Modul Mikologi
Modul Mikologi
Modul Mikologi
Praktikum
MIKOLOGI
PROGRAM STUDI
D4 Tenologi Laboratorium Medik
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
KUDUS
0
PRAKATA
Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan tersusunya buku Panduan
Praktikum mikologi sebagai petunjuk tata laksana praktikum yang dilaksanakan oleh
mahasiswa Diktat ini tidak bukan merupakan referensi yang dapat dijadikan salah satu daftar
pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian praktikan diharapkan tetap
untuk mempelajari buku-buku analisis guna menambah pengetahuan dan memperkuat
pemahaman atas modul-modul yang dikerjakan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu
dalam mewujudkan diktat penuntun praktikum ini. Kami menyadari dalam penyusunan buku
petunjuk ini masih jauh dari sempurna. Kami mengharap kritik dan saran dari pihak lain demi
kesumparnaan buku petunjuk ini.
penyusun
DAFTAR ISI
2
TATA TERTIB LABORATORIUM STERIL
C. KEBERSIHAN LABORATORIUM
1. Semua praktikan diwajibkan memakai jas laboratorium untuk menjaga kerusakan
akibat zat-zat kimia.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau kertas saring pada bak pencuci,
buanglah sampah tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada zat-zat kimia yang tumpah, harus cepat dibersihkan dengan air, karena zat-
zat tersebut dapat merusak meja praktikum jika tidak segera dibersihkan. Jika
terjadi kecelakaan cepat diberitahukan kepada asisten yang bertugas.
4. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan merokok dalam ruangan
laboratorium dan tidak diperkenankan memakai sandal.
5. Berbicaralah seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan mengganggu
ketenangan pekerjaan orang lain.
4
E. FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM
1. Sampul (Cover)
Sampul/cover berwarna dan ditulis identitias praktikan seperti:
2. Pendahuluan
Pendahuluan dibuat dengan tulis tangan yang berisi:
Tujuan Percobaan
Dasar Teori, Prinsip Percobaan, Persamaan Reaksi
Berupa kutipan dengan langsung mencantumkan sumber referensi tiap kalimat/alenia
kutipan
3. Prosedur
Prosedur percobaan dibuat dengan tulisan tangan dalam bentuk diagram alir/flowchart
dan berupa kalimat aktif bukan kalimat perintah.
4. Data dan Perhitungan
Sedapat mungkin ditulis dalam betuk table. Tabel harus diberi nomor dan judul,
heading kolom harus dicantumkan dengan jelas termasuk satuannya. Garis kolom
ditiadakan dan garis lajur hanya untuk membatasi heading dengan badan table dan
hasil pengamatan atau perhitungan.
5. Pembahasan
Pembahasan dibuat dengan tulisan tangan yang merupakan interpretasi data
menjelaskan hasil yang diperoleh. Bagaimana hasil tersebut, berhasil atau tidak.
Bandingkan dengan data-data yang lain atau referensi. Pembahasan bukan merupakan
prosedur atau cara kerja.
6. Kesimpulan.
Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan yang ditulis tangan.
7. Jawaban Pertanyaan
Jawaban dari setiap pertanyaan (jika ada)
8. Referensi/ Literatur
Referensi/Literatur dibuat dengan tulisan tangan yang diperoleh dari buku-buku
universitas yang diterbitkan oleh penerbit resmi (diktat kuliah, buku teks, jurnal
penelitian, atau skripsi mahasiswa).
Tuliskan semua sumber yang digunakan. Referensi yang bermutu akan menjadi bahan
pertimbangan penilaian.
F. LAIN-LAIN
1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.
2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus memberi
surat keterangan dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
3. Modul yang belum dikerjakan, diselesaikan pada waktu yang ditentukan atau
mengikuti kelompok lain dengan persetujuan koordinator laboratorium.
4. Setiap praktikum yang telah 2x berturut-turut tidak masuk praktikum, kegiatannya
dihentikan dan harus mengulang lagi bersama-sama rombongan baru.
5. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.
