Preview

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 1

BAB V
RENCANA PELAKSANAAN
BENDUNG GERAK TULIS

5.1 TINJAUAN UMUM


Penentuan rencana pelaksanaan suatu konstruksi bangunan air akan memegang
peranan penting dalam mencapai parameter atau ukuran penilaian keberhasilan suatu
pekerjaan konstruksi yaitu efisien, tepat waktu, aman dan ekonomis. Dalam suatu
konstruksi untuk jenis bangunan air yang sama belum tentu mempunyai rencana tahap
pelaksanaan yang sama pula. Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan kondisi
real di lapangan yang berpengaruh dalam penentuan rencana tahap pelaksanaan antara
pekerjaan konstruksi bangunan air di suatu lokasi dengan pekerjaan konstruksi
bangunan air di lokasi lain. Pemahaman dan penguasaan kondisi real di lapangan
menjadi point penting yang harus dikuasai sebagai referensi sebelum penyusunan
skema rencana tahap pelaksanaan.
Penyusunan suatu rencana tahap pelaksanaan yang tepat akan lebih memberikan
gambaran mengenai urutan pekerjaan yang harus dilaksanakan sehingga memudahkan
bagi pelaksana di lapangan mengaplikasikan konstruksi design, meminimalkan
kesalahan yang terjadi untuk mendapatkan suatu hasil konstruksi yang tepat.
Dalam Bab ini akan dijelaskan hal-hal yang akan berhubungan dengan rencana
pelaksanaan pembangunan Bendung Gerak Tulis terutama dalam teknik
pelaksanaannya. Tetapi mengingat begitu kompleks faktor yang harus ditinjau maka
hanya secara garis besar yang bisa kami sajikan.

5.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG


Pelaksanaan konstruksi bendung tidak bisa dilakukan bila masih ada gangguan
aliran air pada penampang sungai di daerah konstruksi. Inti dari rencana pelaksanaan
bendung yang akan di jelaskan dalam bab ini adalah metode yang akan digunakan
dalam membebaskan daerah konstruksi bendung dari gangguan air dengan suatu sistem

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 2

dewatering yang dikaitkan dengan pelaksanan pekerjaaan bendung sendiri dan juga
dengan memperhatikan faktor keamanan, ketepatan dan efisiensi waktu pelaksanaan.
Secara garis besar inti dari metode pembebasan aliran air dari area konstruksi
bendung (sistem dewatering) adalah dengan mengalihkan aliran air sungai yang
melewati daerah konstruksi bendung dengan suatu konstruksi bendung sementara di
hulu bendung yang kemudian aliran air diarahkan agar melewati suatu saluran
pengalihan. Saluran pengalih ini akan mengarahkan aliran air ke bagian hilir
(downstream) bendung melewati lokasi rencana tubuh bendung tanpa mengalami
limpasan. Konstruksi yang biasanya dipakai untuk membebaskan daerah konstruksi
bendung adalah cofferdam dan diversion. Cofferdam berfungsi sebagai bendung
sementara/pengelak sedangkan diversion sebagai saluran pengalih/pengelaknya.
Dengan pembebasan daerah konstruksi ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh,
antara lain :
ƒ Memudahkan pekerjaan konstruksi bendung
ƒ Tersedianya space atau ruang yang cukup sehingga bisa dimanfaatkan untuk
penempatan peralatan, material dan resources bendung lainnya.
ƒ Stabilitas bendung akan lebih terjaga
ƒ Memberikan keamanan bagi pekerja.
Untuk lebih mempermudah pemahaman hal diatas, dapat dilihat dalam diagram air
sistem dewatering berikut ini :

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 3

Aliran air di hulu bendung akan mengalir


melewati area konstruksi

Cofferdam (cofferdam upstream) akan


membendung aliran air sebelum melewati
k ki

Air masuk ke diversion

Diversion akan mengarahkan aliran air melewati


daerah konstruksi bendung menuju bagian hilir
bendung

Air masuk kembali ke penampang sungai

Cofferdam (cofferdam downstream) akan


membendung aliran air masuk ke area
konstruksi akibat fenomena back water

Gambar 5.1 Diagram alir sistem dewatering

Dari diagram alir di atas dapat digaris bawahi bahwa cofferdam dan diversion
adalah konstruksi yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan penyusunan
rencana pelaksanaan suatu bendung.

5.2.1 Teknik Pelaksanaan Konstruksi Bendung


Teknik pelaksanaan konstruksi bendung adalah suatu metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi bendung yang di dalamnya berisi tahap-tahap pekerjaan
konstruksi bendung yang harus dikerjakan dengan memperhatikan hubungan antar
elemen pekerjaan.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 4

Teknik pelaksanaan konstruksi pada bendung yang akan diterapkan oleh


pelaksana akan mempengaruhi bentuk/tipe diversion, dan dengan sendirinya akan
berpengaruh pula pada cofferdam. Bentuk/tipe diversion berkaitan dengan lokasi
penempatan dari diversion sehingga penempatan lokasi cofferdam secara tidak
langsung akan mengikuti dari penempatan lokasi diversion atau sebaliknya.
Beberapa hal yang perlu dipikirkan sedemikian rupa sebelum menentukan lokasi
diversion (saluran pengelak) sehingga tidak akan mengganggu jalannya pelaksanaan
konstruksi, yaitu :
ƒ Lokasi Quarry/Borrow area untuk konstruksi.
ƒ Kondisi geologi dan mekanika tanah setempat.
ƒ Stage Construction/Tahapan Pelaksanaan.
ƒ Kemungkinan kegunaannya setelah pelaksanaan.
ƒ Biaya diversion dan cofferdam.
ƒ Besar kecil kendala pelaksanaan yang dikaitkan dengan kemampuan dari pelaksana.
ƒ Ruang/space yang tersedia.
Rencana dari penempatan diversion dan cofferdam salah satunya dipengaruhi
oleh pemilihan teknik pelaksanaan pekerjaan bendung. Ada ada 2 tipe teknik
pelaksanaan konstruksi bendung, yaitu :
» Teknik pelaksanaan tanpa tahapan.
» Teknik pelaksanaan dengan tahapan.

5.2.1.1 Pelaksanaan Konstrusi Bendung Tanpa Tahapan


Pelaksanaan Bendung tipe ini adalah pelaksaanaan konstruksi bendung dimana
pekerjaan tubuh bendung dapat dilaksanakan dari awal hingga akhir tanpa diselinggi
pekerjaan konstruksi lain diluar pekerjaan bendung. Hal ini di mungkinkan karena
aliran air bisa dialihkan dari daerah konstruksi sejak awal pelaksanaan hingga bendung
siap dioperasikan. Dalam menggunakan tipe teknik pelaksanaan seperti ini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan konstruksi sisten dewateringnya,
yaitu :

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 5

A. Saluran Pengelak
ƒ Penempatan diversion berada diluar palung sungai berupa saluran terbuka (diversion
channel) atau saluran tertutup (diversion tunnel), dimana konstruksi dipakai dari
awal sampai akhir proyek.
ƒ Pembongkaran diversion bisa dilakukan setelah pembongkaran cofferdam yang
menandakan bendung siap dioperasikan secara penuh. Bila diversion akan dialihkan
fungsinya (bukan sebagai saluran pengalihan), maka untuk effisiensi biaya tidak
perlu dibongkar.

B. Bendung Pengelak/Cofferdam
ƒ Cofferdam dibuat sepanjang penampang sungai (Y-Z).
ƒ Penempatan cofferdam upstream harus memperhatikan mulut bagian depan dari
diversion agar aliran air dapat lancar masuk ke diversion.
ƒ Penempatan lokasi cofferdam downstream dibuat dengan memperhatikan mulut
bagian belakang diversion untuk keamanan terhadap fenomena backwater
ƒ Cofferdam dibuat hanya sekali sampai selesainya pekerjaan bendung.
ƒ Pembongkaran cofferdam dilakukan hanya ketika bendung dinilai siap dioperasikan
secara penuh.
Tipe teknik pelaksanaan seperti ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
ƒ Mudah dilaksanakan karena konstruksi tubuh bendung dibuat langsung tanpa
tahapan sehingga ketergantungan atau keterikatan antar subpekerjaan bendung
dengan konstruksi sistem dewateringnya (cofferdam dan diversion) relatife kecil
ƒ Dilihat dari segi ketepatan rencana time schedule pelaksanaan lebih mudah dicapai
ƒ Resiko gangguan air sangat kecil.
ƒ Dari segi ekonomi lebih ekonomis karena bangunan pendukung dalam sistem
dewateringnya yang berfungsi membebaskan area dari aliran air cukup satu kali
pembuatan.
Namun tipe ini juga mempunyai kekurangan yaitu harus ditunjang dengan
kemampuan pelaksana, ketersediaan ruang yang cukup, serta didukung kondisi situasi
di sekitar daerah konstruksi.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 6

