Rumus 2017

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 95

KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Banu Aji Wibowo
NIM. 14601241100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Banu Aji Wibowo
NIM. 14601241100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

i
KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh:
Banu Aji Wibowo
NIM 14601241100

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan lompat jauh


siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang
digunakan adalah observasi dengan teknik tes dan pengukuran. Penelitian ini
menggunakan cara simple random sampling dalam pengambilan sampel
penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang
Banjarnegara sebanyak 253 siswa dengan sampel sebanyak 72 siswa. Instrumen
yang digunakan adalah tes unjuk kerja lompat jauh. Teknik analisis data
menggunakan statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan lompat jauh siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Bawang secara berurutan sebagai berikut: 2 siswa atau
2.778% dalam kategori sangat baik, 30 siswa atau 41.667% dalam kategori baik,
12 siswa atau 16.667% dalam kategori cukup, 27 siswa atau 37.500% dalam
kategori kurang, dan 1 siswa atau 1.388% dalam kategori sangat kurang. Dari
hasil penelitian kemampuan lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang
Banjarnegara dominan dalam kategori baik dengan jumlah siswa sebanyak 30
siswa atau 41.667%.

Kata kunci : kemampuan, lompat jauh, siswa kelas VII SMP N 1 Bawang

ii
MOTTO

1. Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan kau akan

mati hari ini (Dames Dean).

2. Man Jadda Wajadda (siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil).

3. Pendidikan adalah senjata paling mematikan kerena dengan itu anda dapat

mengubah dunia (Nelson Mandela).

4. Tanamlah kejujuran dan keiklasan, maka kebahagiaan akan mengikuti

(penulis).

vi
PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karya

tulis ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tau saya, bapak Suroto dan ibu Uswatun Khasanah yang selalu

memberikan doa, motivasi, semangat dan nasehat kepada saya sampai saat ini.

2. Simbah putri saya, Manisah yang selalu mendoakan, mendukung dan

memberikan nasehat-nasehat kepada saya dalam menjalani kehidupan.

3. Adik saya, Khulfi Khafisni Amanda yang selalu menjadi penyemangat di

dalam kehidupan saya. Serta untuk semua keluarga yang tidak bisa saya

sebutkan satu-persatu yang telah mendoakan dan mendukung saya sampai saat

ini.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmaat dan karunia-

Nya,Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Kemampuan Lompat

Jauh Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara Tahun Pelajaran

2017/2018 “dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skrpsi ini dapat

diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan

dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Drs. Sriawan, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah

banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan

Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Bapak Drs. Sriawan, M.Kes., Abdul Mahfudin Alim, M.Pd., Bapak Dr. Eddy

Purnomo, M.Kes., AIFO, selaku Ketua Penguji, Sekretaris, dan Penguji yang

sudah memberikan koreksi perbaikan secara komperhensif terhadap TAS ini.

3. Bapak Dr. Guntur, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi beserta dosen dan staf yang telah memberikan

bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan

selesainya TAS ini.

4. Bapak Prof. Dr. Wawan Sundawan Suherman, M.Ed. selaku Dekan Fakultas

Ilmu Keolahragaan yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir

Skripsi.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Batasan Masalah................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ......................................................................................... 8
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (Penjasorkes) ................................................................ 8
2. Pengertian Kemampuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) .......................................... 9
3. Tujuan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga ................... 11
4. Hakekat Atletik .............................................................................. 12
5. Hakekat Lompat Jauh..................................................................... 13
6. Teknik Lompat Jauh....................................................................... 16
7. Macam-Macam Gaya dalam Lompat Jauh .................................... 20
8. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama .............. 22
B. Penelitian yang Relevan....................................................................... 25
C. Kerangka Berfikir................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian.................................................................................. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 30
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................. 33
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data........................................... 33

x
F. Teknik Analisa Data............................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 38
B. Pembahasan.......................................................................................... 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 46
B. Implikasi Hasil Penelitian .................................................................... 46
C. Saran..................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48
LAMPIRAN.................................................................................................... 50

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang


Banjarnegara .................................................................................. 30
Tabel 2. Perhitungan Sampel Masing-Masing Kelas ................................... 32

Tabel 3. Rumus Dasar Penilaian Norma dengan 1-5 Katagori .................... 36

Tabel 4. Distribusi Kemampuan Lompat Jauh Keseluruhan Siswa ............. 38

Tabel 5. Distribusi Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putra......................... 40

Tabel 6. Distribusi Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putri ......................... 41

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kemampuan Biomotorik Lompat Jauh ...................................... 14

Gambar 2. Tahap Melayang Gaya Jongkok.................................................. 20

Gambar 3. Tahap Melayang Gaya Menggantung ......................................... 21

Gambar 4. Tahap Melayang Gaya Jalan di Udara ........................................ 22

Gambar 5. Histogram Kemampuan Lompat Jauh Keseluruhan Siswa


Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara......................... 39
Gambar 6. Histogram Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putra Kelas
VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara................................... 41
Gambar 7. Histogram Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putri Kelas
VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara................................... 42

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pemberitahuan Pembimbing........................................... 51

Lampiran 2. Kartu Bimbingan TAS ............................................................. 52

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian............................................ 53

Lampiran 4. Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari


KESBANGPOL DIY ............................................................... 54
Lampiran 5. Surat Rekomendasi Penelitian dari KESBANGPOL
JATENG................................................................................... 55
Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah................................ 57

Lampiran 7. Sertifikasi Kalibrasi Meteran ................................................... 58

Lampiran 8. Data Kasar Hasil Penelitian ..................................................... 60

Lampiran 9. Penentuan Rentang dan Katagori Keseluruhan Siswa ............. 63

Lampiran 10. Hasil Rekapitulasi Raihan Lompat Jauh Keseluruhan Siswa .. 64

Lampiran 11. Hasil Raihan Lompat Jauh Siswa Putra ................................... 67

Lampiran 12. Penentuan Rentang dan Katagori Siswa Putra ......................... 68

Lampiran 13. Hasil Rekapitulasi Raihan Lompat Jauh Siswa Putra .............. 69

Lampiran 14. Hasil Raihan Lompat Jauh Siswa Putri.................................... 71

Lampiran 15. Penentuan Rentang dan Katagori Siswa Putri.......................... 72

Lampiran 16. Hasil Rekapitulasi Raihan Lompat Jauh Siswa Putri ............... 73

Lampiran 17. Dokumentasi ............................................................................ 75

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menyiapkan dan

mengembangkan manusia melalui pengajaran, bimbingan, dan pelatihan yang

berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes) merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang sangat

berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan.

Secara spesifik Pendikan Jasmani merupakan pendidikan yang

mengutamakan gerak tubuh dalam proses pembelajaran yang didalamnya

terkandung banyak tujuan.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes) merupakan bagian dari kurikulum yang harus disampaikan

kepada peserta didik oleh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes) dengan baik. Pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan adalah proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

perilaku hidup aktif, sikap sportif melalui aktifitas jasmani (Depdiknas,

2004:2). Tujuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahaga dan Kesehatan

menurut Depdiknas (2004:4) adalah:

1. Mampu mempertahankan dan meningkatkan tingkat kebugaran


jasmani yang baik, serta mampu mendesain program latihan
kebugaran jasmani yang aman sesuai dengan latihan.
2. Memajukan kompetensi untuk melakukan gerakan yang efisien,
memiliki keterampilan teknis dan taktis serta pengetahuan yang
memadai untuk melakukan paling tidak satu jenis aktivitas jasmani
olahraga.

1
3. Mendemonstrasikan gaya hidup aktif dan gemar melakukan
kegiatan jasmani secara regular.
4. Menghormati hubungan dengan orang lain karena berpatisipasi
dalam kegiatan olahraga, menghargai kegiatan olahraga yang
mengarah kepada pemahaman yang universal dan multi budaya serta
memiliki kegembiraan karena mengikuti olahraga secara reguler.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) diberikan di

jenjang tingkat sekolah seperti SD, SMP, dan SMA. Di sekolah mengengah

pertama terdapat beberapa materi dalam pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan seperti permainan bola besar, permainan bola kecil, senam lantai,

dan atletik.

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga tertua yang telah ada dan

dilakukan oleh manusia sejak zaman purba sampai sekarang ini. Bahkan

dapat dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini, atletik sudah ada dan

dilakukan oleh manusia. Hal tersebut dikarenakan setiap gerakan dalam

atletik seperti jalan, lari, lompat dan lempar merupakan perwujudan dari

gerakan dasar dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cabang atletik dari

nomor lompat yang diajarkan dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan yaitu lompat jauh. Lompat jauh merupakan jenis nomer lompatan

yang bertujuan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Dengan demikian

semua potensi dan aspek teknis penunjang di arahkan untuk mencapai jarak

yang sejauh jauhnya. Dalam lompat jauh terdapat empat unsure gerakan

yaitu: awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap badan pada waktu

jatuh atau mendarat.

Unsur-unsur yang mempunyai pengaruh terhadap hasil lompatan

diantaranya adalah kecepatan horizontal dan tolakan vertical. Kecepatan

2
horizontal adalah salah satu parameter prestasi yang paling penting, karena

adanya korelasi langsung antara kecepatan lari sprint dengan prestasi lompat

jauh. Adapun sumbangan yang paling menonjol adalah dua-pertiga jarak

lompatan di tentukan oleh kecepatan si pelompat dalam melakukan awalan.

Sedangkan, sepertiga jarak yang lainnya adalah hasil dari kecepatan vertical

yang di kembangkan pada saat bertumpu/menolak (Purnomo dan Dapan

2013:89).

Untuk mencapai hasil lompatan yang optimal, faktor mendasar yang

harus dimiliki oleh pelompat adalah kemampuan kondisi fisik dan

kemampuan penguasaan teknik. Pengaruh kondisi fisik akan terlihat pada

kemampuan pelompat ketika melakukan awalan dan tolakan. Awalan yang

cepat dan tolakan yang kuat dipengaruhi oleh kecepatan dan power tungkai si

pelompat, sedangkan keserasian gerak awalan dan tolakan yang baik sangat

tergantung pada penguasaan tekniknya. Apabila kecepatan dan power

monolak ini dilakukan dengan teknik awalan dan tolakan yang benar maka

hasil lompatan akan jauh.

Lompat jauh tedapat beberapa macam gaya yang umum di pergunakan

oleh para pelompat, yaitu: gaya jongkok, gaya melenting dan gaya berjalan di

udara. Masing-masing gaya terdapat perbedaan pada fase melayang di udara.

Namun, gaya jongkok merupakan gaya lompat jauh yang paling mudah.

