Tugas HIV Padliansyah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Dosen Pengampu :

Dr. Tigor Simutorang,S.Pd M. Kep

Disusun Oleh :

Padliansyah

202001026

2A keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

TAHUN 2022
Apa itu HIV/AIDS ?

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari
gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan
tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus
merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Kasus HIV/AIDS ini
merupakan suatu kasus yang sangat fatal di masyarakat, dimana setiap penderita akan berakhir
dengan kematian. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es,
yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah sebenarnya
(Departemen Kesehatan RI, 2013).

Meningkatnya angka penularan HIV/AIDS secara seksual terutama melalui hubungan


seks, telah menggantikan posisi penularan lewat jarum suntik di kalangan pengguna napza
suntik, sebagai jalur utama penularan HIV. Meningkatnya angka penularan melalui kelompok
heteroseksual menyebabkan semakin rentannya penularan kepada kelompok resiko rendah
seperti ibu rumah tangga dan bayi. Kasus HIV AIDS ini merupakan fenomena gunung es yang
harus segera memerlukan perhatian khusus tenaga kesehatan. Oleh karena itu pengabdian
masyarakat ini melakukan pendekatan pencegahan dan penangulangan dengan peningkatan
pengetahuan, dengan pendidikan kesehatan serta konseling sebelum melakukan screening
HIV/AIDS dengan pemeriksaan darah adalah upaya yang di lakukan adalah memutus mata rantai
penularan HIV/AIDS. Serta dapat dijadikan dasar sebagai tindakan lanjutan dalam melakukan
pengobatan dengan ARV (Anti Retroviral) bagi peserta yang terdekteksi positif menderita
HIV/AIDS. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di wilayah Belawan Sumatera Utara dengan
jumlah peserta yang telah diperiksa berjumlah 80 orang wanita dan dari hasil pemeriksaan tidak
dijumpai wanita yang terdeteksi positif HIV/AIDS dan adanya peningkatan pengetahuan tentang
HIV AIDS mengenai defenisi, tanda dan gejala, cara penularan dan cara pencegahannya.
Sehingga diharapkan dengan peningkatan pengetahuan ini akan mengurangi dan menghindari
perilaku yang beresiko.

Bagaimana penularan HIV/AIDS ?

Hubungan seks merupakan penyebab utama penularan tertinggi. HIV sering dikaitkan
dengan penyakit kelamin karena penularan penyakit ini biasanya.HIV dan virus-virusnya sejenis
umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membrane mukosa)
atau aliran darah, cairan tubuh yang mengandung HIV seperti darah, air mani, cairan vagina,
cairan preseminal dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal,
anal, ataupun oral). transfuse darah, jarum suntik yang terkontaminasi. Hubungan seksual adalah
factor penyebab penularan HIV/AIDS tertinggi (Nursalam, K & Ninuk, D, 2017).

Apa gejala dan tanda-tanda HIV ?

Seseorang yang menderita AIDS pertama kali akan mengalami gejala - gejala umum
seperti influenza. Kemudia penyakit AIDS ini akan menjadi bervariasi pada kurun waktu antara
6 bulan sampai 7 tahun, atau rata - rata 21 bulan pada anak - anak dan 60 bulan pada orang
dewasa. Di samping itu perlu diperhatikan pula gejala - gejala non spesifik dari penyakit AIDS
yaitu yang disebut ARC (AIDS Related Complex) yang berlangsung lebih dari 3 bulan, dengan
gejala - gejala sebagai berikut:

a) berat badan turun lebih dari 10%.


b) demam lebih dari 38 derajat Celcius.
c) berkeringat di malam hari tanpa sebab.
d) diare kronis tanpa sebab yang jelas lebih dari 1 bulan.
e) rasa lelah berkepanjangan.
f) bercak - bercak putih pada lidah (hairy leukoplakia).
g) penyakit kulit (herpes zoster) dan penyakit jamur (candidiasis) pada mulut h).
pembesaran kelenjar getah bening (limfe), anemia (kurang darah), leukopenia (kurang sel
darah putih), limfopenia (kurang sel - sel limphosit) dan trombositopenia (kurang sel - sel
trombosit / sel pembekuan darah i). ditemukan antigen HI.
h) gejala klinis lainnya antara lain kelainan pada:
 Kulit dan rambut kepala
 Kulit muka dan kulit bahagian tubuh lainnya
 Mata
 Hidung
 Rongga mulut (langit, gusi dan gigi)
 Paru - paru - Alat kelamin (Hawari, 2006)
Menurut (Noviana, 2013) ada 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi), antara lain :

a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan


b. Diare kronisyang berlangsung lebih dari 1 bulan.
c. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
Sedangkan gejala minornya (tidak umum terjadi) adalah :
a. Batuk menetap >1 bulan.
b. Dermatitis pruritis (gatal).
c. Herpes simpleks yang meluas dan berat .
d. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Bagaimana cara penularan HIV ?

Cara penularan HIV AIDS adalah dengan:

Melalui hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi karena

1.melakukan hubungan seksual.

2.Menggunakan jarum suntik yang sama.

3.Mendapatkan transfusi darah dari penderita HIV.

Bagaiman cara perawatan dengan HIV dan pengobatan?

 Perawatan HIV
1. Membersihkan cairan tubuh
2. Melindungi diri dari paparan virus
3. Gunakan kantong sampah khusus
4. Berhati-hatilah terhadap jarum suntik.

Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat
yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral
(ARV).ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk
menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV
adalah:

1. Efavirenz
2. Etravirine
3. Nevirapine
4. Lamivudin
5. Zidovudin

Selama mengonsumsi obat ARV, dokter akan memonitor viral load dan sel CD4 untuk
menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan,
sedangkan pemeriksaan viral load dilakukan sejak awal pengobatan dan dilanjutkan tiap 3–4
bulan selama masa pengobatan.

Apa itu VCT ?

VCT merupakan proses yang harus dilaksanakan sebelum dan sesudah tes HIV (WHO)
VCT merupakan konseling HIV/AIDS yang dilakukan agar: Klien cukup memperoleh informasi
tentang HIV sehingga klien dapat menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan HIV
terhadap dirinya. Klien siap bila memutuskan untuk melakukan pemeriksaan. Klien
mempersiapkan diri untuk dapat menerima apapun hasil dari pemeriksaan HIV, baik positif
maupun negatif.

Voluntary Counseling and Testing (VCT) Voluntary Counseling and Testing (VCT)
merupakan pemeriksaan dan konseling sukarela dari individu yang berisiko terkena HIV/AIDS.
VCT biasanya menggunakan rapid test untuk mendeteksi HIV, yang hanya memerlukan setetes
darah atau sel/kerokan bucal. Pemeriksaan ini relatif murah, mudah, dan hasilnya dapat dibaca
setelah 15 menit. Semakin banyak orang yang bersedia untuk dilakukan VCT, HIV/AIDS dapat
dideteksi lebih dini, sehingga pnderita dapat mempertahankan kesehatan seoptimal mungkin,
mengetahui dan menerapkan pola hidup yang benar untuk penderita HIV/AIDS serta orang di
sekitarnya, mengenali tanda-tanda infeksi oportunistik sehingga dapat diterapi sedini mungkin,
mendapatkan sumber dukungan di masyarakat (support group), mendapatkan terapi Anti
retroviral (ARV) sedini mungkin, mencegah penularan kepada orang lain, dan aimana mengatasi
stres bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Konseling awal (konseling pra testing) pada VCT meliputi:

 Alasan datang untuk konseling


 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Apakah memiliki masalah kesehatan sebelumnya
 Identifikasi faktor risiko
 Informasi mengenai HIV/AIDS, termasuk prosedur pemeriksaan dan penularannya
 Penjelasan mengenai window period
 Alternatif pemecahan masalah
 Dampak yang mungkin muncul setelah dinyatakan positif HIV dan upaya menanggulangi
dampak tersebut
 Keuntungan dan kerugian jika menjalani test HIV
 Dukungan yang akan diberikan untuk yang positif HIV
 Cara mengeliminasi faktor pemicu di masa sebelumnya

Konseling setelah hasil pemeriksaan diketahui (konseling pasca testing) meliputi:

 Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan empati (kemungkinan hasil dapat positif,


negative, atau indeterminate)
 Membiarkan pasien mengekspresikan perasaannya setelah mengetahui hasil pemeriksaan
HIV
 Mendiskusikan masalah yang mungkin muncul dan membantu menyelesaikan masalah
tersebut
 Menyampaikan informasi yang diperlukan pasien (pemeriksaan lanjutan atau
pengobatan)

Mendiskusikan pola hidup yang dianjurkan Pelayanan kesehatan dasar untuk individu
yang terdiagnosis HIV negatif
 konseling untuk individu/pasangan suami isteri tentang pencegahan HIV
 Promosi mengenai kondom
 Pelayanan jarum suntik steril dan harm reduction untuk Penasun (Pengguna Narkoba
suntik)
 Profilaksis setelah paparan

Tes ulangan setelah 3 bulan Pelayanan kesehatan dasar untuk individu yang terdiagnosis
HIV positif

 Konseling pasca testing mengenai pencegahan penularan, perawatan, dan terapi


HIV/AIDS
 Dukungan untuk keluarga dan konseling suami isteri
 Seks yang aman dengan penggunaan kondom
 Pelayanan jarum suntik steril dan harm reduction untuk Pengguna (Pengguna Narkoba
suntik)
 Pencegahan penularan dari ibu hamil ke janinnya
 Pelayanan kesehatan reproduksi dan KB

Provider-Initiated Testing and counseling (PITC)

Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) adalah pemeriksaan dan konseling HIV
yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan untuk orang
yang datang ke fasilitas kesehatan dengan tanda dan gejala yang dicurigai terinfeksi HIV. PITC
banyak dilakukan di klinik ANC (Antenatal Care), Klinik TB (Tuberkulosis), dan klinik PMS
(Penyakit menular Seksual).

PITC dilakukan di semua daerah epidemi HIV untuk kondisi berikut:

1. Dewasa, remaja dan anak yang secara klinis dicurigai memiliki tanda dan gejala infeksi
HIV
2. Anak yang terpapar infeksi HIV atau anak yang lahir dari ibu yang positif HIV
3. Anak yang menderita malnutrisi yang tidak respon terhadap terapi nutrisi
4. Laki-laki dengan risiko HIV yang akan mendapat tindakan sirkumsisi
Berikut kategori daerah epidemi HIV/AIDS menurut WHO :

1. Epidemi HIV derajat rendah: pada populasi dengan prevalensi HIV < 5%.
2. Epidemi HIV terkonsentrasi: pada populasi dengan prevalensi HIV > 5%, termasuk di
dalamnya < 1% terdapat pada wanita hamil.
3. Epidemi HIV general: pada populasi dengan prevalensi HIV > 5%, termasuk di dalamnya
> 1% terdapat pada wanita hamil.

Pada daerah epidemi HIV general, PITC diprioritaskan pada pasien berikut:

1. Pasien yang menunjukkan tanda dan gejala imunodefisiensi, termasuk yang menunjukkan
klinis TB.
2. Pasien antenatal, persalinan dan post partum
3. Pasien infeksi menular seksual
4. Pelayanan kesehatan pada populasi berisiko
5. Pelayanan kesehatan untuk anak usia < 10 tahun terutama yang memiliki tanda dan gejala
imunodefisiensi
6. Tindakan bedah
7. Pelayanan kesehatan remaja (10-19 tahun), terutama yang terkait dengan pergaulan bebas
8. Pelayanan kesehatan reproduksi termasuk KB

Pada daerah epidemi HIV yang derajat rendah dan terkonsentrasi, PITC dapat
dipertimbangkan untuk pelayanan berikut :

1. Pelayanan kesehatan untuk infeksi menular seksual


2. Pelayanan kesehatan pada populasi berisiko
3. Pelayanan ANC, persalinan dan postpartum
4. Pelayanan untuk TB

Sama seperti yang dilakukan pada VCT, setelah dilakukan konseling pra testing
kemungkinan pasien adalah menerima atau menolak.

Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT)


Penularan HIV dari ibu yang hamil dengan HIV positif kepada anaknya berkisar antara
15-45%. Kemungkinan ini dapat berkurang sekitar 5% dengan pencegahan yang benar sehingga
diperlukan program PMTCT.. Pelaksanaan PMTCT meliputi: 1. Pemeriksaan dan konseling HIV
pada wanita hamil 2. Pemberian ARV untuk PMTCT (terlampir) 3. Pemberian ARV profilaksis
untuk bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV (terlampir)

Apa yang dimaksud windo period?

 Fase 1 yang disebut Window Period (terjadi pada rentang 1-3 bulan)

HIV -> Tubuh Manusia -> HIV Test (+)

 Fase 2 yang disebut dengan Asimtomatik (Tanpa Gejala)

Berlangsung 5-10 tahun. HIV Sudah dalam tubuh, orang sudah terinfeksi tetapi tidak
menimbulkan gejala dan bisa menularkan ke orang lain.

 Fase 3 Pembesaran Kelenjar Limfe (Getah Bening)

Berlangsung Lebih dari 1 bulan Kelenjar Limfe membesar secara menetap dan merata di
leih dari satu bagian tubuh

 Fase 4 AIDS

Ditandai dengan bermunculnya berbagai macam penyakit antara lain : saraf, radang
saluran pencernaan, radang paru, kanker kulit dan TBC. Biasanya penderita AIDS akan
meninggal 2 tahun setelah gejalanya muncul.

Perilaku yang dapat menularkan HIV

 HIV bisa menular melalui beberapa perilaku penderitanya, seperti

1. Hubungan seks dengan berganti ganti pasangan.

2. Kontak dengan darah yang tercemar HIV, misalnya transfuse darah

3. Pemakaian alat suntik yang telah tercemar secara bergantian / bebas pakai.

4. Infeksi dari ibu yang positif HIV ke anak saat hamil, melahirkan dan menyusui.

 HIV Tidak bisa menular melalui

1. Kita tidak dapat tertular melalui gigitan nyamuk atau serangga.


2. Bersalaman,berpelukan ataupun ciuaman.

3. Batuk ataupun bersin.

4. Memakai toilet yang sama

5. Berenang bersama – sama

6. Menggunakan alat makan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai