TOR UKM Esensial Skunder DAK NF 2023

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TUMBANG MANJUL
KECAMATAN SERUYAN HULU KABUPATEN SERUYAN
Alamat : Jl. Sagarang, Tumbang Manjul Kode Pos 74291 Kal-Teng

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)


PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
KABUPATEN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2023

PENGGUNA ANGGARAN : UPTD PUSKESMAS TUMBANG MANJUL


SATKER/SKPD : DINAS KESEHATAN
NAMA PA : FENDI HARAHAP, AMK
USULAN : Rp. 1.093.966.000,-
NAMA MENU : UKM Esensial Sekunder
SUMBER DANA : DAK Non Fisik T.A 2023
A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementrian Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916.
b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, Pasal 298 ayat 7 : “...
Belanja DAK diprioritaskan untuk Mendanai Kegiatan Fisik dan dapat digunakan untuk
kegiatan nonfisik...”.
d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan,
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020 nomor 1146)
g. Surat Sekretaris Jenderal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
PR.01.01/I/7997/2022 tanggal 13 September 2022 Hal Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK
Nonfisisk Bidang Kesehatan TA 2023.

2. Gambaran Umum

Masalah kesehatan ibu, kesehatan neonatal dan pencegahan penularan penyakit


menular masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional bidang kesehatan.
Sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dari hasil SUPAS 2015 menyebutkan AKI 305/100.000 kelahiran
hidup (KH), dan target RPJMN 2024 sebesar 183/100,000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian
Neonatal (AKN) masih tinggi di Indonesia. Hasil SDKI 2017 menyebutkan AKN adalah 15/1.000
KH dengan target 2024 adalah 10 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB)
24/1.000 KH dengan target 2024 adalah 16/1000 KH. Sedangkan target 2030 secara global
untuk AKI adalah 70/1000 KH, AKB mencapai 12/1.000 KH dan AKN 7/1.000 KH.
Strategi pencapaian penurunan AKI dan AKB adalah melalui peningkatan akses pelayanan,
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan pemberdayaan masyarakat dan
penguatan tata kelola.
Untuk mendeteksi dini faktor risiko ibu hamil, diperlukan pemeriksaan yang komprehensif.
Pelayanan ANC terpadu dilakukan dengan menerapkan standar 10 T. Terpadu pelayanannya
antara KIA, gizi, dan pencegahan penyakit seperti malaria, HIV, hepatitis, sifilis, DM dan lainnnya.
ANC dilakukan dengan kolaborasi antara dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Jika
diketemukan risiko pada ibu hamil, maka ibu akan dirujuk untuk mendapat penanganan yang
lebih awal. Sehingga diharapkan ibu dan bayi dapat bersalin dengan aman dan sehat. Untuk itu,
ibu hamil perlu melakukan kunjungan antenatal sebanyak 6 kali ke fasilitas pelayanan kesehatan
selama kehamilannya, yaitu 2 kali pada TM 1, 1 kali pada TM 2 dan 3 kali pada TM 3.
Untuk menjaga kesehatan bayi baru lahir, kunjungan neonatal perlu dilakukan untuk mendeteksi
tanda bahaya dan melakukan skrining bayi baru lahir. Kunjungan Neonatal dilakukan sebanyak 3
kali yaitu pada usia 48-72 jam, 3-7 hari dan 8-28 hari. Skrining bayi baru lahir yang saat ini
dialkukan adalah SHK. SHK dilakukan pada waktu ideal yaitu 48-72 jam setelah lahir.
Pada ibu, risiko kematian tidak hanya terjadi pada masa kehamilan atau persalinan saja tetapi
juga pada masa nifas. Pada masa ini ibu perlu dipantau tanda bahaya pada nifas antara lain
tekanan darah tinggi, perdarahan, infeksi dan lainnya, Untuk itu, diperluka pemantauan
kesehatan nifas oleh nakes dengan melakukan kunjungan nifas, Kunjungan nifas dilakukan
bersamaan dengan kunjungan neonatal. Kunjungan nifas dilakukan sebanyak 4 kali.
Situasi saat ini masih banyak ibu hamil, ibu nifas dan neonatal yang belum mendapatkan
pelayanan yang berkualitas. Baik dari sisi frekuensi maupun kualitas pelayanannya. Terdapat
beberapa permasalahan antara lainnya adalah akses ibu terhadap nakes maupun ke faskes.
Untuk memastikan akses ibu terhadap pelayanan antenatal, nifas dan bayi baru lahir yang
berkualitas dapat berupa menjamin ibu mampu datang ke faskes atau nakes yang mengunjungi
ibu. Berdasarkan hal ini maka komponen BOK Kab./Kota adalah kegiatan untuk memfasilitasi
hal ini agar nakes di puskesmas mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
menjangkau ibu hamil, ibu nifas dan neonatal.
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu
lama.Ditandai dengan status gizi sangat kurus. Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat
tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini kita menghadapi masalah gizi ganda, yakni
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas
lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Indikator masalah gizi dari sudut
pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk,
anak-anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap
penyakit gizi kurang. Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga
serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya
pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan
keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Mengembangkan kemampuan
(capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun
kemampuan manajemen. Gizi bukan satu-satunya faktor yang berperan untuk pembangunan
sumber daya manusia, oleh karena itu diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung
sehingga terjadi integrasi yang saling sinergi, misalnya kesehatan, pertanian, pendidikan
diintegrasikan dalam suatu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan. Meningkatkan
upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan upaya perbaikan gizi yang
lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.
Menurut data dari WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia
pada tahun 2008 sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular (PTM). PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara
yang tingkat ekonomi rendah dan menengah dari seluruh kematian yang terjadi pada orang
orang berusia kurang dari 60 tahun 29% disebabkan okeh PTM. Sedangkan di negara-negara
maju menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang yang
berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar  (39%),
diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang
lain bersama sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan
diabetes. Kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat
disuruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi di negara negara menengah dan miskin. Lebih
dari dua pertiga (70%) populasi global akan meninggal akibat  Penyakit Tidak Menular seperti
kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa
kematian per tahun karena Penyakit Tidak Menular (PTM), naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada
saat ini. Disisi lain kematian akibat  penyakit menular seperti malaria, TBC, atau penyakit infeksi
lainnya akan menurun. Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung
jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability. Hampir 5 kali dari kematian
penyakit menular, maternal, perinatal dan masalah nutrisi. Prevalensi beberapa PTM di
Kabupaten Seruyan lebih tinggi dari Nasional. Upaya Kesehatan P2PTM diarahkan pada Detect,
Prevent, dan Response melalui pendekatan keluarga pada siklus kehidupan dan pendekatan
institusi (sekolah, fasum, tempat kerja dsbnya). Pendekatan keluarga dapat mengurangi
misoppurtunity to deteksi PTM dan PM, mencegah KLB memperluas cakupan (total coverage)
dan mengendalikan faktor resiko penyakit. Untuk pelaksanaan integrasi program keluarga sehat
diperlukan Integrasi Petugas, regulasi dan kebijakan serta Integrasi perencanaan serta
penganggaran. Pengendalian PTM lebih dititik beratkan pada promotif dan preventif untuk
mencegah faktor resiko sehingga tidak akan berdampak pada sosial ekonomi.
Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk  upaya kesehatan masyarakat atau UKM yang
selanjutnya berkembang menjadi Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) dalam
pengendalian faktor resiko PTM dibawah pembinaan Puskesmas. Kegiatan deteksi dini dan
monitoring faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) meliputi rokok, kurang konsumsi sayur
dan buah, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, pengukuran berkala Indeks Masa Tubuh
(IMT), lingkar perut, tekanan darah, Arus Puncak Ekspirasi (APE), dan pemeriksaan gula darah
sewaktu, kolesterol total, trigeliserida, pemeriksaan klinis payudara, pemeriksaan lesi pra kanker
dengan Inpeksi Visual Asam Asetat (IVA), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamin urin, serta
potensi terjadinya cedera. Kegiatan Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik
masyarakat yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat. Dalam Posbindu kegiatan Posbindu PTM tidak mencakup pelayanan pengobatan
dan rehabilitasi. Tujuan kegiatan Posbindu PTM adalah terlaksananya pencegahan dan
pengendalian faktor resiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan
periodik. Oleh karena itu sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua masyarakat usia
15 tahun ke atas baik itu dengan kondisi sehat, masyarakat beresiko maupun masyarakat
dengan kasus PTM. Sasaran masyarakat kondisi sehat Posbindu PTM bertujuan untuk
memberikan penyuluhan dan upaya agar tidak sampai menjadi masyarakat beresiko terkena
penyakit PTM. Bagi masyarakat beresiko Posbindu PTM bertujuan untuk mengenali faktor resiko
PTM yang ada dan upaya mengurangi jumlah maupun intensitas faktor resiko tersebut agar
menjadi penyakit PTM. Bagi masyarakat dengan penyakit PTM, Posbindu PTM bertujuan untuk
mengontrol dan menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif seperti
penyuluhan dan kuratif melalui sistem rujukan Posbindu PTM ke Puskesmas.
Begitupun yang akan menjadi prioritas kita dalam upaya deteksi dini, preventif dan respon
penyakit terhadap penyakit-penyakit menular yang berpotensi KLB baik dalam penemuan kasus
aktif melalui pemeriksaan, dan pencegahan penyakit tersebut.
Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI Joko Widodo
dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif, serta melibatkan seluruh komponen
bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Lintas sektor diharapkan dapat membuat
kebijakan yang dapat mendukung pengimplementasian Germas. Germas meliputi kegiatan
aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, tidak merokok, memeriksakan kesehatan secara rutin,
membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Germas secara nasional dimulai dengan
berfokus pada 3 kegiatan, yakni melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, mengkonsumsi buah
dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagi upaya
deteksi dini penyakit. Untuk menyukseskan Germas, tidak bisa hanya mengandalkan peran
sektor kesehatan saja. Peran kementerian dan lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan,
dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat.
Untuk pemamfaatan DAK Nonfisik berdasarkan prioritas kegiatan berdasarkan
permasalahan dan prioritas di atas dapat diuraikan sebagaiberikut :

NO RINCIAN MENU/ KOMPONEN URAIAN

1 Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat

A Surveilans Kesehatan Gizi dan Pelacakan dan pelaporan kematian dan


KIA, Rapat Validasi dan pelaksanaan otopsi verbal kematian Ibu dan Bayi /
evaluasi data GIKIA Balita, Rapat Validasi dan evaluasi data GIKIA

B Pelayanan Kesehatan Rapat Koordinasi/sosialisasi Program bagi kantor


Reproduksi Bagi Calon urusan agama (KUA)/Lembaga/organisasi
Pengantin, Pasangan Usia Agama/tokoh Agama di Kecamatan, Pelaksanaan
Subur (PUS) edukasi bimbingan perkawinan/konseling pranikah di
KUA atau lembaga agama dan skrining calon
pengantin, Pelaksanaan edukasi bimbingan
perkawinan/konseling pranikah di KUA atau lembaga
agama dan skrining calon pengantin

C Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Pelaksanaan Kelas ibu hamil, Pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita) ibu balita

D Program Perencanaan Rapat Koordinasi dengan OPD/perangkat desa dan,


Persalinan dan Pencegahan Masyarakat terkait Perencanaan Persalinan dan
Komplikasi (P4K) Pencegahan Komplikasi (P4K), termasuk
pemantauan ibu hamil risiko tinggi, Biaya Transport
calon pendonor darah untuk mendukung P4K dari
dan/ke UTD

