J. Jurnal
J. Jurnal
J. Jurnal
BEBAN GEMPA
Nindi Rizki Apriliani
1510611068
Pujo Priyono, Arief Alihudien.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Jember Jl. Karimata 49, Jember 68121, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak: Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskan jalan melalui rintangan yang berada lebih rendah.
Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air atau lalu lintas biasa. Pada perencanaan dan pekerjaan jembatan
Perencanaan Struktur Bawah tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagian dari struktur jembatan ini yang terletak di bagian
bawah sangat menentukan bagi kekuatan serta keamanan bangunan diatasnya. Dan untuk penghubung langsung antara
struktur atas jembatan dengan struktur bawah jembatan adalah “Abutmen” yang termasuk juga pada struktur bawah
jembatan. Abutmen suatu bangunan yang berfungsi meneruskan beban. Peraturan pembebanan yang dipakai untuk
merencanakan jembatan ini mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 1725:2016. Intensitas gempa sangat
meningkat, menyebabkan perubahan dalam perencanaan jembatan, perubahan tersebut tertuang dalam peraturan SNI
2833:2016 mengenai perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan. Jembatan Sengkaling merupakan jembatan
alternatif untuk memudahkan lalu lintas menuju Taman Rekreasi Sengkaling yang terletak di Malang, Jawa Timur.
Dengan panjang 28m dan lebar 10m ini berada di belakang Universitas Muhammadiyah Malang.
Kata Kunci : Abutmen, Beban Gempa, Jembatan, Taman Rekreasi Sengkaling, Universitas Muhammadiyah Malang.
--------------------------------------------------
Gambar 4.15 Data Gempa dari Pusjatan Beban Gempa Arah Melintang Jembatan (Arah Y)
Sumber: petagempa.pusjatan.pu.go.id Tinggi Breast wall Lb = 6,47 m
Ukuran penampang breast wall b = 13,0 m
Tabel 3.6 Data Spektra Respon h = 1,5 m
Inertia penampang breast wall Ic = 3,6563 m4
Mutu beton, K-361 f'c = 30 MPa
Modulus elastisitas beton Ec = 25742,96 MPa
Ec = 25742960,20 kPa
Nilai Kekakuan Kp = 1042564,14
Percepatan Gravitasi g = 9,8 m/det2
Berat sendiri struktur atas PMS(str atas) = 1466,50 kN
Sumber: petagempa.pusjatan.pu.go.id Berat Sendiri struktur
bawah PMS(str bawah) = 7416,54 kN
Berat sendiri total struktur WTP = 8149,7895 kN
Waktu getar alami struktur T = 0,1773652 detik
= = 49,1 Kondisi tanah dasar termasuk = Tanah Sedang lokasi
Nilai rata-rata SPT adalah 50 ( Kelas situs tanah wilayah gempa 2
Keras) Kondisi tanah dasar termasuk = Tanah Sedang lokasi
Mencari nilai Csm untuk T > T0 gempa Malang.
Csm= (SDS – AS) T/To +AS Faktor modifikasi respon untuk bangunan bawah
= 0,388 R = 1,5
untuk struktur jembatan dengan daerah sendi Mencari nilai Csm untuk T > T0
plastis beton bertulang, S = 1,3F S = 1,0F Csm = (SDS – AS) T/To +AS
dengan, F = 1,25 – 0,025 x n dan = 0,388
F harus diambil > 1 untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis
F = faktor perangkaan beton bertulang,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi S = 1,3F S = 1,0F
arah lateral dengan, F = 1,25 – 0,025 x n dan F harus diambil > 1
Untuk, n = 1 F = faktor perangkaan
maka F = 1,25 – 0,025 x n = 1,225 n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi
arah lateral
Faktor tipe struktur, S = 1,225
Untuk, n = 1 maka F = 1,25 – 0,025 x n = 1,225
Koefisien beban gempa horisontal, Faktor tipe struktur, S = 1,225
Kh = C x s = 0,4753 Koefisien beban gempa horisontal,
Untuk jembatan yang memuat > 2000 Kh = C/R x S = 0,4119
kendaraan/hari, jembatan pada jalan raya Untuk jembatan yang memuat >2000 kendaraan/hari,
utama atau arteri, dan jembatan dimana jembatan pada jalan raya utama atau arteri, dan
terdapat route alternatif. maka diambil faktor jembatan dimana terdapat route alternatif. maka
kepentingan, I =1 diambil faktor kepentingan,
Gaya gempa TEQ = 0,4753 xWt I =1
Gaya Gempa
TEQ = 0,4119 x Wt
PMA = 579,600 kN
Wt = 9462,640 kN
Beban gempa arah melintang jembatan
TEQ = 3897,914 kN
Gambar 4.16 Beban Gempa statik ekivalen Momen pada pondasi akibat beban gempa
Sumber: [C] 2010:MNI-BE
MEQ = TEQ x YEQ = 21055,010 kN-m Kombinasi Beban Kerja
Tekanan Tanah Dinamis Akibat Beban Gempa
Gaya gempanarah lateral akibat tekanan tanah Reaksi abutmen akibat:
dinamis dihitung dengan menggunakan koifisien Berat sendiri struktur atas:
tekanan tanah dinamis (ΔKaG) sebagai berikut: PMS= 1466,5 kN
θ = tan-1(Kh) Beban mati tambahan,
KaG = cos2(φ'-θ)/[cos2θ{1+√(sin(φ'-θ))/cos θ}] PMA= 579,600 kN
ΔkaG = KaG-Ka Reaksi abutmen akibat beban tetap:
PT= 2046,100 kN
Tekanan tanah dinamis p= H*ws*ΔkaG kN/m2 Gaya gesek pada perletakaan
TFB= 368,298 kN
Lengan terhadap pondasi
yFB= 2,85 M
Momen pada pondasi akibat gempa,
MFB= 1049,649 kN-m
Lengan terhadap breast wall
y'FB= 1,5 M
Gambar 4.17 Tekanan tanah dinamis akibat Momen pada breast wall
beban gempa M'FB= 552,447 kN-m
Sumber: [C] 2010:MNI-BE
Tabel 3.7 Rekap Beban Kerja
H = 9,72 m
By = 13,0 m
Kh = 0,41193
φ' = 1,00250 rad
Ka = 0,085343
Ws = 17,2 kN/m3
θ= 0,39074552 rad
cos2(φ'-θ) = 0,6701721
√ ̅̅̅̅̅̅
[ { }]= 1,498220
KaG = 0,44731233 Tabel 3.8 Daya Layan 1
ΔKaG = 0,36196908
Gaya gempa lateral TEQ=1/28H2 x ws x ΔkaG x
By = 3823,365 kN
Lengan terhadap pondasi yEQ = 2/3 x H = 6,5 m
Momen akibat b. gempa MEQ = 24775,408 kN-m
Kontrol Stabilitas Guling 1 Daya layan 1 0% 1631,04 11106,4315 4450,403 2,729 >1,1 Aman
Stabilitas guling arah X 2 Daya layan 2 0% 5454,41 11106,4315 4450,403 0,816 <1,1 No Go
3 Daya Layan 3 0% 1649,42 11106,4315 4450,403 2,698 >1,1 Aman
Pondasi tiang tidak diperhitungkan dalam analisis 4 Daya layan 4 0% 1649,42 11106,4315 4450,403 2,698 >1,1 Aman
stabilitas terhadap guling, sehingga SF = 2,2 5 ekstrim 1 50% 8674,24 11078,2075 6456,419 1,116 >1,1 Aman
Letak titik guling A (Ujung Pondasi) Terhadap
pusat Pondasi : Stabilitas Geser Arah Y
Parameter pile cap :
= 2,75 m
Sudut gesek dalam φ= 20˚
Kohesi c= 5,7 kPa
k = persen kelebihan beban yang diijinkan (%)
Ukuran pile cap Bx = 5,5 m
Mx = momen penyebab guling arah X
By = 13,0 m
Momen penahan guling : MPx = ( ) k = persen kelebihan beban yang diijinkan (%)
Angka aman terhadap guling : Tx = gaya penyebab geser
SF = MPx/Mx harus ≥ 2,2 Gaya penahan geser :
H=(c*Bx*By+P*tanφ)*(1+k) harus > 1.1
No KOMBINASI BEBAN k Ty P H SF Keterangan
kN kN kN
1 DAYA LAYAN 1 0% 69,7148 11106,4315 4450,403 63,84 >1,1 Aman
2 DAYA LAYAN 2 25% 69,7148 11106,4315 5461,117 78,34 >1,1 Aman
3 DAYA LAYAN 3 40% 69,7148 11106,4315 6067,545 87,03 >1,1 Aman
4 DAYA LAYAN 4 40% 69,7148 11106,4315 6067,545 87,03 >1,1 Aman
5 EKSTRIM 1 50% 3897,91 11078,2075 6456,419 1,66 >1,1 Aman
Pembahasan geser dengan nilai SF 0,816 < dari 1,1 agar di
Berdasarkan analisa kapasitas abutmen dengan katakana aman. Jika terjadi gempa akan geser
beban gempa pada jembatan Taman Rekreasi karena ketinggian abutmen kurang bias menopang
Sengkaling Malang. Di dapatkan beberapa analisa jembatan.
sebagai berikut: 5. SARAN
1. Menurut SNI 2833:2016 Kelas situs pada lokasi Beberapa saran yang dapat diberikan pada
yang di tinjau merupakan Tanah sangat padat penelititan ini adalah
atau keras karena nilai hasil uji penetrasi standar 1. Penggunaan program bantu atau aplikasi
tanah adalah 50 diperlukan dalam analisis komponen jembatan
yang lebih detil bagian gelagar jembatan serta
abutment, agar mendapatkan nilai yang akurat.
2. Untuk penelitian tanah selanjutnya dapat di teliti
2. Untuk Stabilitas Guling arah X juga mengenai kondisi tanah pada abutmen
Pada kombinasi beban nilai SF kurang dari 2,2 jembatan.
dan nilai kombinasi beban daya layan 1,3 dan 4
bernilai negatif (-) yaitu daya layan 1 sebesar - DAFTAR PUSTAKA
14,52 menjadi 14,52 dan untuk daya layan 3,4
sebesar -14,93 menjadi 14,93 nilai-nilai tersebut Das, Braja M. 2006, “Principles of Geotechnical
di absolutkan karena ketinngian abutmen kurang. Engginering 7rd”. USA: PWS Publishers.
3. Untuk Stabilitas geser arah X SNI 2833-2016. Perencanaan Jembatan Terhadap
Pada kombinasi beban daya layan 2 tersebut tidak Beban Gempa. Badan Standarisasi Nasional.
aman karena tekanan tanah mengalami geser Bandung:
dengan nilai SF 0,816 < dari 1,1 agar di katakana SNI 1725-2016. Pembebanan untuk Jembatan.
aman. Jika terjadi gempa akan geser karena Badan Standarisasi Nasional. Bandung:
ketinggian abutmen kurang bisa menopang
Peta Gempa.
jembatan.
http://www.petagempa.pusjatan.pu.go.id
4. KESIMPULAN kementrian Pekerjaan Umum.
[C] 2010:MNI-BE. “Analisis Beban Abutment”.
Berdasarkan analisa kapasitas abutmen Yogyakarta:
dengan beban gempa pada jembatan Taman Widyaningrum, A., Indriyati, E.W., HArdini. P.
Rekreasi Sengkaling Malang. Di dapatkan 2016 “Pengaruh Perubahan Pembebanan dan
beberapa analisa sebagai berikut: Beban Gempa Terhadap Kinerja Jembatan
Kapasitas abutmen pada jembatan Sungai Serayu Patikraja Banyumas”.
sengkaling jika terjadi gempa mengalami guling Purbalingga: Universitas Jendral Soedirman.
dalam arti stabilitas geser dan guling abutmen Ardiani, K., Harry, M. 2015. Program Analisa
tidak memenuhi standart dari pembebanan Stabilitas Abutment.Bandung:
jembatan.
Bowles, Joseph E. 1991. Analisa dan Desain
Menurut SNI 2833:2016 Kelas situs pada
Pondas”, jilid 1, Jakarta: Erlangga.
lokasi yang di tinjau merupakan Tanah sangat
padat karena nilai hasil uji penetrasi standar Bowles, Joseph E. 1991. “Analisa dan Desain
tanah adalah 50 Pondasi”, jilid 2, Jakarta: Erlangga.
Tandra, D., Warman. H., Farni, I. “Perencanaan
Abutmen Struktur Bawah Jembatan Purus”.
Untuk Stabilitas Guling arah X Padang: Universitas Bung Hatta.
Pada kombinasi beban nilai SF kurang dari 2,2 Telford, Thomas. 2000. “Ice Manual of Bridge
dan nilai kombinasi beban daya layan 1,3 dan 4
Engineering”. London: 1 Heron Quay Publihers
bernilai negatif (-) yaitu daya layan 1 sebesar -
14,52 dan untuk daya layan 3,4 sebesar -14,93
nilai-nilai tersebut di absolutkan karena
ketinngian abutmen kurang. Sehingga abutmen
perlu ditinjau kembali.
Untuk Stabilitas geser arah X
Pada kombinasi beban daya layan 2 tersebut
tidak aman karena tekanan tanah mengalami