Perjanjian Syarikah
Perjanjian Syarikah
Perjanjian Syarikah
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
MUKADDIMAH
“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah,
selama salah seorang di antara mereka tidak berkhianat kepada kawan syarikatnya.
Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka.”
Pada hari ini, Senin tanggal 15 bulan Juni tahun 2020 di Bandung,
Alamat :
No. KTP :
Alamat :
Secara bersama-sama keduat pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian bersyarikat dengan jenis
syarikat mudharabah dalam suatu usaha penjualan produk frozen dengan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pihak Pertama selaku pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada Pihak
Kedua untuk dipergunakan sebagai modal usaha dalam suatu usaha budidaya jamur tiram.
2. Pihak Kedua selaku pengelola (mudharib) dari Pihak Pertama, mengelola suatu usaha tertentu sebagaimana
tercantum dalam Pasal 1 ayat 1.
3. Pihak Kedua,menerima sejumlah modal dalam bentuk uang dari Pihak Pertama, yang diserahkan sebelum
perjanjian ini dise pakati dan ditandatangani.
4. Keempat pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase keuntungan
yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan Pasal 5.
5. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, baik modal/tenaga, yang besar maupun
Pasal 2
Modal Usaha
1. Besar uang modal usaha, sebagaimana disebut pada Pasal 1 ayat 1 adalah sebesar
2. Modal Pihak Pertama tersebut diserahkan sebelum akad ini ditandatangani, yaitu pada hari Senin Tanggal
08 bulan Juni tahun 2020 melalui transfer ke nomor rekening _______________Bank Syariah Mandiri Cabang
Jatiasih Kota Bekasi a.n Wira Saputra
Pasal 3
Pengelola Usaha
1. Pihak Kedua bersama 2 orang muslim yang tergabung dalam satu syarikah al-wujuh secara seksama
bekerja mengelola usaha sebagaimana tercantum pada pasal sebelumnya dengan anggota sebagai berikut:
Nama : Wira Saputra
No. KTP :
Alamat :
Nama : Casiman
No. KTP :
Alamat :
Alamat :
2. Dalam mengelola usahanya, pengelola bisa dibantu oleh sejumlah staf yang kesemuanya berstatus
2. Nisbah keuntungan usaha disepakati sebesar 25:75. Pihak Pertama selaku pemilik modal mendapat 25%
dari keuntungan bersih, Pihak Kedua selaku pengelola mendapat 75% dari keuntungan bersih.
Pasal 5
Kerugian
1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai negatif.
2. Kerugian usaha ditanggung kedua pihak sesuai dengan hukum Islam syarikah mudharabah dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Kerugian usaha layaknya suatu kegiatan usaha mengandung resiko untung rugi, maka kerugian modal
usaha ditanggung seluruhnya oleh pemilik modal sesuai dengan persentase modal yang diinvestasikan,
sedangkan kerugian tenaga, pikiran, serta waktu ditanggung oleh pengelolaan usaha.
2. Apabila kerugian usaha disebabkan kesengajaan Pihak Kedua melakukan penyimpangan, maka seluruh kerugian
usaha ditanggung oleh Pihak Kedua.
Pasal 6
Penghitungan Untung-Rugi dan Laporan Usaha
1. Penghitungan untung rugi bulanan dilakukan 5 hari pada bulan berikutnya.
2. Tutup buku akhir usaha dilakukan setiap 1 tahun.
3. Laporan bulanan terinci mengenai seluruh kegiatan usaha dikirimkan paling lambat 10 hari pada bulan berikutnya
oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.
4. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 4 ayat 2 (bila memperoleh keuntungan) dilaksanakan selambat-
lambatnya 15 hari setelah penghitungan untung-rugi dan diserahkan melalui transfer rekening.
Pasal 7
Jangka Waktu Bersyarat
1. Jangka waktu kerjasama yang tersebut pada pasal 1 adalah 3 tahun, kecuali ada pembubaran kerjasama yang
disepakati oleh kedua pihak.
2. Perjanjian kerjasama ini akan ditinjau kembali setiap akhir tahun untuk diperbaharui dan/atau dimusyawarahkan
kembali oleh kedua pihak.
Pasal 8
Hak dan Kewajiban
1. Selama jangka waktu kerjasama usaha, Pihak Pertama :
1. berkewajiban untuk tidak mencampuri kebijakan usaha yang sedang dijalankan Pihak Kedua;
2.
berkewajiban untuk tidak melakukan pemaksaan kepada Pihak Kedua untuk menjalankan usul, saran, ataupun
keinginannya dalam melaksanakan kegiatan usaha ini;
3. berkewajiban untuk tidak melakukan kegiatan teknis di tempat usaha tanpa seizin dan sepengetahuan Pihak
Kedua;
4. berkewajiban untuk tidak mengambil atau menambah sejumlah modal usaha, kecuali dalam keadaan istimewa
(menyelamatkan usaha atau memanfaatkan situasi) dan hal tersebut dilakukan atas kesepakatan kedua pihak;
5. berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha kepada Pihak Kedua sehubungan dengan pembatalan
perjanjian kerjasama yang disebabkan oleh pelanggaran Pihak Pertama terhadap isi perjanjian;
6. berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha seperti yang tercantum dalam Pasal 8 ayat 1 (5) selambat-
lambatnya 1 bulan setelah penghitungan untung-rugi;
7. berhak melakukan kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan disertai Pihak Kedua;
8. berhak mengajukan usul dan saran kepada Pihak Kedua untuk memperbaiki dan/atau menyempurnakan kegiatan
usaha yang sedang berjalan;
9. berhak membatalkan perjanjian dan/atau mengambil kembali sebagian modal usaha dari Pihak Kedua setelah
terbukti Pihak Kedua melakukan penyelewengan dan/atau mengkhianati isi perjanjian ini.
2. Selama jangka waktu kerjasama usaha, Pihak Kedua :
1. berkewajiban mengelola modal usaha yang telah diterima dari Pihak Pertama untuk suatu kegiatan usaha yang
telah ditetapkan, selambat-lambatnya 2 minggu setelah perjanjian kerjasama ini disepakati dan ditandatangani;
2. berkewajiban membuat laporan periodik kegiatan usaha setiap bulan untuk diserahkan kepada Pihak Pertama;
3. berkewajiban untuk melaporkan kejadian-kejadian istimewa (musibah) dan/atau kejadian lainnya yang terjadi di
tengah-tengah kegiatan usaha kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 3 hari setelah kejadian;
4. berkewajiban membayar tanggungan kerugian usaha seperti yang tercantum dalam Pasal 5 ayat 2 (2) selambat-
lambatnya 1 bulan setelah penghitungan untung-rugi;
5. berhak mengelola dan menentukan kebijakan-kebijakan dalam kegiatan usaha;
6. berhak melaksanakan atau tidak melaksanakan usul, saran, ataupun keinginan Pihak Pertama;
7. berhak membatalkan perjanjian dan/atau mengembalikan kembali sebagian modal usaha dari Pihak Pertama
setelah terbukti Pihak Pertama melakukan penyelewengan dan/atau mengkhianati isi perjanjian ini;
8. berhak menerima ganti rugi (upah) yang layak atas waktu, tenaga, dan pikiran selama waktu kegiatan usaha yang
telah dilakukan (kerugian pengelolaan usaha) sehubungan dengan pembatalan perjanjian kerjasama usaha
sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat 1 (5).
Pasal 9
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua pihak sehubungan dengan perjanjian kerjasama usaha ini, kedua pihak
bersepakat menyelesaikannya secara musyawarah.
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian perselisihan akan dituangkan dalam suatu berita acara.
Pasal 10
Lain-lain
1. Surat perjanjian ini mengikat secara hukum kepada kedua pihak.
2. Hal-hal lain yang mungkin kelak akan muncul di kemudian hari dan belum diatur dalam surat perjanjian ini akan
dimusyawarahkan kedua pihak dan akan dituangkan dalam bentuk addendum.
3. Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 dan seluruhnya ditandatangani oleh kedua pihak pada hari dan tanggal di muka
setelah dibubuhi materai secukupnya.
….., ……………………………..