Untuk memperjelas teknik pelaksanaan tanpa tahapan, perhatikan diagram alir dan
gambar pelaksanaan berikut ini ;

Pelaksanaan Pekerjaan
Saluran Pengelak

Pelaksanaan Pekerjaan
Cofferdam Upstream dan
Downstream

Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Bendung

Pembongkaran
Cofferdam Upstream dan Downstream

Pembongkaran Saluran
Pengelak

Gambar 5.2 Diagram alir teknik pelaksanaan bendung tanpa tahapan

Diversion Channel/Diversion Tunnel

Cofferdam Upstream Y
Konstruksi Bendung Cofferdam Downstream

Gambar 5.3 Gambar teknik pelaksanaan bendung tanpa tahapan

Dalam teknik pelaksanaan bendung dengan tahapan, pemilihan tipe saluran


pengelak selain diversion channel juga bisa dengan diversion tunnel. Diversion tunnel

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 7

berupa saluran tertutup dengan membuat terowongan. Diversion tunnel dipilih jika
lokasi di sisi luar penampang sungai terdapat kondisi yang memaksa pemakaian tipe
diversion channel sukar untuk dilaksanakan atau diversion tunnel didesaian masih bisa
dimanfaatkan setelah pekerjaan bendung selesai.

5.2.1.2 Pelaksanaan Konstrusi Bendung Dengan Tahapan


Pelaksanaan bendung dengan tahapan adalah pelaksaanaan konstruksi bendung
dimana pekerjaan bendung dilaksanakan dengan diselinggi pekerjaan konstruksi lain
diluar pekerjaan bendung itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan pembebasan area
konstruksi dari aliran air yang tidak bisa dialihkan hanya dengan satu kali pembuatan
cofferdam sebagai akibat dari penempatan lokasi diversion. Penempatan lokasi
diversion berbeda dengan penempatan pada pelaksanaan konstruksi tanpa tahapan.
Penggunaaan tipe pelaksanaan dengan tahapan akan lebih rumit daripada tipe
pelaksanaan tanpa tahapan. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan tipe
pelaksanaan dengan tahapan adalah :
A. Saluran Pengelak
ƒ Saluran pengelak menggunakan tipe diversion channel di palung.
ƒ Penempatan lokasi saluran pengelak dengan memanfaatkan palung sungai tepat di
sisi daerah konstruksi bendung.
ƒ Pembatas sisi/sekat antara saluran pengelak dengan konstruksi bendung bisa dengan
membuat cofferdam di bagian sisinya atau dengan membuat dinding saluran
pengarah sendiri. Hal ini tergantung/bisa disesuaikan dengan keadaannya.

B. Bendung Pengelak/Cofferdam
ƒ Cofferdam tidak dibuat sepanjang penampang sungai (A-C), tetapi disesuaikan
dengan lebar dari diversion dan banyaknya tahap pelaksanaan bendung.
ƒ Dinding cofferdam selain berfungsi sebagai pelindung juga bisa sebagai dinding
pengarah aliran air melewati area konstruksi tepat disisi diversion.
ƒ Pembongkaran cofferdam dilakukan setelah setiap tahap pekerjaan bendung selesai.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 8

Untuk memperjelas tipe pelaksanaan tanpa tahapan dapat dilihat diagram alir dan
gambar pelaksanaan berikut ini ;

