Jurnal Rusman Sidik 13B20021 PTK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS MODEL KERJASAMA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DENGAN DUNIA KERJA DI KOTA MAKASSAR

Rusman Sidik
Program Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
Email: [email protected]

Abstrak: Analisis Model Kerjasama Sekolah Menengah Kejuruan di Kota


Makassar. (dibimbing oleh Hasanah Nur dan Purnamawati).

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan model


kerjasama yang telah dilaksanakan SMK dengan dunia kerja; (2) Untuk
mendeskripsikan prosedur kerjasama; (3) Untuk mendeskripsikan faktor
penghambat kerjasama; dan 4) untuk mengetahui kerjasama yang dibutuhkan
SMK di Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah Wakasek Humas/ Hubin, Ketua Kompetensi Keahlian TKJ,
Ketua Pokja Prakerin, Guru Pembimbing Prakerin, dan Pembimbing Lapangan/
Industri. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, studi dokumentasi, dan
observasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi data. Analisis data
menggunakan analisis kualitatif model interaktif Miles & Huberman, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan sebagai berikut: (1) model kerjasama yang telah dijalankan oleh
SMK dengan dunia kerja di Kota Makassar adalah Praktek Kerja Industri
(Prakerin) yang diikuti oleh peserta didik kelas XI pada semester genap selama 3
bulan, kerjasama belum dituangkan dalam sebuah MoU (Memorandum of
Understanding) dan SOP (Standart Operating Procedure) kerjasama belum
disusun bersama mitra kerjasama; (2) prosedur kerjasama dimulai pada awal
tahun dengan tahap perencanaan dan persiapan, dilanjutkan dengan tahap
pelaksanaan Prakerin, kemudian tahap evaluasi Prakerin; (3) faktor penghambat
dari pelaksanaan kerjasama Prakerin adalah kerjasama belum dituangkan dalam
sebuah MoU, Dunia kerja tempat Prakerin tidak terlalu relevan dengan
kompetensi peserta Prakerin, Industri atau perusahaan IT di Kota Makassar yang
sedikit, Prakerin belum difasilitasi oleh Pemerintah Kota dan KADIN,
Kompetensi peserta Prakerin sebelum ditempatkan masih beragam dan belum
memiliki attitude yang baik; (4) SMK di Kota Makassar membutuhkan kerjasama
dalam hal; bantuan pengadaan alat praktek, kerjasama pelatihan bagi tenaga
pendidik dan peserta didik, Prakerin yang difasilitasi Pemerintah, Pelibatan
peserta prakerin sesuai dengan kompetensinya di dunia kerja, Singkronisasi
kurikulum, Kelas kemitraan dan Perekrutan tenaga kerja bagi tamatan SMK.

Kata kunci: Dunia Kerja, Model Kerjasama, SMK


PENDAHULUAN pendidikan kejuruan dituntut mampu
Tingkat keberhasilan pembangunan menyiapkan tenaga kerja terampil yang
nasional Indonesia di segala bidang sangat dapat mengisi keperluan pembangunan,
bergantung pada SDM sebagai aset bangsa. mengubah status siswa dari status beban
Upaya mengoptimalkan dan menjadi aset bangsa, menciptakan
memaksimalkan perkembangan seluruh sumberdaya manusia profesional yang
sumber daya manusia yang dimiliki, dapat diandalkan dan unggul menghadapi
dilakukan melalui pendidikan, baik melalui persaingan global.
jalur pendidikan formal maupun jalur Sesuai dengan penjelasan Undang-
pendidikan non formal. Perkembangan Undang Republik Indonesia No.20 tahun
dunia pendidikan saat ini sedang 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
memasuki era yang ditandai dengan yang berbunyi: “Pendidikan kejuruan
banyaknya inovasi teknologi, sehingga adalah merupakan pendidikan menengah
menuntut adanya penyesuaian sistem yang mempersiapkan siswa terutama untuk
pendidikan yang selaras dengan tuntutan bekerja dalam bidang tertentu”.
dunia kerja. Ditegaskan pula dalam kurikulum SMK
Globalisasi dan industrialisasi (2004) bahwa peran SMK adalah
merupakan sebuah tantangan dan peluang menyiapkan siswa dengan kemampuan dan
yang harus dapat dimanfaatkan untuk keterampilan bidang tertentu agar setelah
dapat hidup sejajar dan berdampingan lulus dapat bekerja pada bidang tertentu
dengan masyarakat dunia lainnya. baik secara mandiri (wiraswasta) maupun
Globalisasi dan industrialisasi di satu sisi untuk mengisi lowongan yang ada. Sesuai
membuka peluang untuk mempercepat laju dengan pernyataan di atas, maka lulusan
pembangunan, tetapi di sisi lain membawa SMK dituntut harus mempunyai
tantangan persaingan yang semakin ketat kemampuan dan keterampilan sesuai
dan tajam. Arifin (2012: 2) mengemukakan dengan bidang keahliannya. Keberhasilan
bahwa tuntutan di era global adalah SMK dalam menyelenggarakan
”keunggulan kompetitif (competitive pendidikannya tidak dapat diukur dari
advantage)” atas semua produk dan jasa jumlah siswa yang lulus maupun
yang dihasilkan oleh industri nasional. berprestasi, akan tetapi seberapa besar
Sehingga secara simultan telah menjadikan lulusan SMK tersebut dapat tersalurkan
SDM menjadi “kekuatan utama” bagi untuk mengisi dunia kerja.
industri nasional dalam menghasilkan SMK merupakan jenjang
keunggulan dalam konteks yang lebih pendidikan menengah kejuruan yang
komprehensif, dan inovatif. mengutamakan pengembangan
Pendidikan yang paling sesuai keterampilan peserta didik untuk
untuk menghadapi tantangan globalisasi melaksanakan jenis pendidikan tertentu.
adalah pendidikan yang berorentasi pada SMK bertujuan untuk mempersiapkan
dunia industri dengan penekanan pada siswa agar memiliki keterampilan dan
pendekatan pembelajaran dan didukung siap terjun ke dunia kerja. Penyiapan
oleh kurikulum yang sesuai. Dunia industri tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
yang merupakan sasaran dari proses dan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI)
hasil pembelajaran sekolah kejuruan menjadi pusat perhatian pendidikan
mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. kejuruan. Pemerintah telah menerapkan
Oleh karena itu, sekolah kejuruan dalam konsep link and match dalam
proses pembelajaran harus bisa membuat penyelenggaraan pendidikan SMK.
pendekatan pembelajaraan yang tepat dan Perubahan dari pendidikan berbasis
sesuai dengan kebutuhan dunia industri. sekolah, ke pendidikan berbasis ganda
Untuk menghadapi hal tersebut, sesuai dengan kebijakan link and match
mengharapkan program pendidikan 2) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan
kejuruan itu dilaksanakan di dua tempat. inovatif; 3) sehat, mandiri, dan percaya
Program pendidikan dilaksanakan di diri; dan 4) toleran, peka sosial,
sekolah, yaitu teori dan praktek dasar demokratis, dan bertanggung jawab (PP
kejuruan, sebagian lainnya dilaksanakan No.17/2010).
di dunia kerja, yaitu keterampilan Wardiman Joyonegoro (1998)
produktif yang diperoleh melalui prinsip menyatakan bahwa penerapan konsep
magang (learning by doing). keterkaitan dan kesepadanan (link and
Peraturan Pemerintah Nomor 19 match) atau lebih dikenal dengan
Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan sistem ganda (PSG) merupakan
Pendidikan (SNP) Pasal 25 ayat 4 awal dari reformasi pendidikan kejuruan.
dinyatakan secara implisit bahwa lulusan Pola pendidikan kejuruan seperti ini
(SMK) diharapkan dapat memenuhi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
standar kompotensi lulusan yang masyarakat dan DU/DI. Pendidikan
mencerminkan kemampuan lulusan dalam kejuruan model ini lebih menekankan pada
hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. penguasaan kompetensi (hard and soft
Oleh karena itu, proses pembelajaran pada skills) untuk melakukan suatu pekerjaan
satuan pendidikan diselenggarakan secara tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan
aktif, interaktif, kreatif, menantang, oleh dunia kerja.
menyenangkan, dan mandiri sesuai dengan dan pendidikan kewirausahaan
potensi diri, perkembangan fisik, bakat dan sebagai wujud dari konsep ekonomi
minat, serta psikologis peserta didik. kreatif.
Secara utuh, penyelenggaraan Penyelenggaraan pendidikan dan
pendidikan menengah kejuruan berfungsi pembelajaran di SMK mengacu kepada
untuk: 1) meningkatkan, menghayati, dan tiga pilar pengembangan kompetensi,
mengamalkan nilai-nilai keimanan, akhlak yakni: (1) normatif; (2) adaptif; dan (3)
mulia, dan kepribadian luhur; 2) produktif (Peraturan Menteri Pendidikan
meningkatkan, menghayati, dan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan Tahun 2006). Kompetensi normatif
cinta tanah air; 3) membekali peserta didik dikembangkan melalui pembelajaran pada
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kelompok mata pelajaran yang memuat
serta kecakapan kejuruan para profesi dimensi normatif (Agama, Pancasila,
sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 4) PPKn); kompetensi adaptif dikembangkan
meningkatkan kepekaan dan kemampuan melalui kelompok mata pelajaran yang
mengapresiasi serta mengekpresikan mengandung nilai-nilai adaptabilitas
keindahan, kehalusan, dan harmoni; 5) (Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa
menyalurkan bakat dan kemampuan di Indonesia).
bidang olahraga, baik untuk kesehatan dan Kompetensi produktif
kebugaran jasmani maupun rohani; dan 6) dikembangkan melalui pembelajaran pada
meningkatkan kesiapan fisik dan mental kelompok mata diklat produktif yang
untuk hidup mandiri di masyarakat berfungsi membekali peserta didik agar
dan/atau melanjutkan pendidikan ke memiliki kompetensi kerja sesuai Standar
jenjang pendidikan tinggi (PP No.17/ Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
2010). Tujuan penyelenggaraan (SKKNI). Kuswana (2013:49)
pendidikan menengah kejuruan mengemukakan bahwa SKKNI merupakan
dimaksudkan untuk membentuk peserta standar kompetensi yang berlaku secara
didik menjadi insan yang: 1) beriman dan nasional di Indonesia. SKKNI bukan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekedar standar kompetensi individual
berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; perusahaan, tetapi standar kompetensi
yang bersifat lintas perusahaan. Oleh sangat sedikit; (2) tidak lengkap, meliputi
karena itu, SKKNI dapat diterapkan dan banyaknya materi yang diajarkan tidak
berlaku untuk semua perusahaan sejenis. tuntas, sehingga jumlah materi yang
SKKNI, bukanlah standar kompetensi seharusnya tuntas menjadi belum tuntas;
yang statis melainkan bersifat dinamis dan (3) lulusan tidak siap kerja di dunia
sesuai perkembangan iptek dan industri, industri. Menurut Suartika (2013) fakta di
maka dari itu secara periodik untuk lapangan saat ini mengindikasikan bahwa
mengetahui validitasnya terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
perkembangan persyaratan pekerjaan. kejuruan berjalan dengan programnya
Pembelajaran program produktif sendiri. Pada sisi dunia kerja/industri dan
merupakan unsur penting dalam sistem asosiasi profesi sering mengeluh bahwa
penyelenggaraan pembelajaran di SMK. kualitas tenaga (lulusan) belum memenuhi
Pembelajaran ini dalam penerapannya tuntutan keahlian kompetensi yang
memiliki dua ciri pokok berupa diharapkan. Gejala “mismatch” antara
pembelajaran berbasis kompetensi dan lembaga pendidikan dan pelatihan
berbasis produksi. Secara umum kejuruan dengan dunia usaha/industri, pada
pembelajaran berbasis kompetensi adalah akhirnya melahirkan lulusan yang di
proses pembelajaran yang perencanaan, bawah rata-rata. Pada data tersebut
pelaksanaan dan penilaiannya mengacu diketahui bahwa penyelenggaraan prakerin
kepada penguasaan kompetensi yang telah ternyata belum memenuhi tuntutan kerja
diprogramkan antara SMK dengan institusi yang diharapkan oleh Dunia Usaha dan
pasangannya (Industri). Industri (DU/DI).
Permasalahan yang SMK hadapi Ketidaksiapan lulusan SMK dalam
saat ini pada umumnya terkait dengan melakukan pekerjaan yang ada di dunia
keterbatasan peralatan, masih mahalnya kerja mempunyai efek domino terhadap
biaya praktek, dan lingkungan belajar yang industri pemakai, karena industi harus
tidak serupa dengan dunia kerja. Kondisi menyelenggaraan pendidikan didalam
ini bisa menyebabkan ketidaksiapan industri untuk menyiapkan tenaga
lulusan dalam memasuki dunia kerja. kerjanya. Dengan demikian pihak industri
Persoalan tersebut nampaknya telah harus mengalokasikan biaya ekstra diluar
menjadi perhatian serius dari para biaya produksi. Sebenarnya pihak industri
pengambil kebijakan di bidang pendidikan dan pihak sekolah memiliki keterbatasan
di tingkat Nasional dalam hal ini masing-masing dalam membentuk dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendapatkan tenaga kerja siap pakai.
(Kemdikbud). Kemdikbud menyebutkan Pihak sekolah memiliki keterbatasan dalam
bahwa tingginya angka pengangguran pembiayaan dan penyediaan lingkungan
terdidik dari lulusan SMK yaitu mencapai belajar, sementara pihak industri memiliki
65,08% (berdasarkan data Sakernas, BPS keterbatasan sumberdaya pendidikan untuk
2014) lebih tinggi dibandingkan dengan membentuk tenaga kerja yang dibutuhkan.
sekolah menengah atas yaitu 47,07% Oleh karena itu untuk mendapatkan
diartikan sebagai kurangnya penguasaan lulusan SMK yang siap pakai, maka kedua
keterampilan lulusan SMK sehingga belah pihak seharusnya bekerjasama dalam
mereka menghadapi kesulitan untuk berbagai hal untuk meningkatkan mutu dan
memasuki lapangan kerja. relevansi lulusan SMK agar kedua belah
Beberapa kritikan pihak industri pihak saling memperoleh keuntungan.
tentang mutu lulusan SMK menurut Malik Keputusan Mendikbud Nomor
(2011) adalah: (1) tidak relevan dengan 0490/1992 tentang Kerjasama SMK
kebutuhan industri, meliputi topik/mata dengan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI)
diklat yang dipelajari, topik yang relevan yang bertujuan meningkatkan kesesuaian
program SMK dengan kebutuhan dunia seperti perakitan komputer (laptop) merk
kerja yang diusahakan dengan saling “Zyrex” di beberapa lokasi SMK. SMK
menguntungkan agar tidak ada pihak yang Negeri 1 Cibinong dengan beragam
dirugikan dengan adanya kerjasama komponen mikroskop hingga otomotif, dan
tersebut, dasar kebijakan Mendikbud akhir-akhir ini adanya produk mobil
tersebut dirumuskan kebijakan bersama “esemka” di Solo Surakarta, serta
antara Mendikbud dan Ketua Umum Kadin perakitan pesawat terbang oleh Sekolah
dengan Nomor 0267a/U/1994 dan Nomor Menengah Kejuruan Negeri 29 Jakarta.
84/KU/X/1994 tanggal 17 Oktober 1994 Hal ini menunjukkan adanya hasil
tentang Pembentukan Lembaga Kerjasama nyata bahwa spirit SMK melalui jargon
Tingkat Pusat disebut Majelis Pendidikan atau motto “Bersama SMK Bisa” mulai
Kejuruan Nasional (MPKN), Tingkat menjadi kenyataan. Untuk menciptakan
Wilayah disebut Majelis Pendidikan hubungan yang dapat menimbulkan
Kejuruan Provinsi (MPKP), dan Tingkat simbiosis mutualisme, mutual
Sekolah disebut Majelis Sekolah (MS). understanding, dan mutual benefit dan/atau
Kebijakan tersebut ditindaklanjuti sinergitas jejaring kerja, Direktorat
oleh Mendikbud dengan mengeluarkan Pembinaan SMK telah merumuskan
Kepmendikbud No.323/1996 tentang kebijakan strategis, yaitu: 1) pembentukan
penyelenggaraan pendidikan sistem ganda sistem yang mengatur kemitraan strategis
(PSG) yang didalamnya memuat kebijakan dengan DU/DI untuk meningkatkan
kemitraan SMK dan dunia usaha industri relevansi lulusan SMK dengan kebutuhan
(DU/DI) dalam rangka praktik industri, DU/DI; 2) optimalisasi pemanfaatan dana
kebijakan tersebut tetap berlangsung CSR (Coorporate Social Responsibility)
walaupun terjadi perubahan sistem dari perusahaan multynational cooperation
pemerintahan dari sentralisasi ke untuk peningkatan dan pengembangan
desentralisasi termasuk pengelolaan bidang pendidikan; 3) pembentukan sistem
pendidikan. Namun dalam implementasi yang mengatur kemitraan sinergis dengan
Praktek Industri selama lebih dari 10 tahun organisasi kemasyarakatan (misalnya
dinilai masih kurang maksimal, karena dengan organisasi profesi dalam
banyak sekolah yang melaksanakan merumuskan sertifikasi profesi); 4)
Praktek Industri di industri yang tidak membangun mekanisme kemitraan antara
relevan dengan .kompetensi yang dimiliki Direktorat Pembinaan SMK dengan pelaku
oleh siswa SMK, selain itu pertambahan usaha untuk mengembangkan pendidikan
jumlah industri hanya sedikit sehingga dan pelatihan yang berkualitas; 5)
hanya sedikit industri yang dapat mendorong pihak swasta untuk
menampung siswa SMK yang akan membangun lembaga pendidikan dan
melangsungkan Praktek Industri. pelatihan, khususnya yang berkaitan
Kontribusi dunia kerja atau DU/DI dengan kebutuhan SDM; dan 6)
dalam pengembangan pendidikan kejuruan pemanfaatan potensi yang ada di
masih rendah (Direktorat Pembinaan masyarakat dan di DU/DI untuk
SMK, 2010). Kondisi ini disebabkan peningkatan kualitas pendidikan pada
belum adanya pola kemitraan antara dunia SMK (Direktorat Pembinaan SMK, 2010).
pendidikan dengan DU/DI dan masyarakat. Sekalipun demikian, tanpa adanya rambu-
Fakta menunjukkan bahwa pendidikan rambu atau pedoman pola kerja sama yang
kejuruan tidak dapat berdiri sendiri dan disepakati bersama antara SMK dengan
lepas dari keterkaitan dengan DU/DI. DU/DI, menjadi salah satu kendala dalam
Meskipun demikian, telah mulai dirasakan membangun jaringan kerjasama.
hasil kemitraan SMK dengan DU/DI Berdasarkan data diperoleh dari
sepuluh tahun terakhir ini, antara lain Data Pokok SMK versi 6.0, di kota
Makassar terdapat 91 SMK yang terdiri memperoleh tenaga kerja berkualitas,
atas 13 SMK Negeri dan 78 SMK Swasta meringankan biaya usaha, membantu
yang terbagi menjadi enam kelompok memajukan dan mengembangkan usaha;
keahlian yaitu: 1.) Teknologi dan bagi masyarakat dapat meningkatkan
Rekayasa, 2.) Teknologi Informasi dan kesejahteraan, yang pada saatnya dapat
Komunikasi, 3.) Kesehatan, 4.) Seni, meningkatkan produktivitas nasional,
Kerajinan dan Pariwisata, 5.) Agribisnis meningkatkan penghasilan negara, dan
dan AgroIndustri dan 6.) Bisnis dan mengurangi pengangguran. Oleh karena
Manajemen. itu, perlu dianalisis model kerjasama yang
Berdasarkan observasi awal yang telah dilaksanakan antara SMK dengan
dilakukan di beberapa SMK di Kota dunia kerja guna mendapatkan solusi dari
Makassar, ditemukan bahwa pada permasalahan-permasalahan yang ada.
pelaksanaan Prakerin memiliki beberapa
kendala yang dialami mulai penempatan METODE PENELITIAN
peserta Prakerin yang tidak sesuai dengan Penelitian ini dilaksanakan di SMK
kompetensinya, Kerjasama Prakerin tidak Negeri 1 Sulawesi Selatan dan SMK
memiliki MOU, Peserta Prakerin tidak Komputer Mutiara Ilmu beserta dunia
dilibatkan penuh di DU/DI karena kerja yang menjadi mitra kerjasamanya,
dianggap belum kompeten, Pemberian yaitu BANK BTN dan UPTD Wil. 3
materi dan pelatihan di DU/DI tidak rutin Makassar dan subjek penelitian dalam
dilaksanakan, Guru pembimbing jarang penelitian ini adalah 2 Wakil Kepala
memonitoring peserta didiknya, Sekolah bidang Humas/ Hubin/ bidang
pelaksanaan kegiatan evaluasi program Kerjasama dan 2 Ketua Pokja Prakerin, 2
Prakerin tidak melibatkan DU/DI secara Ketua Kompetensi Keahlian TKJ, 2 Guru
langsung, dan tindak lanjut dari program Pembimbing Prakerin, dan 2 Mitra
Prakerin dalam pengembangan program (DU/DI). Sedangkan objek dalam
pendidikan belum terealisir secara optimal. penelitian ini adalah 1) Model kerjasama,
Banyak kerjasama yang bisa 2) Prosedur kerjasama antara SMK dengan
terjalin antara SMK dengan Industri dan dunia kerja, 3) Faktor penghambat
tentunya akan saling menguntungkan Penelitian ini termasuk penelitian
kedua belah pihak. Prinsip kerjasama Kualitatif.
antara sekolah dengan dunia kerja yang Dalam penelitian ini metode
mempunyai tujuan untuk mempercepat pengumpulan data yang dipergunakan
waktu penyesuaian bagi lulusan SMK adalah sebagai berikut: (1) Observasi, (2)
dalam memasuki dunia kerja yang pada Wawancara, dan (3) Dokumentasi.
akhirnya akan meningkatkan mutu lulusan Teknik analisis data yang
SMK. Pelaksanaan kerjasama sekolah digunakan peneliti adalah analisis data
dengan dunia kerja atau industri model interaktif Miles & Huberman,
merupakan suatu strategi dalam mengatasi yang meliputi Reduksi Data, Penyajian
keterbatasan sumber daya yang ada di Data, dan Penarikan Kesimpulan. Untuk
sekolah dalam rangka mengembangkan menguji kredibilitas data penelitian ini,
sekolah. peneliti menggunakan Teknik Trianggulasi
Kerjasama atau kemitraan dengan dan Membercheck.
industri yang terjalin dengan baik memberi
kontribusi pada penguatan kompetensi HASIL PENELITIAN DAN
siswa SMK, karena industri mempunyai PEMBAHASAN
aset yang sangat berharga bagi A. Hasil Penelitian
penyelenggaraan dapat dimanfaatkan oleh Deskripsi data yang akan disajikan
SMK. Sementara bagi dunia kerja dapat dari hasil penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran secara jelas dengan orang tua siswa dan komite tentang
mengenai tentang gambaran model rencana pelaksanaan Prakerin, pemetaan
kerjasama antara SMK yang ada di Kota industri yang bisa menerima siswa,
Makassar dengan Dunia Kerja yang selanjutnya pengajuan surat permohonan
menjadi mitra kerjasamanya, khususnya Prakerin, pendataan siswa yang telah
pada kompetensi keahlian Teknik mendapat tempat Prakerin, dan telah
Komputer dan Jaringan. Berikut ini mendapatkan izin dari orang tua, dan
diuraikan hasil analisis deskriptif data dari kemudian pembagian kelengkapan
masing-masing SMK dan institusi Prakerin seperti jurnal, dan lain-lain,
pasangannya: setelah itu kegiatan pembekalan sebelum
1. Analisis Model Kerjasama SMK penempatan.
Negeri Sulawesi Selatan dengan Tahap pelaksanaan dimulai dengan
BANK BTN dimulai setelah SMK Negeri 1 Sulawesi
a. Model Kerjasama antara SMK Selatan mendapatkan surat balasan tentang
Negeri 1 Sulsel dengan Bank BTN persetujuan prakerin, maka guru
Hasil analisis deskriptif dan uji pembimbing akan mengantar peserta didik
keabsahan data hasil wawancara dan yang terdaftar untuk Prakerin di Bank
dokumentasi menunjukkan bahwa SMK BTN. Guru pembimbing akan membawa
Negeri 1 Sulawesi Selatan bekerjasama surat pengantar prakerin dan beberapa
dengan Bank BTN terkait pelaksanaan administrasi prakerin untuk pembimbing
Praktek Kerja Industri (Prakerin), SMK lapangan. Guru Pembimbing melakukan
Negeri 1 Sulawesi Selatan menempatkan monitoring sebanyak 3 kali yaitu pada saat
peserta didik untuk Prakerin di Bank BTN pengantaran peserta prakerin, bulan kedua
dimulai dari tahun 2010. SMK Negeri 1 pelaksanaan Prakerin dan bulan ketiga
Sulawesi Selatan belum memiliki MOU pada saat penjemputan peserta prakerin ke
terkait Prakerin dengan Bank BTN, namun Sekolah.
pada kompetensi keahlian lain SMK Tahap Evaluasi dimulai dari
Negeri 1 Sulawesi Selatan memiliki mengadakan rapat untuk mengevaluasi
banyak MOU terkait Prakerin dan seluruh aspek pelaksanaan prakerin, mulai
kerjasama yang lainnya. dari perencanaan dan persiapan prakerin
Pola waktu pelaksanaan kerjasama pelaksanaan prakerin dan penilaian peserta
Prakerin pada program keahlian Teknik prakerin. Data dari laporan prakerin
Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK peserta prakerin, hasil monitoring dan
Negeri 1 Sulawesi Selatan adalah minimal masukan-masukan dari pembimbing
3 bulan dan maksimal 6 bulan yang diikuti lapangan menjadi patokan dalam
siswa kelas XI pada semester genap. mengevaluasi pelaksanaan prakerin, guna
untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
b. Prosedur Kerjasama prakerin yang akan datang. Namun masih
Prosedur kerjasama Prakerin antara ada kekurangan dalam proses evaluasi
SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan dengan program prakerin, pihak DU/DI atau dunia
Bank BTN terdiri atas 3 tahapan yaitu; kerja belum dilibatkan langsung dalam
Tahap Perencanaan dan Persiapan, Tahap kegiatan evaluasi tersebut.
Pelaksanaan, dan Tahap Evaluasi Prakerin.
Tahap perencanaan dimulai c. Faktor Penghambat Pelaksanaan
dengan: pembentukan kelompok kerja Prakerin
(pokja) dan pembimbing Prakerin, Hasil wawancara dapat
kemudian persiapan dan pembuatan disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang
administrasi yang diperlukan, informasi menjadi faktor penghambat pelaksanaan
sosialisasi kepada siswa, kemudian rapat prakerin antara lain; kompetensi keahlian
TKJ dengan tempat prakerin tidak terlalu
relevan, selain itu waktu pelaksanaan UPTD Bina Marga Wilayah III
prakerin hampir bersamaan dengan SMK Makassar
lain yang ada di Kota Makassar sehingga
susah mencari tempat prakerin karena Hasil analisis deskriptif dan uji
industri atau dunia kerja tidak bisa keabsahan data hasil wawancara dan
menampung semua SMK, Industri TKJ di dokumentasi menunjukkan bahwa SMK
Kota Makassar masih kurang, jarak antara Komputer Mutiara Ilmu dengan UPTD
rumah peserta prakerin dengan lokasi Bina Marga Wilayah III Makassar telah
prakerin yang jauh mengakibatkan bekerjasama terkait pelaksanaan Praktek
pelaksanaan prakerin terganggu, ini Kerja Industri (Prakerin), SMK Komputer
dikarenakan besarnya biaya transportasi Mutiara Ilmu menempatkan peserta didik
yang harus dikeluarkan oleh peserta untuk Prakerin di UPTD Bina Marga
prakerin dan lama waktu yang harus Wilayah III Makassar dimulai dari tahun
ditempuh mengakibatkan peserta prakerin 2013.
terlambat tiba di lokasi prakerin. Peserta Prakerin yang dijalin antara SMK
prakerin tidak sepenuhnya melaksanakan Komputer Mutiara Ilmu dengan UPTD
kegiatan prakerin karena masih ada Bina Marga Wilayah III Makassar belum
kegiatan-kegiatan yang harus diikuti di memiliki MOU (Memorandum of
sekolah, sehingga kegiatan prakerin di Understanding) dan SOP kerjasama,
DU/DI agak terganggu. selama ini pelaksanaan program Prakerin
dilaksanakan atas dasar saling percaya
d. Kerjasama yang Dibutuhkan SMK antara SMK Komputer Mutiara Ilmu
Negeri 1 Sulawesi Selatan dengan UPTD Wil III Makassar.
Hasil analisis data wawancara Pola waktu pelaksanaan kerjasama
menunjukkan bahwa SMK Negeri 1 Prakerin pada program keahlian Teknik
Sulawesi Selatan membutuhkan kerjasama Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK
dalam bantuan pengadaan komputer dan Komputer Mutiara Ilmu adalah 3 bulan,
alat praktek yang terbaru sehingga tenaga dan untuk UPTD Bina Marga Wilayah III
pendidik dari SMK Negeri 1 Sulawesi Makassar telah disepakati pelaksanaan
Selatan dapat mengajarkan ilmu dan selama 3 bulan yang diikuti oleh peserta
teknologi terbaru kepada peserta didik didik yang telah berada pada kelas XI
sebagai bekal untuk bekerja dan terbiasa semester genap.
dengan alat-alat yang di DU/DI, Sekolah b. Prosedur Kerjasama
juga membutuhkan bantuan dari Prosedur kerjasama Prakerin antara
Pemerintah Kota dan Kamar Dagang SMK Komputer Mutiara Ilmu dengan
Industri (KADIN) untuk dapat UPTD Bina Marga Wilayah III Makassar
memfasilitasi tempat Prakerin yang sesuai terdiri atas 3 tahapan yaitu; Tahap
dengan kompetensi peserta didik, SMK Perencanaan dan Persiapan, Tahap
Negeri 1 Sulawesi Selatan juga Pelaksanaan, dan Tahap Evaluasi Prakerin.
membutuhkan industri yang bersedia Tahap Perencanaan dimulai
bekerjasama dalam kelas kemitraan dan dengan: membentuk kepanitian prakerin,
perekrutan karyawan. persuratan kerjasama prakerin ke industri,
penyelesaian pembayaran, administrasi
2. Analisis Model Kerjasama SMK siswa, dll, pengukuran baju prakerin, surat
Komputer Mutiara Ilmu dengan persiapan dan pernyataan siswa ,
UPTD Bina Marga Wilayah III pemotretan siswa (pas foto), pembekalan
Makassar teknis keterampilan TKJ, pembekalan
a. Model Kerjasama antara SMK teknis keterampilan RPL, pembekalan
Komputer Mutiara Ilmu dengan kepribadian & pelaporan gel. I,
pembekalan kepribadian & pelaporan animo peserta didik untuk prakerin
gel.II, pembagian baju prakerin dan surat tergantung dari lokasi prakerin, belum ada
pengantar, rapat evaluasi guru & panitia partisipasi dari pemerintah untuk
(pembagian tugas pembimbingan siswa menjembatangi antara SMK dengan
prakerin) , pelepasan prakerin oleh kepsek, DU/DI dalam hal pelaksanaan prakerin,
pelaksanaan prakerin XII 2015, dan juga DU/DI yang betul-betul relevan
perampungan laporan prakerin, dengan kompetensi siswa kami masih
pendaftaran ujian seminar peserta, ujian sedikit di Makassar. Ada beberapa siswa
seminar peserta, Pembelajaran in-class, yang tidak bisa mengikuti tata tertib di
UTS Genap T.A 2015/2016. institusi pasangan, mulai dari
Tahap pelaksanaan prakerin ketidakhadiran dan sikap yang tidak
dimulai setelah SMK Komputer Mutiara terpuji. kemampuan ekonomi siswa yang
Ilmu mendapatkan surat balasan tentang tidak merata, sehingga ada sebagian siswa
persetujuan prakerin, maka guru yang terkendala masalah biaya transportasi
pembimbing akan mengantar peserta didik ke lokasi prakerin.
yang terdaftar untuk Prakerin di UPTD d. Kerjasama yang dibutuhkan SMK
Bina Marga Wilayah III Makassar. Guru Komputer Mutiara Ilmu
pembimbing akan membawa surat
pengantar prakerin dan beberapa SMK Komputer Mutiara Ilmu
administrasi prakerin untuk pembimbing membutuhkan kerjasama dalam hal
lapangan. Guru Pembimbing melakukan bantuan pengadaan alat praktek yang
monitoring sebanyak 4 kali sesuai dengan sesuai dengan apa yang digunakan di
jadwal yang telah direncanakan. industri, selanjutnya kerjasama dalam hal
Tahap evaluasi prakerin peningkatan kompetensi dan kualitas
dilaksanakan di sekolah pada saat prakerin pendidik dengan memberikan kesempatan
telah selesai, ketua panitia membuat untuk kepada guru untuk magang di
laporan pertanggung jawaban pelaksanaan industri atau perusahaan yang bergerak
prakerin dan disampaikan dalam rapat dalam bidang IT untuk menambah
untuk di evaluasi. Banyak aspek aspek wawasan guru tentang industri dan
yang di evaluasi mulai dari persiapan, teknologinya sehingga bisa memberi ilmu
pelaksanaan, monitoring, penilaian baru untuk peserta didik, selain itu SMK
kemampuan siswa dan perkembangan IT. Komputer Mutiara Ilmu mengharapkan
Data-data yang telah diperoleh baik dari adanyan guru tamu dari industri untuk
dari guru pembimbing maupun dari menambah wawasan dari peserta didiknya.
pembimbing lapangan dianalisis dan Dan yang paling utama penyelengaraan
dipaparkan dalam kegiatan evaluasi untuk prakerin, kelas industri dan penerimaan
dijadikan pertimbangan dalam tenaga kerja dengan industri atau
pengambilan keputusan apakah kerjasama perusahaan yang bergerak dalam bidang
dilanjutkan atau dihentikan. IT.
c. Faktor Penghambat Pelaksanaan B. Pembahasan
Prakerin a. Model Kerjasama SMK Negeri 1
Hasil wawancara dapat Sulawesi Selatan dan SMK
menunjukkan bahwa ada beberapa hal Komputer Mutiara Ilmu.
yang menjadi faktor penghambat Kerjasama yang telah dilaksanakan
pelaksanaan prakerin antara lain; lokasi SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan dan SMK
yang jauh menyusahkan bagi guru Komputer Mutiara Ilmu khususnya pada
pembimbing, selain itu kurangnya kompetensi keahlian Teknik Komputer
komunikasi antara guru pembimbing dan Jaringan dengan dunia kerja adalah
dengan pembimbing industri, dan juga kerjasama terkait pelaksanaan Praktek
Kerja Industri (Prakerin). Prakerin adalah Selatan dan SMK Komputer
kerjasama yang wajib dilaksanakan oleh Mutiara Ilmu dengan Dunia Kerja.
SMK bersama dengan dunia kerja dalam
rangka mengembangkan kompetensi Setiap SMK memiliki prosedur
peserta didik, melatih mental dan sebagai yang berbeda-beda dalam program
bekal masa peserta didik di masa depan. Prakerin tergantung dari sekolah dengan
SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan telah institusi pasangannya masing-masing
menempatkan peserta didik untuk Prakerin dalam melaksanakan program kegiatan
di Bank BTN dimulai dari tahun 2010, Prakerin. Prosedur kerjasama Prakerin di
sedangkan SMK Komputer Mutiara Ilmu SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan dan SMK
telah menempatkan peserta didik untuk Komputer Mutiara Ilmu dengan dunia
Prakerin di UPTD Bina Marga Wilayah III kerja terdiri atas 3 tahapan yaitu; Tahap
Makassar dimulai dari tahun 2013. Perencanaan dan Persiapan, Tahap
Berdasarkan hasil wawancara dan analisis Pelaksanaan, dan Tahap Evaluasi Prakerin.
dokumen bahwa kerjasama Prakerin yang 1) Tahap Perencanaan dan Persiapan
telah dilaksanakan selama ini dengan dunia SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan
kerja belum memiliki MOU mengadakan perencanaan Prakerin pada
(Memorandum of Understanding) dan SOP awal tahun, dimulai dengan pembentukan
(Standart Operating Procedure) kelompok kerja (pokja) dan penetapan
kerjasama, hal ini dikarenakan Bank BTN pembimbing Prakerin, kemudian persiapan
menilai Prakerin belum bisa memberikan dan pembuatan administrasi yang
keuntungan dari segi materi. Karena tidak diperlukan, informasi sosialisasi kepada
memiliki SOP sebagai acuan dalam siswa, kemudian rapat dengan orang tua
melaksanakan kerjasama maka pihak siswa dan komite tentang rencana
sekolah menyusun sebuah jurnal yang akan pelaksanaan Prakerin, pemetaan industri
digunakan peserta Prakerin dan yang bisa menerima siswa, selanjutnya
pembimbing industri yang akan digunakan pengajuan surat permohonan Prakerin,
selama pelaksanaan Prakerin. pendataan siswa yang telah mendapat
Pola waktu penyelengaraan tempat Prakerin, dan telah mendapatkan
Prakerin yang disetujui dengan dunia kerja izin dari orang tua, dan kemudian
adalah 3 bulan atau yang dikenal dengan pembagian kelengkapan Prakerin seperti
sistem block release, pelaksanaa prakerin jurnal, dan lain-lain, setelah itu kegiatan
berdasarkan block release atau dilakukan pembekalan sebelum penempatan.
selama beberapa bulan di dunia kerja. Sedangkan SMK Komputer Mutiara Ilmu
Pelaksanaan prakerin dilakukan 3-6 bulan mengadakan perencanaan dan persiapan
oleh peserta prakerin sesuai kesepakatan Prakerin dilakukan pada tahun ajaran baru
antara pihak sekolah dengan institusi dimulai dengan: membentuk kepanitian
pasangan. Berdasarkan hasil wawancara prakerin, persuratan kerjasama prakerin ke
dan analisis dokumen pelaksanaan prakerin industri, penyelesaian pembayaran,
di SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan dimulai administrasi siswa, dll, pengukuran baju
dari tanggal 19 Oktober 2015 sampai prakerin, surat persiapan dan pernyataan
dengan 19 Januari 2016, sedangkan siswa , pemotretan siswa (pas foto),
Prakerin di SMK Komputer Mutiara Ilmu pembekalan teknis keterampilan TKJ,
dimulai pada tanggal 1 Februari 2016 pembekalan teknis keterampilan RPL,
sampai dengan 30 April 2016 yang diikuti pembekalan kepribadian & pelaporan
oleh peserta didik yang telah berada pada gelombang I, pembekalan kepribadian &
kelas XI semester genap. pelaporan gelombang II, pembagian baju
b. Prosedur Kerjasama Prakerin prakerin dan surat pengantar, rapat
antara SMK Negeri 1 Sulawesi evaluasi guru & panitia (pembagian tugas
pembimbingan siswa prakerin) , dan Guru Pembimbing SMK Negeri 1
pelepasan prakerin oleh kepala sekolah. Sulawesi Selatan melaksanakan
Kegiatan perencanaan/persiapan monitoring sebanyak 3 kali dalam 3 bulan,
Prakerin di SMK Komputer Mutiara Ilmu yang pertama pada saat pengantaran
sejalan dengan hasil penelitian Hartati arif peserta prakerin, yang kedua pada bulan
(2013: 58) yaitu pada tahap perencanaan selanjutnya dan yang ketiga pada saat
dan persiapan Prakerin dilakukan kegiatan penarikan peserta prakerin. Guru
seperti: a) Membentuk Pokja Prakerin, b) pembimbing berkoordinasi dengan
Mempersiapkan surat permohonan pembimbing lapangan tentang peserta
Prakerin, c) Pemetaan tempat Prakerin, d) prakerin dan kendala-kendala apa yang
Daftar siswa yang mengikuti Prakerin, e) dihadapi dalam pelaksanaan prakerin.
Menyiapkan pedoman pelaksanaan Sejalan dengan hasil penelitian dari Hartati
Prakerin, f) Jumlah guru pembimbing, g) Arif (2013: 83) monitoring dilakukan tiga
Jadwal kegiatan Prakerin, h) Pembiayaan kali selama siswa berada di DU/DI sesuai
Prakerin, i) Menyiapkan administrasi, h) dengan jadwal yang ditentukan oleh
Pembekalan dan Pelepasan siswa Prakerin. panitia pokja, permasalahan yang ada akan
Selain itu juga didukung pendapat dari diselesaikan oleh guru pembimbing.
Muhyadi, dkk. (2011: 37), kegiatan Pelaksanaan monitoring di SMK Komputer
persiapan Prakerin yaitu menentukan Mutiara Ilmu berbeda dengan SMK
industri industri dan menghubunginya, Negeri 1 Sulawesi Selatan, karena Guru
menyiapkan administrasi atau surat-surat Pembimbing SMK Komputer Mutiara Ilmu
untuk industri dan surat ijin untuk orang dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam 3
tua siswa yang akan Prakerin, melakukan bulan dengan jedah waktu 3 minggu, jadi
pembekalan kepada siswa sebelum ke monitoring pertama pada saat pengantaran,
lapangan baik pengetahuan, ketrampilan, monitoring kedua pada 3 minggu
maupun cara belajar di tempat Prakerin berikutnya, monitoring ketiga juga 3
nanti. Selain itu juga didukung hasil minggu setelah monitoring kedua, dan
peneitian oleh Umiati (2016: 65) yaitu monitoring keempat pada saat penarikan
kegiatan perencanaan di SMK N 2 Depok siswa ke sekolah.
dilakukan pada awal semester atau pada 3) Tahap Evaluasi Prakerin
tahun ajaran baru. Beberapa kegiatan Evaluasi prakerin dilaksanakan di
yang dilakukan pada tahap sekolah pada saat prakerin telah selesai,
perencanaan/persiapan Prakerin di SMK N sekolah mengadakan rapat untuk
2 Depok, yaitu pembuatan peta DUDI, mengevaluasi seluruh aspek pelaksanaan
Perencanaan program kerja Prakerin prakerin, mulai dari perencanaan dan
(koordinasi Pokja PSG, Sosialisasi, dan persiapan prakerin pelaksanaan prakerin
Pembekalan). dan penilaian peserta prakerin. Data dari
2) Tahap Pelaksanaan Prakerin laporan prakerin peserta prakerin, hasil
Pelaksanaan prakerin dimulai monitoring dan masukan-masukan dari
setelah SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan pembimbing lapangan menjadi patokan
dan SMK Komputer Mutiara Ilmu dalam mengevaluasi pelaksanaan prakerin,
mendapatkan surat balasan tentang guna untuk meningkatkan kualitas
persetujuan prakerin, maka guru pelaksanaan prakerin yang akan datang.
pembimbing akan mengantar peserta didik Namun masih ada kekurangan dalam
yang terdaftar untuk Prakerin di Bank proses evaluasi program prakerin, pihak
BTN. Guru pembimbing akan membawa DU/DI atau dunia kerja belum dilibatkan
surat pengantar prakerin dan beberapa langsung dalam kegiatan evaluasi tersebut,
administrasi prakerin untuk pembimbing ini disebabkan pihak sekolah kesulitan
lapangan. dalam mendatangkan pihak DU/DI.
Tindak lanjut dari program prakerin perencanaan dan persiapan Prakerin di
tergantung dari keberhasilan atau SMK.
pencapaian program prakerin yang telah b. Tahap Pelaksanaan Prakerin
berlangsung. Jika pelaksanaan prakerin di Pelaksanaan Prakerin di
dunia kerja tidak mengalami kendala dan SMK dilaksanakan pada semester 4
pihak dunia kerja menilai peserta prakerin atau di kelas XI Pelaksanaan Prakerin
dari SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan dan minimal 3 bulan dan maksimal 6
SMK Komputer Mutiara Ilmu memiliki bulan (block release). Kegiatan dalam
kompetensi dan sikap yang baik, maka pelaksanan Prakerin yaitu:
pihak dunia kerja akan bersedia untuk Penempatan Peserta Prakerin,
menerima kembali peserta prakerin dari Pembimbingan Peserta Prakerin,
kedua SMK tersebut. Monitoring Prakerin, Penarikan
Prakerin, dan Pelaporan dan Penilaian
KESIMPULAN DAN SARAN Prakerin
A. Kesimpulan c. Tahap Evaluasi Prakerin
Berdasarkan hasil penelitian dan Evaluasi dilakukan dalam
pembahasan yang telah diuraikan sebuah rapat yang dilaksanakan
sebelumnya, maka dapat ditarik sekolah, aspek yang dievaluasi mulai
kesimpulan sebagai berikut: dari perencanaan, pelaksanaan,
penilaian peserta Prakerin. Evaluasi
1. Model kerjasama yang selama ini telah Prakerin dilakukan dengan
dilaksanakan pada SMK Negeri 1 mengumpulkan data-data temuan pada
Sulawesi Selatan dengan Bank BTN saat monitoring, laporan Prakerin,
dan SMK Komputer Mutiara Ilmu catatan dari pembimbing industri dan
dengan UPTD Bina Marga Wilayah III menganalisisnya. Evaluasi tiap tahun
Makassar adalah kerjasama dalam hal dilaksanakan namun Du/Di atau Dunia
pelaksanaan Praktek Kerja Industri Kerja belum dilibatkan secara
(Prakerin), kerjasama yang langsung dalam kegiatan evaluasi
dilaksanakan belum dituangkan dalam Prakerin.
sebuah MOU (Memorandum of 3. Faktor Penghambat Pelaksanaan
Understanding) dan belum dibuatkan Prakerin
SOP (Standart Operating Procedure) Tidak semua Du/Di bersedia untuk
kerjasama. menandatangani MOU, Du/Di atau dunia
2. Prosedur Kerjasama Prakerin antara kerja tidak terlalu relevan dengan
SMK dengan Dunia Kerja kompetensi keahlian TKJ, Industri IT di
a. Tahap Perencanaan dan Persiapan Kota Makassar masih kurang, Pelaksanaan
Perencanaan dan persiapan Prakerin SMK di Kota Makassar
dilaksanakan pada tahun ajaran baru, bersamaan, Biaya transportasi peserta
pelaksanaan Prakerin menjadi Prakerin, Masih ada kegiatan di Sekolah
tanggung jawab dari ketua panitia/ pada saat pelaksanaan Prakerin,
pokja Prakerin. Dalam tahapan Kompetensi peserta Prakerin masih
perencanaan/persiapan kegiatannya beragam, Prakerin belum difasilitasi
yaitu Pembentukan Kelompok Kerja Pemerintah, Kurangnya komunikasi antara
(Pokja), Pembuatan Administrasi, guru pembimbing dengan pembimbing
Sosialisasi, Rapat Komite, Pemetaan industri dan masalah attitude dari peserta
Du/Di, Persuratan, Pendataan Peserta Prakerin.
Prakerin, Pembagian Kelengkapan 4. Kerjasama yang dibutuhkan SMK
Prakerin dan Pembekalan. Du/Di atau Kerjasama yang dibutuhkan SMK
dunia kerja belum terlibat dalam tahap di Kota Makassar antara lain; Bantuan
pengadaan alat praktek, kerjasama terlibat dalam perencanaan dan
pelatihan bagi tenaga pendidik dan peserta evaluasi Prakerin Du/Di dapat
didik, Fasilitasi Prakerin oleh Pemerintah, menyeleksi lebih awal calon tenaga
Pelibatan Peserta Prakerin sesuai dengan kerja yang mereka butuhkan dan
kompetensi yang dimiliki, Singkronisasi memberikan masukan secara langsung
Kurikulum, Kerjasama kelas kemitraan tentang pelaksanaan Prakerin.
dengan industri atau perusahaan IT dan
Perekrutan tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
B. Saran Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika,
1. Dalam kegiatan pembekalan peserta Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi
Prakerin perlu ditanamkan lagi aksara.
penguatan pendidikan karakter peserta Anonim. 1990. Peraturan Pemerintah
Prakerin, terutama sebelum Nomor 29 Tahun 1990 Tentang
penempatan di lokasi Prakerin, karena Pendidikan Menengah.
dari beberapa catatan atau masukan Kementerian Pendidikan Nasional
pembimbing industri masalah utama Republik Indonesia.
dalam pelaksanaan Prakerin adalah Anonim. 2006. Peraturan Pemerintah
sikap atau attitude peserta prakerin Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
yang kurang terpuji. Standar Nasional Pendidikan.
2. Kegiatan Singkronisasi Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional
sangat penting dilakukan, agar Republik Indonesia.
kompetensi yang dibutuhkan oleh Anonim. 2007. Peraturan Pemerintah
dunia kerja sesuai dengan kompetensi Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
yang dimiliki oleh peserta didik yang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
akan Prakerin Menengah. Kementerian
Pendidikan Nasional Republik
C. Rekomendasi Indonesia.
1. Wakil Kepala Sekolah dan Pokja bisa Anonim. 2008. Peraturan Pemerintah
mengupayakan menjalin kerjasama Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Prakerin dengan dunia kerja yang Guru. Kementerian Pendidikan
relevan dengan kompetensi siswa. Nasional Republik Indonesia.
2. Sebaikknya kelompok kerja bisa BPS. 2014. Keadaan Angkatan Kerja
mengusahakan agar setiap kerjasama (Sakernas), Agustus 2014. Jakarta.
Prakerin dengan Du/Di atau dunia Bramwell,Bill.,Lane, Bernard. 2000.
kerja dituangkan dalam sebuah MOU. Tourism Collaboration and
3. Keberhasilan pelaksanaan Prakerin Partnerships: Politics, Practice
bergantung pada proses and Sustainability. Dalam
pembimbingan dan monitoring siswa, Cooper,Chris and Hall, Michael
oleh karena itu diharapkan kepada (Eds), Aspect of Tourism 2 (hal. 4)
guru yang menjadi guru pembimbing United Kingdom : Biddles Ltd
Prakerin agar melaksanakan Colin J, Marsh. 2009. Key Concepts for
pembimbingan dan monitoring yang Understanding Curriculum, New
rutin. York: Routledge
4. Sebaiknya DU/DI terlibat dalam Depdikbud.1997. Pedoman Teknis
semua aspek pelaksanaan Prakerin Pelaksanaan PSG Pada SMK.
seperti perencanaan dan evaluasi Jakarta:
Prakerin, hal ini agar pelaksanaan Depdiknas. 2004.Undang-Undang
Prakerin SMK berhasil. Dengan turut Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan KBBI. 2015. Definisi Model . (Online),
Nasional. Jakarta: PT. Armas Duta (http://kbbi.web.id/model Diakses
Jaya. 24 Juni 2015)
Direktorat Pembinaan SMK. 2010. Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Filsafat
Roadmap DitPSMK 2010-2014. Pendidikan Teknologi, Vokasi dan
Jakarta: DitPSMK Kejuruan. Bandung: Alfabeta.
Eling Damayanti. 2014. Manajemen Kuswana, Wowo Sunaryo. 2013. Dasar-
Praktek Kerja Industri pada dasar Pendidikan Vokasi dan
Kompetensi Keahlian Administrasi Kejuruan. Bandung :Alfabeta
Perkantoran di SMK Se- Kota Malik, O. 2011. Pengembangan SDM
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: untuk Pelatihan Ketenagakerjaan
Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Terpadu. Jakarta: PT. Gramedia
Hartati Arif. 2013. Efektivitas Pustaka.
Pelaksanaan Praktek Kerja
Industri Pada SMK di Kota Masriam Bukit.2014. Strategi dan Inovasi
Palopo. Tesis, Universitas Negeri Pendidikan Kejuruan; dari
Makassar. Kompetensi ke Kompetisi.
Hendra Utomo, Fajar. 2009. Arahan Bandung: Alfabeta.
Pengembangan Sekolah Menengah Muhidin, S.A. 2009. Partisipasi Dunia
Kejuruan Bisnis dan Manajemen Usaha dan Dunia Industri.
Berbasis Sektor Perdagangan di (Online),.(http://sambasalim.com/p
Kabupaten Tulungagung. Tesis. endidikan/partisipasi-dunia-
Instititut Teknologi Sepuluh usahaduniaindustri.html, Diakses
Nopember. 29 Februari 2015).
Herdi Bangkit Pandu P. 2015. Muhyadi, dkk. 2011. Tanggapan Dunia
Pelaksanaan Praktek Kerja Usaha Dunia Industri Terhadap
Industri (Prakerin) Kompetensi Pelaksanaan Praktek Kerja Industi
Keahlian Teknologi Kendaraan Kompetensi Keahlian Administrasi
Ringan SMK N 3 Pacitan tahun Perkantoran SMK N 1 Depok.
2013/2014. Skripsi. Yogyakarta: Abstrak hasil penelitian. Fakultas
Prodi Pendidikan Teknik Otomotif Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY.
FT-UNY. Muliati A.M. 2007.Evaluasi Program
Husain Syam. 2014. Peran Lembaga Pendidikan Sistem Ganda,Suatu
Pendidikan Vokasi dalam Penelitian Evaluatif Berdasarkan
Meningkatkan Daya Saing Global. Stake’s Countenance Model
Makalah disajikan dalam Seminar mengenai Program Pendidikan
Nasional Pendidikan Vokasi, FT sistem Ganda pada sebuah SMK di
Universitas Negeri Sulawesi Selatan. (Online),
Makassar,Makassar, 30 Agustus (http://www.damandiri.or.id/file/m
2014. uliatyunjbab.pdf.,Diakses pada
Kartasasmita,G. 1996. Pemberdayaan tanggal 10 Maret 2015)
Ekonomi Rakyat Melalui Napitupulu,E.L. 2008). Kesenjangan
Kemitraan Guna Mewujudkan Sekolah dengan Industri Harus
Ekonomi Nasional yang Tangguh diminimalisir. (Online),
dan Mandiri. Makalah disajikan (http://edukasi.kompas.com/read/20
dalam Seminar Nasional Lembaga 08/08/23/16535547/kesenjangan.se
Pembinaan Pengusaha Kecil dan kolah.dan.iindustr.harus.diminimal
Menengah dan Koperasi, Jakarta, 7 kan.html, Diakses 24 Januari 2015)
November 1996.
Nuraida,M. 2006. Efektivitas Implementasi Nasional ,Departemen Pendidikan
Pendidikan Sistem Ganda pada dan Kebudayaan Kabupaten
SMK. Tesis. Tidak Diterbitkan. Klaten,Yogyakarta, 7 Februari
Bandung: Pascasarjana Universitas 1993.
Pendidikan Indonesia. Sri Utami. 2010. Kemitraan Sekolah
Palestin, B. 2007. Model Kemitraan Menengah Kejuruan dengan Dunia
Keperawatan Komunitas dalam Usaha dan Dunia Industri melalui
Pengembangan Kesehatan Praktik Kerja Industri: Studi
Masyarakat, (Online), Multisitus di SMK Negeri 3
(http://bondan- Malang dan SMK Cor Jesu
palestin.blogspot.com/2007/01/mod Malang. Tesis.Universitas Malang.
el-kemitraan-keperawatan- Suartika, I. N. 2013. Studi Evaluasi
komunitas_10.html,Diakses 20 Program Prakerin dalam
Maret 2015). Kaitannya dengan Pendidikan
Prasetya.2006. Implementasi Kemitraan Sistem Ganda di SMK Negeri 1
SMK dengan DUDI belum Susut. e-Journal Program
Optimal. (Online), Pascasarjana Universitas
(http://prasetya.ub.ac.id/berita/Impl Pendidikan Ganesha.
ementasi-Kemitraan-SMK-dengan-
DUDI-Belum-Optimal-9103- Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
id.html, Diakses 20 Maret 2015). Pendidikan (Pendekatan
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Perinsip Dissain Pembelajaran. Bandung .: Alfabeta.
Jakarta:Univefsitas Negeri Jakarta Sukarnati. 2011. Pengembangan Model
Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain Manajemen Praktek Kerja Industri
Sistem Pembelajaran. Dian di Sekolah Menengah Kejuruan.
Rakyat:Jakarta. Tesis. Yogyakarta: Program
Prosser, C.A. & Quigley,T.H. 1949. Pascasarjana UNY.
Vocational Education in a Suparman, Atwi. 2014. Penyamaan
Democrazy. American Technical Persepsi Penelitian R&D
Society, Chicago: Illinouis Pengembangan Model. (Presentasi
Rasyid, M. 2011. Makna Pentingnya PSG Kuliah). Jakarta: Universitas
untuk Menghasilkan Tenaga Terbuka
Terampil. Gadjah Mada University Taufik T. 2008. Kemitraan, Koordinasi,
Press. dan Kolaborasi Iptek. (Online),
Rediyono. 2010. Putra Bangsa Berani (http://tatang-taufik.blogspot.com/2
Berlayar di Tengah Badai Krisis. 008/12/kemitraan-koordinasi-dan-
Samarinda: Family Press. kolaborasi.html, Diakses 20 Maret
Sastrohadiwirya, S. 2013. Manajemen 2015).
Tenaga Kerja yang Berasal dari Tiro, Muhammad Arif. 2014. Pemodelan
SMK di Indonesia. Jakarta: PT. untuk Pembuat Keputusan.
Bumi Aksara. Makassar: Andira Publisher.
Umiati. 2016. Pengelolaan Praktek Kerja
Slamet,PH. 1993. Kontribusi Dunia Usaha Industri (Prakerin) di SMK Negeri
terhadap Pendidikan Menengah 2 depok sleman Yogyakarta. Skripsi
Kejuruan dalam Upaya . Universitas Negeri Yogyakarta.
Memepersiapkan Tamatan yang Wardiman Djojonegoro. 1998.
Berkualitas. Makalah disampaikan Pengembangan Sumberdaya
pada Seminar Pendidikan Manusia Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
Jakarta: Balai Pustaka.
Wiana,Winwin. 2009. Peningkatan
Kualitas Pendidikan Teknologi
Dan Kejuruan Melalui
Pengembangan Kemitraan Dengan
Dunia Industri.Bandung:UPI
Wikipedia Online. 2016. Definisi Model
(Online)
(https://id.wikipedia.org/wiki/Mode
l) Diakses 27 Juni 2016
Wirawan.2011, Evaluasi Teori, Model,
Standar, Aplikasi, dan Profesi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Zainal Arifin. 2012. Implementasi
Manajemen Strategik Berbasis
Kemitraan dalam Meningkatkan
Mutu SMK : Studi Pada Kasus
SMK Kelompok Teknologi Bidang
Otomotif di Kota Yogyakarta.
Disertasi. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai