Skripsi Tesar Dwi Arfianto (14604221082)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 109

KESIAPAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN

KESEHATAN SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013
DI SD SE-KECAMATAN BANTUL

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh:
Tesar Dwi Arfianto
NIM 14604221082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
KESIAPAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
KESEHATAN SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013
DI SD SE-KECAMATAN BANTUL

Oleh:
Tesar Dwi Arfianto
NIM. 14604221082

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan guru pendidikan


jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, sedangkan
metode yang digunakan adalah survei. Instrumen menggunakan angket yang
berisi pernyataan. Subjek penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan sekolah dasar di SD se-Kecamatan Bantul yang berjumlah 27 guru.
Teknik analisis data hasil perolehan angket dihitung dan dikategorikan dalam
bentuk persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 di SD se Kecamatan Bantul yang berkategori sangat
baik 9 orang atau 33.3 %, baik 17 orang atau 63 %, cukup 1 orang atau 3.7 %,
kurang baik 0 orang atau 0 % dan kurang sekali 0 orang atau 0 %. Sehingga
secara dominan kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah
dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-
Kecamatan Bantul adalah baik.

Kata kunci: Kesiapan guru pendidikan jasmani, kurikulum 2013

ii
iii
iv
MOTTO

1. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. (Ki

Hajar Dewantara)

2. “Satu-satunya kegagalan didunia ini adalah ketika kita berhenti untuk

belajar”. (Penulis)

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku

ini untuk orang yang aku sayangi:

1. Kedua orang tuaku tercinta, ibu Sumarsih dan Bapak Muji Slamet Riyanto

yang senatiasa memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi, kasih

sayang, materi dan segalanya yang tak pernah berhenti dicurahkan kepadaku.

Untuk ibu “malaikat tak bersayap” sesungguhnya, maafkan anakmu yang

belum bisa memberikan balasan setimpal sesuai apa yang telah ibu berikan

kepadaku selama ini.

2. Untuk kakak tercinta Fitriana Yuni Sulistyaningsih yang senantiasa

mendukungku, peduli, selalu memberi motivasi, memberikan kasih sayang,

memberikan semangat serta memberikan doa yang sangat berarti sehingga

termotivasi untuk cepat menyelesaikan tugas akhir ini. Doakan saudara mu

ini sukses dan bisa membahagiakan keluarga dan menjadi kebanggaan

keluarga serta membuatmu bangga mempunyai saudara seperti ini.

3. Keluarga besar Wongso Sentono dan Mangun Pawiro yang senantiasa

mensuport, memberi motivasi, memberi semangat dan doa yang lebih

sehingga bisa terselesaikannya tugas akhir ini.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,

Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Kesiapan Guru Pendidikan

Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sekolah Dasar Dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 di Sd se-Kecamatan Bantul” dapat

disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak

lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal

tersebut, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ahmad Rithaudin, M.Or., Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi, Ketua

Penguji sekaligus Pendamping Akademik yang telah banyak memberikan

semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi

ini.

2. Drs. Sriawan, M.Kes., selaku penguji utama yang telah memberikan

masukan, saran, bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan Tugas Akhir

Skripsi ini.

3. Indah Prasetyawati Tri P.S., M.Or., selaku sekretaris penguji yang telah

memberikan masukan, saran, bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan

Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Dr. Subagyo, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar

beserta dosen dan staff yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama

vii
proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya Tugas Akhir

Skripsi ini.

5. Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi ini.

6. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas akademik.

7. Kepala Sekolah SD se-Kecamatan Bantul, yang telah memberikan ijin dan

bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

8. Guru Penjasorkes se-Kecamatan Bantul yang telah memberikan ijin

melakukan penelitian dan bersedia menjadi responden untuk kelancaran

Tugas Akhir Skripsi ini.

9. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas

Akhir Skripsi ini.

10. Semua teman-teman PJSD 2014 yang selalu memberikan semangat, serta

buat seseorang yang selalu memberikan motivasi, doa dan dorongan.

11. Keluarga kecilku KKN B7 tersayang, Fata, Urika, Elsa, Aida, Anisa, Pandu,

Irawan, Iin, Nilam, Anggun dan pihak yang terkait terima kasih untuk

kebersamaan selama ini sehingga kita bisa saling mengenal satu sama lain,

saling bertegur sapa, canda dan tawa yang sudah kita lalui bersama semoga

senantiasa bisa mempererat tali silaturahmi yang tak akan terputus hingga

akhir zaman dan senantiasa saling memberikan dukungan semangat, doa dan

motivasi.

viii
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah

SWT/Tuhan Yang Maha Esa dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi indformasi

bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 4 April 2018

Penulis,

Tesar Dwi Arfianto


NIM. 14604221082

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


ABSTRAK ........................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ............................................................................................ 11
1. Definisi Kesiapan ............................................................................... 11
2. Kompetensi Guru ............................................................................... 12
3. Kurikulum 2013 ................................................................................. 16
4. Profil SD se-Kecamatan Bantul ........................................................ 43
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 44
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 45

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 48
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 48
C. Populasi Penelitian .................................................................................. 48
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................. 49
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 49
1. Instrumen Penelitian ........................................................................ 49
2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 51
F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 52
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 56

x
1. Faktor Perencanaan Pembelajaran .................................................... 59
2. Faktor Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 60
3. Faktor Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran ................................... 62
B. Pembahasan ............................................................................................. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .............................................................................................. 66
B. Implikasi Hasil Penelitian ...................................................................... 66
C. Saran ........................................................................................................ 67
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 69


LAMPIRAN ....................................................................................................... 72

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan .......................... 39


Tabel 2. Daftar Uraian Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi ............ 40
Tabel 3. Daftar Tema Pembelajaran ................................................................... 42
Tabel 4. Daftar Satuan Pendidikan Sekolah Dasar ........................................... 44
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................. 51
Tabel 6. Daftar Alternatif Jawaban Instrumen ................................................... 54
Tabel 7. Rumus Kategorisasi .............................................................................. 54
Tabel 8. Distribusi frekuensi kesiapan guru pendidikan jasmani ..................... 57
Tabel 9. Distribusi frekuensi kesiapan guru pendidikan jasmani dari 3 SD .... 58
Tabel 10. Distribusi frekuensi faktor perencanaan pembelajaran .................... 59
Tabel 11. Distribusi frekuensi faktor pelaksanaan pembelajaran ..................... 61
Tabel 12. Distribusi frekuensi faktor penilaian dan evaluasi pembelajaran .... 63

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Persentase Kesiapan Guru ................................................ 58


Gambar 2. Diagram Persentase Perencanaan Pembelajaran.............................. 60
Gambar 3. Diagram Persentase Pelaksanaan Pembelajaran ............................. 62
Gambar 4. Diagram Persentase Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran ............ 63
Gambar 5. Responden mengisi angket penelitian ............................................. 95

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Persetujuan Pembimbing TAS ............................................ 73


Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FIK UNY ....................... 74
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol .......................................... 75
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Bapeda Kabupaten Bantul ................... 76
Lampiran 5. Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian ....................... 78
Lampiran 6. Kartu Bimbingan TAS ................................................................... 81
Lampiran 7. Butir-butir Angket Penelitian ........................................................ 82
Lampiran 8. Jawaban Butir-Butir Angket Penelitian ........................................ 84
Lampiran 9. Daftar Tabel Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi . 86
Lampiran 10. Statistik Data Penelitian .............................................................. 89
Lampiran 11. Hasil Kategorisasi ........................................................................ 90
Lampiran 12. Hasil Kategori dari 3 SD Di Kecamatan Bantul ........................ 91
Lampiran 13. Data Penelitian ............................................................................. 92
Lampiran 14. Dokumentasi ................................................................................ 95

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kemendikbud, No. 20

2003:1)

Pendidikan jasmani memliki peran penting dalam penyelenggaraan

pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang

berlangsung seumur hidup dengan tujuan pendidikan jasmani akan menghasilkan

manusia yang sehat cerdas, aktif sepanjang hidup. Proses belajar mengajar yang

merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah didalamnya terjadi

interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen tersebut

adalah guru, isi atau materi dan peserta didik.

Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

pendidikan yang tentu didalamnya terdapat pembelajaran. Kurikulum pendidikan

dasar ada beberarapa mata pelajaran yang wajib dimuat, yaitu: (1) Pendidikan

Agama, (2) Pendidikan kewarganegaraan, (3) Bahasa, (4) Matematika, (5) Ilmu

Pengetahuan Alam, (6) Ilmu Pengetahuan Sosial, (7) Seni Budaya, (8)

Pendidikan Jasmani dan Olahraga, (9) Keterampilan/Kejuruan dan (10) Muatan

Lokal. Apabila dibandingkan dengan pembelajaran mata pelajaran lainnya,

1
pembelajaran pendidikan jasmani sangat berbeda. Pendidikan jasmani mengajak

siswa untuk dapat berkembang sesuai dengan keinginannya, tetapi kenyataan lain

dilapangan mengakibatkan pendidikan jasmani menjadi suatu mata pelajaran

yang melelahkan dan membosankan serta tidak sesuai dengan konsep dasar

pendidikan jasmani itu sendiri (Kemendikbud, No 20 Tahun 2003).

Menurut Abdul Gafur yang dikutip dalam Abdullah & Manadji


(1994:5) mengemukakan bahwa Pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan
jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan
kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan
pembentukan watak.

Tujuan pendidikan maupun pendidikan jasmani yang dirumuskan dalam

undang-undang sifatnya umum. Untuk dapat tujuan umum atau tujuan ideal itu

perlu ada pentahapan usaha yang dirancang dan dilaksanakan, dengan kata lain

perlu ada tujuan yang sifatnya tidak begitu jauh dan yang dekat atau khusus.

Tujuan-tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan dalam lima aspek, yaitu

(1) perkembangan kesehatan, jasmani atau organ-organ tubuh, (2) perkembangan

mental dan emosional, (3) perkembangan neuro muskular, (4) perkembangan

sosial dan (5) perkembangan intelektual (Abdullah, A & Manadji, A, 1994:17).

Pelaksanaan pendidikan jasmani mempunyai tiga tujuan yang berbeda

yaitu tujuan yang bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor

(keterampilan). Maka dari itu guru pendidikan jasmani harus menyadari perlunya

kesiapan mengajar yang harus lebih ditingkatkan dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013. Perpindahan kurikulum

2006 ke kurikulum 2013 juga mempengaruhi kesiapan guru dalam perencanaan

2
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilain materi pembelajaran. Oleh

karena itu, guru perlu belajar dan mendalami kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 sebagai

respon terhadap kesesuaian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap

serangkaian perubahan global. Kurikulum 2013 sebagaimana amanat UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan Pasal 35,

dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional

yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik kurikulum

2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Proses pembelajaran kurikulum 2013 yaitu menggunakan pendekatan

saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 menganut ilmu pengetahuan yang

digunakan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran

termasuk pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Kurikulum 2013 juga

menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan dikasih tahu (berpusat pada siswa).

Kurikulum 2013 juga menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat

komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis dan kreatif. Jadi

kesiapan guru pendidikan jasmani harus mampu menerapkan kurikulum 2013

untuk sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani.

Implementasi Kurikulum 2013 juga disebutkan bahwa pembelajaran

pendidikan jasmani mempunyai alokasi waktu 4 jam pelajaran per minggu

dimana satu jam pelajaran alokasi 35 menit. Alokasi waktu tersebut sangat jelas

3
akan mempengaruhi tujuan dari pendidikan jasmani dan kesiapan guru

pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran. Idealnya pembelajaran

pendidikan jasmani berdasarkan kurikulum 2013 diharapkan bisa

mengintegrasikan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain (tematik). Akan

tetapi, pembelajaran pendidikan jasmani di Kecamatan Bantul belum dapat

dilaksanakan secara maksimal sesuai amanat kurikulum. Hal ini berarti bahwa

pelaksanaan pembelajaran penjasorkes saat ini masih jauh dari ideal.

Pembelajaran penjasorkes saat ini masih terkendala beberapa hal, seperti: usia

guru penjasorkes yang sudah senior menyebabkan kesulitan mengikuti

perkembangan hal yang baru, keterbatasan waktu, dan kemampuan guru

menyebabkan penjasorkes stagnan.

Pada kurikulum 2013 faktor yang sangat penting adalah kemampuan guru

dalam memberikan pelajaran harus dibimbing secara terus menerus agar dalam

pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan harapan. Kurikulum 2013

mengharuskan guru untuk pintar dan kreatif dalam menyiapkan pembelajaran,

oleh sebab itu faktor pendukung yang sangat penting yaitu ketersediaan bahan

ajar berupa buku panduan atau buku materi yang menerapkan Kurikulum 2013

harus dipelajari. Dalam hal ini kesiapan guru pendidikan jasmani dalam

pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani berdasarkan Kurikulum 2013

menjadi latar belakang masalah.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

4
dasar dan pendidikan menengah. Guru memiliki andil yang sangat besar dalam

implementasi kurikulum dan pembelajaran, serta sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan pendidikan

secara optimal. Pada implementasi kurikulum 2013, masyarakat pun menaruh

harapan terhadap guru, karena gurulah yang terlibat secara langsung dalam

menciptakan pembelajaran yang efektif dan inovatif terhadap peserta didik. Guru

juga yang memfasilitasi kurikulum dan pembelajaran agar dapat dicerna oleh

peserta didik, dia seorang kreator sekaligus aktor perubahan sikap peserta didik.

Guru juga harus mempunyai kompetensi sebagai kualifikasi persyaratan

profesionalisme guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Untuk kepentingan tersebut, guru

harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran secara

efektif, kreatif, dan menyenangkan.

Kecamatan Bantul merupakan salah satu Kecamatan yang ada di

Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul sendiri baru beberapa Sekolah Dasar yang

sudah mulai mencoba menerapkan Kurikulum 2013 dalam tahap penyesuaian

karena kebijakan dan tuntutan dari sekolahan, sehingga pelaksanaan kurikulum

2013 belum bisa berjalan dengan baik, yaitu : SD Bantul Timur, SD 1 Bantul dan

SD Unggulan Aisyiah. Selebihnya itu masih menerapkan 2 Kurikulum yaitu

Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Jadi di Kecamatan Bantul belum

seluruhnya menerapkan Kurikulum 2013 secara merata dan baru tahun ajaran

2018/2019 diharapkan seluruh sekolah telah mengimplementasikan Kurikulum

2013. Untuk kesiapan guru penjas terkait penyusunan silabus dan RPP di SD se-

5
Kecamatan Bantul dalam penyusunan silabus dan RPP di SD se Kecamatan

Bantul disusun bersama dengan musyawarah dengan Kelompok Kerja Guru

(KKG) terutama untuk mata pelajaran penjas. Disisi lain guru penjas mengakui

bahwa mengalami beberapa kesulitan jika harus membuat silabus dan RPP secara

mandiri dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Maka dari itu penyusunan silabus

dan RPP menjadi salah satu agenda kelompok kerja guru (KKG) agar dapat

mempermudah dalam penyusunan dan dapat digunakan secara bersama-sama

dengan jalan musyawarah.

Berdasarkan observasi terhadap beberapa guru penjas di SD se

Kecamatan Bantul diketahui bahwa saat akan melaksanakan kegiatan

pembelajaran pendidikan jasmani, guru hanya langsung tertuju pada praktek

lapangan langsung. Adapun mekanisme pembelajaran yang dilakukan guru di

lapangan sudah mengarah pada pendekatan saintifik yaitu dengan 5m

(mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan). Hanya saja

pendekatan saintifik 5m nya hanya terfokus pada aktivitas di lapangan terutama

pada tahapan mengamati. Siswa hanya mengamati guru saat memberikan contoh

tanpa ada bantuan media lain yang diharapkan bisa untuk menambah

pengetahuan bagi siswa yang semestinya ini bisa dilakukan oleh guru yaitu

misalnya memberikan sebuah gambar, baik di lapangan atau sebelum di lapangan

di kelas terlebih dahulu, terlebih apabila ada media monitor bisa diperlihatkan

pada siswa dalam bentuk video dan sebagainya. Sehingga dengan demikian pada

tahapan ini diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari siswa pada saat

guru memberikan pembelajaran dengan bantuan media. Pada tahapan mencoba

6
siswa juga hanya sekedar menirukan gerakan guru tanpa ada kreativitas dan

inovasi dari siswa itu sendiri. Kemudian sistematika pembelajaran yang akan

diberikan oleh guru harus runtut dari yang mudah ke yang sulit.

Hal ini merupakan suatu kenyataan yang menjadi tantangan bagi para

guru sekolah dasar untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi

anak sekolah dasar. Guru pendidikan jasmani sekolah dasar harus mengetahui

dan mengerti perkembangan kurikulum dengan cara menyiapkan kualitas dirinya

sendiri dengan melakukan kegiatan pengadaan buku, pelatihan guru,

pendampingan, monitoring dan evaluasi, kemudian mengerti dan mengetahui

strategi pembelajaran yang tepat bagi anak sekolah dasar. Hal tersebut merupakan

nilai tambah sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan

jasmani di sekolah dasar.

Kesiapan guru pendidikan jasmani dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian hasil pembelajaran pendidikan jasmani berdasarkan Kurikulum 2013

menjadi bahasan pokok dalam penelitian ini. Berdasarkan hal ini seharusnya guru

pendidikan jasmani mengetahui tujuan pendidikan jasmani yang sebenarnya yaitu

harus mampu mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kesiapan guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum

2013 merupakan hal yang paling tepat untuk mengetahui apa dan bagaimana

pentingnya kesiapan guru pendidikan jasmani. Apabila pelaksanaan pembelajaran

bersifat monoton maka siswa akan mengalami ketidakseimbangan dalam

mencapai tujuan pendidikan jasmani.

7
Peneliti menyimpulkan dari permasalahan yang sudah ditemukan oleh

peneliti, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Kesiapan Guru Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar dalam Pelaksanaan

Pembelajaran pendidikan jasmani berdasarkan Kurikulum 2013 di SD se-

Kecamatan Bantul”. Guna memperoleh data yang benar dan tidak ada rekayasa,

peneliti akan menggunakan angket, angket tersebut akan peneliti berikan

langsung kepada guru pendidikan jasmani sekolah dasar se-Kecamatan Bantul.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah, antara lain :

1. Masih banyak sekolah di Kecamatan Bantul yang belum bisa seluruhnya

menerapakan Kurikulum 2013.

2. Belum seimbangnya pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pendidikan yaitu kognitif, afektif, psikomotor.

3. Belum diketahuinya kesiapan guru pendidikan jasmani sekolah dasar dalam

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian berdasarkan kurikulum 2013 di SD

se-Kecamatan Bantul.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dibatasi pada permasalahan yaitu belum diketahuinya seberapa baik kesiapan

guru pendidikan jasmani sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul.

8
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu : “Seberapa baik kesiapan guru pendidikan jasmani sekolah

dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se

Kecamatan Bantul?”

E. Tujuan Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “seberapa

baik kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam

pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 di SD Se Kecamatan

Bantul”.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

dan praktis. Adapun penjelasan masing-masing komponen tersebut sebagai

berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Memberikan sumbangan keilmuan khususnya tentang kesiapan guru penjas

dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013.

b. Dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti sejenis dimasa

mendatang.

2. Manfaat secara Praktis

a. Siswa

Bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa agar mampu lebih baik

dalam melaksanakan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

9
apa yang peserta didik peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi

pembelajaran sehingga peserta didik akan lebih kreatif, inovatif, lebih

produktif, dan nantinya peserta didik bisa sukses dalam menghadapi berbagai

persoalan dan tantangan dizamannya memasuki masa depan yang lebih baik.

b. Guru Pendidikan Jasmani

Memberikan pengetahuan tentang Kurikulum 2013 sebagai bahan untuk

menyusun program guru pendidikan jasmani di sekolah dasar.

c. Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah agar membekali pengetahuan

Kurikulum 2013 kepada guru pendidikan jasmani sekolah dasar.

d. Lembaga Pendidikan

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bersifat

konstruktif untuk menyempurnakan perubahan kurikulum tematik dibidang

studi pendidikan jasmani.

10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Definisi Kesiapan

Menurut Depdiknas (2013:2299) definisi dari kesiapan yang mempunyai

kata dasar siap yang ditambahkan dengan awalan ke- dan akhiran –an adalah

suatu kondisi dimana seseorang sudah bersedia melakukan aktifitas apapun

sesuai perintah atau kemauan sendiri dan mempersiapkan tindakan (rancangan

dsb) untuk sesuatu. Menurut Dalyono (2015:52) setiap orang yang hendak

melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan

yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik

berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan

mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan

belajar. Belajar tanpa persiapan fisik, mental, dan perlengkapan akan banyak

mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik.

Sedangkan menurut J. Draver (Slameto, 2015:59) Kesiapan adalah kesediaan

untuk memeberi respon atau bereaksi.

Beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan mengenai

definisi kesiapan. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu

untuk menanggapi dan mempraktikkan suatu kegiatan yang mana sikap tersebut

memuat mental, keterampilan, dan sikap yang dimiliki selama melakukan segala

aktivitas.

11
2. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi

Menurut Majid (2005:5) kompetensi adalah seperangkat tindakan

intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat

untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan

tertentu. Sedangkan menurut Siswoyo (2013:117) bahwa kompetensi guru adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi guru menurut Kemendikbud No. 14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik ini mencakup selain pemahaman dan pengembangan

potensi peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta

sistem evaluasi pembelajaran, juga harus menguasai “ilmu pendidikan”.

Kompetensi ini diukur dengan performance test atau episodes terstruktur

dalam Praktik Pengalaman Lapangan, dan case based test yang dilakukan

secara tertulis.

2) Kompetensi Kepribadian

Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah yang berupa

kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi

teladan peserta didik.kompetensi kepribadian ini mencakup kemantapan

pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, serta keteladanan dan

12
kewibawaan. Kompetensi ini bisa diukur dengan alat ukur portofolio guru/

calon guru, tes kepribadian/potensi.

3) Kompetensi Profesional

Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di sekolah

berupa penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam hal ini

mencakup penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus

sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi, dan wawasan etika dan

pengembangan profesi. Kompetensi ini diukur dengan tes tertulis baik

multiple choice maupun essay.

4) Kompetensi Sosial

Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta

didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi ini diukur dengan portofolio kegiatan, prestasi dan keterlibatan

dalam berbagai aktivitas.

Pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kompetensi guru

adalah orang yang profesinya atau pekerjaannya mengajar dan memiliki

kemampuan dan kewenangan dalam melaksanakan profesi keguruannya. Selain

itu, kompetensi guru merupakan kemampuan atau kesanggupan guru dalam

melaksanakan tugasnya, melaksanakan proses belajar mengajar, kemampuan atau

kesanggupan untuk benar-benar memiliki bekal pengetahuan dan

keterampilannya sesuai dengan sebaik-sebaiknya. Guru juga harus mempunyai

atau menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

13
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian

besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat

khusus dalam situasi khusus. Oleh karena itu, dengan memiliki guru yang

berkompeten, maka akan berpengaruh juga pada hasil belajar para siswanya.

b. Keterkaitan antara Kompetensi Guru dengan Kesiapan dalam


Kurikulum 2013

Menurut Siswoyo ( 2013:52) mengemukakan pendapat bahwa lingkungan

dan sarana pendidikan merupakan sumber yang dapat menentukan kualitas dan

berlangsungnya usaha pendidikan. Lingkungan yang bersifat fisik, sosial, dan

budaya yang semuanya berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

terhadap usaha pendidikan. Kekurangan atau belum memadainya tempat

berlangsungnya proses pendidikan pada umumnya akan menghambat

berlangsungnya usaha-usaha pendidikan secara baik.

Selanjutnya menurut Siswoyo (2013:54) pendidkan dasarnya adalah

proses komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan,

nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan. (Implementasi kurikulum 2013 adalah

sebuah proses pelaksanaan pembelajaran yang diselenggarakan di dalam dan/atau

luar kelas untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor. Seorang guru haruslah pandai memperhatikan

kondisi peserta didiknya baik kondisi kognitif, afektif dan psikomotornya.

Apabila guru sudah mengetahui kondisi peserta didiknya, maka guru akan

mengetahui apa saja yang dibutuhkan peserta didik nya sehingga dalam

pembelajaran nantinya dapat tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh

14
karena itu implementasi kurikulum 2013 itu merupakan bagian kompetensi

pedagogik.

Idealnya kesiapan guru harus pandai dalam mengatur waktu pembelajaran

saat pembelajaran pendahuluan, inti dan penutup. Melalui perencanaan kegiatan

yang terorganisir dan matang, manajemen waktu dapat merencanakan dan

menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, maka diperlukan

kegiatan khusus yang menunjang guru untuk lebih mendalami implementasi

kurikulum 2013 dengan mengikuti agenda yaitu diklat, pelatihan, KKG, dll.

Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian

besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat

khusus dalam situasi khusus. Oleh karena itu, dengan memiliki guru yang

berkompeten, maka akan berpengaruh juga pada hasil belajar siswa.

Pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan pendidikan

dalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia semakin penting yang

berkaitan bagi pendidik untuk senantiasa mengembangkan pemahaman yang

tiada henti mengenai pendidikan. proses pelaksanaan pembelajaran tidak lepas

dari peran guru yang dituntut harus mempunyai keahlian atau menguasai dalam

berbagai kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Keberhasilan guru melaksanakan

perannya dalam bidang pendidikan diharapkan mampu mencapai tujuan

pendidikan yang diinginkan.

15
3. Kurikulum 2013

a. Hakekat Kurikulum 2013

Kurikulum menurut Kemendikbud No. 20 Tahun 2013 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagi pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menjapai tujuan pendidikan

tertentu. Menurut Fadlilah (2014:5) memaparkan bahwa respon dunia pendidikan

terhadap perkembangan zaman ialah dengan melakukan pergantian kurikulum.

Ini yang menjadi salah satu faktor mengapa secara berkala kurikulum pendidikan

diperbaharui untuk dikembangkan dengan menonjolkan aspek yang dipandang

lebih baik dan meminimalisasi kekurangan atau kelemahan dari kurikulum

sebelumnya. Selanjutnya menurut Fadlillah (2014:7) kurikulum 2013 merupakan

salah satu kebijakan pemerintah melalui kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kurikulum 2013 dilaksanakan disemua sekolah dasar secara bertahap

mulai dari tahun 2013, 2014, dan pada tahun 2015 disemua kelas di seluruh

sekolah dasar di Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2013 di

sekolah dasar tersebut. Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan telah menetapkan bahwa tahun ajaran 2014 semua sekolah pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah harus mengimplementasikan Kurikulum

2013. Kurikulum 2013 yang tertulis dalam Kemendikbud 2013 adalah rancang

bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik,

bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat,

16
beradap, berbudaya, berkarakter, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi

warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai dioperasikan

pada tahun ajaran 2013/2014 secara bertahap. Selanjutnya Fadlillah (2014:6)

menjelaskan kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan

bertujuan meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan softskill dan hardskill

yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Pengertian kurikulum 2013 di atas tentang yang telah dipaparkan oleh para

ahli dapat diambil kesimpulan oleh penulis bahwa kurikulum 2013 merupakan

upaya penyederhanaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya dan kurikulum

2013 yang sering disebut kurikulum tematik integratif yang disusun dan

dirancang dengan peraturan-peraturan yang bertujuan untuk menambah jam

pelajaran di sekolah untuk setiap mata pelajaran dan mendorong siswa atau

peserta didik sehingga siswa atau peserta didik dapat bertanya dan menalar apa

saja yang dianggap kurang dimengerti siswa. Sehingga pembelajaran disekolah

yang diatur dalam kurikulum 2013 ini pada akhirnya akan berjalan sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan ditetapkan bahwa Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup

materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar isi

yang mencakup kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensi

keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang

berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan,

17
menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui

aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas:

mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik

kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.

Pada kurikulum 2013 standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan

pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

lulusan. Standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran

1) Perencanaan Pembelajaran

Menurut Syah (Suprihatiningrum, 2016:109) mengemukakan bahwa

perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi

pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan

metode pembelajaran, serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan

dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Suprihatiningrum (2016:111) perencanaan pembelajaran yang baik

sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik guru maupun siswa

mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya.

Menurut Suprihatiningrum, (2016:114) perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat

identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi

18
waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar.

Menurut Fadlillah (2014:135) silabus adalah rencana pelajaran pada suatu

mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi

dasar, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Kriteria silabus dan RPP menurut Permendikbud (No 22 tahun 2016:5):

a) Silabus
Silabus merupakan acuan penyususnan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
(1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
(2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kela;
(3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial menegenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran;
(4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
(5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
(6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
(7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
(8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
(9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan;
(10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan dan

standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola

pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan

dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

19
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Fadlillah (2014:143) menjelaskan bahwa RPP merupakan suatu

bentuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pendidik dalam

kegiatan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta

didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada

satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis

agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP

disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Komponen RPP menurut Permendikbud (No 22 tahun

2016:6) terdiri atas:

(1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan


(2) Identitas mata pelajaran atau tem/ sub tema;
(3) Kelas/semester;
(4) Materi pokok;
(5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
(6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
(7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
(8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
(9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

20
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD
yang akan dicapai;
(10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
(11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
(12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
(13) Penilaian hasil pembelajaran.

Pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perencanaan

pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan

komponen-komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan

(materi), cara menyampaikan kegiatan (metode dan teknik), serta mengukur

(evaluasi) menjadi jelas dan sitematis serta dirancang dalam bentuk Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam rangka menerapkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah

menetapkan Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan di sekolah maupun

madrasah. Pada setiap implementasi kurikulum mempunyai aplikasi pendekatan

pembelajaran berbeda-beda, demikian pula kurikulum sekarang ini. Aplikasi

pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

ilmiah (Scientific Approach). Pendekatan ini berbeda dari pendekatan

pembelajaran pada kurikulum sebelumnya. Pada setiap langkah inti proses

pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai

dengan pendekatan ilmiah. Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya

keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Melalui

21
kopetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang terintegrasi dengan tujuan

hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan

efektif.

Implementasi yang telah berkembang dan telah diterapkan pada kurikulum

2013 sekarang yaitu pendekatan Saintifik, maksud dari penerapan pendekatan

Scientific yaitu untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam

mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa

informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

informasi searah dari pendidik. Adapun tahap-tahap pemdekatan saintifik

menurut Permendikbud (No 22 tahun 2016:12) yaitu:

(1) Mengamati

Tahap mengamati dilakukan setelah adanya pendahuluan pembelajaran

dengan mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya. Pada tahap ini, pendidik menanyakan kembali materi sebelumnya

yang telah dipelajari kepada peserta didik. Setelah terjadi umpan balik, pendidik

melanjutkan penjelasan materi yang akan disampaikan pada saat pembelajaran.

Pendidik mengawalinya dengan memberikan kesempatan kepada semua peserta

didik untuk menceritakan pengalaman pribadi berdasarkan pemahaman dan

pengalamannya sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan mengamati

tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tapi juga dilakukan di luar kelas yang

disesuaikan dengan materi. Pada kegiatan mengamati, peserta didik lebih fokus

dan waktu yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan maupun materi.

Sehingga waktu yang digunakan pada tahap mengamati tidak dapat dibatasi. Pada

22
kegiatan mengamati menunjukkan bahwa peserta didik lebih aktif. Catatan hasil

pada tahap mengamati dapat berupa pernyataan maupun pertanyaan secara lisan

maupun tertulis.

(2) Menanya

Tahap menanya dilakukan dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu

melalui gambar yang tertera pada materi maupun berdasarkan pengalaman

peserta didik. Pendidik melatih peserta didik dengan membiasakan membuat

pertanyaan setelah adanya rangsangan pada kegiatan mengamati. Kegiatan

menanya rata-rata berupa kegiatan membuat pertanyaan. Kegiatan tersebut sudah

tercantum pada buku tematik. Namun, pendidik juga memberikan kesempatan

kepada peserta didik dalam mengajukan pertanyaan secara mandiri di luar tugas

yang telah tercantum pada buku tematik. Pertanyaan yang diajukan sesuai

kemampuan di usia tersebut. Pendidik juga selalu menekankan kepada peserta

didik untuk dapat mengajukan pertanyaan yang memuat apa, mengapa, siapa,

kapan, dimana dan bagaimana.

(3) Mencoba

Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Scientific pada tahap

mencoba dapat dilakukan setiap saat, sesuai dengan materi yang telah

dipersiapkan. Selama penelitian dilakukan, tahap mencoba dilakukan di dalam

kelas. Pada tahap mencoba ini sangat berkaitan dengan tahap menalar, karena

kegiatan mencoba ini biasanya diawali atau diakhiri dengan penalaran sesuai

dengan pengalaman yang dimiliki peserta didik. Percobaan juga dapat dilakukan

dalam bentuk tugas, kegiatan pembelajaran pada tahap mencoba disesuaikan

23
dengan materi. Validitas informasi yang dikumpulkan dalam kegiatan

pembelajaran pada tahap mencoba cukup baik karena diperoleh dari mana saja

sesuai dengan kebutuhan dan materi. Informasi dapat diperoleh dari mana saja

termasuk lingkungan di sekitar sekolah.

