BAB IV. Pengendalian Motor
BAB IV. Pengendalian Motor
BAB IV. Pengendalian Motor
(a) (b)
Gambar 53. Rangkaian Motor DC Shunt dan Analoginya
(a) Rangkaian Daya Motor DC Shunt
(b) Analogi Rangkaian Daya Motor DC Shunt
(Theo Wildi, 2008,12)
102
( )
V −I a Ra 60 A V −I a R a
N= =K
Z∅ P ∅
c. Pengendalian Arus Medan: cara ini sering digunakan pada daya tarik
listrik. Nomor pada hubungan seri pada rangkaian dapat berubah.
Dengan bidang yang penuh, motor akan berputar kecepatan minimum
dan dapat dinaikkan dengan caramenghilangkan beberapa hubungan
seri pada bidang.
d. Kumparan medan paralel: cara ini digunakan untuk motor kipas,
beberapa kecepatan dapat diperolah dengan cara menyatukan
kumparan. Hal ini dapat dilihat pada motor 4 kutub, tiga kecepatan
dapat diperoleh dengan mudah.
Permasalahan 4
1. Motor dc shunt dengan tegangan 230 V berputar pada 800 rpm, dengan
arus 50 A. carilah resistansi pada rangkaian hingga penurunan kecepatan
menjadi 100 rpm pada arus 80 A. misalkan resistansi armature = 150 Ω
dan resistansi winding = 250 Ω
2. Sebuah motor dc shunt dengan tegangan 250 V dan resistansi armature
0.5Ω pada resistansi bidang 250Ω. Jika diinginkan peningkatan kecepatan
600 sampai 800 rpm, apakah resistansi yang digunakan pada bidang?
Misalkan rangkaian magnet tidak jenuh
3. Sebuah motor dc shunt menggunakan arus 20 A dan tegangan 220 V.
armature rangkaian resistansi 0.5Ω. untuk menurunkan kecepatan motor
sebanyak 50%, hitunglah resistansi yang diperlukan jika (1) torsi beban
konstan (2) tenaga beban sesuai dengan sudut kecepatan.
4. Sebuah motor shunt dengan 7.48 Kw, 220 V, 990 rpm memiliki efisiensi
beban penuh 88%, resistansi armature 0.08Ω dan arus 2 A. jika kecepatan
motor berkurang menjadi 450 rpm dengan menggunakan resistansi pada
108
B. Pengereman Elektrik
Sebuah motor dengan beban yang berhenti dengan cepat menggunakan (i)
pengereman bergeser (ii) pengereman elektrik. Rem mekanik memiliki satu
kelemahan. Sulit untuk mencapai kondisi stop karena bergantung pada
permukaan dan kemampuan operator. Metode pengereman elektrik yang
sempurna adalah dengan cara menghilangkan tuas rem dan perangkat mekanik
yang lain. Pengereman elektrik, untuk motor shunt dan motor seri, memiliki tiga
jenis; (1) Reostatik atau pengereman dinamik, (2) Memasukkan nilai i.e.,
membalikkan putaran sehingga putaran armature langsung berubah, dan (3)
pengereman regenerative
Sejatinya, pergeseran rem penting untuk menahan motor ketika motor
berhenti.
Vt =Ea+ Ia . Ra
Ea=Vt −Ia . Ra
110
c. Pengereman regenerative
Cara ini digunakan ketika motor bekerja diluar karakteristik yang
seharusnya, seperti yang terjadi pada penurunan kereta listrik. Regenerasi
terjadi ketika Eb menjadi lebih baik daripada V. akibatnya, arah Ia dan
ketika torsi armature berbalik dan kecepatan kecil samapai E menjadi
lebih rendah daripada V. alhasil terjadi perlambatan pada motor, daya
pada line akan menyuplai. Kereta.
b. Pengereman Pluging
Seperti halnya motor shunt, pada keadaan ini juga berhubungan
dengan armature yang berbalik dan resistansi R yang berbeda digunakan
seri dengan armature.
