LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Wahyu Jati

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

NAMA : Wahyu Jati Waseso

NPM : 201900553285
PRODI : Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
ASAL SEKOLAH : SMK NEGERI 1 JEPARA

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1 Rendahnya pencapaian Kajian Literatur Dari hasil kajian literatur dan
KKM siswa pada mapel  Menurut Sudaryono (2018) Penyebab ketidak wawancara dengan Kepala
Produksi Pengolahan tercapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu: Sekolah, teman sejawat dan
Hasil Herbal dan 1. Kegiatan pakar pendidikan, analisis yang
Perkebunan pembelajaran lebih didominasi guru. dapat saya simpulkan dari
2. Guru menjelaskan Rendahnya KKM siswa pada
materi menggunakan metode ceramah dari awal mapel Produksi Pengolahan
sampai akhir Hasil Herbal dan Perkebunan
3. Siswa kurang memiliki kesiapan belajar. ialah :
4. Ketidak sesuaian materi dalam soal ulangan harian 1. Siswa masih belum bisa
diujikan. memahami materi pelajaran
5. Media yang digunakan masih sederhana dan tidak secara utuh karena cara
menarik. penyampaian guru yang
6. Kurangnya minat siswa mengikuti pembelajaran kurang jelas.
karena bukan mata pelajaran favoritnya. 2. Ketidak sesuaian materi ujian
yang diberikan
 Menurut Soleman (2018) Faktor penyebab 3. Ketidaksiapan siswa dalam
ketidaktercapainya KKM ialah: menghadapi ujian atau
1. Kurangnya kesiapan guru dalam menyiapkan evaluasi belajar karena belajar
perangkat pembelajaran sebelum proses KBM. saat ulangan saja.
2. Mata pelajaran yang diajarkan guru tidak sesuai 4. Guru kurang memperhatikan
dengan disipli ilmu yang dimiliki kemampuan masing – masing
3. Minat belajar siswa rendah siswa
4. Siswa kurang menghargai guru 5. Cara yang disampaikan guru
5. Metode pembelajaran yang kurang menarik dan kurang menarik sehingga
tidak variatif. siswa tidak termotivasi
belajar.
Hasil Wawancara 6. Perencanaan guru dalam
- Menurut kepala sekolah SMK N 1 Jepara pelaksanaan tujuan, metode
Sugiyanto, S.Pd, S.ST, M.Pd penyebab KKM rendah dan media tidak sesuai.
pada siswa disebabkan oleh:
1. Kebijakan sekolah yang memberikan keringanan
standar kompetensi siswa sehingga siswa
menganggap remeh dalam proses belajar
2. Cara guru menyampaikan materi yang asal-asalan
3. Guru jarang hadir di kelas karena ada kesibukan di
luar jam mengajar.

- Menurut Waka Kurikulum SMK N 1 Jepara Taufik


Fadholi, S.Pd, M.Pd penyebab rendahnya
pencapaian KKM siswa disebabkan oleh faktor:
1. Latar belakang siswa dimana SMK lebih banyak
didominas anak yang memiliki kualitas grade C
kebawah sedangkan grade A-B banyak di SMA.
2. Guru kurang mampu menyesuaikan kemampuan
siswa.
3. Guru tidak bisa fleksibel dalam pencapaian
pembelajaran yang diberikan ke siswa, sehingga
lebih memaksa menyelesaikan semua KD tanpa
memperhatikan pemahaman siswa.

- Menurut teman sejawat Murdaningsih, S.Pd


penyebab KKM rendah pada siswa disebebkan oleh:
1. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar dari rumah
maupun dari sekolah
2. Cara menyampaikan guru kesiswa kurang jelas
3. Metode penyampaian anak kurang tepat karena
anak memiliki kemampuan yang berbeda ada yang
kemampuan menangkap pelajaran secara visual ada
juga yang secara audio
4. Anak kurang memahami
materi karena jarang hadir
dikelas

- Menurut pakar pendidikan Sri Rahayu Ningtyas,


S.Pi, M.Sc Hasil nilai siswa masih dibawah KKM
karena:
1. Pemberian materi yang tidak jelas oleh guru
membuat siswa tidak bisa menyerap dengan baik
materi yang diberikan
2. Kesadaran siswa untuk belajar masih rendah,
hanya belajar saat mau ulangan atau ujian.
3. Lingkungan siswa yang mempengaruhi proses
belajar siswa, jika lingkungannya hanya bermain
maka siswa akan malas belajar dan memilih
bermain.