E Pemantauan Tumbuh Pendampingan rujukan balita stunting/gizi buruk,


Kembang Balita Lokakarya pembuatan SOP tatalaksana balita
dengan masalah gizi dan tumbUang harian
kembang: weight faltering, gizi kurang, gizi buruk,
stunting termasuk rujukan

F Kunjungan lapangan Pelayanan Kunjungan Pembinaan Pelayanan ANC, Persalinan,


Kesehatan Ibu dan Anak PNC bagi Posyandu Prima, Praktik Mandiri, dan
Posyandu, Kunjungan lapangan bumil Kurang
Energi Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat Lahir
rendah, dan Bayi Balita dengan masalah Gizi

G Pelayanan Kesehatan Pada Pelaksanaan skrining Kesehatan (termasuk jiwa)


Anak Usia Sekolah dan Remaja pada Anak usia sekolah dan Remaja

H Pendampingan di shelter Pendampingan di shelter penampungan pada


penampungan pada daerah daerah rawan bencana /bencana
rawan bencana /bencana

2 Upaya Deteksi Dini, Preventif, dan Respons Penyakit

A Deteksi dini/Skrining faktor Deteksi dini/Skrining faktor risiko & PTM Prioritas di
risiko & PTM Prioritas di masyarakat dan institusi, Skrining perilaku merokok
masyarakat dan institusi pada usia 10-18 tahun di sekolah

B Penemuan kasus aktif dan Pemeriksaan massal kasus malaria (Mass Blood
pemantauan pengobatan Survey), Penemuan kasus hepatitis B(HBsAg reaktif)
penyakit menular, serta pada bayi usia 9-12 bulan di masyarakat, Penemuan
Program Pemberian Obat aktif kasus PD3I, kasus HIV, NTD's, dan penyakit
Pencegahan Masal (POPM) menular lainnya, Penemuan kasus aktif melalui
pemeriksaan penyakit tropis terabaikan
(kusta/frambusia/cacingan) pada anak sekolah
dasar/MI dan Masyarakat Desa,Pemberian Obat
Pencegahan Massal (POPM) Filarasis/ cacingan/
schistosomiasis/f rambusia dan pemantauan minum
oralit dan zinc bagi diare balita di masyarakat

C Penemuan kasus aktif TBC Penemuan kasus aktif TBC, investigasi kontak TBC,
pelacakan kasus mangkir TBC, Kunjungan rumah
untuk terapi pencegahan TBC, Edukasi kontak,
pemantauan minum obat TBC

D Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan kader masyarakat dalam


serta pembinaan kader pencegahan Penyakit Menular: Malaria, TBC,
kesehatan dalam penangulangan penyakit Tropis Terabaikan (Kusta /
penanggulangan permasalahan frambusia / schistosomiasis / Filariasis / cacingan),
P2P dan Penyehatan Pemberdayaan kader masyarakat terlibat dalam
Lingkungan pelaksanaan deteksi dini Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular, Pemberdayaan kader masyarakat
melalui pemicuan untuk ber-Perilaku Hidup Bersih
Sehat dan stop Buang Air Besar Sembarangan, cuci
tangan pakai sabun bagi Desa/Kelurahan non
Prioritas,Pemberdayaan kader masyarakat untuk
melakukan kegiatan Pengawasan Minum Obat dan
Investigasi Kontak TBC serta pemberian Terapi
Pencegahan TBC

E Pelaksanaan STBM untuk Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas


Desa/ Kelurahan Prioritas

F Inpeksi kesehatan lingkungan di Inspeksi Kesling di Sarana Tempat dan Fasilitas


TPP (Tempat Pengelolaan Umum, Sarana Tempat Pengelolaan Pangan,
Pangan), TFU (Tempat Fasilitas Sarana Air Minum, Fasyankes, Pengambilan sampel
Umum), sarana air minum, dan untuk surveilans kualitas air minum di tingkat rumah
Fasyankes tangga (SKAMRT)

G Pengiriman spesimen penyakit Pengiriman dan pemeriksaan Spesimen Penyakit


menular tertentu dan penyaikit Potensi KLB/Wabah/Penyakit Infeksi Emerging ke
berpotensi KLB ke laboratorium Laboratorium Rujukan serta Pengembalian
daerah/ laboratorium rujukan Spesimen Carrier
daerah di kabupaten/kota

H Pelayanan Imunisasi Pelayanan Imunisasi (imunisasi rutin, antigen baru,


BIAS, sweeping, DOFU, Catch up, ORI, BLF, dll) di
Posyandu/ Sekolah/ Pos Imunisasi Lainnya,
Investigasi kejadian kasus KIPI

I Penyelidikan dan respon kasus Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan Epidemiologi (PE)/


atau Kejadian Luar Biasa (KLB) Pelacakan Kontak Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
dan Penyakit Infeksi Emerging, PD3I, Zoonosis,
hewan berbisa beracun, NTD's, dan penyakit
menular lainnya

J Survei dan pengendalian vektor Survei vektor malaria, DBD dan reservoar
penyakit menular di masyarakat Leptospirosis, Penyemprotan dinding rumah / Indoor
Residual Spray (IRS) dan larvasidasi Malaria,
Penyemprotan/pengasapan foging dan larvasidasi
DBD, Survei Keong dan hewan penular
Schistosomiasis, Pelaksanaan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) / Pelepasan liaran nyamuk
Wolbachia

3 Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

A Pelaksanaan GERMAS di Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi,


tingkat Kecamatan/Wilayah Bumil Sehat, Aktifkan Posyandu, Jambore Kader,
Puskesmas Vaksinasi bersama Mitra/kelompok Masyarakat,
Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit
Prioritas (Kardiovaskuler, DM, TB) serta kebugaran
Jasmani, Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan
Jiwa di UKBM/ Lembaga ( Lapas, Panti, Pesantren,
sekolah), Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan
Jiwa di UKBM/ Lembaga ( Lapas, Panti, Pesantren,
sekolah), Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk
perawatan dan berobat teratur pada orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ), Pelaksanaan gerakan
Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP bersama
Institusi/perusahaan, Pendampingan keluarga yang
memiliki masalah weight faltering, Penyakit Kronik,
Bumil Risti

4 PMT LOKAL

A Pemberian Makanan Tambahan Belanja bahan, dan penyiapan PMT lokal Bumil KEK
(PMT) berbahan pangan lokal
bagi ibu hamil KEK dan balita
gizi kurang

B Pelatihan tim pelaksana dalam Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan


penyiapan pemberian makanan pemberian makanan tambahan berbasis pangan
tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil kek dan bakita gizi kurang
lokal bagi ibu hamil kek dan tingkat kab/kota dan puskesmas
bakita gizi kurang tingkat
kab/kota dan puskesmas

5 Insentif Tenaga Ukm Puskesmas

A Insentif Tenaga UKM Pemberian Insentif untuk tenaga Puskesmas yang


Puskesmas melaksanakan kegiatan Program Upaya Kesehatan
Masyakat (UKM) baik kegiatan di lapangan atau
kegiatan manajemen UKM

6 Manajemen Puskesmas

A Upaya penguatan perencana Pelaksanaan lokakarya mini bulanan puskesmas,


melalui Mini Lokakarya Pelaksanaan lokakarya mini lintas sektor triwulanan,

B Paket Internet Puskesmas dan Dukungan internet dalam implementasi dashboard


Pustu ILP dan ASIK

C Persiapan BLUD Puskesmas

7 Kalibrasi

A Pengujian dan/atau Kalibrasi Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan


Alat Kesehatan

B. PENERIMA MANFAAT

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
1 Pelaksanaan Kelas Ibu 300 Orang (Ibu
Hamil, Ibu yang
Memiliki Balita)
2 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan 300 Orang (Ibu Hamil,
Komplikasi (P4K) Ibu Bersalin)

3 Pemantauan Tumbuh Kembang Balita 500 Orang (Balita)

4 Kunjungan Lapangan Kesehatan Ibu dan Anak 120 Orang( Ibu Hamil, Ibu
Nifas dan Neonatus
Risti)
5 Pelayanan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah dan 600 Orang (Kader, Remaja,
Remaja Anak Usia Sekolah)
6 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Penyakit Tidak Orang (Masyarakat di
Wilayah Kerja
Menular di Masyarakat Puskesmas Tumbang
Manjul)
7 Penemuan Kasus Aktif dan Pemantauan Pengobatan Orang (Masyarakat di
Wilayah Kerja
Penyakit Menular serta Program Pemberian Obat Puskesmas Tumbang
Pencegahan Massal (POPM) Manjul)

8 Penemuan Kasus Aktif TBC Orang (Masyarakat di


Wilayah Kerja
Puskesmas Tumbang
Manjul)
9 Pemberdayaan Kader Masyarakat terlibat dalam Orang (Kader PTM)
Pelaksanaan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular

10 Pelaksanaan STBM untuk Desa/Kelurahan Prioritas Orang (Masyarakat di


Wilayah Kerja
Puskesmas Tumbang
Manjul)
11 Inspeksi Kesehatan Lingkungan di TPP (Tempat Orang (Masyarakat di
Wilayah Kerja
Pengelolaan Pangan), TFU (Tempat Fasilitas Puskesmas Tumbang
Umum), Sarana Air Minum dan Fasyankes Manjul)

12 Pelayanan Imunisasi Orang (Bayi Balita, Ibu


Hamil serta
Masyarakat di Wilayah
Kerja PKM Tumbang
Manjul)
13 Penyelidikan dan Respon Kasus atau Kejadian Luar Orang (Masyarakat di
Wilayah Kerja
Biasa (KLB) Puskesmas Tumbang
Manjul)
14 Survei dan Pengendalian Vektor Penyakit Menular di Orang (Masyarakat di
Wilayah Kerja
Masyarakat Puskesmas Tumbang
Manjul)
15 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat tingkat Wilayah Orang (Masyarakat di
Wilayah Kerja
Kecamatan/UPTD Puskesmas Tumbang Manjul Puskesmas Tumbang
Manjul)
16 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan 150 Orang (Kader, Ibu
Hamil Kek dan Balita
Pangan Lokal bagi Ibu Hamil KEK dan Balita Gizi Gizi Kurang)
Kurang

17 Insentif Tenaga UKM Puskesmas Orang (Tenaga UKM


Puskesmas)
18 Manajemen Puskesmas Instansi dan Orang
(Masyarakat Wilayah
Kerja Pkm Tumbang
Manjul)
19 Kalibrasi Instansi

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksa Pelaksana
naan
1 Upaya Penurunan AKI-AKB
a. Pelaksanaan Kelas Ibu Dokumen 2 Swakelol 1. Persiapan
Laporan a Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Maret-Oktober)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
b. Program Perencanaan Dokumen 1 Swakelol 1. Persiapan
Persalinan dan Laporan a Administrasi
Pencegahan Komplikasi 2. Pelaksanaan
(P4K) Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Februari dan
Agustus)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
c. Pemantauan TumbuhDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Kembang Balita Laporan Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
d. Kunjungan LapanganDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Kesehatan Ibu dan Anak Laporan Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
e. Pelayanan Kesehatan pada Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Anak Usia Sekolah dan Laporan Administrasi
Remaja 2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksaan (Maret-
Oktober)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
2 Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
a. Deteksi Dini Faktor Risiko Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
dan Penyakit Tidak Menular Laporan Administrasi
di Masyarakat 2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
b. Penemuan Kasus Aktif danDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Pemantauan PengobatanLaporan Administrasi
Penyakit Menular serta 2. Pelaksanaan
Program Pemberian Obat Kegiatan
3. Waktu
Pencegahan Massal
Pelaksanaan
(POPM)
(Februari dan
Agustus)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
c. Penemuan Kasus Aktif TBC Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Laporan Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Maret-Juni)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
d. Pemberdayaan KaderDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Masyarakat terlibat dalamLaporan Administrasi
Pelaksanaan Deteksi Dini 2. Pelaksanaan
Faktor Risiko Penyakit Kegiatan
3. Waktu
Tidak Menular
Pelaksanaan
(Februari dan
Agustus)
4. Pembuatan
Laporan
Akhir
e. Pelaksanaan STBM untukDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Desa/Kelurahan Prioritas Laporan Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan (Juni-
September)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
f. Inspeksi KesehatanDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Lingkungan di TPP (TempatLaporan Administrasi
Pengelolaan Pangan), TFU 2. Pelaksanaan
(Tempat Fasilitas Umum), Kegiatan
3. Waktu
Sarana Air Minum dan
Pelaksanaan
Fasyankes
(Maret-Juni)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
g. Pelayanan Imunisasi Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Laporan Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
h. Penyelidikan dan ResponDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Kasus atau Kejadian LuarLaporan Administrasi
Biasa (KLB) 2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
i. Survei dan PengendalianDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Vektor Penyakit Menular diLaporan Administrasi
Masyarakat 2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Februari-Oktober)
4. Pembuatan Laporan
Akhir
3. Upaya GERMAS
a. Gerakan Masyarakat HidupDokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Sehat tingkat WilayahLaporan Administrasi
Kecamatan/UPTD 2. Pelaksanaan
Puskesmas Tumbang Kegiatan
3. Waktu
Manjul
Pelaksanaan
(Februari-Oktober)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
4. PMT Lokal
a. Pemberian Makanan Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Tambahan (PMT) Berbahan Laporan Administrasi
Pangan Lokal bagi Ibu 2. Pelaksanaan
Hamil KEK dan Balita Gizi Kegiatan
3. Waktu
Kurang
Pelaksanaan (Juni-
September)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
5. Insentif Tenaga UKM Puskesmas
a. Pemberian Insentif bagi Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
tenaga UKM Puskesmas Laporan Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
6. Manajemen Puskesmas
a. Upaya Penguatan Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Perencana Melalui Mini Laporan Administrasi
Lokakarya 2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan
Laporan Akhir
5.
7. Kalibrasi
a. Pengujian dan/atau Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Kalibrasi Alat Kesehatan Laporan Administrasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan (Juni-
September)
6. Pembuatan
Laporan Akhir
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Pelaksanaan Program UKM Esensial Skunder yang meliputi menu Penurunan AKI-
AKB dan percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya deteksi dini,preventif dan respon
penyakit serta Upaya gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang meliputi persiapan
Administrasi, pelaksanaan, evaluasi dan pembuatan laporan di laksanakan dan akan
selesai selama 11 Bulan januari sampai November 2023.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Program UKM Esensial Skunder
yang meliputi menu Penurunan AKI-AKB dan percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat,
Upaya deteksi dini,preventif dan respon penyakit serta Upaya gerakan masyarakat hidup
sehat (Germas) sebesar Rp. 1.093.966.000,- ( Rupiah ) dengan kebutuhan per rincian
menu kegiatan sebagai berikut :

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya

1 Upaya Penurunan AKI – AKB 162.250.000

2 Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit 183.300.000

3 PMT Lokal 235.985.000

4 Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) 271.983.000

5 Insentif Tenaga UKM 162.690.000

6 Manajemen Puskesmas 63.280.000

7 Kalibrasi 14.478.000

TOTAL 1.093.966.000

Kuala Pembuang, 14 Oktober 2022

Kepala UPTD Puskesmas Tumbang Manjul

FENDI HARAHAP, AMK


NIP. 19780623 200604 1 005

Anda mungkin juga menyukai