6
c. Pelarut yang mudah terbakar disimpan dalam botol bermulut kecil dan disimpan
agak jauh dengan tempat anda bekerja.
d. Jangan mengembalikan zat yang sudah dikeluarkan ke dalam botol asalnya. Hitung
dengan seksama keperluan anda terhadap suatu zat dan ambil sesuai dengan
keperluan. Bawa tempat zat yang akan ditimbang ke dekat neraca, dan tutup
kembali segera setelah penimbangan.
e. Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk mengurangi limbah
dan mencegah kecelakaan
f. Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan asam ke dalam air
sambil terus diaduk.
g. Jangan membuang pelarut organik ke dalam tempat sampah, karena dapat
menyebabkan kebakaran.
h. Jangan membuang campuran air-pelarut tak larut air (eter, petroleum eter, benzena,
dll) dan campuran yang mengandung senyawa yang tak larut air ke dalam bak cuci.
Gunakan kaleng atau tempat khusus untuk menampung limbah ini. Jika masuk ke
dalam bak cuci maka harus diguyur dengan air yang banyak.
PROSEDUR KERJA
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor
8
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman dari
KUDUS
Disetujui oleh: No. Dokumen:
Isolasi dan Identifikasi Fungi pada
Minuman
Rektor Berlaku:
I. DASAR TEORI
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar fungi hidup di tempat yang
lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun demikian banyak
pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Fungi juga
dapat hidup di lingkungan yang asam, dan di lingkungan dengan konsentrasi gula tinggi. Semua jenis
jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan
mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan
melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Jamur ini
menyebabkan penyakit pada manusia melalui mulut, luka kontak dengan kulit, menyebabkan Mikosis
Sub cutan. Contoh : Cladosporium, Phialospora verucosa, Candida.
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis fungi kontaminan melalui isolasi dan
identifikasi bentuk makroskopis serta mikroskopis fungi dari minuman/perairan.
IV.PROSEDUR
Isolasi Fungi dari Minuman/Perairan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Sterilkan media yang telah dibuat, cawan petri, akuades dam erlenmayer
3. Pipet sampel minuman/perairan sebanyak 10 mL dan masukan kedalam erlenmayer yang
berisi akuadest streril 90 ml, homogenkan
4. Pipet sebanyak 1 mL dan masukan kedalam cawan petri steril
5. Tuangkan media SDA ke dalam cawan petri, homogenkan
6. Biarkan memadat dan inkubasi selama 5-7 hari
7. Amati koloni jamur secara makroskopis dan mikroskopis
Pengamatan Mikroskopis
1. Siapkan objek glass dan cover glass
2. Teteskan LCB sebanyak satu tetes diatas objek glass
3. Ambil koloni jamur menggunakan ose dan letakkan diatas tetesan LCB, homogenkan
4. Tutup dengan cover glass, lakukan secara pelan agar tidak ada gelembung
5. Amati dibawah mikroskop pada perbesaran objektif 10X dan 40X
Hifa : (Ada/tidak), bersekat (septet) atau tidak bersekat (aseptate), benodul atau berhizoid,
berspiral
Spora : (Aseksual/seksual), berbentuk lonjong, bulan sabit, kumparan, cleavate, muriform,
tubercilated.
Conidial head : uniserate atau biserate
Badan buah/Tubuh buah/Thalus: Sterigma, sporangium, peniselus, arthospora, makrospora,
blastospora.
Untuk khamir/yeast: bentuk sel, dinding sel (halus, kasar), spora aseksual dan seksual kalua
ada, budding dan pseudohifa
Catat dan gambar semua hasil yang diperoleh
10
LEMBAR KERJA
NAMA :
NIM :
TGL/HARI :
MATAKULIAH :
PRAKTIKUM :
Sampel :
Kesimpulan :
PROSEDUR KERJA
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor
12
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman dari
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi dan Identifikasi Fungi pada No. Dokumen:
Makanan
Rektor Berlaku:
I. DASAR TEORI
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar fungi hidup di tempat
yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun
demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di
air tawar. Fungi juga dapat hidup di lingkungan yang asam, dan di lingkungan dengan
konsentrasi gula tinggi. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen
maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Jamur ini menyebabkan
penyakit pada manusia melalui mulut, luka kontak dengan kulit, menyebabkan Mikosis Sub
cutan. Contoh : Cladosporium, Phialospora verucosa, Candida.
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis fungi kontaminan melalui isolasi dan
identifikasi bentuk makroskopis serta mikroskopis pada makanan.