c. Pengereman regenerative
Sistem pengereman motor dc jenis ini memang agak sulit untuk
dimengerti, oleh karena terjadinya pengereman motor juga pada saat
motor berputar. Prinsip yang harus dipahami adalah bahwa mesin dc akan
berkerja sebagai motor apabila putaran beban mengikuti putaran rotor
motor, Pada keadaan ini putaran beban tidak pernah lebih besar dari
putaran motor. Sedangkan apabila terjadi putaranbeban lebih besar dari
kecepatan putaran motor, maka pada saat tersebut dapat dikatakan bahwa
motor berubah fungsi sebagai generator dc yang menyupali daya listrik ke
sumber. Daya listrik kelebihan tersebut dapat digunakan untuk
memperbesar kapasitas sumber dan dimanfaatkan untuk keperluan lain.
dengan tegangan penyuplai. Hali ini tidak menghasilkan kerugian pada motor,
dan berikut adalah alasannya:
1. Motor memiliki resistansi yang relative lebih tinggi daripada motor besar,
karena arus start tidak terlalu besar.
2. Menjadi kecil, karena waktu inersi lebih rendah, karena kecepatan
meningkat dalam waktu yang singkat.
3. Arus start yang besar tidak akan menghasilkan distribusi yang besar pada
regulasi tegangan dari line penyuplai.
1. Percobaan Swinburne
Ini merupakan cara yang sederhana dimana pengukuran dilakukan
sesuai dengan pengetahuan, kapapun efisiensi pada beban apapun dapat
dilakukan. Hanya test run membutuhkan test tanpa beban. Bagaimanapun, test
ini hanya dapat digunakan untuk dua mesin dengan fluk kenyataannya
memiliki i.e. konstan yaitu mesin shunt dan compon. Mesin akan bekerja
seperti mesin tanpa beban dengan tingkat tegangan yang ditentukan.
Kecepatan akan disesuaikan dengan tingkat kecepatan dengan bantuan
regulator. Arus tanpa beban I diukur dengan ammeter A1 dimana Ish diukur
dengan A2. Arus armature tanpa beban (I0 – Ish) atau Ia0. Tegangan = V, daya
input tanpa beban = VI0
Jadi daya input armature = V(I0 – Ish); daya input shunt = VIsh
Daya input tanpa beban untuk suplai armature memiliki kekurangan : (i) rugi
init (ii) rugi geser (iii) rugi putaran dan (iv) rugi tembaga, (I 0 – Ish)2Ra atau
Ia02Ra.
Pada perhitungan rugi tembaga, daya panas pada armature harus digunakan.
Suatu pengukuran dari rangkaian resistansi armature pada suhu ruangan
(150C) akan membuat arus mengalir pada armature dengan suplai tegangan dc
yang rendah.
115
2 output VI
Total rugi ( I + I s h ) R a+Wc ; n m= output +rugi =
VI + ( I+ I s h )2 Ra −W c
Kerugian utama
1. Tidak bermanfaat jika merubah rugi daya dari tanpa beban ke beban
penuh. Pada beban penuh, berdasarkan reaksi armature, fluk diasingkan
diaman terjadi peningkatan rugi daya sebanyak 50%
2. Pada saat test tanpa beban, mustahi untuk mengetahui berapa nilai batasan
komutasi pada beban penuh dan pada saat terjadi peningkatan suhu.
Tetapi total rugi motor dan generator adalah hasil daya yang disuplai dari
sumber utama. Daya dari penyuplai ¿ VI 2
Jika mengurangi armature dengan rugi shunt tembaga, maka akan diapatkan
rugi dari kedua mesin tersebut.
Total rugi daya ¿ VI 2 −[(I 1 + I 3 )2 R a+(I 1+ I 2−I 4 )2 R A +VI 3 +VI 4 ] =W
Buat seseorang berasumsi bahwa rugi yang hilang adalah yang terjadi
diantara dua mesin, maka diapatkan rugi daya yang hilang pada setiap mesin
= W/2
Untuk generator
2
Total rugi ¿( I 1 + I 3 ) R a+ VI 3 +W /2=W g
VI 1
Output ¿ VI 1 jadi n g=
VI 1 +W g
Untuk motor
2
Total rugi ¿( I 1 + I 2−I 4) Ra +VI 4 +W /2=W m
V ( I 1 + I 2 )−W m
Input ¿ V (I 1+ I 2 ) jadi n g=
V ¿¿
Efisiensi motor
Input motor = input armature + input shunt ¿ V ( I 1 + I 2 ) +VI 3 +W input
Rugi motor = rugi artmatur tembaga + rugi tembaga shunt + rugi yang hilang
2
¿( I 1 + I 2) + VI 3 +W /2=W input
W input−W m
Efisiensi motor ¿ n= x 100 %
W input
Efisiensi generator
120
Output generator ¿ VI 2
Rugi generator ¿ I 22 Ra VI 4 + W /2=W g
VI 2
Jadi, Efesiensi generator ¿
VI 2 +W g
1. 220 V, 15 kW, 850 rpm tarikan motor DC 72.2 A ketika kondisi rata-rata
operasi. Hambatan inti dan shunt 0.25 Ω dan 100Ω. Tentukan pengurangan
persentase di fluks untuk mendapat kecepatan 1650 rpm ketika arus inti arus
yang ditarik 40 A.
Jawab
220
I sh= =2.2 A ; I a 1=72.2−2.2=70 A
100
Eb 1=220−70 x 0.25=202.5 V
Eb 1=220−40 x 0.25=210V
N 2 E b2 ɸ1 1650 210 ɸ1
= x ∨ = x
N 1 E b1 ɸ2 850 202.5 ɸ2
ɸ2 =0.534 ɸ1
121
ɸ1−0.534 ɸ2
Pengurangan fluks ¿ x 100=46.6 %
ɸ1
2. 220 V motor shunt inti hambatan 0.5 Ω dan arus inti 40 Ωpada beban. Berapa
banyak fluks utama mengrangi untuk menaikkan kecepatan 50% jika torka
konstan? Saturasi dan inti diabaikan
Jawab
ɸ2 I a1
ɸ2 I a 2=ɸ1 I a 1∨ = =40/ I a 2
ɸ1 I a 2
Eb 2 N 2 ɸ2 0.5 I a 2 1.5 N 1 40
= ∨ = x
Eb 1 N 1 ɸ1 200 N1 I a2
ɸ2 40
= =0.627∨ɸ2=0.627 ɸ1=62.7 % of ɸ1
ɸ1 63.8
3. 200 V motor DC shunt berputar 1000 rpm, akibat arus inti 17.5 A. Dibutuhkan
untuk mengurangi kecepatan. Berapa nilai hambatan untuk masuk ke inti jika
hambatan asalnya 0.4 Ω ? berapa arus inti untuk menjadi konstan selama
proses.
Jawab
N 1=1000 rpm ; Eb 1=220−17.5 x 0.4=193 V
Rt =total arm, hambatan ; N 2=600 rpm ; Eb 1=(220−17.5 Rt )
Ketika I sh konstan :
122
ɸ1 =ɸ2
600
1000
= (
200−17.5 Rt
193 )
; R t=4.8 Ω
Penyelesaian :
Gambar di atas menujukkan rangkaian pengendali motor DC dengan
thyristor/SCR. Pengendali ini digunakan motor yang berdaya di atas 1 HP.
Kumparan disuplay oleh sumber tiga fasa yang telah dipasang penyearah
thyristor/SCR. Sebuah penyearah thyristor/SCR terpisah digunakan untuk
menyuplai kumparan medan motor. Daya kumparan medan lebih kecil
dari kumparan medan lebih kecil dari kumparan jangkar, sehingga
suplaynya selalu diambil dari sumber satu fasa. Rangkaian ini merupakan
kendali kecepatan dengan loop tertutup. Fungsi dari dua loop kendali
digunakan sebagai umpan balik pada trigger.
123
Jelaskan prinsip kerja rangkaian pengendali daya motor induksi tiga fasa
dibawah ini ?
Penyelesaian :
Pada gambar diatas menunjukana rangakian pengendalian daya slip lilitan roto
Motor induksi 3 fasa, dimana daya slip merupakan daya pada bagian celah
udara yang tidak dikonversikan menjadi daya mekanik. Metode ini
124
2. Motor dc diketahui 230 Volt menarik arus pada beban nol 2 Amper dan
berputar pada kecepatan 1200 rpm, jika arus beban penuh 40 Amper,
tentukanlah :
a. Kecepatan beban penuh
b. Prosentase regulasi kecepatan. Dengan fluksi sisa tetap. Tahanan
jangkar 1.25 Ohm.
Penyelesaian :
a. Tahanan medan shut tidak diberikan, arus medan shunt tidak dapat
dihitung, maka kedua hal ini diabaikan.
N 2 E b2 ∅1
Maka : = x
N 1 E b1 ∅ 2
N1 220 220
= jadi N 2=1200 x =1150 rpm
1200 229,5 229,5
1200−1150
b. Jadi % regulasi kecepatan : x 100 %=4,3 %
1150
Soal-soal
1. Test tanpa beban motor dc shunt dengan tegangan 220 V, 44.76 Kw. Arus
13.25 A; arus medan = 2.55 A; resistansi armature pada suhu 75 0C = 0,032Ω
dan drop brus = 2 V. hitunglah arus beban penuh dan efisiensi. [90%].
2. Motor shunt dengan tegangan 250 V, 14.92 kw, memilki efisiensi maksimum
88% dan kecepatan 700 rpm dengan 80% dari tingkat nilai output yang
diinginkan. Resistansi 100Ω. Tentukan efisiensi dan kecepatan ketika motor
ketika 78 A dari nilai awal. [86.9%, 680 rpm]
3. Test Hopkinson pada dua mesin dc yang sama dan didapatkan data beban
penuh: tegangan line = 110 , arus bidang = 3 A dan 3.5 A, arus line = 48 A,
resistansi armature 0.035Ω, arus armature motor = 230 A, tentukan efisiensi
masing-masing mesin kita asumsikan drop tegangan pada brus adalah 1 V per
bruh.
4. Test Hopkinson pada dua mesin shunt memberikan hasil untuk beban penuh
seperti berikut: tegangan line = 250 V, arus bidang dari sumber sistem = 50 A,
arus armature motor = 380 A, arus bidang 5A dan 4.2 A. Hitunglah efisiensi
kerja mesin ketika bekerja sebagai generator. Asumsikan resistansi masing-
masing mesin 0.2Ω.
5. Motor pada contoh 5.17 disuplay dari perputaran konverter ganda dengan
sumber tegangan ac (line) = 165 v. tentukan perubahan sudut tembak untuk
operating points berikut:
1. motor beroperasi pada dinilai torsi motor dan 1000 rpm
126
7. Motor dc shunt 250 Volt berputar dengan kecepatan 1000 rpm pada keadaan
tanpa beban dan menarik arus dari sumber 8 A. Tahanan jangkar dan tahanan
medan shunt berturut-turut 0,2 Ohm dan 250 Ohm. Hitung kecepatan pada
saat berbeban dan menarik arus dari sumber 50 A. Asumsikan besarnya fluksi
tetap.
8. Motor dc shunt 230 Volt mempunyai tahanan jangkar dan tahanan medan
shunt berturut-turut sebesar 0,5 Ohm dan 115 Ohm.. Kecepatan beban nol
1200 rpm dan arus jangkar 2.5 A. Pada saat motor dijalankan pada beban
rating terjadi penurunan kecepatan menjadi 1120 rpm. Tentukan arus dan
masukan bila motor dioperasikan pada beban rating.
127
9. Motor dc shunt 14.92 kW, 250 Volt berputar pada kecepatan 1000 rpm
menarik arus jangkar sebesar 75 A. Tahanan jangkar 0,25 Ohm dengan torka
beban mendekati konstan. Jika besarnya fluksi turun sebesar 20% dari nilai
fluksi normal sebelum terjadi perubahan kecepatan, hitung nilai sesaat arus
dan torka yang dibangkitkan pada jangkar. Tentukan juga nilai akhir dari arus
jangkar dan kecepatan motor?