Buku Saku Kesehatan Reproduksi Remaja

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 44

Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

(Buku Saku Remaja Putri)

Penulis:
1. Dr. Hj. Prihantini, M.Pd.
2. Gira Lugina, S. Kep.

Editor:
Dr. Asep Herry Hernawan, M.Pd.

Desain Cover dan Tata Letak:


Dadi Mulyadi, M.T.

Penerbit:
UPI Kampus Cibiru
Jl. Raya Cibiru Km.15 Bandung 40393 Telp. (022)
7801840 http://kd-cibiru.upi.edu email:kampus_
[email protected]

Penulisan buku suplemen ini didanai oleh Institute


for Health and Society of Hanyang University,
Seoul, Republik of Korea melalui Healthy School
Development Project II tahun 2017-2019.
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................ iii
KATA PENGANTAR .......................... 1
PENDAHULUAN ................................ 3
TUMBUH KEMBANG REMAJA
PUTRI ................................................ 6
Mengenal Komponen Organ
Reproduksi “wanita” .......................... 7
Mengapa Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi bagi
Remaja Putri itu “penting?” ............. 12
Waspada Infeksi .................................... 12
Faktor Menstruasi ................................ 13
Apa itu Kesehatan Reproduksi ........... 14
Bagaimana Merawat Organ
Reproduksi ‘Wanita’ .......................... 14
Apa itu Menstruasi ............................... 19
Fase menstruasi .................................... 20
Mengenal Pramenstruasi Sindrom .... 20
Cara Mengatasi Pramenstruasi
Sindrom (PMS) ................................. 22

- iii -
Buku Saku Remaja Putri
Proses dan Siklus Menstruasi ............. 23
Perhitungan Datangnya Menstruasi .. 26
Contoh Kasus Menstruasi Tidak
Normal ............................................... 28
Kewaspadaan Remaja Putri Ketika
Sudah Mengalami Menstruasi ........ 30
DAFTAR PUSTAKA .......................... 35

- iv -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
KATA PENGANTAR

Buku Saku Remaja Putri yang berjudul


Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
ini bertujuan untuk memberikan bekal
pemahaman pendidikan kesehatan khususnya
bagi remaja putri. Remaja putri diharapkan
senantiasa menjaga kebersihan diri (Personal
Hygiene), tidak hanya pada saat mentruasi
tetapi lebih kepada tindakan menjaga
kebersihan alat reproduksi secara umum dan
rutin sehari-hari. Satu pesan utama dan paling
penting adalah hindari perilaku beresiko
yakni tidak melakukan pergaulan bebas yang
menjurus kearah hubungan seksual di luar
nikah.

Dengan adanya buku ini, pihak sekolah


disarankan untuk meningkatkan pemberian
pelajaran mengenai kesehatan reproduksi
remaja dengan memfasilitasi alokasi
waktu khusus pendidikan keputrian, yang
didalamnya diberikan pendidikan kesehatan
khusus kesehatan reproduksi remaja putri.
Melalui alokasi waktu khusus pendidikan

-1-
Buku Saku Remaja Putri
kesehatan bagi remaja putri, maka remaja putri
lebih mengetahui apa itu kesehatan reproduksi,
memahami pentingnya menjaga kesehatan
reproduksi, dan mampu menerapkan cara
menjaga kesehatan alat reproduksi dengan
benar. Pendidikan kesehatan reproduksi
penting dilaksanakan di sekolah-sekolah
karena merupakan pelayanan hak remaja untuk
memperoleh informasi pendidikan kesehatan
sehingga remaja memperoleh informasi yang
benar dari sumber yang tepat.

Penggunaan buku ini masih bersifat terbatas


di jenjang SMP yang menjadi ‘Pilot School’
Sekolah Sehat. Melalui uji coba pendidikan
kesehatan pada ‘Pilot School’ diharapkan dapat
terdiseminasikan lebih luas agar pendidikan
kesehatan merata di semua sekolah.

Februari, 2019

Penyusun

-2-
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
remaja, khususnya remaja putri sangat penting
karena secara langsung akan mempengaruhi
perilaku hidup sehat yang diterapkannya.
Pembicaraan kesehatan reproduksi remaja
putri erat sekali hubungannya dengan
perawatan organ dan sikap protektif terhadap
perilaku yang berdampak negatif pada
kesehatan. Perawatan alat reproduksi (area
genital) jarang dibicarakan oleh masyarakat
disebabkan ada kesan ‘tabu’ apabila masalah
tersebut dibicarakan secara terbuka, bahkan
melalui proses pendidikan kesehatan di
sekolah pun masih ada kesan sama. Kesan
tersebut berdampak pada pembicaraan hanya
menyangkut hal umum saja, sedangkan
untuk kesehatan alat reproduksi sangat jarang
dibicarakan karena kurang nyaman untuk
dibicarakan (Prawirohardjo, 2009). Pengalaman
penulis sendiri, selama masa remaja belum
pernah mendapatkan pendidikan yang khusus
membicarakan perawatan area genital, baik
dari pendidikan keluarga maupun proses

-3-
Buku Saku Remaja Putri
pendidikan di sekolah. Pengetahuan yang
didapat oleh penulis bukan dari pendidikan
keluarga atau sekolah tetapi diperoleh dari
membaca buku dan media lain karena
didorong oleh rasa ingin tahu. Sedangkan
pengetahuan tentang perawatan kebersihan
area genital bagi remaja putri sangat penting,
baik perawatan sehari-hari maupun perawatan
ketika menstruasi serta perlindungan diri dari
resiko yang merugikan. Alat reproduksi bagi
remaja putri merupakan salah satu organ tubuh
yang sensitif dan memerlukan perawatan
khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik
merupakan faktor penentu dalam memelihara
kesehatan reproduksi (Ratna , 2010).

