LPD Bimtek Guru Seri Akm

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK)


PROGRAM GURU BELAJAR
SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM

Diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Dalam Jaringan:
Tanggal 23 – 27 Februari 2021

Disusun Oleh :
YODI HOLTEN, S.Pd
NI PPPK. 19930917 202221 1 003

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


DINAS PENDIDIKAN
SMAN 1 KAPUAS TENGAH
TAHUN 2022
IDENTITAS DIRI

1. Nama Sekolah : SMAN 1 KAPUAS TENGAH


2. Nama Guru : YODI HOLTEN, S.Pd.
3. NI PPPK : 19930917 202221 1 003
4. NRG : -
5. NUPTK : 4249771672130123
6. Sertifikat Pendidik : -
7. Jabatan/Golongan : Guru Mata Pelajaran/IX
8. Alamat Instansi :
▪ Alamat Sekolah : : Jln. Tunding RT. 02
▪ Desa/Kecamatan : Pujon / Kapuas Tengah
▪ Kabupaten : Kapuas,
▪ Provinsi : Kalimantan Tengah
▪ Telpon/Fax : -
▪ Email : [email protected]
9. Guru Mapel : Prakarya & Kewirausahaan
10. SK Pengangkatan
a. Sebagai PPPK
▪ Pejabat yang mengangkat : Gubernur Kalimantan Tengah
▪ Nomor SK : 821/05/2022
▪ Tanggal SK : 25 – 02 – 2022
▪ TMT : 01 – 03 – 2022
b. Pangkat Terakhir
▪ Pejabat yang mengangkat : Gubernur Kalimantan Tengah
▪ Nomor SK : 821/05/2022
▪ Tanggal SK : 25 – 02 – 2022
▪ TMT : 01 – 03 – 2022
11. Alamat Rumah
▪ Jalan : Jl. Tunding RT.
▪ Kelurahan/Kecamatan : Desa Pujon / Kapuas Tengah
▪ Kabupaten, Provinsi : Kapuas, Kalimantan Tengah
▪ Telpon/Fax : HP. 0822 5534 8947
▪ Email : [email protected]

ii
PENGESAHAN
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK)


PROGRAM GURU BELAJAR
SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM

Disusun Oleh:

Nama : YODI HOLTEN, S.Pd


NIP : 19930917 202221 1 003
Tempat Tanggal Lahir : Rangan Tate, 17 September 1993
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pangkat/Gol. Ruang/TMT : IX / 01 Maret 2022
Jenis Guru : Guru Mata Pelajaran
Jabatan Guru : Guru Mata Pelajaran Prakarya & Kewirausahaan
Nama Instansi : SMAN 1 Kapuas Tengah
Alamat Sekolah : Jln. Tunding, RT. 02, Pujon, Kec. Kapuas Tengah

TELAH DISAHKAN

Tanggal : 01 Agustus 2022


Di : Pujon, Kec. Kapuas Tengah, Kab. Kapuas

Mengesahkan,
Kepala SMAN 1 Kapuas Tengah Peserta,

DOYS MIHING, S.Pd YODI HOLTEN, S.Pd.


NIP. 19700605 200003 1 008 NI PPPK. 19930917 202221 1 003

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Pengembangan Diri Bimbingan Teknis
(Bimtek) Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum yang
diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dapat diselesaikan
sesuai dengan rencana.
Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
pada tanggal 23 – 27 Februari 2021.
Di dalam Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum serta penyusunan laporan ini, penulis telah mendapat
banyak kesempatan, menerima bimbingan, petunjuk, bantuan serta saran-saran yang
bermanfaat dari berbagai pihak, yang semuanya itu dapat memberikan kemudahan dan
menunjang dalam menyelesaikan penulisan laporan ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kepada:
1. H.A Syaifudin, S.Pd. MSM, Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah.
2. Doys Mihing, S.Pd. Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kapuas Tengah .
3. Panitia, peserta dan narasumber serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis berupaya menyusun laporan sebaik mungkin. Meskipun demikian, jika
terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan laporan pengembangan diri ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis sendiri khususnya.

Pujon, 01 Agustus 2022


Penulis,

Yodi Holten, S.Pd.


