Essay Ekonomi Mikro

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

ESAI ILMIAH

PENGANTAR EKONOMI MIKRO SYARI’AH


Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah pengantar ekonomi mikro syari’ah
Dosen Pengampu : Tazkiyah Ainul Qolbi, S.E.I., M.E.

STRATEGI MEMBANGKITKAN UMKM PASCA PANDEMI

Disusun Oleh :
Mutiara Robiatu Ainaya 2109000575

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
2022
PENDAHULUAN
Perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor UMKM (Usaha Mikro
Kecil dan Menengah) yang menjadi fondasi bagi peningkatan perekonomian di tanah air.
Pesatnya pertumbuhan industri kreatif yang tergolong dalam sektor tersebut setiap tahun
nya menimbulkan persaingan bisnis yang kompetitif. Namun UMKM juga menjadi salah
satu sektor yang paling merasakan dampak wabah virus Corona. Berdasarkan info dari
Kementerian Koperasi dan UKM  (Kemenkop UKM), setidaknya terdapat 949 laporan
dari pelaku koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena
dampak wabah virus Corona. Krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak
terhadap kelangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dampak dari sulitnya berusaha mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang


terpaksa di rumahkan bahkan gulung tikar. Untuk itu UMKM perlu pengembangan yang
akan membawa perbubahan dimasa mendatang. Tujuan penulisan ini adalah untuk
memaparkan beberapa cara mengenai upaya pemerintah dalam mengatasi UMKM yang
merosot pasca pandemi.

1
Usaha mikro kecil dan menengah menjadi ujung tombak pemerintah dalam
mendorong perekonomian Indonesia, ada sekitar enam puluh juta pelaku UMKM yang
mampu menyerap lebih dari 100 juta tenaga kerja bahkan UMKM mampu menyerap 60%
PDB di tanah air. Tahun 1998 silam UMKM mampu menopang sendi-sendi
perekonomian bangsa dimasa sulit dan krisis. Industri besar dan perbankan satu persatu
gulung tikar. Namun sebagian besar UMKM tetap bertahan dan cenderung bertambah
saat krisis global yang juga terjadi tahun 2008. UMKM menjadi salah satu sektor industri
yang sama sekali tidak terkena dampak krisis global yang melanda dunia, namun kali ini
UMKM menjadi sektor yang justru mendapatkan pukulan paling berat akibat serangan
pandemic Covid-19. Anjloknya pendapatan, maraknya pemutusan hubungan kerja hingga
gulung tikar menunjukkan sektor UMKM sangat terpukul.

Tahun 2020 menjadi tahun terberat bagi pengusaha pariwisata. Industri


pariwisata di dunia mengalami penurunan tajam pada tahun 2020, tercatat pariwisata di
wilayah Asia menurun hingga 27% atau sekitar 164,7 Milyar Dollar Amerika sehingga
para pengusaha pariwisata terpaksa beralih mengelola usaha lain. Dampak pandemi tidak
hanya dialami pelaku bisnis pariwisata, tapi juga berdampak terhadap pengusaha
makanan. Kondisi ini tidak lantas membuat mereka pesimis, inovasi menjadi modal
utama untuk tetap menjalankan bisnis dikala ekonomi dan daya beli masyarakat yang
terus menurun. Salah satu pengusaha makanan sudah punya banyak senjata atau strategi
untuk mengatasinya, bahkan mereka menumbuhkan beberapa kategori baru seperti frozen
food, dan kategori tersebut dan justru itu berkembang.

Menteri koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pemerintah telah


menyiapkan strategi untuk mendorong UMKM dan koperasi agar bangkit pasca wabah
Covid-19. Beliau juga mengatakan, akibat konsumsi permintaan turun ini mengakibatkan
banyaknya industri yang berhenti produksi bahkan negara lain menunda untuk
mengimpor barangnya, sehingga hal ini akan membuat UMKM kesulitan dalam
membayar pinjaman mereka untuk pemibayaan ke bank maupun non-bank.

Teten menyebut ada lima kebijakan yang akan dilakukan dalam tiga fase,
diantaranya (1) Fase Survival, di fase ini Kementerian Koperasi dan UKM akan
membantu para pelaku UMKM dan koperasi yang terdampak pandemic Covid-19 agar
dapat bertahan. Terdapat keringanan bagi pelaku UMKM karena di fase survival ini
pemerintah mendorong 98% pelaku usaha mikro dan ultra mikro masuk pelaku miskin
baru sehingga mendapatkan bansos, bahkan penundaan cicilan dan bunga kredit hingga 6
bulan. Selain itu akan ada pemodalan baru atau pembiayaan melalui kredit usaha rakyat

2
(KUR) yang mudah dan ringan bagi UMKM dan koperasi. Sudah tersedia 129 triliun dari
190 triliun yang dialokasikan di tahun 2020 dengan bunga 6%. Menurutnya dana ini
cukup untuk mendukung kebutuhan modal kerja bagi UMKM.

Fase selanjutnya adalah Recovery, bertujuan untuk mendorong agar belanja


pemerintah diprioritaskan pada produk UMKM. Di fase ini nantinya akan diidentifikasi
sektor dan daerah mana saja yang sudah dapat dilakukan reaktivasi, tentunya menunggu
kebijakan dari Kementerian kesehatan dan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19
serta kesiapan pelaku UMKM untuk menerapkan protokol kesehatan.

Fase terakhir yaitu digitalisasi, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan


UMKM untuk dapat berkembang, salah satunya melalui digitalisasi UMKM. Dari data
Bank Indonesia ada kenaikan penjualan online sebanyak 18% selama pandemi. Namun
baru ada 13% atau sekitar 8 juta UMKM yang sudah terhubung dengan market place
digital. Momen saat inilah dapat dikatakan tepat untuk mempercepat UMKM Go Digital.
Membangun UMKM Go Digital ini bukan hanya sekedar terhubungnya suatu usaha
terhadap marketplace, tetapi juga melihat bagaimana kemampuan UMKM bisa berbisnis
di online. Meskipun pemerintah sudah memberikan sejumlah stimulus namun selama
berusaha dan berinovasi akan selalu ada jalan bagi pelaku usaha agar tetap bertahan di
tengah pandemi Covid-19.

Digitalisasi UMKM perlu terus diperkuat untuk mendukung akselerasi


pengembangannya. Karena, digitalisasi menjadi pintu masuk meningkatkan akses pasar,
tidak hanya pasar lokal melainkan juga pasar global. Kemajuan teknologi ini dapat
membantu UMKM dalam membangun value dari usaha yang sedang dirintis. Penggunaan
teknologi bagi UMKM memberikan banyak dampak positif terhadap pertumbuhan bisnis.
Mulai dari dapat menjangkau pasar yang lebih luas dimana semua orang baik di
Indonesia bahkan di luar negeri dapat mengakses produk dan melakukan transaksi.
Namun, di balik potensi yang sangat besar, menggunakan digitalisasi ini masih cukup
banyak kendala yang dihadapi UMKM. UMKM seringkali masih gagap dengan teknologi
digital. Selain itu, masih cukup banyak konsumen yang belum mampu menggunakan
teknologi internet serta kurangnya pengetahuan untuk menjalankan usaha secara online,
maka dari itu perlu sosialisasi dan penerapan mengenai teknologi dan
mengimplementasikannya di kehidupan bagi masyarakat.

Pengembangan UMKM merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan


dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar rakyat Indonesia
pasca pandemi Covid-19. Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM

3
mencatat UMKM mulai meraih pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari
perbankan. Tercatat, sampai 3 Juni 2022, realisasi penyaluran KUR Tahun 2022
sebesar Rp147,65 Triliun dari 3,17 juta UMKM. Deputi Usaha Mikro Kementerian
Koperasi dan UKM Eddy Satriya mengatakan, Kemenkop menjalin sejumlah
koordinasi dengan bank penyalur dan dinas terkait untuk memantapkan penyaluran
KUR klaster bagi usaha mikro, ini merupakan keberhasilan yang sudah dinantikan
bagi para pengusaha mikro setelah merosotnya usaha mereka karena pandemi
Covid-19.

4
KESIMPULAN

Usaha mikro kecil dan menengah menjadi ujung tombak pemerintah dalam
mendorong perekonomian Indonesia, ada sekitar enam puluh juta pelaku UMKM yang
mampu menyerap lebih dari 100 juta tenaga kerja bahkan UMKM mampu menyerap 60%
PDB di tanah air. Namun terdapat 949 laporan dari pelaku koperasi serta usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak wabah virus Corona. Krisis
ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap kelangsungan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM). Untuk itu pemerintah melakukan upaya pengembangan
untuk UMKM terlebih pasca pandemi ini.

Saat ini pemerintah adalah sebagai regulator yaitu membuat kebijakan-kebijakan


sehingga mempermudah usaha UMKM dalam mengembangkan usahanya. Sebagai
regulator pemerintah  berfungsi untuk menjaga kondisi lingkungan usaha tetap kondusif
sehingga UMKM itu sendiri dapat berkembang. Terdapat lima kebijakan yang akan
dilakukan dalam tiga fase, diantaranya adalah Fase Survival, Fase Recovery dan Fase
Digitalisasi. Meskipun pemerintah telah membuat kebijakan untuk pengembangan
UMKM, tidak menutup kemungkinan jika UMKM di Indonesia semakin merosot kapan
saja, untuk itu perlu sosialisasi mengenai strategi pengembangan terutama dibidang
digitalisasi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Chandra Iswinarno, Achmad Fauzi, 2022. “Pendanaan KUR 2022”,


https://www.suara.com/

Dini Apriliana, 2020. “Bangkitkan UMKM, Go Digital Jadi Solusi di Tengah Pandemi”,
https://katadata.co.id

Anda mungkin juga menyukai