Makalah Box Culvert

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BOX CULVERT

Dalam pelaksanaan konstruksi seringkali ditemukan beberapa problem


dalam setiap item pekerjaan baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun
pengawasan yang bisa berpengaruh terhadap mutu, biaya, dan waktu.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam konstruksi tentu akan
mengganggu jalannya suatu proyek dan sedapat mungkin harus dihindari. Dalam
bab ini, akan dibahas evaluasi permasalahan yang terjadi selama pekerjaan
konstruksi.
2.1 BOX CULVERT
Box Culvert adalah bangunan yang dibangun dibawah jalan atau jembatan
yang dipergunakan sebagai jalur penghubung seperti jalan, saluran air (drainase),
pipa gas, pipa kabel listrik, dan lain sebagainya. Pada dasarnya box culvert adalah
sebuah konstruksi yang menyerupai “pipa” persegi atau persegi panjang yang
terbuat dari beton bertulang guna untuk memperkuat konstruksi memikul beban
yang diatasnya. Pengerjaannya ada berupa cor ditempat dan banyak juga terbuat
dari beton pra cetak (precast). Tipikal perancangan konstruksi box culvert
disesuaikan dengan beberapa hal, seperti ; kondisi lapangan, kegunaan, estetika,
kekuatan, dan ekonomis.

2.1.1 JENIS BOX CULVERT


Box Culvert di rancang dengan berbagai fungsi dan kegunaan, yang
memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan jumlah cellnya, seperti Box
Culvert 1 cell, 2 cell, dan 3 cell. Cell di sini merupakan lorong atau saluran yang
terbentuk melalui keempat sisinya dan diberi penguat di setiap sudut sisinya
dengan struktur berbentuk segi empat. Adapun pembagian Box Culvert menurut
fungsinya adalah :
1) Box Culvert untuk Saluran pembuangan Saniter / drainase
Box Culvert jenis ini adalah perangkat berupa saluran yang di dalamnya
mengalir limbah saniter, maupun limbah air kotor untuk disalurkan ke
sungai terdekat. Dalam merancang Box Culvert jenis ini yang penting
diperhatikan adalah topografi setempat untuk menghasilkan kemiringan
yang optimum, sehingga jalannya limbah tidak tersendat, jenis box culvert
yang digunakan dapat berupa Precast.
2) Box Culvert untuk Terowongan Utilitas
Box Culvert Jenis ini fungsinya untuk melindungi berbagai macam utilitas,
seperti utilitas saluran air bersih, utilitas kabel PLN, utilitas kabel Telepon
dan utilitas kabel Telkom. Box Culvert jenis ini biasanya terletak di bawah
tanah dan fungsinya untuk melindungi berbagai utilital tersebut, sehingga
pada umumnya Box Culvert jenis ini berukuran kecil dan menggunakan
Box Culvert precast. Box Culvert jenis ini harus memiliki ketahanan yang
baik terhadap air, serangan binatang pengerat dan bukan struktur yang
mudah terbakar mengingat pentingnya utilitas yang ada dalam Box Culvert
tersebut.
3) Box Culvert untuk Irigasi
Box Culvert untuk saluran air/irigasi adalah perangkat yang memiliki
kekuatan struktur yang tinggi untuk dapat menyalurkan air yang melewati
gorong –gorong tersebut. Box culvert jenis ini sering didapati di bawah
jalan tol yang melintasi kawasan persawahan yang membutuhkan
pengairan yang memadai, pada dasaranya dimensi dari box culvert ini
berukuran besar karena disesuaikan dengan saluran irigasi yang telah ada
dan pengerjaan Box Culvert jenis ini menggunakan metoda pengecoran di
tempat (cast in place).
4) Box Culvert untuk Lorong Bawah Tanah ( akses lalu lintas )
Box Culvert yang digunakan sebagai akses lalu lintas adalah lorong yang
fungsinya menghubungkan jalan lama yang telah dibuat namun jalan
tersebut terhalang oleh struktur lainnya yang berada di atas jalan tersebut,
biasanya status jalan tersebut adalah jalan kolektor yang dilalui kendaraan
dengan jumlah yang besar, selain sebagai penghubung box culvert juga
sebagai jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan. Berikut ini terlihat
empat buah tipikal underpass yang telah dimanfaatkan
Box tipe lain adalah RC Box Culvert (RCBC) bisa juga disebut Reinforced
Concrete Box Culvert, adalah salah satu produk precast yang dapat
digunakan sebagai Jembatan. Produk ini dapat digunakan dan dirancang
untuk segala jenis pembebanan, baik beban berat maupun ringan. RCBC
ini terdiri dari 2 komponen yaitu Top component dan Bottom component.

2.2 METODE KONSTRUKSI


Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan
konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan
pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metoda tersebut
tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan mempercepat
proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan
sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam
biaya pemakaian bahan. Metode konstruksi merupakan suatu aspek inovasi
teknologi yang dibutuhkan atau disyaratkan dalam persyaratan kontrak. Metode
konstruksi yang dipilih harus disesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan
proyek. Metode konstruksi dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya.
Sedangkan industri konstruksi dalam garis besarnya dapat dibagi-bagi menjadi
empat bagian berdasarkan jenis pekerjaan dan rancangan yang berbeda-beda yaitu
:
1) Bangunan Pemukiman dan Perumahan
2) Bangunan gedung bertingkat
3) Bangunan sarana prasarana berat, msialnya PLTA, Pelabuhan Udara, laut
dan jalan
4) Bangunan industri
Proyek konstruksi dimulai sejak timbulnya prakarsa dari pemiliknya untuk
membangun, dimana dalam proses berikutnya akan melibatkan dan sekaligus
dipengaruhi oleh perilaku berbagai unsur seperti : konsultan, kontraktor dan
termasuk pemiliknya sendiri. (Dipohusodo, 1996)
Pelaksanaan suatu proyek pada dasarnya adalah proses merubah sumber
daya dan dana tertentu secara terorganisir menjadi suatu hasil pembangunan yang
baik sesuai dengan tujuan dan target awal, keseluruhannya harus dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu.
Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu yang terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
jelas. (Suharto, 1997)
Kegiatan proyek konstruksi bangunan baru pada umumnya memilii tahapan-
tahapan perkembangan yang masing-masing tahapan mempunyai beberapa
kegiatan yang dominan sesuai dengan pedoman teknis pembangunan bangunan
gedung Negara Departemen KIMPRASWIL tahun 2002, seperti dibawah ini :
1) Persiapan
2) Perencanaan Konstruksi
3) Pelaksanaan Konstruksi
4) Pemeliharaan Konstruksi

3.1 METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI BOX CULVERT PRECAST


Pada umumnya pembuatan box culvert cor insitu menimbulkan berbagai
macam masalah. Pembangunan box culvert cor insitu melintasi jalan raya
(crossing) mengharuskan pihak pelaksana pekerjaan dan pihak terkait merekayasa
arus lalu-lintas menjadi setengah jalan atau mengalihkan arus lalu-lintas ke jalan
lain. Hal tersebut dapat menimbulkan biaya penunjang yang besar di luar biaya
konstruksi. Pembangunan box culvert dengan metode cor di tempat membutuhkan
waktu minimal 2 bulan.
Semua dampak tersebut dapat dicegah dan tidak perlu terjadi apabila
pembangunan gorong-gorong mempergunakan Teknologi Box Culvert Beton
Pracetak,  tidak perlu menunggu berbulan-bulan, cukup dengan waktu 3-4 hari
untuk pemasangan box culvert beton pracetak yang sudah dicetak di pabrik
sebelumnya, dan otomatis juga tidak menimbulkan kerugian seperti kerusakan
jalan alternatif.
Pada saat pekerjaan galian dan lantai kerja di lapangan selesai maka elemen-
elemen dan segmen-segmen box culvert precast yang telah cukup umur dapat di-
erection dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan proses
konstruksi konvensional. Dengan kegiatan pekerjaan yang tidak overlapping serta
cycle time erection yang relatif singkat maka proyek yang akan diselesaikan
dalam waktu yang relatif singkat.
Berikut ini saya uraikan tahap demi tahap metode pelaksanaan pekerjaan
saluran menggunakan box culvert precast.
1) Persiapan
Tahap paling awal dari pekerjaan adalah survey lokasi untuk mendata
kondisi existing. Kumpulkan semua data baik berupa foto, data pengukuran
dan kondisi sosial di lingkungan pekerjaan. Dengan hasil survey ini bisa
direncanakan metode pelaksanaan dan antisipasi dampak yang akan terjadi.
2) Fabrikasi beton pracetak
Bila dimensi box culvert sudah ditetapkan, beton pracetak ini harus segera
diorder ke pabrik. Semakin cepat pemesanan dilakukan maka laju pekerjaan
akan segera berjalan.
3) Setting Out
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi
yang tertera pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang
patok-patok dan bouwplank untuk menyimpan elevasi. Sebelum memulai
pekerjaan galian dan timbunan, pekerjaan diawali dengan pematokan (stake
out). Pematokan bertujuan untuk menandai wilayah mana saja yang akan
terkena galian dan timbunan, atau bagian-bagian di lapangan yang menjadi
bakal proyek.
4) Galian tanah
Penggalian tanah dilakukan dengan menggunakan excavator. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penggalian adalah elevasi rencana, elevasi galian
dikontrol berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok sekalipun
permukaan tanah asli sama dengan permukaan tanah rencana, akan tetapi
tanah asli tersebut belum tentu memenuhi syarat daya dukung tanah dalam
hal ini galian perlu diperhitungkan secara seksama sehingga biaya pekerjaan
konstruksi dapat dibuat lebih ekonomis, kebutuhan dump truck untuk
membuang tanah, pengalihan aliran air/ arus lalu lintas selama proses galian
sampai pemasangan box culvert.

5) Test CBR
Maksud dan tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui daya dukung
tanah dinyatakan dalam nilai CBR (California Bearing Ratio) dengan satuan
% (persen). DCP atau Dynamic Cone Penetrometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung di
tempat (in situ). Daya dukung tanah dasar tersebut diperhitungkan
berdasarkan pengolahan atas hasil test DCP yang dilakukan dengan cara
mengukur berapa dalam (mm) ujung konus masuk ke dalam tanah dasar
tersebut setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batang
utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung conus
dari alat DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah
dasar pada titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk setiap
tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian dengan
menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang setelah diolah akan
menghasilkan CBR lapangan tanah dasar pada titik yang ditinjau.
6) Lean Concrete
Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan bertahap berdasarkan
kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250 mm.
Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk
meratakannya. Setelalh itu dilakukan pekerjaan lantai kerja Pada umumnya
ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau B0.
Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya
berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok-paton bantuan.
Kerataan lantai kerja sangat menentukan kerapian elevasi beton precast
yang dipasang di atasnya.
7) Mobilisasi Box Culvert
Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangan nya
hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari kerusakan
akibat penanganan yang tidak benar. Pengangkatan (Loading/Unloading)
Pengangkatan Produk Box Culvert dengan menggunakan Truck
Crane ,maka diperlukan tali sling, yang mana diikatkan pada lifting hole
yang terdapat pada sisi Box Culvert. Penumpukan / PemuatanPenumpukan
Posisi Produk Box Culvert antara lapis di atas dan dibawah hendaknya
dibuat sejajar Agar posisinya rata dan untuk menghindari kerusakan, antara
lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi balok kayu. Pemuatan di truck
Produk Box Culvert diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck.
8) Pemasangan Box Culvert
Produk Box Culvert diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang
ditunjukkan gambar rencana dengan menggunakan Truck Crane. Semua box
culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-
kerusakan lainnya ketika box culvert berada diatas galian, jika terjadi
kerusakan box culvert segera diganti. Untuk box culvert dengan kemiringan
antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak terjadi pergeseran box culvert ,
maka pada sambungan harus diberi angkur dari beton yang ditanam pada
kedalaman minimal 50cm dibawah sambungan. Sebelum pekerjaan
finishing, dilakukan pengelasan pada joint box culvert setelah itu spasi
antara beton pracetak ditutupi dengan spesi.
9) Timbunan Kembali
Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari tanah galian yang
baik yang memenuhi syarat standar mutu seperti permukaan bidang
timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang sudah
ditentukan (sesuai spesifikasi), bahan Timbunan (hasil galian) memenuhi
syarat (misalnya bebas dari material organis kotoran, akar, rumput top soil),
bahan Timbunan yang dipergunakan telah disetujui (Approval) oleh Klien
ataupun project manager.  Bahan timbunan dihampar dengan Bulldozer
sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana kontruksi bangunan,
maksimum tebalnya hamparan sesuai dengan ketentuan (misalnya tebal
timbunan per layer = 30 cm / kondisi loose). Padatkan hamparan timbunan
yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan permukaan tanah
disiram dengan air)

Anda mungkin juga menyukai