(4) Menalar

Kegiatan pembelajaran pada tahap mengamati dilakukan setelah maupun

sebelum tahap mencoba. Tahap menalar dilakukan kapan saja sesuai dengan

kreativitas pendidik dalam merangsang peserta didik untuk tetap berpartisipasi

dalam kegiatan pembelajaran. Tahap menalar juga dilakukan dengan mengingat

kembali pengalaman peserta didik yang disesuaikan dengan materi yang

dipelajari. Kegiatan pembelajaran pada tahap menalar dilaksanakan dengan

mengembangkan interpretasi peserta didik. Berbagai hal yang dapat dihubungkan

dengan materi pembelajaran diantaranya dari materi atau bacaan, penjelasan

pendidik maupun pengalaman peserta didik. Peserta didik mengembangkan

pengetahuan dengan memahami sebab-akibat maupun menyimpulkan pendapat

yang berbeda. Bentuk kegiatan pembelajaran pada tahap menalar dapat berupa

kegiatan apa saja. Diantaranya adalah pada kegiatan mengamati, menanggapi

penjelasan dari pendidik maupun tugas diskusi yang dilakukan secara

berkelompok. Kegiatan pembelajaran pada tahap menalar masih selalu dengan

peran penting pendidik. Peran pendidik untuk selalu mengarahkan dan

memberikan rangsangan agar pembelajaran dapat memberikan pemahaman serta

makna lebih dalam kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran pada tahap

menalar selalu berkaitan dengan tahaptahap kegiatan yang lain. Kegiatan

24
pembelajaran pada tahap menalar dapat berupa menyatakan sebab-akibat maupun

menanggapi sebuah pernyataan.

(5) Mengkomunikasikan

Kegiatan pembelajaran pada tahap mengkomunikasikan atau asosiasi

dilakukan dalam bentuk penyampaian informasi atau pendapat secara individu

maupun kelompok. Pendidik bertanya kepada tentang apa saja yang sudah

dipelajari pada hari tersebut. Peserta didik menjelaskan secara runtut apa yang

sudah dipelajari secara lisan. Kegiatan berupa menyampaikan informasi dalam

bentuk laporan yang telah ditulisnya selama proses pembelajaran. pada tahap

mengkomunikasikan, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk maju ke depan kelas untuk menyampaikan laporannya. Kegiatan

pembelajaran pada tahap mengkomunikasikan tidak lepas dari peran penting

pendidik. Tahap mengkomunikasikan diterapkan di setiap kesempatan sesuai

dengan kretivitas pendidik. Bentuk kegiatan berupa penyampaian informasi,

pendapat maupun laporan. Cara yang diterapkan pendidik yaitu dengan

memberikan kesempatan peserta didik untuk menyampaikan laporannya di depan

kelas maupun dengan kelompoknya. Tahap-tahap pembelajaran dengan

pendekatan Saintifik sudah dilaksanakan dengan baik, namun ada beberapa hal

yang belum sesuai dengan petunjuk pendekatan Saintifik pada kurikulum 2013.

Selanjutnya jika sebelumnya telah dibahas apa dan bagaimana pendekatan

saintifik dalam pembelajaran, kali ini akan dikemukakan karakteristik pendekatan

saintifik. Karakteristik pendekatan saintifik menurut Permendikbud (No 22 tahun

2016:10) yaitu:

25
a. Berorientasi pada siswa

Prinsip belajar adalah oleh siswa, dari siswa dan untuk siswa. Dalam hal

ini, guru mengupayakan bagaimana siswa mengenal, mengolah, menerima, dan

mengkomunikasikan informasi belajar.

b. Mengembangkan potensi siswa

Melalui pendekatan saintifik, siswa dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya terutama berfikir ilmiah dengan menerapkan kemampuan mengamati,

bertanya, menganalisa, menalar dan mengkomunikasikan hasil belajarnya.

c. Meningkatkan motivasi belajar

Siswa akan termotivasi belajar jika tercipta suasana pembelajaran yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk berlaku seolah-olah sebagai saintis

muda. Fenomena alam dan sosial dalam materi dan informasi belajar akan

menarik perhatiannya untuk diamati, ditelaah dan digeneralisasi sehingga

terjawab pertanyaan apa dan mengapa terhadap fenomena tersebut.

d. Mengembangkan sikap dan karakter siswa

Sumber dan informasi belajar yang diamati dan dikenal siswa akan

mengubah sikap dan karakter siswa ke arah yang lebih baik. Perilaku dan

kebiasaan buruk akan merugikan orang lain dan diri sendiri. Manusia adalah

makhluk social dan tak mungkin hidup sendiri sehingga perlu bersosialisasi

dengan lingkungan alam dan sosial dengan baik dan santun.

e. Meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan hasil belajar

Kemampuan mengkomunikasikan hasil temuan belajar sangat penting bagi

siswa. Ini hal tersulit yang sering dialami oleh siswa. Oleh sebab itu pembiasaan

26
dan latihan secara berangsur-angsur perlu dilakukan oleh siswa

melalui pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Menurut Permendikbud 81A Tahun 2013 dijelaskan bahwa kegiatan

pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan

yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,

berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh

karena itu, upaya pembinaan bagi masyarakat dan peserta didik melalui

pendidikan jasmani dan olahraga perlu dilakukan dengan kesabaran dan

keikhlasan untuk berkorban. Proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

jasmani ini memang telah dirancang secara sistematik guna mengembangkan dan

meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, pesrseptual, kognitif, dan

emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Menurut Suprihatiningrum, (2016:119) menjelaskan bahwa pelaksanaan

pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan,

memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai

tujuan tertentu. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,

meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup (Permendikbud No 65 tahun

2013:8), antara lain sebagi berikut:

a) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran:


(1) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
a) SD/MI : 35 menit
b) SMP/MTs : 40 menit
c) SMA/MA : 45 menit
d) SMK/MAK : 45 menit

27
(2) Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik.
(3) Pengelolaan Kelas
a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai
dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus
dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
c) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan
hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
g) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
h) Guru berpakai sopan, bersih, dan rapi.
i) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik
silabus mata pelajaran; dan
j) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
b) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
(1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
b) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional;
c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
e) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.

(2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik

28
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik

terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery)

dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah

(project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan

jenjang pendidikan.

a) Sikap

Proses pembelajaran dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif

yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran

berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan

aktivitas tersebut.

b) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik

aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan

kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Pengetahuan

untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat

disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian

(discovery/inquiry learning). Peserta didik dituntut untuk menghasilkan karya

kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning).

29
c) Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata

pelajaran yang diturunkan dan keterampilan harus mendorong siswa untuk

melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan

keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus

belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project

based learning).

(3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup pada pembelajaran penjasorkes biasanya dikenal

dengan pendinginan (colling down). Pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk

mengembalikan fisik dan mental siswa pada keaadaan semula.

Kegiatan penutup guru bersama siswa baik secara individual maupun

kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi (Permendikbud No 65 tahun

2013:10):

a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang


diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas
individual maupun kelompok; dan
d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran

adalah pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui cara

30
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan melalui interaksi antar

peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sarana prasarana yang

diperlukan sehingga dapat membentuk kompetensi, karakter dan mencapai

tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan pembelajaran meliputi aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sehingga implementasi kurikulum 2013 dapat

diaplikasikan. Pelaksanaan pembelajaran juga merupakan implementasi dari

RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

3) Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan

serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data

tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis

dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan. Penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan

kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan (Permendikbud No

65 Tahun 2013:11).

Menurut Suprihatiningrum (2016:128) pada kurikulum sebelumnya

kriteria ditetapkan pada sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran, sedangkan pada kurikulum 2013 ini keberhasilan ditentukan lebih dari

itu, yaitu bagaimana materi pelajaran yang telah dikuasai berdampak pada

perubahan perilaku atau performance siswa sehari-hari. Sedangkan menurut

Mulyasa (Suprihatiningrum, 2016:129) mengemukakan penilaian adalah proses

dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi

31
dasar pada siswa, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.

Menurut Kemendikbud ( 65:2013) Penilaian proses pembelajaran menggunakan

pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa,

proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen

tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau

bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan

dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian otentik

dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial),

pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian

otentik dapat digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran

sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran

dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket,

observasi, catatan anekdot, dan refleksi. Sedangkan menurut Suprihatiningrum

(2016:129) penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta digunakan sebagai bahan

penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran.

Menurut Hamalik (2008:210), evaluasi merupakan suatu proses

berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai

keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran.

Rumusan itu mempunyai tiga implikasi: pertama, evaluasi adalah suatu proses

yang terus menerus, bukan hanya pada akhir pengajaran, tetapi dimulai sebelum

dilaksanakannya pengajaran sampai dengan berakhirnya pengajaran. Kedua,

32
proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk

mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.

Ketiga, evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna

untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat

digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar

yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,

kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan menurut Permendikbud (No 66 tahun 2013:4)

sebagai berikut:

a) Penilaian Kompetensi Sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala

penilaian yang disertai rubrik, sedang pada jurnal berupa catatan pendidik.

(1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara lagsung

maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi

sejumlah indikator perilaku yang diamati.

(2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks

33
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian

diri.

(3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara

meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian

kompetensi. instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta

didik.

(4) Jurnal merupakan catatan pendidik didalam dan diluar kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik

yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan

penugasan.

(1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar

salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi dengan

pedoman penskoran.

(2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

(3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang

dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

c) Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu

penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi

tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek dan penilaian portofolio.

34
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)

yang dilengkapi rubrik.

(1) Tes praktik adalah penelitian yang menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

(2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam

waktu tertentu.

(3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat

reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,

dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut

dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik

terhadap lingkungannya.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian dan evaluasi

adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Penilaian adalah proses pengumpulan

dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik

telah sesuai dengan rencana dan tujuan atau belum, dengan aspek yang dinilai

adalah kompetensi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan evaluasi

adalah tindak lanjut dari penilaian yang dapat dijadikan bahan untuk

pengambilan keputusan.

35
b. Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 67 (2013:3), kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik

sebagai berikut:

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual


dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).

Sedangkan menurut permendikbud No 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional menerangkan bahwa karakteristik kurikulum berbasis

kompetensi sebagai berikut:

1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam


bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke
dalam Kompetensi Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.

36
4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan
pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu
mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian
utama kurikulum.
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan
“disciplinary–based curriculum” atau “content-based curriculum”.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi
pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik
konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat
tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan
sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsung.
8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial
untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan
(Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat
memuaskan).

Pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakteristik

kurikulum 2013 merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi

yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi

peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang

dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai

instrumen untuk mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

c. Materi Pembelajaran PJOK Berdasarkan Kurikulum 2013

Proses pembelajaran yang mencakup materi pembelajaran bukanlah tujuan

pembelajaran. Menurut Wiyani (2013:125) menjelaskan bahwa materi

pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai seperangkat kompetensi sebagai

tujuan pembelajaran. Selanjutnya Wiyani (2013:123) menjelaskan bahwa materi

37
pembelajaran merupakan bahan yang dipikirkan, dibicarakan, dibahas, dan

diujikan dalam kegiatan belajar peserta didik.

Menurut Permendikbud No 21 tahun 2016 bahwa dalam usaha mencapai

Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah ditetapkan untuk setiap satuan

dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi

Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan

Menengah. Tingkat Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk

mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi

Lulusan. Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang

bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang

pendidikan dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.

Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat

perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3)

Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga

memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan

pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Untuk menjamin

keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat

Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan pertimbangan di atas,

Tingkat Kompetensi menurut Permendikbud (2013:4) dirumuskan sebagai

berikut:

38
Tabel 1. Daftar Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan

NO TINGKAT KOMPETENSI JENJANG PENDIDIKAN

1 Tingkat Pendidikan Anak TK/RA

Usia Dini

2 Tingkat Pendidikan Dasar SD/MI/SDLB/PAKET A

3 Tingkat Pendidikan Pertama SMP/MTS/SMPLB/PAKET B

4 Tingkat Pendidikan SMA/MA/SMALB/PAKET C

Menengah

Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang

bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik

untuk setiap mata pelajaran. Secara hirarkis, Standar Kompetensi Lulusan

digunakan sebagai acuan untuk menetapkan Kompetensi yang bersifat generik

pada tiap Tingkat Kompetensi. Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian

digunakan untuk menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata

pelajaran. Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk

menentukan Kompetensi Inti pada pengembangan kurikulum tingkat satuan dan

jenjang pendidikan. Uraian revisi Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat

Kompetensi menurut Permendikbud No 21 (2016:7) disajikan dalam tabel

berikut:

1) Tingkat Pendidikan Dasar


(Tingkat Kelas I-VI SD/MI/SDLB/PAKET A)

39
Tabel 2. Daftar Uraian Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat
Kompetensi

KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spiritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargaiajaran
agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menunjukkan Perilaku:
a. Jujur,
b. Didipilin,
c. Santun,
d. Percaya diri,
e. Peduli, dan
f. Bertanggung jawab dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga,
dan negara.
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar
dengan cara:
a. Mengamati,
b. Menanya, dan
c. Mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan
bertindak:
a. Kreatif,
b. Produktif,
c. Kritis,
d. Mandiri,
e. Kolaboratif, dan
f. Komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.

2) Tingkat Kompetensi dan Ruang lingkup Materi

Materi pendidikan jasmani berdasarkan kurikulum 2013 dapat dilihat dari

tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi yang diterapkan untuk setiap

40
muatan atau pelajaran sebagaiman diatur dalam Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat

(1), dan Pasal 77K ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tingkat Kompetensi dan Ruang

Lingkup Materi pada SD/MI/SDLB/PAKET A sebagai berikut. (terlampir pada

lampiran No 9 hal 86)

3) Muatan Pembelajaran

Pelaksanaan kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar dilakukan melalui

pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu dari kelas I-VI. Mata

pendidikan agama dan budi pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan

pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari

berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel

berikut ini.

41
Tabel 3. Daftar Tema Pembelajaran

KELAS KELAS
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS V
IV VI
Diriku Hidup Sayangi Indahnya Bermain Selamatka
rukun hewan dan kebersama dengan n
tumbuhan an benda di makhluk
di sekitar sekitar hidup
Kegemarank Bermain di Pengalama Selalu Peristiwa Persatuan
u lingkungan n yang berhemat dalam dalam
ku mengesank energi kehidupan perbedaan
an ku
Kegiatanku Tugasku Mengenal Peduli Hidup Tokoh
sehari-hari cuaca dan terhadap rukun dan
musim makhluk penentu
hidup
Keluargaku Aku dan Ringan Berbagai Sehat itu Globalisa
sekolahku sama pekerjaan penting si
dijinjing
berat sama
dipikul
Pengalaman Hidup Mari kita Mengharga Bangga Wirausah
ku bersih dan bermain i jasa menjadi a
sehat dan pahlawan bangsa
berolahraga Indonesia
Lingkungan Air, bumi Indahnya Indahnya Kesehatan
ku dan persahabata negeriku masyarak
matahari n at
Benda, Merawat Mari kita Cita-citaku
binatang dan hewan dan hemat
tanaman di tumbuhan energi
sekitarku untuk masa
depan
Peristiwa Keselamata Berperilaku Daerah
alam n dirumah baik dalam tempat
dan kehidupan tinggalku
perjalanan sehari-hari
Menjaga Makanan
kelestarian sehat dan
lingkungan bergizi

(Sumber: Yohannes, 2015)

42
Penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa setiap mata pelajaran

dalam hal ini pendidikan jasmani dan olahraga dalam kurikulum 2013 berjalan

sesuai tema dengan kata lain tidak dapat berdiri sendiri. Pendekatan yang

digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasar dari berbagai mata

pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.

Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh pada setiap mata

pelajaran. Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan beberapa

kompetensi dasar mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga

dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga

keselarasan pembelajaran. Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa

menggabungkan kompetensi dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata

pelajaran masih memiliki kompetensi dasarnya sendiri. Integrasi transdisipliner

dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan

permasalahan-permasalahan yang dijumpai disekitarnya sehingga pembelajaran

menjadi kontekstual. Oleh karena itu buku guru dan buku siswa adalah pegangan

yang harus dikuasai oleh masing-masing guru mata pelajaran.

4. Profil SD Se-Kecamatan Bantul

Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Bantul mempunyai banyak Kecamatan salah

satunya Kecamatan Bantul. Di Kecamatan Bantul sendiri memiliki banyak

jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA. Dalam konteks ini penulis akan

43
membahas tentang SD di Kecamatan Bantul. Kecamatan Bantul sendiri memiliki

27 sekolah dasar, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4. Daftar Satuan Pendidikan Sekolah Dasar

NO KELURAHAN JUMLAH SD
1 Ringinharjo 4
2 Palbapang 5
3 Trirenggo 8
4 Sabdodadi 4
5 Bantul 6
JUMLAH 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengenai Kesiapan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Sekolah Dasar dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan

Kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul. Berdasarkan eksplorasi peneliti,

ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Pertama, Penelitian Yohanes (2015) yang berjudul “Kesiapan Guru

Pejasorkes Sekolah Dasar Se Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Dalam

Melaksanakan Pembelajaran Penjas Berdasarkan Kurikulum 2013”. Sumber data

yang digunakan yaitu guru penjasorkes sekolah dasar se kecamatan kasihan

kabupaten bantul yang berjumlah sebanyak 33 guru. Berdasarkan hasil penelitian

yang disimpulkan bahwa termasuk kategori siap yaitu hasil keseluruhan 63.21%

menyatakan siap dan 36.78% menyatakan tidak siap. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran penjas berdasarkan kurikulum 2013 dalam

kategori siap.

Kedua, Penelitian yang dilakukan Firmansyah (2014) yang berjudul

“Implementasi Pembelajaran Penjasorkes Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SD N

44
Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo”. Sumber data yang

digunakan adalah Guru Penjasorkes SD N Hargorejo, Kepala Sekolah, dan

Pengawas. Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan bahwa Implementasi

Pembelajaran Penjasorkes Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SD N Hargorejo

Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo adalah baik, implementasi tersebut

dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian dari rencana pembelajaran adalah baik,

pelaksanaan pembelajaran baik, dan proses penilaiannya juga baik. Dengan hasil

tersebut dapat disimpulkan Implementasi Pembelajaran Penjasorkes Berdasarkan

Kurikulum 2013 Di SD N Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo

adalah baik.

Adapun perbedaan penelitian yang dilaksanakan peneliti dengan kedua

penelitian yang relevan tersebut adala h penelitian yang dilaksanakan

menekankan pada pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan

pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Metode yang digunakan adalah

deskriptif kuantitatif persentase dengan instrumen berupa angket.

C. Kerangka Pikir

Kurikulum merupakan seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

untuk menggunakan aktifitas belajar mengajar, jika kurikulum berubah maka

secara langsung berdampak pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan khususnya kepada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

sekolah dasar. Kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan juga

akan sangat menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013, sehingga

45
guru benar-benar dituntut untuk melaksakanakan pembelajaran dengan baik,

efektif, efisien, dan menyenangkan yang menumbuhkan sikap positif terhadap

Kurikulum 2013.

Guru penjasorkes sebagai pendidik dan pengajar bidang penjasorkes yang

secara keseluruhan kegiatannya harus mengacu pada kurikulum baru yaitu

kurikulum 2013, guru penjasorkes yang berada disekolah dasar pada saat ini

dituntut menjadi inspirator bagi anak didiknya sehingga dapat menumbuhkan dan

mengembangkan moral peserta didik agar menjadi aktif guna menunjang

tercapainya tujuan pendidikan yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

psikomotor dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Proses yang dideskripsikan

dalam penelitian ini yaitu kesiapan guru pendidikan jasmani. Dengan kesiapan

sekolah untuk melaksanakan kurikulum 2013 berupa diklat yang dilaksanakan di

sekolah dengan mengundang pengawas ke sekolah, kesiapan buku pegangan

guru, buku pegangan siswa, perangkat pembelajaran, serta sarana prasarana yang

mendukung, maka implementasi kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul

bisa berhasil.

Kurikulum 2013 banyak mengundang reaksi yang beragam terutama bagi

kalangan pendidik. Hal ini tentunya wajar apabila dalam perkembangan yang ada

di masyarakat sekarang tentang semua orang yang berhak diberi kebebasan untuk

berpendapat yang tentunya setiap kritik dan saran yang diberikan dapat

menjadikan kurikulum menjadi lebih baik.

Dari pernyataan diatas, maka dapat diduga bahwa guru penjasorkes

sekolah dasar di Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul mempunyai kesiapan dan

46
sikap dalam menyikapi perubahan kurikulum menjadi kurikulum 2013 atau

tematik. Hasil penelitian yang akan dilaksanakan nanti memunculkan banyak

sekali merupakan suatu pendapat individu terhadap objek tertentu yang

dipengaruhi faktor intern dan ekstern sehingga mendapatkan pendapat dan opini

yang berbeda-beda.

47
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain dalam penelitian yang berjudul “Kesiapan Guru Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan Kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul” merupakan penelitian

deskriptif kuantitatif. Menurut Burhan Bungin (2006:36), penelitian kuantitatif

dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai

kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang

menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian ini berusaha

untuk mendeskripsikan tentang bagaimana kesiapan guru pendidikan jasmani

olahraga dan kesehtan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum

2013 di SD Se-Kecamatan Bantul.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di seluruh SD se-Kecamatan Bantul. Waktu

penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2017 yang bertempat di warung

makan SULAMI.

C. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117).

Populasi dalam penelitian ini yaitu guru pendidikan jasmani sekolah dasar se

Kecamatan Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek yang

terdiri atas 35 guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar se-

48
Kecamatan Bantul, akan tetapi dari keseluruhan populasi hanya diambil 27 guru

dari 27 sekolah, sehingga setiap sekolah hanya diambil 1 guru. Karena dari

keseluruhan subjek hanya diambil 27 guru sebagai sampel penelitian, sehingga

penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian random sampling.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini perlu diketahui terlebih dahulu variabel penelitiannya, karena

variabel merupakan sesuatu yang akan menjadi objek penelitian yang berperan

dalam peristiwa yang akan diukur. Variabel dalam penelitian ini adalah kesiapan

guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul. Secara

operasional variabel ini didefinisikan sebagai kesiapan guru dalam melaksanakan

tiga hal kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pada mata

pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar yang akan

menerapkan kurikulum 2013 se-Kecamatan Bantul. Penelitian ini proses

pembelajaran akan diamati dan diteliti secara langsung oleh peneliti di sekolah

tersebut dengan menggunakan alat atau instrumen yang digunakan untuk

mengetahui kesiapan guru tersebut dengan metode survei, sedangkan

pengumpulan datanya menggunakan angket.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik (Sugiyono, 2010:148).

Sedangkan menurut Arikunto (2014:135) bahwa instrumen merupakan alat bantu

49
bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau koesioner tertutup sehingga

responden cukup memilih jawaban yang ada. Angket berisi pernyataan-pernyataan

mengenai kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalm

pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecematan

Bantul. Menurut Hadi (1991: 7), ada tiga langkah yang harus ditempuh dalam

menyusun sebuah instrumen, yaitu:

a. Mendefinisikan Konstrak

Konstrak didalam penelitian ini adalah kesiapan guru pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul., baik positif maupun

negatif dari hasil yang didapatkan dari guru atau responden.

b. Menyidik faktor

Menurut Hadi (1991: 9) menyidik faktor bertujuan untuk melakukan

pemeriksaan mikroskopis terhadap konstrak dan menemukan unsur-unsurnya,

sehingga faktor-faktor yang dikemukakan dalam konstrak dapat ditandai dan

diteliti. Faktor atau indikator ditetapkan dari variabel dalam bentuk kisi-kisi

untuk menyusun instrumen penelitian. Faktor-faktor tersebut antara lain:

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian dan evaluasi.

c. Menyusun butir-butir pernyataan

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang telah

digunakan oleh Yohannes tahun 2015, adapun kisi-kisi nya sebagai berikut:

50
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Faktor Indikator No. Butir Jumlah


Perencanaan a. Silabus 1,2,3 3
pembelajaran b. RPP 4,5,6 3
Kesiapan
a. Kegiatan 7,8,9,10,11 5
Guru
Pendahuluan
Pendidikan Pelaksanaan
b. Kegiatan Inti 12,13,14,15,16 5
Jasmani Pembelajaran
c. Kegiatan 17,18,19,20,21 5
Olahraga
Penutup
dan
a. Sikap 22,23,24 3
Kesehatan Penilaian dan
b. Pengetahuan 25,26,27 3
Evaluasi
c. Keterampilan 28,29,30 3
JUMLAH 30
Sumber : Yohannes (2015)

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tentang kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum

2013 di SD se-Kecamatan Bantul dengan cara mengedarkan angket atau

kuisioner kepada 27 guru pendidikan jasmani yang mengajar di SD se-

Kecamatan Bantul yang berjumlah 27 Sekolah Dasar. Proses pengumpulan data

yang dilakukan oleh peneliti bahwa ada beberapa langkah yang dilakukan oleh

peneliti untuk mendapatkan data, yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti datang langsung ke sekolah yang akan diteliti

2) Peneliti berkoordinasi dengan guru penjas tentang waktu penelitian

3) Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah terkait pengumpulan data

4) Peneliti bekerja sama dengan guru pendidikan jasmani terkait pengisian

angket

5) Peneliti memberikan kuesioner/angket kepada responden yaitu guru PJOK

51
6) Responden mengisi kuesioner/angket secara bersama-sama dengan guru lain

di dalam forum KKG PJOK (Kelompok Kerja Guru Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan) dalam waktu dan tempat yang sudah ditentukan

yaitu hari Kamis tanggal 8 Maret 2018 di warung makan Sulami.

7) Kemudian setelah diisi kuesioner/angket dikumpulkan kembali secara

bersama-sama

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang berguna untuk menunjukkan

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang valid

harusnya mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya jika instrumen kurang

valid berarti validitasnya rendah (Arikunto, 2006:168).

Penelitian ini menggunakan instrumen dari peneliti sebelumnya yaitu

penelitian Yohannes yang sudah diuji validitasnya. Hasil uji validitas dari peneliti

sebelumnya menunjukkan semua item pernyataan sudah valid, sehingga langsung

digunakan dalam penelitian ini.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas artinya dapat dipercaya, menurut Arikunto (2006:221)

Reliabel menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah dipercaya. Suatu

instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan memperoleh hasil data

yang dapat dipercaya juga. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

untuk mengarahkan responden memilih jawaban yang tidak sesuai dengan

52
kenyataan. Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut mampu

mengungkapkan suatu data yang dapat dipercaya serta memperoleh data sesuai

dengan kenyataan sebenarnya, maka data yang akan diambil beberapa kali akan

diambil datanya tetap sama. (Arikunto, 2006:168)

Reliabilitas dari instrumen yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

yaitu Yohannes (2015) sebesar 0,916. Hasil teersebut menunjukkan bahwa

instrumen pernyataan sudah reliabel, sehingga dapat digunakan untuk

pengambilan data. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat

mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak

berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Dari penelitian ini dapat dianalisis menggunakan teknik deskriptif dengan

persentase yaitu data dari angket yang berhasil dikumpulakan dan dianalisis

dengan menggunakan presentase. Didalam penelitian ini analisis tersebut untuk

mengetahui seberapa baik kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul.

Instrumen yang berupa angket terdiri dari pertanyaan positif, dan

pertanyaan yang sudah diberikan sudah dibatasi sehingga responden tidak bisa

menjawab selain dari apa yang sudah ditanyakan. Agar data yang diperoleh

berupa data kuantitatif maka setiap butir jawaban diberi skor dalam bentuk skala

Likert yang telah dimodifikasi dengan alternatif jawaban. Selanjutnya data

53
tersebut diperoleh dengan cara analisi deskriptif. Untuk memudahkan tabulasi,

maka jawaban tersebut diubah secara kuantitatif dengan memberi angka-angka

(skor) pada setiap butir pernyataan. Jawaban skor untuk menyatakan Selalu (SL)

diberi skor 4, Sering (S) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 2, dan Tidak

Pernah (TP) diberi skor 1, seperti tabel dibawah ini.

Tabel 6. Daftar Alternatif Jawaban Instrumen

Alternatif Jawaban Kode Skor


Selalu SL 4
Sering S 3
Jarang JR 2
Tidak Pernah TP 1

Data yang telah diperoleh merupakan data kasar dari tiap-tiap butir.

Selanjutnya data kasar tersebut diubah menjadi nilai dengan cara memasukkan ke

dalam kategori yang telah ditentukan. Pada pengelompokkan data, akan

ditentukan terlebih dahulu kategori faktor kesiapan berdasarkan acuan klasifikasi

kategori, yaitu:

Tabel 7. Rumus Kategorisasi

No Kategori Rumus Skor


1 Sangat Baik (SB) X M.i + 1.8 SD.i
2 Baik (B) Mean.i + 0.6 SD.i X < M.i + 1.8 SD.i
3 Cukup (C) Mean.i – 0.6 SD.i X < M.i + 0.6 SD.i
4 Kurang Baik (KB) Mean.i – 1.8 SD.i X < M.i - 0.6 SD.i
5 Kurang Sekali (KS) X < M.i - 1.8 SD.i
(Azwar, 2003:163)
Keterangan :
X : Skor nilai
Mi : Mean Ideal { Rumus Mi = (Skor Tertinggi+Skort Terendah)}
SD.i : Standar Deviasi Ideal

54
Data dikelompokkan dalam setiap kategori, kemudian mencari presentase

masing-masing data dengan rumus presentase sesuai dengan rumus Sudijono, A.

(2012: 43) adalah sebagi berikut:

P=

Keterangan :
P : Angka persentase
F : Frekuensi yang dicari persentase
N : Jumlah frekuensi/banyaknya individu

Teknik analisi dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

kuantitatif. Hasil penelitian ini dituangkan dalam persentase berdasarkan tingkat

pemahaman baik secara menyeluruh ataupun setiap faktor, menjadi 5 kategori

yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik dan kurang sekali.

55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian berupa data yang dideskripsikan untuk mengetahui

gambaran tentang kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di

SD se-Kecamatan Bantul yang diukur dengan menggunakan angket yang

berjumlah 30 butir pernyataan dengan alterrnatif jawaban sering, selalu, jarang

dan tidak pernah dan diberi skor 1-4. Angket yang digunakan diisi oleh responden

sebanyak 27 guru sekolah dasar se-Kecamatan Bantul. Kesiapan guru dijabarkan

dalam bentuk pernyataan yang terdiri dari tiga faktor yaitu perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian evaluasi pembelajaran.

Setelah responden mengisi angket kemudian dilakukan perhitungan skor

dari dari masing-masing faktor dengan menggunakan aplikasi SPSS 13. Hasil data

penelitian yang diperoleh, kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum

2013 di SD se-Kecamatan Bantul dapat dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu

kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik dan kurang sekali. Sehingga untuk

kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam

pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan

Bantul diperoleh hasil skor ideal yaitu skor tertinggi ideal (maximum) sebesar

120, skor terendah ideal (minimum) sebesar 30 yang didapat dari perkalian antara

jumlah soal dan jumlah skor jawaban, rerata mean ideal (Mi) sebesar 75 dan

56
standar deviasi ideal (SD.i) sebesar 15 yang dihitung menggunakan rumus Mi dan

SD.i. Data selanjutnya dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan

menjadi 5 kategori, yaitu sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang baik (KB)

dan kurang sekali (KS).

Tabel 8. Distribusi frekuensi kesiapan guru pendidikan jasmani

Skor Kategori Frekuensi Persen


X ≥ 102 Sangat Baik 9 33,3 %
84 – 101 Baik 17 63 %
66 – 83 Cukup 1 3,7%
48 – 65 Kurang Baik 0 0%
X < 48 Kurang Sekali 0 0%
Total 27 100 %

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang, berikut gambar

diagram batang distribusi frekuensi kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul. Subjek penelitian ini adalah guru

pendidikan jasmani sekolah dasar se-Kecamatan Bantul.

57
Kesiapan Guru

70,0% 63,0%
60,0%
50,0%
Persentase

40,0% 33,3%
30,0%
20,0%
10,0% 3,7%
0,0% 0,0%
0,0%
Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Sekali Baik
Kategori

Gambar 1. Diagram Persentase Kesiapan Guru


Tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kesiapan guru

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul masuk

kedalam kategori baik dengan jumlah persentase 63 %.

Hasil dari tiga sekolah yang sudah mencoba menerapkan Kurikulum 2013

Di SD se-Kecamatan Bantul dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 9. Distribusi frekuensi kesiapan guru pendidikan jasmani dari 3 SD

Skor Kategori Frekuensi Persen


X ≥ 102 Sangat Baik 0 0%
84 – 101 Baik 3 100 %
66 – 83 Cukup 0 0%
48 – 65 Kurang Baik 0 0%
X < 48 Kurang Sekali 0 0%
Total 3 100 %

58
Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari ketiga SD yang telah mencoba

menerapkan kurikulum 2013 masuk dalam kategori baik dengan jumlah

persentase 100 %.

Hasil penelitian secara lebih rinci akan dideskripsikan mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum

2013 di SD se-Kecamatan Bantul. Berdasarkan masing-masing faktor yang

mendasarinya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Perencanaan Pembelajaran

Hasil dari faktor perencanaan pembelajaran yang terdiri dari 5 butir

pernyataan dengan skor 4, 3, 2, 1 diperoleh skor tertinggi ideal (maximum)

sebesar 20, skor terendah ideal (minimum) sebesar 5, nilai rata-rata idealnya

(M.i) sebesar 12.5 dan standar deviasi ideal (SD.i) sebesar 2.5. Data selanjutnya

dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori,

yaitu sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang baik (KB) dan kurang sekali

(KS). Hasil kategorisasi faktor perencanaan pembelajaran ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 10. Distribusi frekuensi faktor perencanaan pembelajaran

Skor Kategori Frekuensi Persen


X ≥ 17 Sangat Baik 7 25,9 %
14 – 16 Baik 8 29, 6 %
11 – 13 Cukup 12 44,4 %
8 – 10 Kurang Baik 0 0%
X<8 Kurang Sekali 0 0%
Total 27 100 %

59
Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang, berikut gambar

diagram batang distribusi frekuensi persentase faktor perencanaan pembelajaran

dalam kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar

dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-

Kecamatan Bantul. Subjek penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani

sekolah dasar se-Kecamatan Bantul.

Perencanaan Pembelajaran
44,4%
45,0%
40,0%
35,0% 29,6%
25,9%
Persentase

30,0%
25,0%
20,0%
15,0%
10,0%
5,0% 0,0% 0,0%
0,0%
Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Sekali Baik
Kategori

Gambar 2. Diagram Persentase Perencanaan Pembelajaran


Tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor perencanaan pembelajaran masuk

kedalam kategori cukup dengan jumlah persentase 44,44 %.

2. Faktor Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil dari faktor perencanaan pembelajaran yang terdiri dari 16 butir

pernyataan dengan skor 4, 3, 2, 1 diperoleh skor tertinggi ideal (maximum)

sebesar 64, skor terendah ideal (minimum) sebesar 16, nilai rata-rata idealnya

(M.i) sebesar 40 dan standar deviasi ideal (SD.i) sebesar 8. Data selanjutnya

dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori,

60
yaitu sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang baik (KB) dan kurang sekali

(KS). Hasil kategorisasi faktor perencanaan pembelajaran ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 11. Distribusi frekuensi faktor pelaksanaan pembelajaran

Skor Kategori Frekuensi Persen


X ≥ 54.40 Sangat Baik 11 40,7 %
44.80 - 54.30 Baik 15 55,6 %
35.20 - 44.70 Cukup 1 3,7 %
25.60 - 35.10 Kurang Baik 0 0%
X < 25.60 Kurang Sekali 0 0%
Total 27 100 %

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang, berikut gambar

diagram batang distribusi frekuensi persentase faktor pelaksanaan pembelajaran

dalam kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar

dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-

Kecamatan Bantul. Subjek penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani sekolah

dasar se-Kecamatan Bantul.

61
Pelaksanaan Pembelajaran

55,6%
60,0%
50,0% 40,7%
Persentase

40,0%
30,0%
20,0%
10,0% 3,7%
0,0% 0,0%
0,0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang
Baik Sekali
Kategori

Gambar 3. Diagram Persentase Pelaksanaan Pembelajaran


Tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor pelaksanaan pembelajaran masuk

kedalam kategori baik dengan jumlah persentase 55,6 %.

3. Faktor Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran

Hasil dari faktor perencanaan pembelajaran yang terdiri dari 9 butir

pernyataan dengan skor 4, 3, 2, 1 diperoleh skor tertinggi ideal (maximum)

sebesar 36, skor terendah ideal (minimum) sebesar 9, nilai rata-rata idealnya

(M.i) sebesar 22.5 dan standar deviasi ideal (SD.i) sebesar 4.5. Data selanjutnya

dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori,

yaitu sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang baik (KB) dan kurang sekali

(KS). Hasil kategorisasi faktor perencanaan pembelajaran ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

62
Tabel 12. Distribusi frekuensi faktor penilaian dan evaluasi pembelajaran

Skor Kategori Frekuensi Persen


X ≥ 30.60 Sangat Baik 9 33,3 %
25.20 - 30.50 Baik 16 59,3 %
19.80 - 25.10 Cukup 2 7,4 %
14.40 - 19.70 Kurang Baik 0 0%
X < 14.40 Kurang Sekali 0 0%
Total 27 100 %

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang, berikut gambar

diagram batang distribusi frekuensi persentase faktor penilaian dan evaluasi

pembelajaran dalam kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di

SD se-Kecamatan Bantul. Subjek penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani

sekolah dasar se-Kecamatan Bantul.

Penilaian dan Evaluasi


59,3%
60,0%
50,0%
33,3%
Persentase

40,0%
30,0%
20,0%
7,4%
10,0% 0,0% 0,0%
0,0%
Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Sekali Baik
Kategori

Gambar 4. Diagram Persentase Penilaian dan evaluasi Pembelajaran

63
Tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor penilaian dan evaluasi pembelajaran

masuk kedalam kategori baik dengan jumlah persentase 59,3 %.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kesiapan guru

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul di

deskripsikan menjadi kategori-kategori yang muncul dari pengaruh tiga faktor

yang terkandung dalam kesiapan guru pendidikan jasmani di SD se-Kecamatan

Bantul yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian

dan evaluasi pembelajaran yang dijabarkan dalam 5 kategori menunjukkan bahwa

frekuensi kesiapan guru masuk dalam kategori baik. Kesiapan guru penjas secara

garis besar memang sudah mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan

merangsang siswa tidak hanya aktif dalam berpikir tapi juga aktif dalam bergerak.

Akan tetapi pada saat guru akan memberikan pembelajaran guru dianjurkan untuk

lebih runtut dalam mengajar terkait sistematika pembelajaran yang akan diberikan

oleh guru dari yang mudah ke yang sulit dari perencanaan pembelajaran sampai

dengan penilaian dan evaluasi pembelajaran. Kesiapan merupakan keseluruhan

kondisi seseorang atau individu untuk menanggapi dan mempraktikkan suatu

kegiatan yang mana sikap tersebut memuat mental, keterampilan, dan sikap yang

dimiliki selama melakukan segala aktivitas. Di samping itu kesiapan juga sebagai

prinsip untuk keberhasilan di masa mendatang di dalam melakukan tugas

mengajar seorang guru agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

64
Seorang guru yang mempunyai kesiapan yang baik juga akan lebih berhasil dalam

menjalankan tugas mengajar.

Melihat hasil tersebut maka dapat diketahui hasil tersebut belum dapat

dikatakan hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan masih ada faktor yang

memiliki hasil yang masih dalam kategori cukup dan perlu ditingkatkan lagi yaitu

pada faktor perencanaan pembelajaran. Faktor ini memperoleh hasil 44,4% yang

masuk dalam kategori cukup. Sehingga dapat dilihat bahwa kesiapan guru penjas

dalam perencanaan masih kurang maksimal berdasarkan kurikulum 2013 yang

menuntut administrasi yang lebih runtut saat akan melaksanakan pembelajaran.

Agar kategori cukup bisa dikatakan baik bahkan sangat baik, hal yang harus

dilakukan guru yaitu dengan cara guru lebih disiplin dalam mempersiapkan materi

dengan runtut dan sistematis. Guru juga harus mengikuti kegiatan yang bersifat

khusus misalnya mengikuti diklat, pelatihan, forum KKG, MGMP dll. Oleh

karena itu, dengan adanya kegiatan tersebut maka diharapkan tujuan pembelajaran

akan tercapai secara maksimal.

65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

kesiapan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam

pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se Kecamatan

Bantul yang berkategori sangat baik 9 orang atau 33.3 %, baik 17 orang atau 63

%, cukup 1 orang atau 3.7 %, kurang baik 0 orang atau 0 % dan kurang sekali 0

orang atau 0 %. Sehingga secara umum kesiapan guru pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul masuk dalam kategori

baik.

B. Implikasi Hasil Penelitian

1. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui kesiapan guru pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar dalam pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SD se-Kecamatan Bantul.

Dengan demikian kesiapan guru pendidikan jasmani sekolah dasar memiliki

peran penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai

tujuan pendidikan dengan baik yang berdasarkan kurikulum 2013.

2. Hasil penelitian ini sebagai evaluasi guru terhadap proses pembelajaran yang

dikembangkan.

66
3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan masukan yang bermanfaat bagi guru

pendidikan jasmani sekolah dasar supaya lebih siap dalam melaksanakan

pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013.

4. Dengan hasil ini dapat sebagai acuan bagi guru untuk dapat menentukan

tindakan berdasarkan hasil peneitian tersebut.

5. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya

agar memudahkan penelitian selanjutnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, saran yang dapat penulis

sampaikan yaitu:

1. Bagi guru dan sekolah harus melakukan tindakan atas dasar hasil penelitian

untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa

2. Bagi siswa harus mampu dan mau memompa semangat dalam belajar untuk

meraih prestasi belajar yang maksimal

D. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan

maksud dan tujuan penelitian. Namun demikian masih dirasakan adanya

keterbatasan dan kelemahan yang tidak dapat dihindari antara lain:

1. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan hasil isian angket

sehingga dimungkinkan adanya unsur kurang obyektif dalam proses pengisian

seperti adanya saling bersamaan dalam pengisian angket. Selain itu dalam

pengisian angket diperoleh adanya sifat responden sendiri seperti kejujuran

dan ketakutan dalam menjawab responden tersebut dengan sebenarnya.

67
Responden juga dalam memberikan jawaban tidak berfikir jernih (hanya asal

selesai dan cepat) karna faktor waktu.

2. Instrumen penelitian kurang luas lingkupnya sehingga memungkinkan ada

unsur-unsur yang lebih penting tidak masuk/tidak terungkap dalam instrumen

penelitian.

68
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. & Manadji, A. (1994). Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta:


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Anwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2014). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta.

Bungin, B. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada Media


Grup.

Dalyono. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fadlillah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,


SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Darmawan, F. (2014). Implementasi Pembelajaran Penjasorkes Berdasarkan


Kurikulum 2013 Di SD N Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulonprogo. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.

Hadi, S. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai
Dengan BASICA. Yogyakarta: Andi OFFSET.

Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


No. 20. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Standar Nasional Pendidikan, No. 19. Jakarta: Sekertariat Negara.

69
Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Tentang Guru dan Dosen, No. 14. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Standar Proses, No. 65. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Implementasi Kurikulum, No. 81a. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SD, No. 67. Jakarta:
Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Standar Nilai, No. 66. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD, No. 67. Jakarta:
Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah Tentang Perubahan, No. 19.


Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan


Nasional, No. 65. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2013). Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan


Nasional, No. 20. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Standar Proses, No. 22. Jakarta: Sekertariat Negara.

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Tentang Standar Isi, No. 21. Jakarta: Sekertariat Negara.

Siswoyo, D. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

70
Sudijono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suprihatiningrum, J. (2016). Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media.

Toto Ruhimat, dkk. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Wiyani, N. A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang


Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Samosir, Y. O. (2015). Kesiapan Guru Penjasorkes Sekolah Dasar se-Kecamatan


Kasihan Kabupaten Bantul Dalam Melaksanakan Pembelajaran Penjas
Berdasarkan Kurikulum 2013. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.

71
LAMPIRAN

72
Lampiran 1. Surat Persetujuan Pembimbing TAS

73
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FIK UNY

74
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol

75
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Bapeda Kabupaten Bantul

76
Lanjutan lampiran 4

77
Lampiran 5. Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian

78
Lanjutan lampiran 5

79
Lanjutan lampiran 5

80
Lampiran 6. Kartu Bimbingan TAS

81
Lampiran 7. Butir-butir Angket Penelitian

82
Lanjutan lampiran 7

83
Lampiran 8. Jawaban Butir-Butir Angket Penelitian

84
Lanjutan lampiran 8

85
Lampiran 9. Daftar Tabel Tingkat Kompetensi Dan Ruang Lingkup Materi

Tingkat Tingkat
Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetensi Kelas
1 I-II  Mengetahui konsep dan Aktivitas Fisik
mempraktikan pola Melalui Permainan
gerak dasar dan variasi  Gerak dasar dan
gerak dasar variasi pola gerak
 Mengetahui konsep dan dasar lokomotor,
mempraktikan latihan non lokomotor,
kebugaran sederhana manipulatif
 Mengetahui dan  Aktivitas fisik
mempraktikan pola melalui kekuatan,
gerak dasar dan variasi kecepatan, dan
gerak dominan statis keseimbangan
pada olahraga senam  Aktivitas fisik
 Mengetahui dan senam: bertumpu
mempraktikan pola dengan 2 tangan,
gerak dasar dan variasi sikap kapal
gerak ritmik terbang, dan
 Mengetahui dan berdiri dengan
mempraktikan gerak satu kaki serta
dasar pengenalan di air meregangkan
dan gerak dasar kedua tangan ke
keselamatan dalam atas dengan kedua
aktivitas air kaki jinjit
 Mengetahui dan  Aktivitas fisik
mempraktikan cara ritmik melalui:
memelihara dan gerak lokomotor
menjaga kebersihan dan non
 Memiliki perilaku lokomotor
bekerjasama, jujur, dan  Aktivitas fisik air
mau berbagi dengan melalui
teman permaianan di air
dan keselamatan
di air
Kesehatan
 Kebersihan diri
sendiri, pakaian
dan kelas
2 III-IV  Mengetahui konsep dan Aktivitas Fisik
mempraktikan variasi Melalui:
dan kombinasi pola  Pola gerak dasar
gerak dasar lokomotor,
 Mengetahui konsep dan nonlokomotor,
mempraktikan dan manipulatif
pemanasan, pada permainan
pendinginan, dan bola, aktivitas
berbagai aktivitas atletik dan atau
olahraga
86
kebugaran jasmani tradisional
untuk mencapai tinggi  Komposisi tubuh
dan berat badan ideal dan gerak
 Mengetahui konsep dan pemanasan dan
mempraktikan gerak pendinginan
dasar dan kombinasi  Gerak dasar
pola gerak dasar dominan statis
dominan statis dan dan dinamis pada
dinamis aktivitas senam:
 Mengetahui dan hanstand, kayang,
mempraktikkan gerak meroda, roll
ritmik dengan depan dan
menggunakan dan tanpa belakang
musik  Aktivitas ritmik:
 Mengetahui dan gerak lokomotor
mempraktikkan gerak berirama dan
dasar renan harmonis serta
 Mengetahui dan terkoordinasi
mempraktikkan cara  Aktivitas fisik
memilih makanan dan melalui gerakan
pemanfaatan waktu dasar tangan, kaki
luang, serta pertolongan dan koordinasi
secara sederhana  Gerakan renang
 Menunjukkan perilaku gaya dada/gaya
menghargai perbedaan, bebas
bekerjasama, dan Kesehatan
disiplin selama  Jenis makanan
melakukan aktivitas sehat dan bergizi
fisik  Penanganan
cidera ringan
dalam aktivitas
fisik dan
pertolongan
 Kebutuhan istrhat
dan waktu luang
dengan aktivitas
bermanfaat
3 V-VI  Memahami konsep dan Aktivitas Fisik dan
mempraktikkan variasi Permainan
dan kombinasi pola  Pola gerak dasar
gerak dasar pada permainan
 Memahami konsep dan bola besar, kecil,
mempraktikkan variasi dan atau aktivitas
dan kombinasi pola jalan, lari, lompat
gerak dasar olahraga dan lempar serta
beladiri olahraga
 Memahami konsep dan tradisional
mempraktikkan gerak  Gerak lokomotor
pengembangan dan non
kebugaran jasmani dan lokomotor untuk
pengukuran status membentuk
87
kebugaran jasmani gerakan dasar
pribadi secara sederhana langakah kaki,
 Memahami konsep dan serangan, dan
mempraktikkan pola belaan(dengan
gerak dominan statis tangan dan kaki)
dan dinamis pada olahraga
 Memahami konsep dan beladiri pencak
mempraktikkan gerak silat
kombinasi dan  Gerak dominan
rangkaian gerak ritmik statis dan dinamis
 Memahami konsep dan pada aktivitas
mempraktikkan senam seperti
keterampilan satu gaya melompat,
renang dan dasar-dasar meregang,
keselamatan di air menggantung,
 Memahami/mengetahui mengayun,
dan menyajikan konsep meniti, mendarat
memelihara kebersihan dan rangkaian
alat reproduksi, menjaga gerak senam
diri dari berbagai lantai
tindakan/perilaku tidak  Aktivitas fisik
senonoh, bahaya rangkaian
merokok terhadap, gerakan
penyakit menular dan ritmik/tari
tidak menular, bahaya bertema budaya
narkotika,psikotropika, daerah dan
dan zat adiktif nasional
 Menunjukkan perilaku  Aktivitas di air
sportif, kerjasama, melalui renang
toleransi, disiplin dan gaya
menerima kekalahan bebas/punggung/
dengan sikap positif. dada dan gerakan
dasar cara-cara
penyelamatan di
air
Kesehatan
 bahaya merokok,
penyakit menular
dan tidak
menular,
kebersihan alat
reproduksi, dan
memelihara diri
dari perbuatan
tidak senonoh,
serta cara
menghindarkan
diri dari bahaya
narkoba

88
Lampiran 10. Statistik Data Penelitian

HASIL STATISTIK DESKRIPTIF

Frequencies

Statistics

Perencanaan Pelaksanaan Penilaian Kesiapan


Pembelajaran Pembelajaran dan Evaluasi Guru
N Valid 27 27 27 27
Mis sing 0 0 0 0
Mean 15.2593 53.7778 30.2963 99.3333
Median 15.0000 53.0000 30.0000 97.0000
Mode 13.00 60.00 29.00a 91.00a
Std. Deviation 2.61052 5.62504 3.09857 9.32325
Minimum 12.00 42.00 25.00 83.00
Maximum 20.00 64.00 36.00 120.00
Sum 412.00 1452.00 818.00 2682.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

89
Lampiran 11. Hasil Kategorisasi

HASIL KATEGORISASI

Kesiapan Guru

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Sangat Baik 9 33.3 33.3 33.3
Baik 17 63.0 63.0 96.3
Cukup 1 3.7 3.7 100.0
Total 27 100.0 100.0

Perencanaan Pembelajaran

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Sangat Baik 7 25.9 25.9 25.9
Baik 8 29.6 29.6 55.6
Cukup 12 44.4 44.4 100.0
Total 27 100.0 100.0

Pelaksanaan Pembe lajaran

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Sangat Baik 11 40.7 40.7 40.7
Baik 15 55.6 55.6 96.3
Cukup 1 3.7 3.7 100.0
Total 27 100.0 100.0

Penilaian dan Evaluasi

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Sangat Baik 9 33.3 33.3 33.3
Baik 16 59.3 59.3 92.6
Cukup 2 7.4 7.4 100.0
Total 27 100.0 100.0

90
Lampiran 12. Hasil Kategori Dari 3 SD Di Kecamatan Bantul

Perencanaan Pembelajaran

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Baik 1 33.3 33.3 33.3
Cukup 2 66.7 66.7 100.0
Total 3 100.0 100.0

Pelaksanaan Pembelajaran

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Baik 3 100.0 100.0 100.0

Penilaian dan Evaluasi

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Baik 2 66.7 66.7 66.7
Cukup 1 33.3 33.3 100.0
Total 3 100.0 100.0

Kesiapan Guru

Cumulative
Frequency Perc ent Valid Percent Perc ent
Valid Baik 3 100.0 100.0 100.0

91
Lampiran 13. Data Penelitian

DATA PENELITIAN

Perencanaan Pembelajaran
No Total Kategori
1 2 3 4 5
1 3 2 4 2 2 13 Cukup
2 3 3 3 4 3 16 Baik
3 4 4 4 4 4 20 Sangat Baik
4 3 3 3 3 2 14 Baik
5 3 3 3 3 3 15 Baik
6 3 2 3 2 3 13 Cukup
7 3 2 4 4 3 16 Baik
8 2 4 2 2 3 13 Cukup
9 3 3 3 3 4 16 Baik
10 3 2 2 4 2 13 Cukup
11 4 4 4 4 3 19 Sangat Baik
12 3 4 4 4 4 19 Sangat Baik
13 3 4 4 4 4 19 Sangat Baik
14 3 3 3 4 3 16 Baik
15 3 2 2 3 3 13 Cukup
16 3 2 2 2 3 12 Cukup
17 3 4 4 4 3 18 Sangat Baik
18 2 3 3 2 3 13 Cukup
19 3 2 3 3 2 13 Cukup
20 3 4 4 4 4 19 Sangat Baik
21 3 2 2 3 3 13 Cukup
22 3 3 2 3 2 13 Cukup
23 2 3 3 2 3 13 Cukup
24 4 3 3 3 3 16 Baik
25 3 2 3 2 2 12 Cukup
26 3 4 4 4 4 19 Sangat Baik
27 3 3 3 3 4 16 Baik

Pelaksanaan Pembelajaran
No Total Kategori
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 50 Baik
2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 49 Baik
Sangat
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
Baik
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 Baik

5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 Baik
6 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 42 Cukup
92
Pelaksanaan Pembelajaran
No Total Kategori
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Sangat
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 63
Baik
Sangat
8 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 55
Baik
Sangat
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 57
Baik
10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 48 Baik
11 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 50 Baik
Sangat
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 60
Baik
Sangat
13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 60
Baik
Sangat
14 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 55
Baik
15 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 52 Baik
16 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 46 Baik
17 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 53 Baik
18 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 49 Baik
19 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 49 Baik
Sangat
20 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 60
Baik
Sangat
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 60
Baik
22 4 4 4 3 3 4 2 3 1 4 4 3 3 3 3 3 51 Baik
Sangat
23 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 60
Baik
24 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 53 Baik
25 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 53 Baik

26 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 52 Baik
Sangat
27 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 61
Baik

93
Penilaian dan Evaluasi Kesiapan
No Total Kategori Kategori
22 23 24 25 26 27 28 29 30 Guru
1 3 3 3 4 4 4 4 2 2 29 Baik 92 Baik
2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 29 Baik 94 Baik
Sangat
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 120 Sangat Baik
Baik
4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 30 Baik 94 Baik
5 4 3 3 3 3 3 4 3 4 30 Baik 95 Baik
Sangat
6 3 4 3 4 3 3 4 3 4 31 86 Baik
Baik
Sangat
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 115 Sangat Baik
Baik
8 4 3 2 4 4 3 3 3 3 29 Baik 97 Baik
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 Baik 100 Baik
10 4 4 3 3 3 4 3 3 3 30 Baik 91 Baik
11 4 3 3 3 4 3 3 3 4 30 Baik 99 Baik
Sangat
12 4 4 3 3 4 4 4 3 4 33 112 Sangat Baik
Baik
13 4 3 3 3 3 3 3 3 4 29 Baik 108 Sangat Baik
14 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28 Baik 99 Baik
Sangat
15 3 3 3 3 4 4 4 4 4 32 97 Baik
Baik
16 3 3 2 3 2 3 3 3 3 25 Cukup 83 Cukup
Sangat
17 4 4 2 4 4 4 4 4 4 34 105 Sangat Baik
Baik
18 3 3 2 4 4 3 3 3 4 29 Baik 91 Baik
19 3 3 3 4 4 3 3 3 4 30 Baik 92 Baik
20 3 3 3 3 4 3 4 3 4 30 Baik 109 Sangat Baik
Sangat
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 109 Sangat Baik
Baik
22 4 2 1 2 4 3 4 1 4 25 Cukup 89 Baik
Sangat
23 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34 107 Sangat Baik
Baik
24 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28 Baik 97 Baik
25 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 Baik 91 Baik
26 3 3 4 3 3 3 3 3 4 29 Baik 100 Baik
Sangat
27 4 4 3 4 3 4 4 3 4 33 110 Sangat Baik
Baik

94
Lampiran 14. Dokumentasi

Gambar 5. Responden mengisi angket penelitian

95

Anda mungkin juga menyukai