Kelompok 4 - Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Kelompok 4 - Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Kelompok 4 - Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Disusun Oleh
Kelompok 4
Hitung konsentrasi/kadar
glukosa dalam sampel
V. Data hasil
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini ingin mengetahui dan mengukur kadar glukosa darah
salah satu dari anggota kelompok. Tes ini mengukur glukosa dalam darah yaitu
darah puasa. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan
metode enzimatik (Metode Glukosa Oksidase). Pada metode glukosa oksidase
dengan adanya oksigen akan dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase
membentuk asam glukoronat dan hidrpgen peroksida. Selanjutnya hydrogen
peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi kromogen yang diatalis oleh
enzin perosidase sehungga membentuk kromogen teroksidasi yang berwarna.
Jumlah produk berwarna yang digunakan adalah 40aminoantipyrine+fenol.
Fotometer adalah adalah alat pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur
pemcahayaan atau penyinaran
Prinsip Fotometer
Jika suatu rem dikenakan pada suatu larutan molekul atom, maka sebagian
energy radiasi tersebut ada yang diserap dan dikeluarkan. Lebih lanjut
dijelaskan, berdasarkan hukum Beer-Lambert “jika sebarkas sinar dilakukan
pada suatu larutan, maka sinar itu akan diserap (absorbant), banyaknya sinar
yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan” (Soeswono H,
2000).
Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor
endogen yaitu humoral factor seperti hormon insulin, glukagon, kortisol, sistem
reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan. Seiring arus
globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan pola hidup yang cenderung
mengacu pada gaya hidup tidak sehat. Bila level gula darah menurun terlalu
rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia.
Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa
mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang
disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat.
Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah
kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk
kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf. Peningkatan rasio gula darah
disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan
glukoneogenesis yang terjadi pada hati.
VII.Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kadar glukosa
darah bertujuan menentukan kadar gula dalam darah dengan metode enzimatik
dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi
klinik. Dilihat dari hasil,kadar gula dalam darah pada sampel serum kelompok
kami (kelompok 4) kadar gula darah dalam angka normal yaitu 71 mg/dl.
Masih dalam rentang 70 – 110 mg/dl, karena sampel merupakan gula darah
puasa (GOD).
VIII. Evaluasi
1. Jenis pengujian kadar glukosa darah?
Pemeriksaan kadar gula darah adalah suatu pengukuran langsung terhadap
keadaan pengendalian kadar gula darah pasien pada waktu tertentu saat
dilakukan pengujian. Ada beberapa jenis pengujian kadar glukosa darah, antara
lain :
a. Kadar gula darah sewaktu
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah sebelum
dilakukan puasa ataupun setelah mengkonsumsi makanan biasanya
digunakan untuk mendeteksi awal diabetes mellitus (Suegondo dkk,
2007).
b. Pemeriksaan gula darah puasa
Pemeriksaan dengan persiapan puasa 12 jam untuk mengetahui kadar
gula darah puasa (Suegondo dkk, 2007).
c. Pemerkasaan gula darah dua jam setelah puasa
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah dua jam
setelah makan (postprandial) karena setelah mengkonsumsi makanan
kadar gula darah mengalami peningkatan (Suegondo dkk, 2007).
d. Pemeriksaan gula darah NPP (Nuchter Post Prandial)
Dilakukan dua kali pengambilan darah serta urin, sebelumnya pasien
berpuasa selama 10-12 jam kemudian diambil darah dan urin ke-1 (darah
dan urin nuchter/puasa, pasien kemudian makan dengan porsi
sewajarnya, setelah selesai makan mulai berpuasa selama 2 jam (dihitung
setelah selesai makan) kemuadian diambil darah dan urin ke-2 (darah dan
urin post prandial/setelah makan). Nilai normal gula darah puasa 70-110
mg/dl sedangkan gula post prandial 100-140 mg/dl (Annati A, 2017).
e. Pemeriksaan Glukosa Toleransi Test (GTT)
Secara umum sama dengan pemeriksaan gula NPP, perbedaannya adalah
setelah diambil darah dan urin ke-1 pasien tidah makan tetapi minum
glukosa dengan kadar glukosa yang telah ditentukan (75%). Terkadang
dokter meminta pengambilan darah 3 kali dengan interval 1 jam, jadi
pasien diambil darah dan urin puasa, 1 jam dan 2 jam setelah minum
glukosa (Annati Anice, 2017).
f. Pemeriksaan HbA1C
Merupakan jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan pada
semua tipe diabetes mellitus terutama untuk mengetahui status glikemik
jangka panjang karenaa hasilnya sangat akurat (Suegondo dkk, 2007).
2. Interpretasi hasil?
Hasil dari praktikum pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan
instrument fotometri didapatkan bahwa data yang diperoleh dalam praktikum
pemeriksaan kadar glukosa darah kelompok 4 yaitu 71 mg/dl. Hal ini
menunjukkan bahwa praktikan tersebut tidak ditemukan indikasi penyakit
diabetes mellitus, karena kadar glukosa darah tidak ≥ 200 mg/dl. Masih dalam
rentang 70 – 110 mg/dl, karena sampel merupakan gula darah puasa (GOD).
3. Prinsip pada pengujian kadar glukosa darah?
Pemeriksaan menggunakan Metode GOD-PAP adalah glukosa dalam sampel
dioksidasi membentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida 4 Aminoatypirene dengan indikator fenol dikatalis dengan POD
membentuk quinonemin dan air.
Sukandar, E., Yulinah., (Tim Redaksi ISFI), 2008, Iso Farmakoterapi, PT.
ISFI, Jakarta Notoatmodjo, P. D. S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta