Part 2 (Komponen Tarik) PDF
Part 2 (Komponen Tarik) PDF
Part 2 (Komponen Tarik) PDF
,
M.Eng.
(TENSION MEMBERS)
LRFD Perencanaan
berdasarkan faktor
(Load and Resistance beban dan faktor
Factor Design) tahanan.
METODE
PERENCANAAN
ASD Perencanaan
berdasarkan
(Allowed Strength tegangan yang
Design) diijinkan.
BEBAN
MATI
BEBAN BEBAN
GEMPA HIDUP
JENIS
PEMBEBANAN
BEBAN BEBAN
AIR ANGIN
HUJAN
Beban Mati
Beban yang tidak dapat dipindah-pindah sepanjang masa, dan melekat
pada struktur yang mendukungnya
Beban Hidup
Beban-beban gravitasi yang berubah pada waktu-waktu tertentu, baik besarnya
maupun tempatnya
Beban Angin
semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan
oleh selisih dalam tekanan udara
Beban Gempa
Beban yang diakibatkan oleh suatu gempa bumi bekerja pada arah horizontal dan
kadang-kadang vertikal
FAKTOR BEBAN YANG DIGUNAKAN
(SNI 03-1729-2002)
LRFD ASD
1,4DL Faktor Beban adalah 1
1,2DL + 1,6 WL
1,2DL + 1,3W
1,2DL + 1,0E
0,9DL + 1,3W
0,9DL + 1,0E
SIFAT-SIFAT MEKANIS BAJA STRUKTURAL
Tegangan Putus Tegangan Leleh
Regangan Minimum
JENIS BAJA Minumum Minimum
(%)
Fy (MPa) Fu (MPa)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Penyelesaian:
Luas kotor (Ag) = 6 mm x 100 mm
= 600 mm2
Lebar Lubang = 19 mm + 2 mm
= 21 mm
Luas Netto (An) = Ag – Jlh Lubang (Lebar lubang x tebal pelat)
= 600 mm2 – 1 (21 mm x 6 mm)
= 474 mm2
Kontrol :
An < 0.85 x Ag
474 mm2 < 0.85 x 600 mm2
474 mm2 < 510 mm2 (OK)
Contoh 2:
Tentukan An minimum dari batang tarik berikut ini, baut Ø19 mm, tebal pelat 60mm!
Penyelesaian:
Luas kotor (Ag) = 6 mm x (60+60+100+75)mm Kontrol: An < 0.85 x Ag
= 1770 mm2 < 0.85 x 1770 mm2
Lebar Lubang = 19 mm + 2 mm < 1504,5 mm2 (jadi An minimum adalah 1504,5mm2)
= 21 mm
Potongan AD à An = 1770mm2 -(2x21mmx6mm)
= 1518 mm2
Potongan ABDàAn= 1770mm2 -(3x21mmx6mm) + (552x6/4x60) + (552x6/4x100)
= 1513 mm2
Potongan ABCàAn= 1770mm2 -(3x21mmx6mm) + (552x6/4x60) + (502x6/4x100)
= 1505,125 mm2
Contoh 3:
Sambungan seperti pada gambar, yaitu dua buah pelat tebal 4mm disambung dengan tiga buah pelat dengan tebal 2 mm,
diameter alat penyambung dn=12 mm, jumlah alat penyambung 8 buah. Hitunglah luas penampang netto!
Penyelesaian:
Tebal pelat penyambung (t) = 2+2+2 = 6 mm
Lebar lubang = 12 mm + 2 mm = 14 mm
Potongan 1-2-3:
An = (h.t)-(3.t.D)
= (250x6)-(3x6x14)
= 1248 mm2
Potongan 1-4-2-5-3:
Potongan 1-4-5-3:
Tentukan An minimum dari batang tarik berikut ini, yang terbuat dari profil siku 100.150.10 baut Ø25 mm!