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
IV. PROSEDUR
Membuat media SDA
1. Menimbang SDA sebanyak 32,5 gram
2. Melarutkan dengan 500 ml akuades didalam beaker glass, homogenkan.
3. Panaskan diatas hot plate dan diaduk hingga mendidih
4. Menuangkan media kedalam erlenmayer
5. Sterilkan media beserta alat lainnya yg akan digunakan pada suhu 121o selama 15 menit
6. Setelah media dingin, tuangkan kedalam cawan petri steril
Pengamatan Mikroskopis
1. Siapkan objek glass dan cover glass
2. Teteskan LCB sebanyak satu tetes
3. Ambil koloni jamur menggunakan ose dan diletakkan diatas tetesan LBC
4. Tutup dengan cover glass
5. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10X dan 40X
14
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman dari
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi dan Identifikasi Fungi pada No. Dokumen:
Makanan
Rektor Berlaku:
NAMA :
NIM :
TGL/HARI :
MATAKULIAH :
PRAKTIKUM :
Sampel :
Pengenceran : Pengenceran :
Jumlah koloni : Jumlah koloni :
Kesimpulan :
16
PROSEDUR KERJA
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor
I. DASAR TEORI
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat
heterotroph. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit atau saprofit.Jamur
umumnya tumbuh di tempat yang lembab, misalnya pada liang telinga. Telinga yang berjamur
umumnya, liang telinga yang lembab hingga berair. Infeksi telinga yang disebabkan oleh
jamur, disebut juga dengan otomikosis adanya penumpukan debris yang berbentuk hifa,
disertai supurasi dan nyeri. Sebagian besar infeksi jamur ini disebabkan oleh jamur Aspergillus
sp. dan selebihnya Candida sp. Akibat infeksi jamur pada liang telinga ialah rasa gatal di
dalam telinga. Rasa gatal tersebut karena pertumbuhan jamur yang sangat cepat, sehingga
dapat menutup liang telinga dan pendengaran dapat terganggu.
Faktor predisposisi dari otomikosis adalah infeksi telinga kronis, penggunaan minyak,
obat tetes telinga, steroid, berenang (telinga yang basah merupakan predisposisi infeksi jamur),
infeksi jamur lain yang ada di dalam tubuh seperti dermatomikosis atau vaginitis, status
immunocompromised, kekurangan gizi dan perubahan hormonal dapat menimbulkan infeksi
seperti yang terlihat selama menstruasi atau kehamilan. Berdasarkan teori yang menyebutkan
bahwa peningkatan kelembaban telinga dapat menjadi salah satu faktor terjadinya otomikosis,
maka kejadian otomikosis merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan penutup kepala khususnya jilbab.
18
makroskopis
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman dari
KUDUS
Disetujui oleh: No. Dokumen:
Isolasi dan Identifikasi Fungi pada
Liang Telinga Berlaku:
Rektor
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis fungi kontaminan melalui isolasi dan
identifikasi bentuk makroskopis serta mikroskopis fungi dari minuman/perairan.
IV. PROSEDUR
Isolasi fungi dari liang telinga
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Siapkan media pertumbuhan sesuai kebutuhan
3. Cottun buds dicelupkan kedalam NaCl fisiologis
4. Swab liang telinga menggunakan cotton but steril
5. Inokulasi pada media pertumbuhan fungi yang berada pada cawan petri
6. Inkubasi pada suhu 27oC selama 4-7 hari
Pengamatan Mikroskopis
1. Siapkan objek glass dan cover glass
2. Koloni yang tumbuh diambil menggunakan ose dan diletakkan diatas objek glass
3. Suspensi diteteskan dengan larutan KOH 10% sebanyak 1 tetes dan tutup dengan cover
glass
4. Sediaan diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x dan 40x
LEMBAR KERJA
NAMA :
NIM :
TGL/HARI :
MATAKULIAH :
PRAKTIKUM :
Sampel :
Kesimpulan :
20
PROSEDUR KERJA
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor
I. DASAR TEORI
Udara merupakan sumber kehidupan bagisemua mahkluk hidup. Semua tumbuhan,
binatang, dan manusia di bumi memerlukan udara untukbertahanhidup. Udara tidak dapat
dilihatataudicium kecuali kalau udara berbaurdenganbahanbahan lainnya. Udara yang
mengelilingi alam semesta adalah campuran gas. Oksigen dan nitrogen merupakan bagian
yang terbesar. Karbondioksida dan gasgas yang lain jumlahnya lebih sedikit. Udara juga
mengandung uap air. Di dalam udara selain oksigen terdapat unsur-unsur lain, yaitu karbon
monoksida, jamur, virus, dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut jika masih berada dalam batas-
batas tertentu masih bisa dinetralisasi, tetapi jika sudah melampaui ambang batas maka proses
netralisasi akan terganggu. Peningkatan konsentrasi zat-zat di dalam udara tersebut dapat
disebabkan oleh aktivitas manusia.