NI PPPK. 19930917 202221 1 003

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


IDENTITAS DIRI ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI ....................................................
A. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
B. ALASAN MENGIKUTI DIKLAT .................................................... 3
C. PELAKSANAAN DIKLAT .............................................................. 3
D. TEMPAT DAN WAKTU .................................................................. 4
E. TUJUAN DIKLAT ............................................................................ 4
F. MATERI DALAM DIKLAT ............................................................. 4
G. NARA SUMBER ............................................................................... 26
H. PESERTA DIKLAT ........................................................................... 27
I. HASIL / MANFAAT YANG DIPEROLEH ..................................... 27
J. TINDAK LANJUT ............................................................................ 27
K. DAMPAK SETELAH MENGIKUTI DIKLAT ................................ 28
L. PENUTUP. .......................................................................................... 28

LAMPIRAN - LAMPIRAN

v
PELAKSANAAN KEGIATAN
“Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum Angkatan 11”

A. PENDAHULUAN
Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan
dasar dan menengah kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa
memiliki kompetensi literasi membaca di bawah minimum. Sama halnya dengan
keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di bawah kompetensi
minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum untuk
keterampilan sains. Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15 tahun terakhir.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten
dengan peringkat hasil PISA yang terendah. Bagaimana pendapat Anda?
Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna
mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara
menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu pada tahun 2021 mendatang, Asesmen Nasional
(AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan
berdasarkan hasil koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
sejumlah dinas dan lembaga terkait.
Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu
sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi
apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun memberikan umpan balik
untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa.
Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah
disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat mendengarkan
penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan video yang disampaikan langsung
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Silakan cermati
dengan seksama dan mencatat poin penting yang Anda peroleh..

1
B. ALASAN MENGIKUTI BIMTEK
1. Surat Undangan/Brosur Bimtek dari Dirjen GTK Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
2. Mengetahui bagaimana Konsep AKM
3. Dapat menerapkan AKM di masa Pandemi
4. Meningkatkan profesionalisme sebagai guru.

C. PELAKSANA BIMTEK
Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum Angkatan 11 dilaksanakan oleh Dirjen GTK Kementrian Penidikan dan
Kebudayaan.

D. TEMPAT DAN WAKTU


Kegiatan Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum Angkatan 11 dilaksanakan tanggal 14 – 18 Januari 2021 ,
bertempat di https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/

E. TUJUAN BIMTEK

Tujuan dilaksanakannya Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri


Asesmen Kompetensi Minimum Angkatan 11 adalah untuk :
1. Memahami konsep Asesmen Nasional.
2. Memahami bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional.
3. Menganalisis contoh asesmen literasi membaca pada Asesmen Kompetensi
Minimum.
4. Menganalisis contoh asesmen numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
5. Membaca dan menindaklanjuti laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
6. Melakukan pengimbasan dengan mengajak rekan guru yang lain untuk
mengikuti program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum.

2
F. MATERI DALAM BIMTEK
Materi pokok yang disajikan Bimbingan Teknis Program Guru Belajar
Seri Asesmen Kompetensi Minimum Angkatan 11 adalah sebagai berikut:
Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum, Pengantar Program
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum, Konsep Asesmen
Nasional Teknis Pelaksanaan Asemen Nasional, Asesmen Literasi Membaca
Tingkat SD, Asesmen Numerasi pada Tingkat SD, Tindak Lanjut Laporan Hasil
Asesmen Kompetensi Minimum, Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum.
Adapun Ringkasan materi pokok di atas adalah sebagai berikut
1. Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum
a. Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen Nasional
Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan
dasar dan menengah kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa
memiliki kompetensi literasi membaca di bawah minimum. Sama halnya
dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di bawah
kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah
kompetensi minimum untuk keterampilan sains. Skor PISA Indonesia
stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan Indonesia
menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA
yang terendah. Bagaimana pendapat Anda?
Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna
mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan
secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu pada tahun 2021 mendatang,
Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi
diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan
lembaga terkait.
Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu
sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki
konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun

3
memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi
siswa.
Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah
disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat
mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan video yang
disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem
Makarim. Silakan cermati dengan seksama dan mencatat poin penting yang
Anda peroleh.
b. Pentingnya Asesmen Nasional
Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada
pencapaian siswa dalam menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir,
apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada
pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana
arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang
esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa
memiliki kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan
teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada
masyarakat.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya,


menggunakan Asesmen Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan sebagai
alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai
siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif

4
siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga
memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap,
nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan
kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan.
Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga
menjadi rujukan pencapaian karakter bagi seluruh siswa di Indonesia.
Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum serangkaian
kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai
oleh siswa yaitu:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia.
2) Berkebhinekaan global
3) Mandiri
4) Bernalar kritis
5) Kreatif
6) Gotong royong

Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses
pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian
kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan
menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa
tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman
secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai

5
konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil
pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik inilah yang
ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.
Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21
dan profil pelajar Pancasila? Simak penjelasannya pada materi yang telah
disediakan berikut ini.

2. Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi


Minimum.
Sebelum memulai proses belajar, Anda diharapkan mengisi Asesmen
Pra Program yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal
Anda. Untuk itu, Anda diminta menjawab sesuai dengan kemampuan Anda.
Anda akan diberikan soal-soal pilihan ganda yang terdiri atas 30 soal. Silakan
memilih jawaban menurut Anda paling tepat.
Bagaimana jika hasil asesmen pra kurang maksimal? Tidak perlu
khawatir bila mendapat hasil yang kurang memuaskan. Pada akhir program,
Anda akan mengisi kembali kuis ini pada aktivitas Asesmen Pasca Program.
Anda dapat membandingkan hasil yang diperoleh antara asesmen pra dengan
asesmen pasca. Dengan demikian, Anda dapat mengukur perkembangan
proses belajar secara mandiri.
3. Konsep Asesmen Nasional
a. Pengantar Asesmen Nasional

6
Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami
mengenai Asesmen Nasional. Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa
yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional?
Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu
setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan
menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa
yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses
belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung
pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen
utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan
Survei Lingkungan Belajar.
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi
mendasar literasi membaca dan numerasi siswa.
Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan
yang mencerminkan karakter siswa
Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek
input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang
disampaikan terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru,
bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional
dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu,
pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun
perlu terus disebarluaskan.
b. Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional
merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara
menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi
akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
1) Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a)
perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar
bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan:

7
antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah
negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan
atribut tertentu).
2) Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya
menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan
karakter siswa.
3) Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik
esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama
tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas
Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu
pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu
memberikan manfaat, bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021,
Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional dimaksudkan
sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen
Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah
maupun daerah. Berikut infografis yang menjelaskan manfaat asesmen
nasional.

Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang Asesmen


Nasional memberi kesempatan sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk
memperbaiki kualitas pengajarannya guna menciptakan siswa yang lebih
kompeten. Hal ini terlihat dari penekanan pembelajaran dan asesmen yang
lebih fokus pada daya nalar dalam bentuk literasi membaca dan numerasi.

8
Hal ini juga mendorong guru dan sekolah mengubah praktik-praktik
pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.
Bagaimana contohnya? Misalnya, guru ingin mengembangkan
keterampilan literasi pada siswa. Dalam hal ini, guru perlu memotivasi
siswa untuk membaca tidak hanya dari buku teks, tetapi bisa dari berbagai
sumber. Guru juga perlu mengajak siswa berdiskusi dan mengevaluasi
informasi yang dibaca, tidak sekedar meringkas dan mengulang kembali.
Bagaimana dengan keterampilan numerasi? Pada keterampilan numerasi,
guru perlu memastikan siswa memiliki intuisi angka (number sense) dan
pemahaman aritmatika dasar sejak dini. Guru juga perlu memandu siswa
memecahkan masalah terkait numerasi yang terjadi dalam konteks
kehidupannya. Hal ini disebabkan masalah yang menuntut diskusi dan
penalaran tidak dapat dipecahkan hanya dengan menghafal rumus semata.
c. Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional

9
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:
1) Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak
sama. Seperti yang telah dijelaskan pada topik dan aktivitas
sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu
sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan
untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu.
2) AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan
menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI,
MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara UN berlaku
mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas saja.
3) Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang
pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang
pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk
mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu
pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan
sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu
syarat kelulusan.
4) Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei.
Metode survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil
secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian
Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua siswa di
seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5) Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan
sekedar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan
dalam UN.
6) Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen
nasional adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut
sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur
kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk
dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional
berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata
pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata

10
pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam
hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk
sukses pada berbagai mata pelajaran.
7) Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya
berbasis komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized
Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian
yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes
sesuai level kompetensinya.
d. Evaluasi Ujian Nasional
Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu
telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan
pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang
dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini.
Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar
individu dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran
kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri
seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga
menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional
dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional.
Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif
siswa, sehingga input dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan
dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta kompetensi lain
yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum
2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan
pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta
menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar
pancasila belum lengkap dilakukan melalui UN saja.
Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki
pembelajaran pada subjek siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang
untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan

11
berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya
kemampuan bernalar.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu
pendidikan secara nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir
jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang mengukur
capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang
mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk
mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat
dari pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan
untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan
dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik
dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan
pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan
AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
4. Teknis Pelaksanaan Asemen Nasional
a. Petunjuk Teknis Pelaksanaan AKM
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan
teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik
berikut ini.

12
b. Kriteria Peserta Pelaksanaan Asesmen Nasional

13
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat
dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola
oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti
oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak
oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan
diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2,
tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan.
Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? Hal ini
terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional
tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa
sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa
menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional
melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk
memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara
keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam
Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang
mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi
target dari Asesmen Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan
pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar
siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan
pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu,

14
Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses
pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V, VIII, dan XI telah
mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat
dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam
Asesmen Nasional.
Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan
diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan.
Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi
informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap
satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk
pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan.
c. Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan
ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
1) Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam
satu soal.
2) Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban
benar dalam satu
3) Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari
satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan
jawabannya.
4) Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk
menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
5) Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk
menjelaskan jawabannya.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan
menempuh soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri.
AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa
tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan
mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks
beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin
dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

15
5. Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD
a. Konsep Literasi Membaca
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar
yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum
membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi membaca dalam AKM,
Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan literasi
membaca dan menulis.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami
informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis
untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta
untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup
kemampuan yang lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan
menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan
dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan,
kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk
dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.
b. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca
Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi
mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.
Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi
membaca dan numerasi.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh
mengenai Asesmen Literasi Membaca yang berlaku untuk Asesmen
Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam
penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau
konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa
tingkat proses kognitif.

16
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang
digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks
informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan
proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan
masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah
menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi.
Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk
konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu
personal, sosial budaya, dan saintifik.

6. Asesmen Numerasi pada Tingkat SD


a. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi
Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu
Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta
Aljabar. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir
yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau
soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan,
dan penalaran. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau
situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan
menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

17
b. Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SD
Pada jenjang SD/MI terdapat 1 level pembelajaran. Pada level
pembelajarannya terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, bilangan,
geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 8, siswa akan belajar
merepresentasikan bilangan cacah. Siswa akan mengenal bangun geometri
dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan

18
pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, serta rasio dan
proporsi.
7. Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum
a. Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep
Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN,
serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan
numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang
terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.
Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum
adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen
Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai
tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca dan
numerasi.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan
dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan
kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4
tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap
kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:

19
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata
pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan
berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian
“Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang
dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan
siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran.
b. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan
kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan
strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk
mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka
praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari
pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis
kompetensi.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan baik, misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara
efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang jauh
lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.
Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu
mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan
dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari

20
pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat
penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa
melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan
kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada
tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses,
pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga
sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep
dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan
karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi
pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada
fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan belajar
mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan
yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya.
Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah,
kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa
termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat
membantu memetakan tahapan kompetensi siswa.

c. Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut


Pembelajaran
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang
bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa

21
untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan
peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil.
Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan
pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa
dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu
pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru
untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah
dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan
pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru
perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat
kompetensi berdasarkan kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran.
Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc
Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya.

22
23
8. Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

G. NARASUMBER

Narasumber Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi


Minimum Angkatan 11 adalah oleh TIM guru belajar di Dirjen GTK Kementrian
Penidikan dan Kebudayaan.

H. PESERTA BIMTEK
Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum Angkatan 11 diikuti oleh Guru semua jenjang di Seluruh Indonesia yang
telah mendaftar kegiatan Bimtek ini, Adapun kriteria peserta yang bisa mengikuti
kegiatan ini adalah :
1. Semua Guru SD, SMP dan SMA/SMK
2. Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA/SMK.
3. Pengawas SD, SMP dan SMA/SMK.
4. Semua Guru SDLB, SMPLB, dan SMALB.
5. Kepala Sekolah SDLB, SMPLB, dan SMALB.
6. Peserta yang berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
sederajat SD, SMP, SMA/SMK.
7. Telah memiliki Akun SIMPKB.

