Konsep Dasar Finite Element Method

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

a.

Konsep Dasar Finite Element


Method
FEM adalah singkatan dari Finite Element Method, dalam bahasa Indonesia
disebut Metode Elemen Hingga. Konsep paling dasar FEM adalah, menyelesaikan
suatu problem dengan cara membagi obyek analisa menjadi bagian-bagian kecil
yang terhingga. Bagian-bagian kecil ini kemudian dianalisa dan hasilnya
digabungkan kembali untuk mendapatkan penyelesaian untuk keseluruhan daerah.
Kata “finite atau terhingga” digunakan untuk menekankan bahwa bagian-bagian kecil
tersebut tidak tak terhingga, seperti yang lazim digunakan pada metode integral
analitik.
Membagi bagian analisa menjadi bagian-bagian kecil disebut “discretizing atau
diskritisasi”. Bagian-bagian kecil ini disebut elemen, yang terdiri dari titik-titik sudut
(disebut nodal, atau node) dan daerah elemen yang terbentuk dari titik-titik tersebut.
Membagi sebuah object menjadi bagian-bagian kecil secara fisika sebenarnya
menuntun kita kepada pembuatan persamaan diferensial. Jadi secara lebih
matematis, FEM didefinisikan sebagai teknik numerik untuk menyelesaikan problem
yang dinyatakan dalam persamaan diferensial. Namun biasanya definisi FEM secara
matematis memberikan kesan yang rumit yang sebenarnya tidak perlu. Oleh karena
itu dalam pelajaran kita, pendekatan matematis tidak terlalu ditekankan.
Meski demikian, mengingat pentingnya, ilustrasi persamaan antara FEM dan
diferensial-integral (kalkulus) akan kita bahas secara detail pada kesempatan
berikutnya.

Untuk saat ini, yang perlu kita fahami lebih dahulu adalah gambaran besar cara kerja
FEM.

Secara umum langkah-langkah dalam FEM bisa diringkas sebagai berikut:

1. Membagi obyek analisa ke dalam elemen-element kecil.


2. Melakukan modelisasi sederhana yang berlaku untuk setiap elemen. Misalnya
dimodelkan sebagai pegas, di mana pegas ini sifatnya sederhana, yaitu
tegangan berbanding lurus dengan perubahan bentuknya.
3. Membuat formula sederhana untuk setiap element tersebut. Misalnya untuk
pegas berlaku hukum f = k.x. Di manak adalah konstanta pegas, dan x adalah
pertambahan panjang pegas. Pada langkah ini kita akan memperoleh sebuah
persamaan yang disebut “element stiffness matrix” atau matriks kekakuan
elemen.
4. Mengkombinasikan seluruh elemen dan membuat persamaan simultan yang
mencakup semua variabel. Untuk elemen yang dimodelkan dengan pegas,
mencakup f, k, dan x dari semua elemen.Biasanya pada langkah ini kita akan
memperoleh sebuah persamaan yang disebut “global stiffness matrix” atau
matriks kekakuan global.
Langkah-langkah di atas secara singkat digambarkan pada ilustrasi berikut.
Finite Element Method (FEM) atau biasanya disebut Finite Element Analysis (FEA), adalah
prosedur numeris yang dapat dipakai untuk menyelsaikan masalah-masalah dalam bidang
rekayasa (engineering), seperti analisa tegangan pada struktur, frekuensi pribadi dan mode
shape-nya, perpindahaan panas, elektromagnetis, dan aliran fluida (Moaveni).
Metode ini digunakan pada masalah-masalah rekayasa dimana exact solution/analytical
solution tidak dapat menyelsaikannya. Inti dari FEM adalah membagi suatu benda yang akan
dianalisa, menjadi beberapa bagian dengan jumlah hingga (finite). Bagian-bagian ini disebut
elemen yang tiap elemen satu dengan elemen lainnya dihubungkan dengan nodal (node).
Kemudian dibangun persamaan matematika yang menjadi reprensentasi benda tersebut. Proses
pembagian benda menjadi beberapa bagian disebut meshing.
Untuk menggambarkan dasar pendekatan FEM perhatikan gambar 1. Gambar 1 adalah gambar
sebuah plate yang akan dicari distribusi temperaturnya. Bentuk geometri plate di
”meshing”menjadi bagian-bagian kecil bentuk segitiga untuk mencari solusi yang berupa
distribusi temperatur plate. Sebenarnya kasus ini dapat diselsaikan dengan cara langsung yaitu
dengan persamaan kesetimbangan panas (heat balance equation). Namun untuk geomtri yang
rumit seperti engine block diperlukan FEM untuk mencari distribusi temperatur.
Gambar 1. Meshing pada plate. Sumber: A First Course in Finite Elements. Jacob Fish & Ted
Belytschko.

Langkah Dasar dalam Metode Elemen Hingga


Langkah-langkah dasar dalam finite element analysis adalah sebagai berikut:
Processing Phase

1.      Membuat dan menentukan daerah yang akan diselesaikan menggunakan elemen hingga,
kemudian menguraikan masalah menjadi nodal-nodal dan elemen-elemen.

2.      Mengasumsikan bentuk fungsi untuk menggambarkan sifat fisik dari sebuah elemen, yang
merupakan pendekatan fungsi kontinyu yang diasumsikan untuk menggambarkan solusi dari
sebuah elemen.

3.      Menyelesaikan persamaan untuk sebuah elemen

4.      Menyatukan elemen-elemen untuk menghadirkan keseluruhan masalah. Membentuk


matrik kekakuan global discretize.

5.      Terapkan kondisi batas, kondisi awal dan pembebanan.

Solution Phase

Memecahkan satu set persamaan aljabar linier atau non linier secara cepat untuk mendapatkan
hasil nodal seperti nilai perpindahan pada nodal-nodal yang berbeda atau nilai temperatur
pada nodal-nodal yang berbeda dalam masalah perpindahan panas

Postprocesssing Phase
Pada sesi ini kita akan mendapatkan informasi penting lainnya. Seperti nilai tegangan (stress)
dalam analisa statik, distribusi kecepatan meknika fluida, distribusi temperatur dan lain-lain.

 Finite Element Method (Metode Elemen Hingga)  atau biasa disebut FEM adalah suatu
teknik numerik untuk menemukan solusi perkiraan persamaan diferensial parsial (PDP) serta
persamaan integral. Pendekatan solusi didasarkan baik pada menghilangkan persamaan
diferensial sepenuhnya (masalah steady state), atau rendering PDE ke sistem mendekati
persamaan diferensial biasa, yang kemudian diintegrasikan secara numerik menggunakan
teknik standar seperti metode Euler, Runge-Kutta, dll. (id.wikipedia).  
Bisa juga diartikan sebagai sebuah metode untuk menyelesaikan sebuah persamaan
dengan perkiraan kuantitas yang kontinu sebagai satu set jumlah pada titik-titik diskrit, sering
secara teratur spasi ke dalam apa yang disebut grid atau mesh. Karena metode elemen hingga
dapat disesuaikan dengan kompleksitas permasalahan besar dan geometri biasa, mereka
adalah alat yang sangat kuat dalam pemecahan masalah penting dalam transfer panas,
mekanika fluida, dan sistem mekanis. Selain itu, ketersediaan komputer cepat dan murah
memungkinkan masalah yang sulit dipecahkan dengan menggunakan metode analitik atau
mekanis harus dipecahkan secara langsung dengan menggunakan metode elemen.

Pembahasan
            Finite Element Method pada awalnya merupakan kebutuhan untuk memecahkan
permasalahan elastisitas yang kompleks dan masalah analisis struktural di dalam sipil dan
aeronautical engineering. Usianya lebih dari 40 tahun, dan hingga kini masih tetap dipakai,
bahkan makin  disukai. Metode ini berusaha memecahkan partial differential equations dan
persamaan integrasi lainnya yang dihasilkan dari hasil diskritisasi benda kontinum. Meski berupa
pendekatan, metode ini dikenal cukup ampuh memecahkan struktur-struktur yang kompleks
dalam analisis mekanika benda padat (solid mechanics) dan perpindahan panas (heat transfer).
Biasanya matematikawan mencari closed-form solution untuk suatu kasus fisika, dan karena
mentok mereka lalu memanfaatkan metode numerik ini untuk memecahkan kasusnya. 
            Saat ini, banyak sekali software FEM berkeliaran dengan berbagai mutu dan kemudahan.
Software ini biasanya sangat ramah-sama-pengguna (user-friendly) tapi tidak dompet-friendly
(mahal). Contoh dari software ini adalah MSC.NASTRAN, ABAQUS, ANSYS, LSDYNA, dan
lainnya. Pengguna software FEM kemudian terbiasa melihat GUI (graphic user interface) di
mana suatu benda didiskritisasi menjadi sekian puluh bahkan ribu elemen. Istilah baru kemudian
muncul yaitu Finite Element Modeling, karena pengguna hanya memodelkan fisik suatu benda
dengan elemen-elemen kecil, mendefinisikan sifat-sifat material, memberikan kondisi batas dan
pembebanan, menjalankan software. Ini yg dinamakan pre-processing. Fase post-processing
biasanya lebih sulit karena pengguna diharapkan bisa menginterpretasi hasil, menganalisis angka
dan fisik yang dihasilkan dan melakukan trouble-shooting jika hasilnya kurang memuaskan. Ada
yg bilang FEM software ini G-I-G-O alias garbage-in-garbage-out. Dan ini benar! Apa saja yg
kita masukkan ke dalam software tentu akan menghasilkan sesuatu, entah itu berupa angka atau
berupa error message. Kalau memasukan sampah ya keluarnya juga sampah (begitu arti
literalnya). Untuk mengatasi ini, pengguna diharapkan sudah memahami formulasi, jenis elemen,
kelebihan dan kelemahan suatu metode sebelum menggunakan FEM software. 
            Finite Element Analysis dibangun sebagai metode numeric untuk analisa tegangan, tapi
sekarang pemakainanya telah meluas sebagai metode yang umum untuk banyak permasalahan
engineering kompleks dan ilmu-ilmu fisika. Mengandung banyak perhitungan, pertumbuhannya
berhubungan dekat dengan pengembangan teknologi komputer. 
            Finitie Element adalah salah satu dari metode numerik yang memanfaatkan operasi matrix
untuk menyelesaikan masalah-masalah fisik. Metode lain yang adalah metode analitik, yang
untuk melakukannya diperlukan suatu persamaan matematik yang merupakan model dari perilaku
fisik. Semakin rumit perilaku fisiknya (karena kerumitan bentuk geometri, banyaknya interaksi
beban, constrain, sifat material, dll) maka semakin sulit atau bahkan mustahil di bangun suatu
model matematik yang bisa mewakili permasalahan tersebut. Alternatif metodenya adalah dengan
cara membagi kasus tadi menjadi bagian-bagian kecil yang sederhana yang mana pada bagian
kecil tersebut kita bisa membangun model matematik dengan lebih sederhana. Kemudian
interaksi antar bagian kecil tersbut ditentukan berdasarkan fenomena fisik yang akan
diselesaikan. Metode ini dikenal sebagi metode elemen hingga, karena kita membagi
permasalahan menjadi sejumlah elemen tertentu (finite) untuk mewakili permasalah yang
sebenarnya jumlah elemennya adalah tidak berhingga (kontinum). 

  Jenis-Jenis Finite Element Method

Secara umum ada beberapa jenis metode didalam Finite Elemen Method (FEM) yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di dalam dunia teknik. Perluasan dari
metode finite elemen tersebut memang banyak macamnya. Berikut beberapa perluasan dari
Finite Elemen Method (FEM). 

1. hp-FEM
hp- FEM adalah versi umum dari metode elemen hingga (FEM), sebuah numerik
metode untuk memecahkan persamaan diferensial parsial berdasarkan perkiraan piecewise-
polinomial menggunakan unsur-unsur variabel ukuran (h) dan derajat polinomial (p). 

2. Extended finite element method (XFEM)


Extended finite element method (XFEM) adalah metode teknik numerik yang
memperpanjang klasik metode elemen hingga (FEM) dengan pendekatan memperluas ruang
untuk solusi solusi untuk persamaan diferensial dengan fungsi kontinu.  

3. Spectral method
Metode spektral adalah sebuah teknik yang digunakan dalam matematika terapan dan
komputasi ilmiah tertentu untuk menyelesaikan secara numerik dengan menggunakan
persamaan diferensial parsial (PDEs),dan sering juga melibatkan penggunaan Fast Fourier
Transform. Metode spectral memiliki tingkat error yang sangat baik yang disebut dengan
“exponential convergen” sehingga membuat metode ini menjadi yang tercepat. 

4. Meshfree methods
Metode meshfree merupakan kelas tertentu dari numerical simulation algorithms
untuk mensimulasikan fenomena-fenomena yang berupa fisik. Simulasi algoritma tradisional
mengandalkan pada grid atau mesh sedangkan metode meshfree menggunakan pendekatan
simulasi geometri dalam peghitungannya. Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari metode
meshfree dibanding dengan metode konvensional. 

5. Discontinuous Galerkin method


Metode Galerkin diskontinu pertama kali diusulkan dan dianalisis pada awal 1970-an
sebagai suatu teknik untuk menyelesaikan secara numerik persamaan diferensial parsial. Pada
tahun 1973 Reed dan Hill memperkenalkan metode Discontinuous Galerkin untuk
memecahkan persamaan transpor netron hiperbolik. Metode ini digunakan untuk
memecahkan persamaan diferensial parsial dengan menggabungkan fitur dari finite element
dan volume element, dan berhasil diaplikasikan untuk ukuran seperti hiperbolik, elips dan
parabola.

b. Metode Elemen Batas atau Boundary Element Method (MEB), adalah salah


satu dari banyak metode numerik berbasis diskritisasi untuk menyelesaikan
persamaan diferensial dengan kondisi batas (boundary conditions) tertentu.
Berbeda dengan beberapa pendahulunya seperti Metode Elemen Hingga (Finite Element
Method) yang menyelesaikan problema berbasis diskritisasi pada domain, MEB -identik
dengan namanya- memecahkan kasus dengan diskritisasi pada batas (boundary). Salah
satu keunggulan dari metode ini adalah fleksibilitasnya dalam memilih nilai internal
domain yang akan diselesaikan.
Penggunaan MEB sebagai solusi problema fisis yang berbasis persamaan diferensial
sudah banyak dilakukan di kalangan engineer dan saintis dunia. Dengan berbagai
karakterisitk uniknya, MEB menjadi metode numerik yang handal dalam beberapa kasus
fisis. Tidak berlebihan,  portal ini akan memberikan pengenalan dan wawasan mengenai
MEB kepada para pembelajar demi percepatan perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia.

c. Metode elemen diskrit adalah Sebuah metode elemen diskrit (DEM), juga disebut
metode elemen yang berbeda adalah salah satu dari metode numerik untuk
komputasi gerak dan efek dari sejumlah besar partikel kecil. Meskipun DEM
adalah sangat erat kaitannya dengan dinamika molekul, metode ini umumnya
dibedakan oleh dimasukkannya rotasi derajat-of-kebebasan serta kontak stateful
dan geometri seringkali rumit (termasuk polyhedra). Dengan kemajuan dalam daya
komputasi dan algoritma numerik untuk menyortir tetangga terdekat, telah menjadi
mungkin untuk numerik mensimulasikan jutaan partikel pada prosesor tunggal.
Hari DEM menjadi diterima secara luas sebagai metode yang efektif untuk
menangani masalah teknik dalam bahan granular dan terputus-putus, terutama di
aliran granular, mekanik bubuk, dan mekanika batuan. Metode elemen diskrit
relatif komputasi intensif, yang membatasi baik panjang simulasi atau jumlah
partikel. Beberapa kode DEM, seperti halnya molekul kode dinamika, mengambil
keuntungan dari kemampuan pemrosesan paralel (dibagi atau didistribusikan
sistem) untuk meningkatkan jumlah partikel atau panjang simulasi. Sebuah
alternatif untuk mengobati semua partikel terpisah adalah rata-rata fisika di banyak
partikel dan dengan demikian memperlakukan materi sebagai sebuah kontinum.
Dalam kasus perilaku granular padat-seperti dalam mekanika tanah, pendekatan
kontinum biasanya memperlakukan materi sebagai elastis atau elasto-plastik dan
model dengan metode elemen hingga atau metode bebas mesh. Dalam kasus
seperti cairan atau gas-seperti aliran granular, pendekatan kontinum dapat
mengobati materi sebagai cairan dan menggunakan komputasi dinamika fluida.
Kelemahan homogenisasi fisika skala granular, bagaimanapun, terdokumentasi
dengan baik dan harus dipertimbangkan secara hati-hati sebelum mencoba untuk
menggunakan pendekatan kontinum.
d. Combined finite and discrete method

ia kertas menyajikan kombinasi metode diskrit elemen (DEM) dan metode elemen hingga
(FEM) untuk analisis dinamis masalah geomekanika. model gabungan dapat menggunakan
bola (atau silinder dalam 2D) elemen kaku dan elemen hingga dalam diskritisasi dari
berbagai bagian dari sistem. The FEM adalah alat yang cocok untuk model bahan tanah /
batuan sedangkan FEM dalam banyak kasus bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk
model bagian lain dari sistem dipertimbangkan. Sebuah contoh dapat menjadi idealisasi
pemotongan batu dengan alat diskretisasi dengan elemen terbatas dan batu atau tanah sampel
dimodelkan dengan elemen diskrit. The FEM disajikan dalam makalah yang memungkinkan
deformasi elasto-plastik besar di daerah padat. masalah seperti ini membutuhkan penggunaan
stabil FEM untuk menangani kendala inkompresibilitas untuk menghilangkan penguncian
cacat volumetrik, terutama ketika menggunakan elemen segitiga dan tetrahedra dengan
pesanan interpolasi yang sama untuk perpindahan dan variabel tekanan. Di koran stabilisasi
berdasarkan kalkulus terbatas pendekatan (FIC) yang digunakan. Kedua algoritma teoritis
DEM dan stabil FEM diimplementasikan dalam kode dinamis eksplisit. Makalah ini
menyajikan beberapa rincian dari kedua formulasi. Sebuah algoritma numerik gabungan
dijelaskan akhirnya. Hasil numerik yang dipilih menggambarkan kemungkinan dan kinerja
diskrit / analisis elemen hingga di masalah geomekanika.

Anda mungkin juga menyukai