Jamur atau Fungi adalah kelompok organisme eukariotik dan tidak bergerak. Jamur juga
merupakan kelompok organisme heterotrof yang mencakup kapang mikroskopik, ragi, jamur
multisel, dan cendawan. Cara jamur berkembang biak melalui spora, spora memiliki ukuran
yang sangat kecil sehingga dapat menyebar melalui udara dengan mudah. Jamur yang terdapat
di udara adalah dalam bentuk spora. Spora jamur merupakan alat reproduksi, baik seksual
maupun aseksual. Spora jamur kontaminan tersebar dimana -mana, termasuk diantaranya bisa
masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung, inhalasi, trauma, melalui pencernaan
makanan dan lain-lain. Selain itu, jamur kontaminan ini sering menjadi masalah tersendiri
dalam pekerjaan laboratorium.
Jamur udara dapat menyebabkan penyakit pada manusia melalui salah satu cara dari empat
cara berikut: (1) reaksi alergi karena terpapar oleh spora atau sel vegetatif jamur yaitu demam,
asma, atau paru-paru, (2) keracunan Akibat racun yang diproduksi fungidimonal aflatoksin
dapat mengakibatkan kanker hati, (3) mycoses, yaitu infeksi jamur dalam tubuh seperti
histoplasmosis, candidiasis, superfisial mycoses (rambut, kulit, kuku), intermediate mycoses
(saluran nafas, jaringan bawah kulit), systemic mycoses (jaringan organ dalam); atau fungi
merusak persediaan makanan sehingga menyebabkan kelaparan.
22
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman dari
KUDUS
Disetujui oleh: No. Dokumen:
Isolasi dan Identifikasi Fungi dari
Udara
Rektor Berlaku:
II. PRINSIP
Pertumbuhan jamur dalam media yang sesuai dan diinkubasi dalam suhu ruang selama 2-7
hari.
III. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis fungi kontaminan udara melalui isolasi
dan identifikasi bantuk makroskopis dan mikroskopis.
V. PROSEDUR
Isolasi fungi dari udara
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Siapkan media SDA pada cawan petri steril
3. Buka cawan petri yang berisi media SDA selama 10 menit dengan sudut kemiringan 45º
4. Setelah 10 menit, tutup kembali cawan petri secara aseptic dengan cara panaskan pinggiran
cawan petri.
5. Inkubasi pada suhu ruang (30 ºC) selama 5-7 hari.
6. Amati pertumbuhan koloni secara makroskopis
Pengamatan Mikroskopis Koloni Fungi dari Udara
1. Siapkan objek glass dan cover glass
2. Teteskan LCB sebanyak satu tetes diatas objek glass
3. Ambil koloni jamur menggunakan ose dan letakkan diatas tetesan LCB
4. Amati dibawah mikroskop pada perbesaran lensa objektif 10x dan 40x
LEMBAR KERJA
NAMA :
NIM :
TGL/HARI :
MATAKULIAH :
PRAKTIKUM :
Sampel :
Kesimpulan :
24
PROSEDUR KERJA
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor
I. DASAR TEORI
Mikosis superfisialis adalah infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh kolonisasi jamur
atau ragi. bentuk infeksi yang paling sering pada manusia.2 Mikosis superfisialis meliputi
dermatofitosis, pitiriasis versikolor, folikulitis malassezia dan kandidiasis superfisialis. Mikosis
superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara tropis. Indonesia dengan iklim tropis
disertai suhu dan kelembapan tinggi membuat suasana yang baik untuk pertumbuhan jamur,
sehingga diperkirakan insidensi penyakit ini cukup tinggi di masyarakat. Selain iklim yang
mendukung, higiene sebagian masyarakat yang masih kurang, adanya sumber penularan dari
lingkungan, penggunaan obatobatan seperti antibiotik, kortikosteroid, dan sitostatika yang
meningkat, adanya penyakit kronis dan penyakit sistemik lainnya seperti diabetes, keganasan,
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), trauma, dan maserasi juga dapat memudahkan
penetrasi jamur. Pasien mikosis superfisialis mempunyai keluhan seperti gatal, bercak
kemerahan, bercak hitam, jerawat, bitnik, bintil kemerahan, merintis, perih, kuku berubah
warna, kuku rusak, kuku terangkat, kuku menebal dan kuku bengkak.
Elemen jamur dermatofit yang dijumpai pada pemeriksaan langsung dengan KOH tampak
sebagai dua garis lurus sejajar yang transparan (double contour) tersusun atas hifa di antara sel-
sel epitel, bersepta, dan bercabang dua. Hifa yang mengandung banyak septa dan berdekatan
disebut artrospora/artrokonidia. Pemeriksaan KOH positif terbanyak pada pitiriasis versikolor
akan menunjukkan gambaran hifa/miselia jamur yg berbentuk pendek-pendek menyerupai
huruf i,v,dan j, serta spora bulat dengan jumlah banyak dan bergerombol (spaghetti and meat
ball). Kadangkadang dapat juga ditemukan spora oval. Temuan miselium (hifa) yang terkadang
lebih dominan daripada spora dapat menegakkan diagnosis. Pengecatan dengan larutan KOH
10-20% dan tinta Parker biru-hitam akan memberi warna biru pada jamur yang memudahkan
pemeriksaan.
26
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman dari
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi dan Identifikasi Jamur No. Dokumen:
Penyebab Mikosis Superficial
Rektor Berlaku:
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis jamur penyebab mikosis superficial melalui
isolasi dan identifikasi bentuk makroskopis dan mikrsokopis.
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
IV. PROSEDUR
1. Teknik Sampling
Kerokan Kulit
1. Ditulis nama pasien dan tanggal pengambilan sampel
2. Hapuslah beberapa kali bagian kulit yang akan dikerok dengan kapas yang sudah dibasahi
dengan alkohol 70% / alkohol swab
3. Keroklah dengan perlahan – lahan menggunakan pisau scapel. Bagian yang dikerok
merupakan bagian pinggir lesi yang aktif dan tertutup dengan sisik
4. Hasil kerokan ditampung didalam cawan petri steril.
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman dari
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi dan Identifikasi Jamur No. Dokumen:
Penyebab Mikosis Superficial
Rektor Berlaku:
Potongan Kuku
1. Disiapkan pisau scapel dan gunting kuku steril
2. Dibersihkan kuku dengan kapas beralkohol dan biarkan mengering
3. Dipotong kuku dengan gunting kuku, diusahakan potongan kuku agak besar, untuk
direndam dalam KOH 10%
4. Sisa potongan kuku dikerok dengan pisau scapel untuk ditanam dalam media yang sudah
disiapakan.
2. Pengamatan Langsung Kerokan Kulit dan Potongan Kuku
Kerokan Kulit dan Potongan Kuku
1. Siapkan objek glass dan lewatkan diatas spritus secara bolak balik
2. Teteskan KOH 10% pada objek glass
3. Ambil kerokan kulit atau Potongan kuku dan letakkan di atas tetesan KOH 10% lalu ditutup
dengan cover glass
4. Amai dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X dan 40X
3. Isolasi Jamur dari Kerokan Kulit dan Potongan Kuku
1. Siapkan media SDA steril didalam cawan petri sesuai kebutuhan
2. Pijarkan pinset diatas api spritus
3. Ambil hasil kerokan kulit dengan pinset steril
4. Letakkan pada media SDA
5. Bungkus dan inkubasi pada suhu ruang (30o C) selama 5-7 hari
6. Lakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis
4. Pengamatan Mikroskopis
1. Siapkan objek glass dan cover glass
2. Teteskan LCB sebanyak satu tetes diatas objek glass
3. Ambil koloni jamur menggunakan ose jarum letakkan diatas tetesan LCB dan
ratakan
4. Tutup dengan cover glass, lakukan pelan agar tidak ada gelembung udara
5. Amati dibawah mikroskop pada perbesaran lensa objektif 10X dan 40X
28
LEMBAR KERJA
NAMA :
NIM :
TGL/HARI :
MATAKULIAH :
PRAKTIKUM :
Sampel :
Kesimpulan :