Penyelesaian:
Lebar Lubang = 25 mm + 2 mm
= 27 mm
= 1880 mm2
= 1978,3 mm2
Kontrol :
An < 0.85 x Ag
U = Koefisien reduksi
→
"
U=1− ≤ 0,9
)
Dimana: x = eksentrisitas sambungan
L = panjang sambungan dalam arah gaya tarik
EKSENTRISITAS SAMBUNGAN (X)
KOEFISIEN REDUKSI (U)
U = 1 (bila seluruh ujung penampang dilas)
U = 1 untuk 𝑙 ≥ 2𝑤
U = 0,87 untuk 2𝑤 > 𝑙 ≥ 1,5𝑤
U = 0,75 untuk 1,5𝑤 > 𝑙 ≥ 𝑤
Dimana
L = Panjang las
w = jarak antar las memanjang (lebar pelat)
Contoh 5:
Sebuah pelat 10x150 mm dihubungkan dengan pelat berukuran 10x250 mm menggunakan sambungan las seperti pada
gambar. Hitunglah tahanan tarik rencana dari struktur tersebut jika mutu baja adalah BJ 41 (fy=250MPa, fu=410MPa)!
Penyelesaian:
Kondisi leleh:
ØNn = ØAg . fy
= 0,90 x 10mm x 150mm x 250MPa
= 33,75 ton
Kondisi fraktur:
1,5w = 225 mm > l = 200mm > w = 150mm à U = 0,75
Ae = U . An
= 0,75 x 10mm x 150 mm
= 1125 mm2
ØNn = ØAe . fu
= 0,75 x 1125mm2 x 410N/mm2
= 34,6 ton
Jadi, tahanan tarik rencana dari komponen struktur tersebut adalah sebesar 33,75 ton.
Contoh 6:
Hitunglah tahanan tarik rencana dari profil siku 50.50.5 yang dihubungkan pada suatu pelat buhul seperti pada gambar
berikut. Mutu baja adalah BJ37.
Penyelesaian:
Karena pada ujung profil siku juga terdapat sambungan las,maka nilai U harus dihitung berdasarkan persamaan:
Kondisi leleh:
ØNn = ØAg . fy
= 0,90 x 480mm x 240MPa
= 10,368 ton
Kondisi fraktur:
Ae = U. Ag = 0,72 x 480 mm2 = 345,6 mm2
ØNn = ØAe . fu
= 0,75 x 345,6mm2 x 370MPa
= 9,59 ton
Jadi, tahanan tarik rencana dari komponen struktur tersebut adalah sebesar 9,59 ton.
Contoh 7:
Suatu pelat baja setebal 20 mm disambungkan ke sebuah pelat buhul dengan alat sambung baut berdiameter 19 mm. Jika
mutu baja BJ 37, hitunglah beban kerja maksimum yang dapat dipikul oleh pelat tersebut (beban bekerja terdiri dari 20%
beban mati dan 80% beban hidup).
Penyelesaian:
Menghitung luas netto (An):
Potongan 1-2-3:
An = 20.(230 – 3.(19+2)) = 5140 mm2
Potongan 1-4-2-5-3:
An = 20.(230 – 5.(19+2)) + 4x(802x20)/(4x60) = 6433,3 mm2
Potongan 1-4-5-3:
An = 20.(230 – 4.(19+2)) + 2x(802x20)/(4x60) = 5786,6 mm2
Potongan 1-4-6:
An = 20.(230 – 3.(19+2)) +(802x20)/(4x60)+(502x20)/(4x60) = 5881,63 mm2
85%.Ag = 0,85 x 320mm x 20mm
= 5440 mm2
Jadi, An min = 5140 mm2
Koefisien reduksi:
Kondisi leleh:
ØNn = ØAg . fy
= 0,90 x 6400mm x 240MPa
= 138,24 ton
Kondisi fraktur:
Ae = U. An = 0,9 x 5140 mm2 = 4626 mm2
ØNn = ØAe . fu
= 0,75 x 4626mm2 x 370MPa
= 128,3715 ton
ØNn = Nu
128,3715 = 1,2D +1,6L
128,3715 = 1,2.(0,2T) + 1,6.(0,8T)
128,3715 = 0,24T + 1,28T
128,3715 = 1,52T
84,45 = T
Jadi, beban kerja maksimum yang boleh bekerja adalah sebesar 84,45 ton.