Beberapa hasil penelitian di Indonesia tentang


remaja, menunjukkan bahwa remaja putri
sering salah dalam membersihkan area genital.
Contoh, salah dalam membasuh organ genital
dari arah belakang ke depan, membersihkan
organ narche genetalia menggunakan sabun
biasa atau cairan pembersih, menabur bedak
di sekitar organ genital, atau menyemprotkan
parfum ke dalam vagina (Wijayanti, 2014).

-4-
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Perilaku ini menunjukkan bahwa remaja putri
perlu diberikan bekal pengetahuan tentang
perawatan organ genital.

Pentingnya perawatan dan perlindungan diri


bagi remaja putri terhadap resiko merugikan,
maka kesehatan reproduksi remaja menjadi
isu penting dalam Sustainable Devolopment
Goals (SDGs) dan International Conference of
Population and Devolopment (ICPD) di Kairo
tahun 1994. Delegasi dari 176 negara termasuk
Indonesia menghasilkan kesepakatan untuk
membentuk komisi kesehatan reproduksi.
Berdasarkan data Survei yang dilakukan
World Health Organization (WHO) di
beberapa negara, remaja putri berusia 10-14
tahun mempunyai permasalahan terhadap
reproduksinya, data tahun 2010 angka kejadian
infeksi saluran reproduksi (ISR) tertinggi di
dunia adalah pada usia remaja (35%- 42%).

Perhatian dunia internasional tentang


kesehatan reproduksi tentunya didasari oleh
berbagai permasalahan yang bertumpu pada
akibat yang ditimbulkan dari pengetahuan yang

-5-
Buku Saku Remaja Putri
kurang di kalangan remaja tentang kesehatan
reproduksi. Oleh karena itu buku saku ini
disusun untuk dapat menjadi pedoman bagi
pelajar putri jenjang SMP yang pada umumnya
menginjak usia remaja. Dengan buku saku ini
diharapkan remaja putri dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pola
hidup sehat pribadi (personal health).

TUMBUH KEMBANG REMAJA PUTRI


Remaja merupakan suatu periode perubahan
dari masa anak-anak hingga masa awal
dewasa. Rentang waktu masa remaja bermula
saat usia 12 tahun dan berakhir pada usia
21 tahun. Lebih spesifiknya batasan remaja
diklasifikasikan menjadi 3 periode yaitu
masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan 15-18 tahun, masa remaja akhir
18-21 tahun. Jadi remaja adalah masa transisi
atau peralihan masa anak-anak menuju masa
dewasa yang ditandai adanya perubahan aspek
fisik, mental, dan psikososial.

-6-
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

Gambar 1. Periodesasi Usia Remaja

Kejadian Penting yang Dialami Remaja Putri


1. Pertumbuhan fisik cepat.
2. Timbul ciri-ciri kelamin sekunder
(payudara membesar, tumbuh rambut di
sekitar organ reproduksi, tumbuh rambut
di ketiak).
3. Perubahan psikhis (ingin mencintai dan
dicintai lain jenis).
4. Menstruasi.

Mengenal Komponen Organ Reproduksi


“wanita”
Organ reproduksi remaja adalah pertumbuhan
tulang-tulang dan kematangan seksual yang
berfungsi untuk reproduksi manusia, yang
terjadi masa remaja. Organ reproduksi wanita
dibedakan menjadi dua yaitu alat reproduksi

-7-
Buku Saku Remaja Putri
(alat kelamin) luar dan dalam. Alat kelamin
luar terdiri dari labia mayor, labia minor, Mons
veneris/mos phobis, clitoris, urethal opening
(muara saluran kencing), lubang vagina.
Ilustrasi sebagaimana tampak pada gambar 1
berikut.

Gambar 2. Organ Reproduksi Wanita Bagian


Luar
Sumber: http://911medical.blogspot.com/2010/02/
gambar-anatomi-sistem-reproduksi.html

Bagian-bagian alat reproduksi remaja putri


bagian luar sebagaimana tampak pada gambar
adalah sebagai berikut.
1. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)

Labia mayora adalah struktur bagian luar


berbentuk lonjong mengarah ke bawah dan

-8-
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
menyatu di bagian bawah. Struktur bagian
luar ini merupakan dua lipatan besar yang
membentang dari depan vulva ke bagian
belakang bawah vulva. Bagian luar labia
mayora terdiri atas kelenjar lemak, kulit
berambut, dan kelenjar keringat. Labia
mayora mempunyai banyak ujung saraf
yang sensitif pada saat diraba atau kena
sentuhan. Oleh karena itu remaja putri agar
memahami hal ini dan menghindari diri
untuk tidak tersentuh oleh orang lain.

2. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)


Lipatan kecil pada bagian dalam labia
mayora disebut labia minora dan pada
bagian depannya mengelilingi klitoris.
Kedua labia tersebut memiliki pembuluh
darah menyebabkannya dapat membesar
ketika kena rangsangan.

3. Mons Veneris
Mons veneris disebut juga dengan gunung
venus, yakni bagian alat reproduksi wanita
yang menonjol ke depan dan menutupi
tulang kemaluan.

-9-
Buku Saku Remaja Putri
4. Klitoris
Klitoris merupakan bagian erektil, memiliki
pembuluh darah dan sel saraf yang banyak
sehingga membuatnya sangat sensitif
menerima rangsangan. Ketika klitoris
menerima rangsangan maka keluar lendir.

5. Vestibulum (vagina)
Vestibulum dibasahi oleh kedua labia
kanan kiri, bagian atas oleh klitoris, dan
bagian belakang pertemuan labia minora.
Pada bagian vestibulum ini terdapat muara
liang vagina, saluran kencing, kelenjar
bartholin, dan kelenjar sken. Kelenjar-
kelenjar tersebut akan mengeluarkan cairan
ketika terangsang.

6. Uretra (saluran kemih)


Uretra merupakan saluran kemih yang
berfungsi untuk buang air kecil, letak yang
berdekatan dengan bagian organ reproduksi
lainnya maka perlu diketahui agar dapat
menjaga kebersihan alat reproduksi.

- 10 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
7. Selaput Darah (Himen)
Selaput darah adalah selaput tipis dan
disebut hymen, menutupi bagian lubang
vagina luar. Selaput darah ini berlubang
dan merupakan jalur aliran darah ketika
menstruasi atau cairan dikeluarkan oleh
kelenjar rahim dan kelenjar endometrium
(lapisan yang ada pada rahim).
Alat kelamin bagian dalam terdiri dari: indung
telur (ovarium), saluran telur (Tuba falopi),
rahim (uterus), leher rahim (cervix), liang
kemaluan (vagina). Tampak pada gambar 3
sebagai berikut.

Gambar 3. Organ Reproduksi Wanita Bagian


Dalam
Sumber: http://911medical.blogspot.com/2010/02/
gambar-anatomi-sistem-reproduksi.html

- 11 -
Buku Saku Remaja Putri
Mengapa Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi bagi Remaja
Putri itu “penting?”
Waspada Infeksi
Faktor yang menyebabkan timbulnya masalah
kesehatan genital adalah kondisi di sekitar
vagina yang sangat rentan terhadap infeksi.
Infeksi mudah terjadi karena letaknya yang
sangat dekat dengan uretra dan anus, sehingga
mikroorganisme (jamur, bakteri, parasit,
virus) mudah masuk ke vagina. Area genital
yang lembab, tertutup, terlipat dan tidak
steril juga merupakan tempat yang cocok
bagi berkembangnya mikroorganisme yang
tidak menguntungkan bagi tubuh (Sharma
et al, 2008). Saat ini masih banyak ditemui
penyakit infeksi yang mengganggu alat
reproduksi wanita, yang umum terjadi adalah
keputihan. Sebanyak 75% wanita di dunia
pernah menderita keputihan paling tidak satu
kali seumur hidup, dan 45% diantaranya bisa
mengalami dua kali atau lebih (Puspitasari,
R.D. dkk, 2015).

- 12 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Faktor Menstruasi
Penelitian yang pernah dilakukan di Asia
Selatan, di daerah Bengal Selatan tentang
tingkat pengetahuan kebersihan alat
reproduksi pada saat menstruasi dari 160
anak perempuan didapatkan 67,5% memiliki
pengetahuan yang baik, sedangkan 97,5% tidak
mengetahui bagaimana menjaga kebersihan
alat reproduksi pada saat mentruasi. Penelitian
yang dilakukan di Dusun Serbajadi Kecamatan
Natae Lampung Selatan tentang kebersihan alat
kelamin pada saat mentruasi dari 69 responden
yang memiliki kategori baik terdapat 52,17%,
cukup 43,48% dan kurang 4,35% (https://www
academia.edu 9301696JURNAL_RHANY.
pdf).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa


pengetahuan tentang menjaga kebersihan
area genital ketika menstruasi perlu diajarkan
kepada remaja putri. Perilaku hidup sehat
yang bersifat personal bagi remaja putri
sensitif bila dibicarakan secara terbuka, namun
penting bagi mereka untuk diberikan bekal
pemahaman.

- 13 -
Buku Saku Remaja Putri
Apa itu Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu
kondisi sehat yang menyangkut sistem atau
fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki
oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
semata-mata diartikan bebas penyakit atau
bebas dari kecacatan akan tetapi diartikan
sehat secara fisik, mental, dan sosial maupun
kultural.

