Makalah Sosiologi Pendidikan Andre

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN

PENGUAT FONDASI SOSIOLOGI PENDIDIKAN


DOSEN PENGAMPU : ABDUL MUHIT M.Ed

Disusun Oleh :
Andre Kurniawan (211310148)
M.Akbar Rusli (211310230)
Kaisul Ulum (211310130)

PROGRAM STUDY SOSIOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita
kesehatan dan kesempatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Dan tak lupa juga shalawat kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad saw.
Sehingga sampai saat ini kita bisa merasakan nikmat iman dan islam yang dibawa oleh nabi
Muhammad saw.
Pembuatan makalah ini kami tujukan untuk menyelesaikan tugas sosiologi pendidikan
dengan judul “PENGUAT FONDASI SOSIOLOGI PENDIDIKAN” dengan demikian kami
harapkan kepada pembaca semua untuk dapat memberikan saran dan kritikan kepada kami,
karna kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan yang
harus diperbaiki.

Jakarta, 22 September 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................
C. TUJUAN .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
A. SUMBANGAN ALFRED SCHUTZ ........................................................................
B. SUMBANGAN ANTONIO GRAMSCI ...................................................................
C. SUMBANGAN TALCOTT PARSONS ...................................................................
D. SUMBANGAN LOUIS ALTHUSSER......................................................................
E. SUMBANGAN PIERE BOURDIEU.........................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang selalu berkelompok dan saling membutuhkan satu
sama lain. Kajian sosiologi pendidikan menekankan implikasi dan akibat sosial dari
pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial
kebudayaan, politik dan ekonomisnya bagi masyarakat. Apabila psikologi pendidikan
memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka
sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial
masyarakat. Dilihat dari objek penyelidikannya sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu
sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari
kelompok ilmu sosial. Sedangkan yang termasuk dalam lingkup ilmu sosial antara lain: ilmu
ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan, psikologi, antropologi dan sosiologi. Dari sini
terlihat jelas kedudukan sosiologi dan ilmu pendidikan.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut
pandang, metode dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah
laku manusia dan kelompok. Sudut pandangnya memandang hakikat masyarakat, kebudayaan
dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuannya terdiri dari atas konsep-
konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan
perkembangan pribadi. Dengan segala keunikan yang dimiliki oleh sosiologi pendidikan, kali
ini kami selaku pemakalah akan membahas Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh-tokoh Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan?
2. Apa saja bentuk pemikiran yang ditemukan oleh setiap tokoh Penguat Fondasi
Sosiologi Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Agar kita mengenal tokoh-tokoh Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan.
2. Mengetahui bentuk pemikiran yang ditemukan oleh setiap tokoh Penguat
Fondasi Sosiologi Pendidikan.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

Penguat fondasi dimaksud sebagai para tokoh teori sosiologi yang melakukan suatu
aktivitas ilmiah untuk mengembangkan, merevisi, dan mempertajam teori yang telah
dikembangkan oleh para peletak fondasi seperti yang disebut sebelumnya diatas, seperti
Marx, Dur-kheim, Weber, dan Mead. Adapun tokoh penguat fondasi sosiologi pendidikan
yang diperbincangkan antara lain:
1. Alfred Schutz
Alfred lahir di Wina pada 13 April 1889. Beliau mengikuti kuliah di Universitas Wina
dibidang ilmu hukum, ekonomi dan sosiologi (1918-1921).Selama di Wina, beliau juga
menghadiri kuliah dari Max Weber. Setelah meraih doktor,beliau bekerja sebagai sekretaris
di sebuah bank di Wina, kemudian pindah bekerja sebagai penasihat hukum pada sebuah
bank swasta.Pada tahun 1939,beliau bermigrasi ke Amerika. Pada tahun 1943, beliau menjadi
seorang akademisi dan meninggal dunia pada 20 Mei 1959.
Dalam pandangan schutz, max weber tidak serius mengembangkan apa yang
dimaksud weber tentang verstehen (interpretative understanding), atau disebut dengan
pemahaman interpreatif, dan teori makna. Schutz (1972:8) menyebutkan bahwa: “weber tidak
membedakan antara action, yang dianggap sebagai sesuatu yang masih sedang berlangsung,
dan acts yang sudah selesai, antara makna penghasilan suatu benda kultural dan makna benda
yang dihasilkan, antara makna tindakan (action) saya dan makna tindakan orang lain “jadi,
weber, kata schutz, mengembangkan teori makna tanpa mendiskusikan bagaimana makna ini
sendiri muncul, dipertahankan, dikembangkan, dan diubah. Topik ini dikembangan oleh
schutz sehingga pemikiran nya dikenal sebagai fenomenologi, yaitu studi tentang bagaimana
fenomena (hal-hal yang kita sadari) muncul kepada kita, dan cara yang paling mendasar dari
permunculannya adalah sebagai suatu aliran pengalaman indriawi (streams of experience)
yang berkesinambungan yang kita terima melalui pancaindra kita (Craib, 1985:128).
Apa sumbangan lain dari pemikiran schutz kepada sosiologi pendidikan? Menurut
schutz dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kita terus-menerus menafsirkan makna
subjektif dari orang-orang lain. Proses ini berlangsung terus dan oleh schutz (robinson,
1986:26) dibedakan antara interpretasi dari dua motif yang ada, yaitu “in-order-to”
(“untuk”/tujuan) dan “because of” (“karena”/sebab). Motif “in-order-to” (“untuk”/tujuan)
merujuk pada suatu keadaan pada masa yang akan dating dimana actor berkeinginan untuk
mencapai nya melalui beberapa tindakan nya. Oleh karena itu, motif seperti ini bersifat
objektif sebab hanya saya sendiri kemungkinan mengetahui apa yang ingin saya capai dimasa
yang akan datang. Adapun motif “because of” (“karena”/sebab) merujuk pada suatu keadaan
pada masa lampau. Motif seperti ini bersifat objektif, menggambarkan masa lampau yang
ditafsirkan oleh masa kini.
2. Antonio Gramsci
Antonio Gramsci dilahirkan di Sardinia pada 1891. Dia pergi ke turin sebagai seorang
mahasiswa disana dan aktif sebagai seorang komentator politik dan jurnalis sampai 1918.
Setelah itu, ia aktif dalam politik melalui keterlibatan dalam gerakan buruh dan partai sosialis
italia serta kemudian mendirikan partai komunis italia. Pada 1926, dia dipenjara oleh
pemerintah fasis dan meninggal disana pada 1937.
Gramsci dipandang sebagai seorang intelektual yang dipengaruhi pemikiran Marx.
Pemikiran Gramsci yang paling banyak dikutip oleh para ilmuan sosial dan humaniora adalah
konsep hegemoni. Sederhananya, menurut Robinson (1986: 46), hegemoni dapat dipahami
sebagai “pengaruh yang memimpin”. Dengan mengutip Williams, Robinson menulis
hegemoni sebagai satu keseluruhan himpunan kebiasaan dan harapan; penggunaan energi
kita, pemahaman kita yang biasa mengenai kodrat manusia dan dunianya.
Apa hubungan antara konsep hegemoni dan sosiologi pendidikan? Pendidikan dilihat
memiliki peran yang strategis dalam mengabsahkan hegemoni yang dominan. Ia
mensosialisasikan kaum muda bukan hanya fakta-fakta dunia tetapi juga tentang sikap
terhadap fakta ini. Kaum intelektual dapat memainkan peranan penting untuk
mempertahankan status quo yang ada, termasuk hegemoni kebudayaan dominan. Namun
sebaliknya juga kaum intelektual dapat pula membangun suatu budaya kebudayaan
kontrahegemoni yang melaluinya kebudayaan dominan dapat dilawan.
3. Talcott Parsons
Talcott Parsons lahir 13 Desember 1902 di Colorado Springs, Colorado, Amerika
Serikat dari seorang anak pendeta yang intelektual. Ia menamatkan sarjana mudanya dalam
bidang studi biologi di Kolese Amherst (1920-1924). Bidang studi ini dikemudian hari
memberikan fondasi dalam cara memandang kenyataan hidup ditengah masyarakat.
Kemudian dia mengikuti program pasca sarjana di London School of Economics pada tahun
1924. Selanjutnya, dia pergi ke Heidelberg, Jerman, tempat ia memulai tesis doktoralnya,
sehingga dia berkenalan dengan berbagai karya ilmuan sosial jerman seperti Karl Marx, Max
Weber, dan Sombart.
Parons merupakan salah seorang tokoh utama yang mempopulerkan pendekata system
dalam sosiologi kontemporer.suatu sistem,menurut parsons,hanya bisa fungsional apabila
semua persyaratan terpenuhi.apa saja persyaratan fungsional ang di buthkan oleh suatu
system? Ada empat persyaratan fungsional yang di butuhkan oleh suatu system, yaitu:
Adaptation/ ADAPTASI (A),Goal attainment/pencapain tujuan (G)
,INTERGRATION/intergrasi (I), Dan latentpatern maintenance/pola pemeliharaan laten (L).
Prasyarat fungsional adaptasi (A)merupakan sutu kebutuhan system untuk
menyusuaikan diri dengan linkungan yang di hadapi nya.lingkungan dapat berupa sosial
maupun nonsosial/fisik.melalui adaptasi,system mampu menjaminapa yang dibutuhkan dari
lingkungannya sera mendistribusikan sumber-sumber ini ke dalm seluruh system.
Goal attainment/pencapain tujuan (G) merupakan persyaratan fungsional yang
menentukan tujuan dan skala pioritas dari tujuan yang ada.setiap orang bertindak selalu di
arahkan oleh suatu pencapaian tujuan.Namun perhatian utama bukan terfokus pada tujuan
pribada individual,melainkan diarahkan diarahkanpada tujuan bersama para anggota dalam
suatu system sosial.
Persyaratan fungsional integrasi (I) adalah suatu kebutuhan system yang dapat
mengoordinasikan dan menciptakan kesesuaian antara bagian atau anggota dalam suatu
system .fungsi integrasi dapat terpenuhi apabila bagian atau anggota dalam suatu system
berperan sesuai dengan fungsinya dalam satu keseluruhan.
Latent patternt maintenance/pola pemeliharaan laten (L) adalah prasyarat fungsional
yang di butuhkansistem untukmenjamin kesinambungan tindakan dalam system sesuai
dengan beberapa aturan atau norma.konsep laten menunjuk pada sesuatu yang tersembunyi
atau tidak kelihatan. Kenapa perlu prasyaraffungsional ini? Apabila system sosial
menghadapikemungkinan terjadi nya disintegrasi atau perpecahan,mka ada pola
pemeliharaan agar system tetap terintegrasi atau terpelihara.
System sosial ,seperti halnya system yang lain,memiliki persyaratan fungsional AGIL.
Dalam system sosial ,kebutuhan fungsional AGIL diemban bebrapa subsistem seperti system
ekonomi ,polity (system politk),komunitas societal ,dan fiduciary (system persyaratan
fungsional adaptatif (A) dalam suatu system sosial.
Terakhir, persyratan kebutuhan fungsional pemeliharan pola laten dalam system sosial
di pikulkan tanggung jawab kepada system fiduciary (system sosialisasi).konsep fiduciary
menunjuk pada peranan sebagai wali yang dilakukan oleh para pengemban tradisi kultural
rakat. Dalam masyarakat minangkabau, misalnya,peran fiduciary di emban oleh lembaga “tgo
tungku sajaranan”, yaitu ninik mamak (penghulu/datuk),alim ulama,dan cerdik pandai
4. Louis Althusser
Louis Althusser lahir pada 1918 di Birmandreis Aljazair dari pasangan Charles
Althusser dan Lucienne Berger. Ayahnya bekerja sebagai manager di sebuah perbankan. Dia
diterima menjadi mahasiswa di the Ecole Normale Superieure pada 1939 dan menyelesaikan
tesis masternya pada 1948. Pemikiran Althusser dipengaruhi oleh cara pandang marx, namun
cara pandang yang direvisi oleh Althusser sendiri.
Apa sumbangan Althusser pada sosiologi pendidikan? Althusser, menurut Robinson
(1986: 47), memandang negara sebagai sebuah mesin penindasan, yang memungkinkan
kelas-kelas berkuasa … menjamin dominasi mereka atas kelas buruh. Althusser menegaskan
bahwa proses ini berlangsung melalui “aparat represif” negara seperti polisi dan tentara, serta
“aparat ideologinya” seperti pendidikan, keluarga, dan media massa.
5. Piere Bourdieu
Piere Bourdieu dilahirkan di kota kecil selatan Perancis pada 1930. Dia diterima di the
Ecole Normale Superieure pada 1950-an, namun dia tidak menulis tesis masternya karena
ketidaksetujuannya terhadap struktur sekolah yang otoriter. Dia aktif menentang orientasi
komunis dari sekolahnya. Pengalaman wajib militer selama dua tahun di Aljazair pada tahun
1958-1960 mendorongnya untuk menulis buku.
Sumbangan terbesar dari Bourdieu terhadap sosiologi pendidikan adalah idenya
tentang kapital yang dihubungkan dengan pendidikan. Bourdieu melihat bahwa terdapat
hubungan antara pendidikan dan tentang kapital budaya dan simbolik. Kedua kapital ini
direproduksi dan dilanjutkan melalui sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penguat fondasi dimaksud sebagai para tokoh teori sosiologi yang melakukan suatu
aktivitas ilmiah untuk mengembangkan, merevisi, dan mempertajam teori yang telah
dikembangkan oleh para peletak fondasi seperti yang disebut sebelumnya diatas, seperti
Marx, Dur-kheim, Weber, dan Mead.
B. Saran
Dengan tersusun nya makalah ini, kita bisa mengerti dan tahu tentang penguat fondasi
sosiologi pendidikan, tokoh-tokoh yang menyumbangkan fikiran dan tenaga nya untuk
sosiologi pendidikan. Jadi, dengan kita mengetahui tokoh-tokoh dan sumbangan-sumbangan
dari para tokoh penguat fondasi sosiologi pendidikan kita bisa mencontoh dan bisa berfikir
seperti tokoh-tokoh diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Arief. 1986. Mencari Konsep Manusia Indonesia Sebuah Bunga Rampai. Jakarta:
Erlangga.
H, Ary, Gunawan. 2010.Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Lawang. Robert M. Z. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia.

Maliki, Zainuddin. 2008. SosiologiPendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Ahmadi, Abu. 2007. SosiologiPendidikan. Jakarta: PT. RinekaCipta.

Anda mungkin juga menyukai