- Menurut pakar pendidikan Panjang Afra, S.Pd,


M.Pd rendahnya pencapaian kriteria ketuntasan
minimal siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:
1. Guru dalam mengajar tidak sesuai dengan
rancangan yang dibuat dan terkesan asal-asalan
yang penting masuk kelas
2. Lingkungan belajar siswa dimana jika lingkungan
belajarnya positif maka siswa akan menjadi positif
dalam belajar
3. Gaya dukung dari keluarga yang kurang, dimana
orang tua tidak pernah mengevaluasi perkembangan
anak dan lebih mengabaikan proses belajar anak.

2 Rendahnya kemampuan Kajian Literatur Dari hasil kajian literatur dan


literasi siswa sehingga Menurut Fuadi (2020) Faktor penyebab rendahnya wawancara dengan Kepala
sering terjadi miskonsepsi kemampuan literasi sains peserta didik karena: Sekolah, teman sejawat dan
dalam Praktikum 1. Pemilihan buku ajar, karena di Indonesia literasi pakar pendidikan, analisis yang
Produksi Pengolahan sains dalam pembelajaran IPA sebagian besar masih dapat saya simpulkan dari
Hasil Herbal dan terbatas pada materi buku ajar atau teks saja dari Rendahnya kemampuan literasi
Perkebunan. pada melakukan pembelajaran langsung. siswa sehingga sering terjadi
2. Miskonsepsi, karena adanya tuntutan miskonsepsi dalam Praktikum
terselesaikannya materi bahan ajar oleh guru sesuai Produksi Pengolahan Hasil
target kurikulum memaksa siswa harus menerima Herbal dan Perkebunan ialah:
konsep-konsep mapel yang mungkin belum 1. Guru dalam menyampaikan
sepenuhnya dipahami. materi tidak kontekstual
3. Pembelajaran tidak kontekstual, karena ketiadaan 2. Guru kurang memanfaatkan
keterkaitan dalam belajar sains. Penekanan media literasi digital
pemahaman konsep dasar dan pengertian dasar 3. Kurangnya dorongan atau
ilmu pengetahuna tersebut tidak dikaitkan dengan motivasi dari guru agar siswa
hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari- gemar membaca
hari. 4. Modul atau bahan ajar yang
4. Rendahnya kemampuan membaca, hal ini terjadi diberikan guru kurang variatif
karena rendahnya minat dan kebiasaan membaca. atau beragam
5. Lembar kerja yang diberikan
Menurut Hijjayati dkk (2022) Kemampuan literasi guru kurang jelas
siswa disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi rendahnya kemampuan
intelegensi siswa, rendahnya minat belajar siswa
dan rendahnya motivasi belajar siswa.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi pengaruh teman bermain,
kemampuan guru, serta sarana dan prasarana yang
kurang memadai.

Hasil Wawancara
- Menurut Kepala Sekolah SMK N 1 Jepara
Sugiyanto, S.Pd, S.ST, M.Pd motivasi literasi siswa
rendah karena:
1. Siswa lebih tertarik bermain
gadget yang banyak hiburannya daripada membaca
buku atau artikel-artikel yang bermanfaat untuk
wawasan mereka.
2. Kurangnya dorongan motivasi dalam membaca di
Lingkungan siswa
3. Guru tidak berupaya memberikan dorongan atau
motivasi kepada siswa untuk gemar membaca di
perpustakaan sekolah

- Menurut Waka Kurikulum SMK N 1 Jepara Taufik


Fadholi, S.Pd, M.Pd rendahnya kemampuan literasi
siswa disebabkan oleh:
1. Budaya membaca yang jarang diterapkan di
lingkungan sekolah, karena meredupnya himbauan
gerakan literasi sekolah.
2. Siswa lebih tertarik bermain gadget dari pada
membaca buku, meskipun ada literasi digital tetapi
motivasi dalam membaca buku perlu perhatian
khusus.
3. Pengaruh lingkungan membuat siswa tidak
termotivasi dalam membaca buku.
4. Guru kurang memanfaatkan literasi digital sebagai
upaya dalam menarik minat baca siswa.