24
I. HASIL / MANFAAT YANG DIPEROLEH
Hasil / manfaat yang diperoleh dalam Bimbingan Teknis Program Guru
Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Angkatan 11 antara lain :
1. Pengalaman belajar yang seru.
2. Pengalaman belajar bersama sesama guru, kepala sekolah, pengawas, dan
PKBM sederajat.
3. Pemahaman terhadap Asesmen Kompetensi Nasional.
4. Sertifikat Bimtek 32 JP dan Piagam Penghargaan.

J. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dari Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum Angkatan 11 adalah sebagai berikut:
1. Peserta membuat laporan Bimtek dengan baik benar.
2. Mempersiapkan nilai pengembangan diri dan karya dalam pembelajaran untuk
kenaikan pangkat sedini mungkin.
3. Dapat semakin tergerak untuk menerapkan Pendidikan yang mengacu pada
Asesmen Kompetensi Nasional

K. DAMPAK SETELAH MENGIKUTI BIMTEK


Dampak yang diharapkan melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Angkatan 11 antara
lain:
1. Peningkatan profesional guru, terutama di dalam penyusunan program
Pembelajaran di Sekolah.
2. Tidak mengalami kesulitan dalam perolehan nilai angka kredit terutama dalam
pengembangan diri.
3. Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan perubahan perilaku,
tingginya kreativitas, dan inovasi dalam pengembangan pembelajaran.
4. Dengan adanya kreativitas guru dalam melaksanakan perencanaan
pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

25
L. PENUTUP
Melalui Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum Angkatan 11 diharapkan dapat meningkatkan semangat
guru dalam mengambangkan Perencanaan dan pengembangan Pembelajaran di
Sekolah sehingga mampu menjawab tantangan yang ada terkait perkembangan
siswa Asesmen Kompetensi Minimum . Selain itu guru juga memperoleh angka
kredit unsur pengembangan diri nilai 1. Setelah mengikuti Bimtek ini diharapkan
Pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas semakin kreatif dan menarik,
selain itu kenaikan pangkat guru tidak lagi terkendala.

26
LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Surat Tugas Kepala Sekolah SMAN 1 Kapuas Tengah


2. Undangan
3. Jadwal Kegiatan
4. Kegiatan
5. Piagam / Sertifikat
Lampiran 1 (Surat Tugas)
Lampiran 2 (Undangan)

Pengumuman Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek)


Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

Pada laman https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/


Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN
Bimbingan Teknis (Bimtek)
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

Pokok Materi Hari, Tanggal

1. Konsep Asesmen Nasional (6 JP) 23 s.d. 27 Februari 2021

2. Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional (4 secara daring pada laman

JP) https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/

3. Asesmen Literasi Membaca (5 JP)

4. Asesmen Numerasi (5 JP)

5. Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen

Kompetensi Minimum (10 JP)

6. Asesmen Pra dan Pasca Program (2 JP)


Lampiran 4 (Kegiatan)
MATERI KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri AKM

Jumlah Jam Nama


Tempat Nama
Nama Diklat Kegiatan Mata Diklat/Kompetensi Penyelenggara Dampak*)
Kegiatan Fasilitator
Diklat Kegiatan
Guru Belajar Daring 32 Jam Tim 1. Konsep Asesmen Nasional (6 Direktorat Guru memiliki kemampuan
Seri Asesmen /Online GTK JP) Jenderal Guru untuk memahami tujuan,
Kompetensi /PJJ Kemdikbud 2. Teknis Pelaksanaan Asesmen dan Tenaga konsep dan bentuk
Minimum (AKM) Nasional (4 JP) Kependidikan pelaksanaan Asesmen
3. Asesmen Literasi Membaca (5 Nasional, serta dapat
JP) menganalisis contoh
4. Asesmen Numerasi (5 JP) asesmen literasi membaca
5. Tindak Lanjut Laporan Hasil dan numerasi pada
Asesmen Kompetensi Asesmen Kompetensi
Minimum (10 JP) Minimum.
6. Asesmen Pra dan Pasca
Program (2 JP)
Lampiran 5 (Piagam)

Anda mungkin juga menyukai