Bagaimana Merawat Organ Reproduksi


‘Wanita’
1. Merawat Kebersihan Sehari-hari
a. Menjamin tangan dalam kondisi
bersih atau cuci tangan sebelum
dan sesudah menyentuh vagina.
Tangan kita menjadi tempat strategis
menempelnya berbagai kotoran,
kuman, dan bakteri karena tangan kita
gunakan untuk berbagai aktivitas dan
memegang apapun secara bebas.

b. Meminimalisir penggunaan sabun


pembersih khusus kewanitaan

- 14 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
(vagina). Penggunaan sabun
pembersih vagina dilakukan hanya bila
dianjurkan oleh dokter dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama. Apabila
digunakan secara terus-menerus dalam
jangka panjang maka bakteri yang baik
akan mati dan bakteri yang jahat akan
bergerak lebih aktif (Andira, 2012).
Sehingga dapat menyebabkan radang,
infeksi, keputihan dan lain sebagainya
(Malike, L, 2010). Gunakan sabun
yang paling lembut setelah buang air
kecil, apabila alergi atau iritasi terhadap
sabun yang paling lembut, gunakan air
hangat untuk area genital (Anurogo,
Dito, dan Wulandari, 2011).

c. Membersihkan vagina dengan benar.


Basuhlah vagina dari arah depan
(vagina) menuju anus (Anurogo, Dito,
dan Wulandari, 2011). Membasuh
vagina dari arah depan ke belakang
menuju anus menghindari kuman atau
bakteri yang ada dibagian belakang
atau anus tidak berpindah ke vagina.

- 15 -
Buku Saku Remaja Putri
Hindari membasuh vagina dengan
melakukannya berulang-ulang agar
kuman atau bakteri tidak berpindah-
pindah. Apabila mau mengulang,
maka cuci tangan sampai bersih baru
mengulang lagi membersihkan.

d. Keringkan daerah vagina dan


sekitarnya menggunakan handuk
lembut atau tissue tanpa parfum, dan
jangan pernah menggunakan handuk
milik orang lain untuk mengeringkan
vagina (Anurogo, Dito, dan Wulandari,
2011). Setelah dibersihkan maka
keringkan dengan kain/handuk yang
lembut atau tissue kering yang lembut
pula. Cara mengeringkan lakukan
dengan menggerakkan tangan dari
bagian depan ke belakang, apabila mau
mengulang lagi, lipat kain pengeringnya
agar tidak terulang kain di tempat yang
sama dan apabila menggunakan tissue
ambil tissue yang baru.

- 16 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
e. Ganti celana dalam sehari dua
sampai tiga kali (2-3 kali sehari) dan
pakailah celana dalam yang bersih
dan berbahan katun.
Hindari pula terlalu sering
menggunakan fresh liners, gunakan
hanya saat-saat tertentu saja.

f. Menjaga kelembapan vagina.


Vagina dalam keadaan lembap
memudahkan jamur, bakteri, dan
kuman tumbuh dan berkembang biak.
Oleh karena itu hindari kelembapan,
vagina tetap kering dan sejuk, memakai
pakaian dalam yang berbahan katun
dan menyerap keringat. Tidak memakai
celana dalam ketat karena dengan
memakai celana dalam yang ketat
berpengaruh terhadap kelembapan
vagina.
g. Mencukur rambut vagina minimal
tujuh hari sekali dan maksimal 40 hari
sekali untuk mengurangi kelembapan
vagina.

- 17 -
Buku Saku Remaja Putri
h. Selalu mencuci tangan terlebih
dulu sebelum menyentuh dan
membersihkan vagina, dan cuci
tangan lagi setelah menyentuh vagina.

i. Jangan lupa selalu berdoa setiap


masuk toilet atau jamban dan ketika
membersihkan vagina.

2. Perawatan Saat Menstruasi


a. Gantilah pembalut sehari minimal
2-3 kali setiap 4 jam sekali, terutama
pada hari-hari yang banyak darah.
Perlu diketahui bahwa darah kotor
merupakan media yang memudahkan
kuman dan bakteri berkembang biak.

b. Pakailah pembalut yang nyaman,


berbahan lembut, menyerap seluruh
darah yang keluar, melekat kuat pada
celana dalam, tidak bocor, dan tidak
menimbulkan alergi atau iritasi.

c. Mencuci tangan dengan air bersih


sebelum membersihkan vagina
ketika ganti pembalut dan setelah

- 18 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
ganti pembalut. Buanglah pembalut
kotor dalam keadaan terbungkus rapat
sehingga tidak mengundang lalat
mengerumuni.

d. Jangan lupa selalu berdoa setiap


masuk toilet atau jamban dan ketika
membersihkan darah menstruasi.

Apa itu Menstruasi


Proses keluarnya cairan bercampur darah dari
vagina perempuan karena peluruhan dinding
endometrium yang mengalami penebalan
disebut menstruasi atau haid. Menstruasi
terjadi karena dipengaruhi oleh kerja hormon-
hormon ovarium (estrogen dan progesteron)
yang dirangsang oleh lobus anterior dipofisi
dan menyebabkan endometrium mengalami
perubahan siklus struktural yang disebut
dengan siklus menstruasi. Lama siklus
menstruasi berlainan pada setiap wanita tetapi
rata-rata 28 hari. Siklus menstruasi dapat
terjadi lebih awal dari 20 hari atau selama
45 hari bahkan pada wanita yang normal,
walaupun panjang siklus abnormal kadang-

- 19 -
Buku Saku Remaja Putri
kadang dihubungkan dengan pengurangan
fertilitas (Guyton, A,C, 1990).

Fase menstruasi
Pada umumnya menstruasi berlangsung
selama 4-6 hari dalam satu siklus, disebabkan
produksi estrogen dan progesteron berhenti,
sehingga endometrium mengalami degenerasi.
Darah, mucus, dan sel-sel epitel dikeluarkan
sebagai darah haid dari rongga uterus ke
vagina. Dengan menurun dan hilangnya
progesteron dan estrogen, follicle stimulating
hormone (FSH) aktif diproduksi lagi dan siklus
mulai kembali (Pratiwi, 2004).

Mengenal Pramenstruasi Sindrom


Pramenstruasi sindrom (PMS) adalah
sekumpulan gejala yang muncul akibat
perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh
wanita menjelang menstruasi. PMS sebenarnya
merupakan suatu kondisi medis umum yang
terkait dengan siklus menstruasi. Pada masa
ini, gejala yang timbul mulai gejala fisik
maupun psikhologis. PMS dapat menyertai
sebelum atau saat menstruasi. Gejala fisik yang

- 20 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
dialami wanita pada masa ini antara lain sakit
perut, sakit kepala, mual, payudara bengkak,
nyeri otot, pinggang terasa pegal, timbul
jerawat, serta pembengkakan di tungkai kaki.
Sedangkan gejala psikologis antara lain cepat
tersinggung, mudah marah, depresi, tiba-tiba
menangis, cepat berubah dari gembira menjadi
marah, cepat lupa, merasa sendirian di tengah
keramaian, malas, tegang, sulit berkonsentrasi,
rendah diri, dan bingung. Gejala lain yang
timbul antara lain sulit tidur, lelah, pusing,
merasa haus, nafsu makan meningkat dan
menurunnya minat dalam kehidupan sehari-
hari. Gejala-gejala tersebut akan hilang saat
menstruasi datang.

PMS ada hubungannya dengan naik-turunnya


kadar estrogen dan progesteron yang terjadi
selama siklus menstruasi. PMS merupakan
suatu keadaan ketika sejumlah gejala terjadi
secara rutin dan berhubungan dengan siklus
menstruasi. Gejala biasanya timbul 7-10 hari
menjelang menstruasi dan menghilang saat
menstruasi datang.

- 21 -
Buku Saku Remaja Putri
Cara Mengatasi Pramenstruasi Sindrom
(PMS)
1. Kurangi mengkonsumsi makanan yang
mengandung garam berlebihan, seperti
kentang goreng, kacang-kacangan, dan
makanan berbumbu, untuk mengurangi
penahanan air berlebihan.
2. Kurangi konsumsi makanan yang berupa
tepung, gula, teh, kopi, coklat, yang dapat
menyebabkan perut kembung.
3. Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung kalsium dan vitamin C dosis
tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
4. Konsumsi makanan yang berserat dan
perbanyak minum air putih.
5. Apabila darah menstruasi keluar banyak,
maka perbanyak mengkonsumsi makanan
atau suplemen yang mengandung zat besi
agar terhindar dari anemia.
6. Lakukan olah raga ringan.

- 22 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Proses dan Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah rentang hari sejak
hari pertama menstruasi hingga hari pertama
menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi
dijelaskan berikut ini.

Secara berkala, sel telur yang sudah matang


akan dikeluarkan dari indung telur. Sel telur ini
akan bergerak melalui saluran telur menuju
rahim. Sementara itu, dinding rahim akan
menebal sehingga rahim menerima zigot hasil
fertilisasi. Jika fertilisasi tidak terjadi, maka sel
telur dan jaringan yang terbentuk pada dinding
rahim akan luruh dan dikeluarkan dari rahim
sebagai menstruasi (haid). Siklus menstruasi
berkaitan dengan pembentukan sel telur dan
pembentukan endometrium (dinding rahim).

Menstruasi terjadi secara periodik, jarak


waktu antara menstruasi yang satu dengan
menstruasi berikutnya disebut dengan satu
siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita
berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28
hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan
sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus

- 23 -
Buku Saku Remaja Putri
menstruasi terdiri atas 4 fase, yaitu sebagai
berikut.
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum
tidak dibuahi sperma, sehingga korpus
luteum menghentikan produksi hormon
esterogen dan progesteron. Turunnya kadar
esterogen dan progesteron menyebabkan
lepasnya ovum dari endometrium yang
disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5
hari. Darah yang keluar selama menstruasi
berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan
fase poliferasi. Pada fase ini hormon
pembebas gonadotropin yang dikeluarkan
hipotalamus akan memacu hipofise
untuk mengeluarkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH). FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang
folikel untuk mengeluarkan hormon
esterogen. Adanya estrogen menyebabkan

- 24 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
pembentukan kembali (poliferasi)
dinding endometrium. Peningkatan kadar
esterogen juga menyebabkan serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifat basa.
Lendir ini berfungsi untuk menetralkan
suasana asam pada vagina sehingga
mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan
28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari
ke 14. Peningkatan kadar esterogen
menghambat pengeluaran FSH, kemudian
hipofise mengeluarkan luteinizing hormone
(LH). Peningkatan kadar LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel,
peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda pada
setiap wanita, fase pasca-ovulasi ini selalu
sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang)

- 25 -
Buku Saku Remaja Putri
yang telah melepaskan oosit sekunder
akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mengeluarkan hormon
progesteron dan masih mengeluarkan
hormon esterogen namun tidak sebanyak
ketika berbentuk folikel. Progesteron
mendukung kerja esterogen untuk
mempertebal dan menumbuhkan
pembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk
menerima pelekatan embrio jika terjadi
pembuahan atau kehamilan. Jika tidak
terjadi pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan yang
hanya sedikit mengeluarkan hormon,
sehingga kadar progesteron dan esterogen
menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan
terjadinya menstruasi. Siklus ini terjadi
secara terus menerus.

Perhitungan Datangnya Menstruasi


Untuk menghitung datangnya menstruasi
siapkan kalender dan tandai dari hari pertama
haid. Gambar berikut salah satu contoh
menghitung kapan kita datang menstruasi.

- 26 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

Gambar 4. Kalender Menstruasi


Sumber: https://www.google.co.id/
search?q=gambar+kalender+menstruasi&safe

Warna merah pada kalender di atas


menunjukkan masa menstruasi, sedangkan
warna biru adalah masa subur atau masa
ovulasi, yakni proses pelepasan telur yang
telah matang dari dalam rahim untuk
kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk
dibuahi (https://doktersehat.com). Masa-masa

- 27 -
Buku Saku Remaja Putri
inilah yang sangat mungkin terjadi kehamilan
ketika wanita dan laki-laki melakukan kontak
hubungan seksual. Oleh karena itu perlu
diketahui oleh remaja putri bahwa wanita
yang sudah mengalami menstruasi itu sangat
mungkin terjadi kehamilan. Warna hijau
pada kalender di atas adalah masa menjelang
menstruasi, yang sering timbul gejala
pramenstruasi sindrom (PMS).
Dalam kondisi normal, bila hari pertama
menstruasi adalah tanggal 1 (awal bulan)
maka menstruasi berikutnya akan tiba antara
tanggal 25, 26, 27 dalam bulan tersebut. Siklus
menstruasi pada wanita normal umumnya
adalah dengan rentan waktu 21 sampai 35 hari
untuk menstruasi berikutnya. Misalnya tanggal
1 September anda mulai haid, kemudian terjadi
haid lagi pada tanggal 25 September.
Contoh Kasus Menstruasi Tidak Normal
• Bulan pertama, hari pertama menstruasi
tanggal 1 September, dan menstruasi
berikutnya tanggal 25 September.
• Pada bulan berikutnya misalnya haid
pertama pada tanggal 12 Oktober, dan
haid lagi pada tanggal 31 Oktober,
kemudian haid berikutnya pada tanggal 14
Nopember.

- 28 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Jika dari contoh kasus diatas berarti dalam
satu bulan, di bulan September mempunyai
siklus haid 25 hari. Dan siklus haid ini masih
bisa dikatakan dalam rentan siklus haid yang
normal. Pada siklus berikutnya dari September
ke bulan Oktober tanggal 12 mempunyai
siklus 19 hari dan ini bisa dikatakan dalam
rentang siklus tidak normal. Haid berikutnya
adalah tanggal 12 Oktober dan datang haid
lagi tanggal 31 Oktober, mempunyai siklus
20 hari dan ini berada dalam rentang siklus
tidak normal. Periode berikutnya haid tanggal
31 Oktober dan datang lagi haid tanggal 14
Nopember, berarti memiliki siklus haid 14 hari
dan ini termasuk kedalam kategori siklus tidak
normal. Ilustrasi kasus ini dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Periode Haid I = 25 Hari (Normal)
2. Periode Haid II = 19 Hari (Tidak Normal)
3. Periode Haid III = 20 Hari (Tidak Normal)
4. Periode Haid IV = 14 Hari (Tidak Normal)
Hasil perhitungan siklus menstruasi/haid
diatas, dalam tiga bulan terakhir siklus haid
mengalami rentang waktu yang tidak normal.
Apabila mengalami masalah seperti ini maka
sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter/

- 29 -
Buku Saku Remaja Putri
bidan. Akan tetapi bila terjadi pada periode I
normal, periode II tidak normal dan periode
III normal kembali, maka dapat dikategorikan
siklus menstruasi adalah normal. Masalah
ini biasanya hanya terjadi disebabkan adanya
ketidak seimbangan hormonal, beban pikiran
atau kelelahan. Yang perlu diperhatikan adalah
jika siklus haid selama 3 bulan berturut-turut
tidak normal, maka harus memeriksakan ke
dokter agar diketahui penyebabnya. Apakah
masalah penyakit atau ketidak seimbangan
hormonal yang bisa didiagnosa sebagai kista,
miom atau lainnya.

Kewaspadaan Remaja Putri Ketika


Sudah Mengalami Menstruasi
Menjaga kebersihan organ reproduksi bagi
remaja putri merupakan salah satu upaya
menjaga kebersihan diri (Personal Hygiene).
Untuk merawat organ reproduksi bagi remaja
putri tidak hanya pada saat mentruasi tetapi
lebih kepada tindakan menjaga kebersihan
organ reproduksi secara rutin setiap hari.
Kurang menjaga kebersihan menyebabkan
mudah timbul berbagai infeksi pada organ
reproduksi, baik organ luar maupun organ
dalam.

- 30 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Satu hal yang sangat penting adalah proteksi
diri terhadap organ reproduksi dengan tidak
melakukan pergaulan bebas atau hubungan
seksual di luar nikah. Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya bahwa ketika wanita sudah
mengalami menstruasi, maka sangat mungkin
terjadi kehamilan ketika melakukan kontak
hubungan seksual. Melalui kontak hubungan
seksual bebas (diluar pernikahan) adalah
media penularan penyakit kelamin atau infeksi
menular seksual (IMS), dan ditinjau dari
agama merupakan perbuatan haram.
IMS adalah infeksi atau penyakit yang
penularannya melalui hubungan seksual.
IMS termasuk kelompok Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR). Termasuk kategori ISR
ini adalah infeksi endogen dan infeksi
iatrogenik. Infeksi endogen disebabkan
karena adanya pertumbuhan kuman yang
berlebihan pada saluran reproduksi wanita
normal seperti vaginosis bacterial dan
kandidiasis vulvovaginal. Infeksi iatrogenik
terjadi disebabkan karena tindakan medis,
misalnya pemasangan spiral untuk KB
atau operasi ketika melahirkan. HIV/AIDS
termasuk salah satu IMS yang penularannya
melalui kontak hubungan seksual, transfusi

- 31 -
Buku Saku Remaja Putri
darah, atau pemakaian jarum suntik. Ada
pula penyakit yang dapat ditularkan melalui
hubungan seksual tetapi bukan termasuk IMS,
yakni trikomoniasis, kandidiasis, Hepatitis B
dan Hepatitis C.
Infeksi pada organ reproduksi dapat
disimpulkan bahwa selain disebabkan oleh
kurang menjaga kebersihan juga disebabkan
oleh hubungan seksual bebas (tanpa nikah).
Oleh karena itu para remaja putri penting
memahami hal ini, karena organ reproduksi
wanita merupakan organ yang sangat sensitif
terinfeksi oleh kuman, bakteri, dan penularan
bibit penyakit kelamin.

Ketika remaja putrid sudah mengalami


menstruasi, terdapat suatu masa yang rentan
terjadi kehamilan apabila terjadi kontak
hubungan dengan lain jenis, masa ini disebut
dengan masa subur. Terjadinya masa subur
ini perlu dipahami oleh remaja putrid yang
bermanfaat ketika nantinya memasuki jenjang
rumah tangga, namun demikian bukan untuk
dicoba sebelum menikah. Mengetahui masa
subur dapat dijadikan salah satu metode
keluarga berencana demi kesehatan ibu dan
anak. Bagaimana menghitung masa subur,
dapat dijelaskan sebagai berikut.

- 32 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Untuk dapat mengetahui kapan masa subur,
maka perlu diketahui dulu berapa lama siklus
menstruasi terjadi. Berikut ini ilustrasi cara
menghitung lamanya siklus menstruasi sebagai
salah satu metode keluarga berencana yang
dapat diterapkan pada saat berumah tangga
nanti. Ilustrasi ini diambil dan dimodifikasi
dari sumber https://www.alodokter.com.
1. Hitung dari hari pertama menstruasi dalam
satu bulan hingga ke bulan berikutnya.
Contoh: di bulan Juni mengalami
menstruasi pada tanggal 1, lalu di bulan
Juli pada tanggal 2. Jarak waktu 1 Juni
hingga 2 Juli adalah 32 hari. Disarankan
untuk menghitung siklus menstruasi
selama 6 hingga 12 bulan.
2. Setelah itu, kurangi jumlah siklus
menstruasi terpendek dengan angka 18.
Contoh: siklus haid paling pendek adalah
28, maka 28-18=10. Ini berarti hari ke-10
dalam siklus haid merupakan hari pertama
masa subur terjadi.
3. Selanjutnya, kurangi jumlah siklus
menstruasi terpanjang dengan angka 11.
Misalnya siklus haid terpanjang adalah 32
hari, maka 32-11=21. Ini berarti hari ke-21
merupakan waktu terakhir masa subur.

- 33 -
Buku Saku Remaja Putri
4. Secara perhitungan maka hubungan yang
terjadi diantara dua hari tersebut, yaitu hari
ke-10 hingga ke-21 dalam siklus kalender
haid memungkinkan terjadi kehamilan.
Perhitungan ini berdasarkan anaisis ilmiah
menurut ilmu kedokteran, sebagai insan yang
beragama dan mengakui adanya Tuhan yang
Maha Esa, segala kehendak dan keputusan
ada di tangan yang Maha Kuasa. Namun
demikian, metode tersebut selain menjadi
dasar kewaspadaan bagi remaja putrid yang
harus protektif terhadap perilaku yang
memungkinkan terjadinya kehamilan juga
bermanfaat ketika memasuki jenjang rumah
tangga untuk menerapkan keluarga berencana.

- 34 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
DAFTAR PUSTAKA
Andira, Dita. (2012). Seluk-Beluk Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jogjakarta: A Plus
Books.
Anurogo, A. Dito. dan Wulandari. (2011). Cara
Jitu Mengatasi Haid. Yogyakarta: Andi.
F.J. Monks. (2002). Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Guyton, Arthur CC. (1990) Fisiologi Manusia
dan Mekanisme Penyakit terj. Petrus
Andrianto. Jakarta: EGC.
Lissa Malike, Lissa. (2010). Haid Membawa
Berkah. Jakarta: Belanoor.
Muin, M. Salmah, U. dan Sarake, M.
(2013). Hubungan Pengetahuan
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Dengan Tindakan Kebersihan Alat
Reproduksi Eksternal Remaja Putri di
SMA Nasional Makasar Tahun 2013.
Makasar: Universitas Hasanudin Bagian
Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
Pratiwi, D.A. (2004). Buku Penuntun Biologi
SMA 2. Jakarta: Erlangga.
Pribakti B. (2008). Tips & trik merawat organ
intim. Yogyakarta: Pustaka Banua.

- 35 -
Buku Saku Remaja Putri
Pujianto, Sri. (2008). Menjelajah Dunia Biologi
2. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Puspitasari, R.D. dkk. (2015). Peningkatan
Kesehatan Reproduksi Remaja Putri
Melalui Penyuluhan dan Simulasi
Menjaga Kebersihan Alat Kelamin
Luar Wanita Di SMA Muhammadiyah
2 Bandarlampung Penyuluhan dan
Simulasi Menjaga Kebersihan Alat
Kelamin Luar Wanita. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung: JPM
Ruwa Jurai Volume 1 Nomor 1 Oktober
2015.
Ratna DP. (2010). Pentingnya menjaga organ
kewanitaan. Jakarta: Indeks
Saraswati, Sylvia. (2010). Penyakit Perempuan:
Mencegah dan Mengobati 52 Penyakit
yang Sering di Derita Perempuan.
Jogjakarta: Kata Hati.
Sharma P. (2008). Problem Related to
Menstruation Among Adolescent Girl.
Indian Journal of Pediatrics, volume 75
no. 2 tahun 2008.
Wijayanti, Wakhidah, U. (2014). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
tentang Infeksi Genitalia Eksterna dan

- 36 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Perilaku Vulva Hygiene kelas XI di Man 1
Surakarta. Surakarta: Jurnal Kebidanan
STIKES PKU Muhammadiyah
Surakarta.Vol.VI No 1.
Yulita, Novia. dkk. (2018). Pelatihan kader
kesehatan reproduksi remaja (KRR) di
SMA Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal
Pengabdian Masyarakat E-ISSN Vol.1
No.2, 2018. Program Studi Kebidanan,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Abdurrab
Sumber Online
Te r s e d i a : ht t p : / / 9 1 1 m e d i c a l . b l o g s p o t .
com/2010/02/gambar-anatomi-sistem-
reproduksi.html. [Online]. Diakses
pada 8 November 2013.
Tersedia:https://simdos.unud.ac.id/uploads/
file_penelitian_1_Tersedia: http://
d i g i l ib. u n is ayo g y a . a c . i d / 2 7 8 7 / 1 /
NASKA H % 2 0 P U BL I KASI . p d f.
[Online]. Diakses pada 2 Pebruari 2019.
Te r s e d i a : ht t p : / / 9 1 1 m e d i c a l . b l o g s p o t .
com/2010/02/gambar-anatomi-sistem-
reproduksi.html. [Online]. Diakses
pada 2 Pebruari 2019.
Tersedia:https://www academia.edu
9 3 0 1 6 9 6 J U R N A L _ R H A N Y. p d f .

- 37 -
Buku Saku Remaja Putri
[Online]. Diakses pada 3 Pebruari 2019.
Te r s e d i a : ht t p s : / / w w w. a l o d o kt e r. c om /
kalender-haid-untuk-menghitung-
masa-subur. [Online]. Diakses pada 3
Pebruari 2019.
Tersedia:https://www.google.co.id/search?q=
gambar+kalender+ menstruasi &safe.
[Online]. Diakses pada 3Pebruari 2019.
Te r s e d i a : h t t p : / / w w w. a c a d e m i a .
edu.9301696JURNAL-RHANY.pdf.
[Online]. Diakses: 5 Pebruari 2019.

- 38 -
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

- 39 -
Buku Saku Remaja Putri

- 40 -

Anda mungkin juga menyukai