- Menurut teman sejawat Murdaningsih, S.Pd siswa


sering tidak membaca lembar kerja saat praktik
karena:
1. Siswa kurang memahami lembar kerja yang
diberikan
2. Motivasi siswa untuk membaca kurang, siswa lebih
suka mendengarkan yang dijelaskan guru
3. SOP/lembar yang diberikan kesiswa kurang jelas
karena struktur atau tatanan bahasa dan penulisan
yang kurang tepat

- Menurut pakar pendidikan Sri Rahayu Ningtyas,


S.Pi, M.Sc kemampuan dan kesadaran literasi siswa
kurang karena:
1. Kurangnya motivasi dan dorongan dari guru untuk
siswa giat membaca
2. Lingkungan siswa yang membuat motivasi siswa
menurun

- Menurut pakar pendidikan Panjang Afra, S.Pd,


M.Pd rendahnya kemampuan literasi siswa karena
dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
1. Guru kurang membiasakan gerakan literasi di
lingkungan sekolah.
2. Guru kurang memotivasi siswa dalam literasi.
3. Siswa lebih tertarik hiburan di gadget dari pada
literasi yang mendidik.
3 Pemanfaatan media Kajian Literatur Dari hasil kajian literatur dan
teknologi sebagai inovasi  Menurut Suryadi (2017) Hambatan guru dalam wawancara dengan Kepala
pembelajaran masih menerapkan pembelajaran inovasi antara lain Sekolah, teman sejawat dan
jarang dilakukan guru adalah: pakar pendidikan, analisis yang
dan siswa pada mapel 1. Faktor latar belakang dapat saya simpulkan dari
produktif Produksi pedidikan guru yang kaitannya dengan penguasaan Pemanfaatan media teknologi
pengolahan Hasil Herbal materi sebagai inovasi pembelajaran
dan Perkebunan. 2. Usia lanjut dari guru masih jarang dilakukan guru
3. Beban kerja yang merangkap dan siswa pada mapel produktif
menjadi waka sarpras dll Produksi pengolahan Herbal
4. Kurang aktifnya mengikuti pelatihan ialah:
5. Lebih mengutamakan metode ceramah 1. Guru kurang mengikuti
seminar atau pelatihan
 Menurut Tullah (2021) Dalam pelaksanaan model pembelajaran inovatif
pembelajaran inovatif terdapat problematika pada 2. Guru kurang menguasai
peserta didik dalam pelakasaan pembelajaran materi secara utuh
karena pembelajran inovatif ini berfokus terhadap 3. Guru tidak memotivasi
siswa seperti dirinya untuk belajar model
1. Karakteristik yang berbeda di setiap peserta didik pembelajaran inovatif
2. Kemampuan yang berbeda di setiap peseta didik 4. Guru berada dalam zona
3. Latar belakang peserta didik nyaman mengajar model
ceramah
Hasil Wawancara 5. Guru tidak mau ribet dalam
 Menurut Kepala Sekolah SMK N 1 Jepara mempersiapkan perangkat
Sugiyanto, S.Pd, S.ST, M.Pd model pembelajaran media pembelajaran inovatif
inovasi jarang dilakukan oleh guru karena:
1. Karena kebijakan dari guru memberikan nilai asal-
asalan mebuat motivasi guru dalam berinovasi tidak
ada
2. Guru tidak mau berupaya mencari pelatihan untuk
mengasah diri dalam inovasi pembelajaran
3. Faktor Usia lanjut membuat motivasi guru dalam
belajar teknologi kurang lebih suka menggunakan
metode ceramah

 Menurut Waka Kurikulum SMK N 1 Jepara Taufik


Fadholi, S.Pd, M.Pd model pembelajaran inovasi
jarang dilakukan oleh guru dan siswa karena:
1. Guru masih nyaman mengajar menggunakan
metode ceramah.
2. Guru tidak melakukan evaluasi pembelajaran dan
merasa metode pembelajaran inovasi merepotkan
3. Guru kurang menginspirasi siswa untuk berinovasi

 Menurut teman sejawat Murdaningsih, S.Pd


metode pembelajaran inovasi jarang diaplikasikan
guru dan siswa karena:
1. Kurangnya pengetahuan guru dalam teknologi dan
berbagai aplikasi penunjang media belajar
2. Kurangnya penguasaan materi secara utuh karena
latar belakang pendidikan guru

 Menurut pakar pendidikan Sri Rahayu Ningtyas,


S.Pi, M.Sc Inovasi pembelajaran dan teknologi
jarang diterapkan dipembelajaran karena:
1. Guru tidak mencoba belajar menggunakan teknologi
untuk inovasi pembelajaran
2. Kurangnya pelatihan pembelajaran inovatif
disekolahan untuk guru
 Menurut Panjang Afra, S.Pd, M.Pd penerapan
pembelajaran inovatif jarang diterapkan karena:
1. Guru berada di zona nyaman model pembelajaran
konvesional.
2. Guru merasa ribet dan malas dalam mempersiapkan
media teknologi dalam pembelajaran.
3. Guru kurang evaluasi diri dalam mengkonsep model
pembelajaran.

4 Kemampuan numerasi Kajian Literatur Dari hasil kajian literatur dan


siswa masih rendah  Menurut Nasoha (2022) Lemahnya numerasi siswa wawancara dengan Kepala
terutama dalam karena faktor guru tidak melakukan pendekatan Sekolah, teman sejawat dan
mengkonversikan pada siswa. pakar pendidikan, analisis yang
perhitungan berat, volume  Menurut Mustofa (2020) Beberapa Perlu adanya dapat saya simpulkan dari
dan analisa usaha pada pembelajaran yang melatihkan terkait soal-soal numerasi Kemampuan numerasi siswa
mapel produksi agar siswa terbiasa mengerjakan. Hal ini perlu mengingat masih rendah terutama dalam
pengolahan Hasil Herbal mengkonversikan perhitungan
soal-soal numerasi pada dasarnya adalah soal mudah
dan Perkebunan. berat, volume dan analisa usaha
yang hanya membutuhkan kemampuan matematika
pada mapel Produksi Pengolahan
dasar, akan tetapi kadang siswa kesulitan.
Hasil Herbal dan Perkebunan
 Menurut Mahmud dkk (2019) Guru belum maksimal
ialah:
dalam memberikan pembiasaan terhadap siswa dalam
1. Guru kurang melakukan
menyelesaikan permasalahan yang menuntut berpikir pendekatan secara personal
tingkat tinggi. terhadap siswa yang masih
kesulitan dalam perhitungan
Hasil Wawancara 2. Guru kurang memotivasi
 Menurut Kepala Sekolah SMK N 1 Jepara siswa untuk menyukai soal
Sugiyanto, S.Pd, S.ST, M.Pd Lemahnya anak perhitungan
dalam kemapuan numerasi disebabkan oleh: 3. Guru kurang membiasakan
1. Sejak pendidikan dasar sudah lemah dan kurang latihan terhadap siswa
perhatian dan motivasi dari guru maupun orangtua. 4. Guru tidak melakukan
2. Siswa masih menganggap matematika adalah stimulus untuk mengaitkan
pelajaran yang susah soal-soal numerasi kedalam
3. Guru kurang melakukan pendekatan kepada siswa kehidupan sehari-hari
yang lemah dalam perhitungan

 Menurut Waka Kurikulum SMK N 1 Jepara Taufik


Fadholi, S.Pd, M.Pd lemahnya numerasi siswa
disebabkan faktor :
1. Guru kurang memberikan latihan numerasi
2. Guru kurang menstimulus siswa dalam hal
penerapan numerasi di kehidupan sehari – hari.
3. Konsep pembelajaran numerasi pada mapel
matematika tidak disesuaikan dengan kebutuhan
jurusan.

 Menurut Teman sejawat Murdaningsih, S.Pd


kemampuan anak dalam numerasi masih rendah
karena:
1. Kemampuan sejak dini tidak diasah dalam numerasi
2. Motivasi belajar perhitungan yang masih rendah

 Menurut pakar pendidikan Sri Rahayu Ningtyas,


S.Pi, M.Sc lemahnya kemampuan numerasi siswa
disebebkan karena:
1. Tidak ada motivasi siswa untuk mengasah
kemampuan numerasinya
2. Guru pengampu mapel Matematika tidak bisa
membuat suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga siswa sudah tidak
semangat sebelum pelajaran dimulai

 Menurut pakar pendidikan Panjang Afra, S.Pd,


M.Pd lemahnya numerasi siswa disebabkan oleh:
1. Pendidikan sebelumnya yang kurang perhatian dan
latihan dalam hal numerasi.
2. Tidak dibiasakan dalam bernumerasi di kehidupan
sehari – hari.
3. Guru kurang perhatian terhadap anak yang lemah
numerasinya.
4. Konsep pembelajaran yang kurang diterima siswa
khususnya dalam hal numerasi.
5 Rendahnya keaktifan Kajian Literatur Dari hasil kajian literatur dan
siswa dalam pembelajaran  Menurut Friani dkk (2017) siswa tidak aktif dalam wawancara dengan Kepala
mapel Produksi pembelajaran karena: Sekolah, teman sejawat dan
Pengolahan Hasil Herbal 1. Guru kurang mampu menstimulus siswa untuk pakar pendidikan, analisis yang
dan Perkebunan. menemukan sendiri masalah yang ada pada materi dapat saya simpulkan dari
pembelajaran penyebab rendahnya keaktifan
2. Pengelolaan dan pengawasan guru kurang mampu siswa dalam pembelajaran mapel
mengarahkan siswa yang kurang pintar untuk Produksi Pengolahan Hasil
terlibat aktif Herbal dan Perkebunan. ialah:
3. Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia 1. Guru kurang menstimulus
4. Guru kurang mampu menguasai teknologi siswa untuk aktif
2. Guru kurang inovasi dalam
 Menurut Kanza et al (2020) selama ini proses pembelajaran sehingga
pembelajaran masih terpusat pada guru saja. sehingga terkesan
Penggunaan metode ceramah menjadi pilihan bagi membosankan
guru tanpa adanya suatu inovasi, sehingga siswa 3. Guru kurang membangun
menjadi bosan dan cenderung pasif. Hal ini kepercayaan diri siswa
menimbulkan keaktifan siswa yang rendah. 4. Guru kurang perhatian
terhadap siswa yang kurang
 Menurut Izzah dkk (2022) Faktor pemicu turunnya aktif
keaktifan siswa dalam pembelajaran yaitu motivasi 5. Guru cenderung
belajar siswa, lingkungan belajar siswa dan peran mengabaikan respon siswa
guru dalam meningkatkan keaktifan siswa.
Hasil Wawancara
 Menurut Kepala Sekolah SMK N 1 Jepara
Sugiyanto, S.Pd, S.ST, M.Pd keaktifan siswa dalam
pembelajaran dipengaruhi oleh:
1. Karakter siswa yang beragam, ada yang sangat aktif
dan ada yang sangat pasif sehingga guru perlu
perhatian lebih terhadap karakteristik siswanya.
2. Kurangnya variasi model pembelajaran yang
diterapkan guru sehingga anak tidak tertarik.
3. Guru kurang menstimulus siswa untuk aktif.

