BAB IV Penggabungan Agregat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

BAB IV

MIX DESIGN

IV.1 PEGGABUNGAN AGREGAT

IV.1.1 TEORI DASAR

Penggabungan agregat atau susunan butir adalah distribusi dari ukuran


agregat. Distribusi ini bervareasi dapat di bedakan menjadi tiga yaitu gradasi
sela (gap grade), gradasi menerus (continous grade) dan gradasi seragam
(uniform grade). Untuk mengetahui gradeasi tesebut dilakukan pengujian
melalui analisa ayak sesuai dengan standard dari BS 812, ASTM C-33, C 136,
ASHTO T.26 ataupun Standard Nasional Indonesia.

Beberapa ukuran saringan yang digunakan untuk mengetahui gradasi


agregat dapat dilihat pada tabel 2.5 diatas.

Pengaruh susunan butir terhadap sifat aduk/beton segar adalah sebagai berikut :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

 Mempunyai sifat mampu dikerjakan (workability)


 Mempengaruhi sifat kohesif campuran agregat, semen dan air.
 Mempengaruhi keseragaman/homogenitas adukan sehingga akan berpengaruh
pada cara pengecoran dan pewadahan.
 Mempengaruhi sifat segregasi (pemisahan butir) atau juga bleding.
 Mempengaruhi hasil pekerjaan finishing permukaan beton dan adukan.
 Pengaruh susunan butir terhadap sifat aduk/beton keras adalah seagai berikut :
 Mepengaruhi porositas
 Berpengaruh terhadap sifat kedap air
 Berpengaruh terhadap keadatan

Susunan butir yang ada diperdagangan atau di alam biasanya tidak


memiliki persyaratan yang dikehendaki, sehingga perlu adanya pengagabungan
agregat halus dan kasar untuk mendapatkan susunan butir tertentu yang sesuai
dengan pedoman kurva butir.

SK.SNI. T-15-1990 -3 meberikan syarat-syarat untuk agregat halus


yang diapdosi dari British Standard di Inggris. Agregat halus
dikelompokan dalam 4 daerah (zona) seperti pada tabel 2.6 disamping. 
Batas gradasi ini sering juga ditampilkan dalam bentuk gambar sbb:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

Gradasi yang baik kadang sangat sulit didapatkan  langsung dari suatu tempat
(quarry). Dalam Praktek,basanya dilakukan pencampuran agar didapatkan gradasi
yang baik antara agregat kasar dengan agregat halus.SK.SNI T-15-1990-3:21
memberikan batasan gradasi yang diadopsi dari B.S.,seperti pada tabel berikut :

Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar  berikut :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

 Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar  berikut :

  Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar  berikut :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

  Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar  berikut :

IV.1.2 PENGGABUNGAN AGREGAT


Yang dimaksud dengan penggabungan agregat adalah pencampuran agregat halus
dan kasar, sehingga menjadi campuran yang homogen dan mempunyai susunan butir
sesuai dengan standar.
Penggabungan agregat dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1) Cara Coba-coba ( trial and error )
Prinsipnya :
a) Memahami batas gradasi yang disyaratkan.
b) Memasukan data spesifikasi gradasi pada kolom gradasi spesifikasi limit pada
lampiran.
c) Memasukan prosentase fobs saringan pada masing-masing jenis agregat
kedalam prosentase passing (lewat)
d) Memasukan spesifikasi ideal pada kolom target value, yaitu nilai salah satu
dari spesifikasi ideal yang disyaratkan.
e) Mengambil slah satu spesifikasi ideal, dengan jenis yang ada dalam hal ini
agregat kasar, sedang dan halus..

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

2) Cara Diagonal
Prinsip kerjanya           :
a) Mengetahui persyaratan gradasi yang diminta.
b) Dibuat gambar empat persegi panjang, dengan ukuran (10 x 20) cm pada kertas
milimiter block.
c) Buat garis diagonal dari sisi kiri bawah ke sisi kanan atas.
d) Untuk sisi vertical(10 cm) adalah merupakan % lolos saringan.
e) Dengan melihat ideal spesifikasi, letakan setiap nilai ideal spesifikasi pada
garis tiap-tiap yang  diwujudkan berupa titik. 
f) Dari tiap-tiap titik pada diagonal tersebut ditarik garis vertical untuk
menuliskan nomor-nomor saringan.
g) Menggambarkan grafik % lolos saringan dari masing-masing fraksi
batuan(agregat 1 dan 2). Untuk menentukan % jenis batuan 2, dapat dilihat
dengan jarak antara grafik fraksi 2 terhadap garis tepi atas yang mana
merupakan satu garis lurus.
h) Pada kedua jarak itu, tariklah garis vertical yang memotong garis diagonal pada
satu titik.
i) Dari titik potong tersebuat, tariklah garis mendatar kekanan sampai memotong
garis tepi empat persegi  panjang pada bagian sebelah kanan, sehingga
diperoleh titik yang merupakan titik % agregat 2 yang diperlukan.
j) Buatlah garis potong dengan jarak yang sama antara jarak terhadap agregat 3
(halus sama dengan jumlah jarak terhadap agregat 1 dan 2)
k) Dari titik potong ini ditarik garis mendatar kesamping kanan, sehingga
diperoleh titik dimana didapatkan % agregat 1,2, dan 3. Dengan demikian kita
telah memperoleh ketiga agregat dalam bentuk % (1,2,3)
l) Dalam presentase ini,fraksi-fraksi yang diperoleh dapat dihitung (…………
memenuhi syarat atau spesifikasi yang dipakai).

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

  

3)
Cara
Grafis
Prinsip Kerjanya:
a) Buatlah kotak dengan ukuran bujur sangkar (10 x 10 cm) sebanyak dua buah.
b) Untuk sisi kiri merupakan % agregat kasar.
c) Plot pada garis tepi titik-titik dari masing-masing nomer saringan untuk agregat
kasar.
d) Plot pada garis paling tepi untuk agregat sedang
e) Gabungkan masing-masing titik/nomor saringan yang sama.
f) Pada garis-garis penghubung tersebut ditentukan batas spesifikasi
g) Tentukan batas maksimum dan minimum yang paling dekat terhadap garis
agregat kasar dan agregat sedang yang paling dekat.
h) Dari batas maksimum dan minimum tersebut ditarik garis vertikal.
i) Tarik garis yang membagi dua daerah maksimum dan minimum sehingga dari
garis ini dapat ditentukan % agregat kasar dan halus.
j) Pada bujur sangkar yang  kedua, tarik garis mendatar untuk memindahkan
nomor-nomor saringan.
k) Pada garis sisi kanan sebagai agregat halus, tentukan titik-titik pada garis
tersebut sesuai ukuran saringan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

l) Hubungkan kedua titik pada garis agregat kasar dan agregat sedang serta
agregat halus.
m)Tentukan spesifikasi yang berlaku
n) Cari harga maksimum dan minimum yang mempunyai jarak terdekat.
o) Tarik garis vertikal dari masing-masing titik maksimum dan minimum tersebut.
p) Tarik garis pembagi dua, sehingga dapat ditentukan prosentase agregat kasar,
agregat sedang dan agregat halus.

4)
cara

Analitis

Menentukan campuran split, screen dan filler :


 Contoh butiran diatas no 8, sebagian besar diperoleh dari bahan screen
85.6%
 Dari ideal spesifikasi diperoleh 35 %
 Campuran split dan screen dapat dihitung dengan rumus :

dimana :
X   = % berat agregat Split yang diperlukan dalam
campuran
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR I
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

F   =  % berat agregat Screen yang melewati No. 8


S   =  % berat agregat Screen yang diperlukan lewat No. 8
C   = % berat agregat Split yang melewati No. 8
Perhitungan:
Analisa Saringan Agregat Halus

Berat contoh kering = 1000 gram

NOMOR BERAT PERSEN Σ PERSEN PERSEN


SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
mm gram % % %
No. 4 5 0.50 0.50 99.50
No.8 20 2.00 2.50 97.50
No. 16 50 5.00 7.50 92.50
No. 30 215 21.50 29.00 71.00
No. 50 370 37.00 66.00 34.00
No. 100 310 31.00 97.00 3.00
No. 200 20 2.00 99.00 1.00
pan 10 1 100.00 0
Jumlah 1000 100.00 301.50

Modulus Kehalusan Pasir (F) = 301.50


= 3.02
100

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR IV
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

Analisa Saringan Agregat Kasar

Berat contoh kering = 1500 gram

NOMOR BERAT PERSEN Σ PERSEN PERSEN


SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
mm gram % % %
3/4' 0 0.00 0.000 100.00
1/2' 310 20.67 20.667 79.33
3/8' 980 65.33 86.000 14.00
4 210 14.00 100.000 0.00
8 0 0.00 100.000 0.00
16 0 0.00 100.000 0.00
30 0 0.00 100.000 0.00
50 0 0.00 100.000 0.00
100 0 0.00 100.000 0.00
pan 0 0.00 100.000 0.00
Jumlah 1500 100.00 706.667

Modulus Kehalusan Kerikil (F) = 706.667


= 7.07
100
Modulus halus butir agregat dari campuran pasir dan kerikil untuk bahn pembuat beton
berkisar antara 5,0 - 6,5 (kardiyono Tjokrodimuljo 1996:26).

Modulus Halus Butir campuran direncanakan sebesar 6


maka dapat dihitung :      
                 
w = K-C            
X 100%
  C-P            
                 
= 7.07 - 5.5
X 100 = 63 %
  5.5 - 3.02

Berat pasir terhadap kerikil sebesar 63 % atau dapat dikatakan perbandingan sebesar
63:100 atau 1:2.585
 
Berat pasir = 1  
X 100 = 39 %
    2.5861  
                 
Berat kerikil = 1.586  
X 100 = 61 %
    2.5861  

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR IV
LAPORAN LABORATORIUM STUKTUR DAN BAHAN

Nomor Persentase lolos (%) Agregat


Pasir X Kerikil X
32% 68% Gabunga
Saringan Pasir Kerikil
n
mm  
3/4' 100 100.00 39 61 100.00
1/2' 100 79.33 38.7 48.7 87.3
3/8' 100 14.00 38.7 8.6 47.3
4 99.50 0.00 38.5 0.0 38.5
8 97.50 0.00 37.7 0.0 37.7
16 92.50 0.00 35.8 0.0 35.8
30 71.00 0.00 27.5 0.0 27.5
50 34.00 0.00 13.1 0.0 13.1
100 3.00 0.00 1.2 0.0 1.2
200 1.00 0.00 0.4 0.0 0.4
Jumlah 698.50 193.33 270.10 118.58 388.68

grafik penggabungan agregat


120

100

80
Pasir
Lolos

60 Kerikil
Gabungan
40

20

0
0 3 6 9 12

Saringan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR IV

Anda mungkin juga menyukai