Tugas Saudara Adalah Menjelaskan Rambu0rambu Parameter MBS Dalam Implementasi Di Sekolah
Tugas Saudara Adalah Menjelaskan Rambu0rambu Parameter MBS Dalam Implementasi Di Sekolah
Tugas Saudara Adalah Menjelaskan Rambu0rambu Parameter MBS Dalam Implementasi Di Sekolah
1. Akses pendidikan yang merata, dalam artian semua siswa pada sekolah MBS memiliki
hak yang sama pada saat mencari ilmu di sekolah, tidak ada perbedaan antar siswa.
2. Kualitas pendidikan yang semakin baik, contohnya adalah siswa pada kelas 1 di sekolah
MBS mampu membaca dengan lancar.
3. Naiknya angka efektifitas dan efisiensi pendidikan, tingkat kelulusan yang semakin baik.
4. Pengelolaan sekolah yang semakin baik, seperti pembuatan laporan keuangan yang lebih
terbuka serta laporan kegiatan program-program sekolah.
5. dinas kesehatan setempat. Di samping itu, sekolah juga perlu
memberikan
pelayanan keamanan kepada peserta didik dan para pegawai
yang ada di
sekolah agar mereka dapat belajar dan melaksanakan tugas
dengan tenang
dan nyaman.
h. Langkah-langkah MBS
Secara umum dapat disimpulkan bahwa implementasi MBS
akan berhasil
melalui strategi- strategi berikut ini:
Pertama, sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal,
yaitu dimilikinya
otonomi dalam kekuasaan dan kewenangan, pengembangan
pengetahuan dan
keterampilan secara berkesinambungan, akses informasi ke
segala bagian dan
pemberian penghargaan kepada setiap pihak yang berhasil.
Kedua, adanya peran serta masyarakat secara aktif, dalam hal
pembiayaan, proses
pengambian keputusan terhadap kurikulum. Sekolah harus lebih
banyak mengajak
lingkungan dalam mengelola sekolah karena bagaimanapun
sekolah adalah bagian
dari masyarakat luas.
Ketiga, kepala sekolah harus menjadi sumber inspirasi atas
pembangunan dan
pengembangan sekolah secara umum. Kepala sekolah dalam
MBS berperan sebagai
designer, motivator, fasilitator. Bagaimanapun kepala sekolah
adalah pimpinan yang
memiliki kekuatan untuk itu. Oleh karena itu, pengangkatan
kepala sekolah harus
didasarkan atas kemampuan manajerial dan kepemimpinan dan
bukan lagi
didasarkan atas jenjang kepangkatan.
Keempat, adanya proses pengambilan keputusan yang
demokratis dalam kehidupan
dewan sekolah yang aktif. Dalam pengambilan keputusan kepala
sekolah harus
mengembangkan iklim demokratis dan memperhatikan aspirasi
dari bawah.
Konsumen yang harus dilayani kepala sekolah adalah murid dan
orang tuanya,
masyarakat dan para guru. Kepala sekolah jangan selalu
menengok ke atas sehingga
6. hanya menyenangkan pimpinannya namun mengorbankan
masyarakat pendidikan
yang utama.
Kelima, semua pihak harus memahami peran dan tanggung
jawabnya secara
bersungguhsungguh. Untuk bisa memahami peran dan
tanggung jawabnya masing-
masing harus ada sosialisasi terhadap konsep MBS itu sendiri.
Siapa kebagian peran
apa dan melakukan apa, sampai batas-batas nyata perlu
dijelaskan secara nyata.
Keenam, adanya guidlines dari departemen pendidikan terkait
sehingga mampu
mendorong proses pendidikan di sekolah secara efisien dan
efektif. Guidelines itu
jangan sampai berupa peraturan-peraturan yang mengekang
dan membelenggu
sekolah. Artinya, tidak perlu lagi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis dalam
pelaksanaan MBS, yang diperlukan adalah rambu-rambu yang
membimbing.
Ketujuh, sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas
yang minimal
diwujudkan dalam laporan pertanggung jawabannya setiap
tahunnya. Akuntabilitas
sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah terhadap semua
stakeholder. Untuk itu,
sekolah harus dijalankan secara transparan, demokratis, dan
terbuka terhadap segala
bidang yang dijalankan dan kepada setiap pihak terkait.
Kedelapan, Penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian
kinerja sekolah dan
lebih khusus lagi adalah meningkatkan pencapaian belajar
siswa. Perlu dikemukakan
lagi bahwa MBS tidak bisa langsung meningkatkan kinerja
belajar siswa namun
berpotensi untuk itu. Oleh karena itu, usaha MBS harus lebih
terfokus pada
pencapaian prestasi belajar siswa.
Kesembilan, implementasi diawali dengan sosialsasi dari konsep
MBS, identifikasi
peran masing-masing pembangunan kelembagaan capacity
building mengadakan
pelatihan pelatihan terhadap peran barunya, implementasi pada
proses pembelajaran,
evaluasi atas pelaksanaan dilapangan dan dilakukan perbaikan-
perbaikan.
7. Bagi sekolah yang sudah beroperasi ( sudah ada / jalan) paling
tidak ada 6 (enam)
langkah, yaitu : 1) evaluasi diri self assessment; 2) Perumusan
visi, misi, dan tujuan;
3) Perencanaan; 4) Pelaksanaan; 5)
3. Berdasarkan data tersebut, Anda diminta merancang 3 program kegiatan sekolah yang berkaitan
dengan pemenuhan guru agama, temppat ibadah yang lebih nyaman, dan media pembelajaran
agama sebagai upaya menjadikan sekolah yang religious.
4.