 Menurut Waka Kurikulum Taufik Fadholi, S.Pd,


M.Pd, rendahnya keaktifan siswa dalam prose
pemelajaran adalah:
1. Guru tidak banyak berinovasi dalam model
pembelajaran sehingga siswa tidak memahami
materi yang diajarkan
2. Guru kurang melakukan analisa dan evaluasi
pembelajarannya sehingga megabaikan respon
siswa

 Menurut teman sejawat Murdaningsih, S.Pd tidak


aktifnya siswa dalam proses pembelajaran
dikarenakan:
1. Literasi dan pemahaman siswa yang kurang
sehingga dia tidak tau harus bertanya apa.
2. Cara penyampaian guru yang belum bisa dipahami
siswa karena penyampaian yang terlalu berbelit-
belit.
3. Cara penyampaian guru yang
membosankan dan tidak menarik

 Menurut pakar pendidikan Sri Rahayu Ningtyas,


S.Pi, M.Sc siswa tidak aktif dalam pembelajaran
karena:
1. Cara guru yang tidak mencoba memberikan
interaksi dengan siswa.
2. Siswa tidak fokus dalam pembelajaran karena faktor
dirinya sendiri, seperti ada masalah pribadi.
3. Kurangnya kepercayaan diri siswa, dimana dia takut
jika salah atau jadi perhatian teman-temannya.

 Menurut Panjang Afra, S.Pd, M.Pd kurang aktifnya


siswa dalam pembelajaran karena:
1. Model pembelajaran yang diberikan guru kurang
variatif
2. Guru tidak melakukan pengkondisian kelas terlebih
dahulu, seperti membuat kesepakatan kepada siswa
selama pembelajaran berlangsung ada peraturan
yang harus dipatuhi, seperti harus aktif bertanya,
tidak bermain gadget dan tidur di kelas.
Daftar Pustaka

Friani, I., Sulaiman dan Mislinawati, (2017). Kendala Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran pada Pembelajaran Tematik
Berdasarkan Kurikulum 2013 di SD Negeri Kota Banda Aceh. Aceh. FKIP Unsyiah

Fuadi, H., Robbia, A, Z., dkk (2020). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik. Mataram.
Univeritas Mataram

Hijjayati, Z., Makki, M., Oktaviyanti, I., (2022) Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Baca-Tulis Siswa Kelas 3 di
SDN Sapit. Mataram. Universitas Mataram

Izzah, F., Khofshoh, Y., Sholihah, Z., Nurningtias, Y., & Wakhidah, N. (2022). Analisis Faktor–Faktor Pemicu Turunnya Keaktifan Siswa
Dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Ipa Di Masa Pandemi. Pensa: E-Jurnal Pendidikan Sains, 10(1), 150-154.
Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/43965

Kanza, Fitrian, N, R., et al. (2020). Analisis Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model Project Based Learning Dengan Pendekatan
Stem Pada Pembelajaran Fisika Materi Elastisitas Di Kelas Xi Mipa 5 Sma Negeri 2 Jember. Jember. Universitas Jember

Mahmud, M.R., Pratiwi, I, dkk (2019). Literasi Numerasi Siswa dalam Pemecahan Masalah Tidak Terstruktur. Kalamatika Jurnal
Pendidikan Matematika, 4(1), 69-88

Nasoha, S, R., Araiku, J., dkk (2022). Kemampuan Numerasi Siswa Melalui Implementasi Bahan Ajar Matematika berbasis Problem
Based Learning. Palembang. Universitas Sriwijaya
Soleman, W, H., (2018). Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Nilai Semester Siswa Untuk Mencapai Angka Kriteria
Ketuntasan Minimal. Maluku Utara. SMP N 14 Halmahera

Sudaryono, M, A., (2018). Analisis Faktor Penyebab Ketidaktercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal dalam Pembelajaran Sosiologi
Siswa Kelas XII IIS. Pontianak. Universitas Tanjungpura

Suryadi, A., Romadi, Amin, S., (2019). Historia Pedagogia. Semarang. Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai