Implementasi Metode Outdoor Study Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelas Iv SD Negeri I Poigar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 89

 

IMPLEMENTASI METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN  HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI KELAS IV SD NEGERI I POIGAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S.Pd.)
dalam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Oleh:

RUBI ALAMSYAH MAMONTO


Nim: 17.2.1.024

 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MANADO 1443 H/2021 M

i
ii

ii
iii

iii
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah meberikan

kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Implementasi Metode Outdoor Study Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV SD

Negeri I Poigar”. Maksud dari penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu

syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada program studi Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Namun, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

menyusun sendiri dan tidak melakukan plagiasi dari karya ilmiah lainnya. Berkat

pertolongan Allah swt, serta bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya

skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terimakasi terutama kepada Dr. Mutmainah, M.Pd.

selaku pembimbing I dan Zelan Tamrin Danial, M.Pd. selaku pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik serta saran dan arahan-arahan

terbaik, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga

mengucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Delmus Puneri Salim, S.Ag., M.A., M.Res., Ph.D., selaku Rektor IAIN

Manado.

ii
2. Dr. Ardianto, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Manado.

3. Dr. Mutmainah, M.Pd., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik

Pengembangan Lembaga.

4. Dr. Adri Lundeto, M.Pd.I., selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi

Umum, Perencanaan dan Keuangan.

5. Dr. Feiby Ismail, M.Pd., Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan

Kerja sama.

6. Meiskyarti Luma, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Manado.

7. Wadan Y. Anuli, M.Pd., Selaku Penasehat akademik.

8. Kedua Orang tua, Bapak Raslan Mamonto yang telah membiayai Sekolah dan

Ibu Nafsiah Paputungan yang telah melahirkan, mendoakan, serta

mengupayakan kehidupan sampai saat ini.

9. Kakak kandung Lili Wilianty Mamonto dan kakak ipar Nandito Mokodompit

yang selalu memberikan dukungan baik berupa moril dan materi di masa-masa

perkuliahan.

10. Teman-teman PGMI Angkatan 17 yang selalu mendukung dan menjadi teman

belajar.

11. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih.

iii
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semoga pula

segala partisipasinya akan dibalas oleh Allah SWT dengan imbalan yang berlipat

ganda. Aamiin...

Manado, 27 Juni 2021


Penulis

Rubi Alamsyah
Mamonto
NIM: 17.2.1.024

iv
DAFTAR ISI
Hal.
PERNYATAAN SKRIPSI …………………………………………. I
KATA PENGANTAR …………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR …………………………..……………... viii
DAFTAR TABEL …………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………. xi
ABSTRAK …………………………………………. xii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1
B. Identifikasi Masalah………………………………...... 9
C. Pembatasan Masalah…………………………………. 9
D. Rumusan Masalah……………………………………. 10
E. Tujuan Penelitian……………………………………... 10
F. Manfaat Penelitian……………………………………. 10
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN.. 12
A. Kajian Teori………………………………………....... 12
B. Penelitian Relevan…………………………………..... 21
C. Hipotesis Tindakan……………………….…………... 25
BAB III. METODE PENELITIAN…………………….……........ 26
A. Latar dan Karakteristik Penelitian…………….………. 26
B. Desain Penelitian……………………………….…….. 27
C. Subjek Penelitian………………………………..…..... 38
D. Sumber Dan Jenis Data……………………….……..... 38
E. Teknik Pengumpulan Data……………………..…....... 39
F. Teknik Analisis Data…………………………..……… 45
G. Indikator Keberhasilan…………………………...…. 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……..... 47
A. Hasil Penelitian…………………………………..…. 47
B. Pembahasan dan Perbandingan Hasil Belajar………. 60
BAB V. PENUTUP……………………………………………… 67
A. Kesimpulan………………………………………….. 67
B. Saran……………………………………………….... 67
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 69
LAMPIRAN…………………………………………………………..... 72

vii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Bandura’s reciprocal determinism………………................ 17
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan PTK Model Kemmis & Mc. Taggart…. 27
Gambar 4.1 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II………… 65
Gambar 4.2 Nilai Rata Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan II.. 65
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa………………... 66

viii
DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Siklus I dan Siklus II……………………… 41
Tabel 3.2 Masukan Perbaikan Item Soal dari Ahli…………… …….. 42
Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru...…………………...…. 43
Tabel 3.4 Kategori Skor Aktivitas Guru……………………………... 43
Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa………………………... 44
Tabel 3.6 Kategori Skor Aktivitas Siswa……………………………. 44
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Prasiklus……..…………………….... 47
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………….... 50
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I……………….. 51
Tabel 4.4 Kategori Skor Aktivitas Guru Siklus I…………………….. 51
Tabel 4.5 Data Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Sikus I.. 52
Tabel 4.6 Kategori Skor Aktivitas Siswa Siklus I…………………... 53
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………... 56
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II………………. 57
Tabel 4.9 Kategori Skor Aktivitas Guru Siklus II…………………… 57
Tabel 4.10 Data Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus II. 58
Tabel 4.11 Kategori Skor Aktivitas Siklus II………………………… 59
Tabel 4.12 Data Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I dan
Sklus II……………………………………………………. 60
Tabel 4.13 Data Nilai Siswa Siklus I dan II………………….………. 63
Tabel 4.14 Data Hasil Belajara Siklus I dan II……………….………. 65

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 01 Profil SD Negeri I Poigar Tahun Ajaran 2020/2021 ...….. 75


Lampiran 02 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...….. 80
Lampiran 03 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.......... 86
Lampiran 04 Soal siklus I………………………………………………. 93
Lampiran 05 Sampel LKS Siswa Siklus I……………………………… 97
Lampiran 06 Soal siklus II……………………………………………… 98
Lampiran 07 Sampel LKS Siswa Siklus II……………………………. 105
Lampiran 08 Lembar Pengamatan Ativitas Siswa Siklus I …………… 106
Lampiran 09 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II…….…….. 107
Lampiran 10 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II.. 108
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I……………. 109
Lampiran 12 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I………………. 112
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II……………... 113
Lampiran 14 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II……………… 116
Lampiran 15 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II…………. 117
Lampiran 16 Dokumentasi…………………………………………….. 118
Lampiran 15 Identitas Penulis………………………………………… 124

x
ABSTRAK

Nama : Rubi Alamsyah Mamonto


NIM : 17.2.1.024
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah
Judul : Implementasi Metode Outdoor Study untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Kelas IV SD Negeri I Poigar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV


pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan mengimplementasikan
metode Outdoor Study. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian dilaksanakan pada semseter II
Tahun ajaran 2020/2021 dalam dua siklus setiap siklus terdiri dari tiga kali
pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I Poigar yang
berjumlah 17 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes,
observasi, dan dokumentasi. Sementara teknik analisis data dilakukan secara
deskriptif.
Hasil anaslisis data menunjukan bahwa terdapat peningkatan aktivitas
guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II melalui
pembelajaran dengan mengimplementasikan metode Outdoor Study. Pada siklus I
rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai 24, kemudian meningkat menjadi 31
pada siklus II, persentase aktivitas siswa siklus I sebesar 88,23% kemudian
meningkat menjadi 94,11% pada siklus II. Ketuntasan belajar pada siklus I
sebesar 83,35% kemudian meningkat 94,11% pada siklus II. Mengacu pada
indikator keberhasilan penelitian yang menetapkan KKM sebesar 75 dan
ketuntasan klasikal sebesar 85% maka penelitian ini dinyatakan selesai.
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa
mengimplementasikan metode Outdoor Study dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri I Poigar. Jadi, dengan
demikian dapat disarankan guru sebaiknya dapat menambahkan metode belajar
Outdoor Study dalam proses pembelajaran IPA agar siswa lebih aktif dan
termotivasi dalam belajar.

Kata kunci : metode Outdoor Study, hasil belajar IPA


xii
xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

Jenjang Pendidikan Menengah (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, pasal

17).1 Pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD) merupakan langkah awal

siswa dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

siswa di bangku SD berdasarkan kurikulum yang berlaku. SD merupakan

salah satu lembaga pendidikan formal yang memegang peran penting dan

fundamental dalam keseluruhan sistem Pendidikan Nasional.

Terkait dengan lembaga formal yang memegang peran penting dan

fundamental, maka perlu adanya peran guru yang inovatif dan kreatif untuk

membuat strategi dalam melaksanakan pembelajaran yang variatif yang telah

disesuaikan dengan kondisi sekolah, agar proses pembelajaran lebih optimal

pada diri siswa. Salah satu bentuk inovasi guru dalam kegiatan pembelajaran,

dapat dilakukan melalui strategi maupun metode belajar yang relevan dengan

keadaan siswa dan mata pelajaran, untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.

Semua mata pelajaran memerlukan metode sebagai faktor pendukung

untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik itu mata pelajaran Matematika,

IPA, IPS, Agama, dan sebagainya. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di

1
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20,
tahun 2003, Pasal.17.

1
2

SD adalah IPA, adapun landasan hukum dari mata pelajaran IPA adalah

sebagai berikut.

Menurut (Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20


tahun 2003 pasal 37 Ayat 1) bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bahan kajian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dimaksud untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis siswa terhadap
lingkungan alam sekitarnya. Jadi IPA merupakan mata pelajaran di SD
yang dimaksudkan memberikan pengetahuan mendalam pada peserta
didik tentang alam sekitar.2
Pembelajaran IPA di SD dimaksudkan untuk memberikan kesempatan

pada siswa untuk memupuk rasa ingin tahu secara ilmiah, mengembangkan

kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan

bukti, serta mengembangkan kemampuan untuk berpikir ilmiah. Tujuan mata

pelajaran IPA di SD/MI berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan

yaitu: (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keidahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan

keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar.3

Salah satu tujuan dari pembelajaran IPA di SD agar siswa dapat

mengembangkan rasa ingin tahu, pengetahuan dan keterampilan tentang alam

sekitar. Selain itu juga, siswa dapat belajar menjaga dan melestarikan

lingkungan alam sekitar. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar

mengajar tergantung pada penyajian materi pelajaran, media pembelajaran dan

metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Model

2
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20,
tahun 2003, Pasal.37, Ayat 1.
3
Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), 111.
3

pembelajaran IPA untuk anak usia SD sebaiknya disesuaikan dengan situasi

kehidupan nyata, lebih menekankan pada pemberian penglamaman langsung

sesuai kenyataan dilingkungan melalui kegitan-kegitan inkuiri untuk

mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Keterampilan IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus

dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya.

Struktur kognitif anak usia SD berbeda dengan struktur kognitif ilmuan.

Proses pembelajaran peserta didik SD memiliki kecenderungan belajar dari

hal-hal yang kongkrit. Adapun keterampilan yang harus dikembangkan yang

yang telah disederhankan meliputi: (1) observasi, (2) klasifikasi, (3)

iterpretasi, (4) prediksi, (5) Hipotesis, (6) mengedalikan variable, (7)

merencanakan dan melaksanakan penelitian, (8) inferesi, (9) aplikasi, dan (10)

komunikasi.4 Menurut Rezba et.al, keterampilan proses sains untuk tingkat

sekolah dasar meliputi keterampilan mengamti (observing), mengelompokan

(calasifying), mengukur (measuring), mengkomunikasikan (communicating),

meramalkan (predicting), dan menyimpulkan (inferring).5 Maka dari itu dalam

proses pembelajaran IPA haruslah dilakukan secara bijak, tidak dengan cara

yang biasa-biasa saja.

Aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA di SD adalah melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.


4
Hendro Darmojo dan Jeny R.E kaligis, pendidikan IPA 2, (Jakarta: Depdiknas, 2006),
11.
5
Pata Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
sains, (Jakarta: Depdiknas, 2006), 12.
4

Pembelajaran IPA dimulai dengan memperhatikan konsepsi/pengetahuan awal

siswa yang relevan dengan apa yang ingin dipelajari, selanjutnya aktivitas

pembelajaran dirancang melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam. Proses

Pembelajaran ini dapat dilakukan di laboratorium dengan alat bantu

pembelajaran maupun dilakukan langsung di alam terbuka sehingga

pembelajaran menjadi lebih efektif.

Namun faktanya berdasarkan hasil observasi nampak guru dalam

proses mengajar di kelas IV SD Negeri I Poigar yaitu guru hanya menggunkan

metode ceramah atau konvensional, mengandalkan buku paket belajar dalam

pembelajaran, dan guru kurang melibatkan lingkungan sekitar untuk

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kemudian dengan metode

yang monoton itu siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dari buku paket

mata pelajaran, dan mencatat apa yang dikatakan oleh guru. Tentunya dengan

metode belajar seperti ini siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran sehinga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini tampak

dari perolehan nilai hasil belajar siswa pada semester ganjil di kelas IV SD

Negeri I Poigar. Berdasarkan KKM yang ditetapkan sebesar 75 pada mata

pelajaran IPA, diperoleh nilai ketuntasan daya serap individu siswa rata-rata

60 dengan nilai ketutasan belajar secara klasikal 70. Hal ini mengindikasikan

hasil belajar peserta didik belum maksimal.6

Berdasarkan temuan masalah yang telah terpaparkan di atas, maka

untuk meningkatakan hasil belajar siswa, maka hendaknya guru tidak


6
Observasi Awal, Proses Pembelajaran di Kls IV SD Negeri I Poigar, 16 Septeber – 02
Oktober 2020.
5

menghabiskan waktu berjam-jam bercermah di depan peserta didik yang

berakibat tidak memberikan efek pengetahuan yang signifikan pada peserta

didik. Segudang pengetahuan yang disampaikan kepada peserta didik seakan

akan masuk telinga kanan keluar melalui telinga kiri sehingga tidak

berdampak pada hasil belajar peserta didik. Mengajar pun seolah-olah menjadi

rutinitas tak bermakna bagi peningkatan hasil belajar siswa.7

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menigkatkan hasil

belajar siswa adalah dengan menerapkan metode outdor Study. Pendidikan

luar kelas atau Outdoor Study merupakan salah satu strategi yang dapat

digunakan guru dalam pembelajaran agar para siswa tidak merasa jenuh

dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas karena sistem

pembelajaran yang baik tidak hanya membutuhkan pembelajaran kontekstual

saja, tetapi juga membutuhkan lingkungan belajar yang memiliki suasana

kondisi menarik dan menyenangkan bagi siswa. Outdoor learning dikenal

juga dengan berbagai istilah lain seperti Outdoor activities, Outdoor Study,

pembelajaran luar kelas atau pembelajaran lapangan.

Outdoor activities atau disebut juga sebagai pembelajaran di luar kelas


diartikan sebagai aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar
kelas/ sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti bermain di
lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/ nelayan,
berkemah dan kegiatan yang bersifat kepetualangan serta
pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.8 Menurut Direktorat
Tenaga Kependidikan bahwa proses pembelajaran Outdoor Study
adalah proses pembelajaran yang didesain agar siswa mempelajari
7
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah di Terima Murid, (Jogjakarta: Diva
Press, 2014), 7.
8
Erwin Widiasworo. Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas (OUTDOOR
LEARNING) secara Aktif, Kreatif,Inspiratif, dan Komunikatif. (Yogyakarta; Ar-Ruzz
Media,2017), 79-80.
6

langsung materi pembelajaran pada objek yang sebenarnya dengan


demikian pembelajaran akan semakin nyata. 9

Berdasarkan penjelasan di atas, Outdoor Study atau Outdoor learning

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi dan dilakukan di luar kelas

yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi siswa

sebagaimana layaknya seorang anak yang sedang bermain di alam bebas.

Outdoor Study juga dapat menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan karena

dengan mengamati sendiri, siswa akan mengetahui keindahan alam dan cara

untuk menjaga atau melestarikan lingkungan sekaligus dapat mewujudkan

nilai-nilai spiritual siswa mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa

Adapun ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan Outdoor Study

(pembelajar di luar kelas) yaitu QS. Al-Imran 3: 190-191.

Terjemahan:
sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih berganti
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, yaitu
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau
berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): ya Tuhan kami tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-

9
Husamah. Pembelajaran luar Kelas Outdoor Learning.(Jakarta; Prestasi Pustaka Raya,
2013), 23.
7

sia, Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa


neraka.”(QS. Al-Imran:190-191)10

Adapun pendapat ulama dan kaum cendekiawan terkait Qur’an surat

Al-imran ayat 190-191 yaitu:

Syaikh Imam al-Qurthubi, menafsirkan ayat ini sebagai berikut:

Allah Swt memerintahkan kita untuk melihat, merenung, dan


mengambil kesimpulan pada tanda-tanda ke-Tuhanan. Karena tanda-
tanda tersebut tidak mungkin ada kecuali diciptakan oleh Yang Maha
Hidup, Yang Maha Suci, Maha Menyelamatkan, Maha Kaya dan
tidak membutuhkan apapun yang ada di alam semesta. Dengan
menyakini hal tersebut maka keimanan mereka bersandarkan atas
keyakinan yang benar dan bukan hanya sekedar ikut-ikutan. Seperti
yang terdapat dalam terjemahan dari ayat di atas “Terdapattanda-
tanda bagi orang-orang yang berakal”. inilah salah satu fungsi akal
yang diberikan kepada seluruh manusia, yaitu agar mereka dapat
menggunakan akal tersebut untuk merenungi tanda-tanda yang telah
diberikan oleh Allah Swt.11
Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy menafsirkan:

Sesungguhnya dalam peraturan langit dan bumi serta keindahannya,


di dalam pergantian malam dan siang, serta terus menerus beriring-
iringan melalui aturan yang paling baik (harmonis), yang nyata
pengaruhnya pada tubuh dan akal kita, seperti panas dan dingin,
demikian pula pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, semua itu
merupakan dalil (bukti) yang menunjukkan ke-Esaan Allah SWT,
kesempurnaan ilmu dan kodrat-Nya, bagi semua manusia yang
berakal kuat.12

10
Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV Nur Cahaya,
Tahun 1993), 415.
11
Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, terj. Al-Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an, Dudi
Rosyadi dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), 768.
12
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), 760.
8

Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

belajar juga diajurkan mengaitkan segala fenomena alam yang terjadi. Selalu

ada hubunganya dengan Tuhan (Causa Prima) atau penyebab pertama yang

meng-ada-kan semesta raya dari ketiadaan menjadi ada. Maka dengan

mengunakan metode Outdoor Study dapat membantu proses belajar utuk

merenungkan atau menganalisa segala sesuatau yang ada di alam sekitar.

Betapa luar biasanya dan mengagumkan ciptaan Allah Swt.

Metode Outdoor Study memiliki kelebihan yaitu materi

pembelajarannya lebih mudah diserap oleh siswa karena materinya disajikan

dalam bentuk konkrit. Tetapi juga terdapat kekurangannya yaitu ketika adanya

pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi setiap saat. Media

lingkungan terkadang salah sasaran atau tujuan tidak tercapai karena siswa

lebih berkesan main-main ketika dalam proses pembelajaran. Sehingga guru

harus bisa mengatasinya dengan cara membuat perencanaan yang jauh lebih

matang.

Berangkat dari uraian masalah di atas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian yang berjudul: “IMPLEMENTASI METODE OUTDOOR STUDY

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI KELAS IV SDN I POIGAR”


9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang

meliputi tiga fakor kondisi yaitu:

1. Kondisi Peserta Didik

a. Suasana belajar yang membosankan yang menggunakan konsep pembelajaran

atas dasar hafalan, dan mencatat.

b. Menurunya hasil belajar siswa. Hal ini tampak pada nilai siswa pada semester

ganjil. Dari KKM yang ditentukan sebesar 75 pada mata pelajaran IPA.

Diperoleh nilai daya serap individu peserta didik rata-rata 60 dengan nilai

ketuntasan klasikal hanya memperoleh nilai 70. Hal ini mengindikasikan hasil

belajar peseta didik belum maksimal.

2. Kondisi Guru

a. Guru kesulitan menciptakan susasana belajar yang menarik.

b. Guru mengandalkan metode belajar konvesional dalam kegitan pembelajar

dan mengandalkan buku daripada konsep dan media.

3. Kondisi pembelajaran

a. Proses pembelajaran cenderung bersifat konvesional

b. Kurang melibatkan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang ditemui di sekolah maka

permasalahan penelitian dibatasi pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya
10

dan gerak pada tema 8 dan sumber energi pada tema 9, dengan

mengimplementasikan metode Outdoor Study untuk meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas IV SD Negeri I Poigar.

D. Rumusaan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah dengan mengimplemtasikan Metode Outdoor Study pada Mata

Pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri I

Poigar?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

tujuan penelitian ini adalah: meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SD

Negeri I Poigar dengan menggunakan metode Outdoor Study pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

F. Manfaat Penelitian

Ditinjau dari manfaat teoritis dan paraktis:

1. Manfaat secara teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan informasi konsep-konsep, teori-teori strategi mengajar bagi guru

dan pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

mengunakan metode Outdoor Study pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD

Negeri I Poigar.
11

2. Kegunaan secara praktis:

a. Bagi Guru: sebagai salah satu sumber tambahan informasi bagi guru untuk

menambah metode belajar kususnya pada mata pelajaran IPA.

b. Bagi siswa: membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar, berpikir

sistematis, kritis dan bersikap baik secara individu maupun secara kelompok

dan yang paling penting pada lingkungaa alam sekitar.

c. Bagi sekolah: dapat diperoleh data yang dijadikan umpan balik yang

bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Hakikat belajar

Pengertian belajar Sebagian besar para ahli berpendapat bahwa

belajar adalah proses perubahan, dimana hasil perubahan itu bersumber dari

pengalaman. Dengan perkembangan tenknologi informasi dan ditunjang

dengan rasa ingin tahu yang tinggi sebagai sifat alami dari manusia, maka

belajar tidak bisa dipisahkan dari hidup karena belajar adalah bagian dari

hidup. Banyak para ilmuan berpendapat tentang belajar sesuai dengan sudut

pandang keilmuan mereka.

Belajar merupakan proses panjang yang dilalui dalam kehidupan

manusia bagi perubahan perilaku maupun cara berpikir. Belajar sangat

berperanan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,

kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.13

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk meperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.14

13
Tursan Hakim, “pengertian belajar menurut para ahli”,
(http:/Iniwebhamdan.wordpress.com/2012/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli, diakses
pada 13-07-2020)
14
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
2.

12
13

Gagne. “Learning is relatively permanet change in behavior that

result from past experience or purposeful intruction. “Belajar adalah suatu

perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan pengalaman masa

ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan. 15 Mouly

berpendapat belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya

pengalaman.16

Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah untuk membuat

perubahan dalam diri sesorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan

untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.17

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.18 Hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. 19

Hasil belajar erat kaitannya dengan belajar atau proses belajar. Dalam hal ini

Bloom dalam Arikunto membedakan hasil belajar dalam tiga ranah, yaitu: (1)

Kognitif (pemahaman), (2) Afektif (penghayatan/sikap), (3) Psikomotorik

(pengalaman).20 Penilaian hasil belajar merupakan upaya untuk mengukur

15
Eveline, Siregar, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2010), 4.
16
Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: TERAS, 2009), 13.
17
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 43.
18
Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA, 2014), 22-23.
19
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 45.
20
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
117.
14

tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang meliputi kemajuan dalam proses

berfikir, kemajuan dalam menggunakan panca indra dan kemampuan dalam

pembinaan moral dan kepribadian. Sedangkan menurut Daryanto, penilaian

adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menganalisa, dan

menafsirkan pengajaran.21 Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi

oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang

datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan:

a) Faktor yang berasal dari dalam siswa, antara lain: Fisiologi, (mengenai

bagaimana kondisi fisiknya dan kondisi pancaindera) dan psikologi,

(mengenai bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif)

b) Faktor yang berasal dari luar antara lain: lingkungan, (mengenai alam dan

sosial) dan instrumental, (mengenai kurikulum/ bahan pelajaran, guru, sarana

dan fasilitas.22

Hasil belajar dapat berupa: informasi verbal, keterampilan

intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. 23 Dalam

penelitian ini yang dimaksud adalah hasil belajar secara kognitif, pada mata

pelajaran IPA kelas IV dengan menggunakan pendekatan Outdoor Study.

3. Ilmu Pengetahuan Alam


21
Daryanto dkk, Konsep Pembelajaran Kreatif, (Yogjakarta: Gava Media, 2012), 122.
22
Ngalim, Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
107.
23
Agus, Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2011), 5.
15

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam

bahasa inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya

ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu

pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Hal ini sebagaimana

yang dikemukakan oleh Darmojo bahwa IPA adalah pengetahuan yang

rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.24

IPA didefinisikan sebagai Ilmu Pengetahuan yang mencari tahu

tentang alam secara sistematis, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji

kebenaran melalui metode ilmiah dengan ciri yang objektif, metodik,

sistematis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu

yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Menurut Carin dan

Sund IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur,

berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan

eksperimen.25

Secara ringkas dapat dikatakan, IPA merupakan usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada

24
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Indeks. 2011), 2.
25
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi konstruktifistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), 99-100.
16

sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan

penalaran yang shahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul

(truth). Jadi, IPA mengandung 3 hal yaitu, proses (usaha manusia memahami

alam semesta), prosedur (pengamatan dan prosedurnya yang benar) dan

produk (kesimpulan yang betul).26

Berdasarkan dari uraian di atas maka mata pelajaran IPA ini dimaksudkan

untuk mendidik dan mengembangkan keterampilan-keterampilan yang

dimiliki oleh siswa dalam memperoleh dan menerapkan konsep-konsep IPA,

serta memberikan bekal pengetahuan dasar kepada siswa untuk melanjukan

kejenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pembelajaran IPA sangat penting

diterapkan di SD.

4. Sosial kognitif Albert Bandura

Sosial kognitif Albert Bandura adalah teori psikologi belajar yang

memaparkan bahwa individu mengolah sendiri pengetahuan atau informasi

yang diperoleh dari pengamatan model di sekitar lingkungan. Individu

mengatur dan menyusun semua informasi dalam kode-kode tertentu. Proses

penyusunan setiap kode dilakukan berulang-ulang, sehingga individu kapan

saja dengan tepat dapat memberi tanggapan aktual. Proses belajar seperti ini

sangat efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan individu,

karena belajar adalah keseluruhan aktivitas manusia yang mencakup segala

proses yang saling mempengaruhi antara organisme yang hidup dalam


26
Nana, Djumhana, Pembelajaran Ilm u Pengetahuan Alam, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidkan Islam Departemen Agama RI, 2009), 2-8.
17

lingkungan social dan fisik. Penting memahmi teori belajar ini agar dapat

menjadi teori pendukung metode Outdoor Study dalam proses belajar karena

menurut teori ini pengetahuan manusia adalah hasil interaksi tiga variable

yaitu: lingkungan, perilaku dan kepribadian atau Reciprocal determinism.

Gambar 2.1 Bandura Reciprocal determinism

K L

Pola reciprocal determinism ini menggunakan umpan balik,

sampai akhirnya menemukan pengetahuan dan perilaku yang tepat sesuai

dengan apa yang dikehendaki. Dengan demikian pembelajaran bukanlah

merupakan proses sederhana dimana individu menerima suatu model dan

kemudian meniru perilakunya, tetapi merupakan langkah yang jauh lebih

kompleks. Karena individu mendekati perilaku model melalui internalisasi

atas gambaran yang ditampilkan oleh simodel, kemudian diikuti dengan upaya

menyesuaikan dengan gambaran itu.27

27
Ahmadi Abu.Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 34.
18

Kesimpulan dari teori Bandura adalah teori yang memberikan

pemahaman, bahwa pengetahuan dan perubahan perilaku, itu melalui interaksi

antara individu dan lingkungan, teori ini sejalan dengan metode Outdoor

Study karena banyak melibatkan lingkungan sekitar untuk keperluan belajar.

5. Pengertian Metode Outdoor Study

Outdoor learning dikenal juga dengan berbagai istilah lain seperti

Outdoor activities dan Outdoor Study, pembelajaran lapangan atau

pembelajaran luar kelas. Selanjutnya Karjawati menyatakan bahwa metode

Outdoor Study adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar

kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk

mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.28 Melalui metode Outdoor Study

lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Agar

siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan.

Dalam pengertian lain, sebagaimana dikemukakan oleh Erwin

Widiasworo, bahwa yang dimaksud dengan metode Outdoor Study adalah

cara menyampaikan pelajaran yang memadukan antara belajar dan bermain

atau dikenal dengan istilah edutainment.29

Berangkat dari pengertian Outdoor Study di atas maka dapat disimpulkan

bahwa metode belajar ini adalah metode belajar yang melibatkan lingkungan

sekitar untuk dijadikan objek pembelajaran, dengan metode Outdoor Study

28
Husamah, Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning Ancangan Strategis
Mengembangkan Metode Pembelajaran yang Menyenangkan, Inovatif & Menantang, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013), 22-23.
29
Widiasworo, Erwin. Strategi dan Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas (Outdoor
Learning). (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2017), 79.
19

juga siswa akan terdidik dalam melakukan observasi atau pengamatan lansung

pada materi yang dipelajari, sehinga terkuaknya pengetahuan kedalam jiwa

siswa, karena siswa mengalaminya secara empiris, pembelajaranpun menjadi

lebih bermakna dan berkesan dalam diri siswa.

6. Tujuan Metode Outdor Study

Adapun tujuan dari pebelajaran metode Outdoor Study sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesadaran, apreasiasi, dan pemahaman siswa terhadap

lingkungan sekitarnya, serta cara membangun hubungan dengan alam.

b. Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam

tataran praktik (kenyataan di lapangan). Dalam hal ini, mereka akan

mendapatkan kesempatan luas untuk merasakan secara langsung hal yang

telah dipahami dalam teori (mata pelajaran).

c. Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya

ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangkan di luar

kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas

misalnya mempelajari ilmu alam yang berhubungan dengan air dan dilakukan

dengan berenang di sungai atau di laut. Anak yang mempunyai ketertarikan

berenang pasti sangat senang jika pelajaran tentang air dilakukan di sungai

atau di laut.

d. Menciptakan kesadaran dan pemahaman siswa hinga cara menghargai alam

dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku, ideologi,

agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya.


20

e. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas

sekitar untuk pendidikan.30

7. Kekurangan Outdoor Study

a. Faktor cuaca apabilah terjadi hujan maka metode belajar ini tidak bisa

diterapkan.

b. Banyaknya waktu yang digunakan dalam pembelajaran ini.

c. Terpecahnya konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, ketika ada

kelompok belajar diluarkelas.31

8. Langkah-Langkah Outdoor Study

Berikut merupakan langkah proses pembelajaran di luar kelas

(Outdoor Study) yang telah dikutip Muh.Sholeh dalam blognya Abdurrahman

langkah-langkah dan peranan yang perlu dilakukan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran di luar kelas (Outdoor Study) terdiri dari tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

1. Tahap persiapan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran

b. Guru menyiapkan tempat dan media yang ada di luar lingkungan

c. Guru mengajak siswa ke luar kelas

d. Guru dan siswa harus dalam keadaan nyaman, rileks dan tidak bermasalah

2. Tahap pelaksanaan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

30
Adelia Vera. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study).(Yogyakarta:
DIVA Press,2012), 21-25.
31
http//Website Pendidikan, Tujuan, Manfaat, dan Kelemahan Pembelajaran di luar,
kelas, (Denpasar: 29, 2019) di unduh pada 10:32 Wita, 15 oktober 2021.
21

a. Guru meminta peserta didik untuk berjalan dengan rapi dan tertip untuk

belajar di luar kelas

b. Guru berdiri berhadapan dengan peserta didik berjarak kira-kira 1 meter

melaksanakan percakapan antara guru dengan siswa, Guru menjelaskan

materi pembelajaran.

c. Siswa memperhatikan penjelasan guru di luar kelas.

d. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.

3. Tahap evaluasi, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tahap evaluasi merupakan kesempatan yang telah diberikan kepada

peserta didik untuk memperlihatkan kemajuannya.

b. Jika siswa tidak memberikan jawaban yang benar maka guru tidak

mengatakan salah tapi mengajak peserta didik untuk mengulangi

kembali.32

B. Penelitian Relevan

1. Skripsi Liya Adiawati (2017) Meneliti tentang Efektivitas Metode Outdoor

Study dengan Berbantu Medias Lingkungan Sekitar terhadap Hasil Belajar

IPA Materi Berbagai Bentuk Energi dan Cara Penggunaanya Kelas IV di SD

Islam Al Madina Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Kajiannya

dilatarbelakangi oleh metode pembalajaran yang diterapkan di kelas kurang

bervariasi, sehingga siswa merasa jenuh, hasil belajar kurang optimal, dan

belum sesuai harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah

metode Outdoor Study efektif terhadap hasil belajar IPA materi Berbagai

32
Muh Sholeh,”langkah dan manfaat Outdoor Study” http://muhsholeh.blogspot.com .
Diakses pada tanggal 17 februari 2021
22

Bentuk Energi dan Cara Penggunaanya kelas IV di SD Islam Al Madina

Semarang. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yang dilaksanakan di

SD Islam Al Madina Semarang. Bentuk eksperimen dalam penelitian ini

adalah dengan posttest. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena

yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu kelas IV A

sebagai kelas kontrol dan kelas IVB sebagai kelas Eksperimen.

Dalam uji hipotesis peneliti menggunakan uji t-tes. Berdasarkan

perhitungan t-tes dengan taraf signifikan = 5% diperoleh thitung= 4,525

sedangkan t tabel= 1,66. Dan rata-rata nilai post test kelas eksperimen

(Outdoor Study) = 77,00 dan kelas kontrol = 64,90. Dalam uji t akhir

menunjukan bahwa pada penelitian ini. maka, penerapan metode Outdoor

Study efektif terhadap hasil belajar materi Berbagai Bentuk Energi dan Cara

Penggunannya di kelas I V SD Islam A l Madina Semarang.33

Kesamaan dengan penelitian terdahulu ini yaitu: Penggunaan

metode belajar Outdoor Study sebagai solusi meningkatkan hasil belajar

siswa, mata pelajaran IPA, subjek penelitian kelas IV.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu ini yaitu: Materi pokok ter

fokus pada perubahan energi, metodologi penelitian kuantitatif dan lokasi

penelitian SD A Madina Semarang.

2. Dillah, Isy Maghfirotur Rohmatillah. 2015. Meneliti tentang Keefektifan

Metode Outdoor Study Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Cuaca Kelas III

MSI 14 dan 15 Medono Kota Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk


33
Liya Adiyawati, “Pengaruh Penggunaan metode Outdoor Study dengan berbantu
media lingkungan sekitar terhadap hasil belajar IPA materi berbagai bentuk energy dan cara
penggunaanya di kelas IV SD Islam Al Madina,( Semarang, UIN Walisongo Semarang, 2017)
23

menguji keefektifan metode Outdoor Study terhadap aktivitas dan hasil belajar

materi cuaca pada kelas III MSI 14 dan 15 Medono Kota Pekalongan,

sekaligus untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang

pembelajarannya menggunakan Outdoor Study di luar kelas dengan siswa

yang pembelajarannya konvensional di dalam kelas. Desain dalam penelitian

ini menggunakan quasi experimental design dengan bentuk nonequivalent

control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control

group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara random Populasi dalam penelitian yaitu siswa

kelas III MSI 14 dan 15 Medono Kota Pekalongan tahun ajaran 2014/2015

berjumlah 73 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling

jenuh. Data awal penelitian berupa nilai tes awal antara kelompok kontrol dan

eksperimen. Rata-rata nilai hasil tes awal pada kelompok kontrol yaitu 48,47

sedangkan pada kelompok eksperimen yaitu 54,73. Sementara rata-rata nilai

hasil tes akhir pada kelompok kontrol sebesar 80,97 sedangkan pada

kelompok eksperimen sebesar 87,16. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata

aktivitas belajar siswa kelompok kontrol sebesar 68,61% termasuk kriteria

tinggi sementara kelompok eksperimen sebesar 76,35% termasuk kriteria

sangat tinggi.34

34
Isy Maghfirotur Rohmatillah Dillah, keefektifan metode Outdoor Study terhadap
aktivitas dan hasil belajar cuaca kelas iii msi 14 dan 15 medonoKota pekalongan,
(semarang: Universitri Semarang, 2015), VIII.
24

Adapun persamaan dalam penelitian yaitu sama-sama mengunakan

metode Outdoor Study untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mata

pelajaran IPA.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu ini yaitu: materi poko

tentang cuaca, metode penelitian kuantitatif, subjek penelitiannya siswa kelas

III, dan lokasi penelitian MSI 14 dan 15 Pekalongan.

3. Inka Kriniawati Mooduto 2020. Dengan judul “Penerapan metode Outdoor

Study dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajran IPA di kelas IV

MI Al-Khairat Bunakaen”, Penelitian ini bertujuan menigkatkan hasil belajar,

Jenis metode penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata

pelajaran IPA dengan materi pokok Menggolongkan hewan berdasarkan jenis

makanan. Hasil penelitin menunjukan bahwa dengan menerapkan metode

Outdoor Study dapat meningkatkan hasil belajar hal ini dapat dilihat pada

hasil belajar siswa dengan persentase siklus I yaitu 61,66%, dan pada siklus II

memperoleh persentase siswa menjadi 94,16.35

Adapun kesamaan dengan penelitian terdahulu ini yaitu: metode

pembelajaran (Outdoor Study), mata pelajaran IPA, metodologi penelitian

PTK, dan subjek penelitian Siswa kelas IV.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu ini yaitu: Materi pokok

pembelajaran menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanan, dan lokasi

penelitian MI Al-Khairaat Bunaken.

C. Hipotesis Tindakan
35
Inka Krinawati Mooduto, Penerapan metode Outdoor Study dalam menigkatkan hasil
belajara pada mata pelajaran IPA di Kelas IV MI Al-Khairaat Bunaken, (Manado: IAIN Manado,
2020), xi.
25

Berangkat dari kajian teori di atas maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah Jika dalam pembelajaran diterapkan metode Outdoor

Study maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di Kelas IV SD Negeri I Poigar.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Latar dan Karakteristik Penelitian

1. Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Poigar Desa Poigar I

Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang Mongondow pada semester genap

Tahun Pelajran 2020/2021, dengan waktu penelitian selama 3 bulan, terhitung

mulai bulan Mei sampai Juli 2021.

2. Karakteristik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Poigar Desa Poiagar I

Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang Mongondow dengan jumlah peserta

didik 120 siswa dan jumlah tenaga pengajar sebanyak 8 orang yang terdiri atas

6 orang berstatus PNS dan 2 orang tenaga honorer. Penelitian ini dilaksanakan

di kelas IV dengan jumlah siswa 17 orang yang terdiri atas 10 orang

perempuan dan 7 orang laki-laki. Kondisi peserta didik ini sangat beragam

baik dari segi kemampuan akademik, keadaan sosial dan latar belakang

ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

pelaksanaanya dilakukan dalam 2 siklus dengan proses kajian berdaur ulang

yang terdiri dari empat alur tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi.

26
27

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan

pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan mengikuti alur

penelitian Kemmis dan Mc Tagart yang terdiri dari 4 tahap yaitu: (1)

Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.36

Prosedur Penelitian

Siklus I
Perencanaan

Tindakan
Refleksi

Obsevasi

Siklus II
Perencanaan
Refleksi

Obsevasi

Tindakan

Tindakan
Selanjutnya

Gambar 3.1 Alur penelitian Kemmis dan Mc. Tagart

36
Akqib Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006), 310.
28

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap kegiatan ini, adapun hal yang perlu dilakukan oleh peneliti

adalah:

a. Mengajukan permohonan izin penelitian di SD Negeri I Poigar

b. Melakukan wawancara dengan pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah

untuk mengetahui program pengajaran di SD Negeri I Poigar

c. Mengajukan materi yang akan di ajarkan kepada guru kelas IV.

d. Mempersiapkan Rancangang Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

e. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Outdoor Study.

2. Tindakan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan tindakan sesuai dengan

perencanaan yang telah di persiapkan dengan mengunakan metode Outdoor

Study, tahap ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas IV dengan

rangkaian kegiatan sebagai berikut:

Pertemuan Pertama (1 X 35 Menit)

Dalam Pertemuan ini membahas materi tentang pengertian gaya dan

gerak serta perbedaanya, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut.


29

a) Guru membuka pelajaran yaitu dengan mengucapkan salam, menyakan

kabar dan mengecek kehadiran siswa.

b) Guru menyampaikan materi pokok tentang gaya dan gerak serta

perbedaanya, yaitu guru menjelaskan pengertian gaya dan gerak serta

perbedaan gaya dan gerak.

c) Guru mengarahkan siswa untuk Outdoor Study dengan cara yang teratur

serta mengunakan protokol kesehatan untuk mengamati contoh gaya dan

gerak.

d) Sebelum keluar ruangan kelas, guru membagi siswa kedalam beberapa

kelompok yang terdiri dari 4-5 orang sekaligus membagikan lembar kerja

siswa (LKS) untuk media acuan mengamati contoh gaya dan gerak.

e) Siswa mengamati contoh gaya dan gerak pada ayunan, dimana ayunan

ditarik kemudian didorong, pada saat ayuan dimainkan siswa mengamati

dan mengidentifikasi apa perbedaan gaya dan gerak yang terlihat pada

ayunan yang dimainkan. Selanjutnya percobaan dilakukan pada meja.

f) Siswa diminta untuk mencatat, mendiskusikan, dan mempresentasikan

hasil kerja pengamatan perkelompok.

g) Tiap-tiap dari kelompok diminta salah satu siswa perwakilan untuk

menyimpulkan inti materi pelajaran yang telah berlangsung.

h) Guru memberikan pujian kepada siswa yang baik dalam proses belajar dan

memberi pembinaan serta motivasi kepada siswa yang kurang baik dalam

belajar.
30

i) Guru meminta salah satu siswa untuk berdoa untuk penutup

pembelajaran.

Pertemuan kedua (1 X 35)

Dalam Pertemuan ini membahas materi tentang pengaruh gaya pada

gerak. Dengan rangkaian kegitan sebagai berikut.

a) Guru membuka pelajaran.

b) Guru menyampaikan materi pokok tentang pengaruh gaya pada gerak.

c) Sebelum keluar ruangan guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

yang terdiri dari 4-5 orang sekaligus membagikan lembar kerja siswa

(LKS) untuk media acuan mengamati pengaruh gaya pada gerak.

d) Guru mengarahkan siswa untuk Outdoor Study dengan cara yang teratur

serta mengunakan protokol kesehatan untuk mengamati contoh pengaruh

gaya pada gerak.

e) Siswa mengamati pengaruh gaya pada gerak dengan menggunakan bola,

guru meminta siswa untuk menendang bola, kemudian meminta siswa

yang lain untuk menghentikan bola, selanjunya guru meminta siswa untuk

mengamati dan menuliskan pengaruh gaya yang terjadi pada bola.

f) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hasail temua kelompok

mereka
31

g) Tiap-tiap dari kelompok diminta salah satu siswa perwakilan untuk

menyimpulkan inti materi pelajaran yang telah berlangsung.

h) Guru memberikan pujian kepada siswa yang baik dalam proses belajar dan

memberi pembinaan serta motivasi kepada siswa yang kurang baik dalam

belajar.

i) Guru meminta salah satu siswa untuk berdoa untuk penutup pembelajaran.

Pertemuan ketiga (1 X 35 Menit)

Dalam Pertemuan ini membahas materi tentang hubungan gaya dengan

gerak. Dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut.

a) Guru membuka pelajaran.

b) Guru menyampaikan materi pokok tentang hubungan gaya dan gerak.

c) Guru mengarahkan siswa untuk Outdoor Study dengan cara yang teratur

serta mengunakan protokol kesehatan untuk mengamati contoh bagaimana

peristiwa hubungan gaya dan gerak di lingkungan sekitar.

d) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5

orang sekaligus membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk media acuan

mengamati peristiwa hubungan gaya dengan gerak di lingkungan sekitar,

contoh nya pristiwa orang mendorong gerobak, menimbah air di sumur

dan lain-lain, kemudian mendiskusikannya hasil temuan, serta diminta

untuk mempresentasikan hasil kerja mereka perkelompok.

e) Tiap-tiap dari kelompok diminta salah satu siswa perwakilan untuk

menyimpulkan inti materi pelajaran yang telah berlangsung.


32

f) Guru memberikan pujian kepada siswa yang baik dalam proses belajar dan

memberikan pembinaan serta motivasi kepada siswa yang kurang baik

dalam belajar.

g) Guru meminta salah satu siswa untuk doa penutup pembelajaran.

3. Observasi

Adapun hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan siklus I adalah:

a. Mengamati aktivitas siswa dalam menerima atau menyerap materi yang

diberikan oleh guru dengan menggunakan lemabar observasi siswa.

b. Mengamati aktivitas guru dalam proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi guru.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi ini dilakukan penafsiran dan menganalisis data

aktivitas dan hasil belajar, atau meninjau kembali apakah semua pelaksanaan

tindakan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum tercapai. Adapun

hasil refleksi dari Ativitas dan hasil belajar dalam pelaksanaan siklus I yaitu.

Guru tidak meminta siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran dan guru

teralu tergesa-gesa dalam proses menyampaikan materi pelajaran sehingga

siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, maka dapat diindikasikan hal
33

inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa pada siklus I belum sesuai

dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil refleksi itulah dijadikan bahan

pertimbangan perbaikan pelaksanaan siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada

siklus I yang tidak sesuai dengan harapan, maka dari itu dengan siklus I ini

peneliti meninjau kembali dan merencanakan tindakan siklus II. Untuk

memperbaiki kelemahan-kelemakah yang ada pada siklus I yang akan

diperbaiki di sklus II.

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b) Menyiapkan media pembelajaran dan materi pembelajaran.

c) Menentukan lokasi outdor Study.

d) Menyiapkan lembar penilaian.

e) Menyiapkan lembar observasi.

2. Tindakan

Tahap ini merupakan tahap mengimplementasikan rencana yang telah

dibuat dari hasil refleksi siklus I. Pada tahap ini peneliti mengunakan metode
34

Outdoor Study dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui perubahan hasil

belajar siswa dengan metode Outdor Study.

Pertemuan pertama (1 X 35 menit )

Dalam pertemuan ini membahas materi tentang sumber energi, dengan

urutan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Guru membuka pelajaran.

b) Guru menyampaikan materi pokok IPA yaitu tentang sumber energi

sekaligus memberikan pertanyaan-pertanyaan stimulus untuk merangsang

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

c) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5

orang seakligus membagikan LKS untuk mengamati sumber energi yang

menjadi pokok pembahasan pertemuan ini.

d) Guru memberikan meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis.

e) Guru mengarahkan siswa untuk Outdoor Study dengangan cara yang

teratur serta mengunakan protokol kesehatan.

f) Guru mengajak siswa untuk melihat langsung sumber energi, misalkan air

yang ada di lautan, sungai dan sumur. Kemudian guru meminta siswa

untuk menuliskan sumber-sumber energi dan seberapa sering mereka

menggunakan sumber energi di lingkungan sekitar mereka.

g) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil temuan mereka sekaligus

mempresentasikan hasil temuan perkelompok.

h) Guru memberikan klarifikasi jawaban dan menambahkan penjelasan

mengenai mengenai materi pembelajaran tentang sumber energi.


35

i) Tiap-tiap dari kelompok diminta salah satu siswa untuk perwakilan

kelompok menyimpulkan inti materi pelajaran yang telah berlangsung.

j) Guru memberikan pujian kepada siswa yang baik dalam proses belajar dan

memberi pembinaan serta motivasi kepada siswa yang kurang baik dalam

belajar.

k) Penutup diminta sala satu siswa yang religious untuk berdoa.

Pertemuan kedua (1 X 35 menit)

Dalam pertemuan ini membahas materi tentang perubahan bentuk

energi dengan urutan kegiatan adalah sebagai berikut.

a) Guru membuka pelajaran.

b) Guru menyampaikan materi pokok IPA yang akan dibahas pada

pertemuan kedua di siklus II ini yaitu tentang perubahan bentuk energi,

sekaligus memberikan pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang dapat

memancing keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

c) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5

orang seakligus membagikan LKS untuk mengamati contoh perubahan

energi yang menjadi pokok pembahasan pertemuan ini.

d) Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil

temuan pada lembar LKS.

e) Guru mengarahkan siswa untuk Outdoor Study dengangan cara yang

teratur serta mengunakan protokol kesehatan.

f) Guru meminta siswa untuk mengamati kegiatan yang memanfaatkan

sumber energi dan perubahan energi di lingkungan sekitar, contohnya


36

orang yang memanfakan energi matahari menjemur pakaian dan padi,

anak-anak yang memanfaatkan angin untuk menerbangkan layang-layang,

ibu-ibu yang memanfaatkan listrik untuk menyetrika pakaian.

g) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil temuan mereka sekaligus

mempresentasikan hasil temuan perkelompok.

h) Guru memberikan klarifikasi jawaban dan menambahkan penjelasan

mengenai materi pembelajaran yaitu tentang perubahan bentu energi.

i) Tiap-tiap dari kelompok diminta salah satu siswa untuk perwakilan

kelompok menyimpulkan inti materi pelajaran yang telah berlangsung.

j) Guru memberikan pujian kepada siswa yang baik dalam proses belajar dan

memberi pembinaan serta motivasi kepada siswa yang kurang baik dalam

belajar.

k) Penutup diminta sala satu siswa yang religious untuk berdoa.

Pertemuan ketiga (1 X 35 menit)

Dalam pertemuan ini membahas materi pelajaran tentang energi

alternatif dan upaya melestarikan sumber energi. Adapun rangkaian

kegiatanya sebagai berikut.

a) Guru membuka pelajaran.

b) Guru menyampaikan materi pokok IPA yang akan dibahas tentang energi

alternatif dan upaya melestarikan sumber energi sekaligus memberikan

pertanyaan-pertanyaan stimulus untuk merangsang keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran.
37

c) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5

orang seakligus membagikan LKS untuk mengamati contoh energi

alternatif dan upaya melestarikan sumber energi yang menjadi pokok

pembahasan pertemuan ketiga.

d) Seperti biasa guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis.

e) Guru mengarahkan siswa untuk Outdoor Study dengangan cara yang teratur

serta mengunakan protokol kesehatan.

f) Guru mengajak siswa untuk mengamati lingkungan yang gersang akibat

penebangan pohon, pemborosan air, dan pembuangan sampah dilaut.

Selanjunya guru meminta siswa untuk menuliskan di lembar pengamatan

mereka tentang upaya melestarikian sumber-sumber energi.

g) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil temuan sekaligus

mempresentasikan hasil temuan perkelompok.

h) Guru memberikan klarifikasi jawaban dan menambahkan penjelasan

mengenai materi pelajaran tentang energi alternatif dan upaya melestarikan

sumber energi.

i) Tiap-tiap dari kelompok diminta salah satu siswa untuk perwakilan

kelompok menyimpulkan inti materi pelajaran yang telah berlangsung.

j) Guru memberikan pujian kepada siswa yang baik dalam proses belajar dan

memberi pembinaan serta motivasi kepada siswa yang kurang baik dalam

belajar.

k) Penutup diminta sala satu siswa yang religious untuk berdoa.

3. Observasi
38

Hal-hal yang diobservasi pada siklus II, sama hal nya juga seperti yang

diobservasi pada siklus I yaitu.

1) Mengamati langsung bagaimana aktivitas guru menyajikan materi

pembelajaran, apakah sesuai perencanaan atau belum sesuai, dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas guru.

2) Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

mernggunakan lembar observasi siswa.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus II. Selanjunya

peneliti melakukan refleksi apakah mengalami perubahan atau kemajuan dari

aktivitas belajar dan hasil belajar sesuai standar ketuntasan yang ditetapkan

dengan menggunakan metode belajar yang diterapkan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas IV SD Negeri I Poigar

semester II Tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 17 orang terdiri dari

10 orang perempuan dan 7 orang laki-laki.

D. Sumber Data dan Jenis Data

1. Sumber data.

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa

dan guru kelas IV SD Negeri I Poigar.

2. Jenis data
39

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan yaitu data

kualitatif dan kuantitatif.37 Data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas

peserta didik, dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran, sedangkan data

kuantitatif berupa hasil belajar siswa baik secara klasikal maupun individu.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan pada objek penelitian. Pada penelitian ini melibatkan

dua observer, antara lain guru dan peneliti. Proses observasi dilakukan dengan

mengacu pada pedoman lembar observasi peserta didik dan lembar observasi

aktivitas guru yang telah disusun. Untuk mengumpulkan data dengan cara

mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru

dalam proses pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri I Poigar,

kolaborator mencatat semua proses yang terjadi dalam penerapan metode

Outdoor Study, baik kelemahan dan kelebihan, dan mendiskusikan.

2. Metode Tes

Tes hasil belajar adalah seperangkat rangsangan (stimulus) untuk siswa

yang telah melalui proses pembelajaran pada pertemuan tiap siklus yang

berlansung. Adapun yang dapat menjawab tes hasil belajar, hal itu dapat

37
Arikunto Suharsimi. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta. 2005), 131-132.
40

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka, tes hasil belajar ini menggunakan

soal bentuk pilihan ganda dengan 4 Pilihan jawaban, dan sebanyak 20 nomor

soal masing dari 2 siklus. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah menggunakan metode Outdoor Study pada mata pelajaran IPA di

Kelas IV SD Negeri I Poigar sebagai bentuk evaluasi.

Sebelum istrumen-instrumen ini diterapkan dalam pengambilan data

maka penelitian terlebih dahulu mengkonsultasikan dengan dosen

pembimbing dan guru kelas IV, khusus untuk instrumen tes hasil belajar guna

mengetahui tingkat kelayakan butir-butir tes yang akan digunakan.

Berikut ini akan diuraikan bagaimana pengembangan instrumen tes

hasil belajar untuk setiap siklus:

a. Istrumen Tes Hasil Belajar IPA Siklus I dan II

1) Definisi Konseptual

Hasil belajar IPA adalah nilai yang diperoleh siswa dengan

kemampuan kognigtif yang dimiliki oleh siswa setelah melalui proses

pembelajaran IPA sebagai proses internal dan eksternal yang pengukuranya

mengacu pada level kognitif Bloom, yang melitputi: Pengetahuan (C1),

Pemahaman (C2), dan Penerapan (C3).


41

2) Definisi Operasional

Hasil belajar IPA siswa adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes

hasil belajar pada setiap akhir pertemuan siklus pada materi gaya dan gerak,

perbedaan gaya dan gerak, hubungan antara gaya dan gerak, sumber energi,

perubahan bentuk energi, energi alternatif dan upaya pelestarian lingkungan.

3) Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen disusun sebagai acuan dalam penyusunan butir soal

dalam mengukur tes hasil belajar siklus I dan siklus II. Adapun kisi-kisi

instrumen hasill belajar IPA pada siklus I dan siklus II dapat di lihat pada

Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Siklus I Dan Siklus II

Siklus Pokok Bahasan/ Sub Tingkat Kognoitif Jumlah


Pokok Bahasan soal
C1 C2 C3

Gaya dan gerak 1,2 3,4,5 5

I Perbedaan gaya dan gerak 6,7,8 9,19, 5

Hubungan antara gaya dan 12,14,15, 10,11,13,1 16,18 10


gerak 20 7,

Sumber energi 1,2,3,6 16,20 5

II perubahan bentuk energi 4,19 7,15,17 5

Energi alternatif dan upya 8,18 9,10,14 11,12 8


pelestarian lingkungan ,13
42

4) Hasil Validasi Isi

Deskripsi hasil validasi istrumen tes soal objektif IPA ini dapat

diuraikan berikut ini. Dalam menvalidasi isi dari istrumen tes soal objektif

IPA dilakukan oleh guru kelas IV yang memiliki kompetensi dalam bidang

IPA. Berdasarkan hasil penelitian rater terhadap 20 butir tes soal objektif IPA

terdapat beberapa catatan perbaikan yang berkaitan dengan, indikator yang

diukur, dan relevansi antara butir instrumen dengan opsi jawaban. Masukan

pada penulis ini dapat secara umum dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Masukan Perbaikan Item Soal dari Ahli

Ahli Masukan Tindak Lanjut

1 Redaksi Kalimat diperbaiki, hindari Perbaikan butir soal No


kalimat yang membingungkan dan 4
perhatian kelogisan dari kalimat soal.

Diperhatikan tiap opsi jawaban nomor Perbaikan option


dengan menggunakan jawaban yang jawaban No 14
akurat tidak lebih dari 1.

Sebisa mungkin hindari pengunaan Perbaikan redaski


soal berbentuk negatif ,hindari kalimat dalam soal No
penggunaan dua pertanyaan dalam satu 17
soal yang sama pada soal nomor 17

5) Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa


43

Teknik observasi adalah teknik mengupulkan data pengamatan dari

aktivitas belajar siswa dan aktivitas kegitan guru dalam pengolaan kelas. Pada

penelitian ini melibatkan 2 orang, antara lain guru dan peneliti. Proses

pengumpulan data obsevasi mengacu pada pada pedoman lembar observasi

guru dan siswa yang telah dirancang. Untuk mengambil data dengan cara

melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

proses pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri I Poigar dengan

mengimplementasikan metode Outdoor Study.

Adapun lembar observasi aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada

tabel 3.3 dan tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Hasil Pengamtan
No Aspek Yang Diamati
Pert 1 Pert 2 Pert 3
1 Guru membuka pembelajaran
2 Guru mengemukakan tujuan pembelajaran
3 Guru melakukan apersepsi
4 Guru mengajak siswa untuk Outdoor Study
5 Guru melakukan tanya jawab
6 Guru membagikan LKS
Guru dan siswa menyimpulkan materi
7
pembelajaran
8 Guru menutup pembelajaran
  Jumlah skor

Keterangan: Sangat Baik = 4, Baik, = 3, Cukup = 2, Kurang = 1

Tabel 3.4 Kategori Skor Aktivitas Guru


44

Skor Kategori Nilai


27-32 Sangat Baik A
21-26 Baik B
15-20 Cukup C
8-14 Kurang D

Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Indikator Yang Dinilai


No Nama Siswa Jlm Kategori
A B C D E F
                   
                   
                   
                   

Jumlah              

Presentase setiap aspek            

Rata-rata

Presentase ketuntasan

Keterangan:

A. Mendengar Penjelasan Guru


B. Memahami LKS
C. Mengajukan pertanyaan
D. Menjawab pertanyaan
E. Menyimpulkan materi
F. Menyelesaikan tugas tepat waktu

Tabel 3.6 Kategori Skor Aktivitas Siswa


Skor Kategori Nilai
20-24 Sangat Baik A
15-29 Baik B
10-14 Cukup C
6-9 Kurang D
45

jumlah siswa yang tuntas pada setiap aspek


Nilai setiap aspek = x 100
jumlah seluruh siswa

jumlah Nilai siswakeseluruhan


Nilai rata-rata =
jumlah seluruh siswa
jumlah siswa yang tuntas
Presentase % = x 100%
jumlah seluruh siswa

3. Wawancara

Dalam penelitian ini digunakan jenis wawancara bebas terpimpin yaitu

saat wawancara hanya berpedoman pada garis besar tentang hal-hal yang akan

ditanyakan, hasil dari wawancara adalah untuk mengetahui:

a) Informasi mengenai metode yang digunakan guru, hasil belajar siswa,

kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPA, serta

tangapan guru mengenai penerapan metode Outdoor studi mata pelajaran

IPA pada buku tema 8 dan buku tema 9 di kelas IV SD Negeri I Poigar.

b) Tanggapan siswa mengenai pembelajaran IPA terhadap penggunaan

metode Outdoor Study pada mata pelajaran IPA.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan,

wawanacara, tes atau menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan

analisis deskripsi untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian

indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan

pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri I Poigar setelah


46

menerapkan metode Outdoor Study. Adapun teknik analisis data yang

digunakan yaitu:

1. Analisis hasil belajar

Adapun data yang dianalisis adalah hasil belajar yang telah diberikan

kepada siswa. dalam bentuk tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 20

soal, dimana setiap item yang benar bernilai 5 dan salah 0, berdasarkan hasil

itulah akan ditetukan presentase peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan

sesuda mengimplemetasikan metode Outdoor studi pada mata pelajaran IPA.

Untuk menghitung hasil belajar siswa dapat dihitung dengan

mengunakan rumus, sebagai berikut.

Jumlah Skor yang diperoleh


Ketuntasan secara individual¿ X 100 %
Jumlah Skor maksimal

Jumlah Siswa yang tuntas


Ketuntasan secara klasikal ¿ X 100 %
Jumlah seluruh siswa

Jumlah nilai keseluruhan


Nilai rata-rata ¿
jumlah seluruh siswa

G. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila.

1. Ketuntasan individual: Jika nilai KKM siswa minimal 75 ke atas.

2. Ketuntasan klasikal: jumlah siswa yang mendapat nilai 75 ke atas.

Minimal mencapai 85% secara klasikal.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum

melaksanakan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di

kelas IV SD Negeri I Poigar. Dimana proses pembelajaran yang berlangsung

napak kurang melibatkan siswa dan suasana belajar di dalam kelas begitu

membosankan, hal inilah yang membuat siswa kurang berantusias dalam

proses pembelajaran.

Tahap pra siklus adalah tahap dimana belum diimplementasikan

metode Outdoor stdudy dalam pembelajaran. Berdasarkan hal ini peneliti

memberikan materi pelajaran untuk memperoleh data dan mengetahui sejauh

mana kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan guru

sebelum megimplementasikan, metode Outdoor Study pada mata pelajran

IPA.

Berdasarkan dari hasil observasi kondisi awal dan pra siklus maka

diketahui hasil belajar pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Nilai Belajar Siswa Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai

47
48

1 Amira Damopolii 80
2 Anugrah P. Lentang 40*
No Nama Siswa Nilai
3 Devina Potabuga 80
4 Fahmi Pakkung 50*
5 G. Hafiz Estepanus 75
6 M. Rifkal Mokodongan 60*
7 Nugiansa F. Mokodongan 40*
8 Nur Annisa A. Masili 80
9 Rahmat F. Mokodongan 85
10 Rivana H. Lumula 75
11 Seilla Mokodongan 80
12 Siti Wulan S. Deilipu 70*
13 Stevana Pendeirot 85
14 Stevano V. Paputungan 40*
15 Syeefa C. S. Nurhasim 80
16 Zahira M. Mokodongan 75
17 Zahra Nazwa Palit 85
Jumlah 1180
Rata-rata 69,41
Presentase ketuntasan 64,70%
Ketrangan: */Tidak tuntas

Berdasarkan data nilai hasil belajar pra siklus pada Tabel di atas,

diketahuai nilai rata-rata tes belajar siswa adalah 69,41 dengan persentase

ketuntasan 64,70% hal ini menunjukan bahwa hasil evaluasi yang diperoleh

pada pra siklus belum mencapai keberhasilan yaitu 85% dari 17 siswa.
49

Adapun deskripsi hasil penelitian dalam tindakan pada siklus I dan


siklus II dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Siklus I

1) Perencanaan

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat observasi awal

dan pra siklus maka telah direncanakan metode belajar Outdoor stdudy pada

pembelajaran IPA Tema 8 dan Tema 9.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I di laksakan 3 kali pertemuan yang

dimulai pada tanggal 31 Mei 2021. Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini

mangacu pada RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Dengan pembelajaran

menerapkan metode Outdoor Study untuk mengubah suasana belajar dan

memudahkan siswa untuk menerima materi pelajaran. Untuk mengetahuai

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran maka diberikan Lembar Kerja

Siswa (LKS) pada setiap kelompok belajar.

Selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan siswa di

amati oleh peneliti yang dibantu oleh seorang pengamat yaitu guru kelas IV.

Pada akhir pertemuan siklus I dilakukan tes akhir untuk mengukur hasil

belajar siswa. Hasil tes siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
50

Tabel 4.2 Daftar Nilai Belajar siswa Siklus I

No Nama Siswa Nilai Siklus I


1 Amira Damopolii 90
2 Anugrah P. Lantang 80
3 Devina Potabuga 100
4 Fahmi Pakkung 80
5 G Hafiz Estepanus 80
6 M. Rifkal Mokodongan 70*
7 Nugiansyah F. Mokodongan 70*
8 Nur Anisa A. Masili 90
9 Rahmat F. Mokodongan 80
10 Rivana H. Lumula 90
11 Seilla Mokodongan 90
12 Siti Wulan Smas Delipu 85
13 Stevana Pendeirot 90
14 Stevano V. Paputungan 70*
15 Syeefa C. S. Nurhasim 80
16 Zahira M. Mokodongan 85
17 Zahira Nazwa Palit 95
Jumlah 1.425
Rata-rata 83,82
Persentase Ketuntasan 82,35%
Keterangan: */Tidak tuntas
Berdasarkan Tabel 4.2 hasil belajar di atas, dapat dilihat bahwa dari 17 siswa

yang tuntas hanya 14 siswa dan 82,35 % persentase ketuntasan belajar siswa

secara klasikal dengan nilai rata-rata 83,82. melihat ketuntuntasan belajar siswa

secara klasikal ini, maka dapat dikatakan bahwa siswa masih belum signifikan

dalam belajar. Adapun yang dapat dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika

dalam kelas tersebut mencapai 85% ketuntasan dalam belajar.

3) Obversvasi

Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dimaksudkan untuk mengetahui

aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung baik
51

perubahan yang di akibatkan tindakan yang direncanakan maupun aktivitas guru

dalam proses pembelajaran dengan mengimplementasikan metode Outdoor Study.

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV. Hasil observasi mengenai penilaian

aktivitas guru dapat di lihat pada pada Tabel 4.3 di bawah ini yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Daftar Nilai Aktivitas Guru Siklus I

Skor Aktivitas Guru


dalam KBM
No Aspek Yang Diamati
Pert .
Pert I Pert. II
III
1 Guru membuka pembelajaran 3 3 3
2 Guru mengemukakan tujuan pembelajaran 3 3 4
3 Guru melakukan apersepsi 3 3 2
4 Guru mengajak siswa untuk Outdoor Study 3 3 3
5 Guru melakukan tanya jawab 3 3 3
6 Guru membagikan LKS 3 3 3
7 Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran 1 2 3
8 Guru menutup pembelajaran 3 3 3
  Jumlah skor 22 23 24
  Kategori Aktivitas Guru Baik Baik Baik

Tabel 4.4 Kategori Nilai aktivitas Guru

Skor Kategori Nilai


27-32 Sangat Baik A
21-26 Baik B
15-20 Cukup C
8-14 Kurang D

Berdasarkan Tabel di atas, aktivitas guru dalam mengelolah

pembelajaran IPA dengan mengimplementasikan metode Outdoor Study pada


52

pertemuan pertama memperoleh skor 22 dengan kategori baik, aktivitas guru

dan siswa menyimpulkan materi pelajaran mendapat skor 1 karena guru tidak

meminta siswa menyimpulkan materi. Aktivitas guru dalam mengelola

pembelajaran pada pertemuan kedua meningkat dengan memperoleh skor 23

kategori baik. Siswa menyimpulkan materi memperoleh skor 2 dikarenakan

guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi meski belum terlalu baik.

Terakhir Aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran pada pertemuan

ketiga meningkat dengan memperoleh skor 24 kategori baik. Keterampilan

guru dalam melakukan aprespsi memperoleh skor 2 dikarenakan guru tergesa-

gesa dalam pembelajra sehingga tidak maksimal.

Selanjutnya observasi terhadap aktivitas siswa dilalukan pula secara

kolaboratif dimana guru wali kelas bertindak sebagai pengamat. Hasil

observasi mengenai penilaian aktivitas siswa dalam belajar dengan

mengimplementasikan metode Outdoor Study selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Daftar Nilai Aktivitas Siswa Siklus I

Indikator Yang Dinilai


No Nama Siswa Jlm Kategori
A B C D E F
1 Amira Damopolii 4 3 3 3 3 4 20 Sangat Baik
2 Anugrah P. Lentang 3 3 2 3 3 3 17 Baik
3 Devina Potabuga 3 3 2 3 3 4 18 Baik
4 Fahmi Pakkung 3 2 2 2 3 3 15 Baik
5 G. Hafiz Estepanus 3 4 3 3 4 4 21 Sangat Baik
6 M. Rifkal Mokodongan 3 3 2 2 2 3 15 Baik
7 Nugiansa F. Mokodongan 3 2 1 2 2 1 11 Cukup
8 Nur Annisa A. Masili 4 3 3 4 4 4 22 Sangat Baik
9 Rahmat F. Mokodongan 3 3 3 2 3 3 17 Baik
10 Rivana H. Lumula 3 3 2 2 3 3 16 Baik
53

Indikator Yang Dinilai


No Nama Siswa Jlm Kategori
A B C D E F
11 Seilla Mokodongan 3 3 3 3 3 2 17 Baik
12 Siti Wulan S. Deilipu 2 3 3 2 2 3 15 Baik
13 Stevana Pendeirot 2 3 3 3 3 3 17 Baik
14 Stevano V. Paputungan 1 2 2 2 3 1 11 Cukup
15 Syeefa C. S. Nurhasim 4 3 3 4 3 4 21 Sangat Baik
16 Zahira M. Mokodongan 3 2 3 3 3 3 17 Baik
17 Zahra Nazwa Palit 3 3 4 4 4 3 21 Sangat Baik
Jumlah 50 48 44 47 51 51 291
Presentase setiap aspek 82,35 76,47 58,82 58,82 82,35 82,35
Rata-rata 17,11
Persentase ketuntasan 88,23

Indikator penilaian:

A. Mendengar Penjelasan Guru


B. Memahami LKS
C. Mengajukan pertanyaan
D. Menjawab pertanyaan
E. Menyimpulkan materi
F. Menyelesaikan tugas tepat waktu
Tabel 4.6 Kategori Nilai Aktivitas Siswa Siklus I

Skor Kategori Nilai


20-24 Sangat Baik A
15-29 Baik B
10-14 Cukup C
6-9 Kurang D

Secara keseluruhan tindakan pada siklus I dengan menggunkan metode

Outdoor Study dalam pembelajaran mendapat nilai aktivitas belajar siswa

yaitu rata-rata 17,11 dengan presentase mencapai 88,23%. Apabila dilihat dari
54

skala presentase hal ini menunjukan sangat baik. Namun jika dilihat dari tiap

indikatornya masih ada yang harus ditingkatkan lagi yaitu pada indikator

mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, selain itu jika dilihat dari

kategori penilaian terdapat dua siswa yang kurang berpartisipasi aktif

kendalahnya yaitu tidak mendengarkan penjelasan guru, sehingga ketika di

berikan pertanyaan tidak bisa menjawab.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil analisis pada tindakan siklus I yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, dan observasi. Di ketahui bahwa pelaksanaan

pembelajaran dari lembar observasi bahwa pencapaian skor aktivitas guru

pada pertemuan peretama mencapai skor 22 dengan berkategori Baik.

pertemuan kedua mencapai skor 23 atau berkategori baik dan yang terakhir

pertemuan ketiga mendapatkan skor 24 berkategori baik. Akan tetapi

pencapaian nilai pelaksanaan aktivitas siswa belum meksimal dikakarenakan

jika dilihat dari tiap indikatornya masih ada yang harus di tingkatkan lagi yaitu

pada indikator mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, selain itu

jika dilihat dari kategori penilaian terdapat dua peserta didik yang kurang

berpartisipasi aktif kendalanya yaitu tidak mendengarkan penjelasan guru,

sehingga ketika di berikan pertanyaan tidak bisa menjawab.

Selanjutnya untuk hasil belajar siswa, diketahui sebanyak 17 siswa

yang tuntas secara klasikal baru mencapi 82,35% ketuntasan belajar. Itu

artinya hasil belajar siswa belum maksimal dan belum tuntas seacara klasikal

dari 85% ketuntasan belajar secara klasikal yang telah di tentukan. Hasil ini
55

belum memenuhi terget yang ditetapkan dalam penelitian ini. Untuk itu

diperlukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1) Perencanaan

Pada tahap perencanan tindakan siklus II ini peneliti berkolaborasi

dengan guru kelas IV pada dasarnya tindakan siklus II disusun berdasarkan

refleksi hasil observasi pembelajaran pada siklus I. Pada perencanaan tindakan

ini di fokuskan pada sesuatu yang belum dapat terlaksana dengan baik disaat

pelaksanaan siklus I. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan materi

pembelajaran tentang energi dan manfaanya. Adapun perbaikan yang akan

dilakukan yaitu menciptakan proses pembelajaran yang mendorong keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini Dilaksanakan pada tanggal 7

juni dan 10 Juni 2021, Pelakasanaan pembelajaran pada siklus II juga

diterapkan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

dipersiapkan. Langkah dan prinsip pembelajaran pada siklus II ini masi sama

dengan siklus I. Selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan

siswa masi tetap di amati oleh peneliti dan dibantu oleh seorang pengamat

yaitu guru wali kelas IV. Pada siklus II ini peneliti lebih berusaha

menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa dalam pembelajaran

dengan memotivasi siswa untuk berani mengajukan pertanyaan serta

memberikan apresiasi kepada setiap siswa yang berani menjawab pertanyaan


56

sehingga dapat memotivasi minat dan percaya diri siswa lainnya untuk tampil.

Pada akhir siklus dilakukan juga tes akhir yang bertujuan untuk mengukur

keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

mengimplementasikan metode Outdoor Study. Adapun hasil tes siklus II.

Selengkapnya dapat di lihat dalam Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II


No Nama Siswa Nilai
1 Amira Damopilii 80
2 Anugra P. Lentang 85
3 Devina Potabuga 95
4 Fhami Pakkung 80
5 G. Hafiz Estepanus 80
6 M. Rifkal Mokodongan 80
7 Nugiansa F. Mokodongan 70*
8 Nur Annisa A. Masili 90
9 Rahmat F. Mokodongan 85
10 Rivana H. Lumula 90
11 Silla Mokodongan 95
12 Siti Wulan S. Dalipu 85
13 Stevana Pandairot 90
14 Stevano V. Paputungan 85
15 Syeefa C. S. Nurhasim 100
16 Zahira M. Mokodongan 90
17 Zahra Nazwa Palit 95
Jumlah 1475
Rata-rata 86,76
presentase ketuntasan 94,11
Keterangan: */Tidak tuntas

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas

dalam belajar sebanyak 16 orang dengan presentase ketuntasan belajar secara

klasikal sebesar 94,11% dengan nilai Rata-rata 86,76. Menurut kriteria

ketuntasan yang telah diuraikan pada bab III, Dapat dikatakan siswa suda
57

tuntas dalam belajar apabila ditinjau dari ketuntasan belajar secara klasikal

yaitu sebesar 85%.

3) Observasi

Pengamatan yang dilakukan pada siklus II sama seperti pada siklus I

dengan tujuan untuk melihat peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru

selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar yang dicapai

dengan mengimplementasikan metode Outdoor Study dengan menggunakan

lembar obseravasi. Berikut ini merupaka hasil observasi mengenai penilaian

aktivitas guru selama proses poembelajaran berlangsung dapat dilihat pada

Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Daftar Nilai Aktivitas Guru Siklus II

Skor Aktivitas Guru


dalam KBM
No Aspek Yang Diamati
Pert .
Pert I Pert. I
II
1 Guru membuka pembelajaran 3 4 4
2 Guru mengemukakan tujuan pembelajaran 3 3 4
3 Guru melakukan apersepsi 3 3 3
4 Guru mengajak siswa untuk Outdoor Study 3 4 4
5 Guru melakukan tanya jawab 3 3 4
6 Guru membagikan LKS 3 3 4
7 Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran 3 4 4
8 Guru menutup pembelajaran 3 3 4
  Jumlah skor 24 27 31
Sangat Sangat
  Kategori Aktivitas Guru Baik
Baik Baik

Tabel 4.9 Kategori Penilaian Aktivitas Guru


58

Skor Kategori Nilai


27-32 Sangat Baik A
21-26 Baik B
15-20 Cukup C
8-14 Kurang D

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas aktivitas guru dalam mengelola

pembelajaran IPA. Terlihat dalam aspek penilaian aktivitas guru mendapat

skor 31 dengan kategori sangat baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa

aktivitas guru dalam proses pembelajaran secara keseluruhan sangat baik dan

guru sudah bisa mengelolah kelas dengan baik dengan mengimplementasikan

metode Outdoor stdudy.

Selanjutnya observasi dilakukan pada aktivitas siswa selama mengikuti

proses pembelajaran berlangsung. Tahap ini dilakukan secara kolaboratif

dengan guru kelas IV sebagai pengamat. Hasil observasi mengenai penilaian

aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Outdoor

Study dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.10 Daftar Nilai Aktivitas Siswa Siklus II


59

Indikator Yang Dinilai


No Nama Siswa Jlm Kategori
A B C D E F
1 Amira Damopolii 3 4 3 3 3 3 19 Baik
2 Anugrah P. Lentang 3 3 4 4 3 3 20 Sangat baik
3 Devina Potabuga 3 3 4 3 3 4 20 Sangat baik
4 Fahmi Pakkung 3 4 3 3 3 3 19 Baik
5 G. Hafiz Estepanus 3 4 4 3 3 3 20 Sangat baik
6 M. Rifkal Mokodongan 4 3 3 3 3 3 19 Baik
7 Nugiansa F. Mokodongan 3 1 2 3 1 1 11 Cukup
8 Nur Annisa A. Masili 3 4 4 3 4 3 21 Sangat baik
9 Rahmat F. Mokodongan 3 3 3 3 3 3 18 Baik
10 Rivana H. Lumula 4 2 3 3 4 4 20 Sangat baik
11 Seilla Mokodongan 3 3 4 4 4 3 21 Sangat baik
12 Siti Wulan S. Deilipu 4 3 2 4 3 4 20 Sangat baik

Indikator Yang Dinilai


No Nama Siswa Jlm Kategori
A B C D E F
13 Stevana Pendeirot 3 4 4 4 3 3 21 Sangat baik
14 Stevano V. 4 3 3 3 3 3 19 Baik
15 Syeefa C. S. 4 4 3 3 4 4 22 Sangat baik
16 Zahira M. 3 3 4 3 4 4 21 Sangat baik
17 Zahra Nazwa Palit 3 4 4 3 4 4 21 Sangat baik
Jumlah 56 54 57 55 55 55 332
Persentase setiap
100 88,23 88,23 100 94,11 94,11
aspek
Rata-rata 19,52
Persentase ketuntasan 94,11%

Keterangan:

Indikator penilaian:

A. Mendengar Penjelasan Guru


B. Memahami LKS
C. Mengajukan pertanyaan
D. Menjawab pertanyaan
E. Menyimpulkan materi
F. Menyelesaikan tugas tepat waktu
60

Tabel 4.11 Kategori Nilai Aktivitas Siswa Siklus II


Skor Kategori Nilai
20-24 Sangat Baik A
15-29 Baik B
10-14 Cukup C
6-9 Kurang D

Berdasarkan pada Tabel 4.10 di atas aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung pada siklus II mengalami peningkatan dari jumlah

persentase 88,23 pada siklus I meningkat dengan jumlah persentse menjadi

94,11 pada siklus II. maka dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran dengan mengimplementasikan metode Outdoor Study

sudah baik.

B. Pembahasan

1. Aktivitas belajar siswa.

Melalui implementasi metode Outdoor Study pada mata pelajaran IPA

di kelas IV SD Negeri I Poigar, diperoleh hasil penelitian tindakan kelas yang

menunjukan bahwa dengan menggunakan metode Outdoor Study hasil belajar

siswa kelas IV pada mata pelajarn IPA mengalami peningkatan yang sangat

baik. Hal ini dibuktikan dengan catatan hasil observasi aktivitas belajar siswa

selama penelitian tindakan kelas berlangsung. Hasil observasi aktivitas belajar

siswa pada siklus I dan siklus II dintegralkan pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Persentase
No Indikator Penilaian
Siklus I Siklus II
1 Mendengar Penjelasan Guru 82,35 100
61

2 Memahami LKS 76,47 88,23


3 Mengajukan Pertanyaan 58,82 88,23
4 Menjawab pertanyaan 58,82 100
5 Menyimpulkan materi 82,35 94,11
6 Menyelesaikan tugas tepat waktu 82,35 94,11
Rata-rata 17,11 19,52
Presentase ketuntasan 88,23 94,11

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan mengenai tiap

indikator yang menjadi penilaiaan aktivitas siswa dalam proses belajar yang

berdasarkan deskripsi siklus I dan siklus II yatitu sebagai berikut:

Pertama adalah indikator mendengarkan penjelasan guru. Pada siklus I

nampak pada Tabel 4.5 ada 2 siswa yang belum maksimal dalam

mendengarkan penjelasan dari guru, tapi hal itu telah diperbaiki dalam

prencanaan pada siklus II yang akhirnya indikatornya sudah terlihat rata-rata

siswa sudah atusias mengikuti alur pembelajaran melihat respon dari siswa

terhadap penjelasan guru.

Kedua adalah indikator memahami LKS atau lembar kerja siswa. LKS

ini digunakan sebagai pedoman obsevasi siswa dalam kegiatan belajar selama

di luar kelas. Pada siklus I indiktor ini sudah cukup baik, kemudian pada

siklus II terlihat lebih meningkat, teramati dari cara kelompok mengisi LKS.

Ketiga adalah indikator mengajukan pertanyaan. Pada siklus I,

kemampuan siswa dalam bertanya mengenai materi yang belum dipahami

sudah cukup baik. Namun pada siklus II kemampuan bertanya siswa terkait

materi yang belum dipahami lebih meningkat terlihat siswa sudah bisa

mengajukan pertanyaan. Karena pada tahap ini guru jelas mampu memberikan

motivasi kepada siswa untuk aktif berpartisipasi selama pembelajaran.


62

Kempat adalah indikator menjawab pertanyaan. Pada indikator ini

terlihat sekali perbedaannya antara siklus I yang belum terlalu signifikan

kemampuan siswa untuk bertanya, tapi pada siklus II siswa telah mampu

mencapai keberhasilan.

Kelima adalah indikator menyimpulkan materi. Pada siklus I indikator

ini tergolong baik, begitu pula pada Siklus II sudah tergolong baik dan ada

peningkatan juga pada kemampuan siswa untuk menyimpulkan materi.

Keenam merupakan indiktor terakhir yaitu indikataor menyelesaikan

tugas tepat waktu. Pada siklus I sudah nampak kemampuan siswa untuk

menyelesaikan tugas tepat waktu. Kemudian pada siklus II dengan materi

yang berbeda kembali mengalami peningkatan dimana sebagian besar siswa

sudah memahami materi dengan baik sehingga sebagian siswa sudah mampu

menyelesaikan tugas tepat waktu.

Dengan demikian peneliti membandingkan bahwa aktivitas siswa

mengalami peningkatan dari siklus I, sampai siklus II. Hal ini menunjukan

bahwa ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran IPA semakin meningkat,

karena adanya dorongan dari dalam diri siswa untuk mau belajar mencari tahu,

juga dorongan dari luar yaitu kondisi belajar yang menyenangkan yang

dirasakan oleh siswa melalui Implementasi metode Outdoor Study. Hal ini

sesuai dengan pendapat Karjawati bahwa dengan metode Outdoor Study siswa

dapat melihat peristiwa langsung di lapangan sehinga belajar lebih aktif dan
63

menyenangkan dengan tujuan untuk megaakrabkan siswa dengan

lingkunagan.38

Berbicara peran lingkungan, itu hal sangat penting untuk aktivitas

belajar hal ini sesuai dengan teori sosial kognitif Albert Bandura bahwa

individu dapat megolah pengetahuan atau informasi yang diperoleh dari hasil

pengamatan lingkungan, karena menurut teori ini pengetahuan manusia adalah

hasil interaksi dari lingkungan, perilaku dan kepribadian atau Reciprocal

determinism.39 Hal ditandai dengan semakin banyak siswa yang turut aktif

dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap memperhatikan, memahami,

bertanya, menjawab menyimpulkan materi dan menyelesaikan tugas.

Hal ini didukung oleh pernyataan guru sebagai patner mengajar bahwa

dengan mengimplementasikan metode Outdoor Study sangat baik untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, walaupun di sisi

lain guru mersa lelah karena harus mengikuti proses Outdoor Study.

Untuk mengatasi kekurangan dari Outdoor Study yaitu perlu untuk

meninjau waktu pelaksanaan Outdoor Study sebaiknya dilaksanakan pada

waktu pagi hari agar tidak kepanasan dengan terik matahari, dan memilih

kodisi cucaca yang mendukung (cerah) agar pembelajaran bisa terlaksanakan

dengan baik.

2. Ketuntasan Belajar Siswa

38
Husamah, Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning Ancangan Strategis
Mengembangkan Metode Pembelajaran yang Menyenangkan, Inovatif & Menantang, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013), 22-23.
39
Ahmadi Abu.Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 34
64

Selain aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan,

ketuntatasan belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengtahuan Alam

dengan materi pokok Gaya dan gerak, Energi dan lingkungan juga mengalami

peningkatan setiap siklusnya. Untuk membuktikan keefektifan metode

Outdoor Study dalam kegiatan pembelajaran, maka peneliti akan memaparkan

nilai ketuntasan belajar siklus I sampai silus II yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.13 Daftar Nilai Siswa Siklus I dan II


Nilai
No Nama Siswa
Siklus I Siklus II
1 Amira Damopolii 90 80
2 Anugrah P. Lantang 80 85
3 Devina Potabuga 100 95
4 Fahmi Pakkung 80 80
5 G Hafiz Estepanus 80 80
6 M. Rifkal Mokodongan 70* 80
7 Nugiansyah F. Mokodongan 70* 70*

Nama Siswa Nilai


No
Siklus I Siklus II
8 Nur Anisa A. Masili 90 90
9 Rahmat F. Mokodongan 80 85
10 Rivana H. Lumula 90 90
11 Seilla Mokodongan 90 95
12 Siti Wulan Smas Delipu 85 85
13 Stevana Pendeirot 90 90
14 Stevano V. Paputungan 70* 85
15 Syeefa C. S. Nurhasim 80 100
16 Zahira M. Mokodongan 85 90
17 Zahira Nazwa Palit 95 95
Jumlah 1.425 1475
Rata-rata 83,82  86,76
Presentase Ketuntasan 82,35%  94,11%
Keterangan: */Tidak tuntas
65

Berdasarkan uraian Tabel 4.11 diketahui penigkatan nilai belajar siswa

pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya dan gerak pada siklus I yakni

rata-rata 83,82 dengan persentase 82,35%. Di mana dari 17 siswa yang tuntas

14 siswa sedangkan yang belum tuntas ada 3 siswa. Alasan belum tuntasnya

ke tiga siswa tersebut karena di waktu proses pembelajaran siswa kurang

menyimak dan guru terlalu tergesa-gesa dalam memberikan materi ajar.

Sehingga menyebabkan kurangnya pemahamn tehadap materi pada tes siklus

I.

Kemudian pada siklus II dengan materi energi dan pelestarian alam

sekitar, diperoleh nilai hasil belajar siswa rata-rata 86,79 dengan persentase

mencapai 94,11% hal ini menunjukan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan sangat baik yang melebihi indikator keberhasilan 85%.

Sebelumnya pada siklus I ada 14 siswa yang tuntas kemudian pada siklus II

bertambah lagi menjadi 16 siswa yang tuntas. Pada siklus II terlihat sebagian

besar siswa mengalami peningkatan nilai hasil belajar.

Berikut ini merupakan perbandingan secara keseluruhan mengenai

hasil pembelajaran yang didapatkan dengan mengunakan metode Outdoor

Study dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA dari siklus I sampai

siklus II.

Tabel 4.14 Hasil Pembelajaran Siklus I dan Siklus II beserta


Keterangan Siklus I Siklus II
Aktivitas siswa 88,23% 94,11%
Rata-rata ketuntasan belajar 83,82 86,76
Ketuntasan klasikal 82,35% 94,11%
66

88.23 94.11

11.77 5.89

Tuntas Tidak Tuntas


Siklus I Siklus II

Gambar 4.1 Diagram Ativitas Belajar Siswa Siklus I dan II

83.23 86.76

66.41

30.59
16.77
13.24

Tuntas Tidak Tuntas

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.2 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan II
67

94.11
88.35

64.7

35.3

11.65
5.89

Tuntas Tidak Tuntas

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.3 Dagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan diagram di atas terlihat jelas bahwa dari siklus I sampai

siklus II mengalami penigkatan pada aktivitas belajar siswa, nilai rata-rata

ketuntasan belajar dan nilai ketuntasan klasikal. Hal ini menunjukan bahwa

mengimplementasikan metode Outdoor Study tepat digunakan pada mata

pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri I Poigar.

Pembahasan sebelumnya telah membuktikan bahwa adanya penigkatan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri I Poigar

setelah menggunakan metode Outdoor Study dalam pelaksanaan

pembelajaran. Maka dengan adanya metode Outdoor Study ini siswa banyak

mendapatkan hal-hal baru atau pengetahuan saat pembelajaran Outdoor Study

berlangsung. Siswa bisa belajar dan sekaligus menikmati alam sekitar dengan

udara yang segar saat proses pembelajaran berlangsung, sekolah pun

senantiasa menjadi temapat yang selalu dirindukan dan dicintai proses


68

pembelajarannya karena siswa tidak terlalu jenuh dengan proses pembelajaran

yang kaku.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak

dua siklus dengan mengimplementasikan metode Outdoor Study dalam

pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri I Poigar.

Hal ini ditunjukan dengan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan pada

siklus I sebanyak 14 orang dan pada siklus II sebanyak 17 orang dan

ketuntasan belajar secara kalsikal pada siklus II mencapai 94,11% dari siklus

I yang hanya mencapai 82,35% jadi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

metode Outdoor Study merupakan salah satu cara yang dapat digunakan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajran IPA dengan

materi gaya dan gerak serta sumber energi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diuraikan

bebrapa saran yaitu:

1. Guru hendaknya lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi

ajar seperti, melalui metode Outdoor Study yang mampu membangkitkan

minat belajar sehingga hasil belajar yang dicapai sesuai harapan dan

terciptanya suasana belajar yang menyenagkan.

69
70

2. Guru hendaknya memperhatikan kondisi estetika kelas saat mengajar, dari

aspek kerapian, kebersihan, dan keindahan agar kelas menjadi tempat yang

favorit yang selalu dirindukan.

3. Guru hendaknya menggunakan metode Outdoor Study dalam proses

pembelajaran agar siswa dapat merasakan suasana belajar yang baru dan

menyenangkan bagi mereka sehingga guru dapat meningkatkan hasil

belajar sesuai dengan yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, s. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta:pustaka pelajar.
Al-Qurthubi.2008, Tafsir Al-Qurthubi, terj. Al-Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an, Dudi
Rosyadi dkk, Jakarta: Pustaka Azzam

Ahmadi Abu.2004, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta,

A. Zainal 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Adiyawati liya 2017. “Pengaruh Penggunaan metode Outdoor Study dengan


berbantu media lingkungan sekitar terhadap hasil belajar IPA materi
berbagaibentuk energy dan cara penggunaanya di kelas IV SD Islam Al
Madina, semarang, UIN Walisongo Semarang.

Daryanto .2012, Konsep Pembelajaran Kreatif, Yogjakarta: Gava Media. men


Agama.1993, Al Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV Nur
Departe Cahaya.

Eveline, Siregar, 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Ghalia


Indonesia

Husamah, 2013, Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning Ancangan Strategis


-Mengembangkan Metode Pembelajaran yang Menyenangkan, Inovativ
Men-antang, Jakarta: Prestasi Pustaka

Hendro Darmojo dan Jeny R.E kaligis, 2006, pendidikan IPA 2,


Jakarta:Depdiknas

Hartono Rudi. 2014. Ragam model mengajar yang mudah di terima


murid,Jogjakarta: Diva Press

Isjoni 2012, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi


antarPeserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isy Maghfirotur Rohmatillah Dillah, keefektifan Metode Outdoor Study Terhadap


Akatifitas dan Hasil Belajar cuaca kelas III MSI 14 dan 15medono kota
pekalogan

Mufarrokah, A. 2009. Strategi belajar Maengajar. Yogyakarta: Teras.


Mooduto, Inka, K. 2020, Penerapan metode Outdoor Study dalam menigkatkan
hasil belajara pada mata pelajaran IPA di Kelas IV MI Al-Khairaat
Bunaken, (Manado: IAIN Manado,

71
72

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Nana, Djumhana. 2009,Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta:


Direktorat Jenderal Pendidkan Islam Departemen Agama RI.

________, 2014. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar ,Bandung:


PT Remaja rosdakarya.

Ngalim, Purwanto. 2000, Psikologi Pendidikan, Bandung:: PT Remaja


Rosdakarya

Pata Bund. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
pembelaj aran sains, Jakarta: Depdiknas

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pitoyo Ari dan Purwaningtyas Sri, (2010), Ilmu Pengetahuan Alam Kls VI,Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional, Teguh kariaya

Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Nomor 20, tahun 2003

_________Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20,


tahun 2003.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka


Cipta

Soedijarto. 2007 ”Ilmu dan Aplikasi Pendidikan” PT IMTIMA

Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi


Aksara.

Samatowa Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: Indeks.

Sholeh, Muh. 2011 ."langkah dan manfaat Outdoor Study",


http://muhsholeh.blogspot. com.

Teungku Muhamad. 2000, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur, Semarang:


Pustaka Rizki Putra

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Konstruktifistik,


Jakarta: Prestasi Pustaka.
73

Tursan Hakim, “pengertian belajar menurut parah ahli”, (http:/ Iniwebhamdan.


wor dpress. com/2012/05/23/pengertian-belajar-menurut-parah-ahli,
diakses pad 13-07-2020)

Vera Adelia. 2012 Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor


Study).Yogyakarta: DIVA Press.

Widiasworo. 2017. Erwin. Strategi dan Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas
(Outd oor Learning). Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

http//Website Pendidikan, Tujuan, Manfaat, dan Kelemahan Pembelajaran di luar, kelas,


(Denpasar: 29, 2019)
74

Anda mungkin juga menyukai