwajibkan untuk melacak 729 jawaban yang
sepenuhnya terpisah. Keragaman simbol yang sama yang ditunjukkan untuk
menyembunyikan hubungan sederhana di antara angka; di mana mengenali angka
genap dengan berakhiran 0, 2, 4, 6, dan 8, salah satu dari 27 huruf Yunani (mungkin
dimodifikasi dengan tanda aksen) dapat mewakili angka genap.
A. Penutup
Orang Yunani menggunakan metode Bangsa Mesk dalam penulisan bilangan-
bilangan kemudian diubah dengan menggunakan huruf-huruf abjad dengan menambah
beberapa notasi yang diambil dari Bangsa-bangsa Samyia. Huruf-huruf yang digunakan
Bangsa Yunani dalam penulisan bilangan-bilangan adalah huruf pertama dari nama
masing-masing bilangan. Jumlah huruf Latin kuno yang digunakan Bangsa Yunani
sebagai bilangan-bilangan adalah dua puluh tujuh huruf. Sistem bilangan ini terdiri dari
tiga macam digit yaitu satuan, puluhan dan ratusan. Dalam penulisan bilangan Yunani
ada dua sistem numerasi yang digunakan yaitu sistem numerasi Yunani attik (300 SM)
dan sistem numerasi alfabetik (450 SM). Selai itu, bilangan Yunani juga dapat
diaplikasikan kedalam operasi perhitungan Matematika seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
B. Saran
Kami sebagai penyaji materi menyadari masih banyak kekeliruan dalam pembuatan
makalah kami, sehingga masih memerlukan masukan dan tanggapan dari pembaca
makalah kami. Tetapi, kami berharap semoga dari sajian materi kami dapat menambah
wawasan sejarah pembaca terkhusus dalam kaitannya Sejarah Aritmetika Yunani Kuno.
Akhir kata, kami mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca agar materi kami bisa
lebih disempurnakan lagi.
BIBLIOGRAPHY
Unguru, S. 1975. On the need to rewrite the history of Greek mathematics. Archiue for
History of Exact Sciences 15, 67-114.
Logistics and the theory of functions. An essay in the history of Greek mathematics.
Archives Internationales d’Histoire des Sciences 24 NO. 94, 29—50.
Mahoney, M. S. 1968. Another look at Greek geometrical analysis. Archiue for History, of
Exact Sciences 5, 318-348.
Fowler, D. H. 1979. Ratio in early Greek mathematics. Bulletin of the Ameri‹’an
Mathematical Society (N.â.) 1, No. 6. 807-846.
Kamirsyah Wahyu, S. M. (2016). Sejarah matematika : Alternatif strategi pembelajaran
matematika. BETA jurnal tadris matematika, 89-110.