Tahap melayang pada gaya jongkok, tubuh bagian atas di pertahankan agar

tetap tegak dan gerakan lengan akan menggambarkan semi sirkel dari depan

atas terus kebawah dan kebelakang (Purnomo dan Dapan 2013:92).

3
Hasil observasi peneliti di SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegera tentang

pembelajaran atletik nomor lompat jauh, dalam melakukan lari awalan

terdapat siswa yang merubah langkah kaki untuk menyesuaikan dengan balok

tumpu sehingga memengaruhi kecepatan lari awalan. Dalam tahap tolakan,

terdapat siswa yang masih terlalu lama dalam menumpu pada balok tumpu,

jika tumpuan dilakukan dalam waktu yang lama maka akan mengurangi

kecepatan horizontal. Selain itu, terdapat siswa yang dalam melakukan

tolakan posisi badan terlalu condong kedepan dan juga terlalu mengadah

sehingga memengaruhi hasil tolakan.

Pada waktu melayang diudara, terdapat siswa yang telalu cepat

membawa togok kedepan dan membuang kaki sehingga akan mempercepat

badan untuk mendarat. Sedangkan dalam tahap mendarat, terdapat siswa yang

tidak membawa kaki kedepan serta posisi badan terlalu condong kebelakang

sehingga memengaruhi hasil lompatan. Dari hasil observasi dapat dilihat

bahwa dalam penguasaan teknik lompat jauh masih terdapat siswa yang

belum menguasai dengan baik. Selain dari penguasaan teknik lompat jauh,

terdapat siswa yang kurang memaksimalkan lari awalan (kecepatan

horizontal) dan kurang memaksimalkan kekuatan tolakan (kecapatan vertikal)

hasil ini dapat memengaruhi hasil lompat jauh siswa.

Berdasarkan hasil obeservasi peneliti, terdapat siswa yang dalam

penguasaan teknik lompat jauh masih belum baik serta kurang

memaksimalkan lari awalan dan kekuatan dalam melakukan tolakan sehingga

memengaruhi hasil lompat jauh. Namun dari kesulitan yang siswa alami

4
dalam melakukan lompat jauh tersebut, belum diketahui tingkat kemampuan

lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Sehingga

peneliti tertarik untuk meneliti tentang kemampuan lompat jauh siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada di atas terdapat masalah sebagai

berikut:

1. Terdapat siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara yang

masih belum baik dalam penguasaan teknik lompat jauh mulai dari lari

awalan, tolakan, melayang diudara, dan mendarat.

2. Dalam melakukan lompat jauh, terdapat siswa yang kurang

memaksimalkan kecepatan lari awalan (kecepatan horizontal) dan

kekuatan kaki dalam melakukan tolakan.

3. Belum diketahui tingkat kemampuan lompat jauh siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Bawang Banjarnegara.

C. Batasan Masalah

Dari beberapa macam permasalahan yang berkaitan dengan lompat jauh,

agar pembahasan lebih fokus maka masalah dalam penulisan skripsi ini

dibatasi pada tingkat kemampuan lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1

Bawang Banjarnegara tahun pelajaran 2017/2018.

5
D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian

ini adalah “Seberapa besar tingkat kemampuan lompat jauh siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara Tahun Pelajaran 2017/2018?”.

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan lompat

jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara Tahun Pelajaran

2017/2018.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian

ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis

sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi orang lain tentang

kemampuan lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang

Banjarnegara.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian-penelitian

selanjutnya yang mempunyai tema dan objek penelitian yang sesuai.

c. Bagi lembaga pendidikan untuk dapat menambah kepustakaan sebagai

salah satu sumber penulisan karya ilmiah selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa dapat digunakan sebagai motivasi siswa dalam proses

pembelajaran atletik, khususnya lompat jauh.

6
b. Bagi guru dapat digunakan sebagai masukan yang berharga dalam

memotivasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olaharaga dan Kesehatan.

c. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai masukan dalam

penyelenggaraan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan disekolah.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan (Penjasorkes)

Menurut Hamalik (2015:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran. Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah peserta didik, suatu

tujuan dan suatu prosedur kerja yang saling behubungan untuk mencapai

tujuan.

Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

adalah suatu bidang kajian yang sangat luas. Titik perhatian dalam

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah peningkatan gerak

manusia. Lebih khusus lagi, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan

lainnya, hubungan dari perkembangan tubuh–fisik dengan pikiran dan

jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah

pertumbuhan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik.

Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh ahli di atas, saya

menyimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

8
adalah suatu proses pendidikan yang mengutamakan gerak tubuh untuk

menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

mental, serta emosional.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (penjasorkes)

merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas

jasmani. Didalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu

proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sangat penting, yakni

memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka

pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara

sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina,

sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat

(Depdiknas, 2006: 78).

2. Pengertian Kemampuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes)

Setiap individu memiliki aktivitas belajar yang berbeda-beda dan

tidak selamanya berjalan dengan lancar, ada seseorang yang hanya

membutuhkan waktu sebentar untuk memahami dan mengerti, namun

adapula yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kepentingan

yang sama. Selain itu, kadang setiap individu mempunyai kemampuan

9
yang terbatas dalam melakukan sesuatu. Hambatan-hambatan inilah yang

menjadikan siswa kurang mampu dalam proses pembelajaran.

Kemampuan adalah potensi seseorang berupa kesanggupan,

kecakapan serta kekuatan diri dalam melakukan sesuatu. Sehingga

kemampuan adalah sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya

berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat

berhasil. Kemampuan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terletak

di dalam diri seseorang.

Menurut Natawidjaya dalam skripsi Dea (2013:12-13), membagi

faktor-faktor yang terletak di dalam dirinya (faktor intern) antara lain:

a. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh murid.


Kemampuan dasar (intelegensi) merupakan wadah bagi
kemampuan tercapainya hasil belajar).Jika kemampuan ini
rendah maka hasil yang akan dicapai pun akan rendah pula, dan
ini akan menimbulkan kesulitan belajar.
b. Kurangnya bakat khusus yang mendasari kegiatan belajar
tertentu. Karena bakat merupakan dasar untuk mencapai tingkat
hasil belajar tertentu maka murid yang kurang atau tidak
berbakat dalam suatu kegiatan belajar tertentu, kemungkinan
akan mengalami kesulitan belajar.
c. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar. Tanpa motif
yang memadai, murid akan banyak mengalami kesulitan belajar,
karena motif ini merupakan faktor pendorong.
d. Situasi pribadi tertentu emosional yang dialami murid.
Miasalnya pertentangan yang dialami dalam dirinya, situasi
kekecewaan (frustasi).
e. Faktor-faktor jasmaniah, seperti cacat tubuh, gangguan
kesehatan, gangguan penglihatan, pendengaran, kelainan jasman
dan sebagainya.
f. Faktor-faktor bawaan, seperti buta warna, kidal, cacat tubuh, dan
sebagainya.
Faktor yang terletak diluar dirinya (faktor eksternal) baik yang

terdapat di sekolah, maupun dimasyarakat antara lain :

10
a. Faktor lingkungan sekolah yang kurang menunjang proses
belajar seperti kurang memadainya : cara mengajar, sikap guru,
kurikulum atau materi yang dipelajari, perlengkapan belajar
yang kurang, cara evaluasi, ruang belajar, situasi social di
sekolah, dan sebagainya.
b. Situasi dalam keluarga yang kurang menunjang proses belajar
seperti:kekacauan rumah tangga, kurang perhatian orang tua,
dan sebagainya.
c. Lingkungan sosial yang kurang memadai seperti pengaruh
negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kacau, gangguan
kebudayaan seperti film, bacaan-bacaan dan sebagainya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan

kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian

dalam melakukan atau mengerjakan beragam kegiatan atau tugas dalam

suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Sedangkan

kemampuan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga merupakan

kecapakan atau potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam

melakukan atau mengerjakan beragam kegiatan dalam Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Olahraga.

3. Tujuan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga (Penjasorkes)

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes)

merupakan bagian dari kurikulum yang harus disampaikan kepada peserta

didik oleh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes) dengan baik. Pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan adalah proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan

dan perilaku hidup aktif, sikap sportif melalui aktifitas jasmani

11
(Depdiknas, 2004:2). Tujuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahaga

dan Kesehatan menurut Depdiknas (2004:4) adalah:

1. Mampu mempertahankan dan meningkatkan tingkat kebugaran


jasmani yang baik, serta mampu mendesain program latihan
kebugaran jasmani yang aman sesuai dengan latihan.
2. Memajukan kompetensi untuk melakukan gerakan yang efisien,
memiliki keterampilan teknis dan taktis serta pengetahuan yang
memadai untuk melakukan paling tidak satu jenis aktivitas
jasmani olahraga.
3. Mendemonstrasikan gaya hidup aktif dan gemar melakukan
kegiatan jasmani secara regular.
4. Menghormati hubungan dengan orang lain karena berpatisipasi
dalam kegiatan olahraga, menghargai kegiatan olahraga yang
mengarah kepada pemahaman yang universal dan multi budaya
serta memiliki kegembiraan karena mengikuti olahraga secara
reguler.

4. Hakekat Atletik

Kata “atletik” berasal dari bahasa Yunani, athlon atau athlum yang

berarti lomba atau perlombaan. Menurut Purnomo dan Dapan (2013:1),

atletik merupakan kegiatan fisik atau jasmani yang terdiri dari gerakan-

gerakan dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu, jalan, lari , lompat, dan

lempar. Menurut Ismadraga dan Lumintuarso (2015:19), atletik

merupakan komponen yang didalamnya terdapat gerakan dinamis yang

terdiri dari lari, jalan, lompat, lempar yang didalamnya terdapat

pembinaan mental, sosial, dan emosional yang dangat berpengaruh pada

pertumbuhan anak dari usia dini sampai remaja. Atletik adalah cabang

olahraga yang merupakan gabungan dari berbagai macam olahraga yang

dikelompokan menjadi lari, lempar, dan lompat (Sutanto, 2016:20).

Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang diperlombakan atau

dipertandingkan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lompat, dan lempar.

12
Menurut Purnomo dan Dapan (2013:1), atletik bermanfaat untuk

meningkatkan kemampuan biomotorik, misalnya, kekuatan, dayatahan,

kecepatan, kelenturan, koordinasi, dan sebagainya.

Atletik merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk

mengoptimalkan pertumbuhan dan berkembangan anak. Gerakan-gerakan

atletik sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani, seperti

jalan, lari, lompat, dan lempar. Pembelajaan atletik sangat berperan dalam

pencapaian tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes) yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas

emosional, keterampilan social, penalaran dan tindakan moral melalui

aktivitas jasmani.

Dapat disimpulkan bahwa atletik merupakan aktifitas jasmani yang

didalamnya terdapat gerakan dinamis yang didalamnya terdiri dari

gerakan lari, jalan, lompat, dan lempar yang efektif untuk

mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

5. Hakekat Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang

olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat,

melayang dan mendarat untuk mendapatkan hasil yang sejauh-jauhnya.

Gerakan dalam lompat jauh tersebut harus dilakukan secara baik dan

harmonis tidak diputus-putus dalam pelaksanaannya agar diperoleh

lompatan yang maksimal. Menurut Purnomo dan Dapan (2013:89),

13
lompat jauh adalah nomor sederhana dan paling sederhana, jika

dibandingkan dengan nomor-nomor lainnya. Sebab, sebelum diberikan

pembelajaran atau latihan lompat jauh, siswa sudah dapat melakukan

gerak dasar lompat jauh. Menurut Setyawan dan Lumintuarso (2015:209),

nomor lompat jauh berupa melompat diatas papan tolakan untuk

menghasilkan lompatan yang jauh.

Teknik lompat jauh sedikit terjadi perubahan selama masa

dasawarsa dan pada awal abad ke-20 para pelompat telah menggunakan

gaya jongkok atau sail stlye yang murni dan juga berbagai macam gaya

dalam lompat jauh seperti gaya menggantung dan gaya berjalan di udara

masih terlihat sampai sekarang (Purnomo dan Dapan 2013:93). Gaya

dalam lompat jauh dibedakan berdasarkan gerakna melayang saat diudara.

Tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-

jauhnya. Maka untuk dapat mencapai jarak lompatan itu dengan jauh,

terlebih dahulu si pelompat harus sudah memahami unsur-unsur pokok

pada lompat. Menurut Purnomo dan Dapan (2013:89), prestasi lompat

jauh ditentukan oleh sebagian kecil parameter yang nyata berkaitan

dengan kemampuan biomotorik, yaitu:

Kecepatan Kekuatan Koordinasi


Lari + lompat + Lengan/Kaki
Akselerasi Rasa (sense)
Irama

Gambar 1. Kemampuan Biomotorik Lompat Jauh

14
Kecepatan horizontal adalah salah satu parameter prestasi yang

paling penting, karena adanya korelasi langsung antara kecepatan lari

sprint dengan lompat jauh. Adapun sumbangan yang paling menonjol

adalah dua-pertiga jarak lompatan ditentukan oleh kecepatan si pelompat

dalam melakukan awalan. Sedangkan, sepertiga jarak yang lainnya adalah

hasil kecepatan gerak vertikal yang dikembangkan pada saat

bertumpu/menolak. Seorang pelompat jauh yang baik harus memiliki

suatu rasa irama (sense of rhythm) yang bagus sekali dan gerakan

koordinasi lengan dengan kaki, baik untuk awalan yang kompleks

maupun untuk membantu memelihara keseimbangan selama garakan

melayang (Purnomo dan Dapan, 2013:90).

Dalam pencapaian hasil lompatan yang optimal, faktor mendasar

yang harus dimiliki oleh pelompat adalah kemampuan kondisi fisik dan

kemampuan penguasaan teknik. Pengaruh kondisi fisik akan terlihat pada

kemampuan pelompat ketika melakukan awalan dan tolakan. Awalan

yang cepat dan tolakan yang kuat dipengaruhi oleh kecepatan dan power

tungkai si pelompat, sedangkan keserasian gerak awalan dan tolakan yang

baik sangat tergantung pada penguasaan tekniknya.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa lompat jauh

merupakan salah satu nomer lompat dalam cabang olahragara atletik yang

dalam pelaksanaanya berusaha mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam lompat jauh terdapat dua

unsure yang berpengaruh terhadap hasil lompatan yaitu kecepatan

15
horizontal (lari awalan) dan tolakan vertikal (tolakan). Sedangkan faktor

utama yang sangat berpengaruh terhadap pencapian hasil lompat jauh

yang optimal adalah kemampuan kondisi fisik dan penguasaan teknik

lompat jauh.

6. Teknik Lompat Jauh

Lompat jauh bila dilihat dari teknik gerakannya dapat dibagi

menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

a. Awalan

Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimum

yang terkontrol (IAAF, 2000:36). Menurut Purnomo dan Dapan

(2013:90), awalan dalam lompat jauh dapat dijelaskan sebagai suatu

gerak lari cepat dari suatu sikap start berdiri (standing start).

Kemantapan dalam mengambil awalan itu penting dan cara yang ideal

untuk mencapainya adalah dengan melakukan lari percepatan secara

gradual (sedikit demi sedikit) meningkat. Pelompat senior yang baik

menggunakan awalan sejauh 30-50 m, pelompat junior dan anak-anak

sekolah biasanya menggunakan suatu awalan yang lebih pendek.

Pada saat pelompat bergerak maju di lintasan awalan lari,

kecepatan lari meningkat terus menerus sampai mencapai balok

tumpuan (IAAF, 2000:36). Awalan lompat harus dijalankan dengan

lancar dengan kecepatan tinggi, tanpa adanya gangguan dengan

mengubah langkah diperkecil atau langkah yang diperbesar untuk

memperoleh ketepatan bertumpu pada balok. Menurut Purnomo dan

16
Dapan (2013:90), pada 3-5 langkah terakhir dalam awalan lari si

pelompat bersiap merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan

vertikal pada saat menumpu. Dalam tahap ini. yang harus di

perhatikan adalah lutut harus diangkat sedikit lebih tinggi dari langkah

lari sprint normal guna menjamin atau mempertahankan tubuh si

pelompat dalam posisi tegak yang baik. Dalam tiga langkah terakhir,

panjang langkah dan irama harus diatur menjadi pendek – panjang-

pendek. Semakin panjang langkah kedua dari akhir akan menentukan

titik pusat masa tubuh dan sedikit member impuls vertikal untuk

diterapkan pada saat menumpu, sehingga membuat jalur gerak

percepatan yang lebih panjang.

b. Tolakan atau bertumpu

Tolakan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan

dan melayang. Tujuan tolakan adalah untuk memaksimalkan

kecepatan vertikal dan untuk memperkecil hilangnya kecepatan

horizontal (IAAF, 2000:37). Dalam melakukan tolakan, kaki harus

aktif dan cepat dengan suatu gerakan ke bawah dan ke belakang.

Beberapa langkah sebelum menumpu, pelompat harus sudah siap

untuk bertumpu. Seluruh tenaga dan fikirannya harus ditunjukan pada

ketepatan bertumpu. Ketika kaki menyentuh balok tumpuan, gerakan

menolak dipersingkat atau dipercepat. Dalam melakukan tolakan, kaki

tumpu ditekuk minimum, paha kaki bebas didorong ke posisi

17
horizontal, serta sendi-sendi mata kaki, lutut dan pinggang diluruskan

(IAAF, 2000:37).

Gerakan menolak selasai pada saat si pelompat meluruskan lutut

dan sendi-sendi mata kaki dari kaki tumpu. Ketika melakukan tolakan,

tangan digerakan keatas serta mengangkat bahu agar menambah

tingginya lompatan. Pada saat pelompat lepas dari balok tumpu paha

kaki ayun harus dalam posisi horizontal, tungkai bawah harus

menggantung vertikal dan badan tetap tegak (Purnomo dan Dapan,

2013:91).

c. Melayang di udara

Melayang adalah salah satu dari faktor-faktor yang sering

dilalaikan banyak pelompat. Tujuan melayang di udara adalah untuk

mempersiapkan diri untuk mendarat yang efisien (IAAF 2000:38).

Dalam melakukan gerakan melayang di udara, badan harus

diusahakan melayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan

seimbang. Gerakan lengan dan kaki pelompat dalam tahap ini adalah

penting untuk mempertahankan keseimbangan tubuh serta persiapan

untuk tahap pendaratan. Pada saat pelompat lepas meninggalkan balok

tumpu, jalur perjalanan gerak atau trajektori pusat massa tubuh

tercipta dan tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan selama gerak

melayang untuk merobahnya (Purnomo dan Dapan 2013:91).

Dalam tahap melayang di udara, yang terpenting yaitu bukan

cara melayang yang diutamakan, tetapi tetap terpeliharanya

18
keseimbangan badan dan mengusahakan tahanan udara sekecil

mungkin, mengusahakan melayang diudara selama mungkin dan

menyiapkan letak kaki dalam posisi yang menguntungkan untuk

posisi mendarat.

d. Mendarat

Mendarat merupakan teknik terakhir dalam urutan lompat jauh

gaya jongkok. Pada waktu mendarat, pelompat harus berusaha

menjulurkan kedua belah tangannya sejauh-jauhnya kemuka dengan

tidak kehilangan keseimbangan badannya. Pada saaat ini biasanya

timbul perasaan badan akan jatuh kebelakang. Untuk mencegahnya,

titik berat badan harus dibawa kemuka dengan jalan membungkukkan

badan, hingga badan dan lutut hamper merapat, dibantu dengan

juluran tangan kemuka. Dalam persiapan untuk mendarat, kaki tumpu

dibawa kedepan, sendi lutut ayun diluruskan dan badan di

bungkukkan ke depan bersama dengan kedua lengan di ayunkan cepat

ke depan pada saat mendarat (Purnomo dan Dapan 2013:92).Menurut

IAAF (2000:41), tujuan mendarat adalah untuk memperkecil

hilangnya jarak lompatan. Dalam melakukan pendaratan, kedua kaki

diluruskan, badan didorong kedepan, serta pinggang didorong

kedepan menuju ketitik sentuh tanah. Ketika kaki menyentuh pasir,

kaki harus lemas dan gerakan lengan kedepan untuk menghindari

mendarat menggunakan pantat.

19
7. Macam-macam Gaya Dalam Lompat Jauh

Dalam lompat jauh ada beberapa macam gaya yaitu gaya jongkok

(sail style), gaya menggantung (hang style), dan gaya berjalan diudara

(hitch kick style). Dari ketiga gaya tersebut yang membedakan gaya dalam

lompat jauh adalah tahap melayang diudara. Adapaun penjelasan gaya

dalam lompat jauh sebagai berikut:

a. Gaya jongkok (sail style)

Menurut Purnomo dan Dapan (2013:92), gaya jongkok bila

dilihat dari teknik lompatan saat berada di udara (melayang), kaki

ayun bebas diayunkan jauh kedepan dan pelompat mengambil suatu

posisi langkah yang harus dipertahankan selama mungkin. Dalam

melayang diudara, kaki bebas dipertahankan dalam keadaan menolak

serta badan tetap tegak keatas dan vertikal. Selama gerakan melayang,

kaki penolak mengikuti gerakan badan, kaki tumpuan ditekuk dan

ditarik kedepan atas ketika mendekati akhir gerak melayang. Ketika

akan mendarat baik kaki bebas maupun kaki tumpu diluruskan

kedepan (IAAF, 2000:38).

20
Gambar 2. Tahap melayang gaya jongkok (Purnomo dan Dapan
2013:92)
b. Gaya menggantung (hang style)

Dalam gaya menggantung (hang style), lutut kaki bebas (ayun)

diturunkan tepat setelah menumpu dan lutut ditekuk membentuk sudut

900. Pada saat kaki tumpu bergabung dengan kaki bebas (ayun), kedua

lutut juga ditekuk. Kedua lengan harus lurus sampai keposisi atas

kepala. dengan hasil posisi cekung punggung menarik terhadap

pinggul pelompat mulai untuk pendaratan. Posisi menggantung ini

dipertahankan sampai kira-kira setengah panjang melayang (lintasan

parabola). Selanjutnya, persiapan ini termasuk ayunan ke depan

serentak dari kedua paha kaki, membengkokkan ke depan tubuh

bagian atas, pelurusan ke depan dari kedua lengan dan pengangkatan

dari tungkai bawah (Purnomo dan Dapan 2013:92-93).

Gambar 3. Tahap melayang gaya menggantung (Purnomo dan


Dapan 2013:93)
c. Gaya berjalan di udara (hitch kick style)

Gaya berjalan di udara merupakan gaya dalam lompat jauh yang

jika dilihat dalam tahap melayang kaki di ayun seperti orang berjalan

di udara. Menurut Purnomo dan Dapan (2013:93), gaya jalan di udara

21
(Hitch Kick), kaki bebas/ayun ditarik kuat ke depan dan ke atas,

tungkai bawah mendahului de depan, tepat setelah menolak. Kaki

tumpu tetap tinggal ditekuk dalam dana berada di belakang badan,

paha kaki tumpu pada titik ini hampir paralel dengan tanah, sedangkan

kaki bebas/ayun dipertahanlan ke bawah. Menurut IAAF (2000:40),

dalam melakukan gaya berjalan di udara, gerakan lari yang dilakukan

dalam gerak awalan diteruskan di udara didukung oleh ayunan lengan.

Irama langkah kari awalan tidak dirubah, gerakan lari berakhir ketika

mendarat dan kedua kaki diluruskan kedepan.

Gambar 4. Tahap melayang gaya jalan di udara (Purnomo dan


Dapan 2013:94).
8. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama

Usia sekolah menengah pertama merupakan masa-masa yang sangat

menentukan di dalam kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan

perkembangan yang baik dikemudian hari. Pendidikan harus mampu

menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan,

perkembangan dan kematangan anak sekolah menengah pertama, serta

sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat perkembangan tertentu

yang diharapkan.

22
Karakteristik anak pada usia 13-15 tahun atau SMP khususnya

wanita masuk dalam masa puber. Pada masa puber terjadi perubahan fisik

dan perilaku.Perubahan perilaku terjadi akibat perubahan kelenjar yang

berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Menurut Sukintaka (1992: 45)

anak SMP mempunyai ciri-ciri tertentu diantaranya yaitu:

a. Jasmani

1) Laki-laki atau perempuan ada pertumbuhan memanjang.

2) Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik.

3) Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang

baik sering diperlihatkan.

4) Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energy.

5) Mudah lelah, tetapi tidak dihiraukan

6) Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot yang

lebih daripada putri.

7) Kesiapan dan kematangan untuk ketrampilan bermain menjadi

baik.

b. Psikis/Mental

1) Banyak mengeluarkan energy untuk fantasinya.

2) Ingin menentukan pandangan hidupnya.

3) Mudah gelisah karena keadaan yang lemah.

c. Sosial

1) Ingin tetap diakui oleh kelompoknya.

2) Persekawanan yang tetap makin berkembang.

23
3) Mengerti moral dan etika serta kebudayaan.

Usia sekolah menengah pertama atau usai 13-15 tahun masuk dalam

periode remaja awal. Menurut Marliani (2016:179), remaja didefinisikan

sebagai peralihan pada masa anak dan masa dewasa yang terjadi pada

usia 12 sampai 21 tahun. Adapun ciri-ciri khas masa remaja menurut

Marliani (2016:179-182) sebagai berikut:

a. Pekembangan fisik

1) Pertumbuhan seks primer maupun seks sekunder pada remaja pria

dan wanita.

b. Perkembangan kognitif

1) Secara mental telah dapat berfikir secara logis tentang berbagai

gagasan yang abstrak

2) Sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah

c. Perkembangan emosi

1) Puncak emosionalitas atau perkembangan emosi yang tinggi.

d. Perkembangan sosial

1) Mulai memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik

menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, niilai-nilai maupun

perasaannya

2) Memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relative

sama dengan dirinya

e. Perkembangan moral

1) Tingkat moralitas sudah lebih matang

24
f. Perkembangan kepribadian

1) Masa perkembangan identitas atau jati diri

g. Perkembangan kesadaran beragama

1) Kemungkinan berfikir abstrak remaja memungkinkannya untuk

dapat mentrasformasikan keyakinan beragam.

B. Peneliatan Yang Relevan

1. Puji Rahayu (2012) skripsi yang berjudul “Identifikasi Kemampuan

Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas VIII G SMP Negeri

1 Minggir Kabupaten Sleman”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VIII G di SMP

Negeri 1 Minggir Kabupaten Sleman dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif yang dikaulitatifkan. Metoda yang

digunakan dalam penelitian adalah metode observasi dengan instrument

tes lompat jauh yang dilanjutkan dengan penilaian gerak dasar yang

dilakukan menggunakan lembar pengamatan. Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas VIII G yang berjumlah 32 siswa. Hasil penelitian

berdasarkan observasi dan penilain gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

dengan lembar pengamatan menunjukkan bahwa untuk gerak dasar

lompat jauh gaya jongkok tingkat kemampuannya cukup. Sedangkan dari

hasil pengamatan perfaktor tingkat kemampuan pada gerakan tumpuan

sangat rendah dikarenakan gerakan ini cukup sulit dilakukan oleh siswa.

25
2. Eny Rohbawani (2012) skripsi yang berjudul “perbedaan kemampuan

lompat jauh gaya jongkok siswa putra dengan putri kelas III dan IV SD

Negeri Bandasedayu Kecamatan Windusari Kabupaten Megelang”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan lompat

jauh gaya jongkok siswa putra dan putri kelas III dan IV SD Negeri

Bandarsedayu Kecamatan Windusari Kabuoaten Magelang. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif komperatif dengan teknik pengambilan

data menggunakan tes dan lompat jauh gaya jongkok. Penelitian ini

merupakan penelitian populasi, karena seluruh populasi dijadikan sebagai

subjek penelitian, yaitu sebanyak 34 siswa, yang terdiri atas 19 orang

siswa putra dan 15 siswa putri. Hasil penelitian berdasarkan dari hasil

deskripsi dan penyajian data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa

putra kelas III dan IV SD Negeri Bandarsedayu lebih baik dalam

melakukan lompat jauh gaya jongkok dibandingkan dengan siswa putri

kelas III dan IV SD Negeri Bandarsedayu. Hal ini dapat diketahui dari

rerata (mean) kelompok data kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa

putra kelas III dan IV SD Negeri Bandarsedayu lebih tinggi jika

dibandingkan dengan rerata (mean) kelompok data kemampuan lompat

jauh gaya jongkok siswa putri kelas III dan IV SD Negeri Bandarsedayu,

yaitu 2.90>2.53, dan selisih sebesar 0.37 cm.

C. Kerangka Berfikir

Pendidikn Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan

suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk

26
menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

mental, serta emosional. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,

keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial,

penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani.

Kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (Penjasorker) berbeda-beda. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh faktor internal seperti kurangnya kemampuan dasar murid

ataupun eksternal seperti faktor lingkungan sekolah maupun factor sarana dan

prasaran sekolah.

Salah satu cabang olahraga yang ada dalam Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) yaitu atletik. Dalam atletik terdapat

nomor lompat seperti lompat jauh. Lompat jauh merupakan salah satu nomor

lompat dalam cabang olahraga atletik. lompat jauh merupakan suatu gerakan

melompat, melayang dan mendarat untuk mendapatkan hasil yang sejauh-

jauhnya. Gaya dalam lompat jauh terbagi menjadi 3 yaitu gaya jongkok, gaya

mengantung, dan gaya berjalan di udara. Gaya-gaya dalam lompat jauh

dibedakan berdasarkan sikap melayang saat diudara. Dalam melakukan

lompat jauh terbagi menjadi 4 tahap yaitu awalan, tolakan/tumpuan,

melayang diudara, dan mendarat. Semua gerakan tersebut harus dilakukan

secara baik dan harmonis tidak putus-pustus agar mendapatkan hasil

lompatan yang sejauh-jauhnya.

27
Pencapaian hasil lompat jauh dipengaruhi oleh penguasaan teknik serta

kecepatan lari awalan dan kekuatan tolakan. Dalam pembelajaran Penjasorkes

di SMP 1 Bawang Banjarnegera khususnya materi lompat jauh, terdapat

siswa yang belum baik dalam penguasaan teknik lompat jauh. Selain itu

terdapat siswa yang belum memaksimalkan lari awalan dan kekuatan kaki

saat tolakan. Hal ini dapat memengaruhi hasil lompat jauh siswa. Dari

kesulitan yang siswa alami dalam melakukan lompat jauh tersebut, belum

diketahui tingkat kemampuan lompat jauh yang diukur menggunakan tes

unjuk kerja lompat jauh.

28
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut

Sukmadinata (2015:54), penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian

yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang

berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Dalam penelitian deskriptif ini

bermaksud untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran dan

menemukan informasi tentang kemampuan lompat jauh siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Bawang Banjarnegara dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

tanpa menguji hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survei dengan menggunakan tes dan pengukuran sebagai alat

pengukur. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara

dengan subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas VII.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bawang

Banjarnegara, yang beralamat di Jalan raya Bawang, Banjarnegara, Provinsi

Jawa Tengah. Didalam SMP Negeri 1 Bawang Banjaregara terdapat kelas VII

dan VIII yang masing-masing terdapat 8 kelas paralel serta kelas IX yang

terdapat 9 kelas paralel. Jumlah siswa dari masing-masing kelas kurang lebih

32 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada saat siswa mengikuti jam pelajaran

Penjasorkes atau PJOK. Waktu penelitan ini akan dilakasanakan kurang lebih

pada bulan Februari sampai dengan Maret 2018.

29
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 2013:173).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:80). Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti akan melakasanakan

penelitian di SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Sekolah tersebut

memiliki tiga tingkatan yaitu kelas VII dan VIII yang masing-masing

memiliki 8 kelas paralel serta kelas IX yang memiliki 9 kelas paralel.

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan dalam penelitian adalah

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjanegara. Jumlah siswa kelas

VII dari masing-masing kelas berjumlah kurang lebih 32 siswa.

Tabel 1. Jumlah populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang


Banjarnegara
Siswa
Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
VII A 13 siswa 17 siswa 30 siswa
VII B 14 siswa 18 siswa 32 siswa
VII C 13 siswa 18 siswa 31 siswa
VII D 16 siswa 16 siswa 32 siswa
VII E 13 siswa 18 siswa 31 siswa
VII F 17 siswa 15 siswa 32 siswa
VII G 18 siswa 15 siswa 33 siswa
VII H 16 siswa 16 siswa 32 siswa
Jumlah 120 siswa 133 siswa 253 siswa

Sumber : Staf Tatausaha SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara

30
2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2013:174). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

cara sampling. Cara sampling yang digunakan yaitu simple random

sampling. Teknik ini memungkinkan semua populasi menjadi sampel

dalam penelitian tanpa memperhatikan strata yang ada yang dipilih secara

acak. Peneliti hanya mengambil sebagian populasi dengan cara sampling

namun dengan demikian kesimpulan dari hasil penelitian akan berlaku

untuk semua populasi. Sampel penelitian berasal dari siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Bawang yang diambil dari masing-masing kelas dengan cara

undian menggunakan lintingan kertas yang berisikan nomor urut siswa

dalam masing-masing kelas, lalu secara acak dipilih lintingan kertas yang

terdapat nomor urut siswa sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan.

Sistem undian ini dilakukan di semua kelas VII atau semau kelas

mendapatkan perlakuan yang sama. Dalam penentuan jumlah sampel

menggunakan rumus Slovin yakni ukuran sampel yang merupakan

perbandingan dari ukuran populasi dengan persentasi kolonggaran

ketidaktelitian. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan

sebesar 10%. Adapun rumus Slovin yang digunakan sebagai berikut

(Umar 2004:107)

n=

keterangan:

n = besarnya sempel

31
N= jumlah populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditolelir (e = 0.1)

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka besarnya sampel adalah

sebagai berikut:

n=

n=
( . )

n=
.

n=
.

n=
.

n = 71,67 dibulatkan menjadi 72

Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara terbagi dalam 8

kelas paralel, sehingga besarnya sampel dalam masing-masing kelas

adalah sebagai berikut:

Table 2. Perhitungan Sampel Masing-masing Kelas

Kelas Jumlah siswa Perhitungan Jumlah sampel


VII A 30 30 / 253 x 72 = 8.54 9
VII B 32 32 / 253 x 72 = 9.10 9
VII C 31 31 / 253 x 72 = 8.82 9
VII D 32 32 / 253 x 72 = 9 9
VII E 31 31 / 253 x 72 = 8.82 9
VII F 32 32 / 253 x 72 = 9 9
VII G 33 33 / 253 x 72 = 9.4 9
VII H 32 32 / 253 x 72 = 9 9
Jumlah 253 72

32
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap

dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif (Arikunto, 2013:17). Berdasarkan rumusan

masalah dan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka variabel pada

penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu kemampuan melakukan

lompat jauh. Tingkat kemampuan lompat jauh tersebut dituangkan dalam

bentuk penilaian yang berwujud tes unjuk kerja dan pengukuran untuk

mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan siswa dalam melakukan

lompat jauh. Sehingga peneliti harus mengukur seberapa jauh pencapaian

lompat jauh siswa.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrument penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:102).

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan tes

dan pengukuran lompat jauh siswa. Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok (Arikunto, 2013: 193). Tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes unjuk kerja lompat jauh yang kemudian hasil

lompatan siswa diukur menggunakan meteran. Adapun cara melakukan tes

unjuk kerja lompat jauh sebagai berikut:

33
a. Sampel mengambil awalan lari, kemudian melakukan gerakan lari

secepat-cepatnya sampai tempat tolakan. Jarak awalan lari yaitu 20,5

meter. Menurut Bernhard (1993:48), jarak 20 m sesuai dengan syarat

ancang-ancang pada loncat-jauh dan loncat-jangkit. Sedangkan

menurut IAAF (2000:36), panjang lari ancang-ancang bervariasi antara

10 langkah (bagi pemula) dan lebih dari 20 langkah (bagi atlet kelas

unggulan).

b. Melakukan tolakan menggunakan salah satu kaki dengan sekuat-

kuatnya. Dalam tahap tolakan, untuk mengetahui letak akhir kaki

tumpu atau kaki tolak digunakan kapur yang diletakan atau ditebar

diakhir lintasan lari yang terdekat dengan bak pasir. Kapur diratakan

disemua lintasan lari sepanjang kurang lebih 1,5 meter. Sehingga jejak

kaki yang digunakan untuk tolakan akan terlihat dalam lintasan lari

yang telah ditebar kapur. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan

beban sampel dalam tahap tolakan dengan tidak harus menolak dari

papan tolakan. Sehingga sampel dapat melakukan tolakan dengan

maksimal dimanapun sesuai keinginan mereka.

c. Dalam tahap melayang, sampel menggunakan gaya sesuai dengan

materi PJOK yang telah diajarkan yaitu gaya jongkok. Hal ini

bertujuan agar sampel mampu melakukan tahap melayang secara

maksimal sesuai dengan materi yang telah diberikan.

d. Mendarat dalam bak pasir menggunakan kedua kaki secara bersamaan.

34
2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes dan pengukuran. Tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja

lompat jauh siswa dengan mengukur jarak lompatan. Alat yang digunakan

untuk mengukur hasil lompat jauh siswa yaitu meteran yang telah di

kalibrasi.

Sebelum pelaksanaan tes, permukaan bak pasir di ratakan terlebih

dahulu untuk memudahkan dalam pengukuran. Pengukuran hasil lompatan

siswa diambil dari ujung kaki tumpu atau kaki tolakan sampai pada titik

awal pendaratan. Kemudian hasil lompatan siswa dicatat dalam satuan

meter. Setiap sampel melakukan tes lompat jauh sebanyak 3 kali secara

bergelombang. Artinya pada percobaan pertama semua siswa melakukan

lompat jauh sesuai uratan, yang dilanjutkan pada percobaan kedua yang

dimulai dari urutan awal kembali begitupun dengan percobaan ketiga.

Hasil dari ketiga lompatan diukur dan dicatat secara lengkap. Hasil lompat

jauh yang digunakan adalah hasil lompatan yang terjauh dari 3

kesempatan.

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik

deskriptif kuantitatif dengan persentase. Teknik statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

35
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012:147).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengambil data tes unjuk kerja lompat jauh siswa yang menjadi sampel

dalam penelitian.

2. Mengkatagorikan hasil unjuk kerja siswa sesuai dengan tabel katagori

prestasi lompat jauh siswa. Sebelum mengkatagorikan hasil lompatan

siswa, terlebih dahulu membuat tabel rentang katagori yang berdasarkan

jenis kelamin. Menurut Ngatman dan Andriyani (2017:112), rumus dasar

penilaian norma dengan 1-5 katagori sebagai berikut:

Table 3. Rumus Dasar Penilaian Norma dengan 1-5 Katagpri

Rentang Norma Katagori


ẋ + 1.5 SD Keatas Sangat Baik
ẋ + 0.5 SD s/d ẋ + 1.5 SD Baik
ẋ - 0.5 SD s/d ẋ + 0.5 SD Cukup
ẋ - 1.5 SD s/d ẋ - 0.5 SD Kurang
Kurang dari ẋ - 1.5 SD Sangat Kurang
Sumber : Ngatman dan Andriyani (2017:112)

3. Setelah data dikelompokkan dalam kategori, kemudian mencari

presentase masing-masing katagori dengan rumus presentase yang

digunakan adalah:

P= x 100%

Keterangan:

P : Presentase

36
F : Frekuensi

N : jumlah sampel

Sumber: Purwanto (1992:112).

37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kemampuan lompat jauh siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara tahun pelajaran 2017/2018

dengan sampel sebanyak 72 siswa yang tediri dari 40 siswa laki-laik dan 32

siswa perempuan. Data hasil penelitian tentang kemampuan lompat jauh siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara diperoleh dari tes kemampuan

melakukan lompat jauh, sehingga perlu dideskripsikan hasil tes kemampuan

lompat jauh dari data yang telah diperoleh. Adapun hasil tes kemampuan

lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara adalah

sebagai berikut:

1. Kemampuan lompat jauh siswa putra dan putri kelas VII SMP Negeri
1 Bawang Banjarnegara sebannyak 72 siswa dapat disajikan pada
tabel 4.

Tabel 4. Distribusi frekuensi kemampuan lompat jauh keseluruhan


siswa

Interval Kategori Frekuensi Prosentase


>396.383 Sangat Baik 2 2.778 %
337.313 < X ≤ 396.383 Baik 30 41.667 %
278.243 < X ≤ 337.313 Cukup 12 16.667 %
219.173 < X ≤ 278.243 Kurang 27 37.500 %
<219.173 Sangat Kurang 1 1.388 %
Jumlah 72 100 %

Dari tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan kemampuan

melakukan lompat jauh siswa putra dan putrid kelas VII SMP Negeri 1

38
Bawang Banjarnegara yang terdiri dari 72 siswa terdapat 2 siswa (2.778%)

dalam katagori baik sekali, 30 siswa (41.667%) dalam kategori baik, 12

siswa (16.667%) dalam kategori cukup, 27 siswa (37.500%) dalam

kategori kurang dan 1 siswa (1.388%) dalam kategori sangat kurang.

Dari keterangan kemampuan melakukan lompat jauh siswa putra

kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara diatas dapat disajikan

dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Keseluruhan Siswa
30
27
30
25
20 12
15
10 2 1
5
0
Kelas Interval

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Gambar 5. Histogram Kemampuan Lompat Jauh Keseluruhan Siswa Kelas


VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara

2. Kemampuan lompat jauh siswa putra kelas VII SMP Negeri 1


Bawang Banjarnegara sebanyak 40 siswa dapat disajikan pada tabel
5.

39
Tabel 5. Distribusi frekuensi kemampuan lompat jauh siswa putra

Interval Kategori Frekuensi Prosentase


>395.075 Sangat Baik 2 5%
368.925 < X ≤ 395.075 Baik 15 37.50 %
342.775 < X ≤ 368.925 Cukup 10 25 %
316.625 < X ≤ 342.775 Kurang 9 22.50 %
<316.625 Sangat Kurang 4 10 %
Jumlah 40 100 %

Dari tabel 5 diatas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan kemampuan

melakukan lompat jauh siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bawang

Banjarnegara yang terdiri dari 40 siswa terdapat 2 siswa (5%) dalam

kategori baik sekali, 15 siswa (37.50%) dalam kategori baik, 10 siswa

(25%) dalam kategori cukup, 9 siswa (22.50%) dalam kategori kurang dan

4 siswa (10%) dalam kategori sangat kurang.

Dari keterangan kemampuan melakukan lompat jauh siswa putra

kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara diatas dapat disajikan

dalam bentuk histogram sebagai berikut:

40
Siswa Putra
15

15
10
9

10
4
2
5

0
Kelas Interval
Sangat Baik baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Gambar 6. Histogram Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putra Kelas VII


SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara

3. Kemampuan lompat jauh siswa putri kelas VII SMP Negeri 1 Bawang
Banjarnegara sebanyak 32 siswa dapat disajikan pada tabel 6.

Tebel 6. Distribusi frekuensi kemampuan lompat jauh siswa putri

Interval Kategori Frekuensi Prosentase


>281.09 Sangat Baik 4 12.50 %
255.02 < X ≤ 281.09 Baik 8 25 %
237.01 < X ≤ 255.02 Cukup 11 34.375 %
214.97 < X ≤ 237.01 Kurang 9 28.125%
<214.97 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 32 100 %

Dari tabel 6 diatas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan kemampuan

melakukan lompat jauh siswa putri kelas VII SMP Negeri 1 Bawang

Banjarnegara yang terdiri dari 32 siswa terdapat 4 siswa (12.50%) dalam

kategori baik sekali, 8 siswa (25%) dalam kategori baik, 11 siswa (34.375)

41
dalam kategori cukup, 9 siswa (28.125%) dalam kategori kurang, dan 0

siswa (0%) dalam kategori sangat kurang.

Dari keterangan kemampuan melakukan lompat jauh siswa putri

kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara diatas dapat disajikan

dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Siswa Putri
11
12 9
8
10
8 4
6
4
0
2
0
Kelas Interval
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Gambar 7. Histogram Kemampuan Lompat Jauh Siswa Putri Kelas VII


SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan lompat

jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara tahun pelajaran

2017/2018. Data hasil penelitian diperoleh dari tes kemampuan lompat jauh

siswa yang kemudian di katagorikan berdasarkan jenis kelamin. Hasil

penelitian kemampuan lompat jauh keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 1

42
Bawang Banjarnegara terdapat 2 siswa atau 2.778% dalam kategori sangat

baik, 30 siswa atau 41.667% dalam kategori baik, 12 siswa atau 16.667%

dalam kategori cukup, 27 siswa 37.500% dalam kategori kurang, dan 1 siswa

atau 1.388% dalam kategori sangat kurang. Dari hasil penelitian menunjukan

bahwa tingkat kemampuan lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1

Bawang Banjarnegara dalam katagori baik.

Dalam kelompok siswa putra terdapat 2 siswa atau 5% dalam kategori

sangat baik, 15 siswa atau 37.50% dalam kategori baik, 10 siswa atau 25%

dalam kategori kurang serta 4 siswa atau 10% dalam kategori sangat kurang.

Sedangkan dalam siswa putri yang berjumlah 32 siswa terdapat 4 siswa atau

12.50% dalam kategori sangat baik, 8 siswa atau 25% dalam kategori baik, 11

siswa atau 34.375% dalam kategori cukup, 9 siswa atau 28.125% dalam

kategori kurang, dan 0 siswa atau 0% dalam kategori sangat kurang.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemampuan lompat

jauh siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegra dalam katagori

baik, sedangkan tingkat kemampuan lompat jauh siswa putri kelas VII SMP

Negeri 1 Bawang Banjarnegara dalam katagori cukup.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, faktor yang memengaruhi

hasil raihan lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara

yaitu dalam tahap lari awalan dan kekuatan kaki dalam melakukan tolakan

serta penguasaan teknik lompat jauh. Dalam kategori putra hasil lompat jauh

dominan dalam kategori baik. Sebagian siswa dalam melakukan lari awalan

sudah baik tetapi kekuatan kaki masing-masing siswa berbeda sehingga

43
memengaruhi hasil lompat jauh siswa. Selain itu terdapat 9 siswa dalam

katagori kurang. Faktor yang menyababkan siswa dalam kategori kurang yaitu

karena kurang maksimal dalam melakukan lari awalan serta merubah langkah

sebelum melakukan tolakan. Dalam melakukan lari awalan, terdapat siswa

yang mengurangi kecepatan lari serta merubah langkah ketika akan

melakukan tolakan sehingga kekuatan kaki dalam melakukan tolakan tidak

maksimal dan memengaruhi hasil lompat jauh. Dalam katagori putra terdapat

4 siswa dalam katagori sangat kurang. Faktor yang menyebabkan keempat

siswa tidak maksimal dalam melakukan lompat jauh adalah penguasaan teknik

lompat jauh yang belum baik sehingga hasil lompat jauh tidak maksimal.

Sedangkan dalam katagori putri hasil lompat jauh dominan dalam

kategori cukup, namun terdapat 9 siswa dalam katagori kurang. Faktor yang

memengaruhi hasil lompat jauh siswa putri yaitu karena kurang maksimal

dalam melakukan lari awalan, tolakan, dan penguasaan teknik lompat jauh.

Sebagaian siswa putri dalam melakukan lari awalan tidak melakukan dengan

serius, sehingga kecepatan lari awalan yang dihasilkan tidak maksimal. Selain

itu terdapat siswa putri yang mengurangi kecepatan lari awalan sebelum

tolakan serta merubah langkah ketika akan melakukan tolakan. Hal ini

menyebabkan kekuatan kaki dalam tahap tolakan kurang maksimal serta

memengaruhi hasil lompat jauh yang di dapat. Namun dalam siswa putri,

terdapat 4 siswa dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat terjadi karena

keempat siswa tersebut memiliki penguasaan teknik lompat jauh yang baik

44
dibandingkan siswa putri yang lainnya, sehingga hasil lompat jauh yang

mereka dapat mampu maksimal.

45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka diperoleh data

tingkat kemampuan lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang

Banjarnegara dalam katagori baik. Dalam kelompok siswa putra kelas VII

SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara, tingkat kemampuan lompat jauh siswa

putra dalam katagori baik. Sedangkan tingkat kemampuan lompat jauh siswa

putri kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara dalam katagori cukup.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Dengan diketahuinya tingkat kemampuan lompat jauh siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara tahun pelajaran 2017/2018, hasil

penelitian ini mempunyai implikasi praktis bagi pihak-pihak yang terkait,

yaitu:

1. Bagi siswa, dari hasil penelitian tentang lompat jauh, siswa mengetahui

kemampuan lompat jauh yang sesungguhnya.

2. Bagi guru pendidikan jasmani, dari hasil penelitian siswa yang memiliki

raihan lompat jauh terbaik dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih

siswa untuk diikutsertakan dalam perlombaan lompat jauh tingkat SMP

sederajat. Selain itu, bagi guru dapat dijadikan masukan dalam cara

pengukuran lompat jauh yang efektif.

46
C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai kemampuan

lompat jauh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara Tahun

Pelajaran 2017/2018, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara diharapkan agar

lebih serius dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani pada

umumnya serta khususnya pada materi lompat jauh, supaya kemampuan

lompat jauh siswa lebih baik dan maksimal.

2. Bagi guru pendidikan jasmani, agar mengevaluasi program pembelajran

penjas disekolah dan metode mengajar khususnya dalam materi lompat

jauh guna meningkatkan kemampuan lompat jauh siswa.

3. Bagi peneliti yang akan datang hendaknya mengadakan penelitian lanjut

tentang kemampuan lompat jauh siswa yang dihubungkan dengan variabel

lain.

47
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bernhard, G. (1993). Atletik. Jakarta: Garuda Madju Cipta Jakarta.

Dea, A.B.C. (2013). Tingkat Kemampuan Melakukan Guling Depan Siswa Kelas
V SDN 3 Pengasih. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Depdiknas. (2004). Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk sekolah dasar
pendidikan jasmani. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Direktorat Pend, TK SD.

Depdiknas. 2006. Instrumen Pemanduan Bakat Senam. Jakarta: Pusat Pendidikan


dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan SLTP/SMU Negeri.

Hamalik, O. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

IAAF. (2000). Pedoman Mengajar Lari Lompat Lempar Level 1-Atletik. Jakarta:
RDC
Ismadraga, A. dan Lumintuarso, R. (2015). Pengembangan Model Latihan
“Kribo” Untuk Power Tungkai Atlet Lompat Jauh dan Sprinter SKO SMP,
Jurnal Keolahragaan, 3 (1), 19.Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik
dan Program Latihan. Jakarta: Akademi Pressindo.

Marliani, R (2016). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: CV


Pustaka Setia

Ngatman dan Andriyani F.A. (2017). Tes dan Pengukuran untuk Evaluasi dalam
Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Yogyakarta: Fadilatama.
Purnomo, E dan Dapan. 2013. Dasar-dasar Atletik. Yogyakarta: Alfamedia.

Purwanto, N.M. (1992). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahayu, P. (2012). Identifikasi Kemampuan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya
Jongkok Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 1 Minggir Kabupaten Sleman.
Skripsi. Tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Setyawan, K. A. dan Lumintuarso, R. (2015). Model Pengenalan Permainan
Dalam Pembelajaran Lompat Jauh Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar,
Jurnal Keolahragaan, 3 (2), 209.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.

48
Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2PGSD Penjas. Yogyakarta: FPOK
IKIP Yogyakarta.

Sukmadinata, N.S. (2015). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sutanto, T. (2016). Buku Pintar Olahraga. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.

Umar, H. (2004). Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

49
LAMPIRAN

50
Lampiran 1. Surat Pemberitahuan Pembimbing

51
Lampiran 2. Kartu Bimbingan TAS

52
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian

53
Lampiran 4. Surat Pengantar Perizinan Penelitian dari KESBANGPOL DIY

54
Lampiran 5. Surat Rekomendasi Penelitian dari KESBANGPOL JATENG

55
56
Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

57
Lampiran 7. Sertifikasi Kalibrasi Meteran

58
59
Lampiran 8. Data Kasar Hasil Penelitian

Hasil Raihan
NO NAMA L/P Dalam cm
#1 #2 #3 Xi
1 AY P 1.98 2.2 2.14 2.2 220
2 SN P 2.09 2.02 2.24 2.24 224
3 MN P 2.04 2.16 2.08 2.16 216
4 IWN L 3.62 3.52 3.71 3.71 371
5 RBP L 3.16 3.49 3.73 3.73 373
6 FA L 2.72 3.01 3.01 3.01 301
7 FN L 3.46 3.29 3.74 3.74 374
8 DAP L 2.82 3.12 3.08 3.12 312
9 SY L 3.81 3.54 3.66 3.81 381
10 DAN L 3.45 3.02 3.3 3.45 345
11 HAR L 3.45 2.1 3.24 3.45 345
12 BOP L 3.35 3.46 3.74 3.74 374
13 RBM L 3.38 3.28 3.4 3.4 340
14 MAR L 3.65 3.48 3.72 3.72 372
15 RS P 2.16 2.28 2.4 2.4 240
16 ADR P 2.18 2.39 2.52 2.52 252
17 IK P 2.71 2.9 2.88 2.9 290
18 WDE P 2.26 2.17 2.38 2.38 238
19 TDP L 3.43 3.47 3.47 3.47 347
20 MAH L 3.46 3.48 3.22 3.48 348
21 MS L 3.27 3.62 3.22 3.62 362
22 ITH L 3.07 3.23 3.41 3.41 341
23 UA P 2.37 2.18 2.58 2.58 258
24 ADP P 2.25 2.7 2.64 2.7 270
25 NASW P 2.57 2.57 2.27 2.57 257
26 AA P 2.1 2.38 2.24 2.38 238
27 APA P 2.58 2.48 2.43 2.58 258
28 YIF P 2.15 2.24 2.09 2.24 224
29 SNR P 2.26 2.16 2.39 2.39 239
30 SZ P 2.45 2.38 2.38 2.45 245
31 SPL P 2.88 2.87 2.62 2.88 288
32 GSR L 3.31 3.35 3.18 3.35 335

60
33 FRN L 3.79 3.9 3.58 3.9 390
34 BAP L 3.29 3.25 3 3.29 329
35 FNA L 3.15 3.49 3.78 3.78 378
36 RCM L 3.61 3.71 3.76 3.76 376
37 RZ P 2 2.24 2.14 2.24 224
38 IN P 2.45 2.82 2.49 2.82 282
39 NA P 2.61 2.48 2.42 2.61 261
40 NA P 2.08 2.23 2.46 2.46 246
41 SA P 2.41 2.38 2.54 2.54 254
42 NF P 2.34 2.46 2.63 2.63 263
43 IW L 3.07 3.2 3.22 3.22 322
44 FZ L 3.43 3.28 3.54 3.54 354
45 AI L 3.84 3.61 3.4 3.84 384
46 FAV P 2.16 2.38 2.32 2.38 238
47 TWL P 2.2 2.06 2.22 2.22 222
48 AS P 2.64 2.4 2.48 2.64 264
49 MA P 2.01 2.14 2.26 2.26 226
50 BI L 3.27 3.4 3.52 3.52 352
51 MFUP L 3.21 3.01 3.06 3.21 321
52 EP L 3.73 3.65 3.47 3.73 373
53 SNS L 3.4 3.5 3.47 3.5 350
54 ONY L 4 3.95 3.67 4 400
55 DSJ P 3.02 2.94 2.86 3.02 302
56 VMJ P 2.35 2.32 2.25 2.35 235
57 LNA P 2.59 2.58 2.47 2.59 259
58 DAP L 3.48 3.76 3.56 3.76 376
59 NZD L 3.32 3.12 3.04 3.32 332
60 WA L 3.47 3.45 3.51 3.51 351
61 AS L 4.06 4.25 3.91 4.25 425
62 NZD L 3.32 3.43 3.54 3.54 354
63 DS L 3.69 3.76 3.7 3.76 376
64 AS L 3.67 3.63 3.4 3.67 367
65 FNR L 3.68 3.73 3.45 3.73 373
66 LYA L 3.18 3.06 3.5 3.5 350
67 BPAS L 3.41 3.29 3.03 3.41 341

61
68 LA P 2.36 2.4 2.16 2.4 240
69 SKR P 2.4 2.24 2.32 2.4 240
70 AR P 2.23 2.1 2.08 2.23 223
71 AGS L 3.15 3.06 3.15 3.15 315
72 RNA L 3.1 3.14 3 3.14 314

62
Lampiran 9. Penentuan Rentang dan Katagori Keseluruhan Siswa

Rumus Dasar Penilaian norma dengan 1-5 katagori (Ngatman dan Andriyani,
2017:112)

Rentang Norma Katagori


ẋ + 1.5 SD Keatas Sangat Baik
ẋ + 0.5 SD s/d ẋ + 1.5 SD Baik
ẋ - 0.5 SD s/d ẋ + 0.5 SD Cukup
ẋ - 1.5 SD s/d ẋ - 0.5 SD Kurang
Kurang dari ẋ - 1.5 SD Sangat Kurang
n : 72
∑xi : 22160
∑xi2 : 7068122
ẋ : 307.778

(∑ ) (∑ )
SD =
( )

( ) ( )
=
( )


=
( )


=

= √3489.6682

= 59.0734136

Dibulatkan menjadi = 29.07

Perhitungan Penilaian Norma sesuai Rumus pada Seluruh Siswa

Rentang Norma Katagori

> 396.383 Sangat Baik


337.313 s/d 396.383 Baik
278.243 s/d 337.313 Cukup
219.173 s/d 278.243 Kurang

< 219.173 Sangat Kurang

63
Lampiran 10. Hasil Rekapitulasi Raihan Lompat Keseluruhan Siswa Kelas
VII

Penggatagorian Hasil Lompat Jauh Keseluruhan Siswa

Hasil Raihan
NO NAMA L/P Katagori
Xi Cm
1 AY P 2.2 220 Kurang
2 SN P 2.24 224 Kurang
3 MN P 2.16 216 Sangat kurang
4 IWN L 3.71 371 Baik
5 RBP L 3.73 373 Baik
6 FA L 3.01 301 Cukup
7 FN L 3.74 374 Baik
8 DAP L 3.12 312 Cukup
9 SY L 3.81 381 Baik
10 DAN L 3.45 345 Baik
11 HAR L 3.45 345 Baik
12 BOP L 3.74 374 Baik
13 RBM L 3.4 340 Baik
14 MAR L 3.72 372 Baik
15 RS P 2.4 240 Kurang
16 ADR P 2.52 252 Kurang
17 IK P 2.9 290 Cukup
18 WDE P 2.38 238 Kurang
19 TDP L 3.47 347 Baik
20 MAH L 3.48 348 Baik
21 MS L 3.62 362 Baik
22 ITH L 3.41 341 Baik
23 UA P 2.58 258 Kurang
24 ADP P 2.7 270 Kurang
25 NASW P 2.57 257 Kurang
26 AA P 2.38 238 Kurang
27 APA P 2.58 258 Kurang
28 YIF P 2.24 224 Kurang
29 SNR P 2.39 239 Kurang
30 SZ P 2.45 245 Kurang

64
31 SPL P 2.88 288 Cukup
32 GSR L 3.35 335 Baik
33 FRN L 3.9 390 Baik
34 BAP L 3.29 329 Cukup
35 FNA L 3.78 378 Baik
36 RCM L 3.76 376 Baik
37 RZ P 2.24 224 Kurang
38 IN P 2.82 282 Cukup
39 NA P 2.61 261 Kurang
40 NA P 2.46 246 Kurang
41 SA P 2.54 254 Kurang
42 NF P 2.63 263 Kurang
43 IW L 3.22 322 Cukup
44 FZ L 3.54 354 Baik
45 AI L 3.84 384 Baik
46 FAV P 2.38 238 Kurang
47 TWL P 2.22 222 Kurang
48 AS P 2.64 264 Kurang
49 MA P 2.26 226 Kurang
50 BI L 3.52 352 Baik
51 MFUP L 3.21 321 Cukup
52 EP L 3.73 373 Baik
53 SNS L 3.5 350 Baik
54 ONY L 4 400 Sangat baik
55 DSJ P 3.02 302 Cukup
56 VMJ P 2.35 235 Kurang
57 LNA P 2.59 259 Kurang
58 DAP L 3.76 376 Baik
59 NZD L 3.32 332 Cukup
60 WA L 3.51 351 Baik
61 AS L 4.25 425 Sangat baik
62 NZD L 3.54 354 Baik
63 DS L 3.76 376 Baik
64 AS L 3.67 367 Baik
65 FNR L 3.73 373 Baik

65
66 LYA L 3.5 350 Baik
67 BPAS L 3.41 341 Baik
68 LA P 2.4 240 Kurang
69 SKR P 2.4 240 Kurang
70 AR P 2.23 223 Kurang
71 AGS L 3.15 315 Cukup
72 RNA L 3.14 314 Cukup

Rekapitulasi Raihan Lompat Jauh Keseluruhan Siswa

No Kategori Frekuensi Prosentase


1 Sangat Baik 2 2.778%
2 Baik 30 41.667%
3 Cukup 12 16.667%
4 Kurang 27 37.500%
5 Sangat Kurang 1 1.388%

Keseluruhan Siswa
Sangat
Sangat
Baik
Kurang
2.778%
1.388%

Kurang
Baik Sangat Baik
37.500%
41.667%
Baik
Cukup
Cukup Kurang
16.667%
Sangat Kurang

66
Lampiran 11. Hasil Raihan Lompat Jauh Siswa Putra

Hasil Raihan
NO NAMA L/P Dalam cm
#1 #2 #3 Xi
1 IWN L 3.62 3.52 3.71 3.71 371
2 RBP L 3.16 3.49 3.73 3.73 373
3 IWN L 3.07 3.2 3.22 3.22 322
4 FZ L 3.43 3.28 3.54 3.54 354
5 FA L 2.72 3.01 3.06 3.06 306
6 FN L 3.46 3.29 3.74 3.74 374
7 AI L 3.84 3.61 3.4 3.84 384
8 DAP L 2.82 3.12 3.08 3.12 312
9 SY L 3.81 3.54 3.66 3.81 381
10 ONY L 4 3.95 3.67 4 400
11 GSR L 3.31 3.35 3.18 3.35 335
12 FRN L 3.79 3.9 3.58 3.9 390
13 BAP L 3.29 3.25 3 3.29 329
14 FNA L 3.15 3.49 3.78 3.78 378
15 RCM L 3.61 3.71 3.76 3.76 376
16 BI L 3.27 3.4 3.52 3.52 352
17 MFUP L 3.21 3.01 3.06 3.21 321
18 EP L 3.73 3.65 3.47 3.73 373
19 SNS L 3.4 3.5 3,47 3.5 350
20 TDP L 3.43 3.47 3.47 3.47 347
21 MAH L 3.46 3.48 3.22 3.48 348
22 MS L 3.72 3.62 3.28 3.72 372
23 ITH L 3.07 3.23 3.41 3.41 341
24 AS L 3.67 3,63 3.4 3.67 367
25 FNR L 3.68 3.73 3.45 3.73 373
26 LYA L 3.18 3.06 3.5 3.5 350
27 BPAS L 3.41 3.29 3.03 3.41 341
28 AGS L 3.15 3.06 3.15 3.15 315
29 RNA L 3.1 3.14 3 3.14 314
30 DAN L 3.45 3.02 3.3 3.45 345
31 HAR L 3.4 3.1 3.24 3.4 340
32 BOP L 3.35 3.46 3.74 3.74 374
33 RBM L 3.38 3.28 3.4 3.4 340
34 MAR L 3.65 3.48 3.72 3.72 372
35 DAP L 3.48 3.76 3.56 3.76 376
36 NZD L 3.32 3.12 3.04 3.32 332
37 WA L 3.47 3.45 3.51 3.51 351
38 AS L 4.06 4.25 3.91 4.25 425
39 NZ L 3.32 3.43 3.54 3.54 354
40 DS L 3.69 3.76 3.7 3.76 376

67
Lampiran 12. Penentuan Rentang dan Katagori Siswa Putra

Rumus Dasar Penilaian norma dengan 1-5 katagori (Ngatman dan Andriyani,
2017:112)

Rentang Norma Katagori


ẋ + 1.5 SD Keatas Sangat Baik
ẋ + 0.5 SD s/d ẋ + 1.5 SD Baik
ẋ - 0.5 SD s/d ẋ + 0.5 SD Cukup
ẋ - 1.5 SD s/d ẋ - 0.5 SD Kurang
Kurang dari ẋ - 1.5 SD Sangat Kurang
n : 40
∑xi : 14234
∑xi2 : 5091844
ẋ : 355.85

(∑ ) (∑ )
SD =
( )

( ) ( )
=
( )


=
( )


=

= √683.9769231

= 26.152925

Dibulatkan menjadi = 26.15

Perhitungan Penilaian Norma sesuai Rumus pada Siswa Putra

Rentang Norma Katagori

> 395.075 Sangat Baik


368.925 s/d 395.075 Baik
342.775 s/d 368.925 Cukup
316.625 s/d 342.775 Kurang

< 316.625 Sangat Kurang

68
Lampiran 13. Hasil Rekapitulasi Raihan Lompat Jauh Siswa Putra

Penggatagorian Raihan Lompat Jauh Siswa Putra

Hasil Raihan
NO NAMA L/P KATEGORI
Xi cm
1 IWN L 3.71 371 Baik
2 RBP L 3.73 373 Baik
3 IWN L 3.22 322 Kurang
4 FZ L 3.54 354 Cukup
5 FA L 3.06 306 Sangat Kurang
6 FN L 3.74 374 Baik
7 AI L 3.84 384 Baik
8 DAP L 3.12 312 Sangat Kurang
9 SY L 3.81 381 Baik
10 ONY L 4 400 Sangat Baik
11 GSR L 3.35 335 Kurang
12 FRN L 3.9 390 Baik
13 BAP L 3.29 329 Kurang
14 FNA L 3.78 378 Baik
15 RCM L 3.76 376 Baik
16 BI L 3.52 352 Cukup
17 MFUP L 3.21 321 Kurang
18 EP L 3.73 373 Baik
19 SNS L 3.5 350 Cukup
20 TDP L 3.47 347 Cukup
21 MAH L 3.48 348 Cukup
22 MS L 3.72 372 Baik
23 ITH L 3.41 341 Kurang
24 AS L 3.67 367 Cukup
25 FNR L 3.73 373 Baik
26 LYA L 3.5 350 Cukup
27 BPAS L 3.41 341 Kurang
28 AGS L 3.15 315 Sangat Kurang
29 RNA L 3.14 314 Sangat Kurang
30 DAN L 3.45 345 Cukup
31 HAR L 3.4 340 Kurang
32 BOP L 3.74 374 Baik
33 RBM L 3.4 340 Kurang
34 MAR L 3.72 372 Baik
35 DAP L 3.76 376 Baik
36 NZD L 3.32 332 Kurang
37 WA L 3.51 351 Cukup
38 AS L 4.25 425 Sangat Baik
39 NZ L 3.54 354 Cukup
40 DS L 3.76 376 Baik

69
Rekapitulasi Raihan Lompat Jauh Siswa Putra

No Kategori Frekuensi Prosentase


1 Sangat Baik 2 5%
2 Baik 15 37.50%
3 Cukup 10 25%
4 Kurang 9 22.50%
5 Sangat Kurang 4 10%

Persentase Hasil Lompatan Siswa Putra


Sangat Baik
5%

Sangat
Kurang
10%

Kurang Baik
22.50% 37.50%

Cukup
25%

70
Lampiran 14. Hasil Raihan Lompat Jauh Siswa Putri

Hasil Raihan
Dalam cm
NO NAMA L/P #1 #2 #3 Xi
1 AY P 1.98 2.2 2.14 2.2 220
2 RZ P 2 2.24 2.25 2.25 225
3 IN P 2.43 2.82 2.49 2.82 282
4 SN P 2.09 2.02 2.24 2.24 224
5 NA P 2.61 2.48 2.42 2.61 261
6 NA P 2.08 2.23 2.46 2.46 246
7 SA P 2.41 2.38 2.54 2.54 254
8 MN P 2.04 2.16 2.08 2.16 216
9 NF P 2.34 2.46 2.63 2.63 263
10 YIF P 2.15 2.24 2.09 2.24 224
11 FAV P 2.16 2.38 2.32 2.38 238
12 SNR P 2.26 2.16 2.39 2.39 239
13 TWL P 2.2 2.06 2.22 2.22 222
14 SZ P 2.45 2.38 2.28 2.45 245
15 AS P 2.64 2.4 2.48 2.64 264
16 SPL P 2.88 2.87 2.62 2.88 288
17 MA P 2.01 2.14 2.26 2.26 226
18 UA P 2.37 2.18 2.58 2.58 258
19 ADP P 2.25 2.7 2.64 2.7 270
20 NASW P 2.57 2.57 2.27 2.57 257
21 AA P 2.1 2.38 2.24 2.38 238
22 APA P 2.58 2.48 2.43 2.58 258
23 LA P 2.36 2.4 2.16 2.4 240
24 SKR P 2.4 2.24 2.32 2.4 240
25 AR P 2.23 2.1 2.08 2.23 223
26 RS P 2.16 2,28 2.4 2.4 240
27 ADR P 2.18 2.39 2.52 2.52 252
28 IK P 2.71 2.9 2.88 2.9 290
29 WDES P 2.26 2.17 2.38 2.38 238
30 DSJ P 3.02 2.94 2.86 3.02 302
31 VMJ P 2.35 2.32 2.25 2.35 235
32 LNA P 2.59 2.58 2.47 2.59 259

71
Lampiran 15. Penentuan Rentang dan Katagori Siswa Putri

Rumus Dasar Penilaian norma dengan 1-5 katagori (Ngatman dan Andriyani,
2017:112)

Rentang Norma Katagori


ẋ + 1.5 SD Keatas Sangat Baik
ẋ + 0.5 SD s/d ẋ + 1.5 SD Baik
ẋ - 0.5 SD s/d ẋ + 0.5 SD Cukup
ẋ - 1.5 SD s/d ẋ - 0.5 SD Kurang
Kurang dari ẋ - 1.5 SD Sangat Kurang
n : 32
∑xi : 7937
∑xi2 : 1983677
ẋ : 248.03

(∑ ) (∑ )
SD =
( )

( ) ( )
=
( )


=
( )


=

= √485.58

= 22.035870

Dibulatkan menjadi = 22.04

Perhitungan Penilaian Norma sesuai Rumus pada Siswa Putri

Rentang Norma Katagori

> 281.09 Sangat Baik

255.02 s/d 281.09 Baik


237.01 s/d 255.02 Cukup
214.97 s/d 237.01 Kurang

< 214.97 Sangat Kurang

72
Lampiran 16. Hasil Rekapitulasi Raihan Lompat Jauh Siswa Putri Siswa
Putri

Penggatagorian Hasil Raihan Lompat Jauh Siswa Putri

Hasil Raihan
NO NAMA KATEGORI
L/P Xi cm
1 AY P 2.2 220 Kurang
2 RZ P 2.25 225 Kurang
3 IN P 2.82 282 Sangat Baik
4 SN P 2.24 224 Kurang
5 NA P 2.61 261 Baik
6 NA P 2.46 246 Cukup
7 SA P 2.54 254 Cukup
8 MN P 2.16 216 Kurang
9 NF P 2.63 263 Baik
10 YIF P 2.24 224 Kurang
11 FAV P 2.38 238 Cukup
12 SNR P 2.39 239 Cukup
13 TWL P 2.22 222 Kurang
14 SZ P 2.45 245 Cukup
15 AS P 2.64 264 Baik
16 SPL P 2.88 288 Sangat Baik
17 MA P 2.26 226 Kurang
18 UA P 2.58 258 Baik
19 ADP P 2.7 270 Baik
20 NASW P 2.57 257 Baik
21 AA P 2.38 238 Cukup
22 APA P 2.58 258 Baik
23 LA P 2.4 240 Cukup
24 SKR P 2.4 240 Cukup
25 AR P 2.23 223 Kurang
26 RS P 2.4 240 Cukup
27 ADR P 2.52 252 Cukup
28 IK P 2.9 290 Sangat Baik
29 WDES P 2.38 238 Cukup
30 DSJ P 3.02 302 Sangat Baik
31 VMJ P 2.35 235 Kurang
32 LNA P 2.59 259 Baik

73
Rekapitulasi Hasil Raihan Lompat Jauh Siswa Putri

No Kategori Frekuensi Prosentase

1 Sangat Baik 4 12.50%


2 Baik 8 25%
3 Cukup 11 34.375%
4 Kurang 9 28.125%
5 Sangat Kurang 0 0%

Persentase Hasil Lompatan Siswa Putri


Sangat Kurang
0%

Sangat Baik
12.50%
Kurang
28.125%

Baik
25%

Cukup
34.375%

74
Lampiran 17. Dokumentasi

Foto 1 & 2. Pengarahan dan Mempersiapkan siswa

75
Foto 3. Media pengambilan sampel

Foto 4. Proses pengambilan sampel

76
Foto 5 & 6. Proses Pelaksanaan Tes Lompat Jauh

Foto 7. Media kapur sebagai tempat tolakan

77
Foto 8 & 9. Pengukuran dari titil tolakan

78
Foto 10 & 11. Proses Pengukuran dari titik pendaratan

79
Foto 12. Peralatan yang digunakan dalam tes lompat jauh

80

Anda mungkin juga menyukai