Pelaksanaan pekerjaan
Cofferdam Tahap I

Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Bendung Tahap II

Pembongkaran
Cofferdam Tahap I

Pelaksanaan Pekerjaan
Cofferdam Tahap II

Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Bendung Tahap II

Pembongkaran Pekerjaan
Cofferdam Tahap II

Gambar 5.4 Diagram alir teknik pelaksanaan bendung dengan tahapan

Konstruksi Bendung
C

Diversion Cofferdam
B
Cofferdam
B

Diversion

A Konstruksi Bendung

Pelaksanaan Tahap I Pelaksanaan Tahap II

Gambar 5.5 Gambar teknik pelaksanaan bendung dengan tahapan

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V- 9

Dari diagram dan gambar diatas maka dalam pelaksanaan bendung dengan
tahapan yang harus diperhatian adalah :
» Tahap 1
Pembongkaran cofferdam harus memperhatikan kesiapan dari konstruksi bendung
tahap I dalam menahan beban tekanan air dan kesiapan dalam menggantikan fungsi
dari diversion.
» Tahap II
Pembongkaran cofferdam tahap II dilakukan setelah pekerjaan bendung tahap 2 selesai
dan bendung siap dioperasikan secara penuh.

5.3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS


Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum dilakukan analisis penyusun
rencana pelaksanaan pembangunan Bendung Gerak Tulis, antara lain :
ƒ Analisis Kelengkapan Data
ƒ Analisis Pemahaman dan Penguasaan Data
ƒ Penyusunan Model-Model Rencana Pelaksanaan
ƒ Pemilihan Model Rencana Pelaksanaan

5.3.1 Analisis Kelengkapan Data


Dalam analisis kelengkapan data ada beberapa data penting yang harus ada
sebelum dilakukan analisis berikutnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembangunan Bendung Gerak Tulis, antara lain :
ƒ Koordinat rencana posisi dari Bendung Gerak Tulis (Axis of Dam dan Axis of
Reference).
ƒ Peta situasi dan topografi di lokasi Bendung Gerak Tulis.
ƒ Gambar design struktur Bendung Gerak Tulis.
Kelengkapan dari data-data proyek pekerjaan Bendung Gerak Tulis dapat di lihat
dalam lampiran.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 10

5.3.2 Analisis Pemahaman dan Penguasaan Data


Analisis ini bertujuan agar kita bisa memahami apa yang disajikan dari data yang
sudah didapatkan untuk memperoleh point-point penting yang akan dipakai dalam
proses selanjutnya.

5.3.2.1 Analisis Pemahaman Titik-Titik Referensi


Titik-titik referensi yaitu titik-titik sebagai dasar penentuan Axis of Dam dan Axis
of Reference yang didapat dengan memperhatikan peta topografi, koordinat dari Power
House, jalur Penstock dan jalur diversion intake. Untuk lebih jelasnya dapat dlihat pada
lampiran.
Dari data dan gambar yang kami dapatkan, diketahui posisi Axis of Dam dan Axis
of Reference sebagai berikut :
Tabel 5.1 l Rekapitulasi Titik-Titik Referensi
Titik Axis of Dam Titik Axis of Reference
E N E N
J 367 192,449 9190 124,976 F 367 171,324 9190 141,838

K 367 142,516 9190 127,563 G 367 195,787 9190 189,389

L 367 242,382 9190 122,388 H 367 188,024 9190 039,590

5.3.2.2 Analisis Pemahaman/Penguasaan Peta Situasi dan Topografi


Data peta situasi dan topogafi yang dipakai dalam analisis ini bertujuan
mendapatkan keterangan dan informasi mengenai kondisi real di sekitar lokasi
Bendung Gerak Tulis yang kemudian diperkuat dengan hasil survey langsung
dilapangan.
Dari proses mempelajari peta (lihat lampiran) dan pengalaman survey di lokasi
rencana Bendung Gerak Tulis didapatkan fakta bahwa :
ƒ Pada sisi kiri bendung terdapat konstruksi jalan existing beraspal yang merupakan
akses jalan satu–satunya yang menghubungkan aktifitas warga dibagian atas lokasi
bendung dengan daerah lain yang posisinya di bawah lokasi bendung. Elevasi jalan
Existing di Axis of Dam ± 660 m

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 11

ƒ Pada sisi bagian kiri bendung terdapat tebing dengan lereng curam dengan
ketinggian ± 30 m dari dasar sungai pada titik L garis Axis of Dam
ƒ Lebar penampang sungai di Axis of Dam ± 43 m
ƒ Pada jarak 34 m dari Axis of Dam di bagian upstream, alur penampang sungai
berbelok tidak searah dengan Axis of Reference dan terdapat inlet drain (aliran
anak sungai Kali Tulis).

An
ak
Ka
li
Tu
l is
lis
Tu
li
Ka

Tebing
Axist Of Dam
Curam
in g

Axist Of Reference
ist
Ex
la n
Ja

Gambar 5.6 Skets keadaan/situasi Kali Tulis

5.3.2.3 Analisis Pemahaman Data Teknis Rencana Struktur


Dari gambar design struktur Bendung Gerak Tulis hasil perencanaan dan
perhitungan dimana perencanaan dan perhitungannya tidak dapat disajikan dalam
laporan ini sesuai dengan batasan masalah dalam Bab I, kita bisa mendapatkan data
teknis sebagai berikut:
A. Bendung
ƒ Total bentang bendung = 76,50 m
ƒ Elevasi puncak bendung = + 670,00 m
ƒ Lebar mercu =3x8m

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 12

ƒ Lebar pilar =5x3m


ƒ Lebar Flushing Sluice =1x6m
ƒ Elevasi mercu spillway = + 652,00 m
ƒ Elevasi Flushing Sluice = + 652,00 m
B. Pintu
ƒ Lebar pintu radial = 3 x 8,00 m
ƒ Lebar pintu sorong = 1 x 6,40 x 7,00 m
ƒ Lebar Flap Gate = 1 x 8,00 x 3,3 m
ƒ Jari–jari pintu radial = 14,50 m
C. Travelling Gantry Crane
ƒ Kapasitas = 25,00 ton
ƒ Sistem Operasi = Bergerak diatas rel sepanjang lebar dam
D. Slewing Crane
ƒ Kapasitas = 15 ton
ƒ Sistem Operasi = Tidak bergerak dengan lengan dapat berputar dengan
radius 6,50 m

5.3.3 Penyusunan Model-Model Rencana Pelaksanaan


Berdasarkan informasi, fakta maupun data yang telah diperoleh dalam analisis
sebelumnya maka kita dapat menyusun model alternatif pilihan rencana tahap
pelaksanaan yang akan dianalisis umtuk mendapatkan alternatif terbaik.
Setelah memperhatikan dan menganalisa semua data maka ada 2 altenatif tipe
teknik pelaksanaan yang bisa membantu penyusunan rencana pelaksanaan
pembangunan Bendung Gerak Tulis, yaitu:
» Pelaksanaan Konstrusi Bendung Gerak Tulis Tanpa Tahapan.
» Pelaksanaan Konstrusi Bendung Gerak Tulis dengan Tahapan.

5.3.3.1 Pelaksanaan Konstruksi Bendung Gerak Tulis Tanpa Tahapan


Penggunaan teknik rencana pelaksanaan tanpa tahapan, berarti kita akan
mengunakan tipe saluran pengelak (diversion channel/diversion tunnel) diluar palung

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 13

sungai. Untuk itu perlu dilakukan analisa kemungkinan dan kemudahan saat
pembuatan dengan memperhatikan situasi dan topografi setempat. Ada beberapa
alternative dalam penempatan saluran pengelak, yaitu :
ƒ Div. channel/Div. tunnel di sisi kanan luar palung sungai.
ƒ Div. channel di sisi kiri luar sungai.
ƒ Div. tunnel di sisi kiri luar sungai.

A. Div. channel/Div. tunnel di sisi kanan luar palung sungai


Sesuai dengan pembacaan peta situasi dan topografi, kita ketahui di sisi kanan
Axist of Dam terdapat jalan existing yang sangat penting bagi aktifitas warga setempat.
Apabila kita memaksakan untuk menempatkan diversion channel sesuai rencana maka
perlu dilakukan relokasi jalan lama sebelum pekerjaan diversion channel dilaksanakan
Jalan direlokasi memang perlu dilakukan mengingat elevasi puncak Dam + 670 m,
sedangkan elevasi jalan existing lama pada Axist of Dam ± 660 m. Tetapi bila
dilaksanakan pekerjaan relokasi jalan terlebih dahulu, akan berpengaruh pada waktu
dimulainya pelaksanaan pekerjaan bendung. Selain itu, jalan existing lama perlu
dipertahankan dahulu sebelum dibongkar karena akan mendukung kemudahan dan
kelancaran saat pelaksanaan pekerjaan bendung. Bila dilakukan pembongkaran jalan
existing untuk pekerjaan saluran pengelak, dilihat segi kegunaannya tersebut bukan
merupakan pilihan yang tepat dan akan sangat disayangkan.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 14

An
ak
Ka
el

li
nn

Tu
Tu

lis
v.
Di

lis
el/

Tu
nn
Cofferdam Upstream

li
Ka
a
Ch
v.
Di

Axist Of Dam Tebing Curam

Axist Of Reference
Cofferdam Downstream
ing
ist
Ex
lan
Ja

Gambar 5.7 Saluran pengelak di sisi kanan sungai

B. Div. channel di sisi kiri luar sungai


Di sisi bagian kiri dari Axis of Dam terdapat tebing yang curam dengan
ketinggian yang cukup tiinggi. Apabila alternative penempatan diversion channel ini
tetap akan dilaksanakan, dibutuhkan pengeprasan tebing dalam volume yang sangat
banyak dengan alat berat. Padahal lokasi tebing sangat sulit untuk dijangkau alat berat.
Selain itu membutuhkan alat trasportasi untuk membuang tanah hasil pengeprasan. Hal
ini berarti butuh biaya, waktu, dan resource yang tidak sedikit.

C. Diversion tunnel di sisi kiri luar sungai


Dalam pekerjaan pembuatan terowongan (diversion tunnel) yang perlu
diperhatikan adalah tekanan tanah, muka air tanah. Alternatif ini mungkin akan
mengalami kesulitan pemantauan dan pemeliharaan selama difungsikan mengelakkan
aliran air serta saat pembongkaran ketika bendung telah beroperasi. Tetapi volume
pekerjaaan pemidahan tanah tebing lebih sedikit daripada diversion channel.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 15

Dengan melihat segi kemudahan dan prediksi biaya, alternatif ke-3 paling tepat
digunakan dalam rencana pelaksanaan pembangunan Bendung Gerak Tulis tanpa
tahapan.

An
ak
Ka
li
T
Div. Channel/Div . Tunnel

uli
s
lis
Cofferdam

Tu
Upstream

li
Ka
Tebing Curam
Axist Of Dam
in g

Axist Of Reference

Cofferdam
i st

Downstream
Ex
l an
Ja

Gambar 5.8 Diversion channel/Div. tunnel disisi kiri luar sungai

5.3.3.2 Pelaksanaan Konstruksi Bendung dengan Tahapan


Berdasarkan pembacaan peta situasi dan topografi di area konstruksi, disisi kanan
dan kiri Axis of Dam terdapat kondisi yang menyulitkan penerapan teknik pelaksanaan
tanpa tahapan sehingga alternative terbaik untuk teknik tersebut adalah dengan
pembuatan terowongan (div.tunnel) sebagai saluran pengelak.
Pelaksanaan konstruksi bendung dengan tahapan walaupun tidak terlalu di sukai
tetapi juga perlu dilakukan analisa untuk bisa dicompare dengan hasil analisa
alternative penempatan saluran pengelak dalam teknik pelaksanaan tanpa tahapan.
Alternatif penempatan saluran pengelak untuk teknik pelaksanaan konstruksi
bendung dengan tahapan, yaitu :
ƒ Diversion channel di palung sungai.
ƒ Diversion channel di sisi dalam penampang sungai.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 16

A.Diversion channel di palung sungai


Merupakan saluran pengelak dengan memanfaatkan palung sungai Kali Tulis
sebagai diversion untuk membawa aliran air dari upstream ke downstream. Dilihat dari
kemungkinan dalam pelaksanaannya alternative ini bisa dipakai untuk pelaksanaan
bendung di semua sungai tanpa harus melihat kondisi situasi daerah sekitar. Hal yang
mungkin sebagai penghambat adalah jenis cofferdamnya. Cofferdam yang dipakai
biasanya adalah cofferdam dari beton precast misalnya BoxCoffer/kubus beton.
Pemilihan cofferdam dari beton precast dipilih karena di dalam palung sungai aliran air
bersifat tetap/selalu ada dan cenderung besar sehingga kemungkinan terhadap
gangguan aliran air sangat besar. Selain itu, pembuatan konstruksi pemisah sisi/sekat
antara diversion dan konstruksi bendungnya juga terganggu aliran air apabila dibuat
secara konvensional. Aliran air ini akan sangat mengganggu dari segi pembuatan dan
memperkecil angka keamanan konstruksi apabila pembuatan cofferdam dan konstruksi
pemisah/sekatnya dibuat langsung di palung sungai dengan material batuan maupun
dengan pengecoran beton konvensional. Penggunaan Cofferdam dari beton precast juga
harus dihubungkan dengan lokasi bendung. Kemudahan pengiriman cofferdam beton
precast dari tempat produksi ke lokasi pekerjaaan bendung menjadi faktor yang tidak
boleh di lupakan karena lokasi bendung biasanya di daerah pegunungan yang sulit
dicapai.
Kondisi aliran air di sungai Kali Tulis sendiri dari data dan informasi masyarakat
sekitar selalu ada tiap tahun. Cofferdam dari beton precast mungkin bisa dijadikan
pilihan, tetapi bila ditinjau dari kemudahan pengiriman dari tempat produksi ke lokasi
pekerjaan yang bisa jadi mempunyai jarak yang sangat jauh dan menempuh medan
yang sulit akan menjadi pertimbangan tersendiri. Lokasi Bendung Gerak Tulis sendiri
cukup sukar dicapai dan berada pada ketinggian ± 650 m dari MAL. Detail pencapaian
lokasi dapat dilihat pada BAB I hal. I-4.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 17

An
ak
Ka
li
Tu
is li s
ul
iT
Div. channel di palung
al
K
C o fferd am U p stream

T eb in g C uram
A x ist O f D am

C o fferd am U pstream

Axist Of Reference
g
in
is t
Ex
la n
Ja

Gambar 5.9 Diversion channel di palung sungai

B.Diversion channel di sisi dalam penampang sungai


Merupakan saluran pengelak menggunakan tipe diversion channel yang
ditempatkan di sisi bagian dalam penampang sungai (tidak tepat di palung sungai).
Tipe ini mungkin jarang digunakan karena menggunakan tahap-tahap pelaksanaan
yang lebih banyak dan rumit dari pada tipe diversion di palung. Tetapi tipe ini bisa
digunakan untuk mengatasi kesukaran yang dialami pada tipe diversion di palung
terkait dengan pengadaan cofferdam. Cofferdam pada tipe ini menggunakan bahan
material yang bisa didapatkan disekitar wilayah kali Tulis. Gangguan aliran air pada
saat pembuatan cofferdam bisa diperkecil karena aliran air sungai dialihkan masuk ke
diversion channel.
Ditinjau dari situasi real, topografi dilapangan, penempatan saluran pengelak jenis
ini bisa digunakan dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan Bendung Gerak Tulis
karena tidak menyentuh konstruksi jalan existing dan mungkin hanya sedikit
melakukan cutting pada daerah tebing.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 18

An
ak
Ka
li
Tu
lis
Cofferdam

Tu lis
Upstream

Kali
Axist Of Dam Diversion Channel
Tebing Curam

Cofferdam
Downstream

Axist Of Reference
ing
ist
Ex
l an
Ja

Gambar 5.10 Diversion channel disisi dalam sungai

Berdasarkan analisa alternative tipe dan penempatan saluran pengelak untuk


rencana pelaksanaan pembangunan Bendung Gerak Tulis dengan tahapan di atas, maka
dipilih tipe diversion channel di sisi dalam penampang sungai sebagai alternative
terbaik.

5.3.4 Pemilihan Tipe dan Penempatan Saluran Pengelak


Dari analisa rencana pelaksanaan bendung yang telah dilakukan diatas dengan
atau tanpa tahapan menghasilkan 2 tipe saluran pengelak yang bisa dijadikan bahan
perbandingan untuk digunakan dalam rencana pelaksanaan pembangunan Bendung
Gerak Tulis yang terbaik, yaitu :
ƒ Teknik Pelaksanaan Konstrusi Bendung Gerak Tulis Tanpa Tahapan
Bentuk/tipe Diversion : Diversion Tunnel
Lokasi Penempatan : disisi kiri sungai tepat di bawah lokasi tebing
ƒ Teknik Pelaksanaan Konstrusi Bendung Gerak Tulis dengan Tahapan
Bentuk/tipe Diversion : Diversion Channel
Lokasi Penempatan : di sisi bagian dalam penampang sungai

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 19

Untuk menghasilkan rencana pelaksanaan pembangunan Bendung Gerak Tulis


yang terbaik terkait dengan pemilihan saluran pengelak, maka ada beberapa kelebihan
dan kelemahan dari 2 saluran pengelak yang perlu dijadikan bahan pertimbangan. Hal-
hal tersebut disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.2 Analisa Kelebihan Dan Kekurangan Saluran Pengelak

Rencana Pelaksanaan
Keterangan Tanpa Tahapan Dengan Tahapan
Tipe Saluran Pengelak Diversion Tunnel Diversion Channel

Jenis Saluran Pengelak Saluran tertutup Saluran terbuka


(terowongan)
Lokasi penempatan Di sisi kiri sungai tepat di sisi bagian dalam dari
di bawah lokasi penampang sungai.
tebing
Ketepatan waktu rencana lebih besar kemungknan lebih kecil kemungknan
pelaksanaan Pekerjaan Bendung tercapai tercapai bila tidak ada
urutan pekerjaan yang
jelas dan tepat
Ketergantungan antar subpekerjaan relatif kecil relatif besar
bendung dengan pekerjaan
cofferdam dan saluran pengelak

Tingkat kesulitan saat pelaksanaan tinggi rendah


pembuatan saluran pengelak

Pemeliharaan dan monitoring Sukar dilaksanakan Mudah dilaksanakan


selama saluran pengelak
difungsikan
Biaya pembuatan saluran pengelak Lebih besar karena Relatif kecil
subpekerjaan untuk
membuat terowongan
lebih banyak

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH
BAB V RENCANA PELAKSANAAN BENDUNG GERAK TULIS V - 20

Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang disajikan dalam tabel


5.2 dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan yang akan digunakan dalam proyek
pekerjaan Bendung Gerak Tulis maka dipilih rencana pelaksanaan pembangunan
Bendung Gerak Tulis dengan Tahapan, dimana tipe dan lokasi penempatan saluran
pengelaknya adalah diversion channel di sisi bagian dalam dari penampang sungai.
Untuk menutupi kelemahan tipe ini adalah dengan menggunakan urutan pekerjaan
yang tepat dan memperhatikan keterikatan antar subpekerjaan bendung dengan
diversion channel dan cofferdam. Hal ini memungkinkan dalam mencapai ketepatan
waktu time schedull proyek yang direncanakan akan sama besar bila menggunakan
rencana pelaksanaan pembangunan Bendung Gerak Tulis tanpa tahapan.
Sebagai salah satu bukti alasan pemilihan tipe saluran pengelak, maka kami
sajikan perhitungan pemilihan tipe saluran pengelak dari segi biaya. Perhitungan biaya
yang dimaksud adalah perhitungan biaya kasar yang dibutuhkan masing-masing
saluran pengelak dengan masih memperhatikan tingkat kewajaran agar masih bisa
dipertanggung jawabkan.

5.3.4.1 Analisis Biaya Kasar Sebagai Perbandingan Pemilihan Type Diversion

Dalam perhitungan perkiraan biaya kasar yang dibutuhkan dalam pembuiatan


kedua tipe diversion ini tidak dilakukan secara detail, perhitungan hanya dilakukan
pada elemen-elemen konstruksi dan sub pekerjaan pada masing-masing diversion yang
dinilai akan membutuhkan baiya besar. Perhitungan biaya kasar ini tetap
memperhatikan tingkat kewajaran walaupun perhitungannya hanya untuk dijadikan
parameter perbandingan pemilihan tipe diversion terbaik dari segi biaya.

5.3.4.2 Perencanaan Diversion Tunnel dan Diversion Channel


Dalam perencanaan diversion channel dan diversion tunnel secara tidak langsung
akan mempengaruhi dimensi cofferdam. Hal ini dikarenakan konstruksi cofferdam
harus menyesuaikan dimensi dan penempatan dari diversion/saluran pengelaknya.

LAPORAN TUGAS AKHIR


PERENCANAAN SISTEM DEWATERING
PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS
BANJARNEGARA - JAWA TENGAH

Anda mungkin juga menyukai