Flash back
Batang tarik sepanjang 10 meter, gaya yang bekerja adalah Beban Mati
sebesar 50 ton dan Beban Hidup 40 ton. Rencanakan profil yang digunakan
dengan BJ 37. Profil yang digunakan profil WF.
Flash back
Penyelesaian:
Kombinasi Pembebanan:
à 1,4DL = 1,4 x 50 ton = 70 ton
à 1,2DL + 1,6LL = (1,2x50ton) + (1,6x40ton) = 124 ton
1. Kondisi Leleh
2. Kondisi Fraktur 𝑇! ≤ 𝜙 𝑇"
Flash back
1. Kondisi Leleh 2. Kondisi Fraktur
Tu < 𝜙 𝑇! Tu < 𝜙 𝑇!
Tu < 0,9 fy Ag Tu < 0,75 fu Ae
𝑇#
𝐴" ≥ 𝑇'
0,9 . 𝑓𝑦 𝐴( ≥
124 𝑡𝑜𝑛 0,75 . 𝑓𝑢
𝐴" ≥
0,9 . 24000𝑡𝑜𝑛/𝑚$ 124 𝑡𝑜𝑛
𝐴! . 𝑈 ≥
Ag > 0,005741 m2 0,75 . 37000𝑡𝑜𝑛/𝑚)
Ag > 57,41 cm2 𝐴! . 𝑈 ≥ 0,004468 m2
44,68 𝑐𝑚)
𝐴! ≥
0,9
An > 49,64 cm2
Flash back
Kontrol Kelangsingan:
( +*** ,%
𝑖%&' = = = 4,17 < iy =
$)* $)* ,%
Cek:
𝑏 200 2
= =1 > … . . 𝑂𝐾
ℎ 200 3
GESER BLOK (BLOCK SHEAR)
Sebuah elemen pelat
tipis menerima beban
tarik dan
disambungkan
dengan alat
pengencang, tahanan
dari komponen tarik
tersebut kadang
ditentukan oleh
kondisi batas sobek,
atau sering disebut
geser blok.
Tahanan nominal tarik dalam keruntuhan geser blok diberikan oleh persamaan:
Geser leleh – Tarik fraktur ( 𝑓' . 𝐴!% ≥ 0,6. 𝑓' . 𝐴!* )
𝑻𝒏 = 𝟎, 𝟔. 𝒇𝒚 . 𝑨𝒈𝒗 + 𝒇𝒖 . 𝑨𝒏𝒕
Geser fraktur – Tarik leleh ( 𝑓' . 𝐴!% < 0,6. 𝑓' . 𝐴!* )
𝑻𝒏 = 𝟎, 𝟔. 𝒇𝒖 . 𝑨𝒏𝒗 + 𝒇𝒚 . 𝑨𝒈𝒕
dengan:
Agv = Luas kotor akibat geser
Agt = Luas kotor akibat tarik
Anv = Luas netto akibat geser
Ant = Luas netto akibat tarik
fu = Kuat tarik
fy = Kuat leleh
Contoh 8:
Hitunglah tahanan rencana komponen struktur tarik berikut, yang terbuat dari profil L 80.80.8. Mutu baja BJ37. Diameter baut
19mm. x 6400mm x 240MPa. Panjang batang tarik (Lk) adalah 2,5m. r=1,82cm. Ag = 1230mm2
Penyelesaian:
Kondisi leleh:
ØNn = ØAg . fy
= 0,90 x 1230mm2 x 240MPa
= 26,568 ton
Kondisi fraktur:
0,85.Ag = 0,85x1230 = 1045,5 mm2
An = 1230 – 8x(19mm+2mm) = 1062 mm2
Ae = U. An
= 0,75x1062
= 796,5 mm2
ØNn = ØAe . fu
= 0,75 x 796,5mm2 x 370MPa
= 22,1 ton
Luas:
Agt = 30mm x 8mm = 240mm2
Agv = 120mm x 8mm = 960mm2
Ant = {30-1/2(19+2)}mm x 8mm = 156mm2
Anv = {120-3,5(19+2)}mm x 8mm = 372mm2