Laporan Observasi Kelompok 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN PT.

SOLUSI BANGUN ANDALAS

PENGAWASAN K3 BIDANG LINGKUNGAN KERJA, PENGAWASAN K3 BIDANG KESEHATAN KERJA, DAN


PENGAWASAN K3 BIDANG BAHAN – BAHAN BERBAHAYA

KELOMPOK 3

1. NOBEL LIE (KETUA)


2. MARINI (SEKRETARIS)
3. TISYA ANGREINI (ANGGOTA)
4. BAMBANG (ANGGOTA)
5. CLINTON (ANGGOTA)
6. FUAD HASYIM (ANGGOTA)
7. TRISNAWATI (ANGGOTA)

PENYELENGGARA
PT. LIMA PRIMA SOLUSINDO
MEDAN, 15 - 27 AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan
anugerah-Nya kami dapat membuat laporan terkait observasi lapangan di PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS
dan menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini dibuat berdasarkan observasi video lapangan di PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS yang
telah diberikan oleh Panitia PT. LIMA PRIMA SOLUSINDO terkait mengenai Pengawasan K3 Bidang
Lingkungan Kerja, Pengawasan K3 Bidang Kesehatan Kerja dan Pengawasan K3 Bidang Bahan Berbahaya
di PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS. Penyusunan laporan disusun agar dapat diterima dan dipahami oleh
Tim Penguji dan rekan Pembinaan serta Sertifikasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum
Bacth 43 .
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan penyelesaian penulisan laporan ini tidak terlepas
dari dorongan semangat, doa, bimbingan, nasihat dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Orang Tua yang telah mendukung, membimbing, dan mendoakan kami
2. Bapak dan Ibu Pengajar/Pemateri dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia
3. Tim PT. LIMA PRIMA SOLUSINDO sebagai pihak penyelenggara PJK3 yang telah melatih dan membina
kami menjadi calon Ahli K3 Umum
4. Rekan - rekan Pembinaan dan Sertifikasi AK3U dan semua pihak yang telah membantudan memberi
dukungan demi terwujudnya penyusunan laporan ini
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan yang ada saat pelaksanaan Pelaksanaan Kerja
Lapangan dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan yang ada. Saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis apresiasi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Medan, 27 Agustus 2022

Kelompok I AK3U Batch 43

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Maksud Dan Tujuan....................................................................................................2

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan.....................................................................................2

1.4 Dasar Hukum..............................................................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.....................................................................4

2.1. Sejarah PT Solusi Bangun Andalas...........................................................................5


2.1.1 Struktur Pembina Keselamatan Kesehatan kerja dan Lingkungan Hidup.........5

2.1.2 Penerapan SMK3 di PT Solusi Bangun Andalas...............................................6

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................7

3.1 Kondisi PT Solusi Bangun Andalas..........................................................................7


3.1.1 Temuan Positif...................................................................................................8

3.1.2 Temuan Negatif...............................................................................................16

BAB IV ANALISA DAN HASIL.........................................................................................21

4.1 Analisa Temuan Negatif..........................................................................................21


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................30

5.1 Kesimpulan.............................................................................................................30
5.2 Saran.......................................................................................................................31

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat danlingkungan sekitar pabrik
tempat kerja tersebut. Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga merupakan suatu usaha untuk
mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu kewajiban perusahaan secara global yang
mempengaruhi daya saing produksi suatu perusahaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak
dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan
setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja
yangmengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja, dimana naik
turunnya kasus kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan Sistem
ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja dan perilaku manusia secara psikologis yang
berhubungan dengan motivasi dan kinerjanya
Adapun Undang-undang yang mengatur tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
tempat kerja adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Undang-undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan
pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan Ketenagakerjaan
mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Pemerintah juga mengeluarkan peraturan-peraturan lainnya seperti PP, Permenaker,
Kepmenaker, SE, serta Surat Keputusan yang dimana nantinya menjadi acuan hukum dalam
penerapan K3 di lingkungan kerja. Para calon Ahli K3 Umum melakukan Praktek Kerja Lapangan
secara virtual dengan menonton video yang telah disediakan dan melakukan obsevasi serta dapat
melihat penerapan persyaratan dan

1
pembinaan, keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Solusi Bangun Andalas yang meliputi
pengawasan K3 Bidang Lingkungan Kerja, Pengawasan K3 Bidang Kesehatan Kerja dan Pengawasan
K3 Bidang Bahan Berbahaya.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya pelatihan dan observasi lapangan adalah :
1. Para calon Ahli K3 Umum dapat memahami peraturan perundang-undangan
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) ditempat kerja.
2. Memberikan pengetahuan, keterampilan serta kesadaran peran calon Ahli K3 umum dalam
menjaga keselamatan kerja di tempat kerja
3. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon K3 umum
dapat menerapkan keahlian diperusahaan, tempatnya.
4. Sebagai dasar dan persyaratan untuk dapat menempuh sertifikasi sebagai Ahli K3 Umum

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup Praktik Kerja ini adalah:
1. Bidang pengawasan K3 Bidang Lingkungan Kerja
2. Bidang pengawasan K3 Kesehatan Kerja
3. Bidang pengawasan K3 Bidang Bahan – Bahan Berbahaya

Adapun kondisi ruang lingkup keadaan kesehatan kerja yang diamati yaitu :
1. K3 Poliklinik
2. Dokter Pemeriksa Kesehatan TK
3. Petugas P3K
4. Kotak P3K dan isinya
5. Kantin dan Gizi Kerja
6. Ada Prosedur Tanggap Darurat dll.
7. K3 Kimia : Penanganan bahan B3/Meledak/Terbakar/Beracun (Prosedur MSDS & label)
8. NAB Kimia
9. NAB Fisika : Kebisingan, Getaran,temperatur, pencahayaan, APD)

2
10. K3 Confined Space ( prosedur kerja, petugas dll)
11. K3 deteksi gas dll ( prosedur kerja, petugas kerja, dll)
12. K3 deteksi gas, dll (prosedur kerja, petugas dll)
13. Personil K3, petugas K33 dan Ahli K3 kimia, petugas ruang terbatas, petugas detektor gas)

1.4 Dasar Hukum


Dasar hukum K3 Bidang Lingkungan Kerja, Bidang Kesehatan Kerja dan Bidang Bahan – bahan
berbahaya antara lain :
a. Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker No. 05/Men/2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
c. Permenaker No. 15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat
kerja
d. Permenaker No. 08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
e. PP No. 7 Tahun 2019 Penyakit Akibat Kerja
f. Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 Pengaturan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
g. Permenakertrans No. 03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
h. Permenakertrans No. 15/Men/VIII/2008 Tentang P3K ditempat kerja
i. Permenaker No. 01/1976 Tentang kewajiban pelatihan hyperkes bagi dokter perusahaan
j. Permennaker No. 02/1980 Tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
k. Kepmennaker No. 187/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia berbahaya di tempat kerja
l. Permennaker No. 22 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Dampak Bahaya Bahan Kimia
m. Kepmennaker No. 51/1999 Tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja
n. SE No.1/1997 Tentang NAB Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja
o. Undang-Undang 32/2009 Perlindungan Pengolahan Lingkungan Hidup
p. PP 101/2014 Pengolahan LB3
q. Permen No. 23/M-IND/PER/4/2013 Tentang system harmonisasi global klasifikasi dan label pada
bahan kimia

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Singkat PT. Solusi Bangun Andalas


Perkembangan pabrik semen ini mulai dirintis oleh sebuah perusahaan swasta nasional yaitu PT.
Rencong Aceh Semen dengan melakukan studi kelayakan sejak tahun 1976 sampai dengan 1979.
PT. Rencong Aceh Semen bekerja sama dengan dua perusahaan asing yaitu Blue Circle Industries
Ltd dari inggris dan Cementia Holding A.G dari Swiss mengadakan usaha patungan untuk
mendirikan sebuah pabrik semen di Aceh.
Setelah mendapat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia, H.M Soeharto pada bulan
Februari 1980 (Surat persetujuan no. B-3/Pres/2/1980 tanggal 23 Februari 1980), maka tanggal
11 April 1980 didirikan PT. Semen Andalas Indonesia dengan kapasitas produksi 1 juta ton per
tahun dengan ketiga perusahaan tersebut sebagai sponsor utama. Lokasi pabrik di Lhoknga
kurang lebih 17 km ke selatan dari Banda Aceh ke arah Meulaboh.

Perkembangan fisik pabrik ini berlangsung selama 38 bulan dan pada tanggal 2 Agustus 1983
pabrik ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia sebagai pabrik semen yang kedelapan di
Indonesia. Namun, pada saat sekarang Blue Cirle tidak lagi sebagai sponsor, diganti dengan
Lafarge dari perancis sebagai pemegang saham terbanyak pada PT. Semen Andalas Indonesia.

Kemudian pada tahun 2019 PT. Lafarge Cement Indonesia berganti nama PT. Solusi Bangun
Indonesia (SBI) dan memiliki anak perusahaan bermana PT. Solusi Bangun Andalas yang mulai
beroperasi pada tanggal 11 Februari 2019. PT. Solusi Bangun Andalas (SBA) adalah unit
pergantongan semen terbesar di Indonesia dan termasuk bagian dari Semen Indonesia Group (SIG).
Perusahaan ini terletak di Jl. Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Perusahaan ini merupakan perusahaan
yang memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan terdepan dengan kinerja terbaik dalam industri
yang bergerak di bidang pengemasan untuk pengadaan bahan material bangunan.
Hasil produksi yang dihasilkan PT. Solusi Bangun Andalas yaitu Semen Andalas dengan penghasilan
sebanyak 1,6 juta ton semen tiap tahunnya. PT. SBA mempunya lima terminal pemasaran,
diantaranya: Aceh Besar, Lhokseumawe, Medan, Pulau Batam dan Dumai.

6
PT. SBA memiliki jumlah karyawan sebanyak 111 karyawan yang terdiri dari Reporting, Analisis dan
Support, Kontraktor dan Security. Pekerjaan ini dibagi menjadi dua shift kerja.Perusahaan ini
memiliki panjang dan kedalaman dermaga sekitar 120 m & 6,5 m. Produk yang dipasarkan berupa
Andalas 40kg PCC, 50kg OPC, dan Curah Padang 40kg PCC dan Curah.
Adapun visi dan misi PT. Solusi Bangun Andalas yaitu sebagai berikut:

Visi Perusahaan :
Menjadi pemimpin sejati di bidang bahan bangunan dengan cara menjadi yang terbaik melalui
pertumbuhan yang cepat dengan memberikan nilai tambah dan mencapai kepemimpinan pasar
global di dalam usaha lokal melaui prinisi pengelolaan “Multi Lokal”.

Misi Perusahaan:
1. Menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pembangunan berkesinambungan untuk masyarakat
dan ramah lingkungan.
2. Lebih memprioritaskan masyarakat sekitar untuk memperoleh pekerjaan-pekerjaan kontrak yang
sesuai dengan kompetensinya.
3. Melindungi lingkungan hidup dan membantu kebutuhan masyarakat sekitar dalam hal pendidikan,
kesehatan, pengembangan ekonomi, serta sosial dan keagamaan, yang sangat penting.

7
2.1 Gambar Flow Chart Proses Produksi PT. Solusi Bangun Andalas

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
(P2K3)
PT. Solusi Bangun Andalas memiliki struktur organisasi perusahaan dan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(Permenaker No. 04 tahun 1987). Berikut struktur organisasi PT. Solusi Bangun Andalas:

2.2.1. Gambar Sturktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi P2K3 diketuai oleh Alwin Husaini selaku Direktur Utama yang memiliki peran
pengambil keputusan tertinggi, Sekretaris P2K3 yaitu Hakiki Hadi yang sudah memiliki sertifikat Ahli
K3 Umum lalu anggota dari wakil perusahaan dan wakil tenaga kerja, berikut struktur P2K3 dapat
dilihat pada Gambar 2.2.2 berikut ini :

8
Gambar 2.2.2 Struktur Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi PT Solusi Bangun Andalas


Hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa lingkungan kerja di PT. Solusi Bangun
Andalas (SBA) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang unit semen terbesar di Indonesia dan
termasuk bagian dari Semen Indonesia Group (SIG). Sejak 11 Februari 2019 masih mampu
memproduksi 1600 ton pertahun dengan luas area pabrik 5200 hektar. Setiap ruangan yang ada
memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan bidangnya, tertata rapih, terawat dan bersih.
Perusahaan ini merupakan perusahaan yang memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan
terdepan dengan kinerja terbaik dalam industri yang bergerak di bidang pengemasan untuk
pengadaan bahan material bangunan. Perusahaan ini terletak di Jl. Ujung Baru Pelabuhan Belawan.
PT. Solusi Bangun Andalas memiliki kondisi lingkungan di area pabrik dan bangunan gedung
yang terawat dan terjaga kebersihannya di lingkungan pekerjaan. Dari hasil observasi kami lakukan
pada tanggal 24 – 25 Agustus 2022 secara virtual pada sebuah perusahaan PT Solusi Bangun Andalas
di Medan, Sumatera Utara. Perusahaan pada daerah Pelabuhan Belawan ini mengemas produk
tersebut. Saat ini kami melakukan praktek kerja lapangan untuk pengawasan dan sertifikasi ahli K3
Umum. Program yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja seperti adanya fasilitas
kesehatan atau klinik untuk berobat jika ada karyawan yang sakit. Adanya tempat penyimpanan B3
dan MSDS, setiap karyawan dan tamu wajib menggunakan APD.
Hasil pengamatan dan observasi di perusahaan PT Solusi Bangun Andalas kami dapat
menggolongkannya menjadi dua permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu temuan
positif dan temuan negatif :

10
3.1.1 Temuan Positif
No Temuan Dasar Hukum Dokumentasi
. Positif
1. Terdapat - UU No.01 Tahun 1970 Tentang
kotak P3K Keselamatan Kerja Bab III Syarat-
pada syarat keselamatan kerja Pasal 3 e:
beberapa Memberi pertolongan kepada
lokasi kecelakaan
ruangan - Permenakertrans No.
15/Men/VIII/2008 Tentang
pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja. Pasal 2
(1) : Pengusaha wajib
menyediakan petugas P3K &
Fasilitas P3K di tempat kerja.Pasal
8 (1) : Fasilitas P3K sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
meliputi:
a. Ruang P3K
b. Kotak P3K & isi
c. Alat evakuasi & alat
transportasi
d. Fasilitas tambahan berupa APD
dan/atau peralatan khusus
ditempat kerja yang memiliki
potensi bahaya yang bersifat
khusus.
2 Terdapat Permenakertrans No.
rambu-rambu Per:08/MEN/VII/2010 : Pasal 5
untuk wajib “Pengusaha atau Pengurus wajib
menggunakan mengumumkan secara tertulis dan
APD di area memasang rambu-rambu mengenai
tempat kerja kewajiban penggunaan APD di
tempat kerja.”

11
3 Terdapat - UU No.01 Tahun 1970 Tentang
kebijakan Keselamatan Kerja.
keselamatan - PP No 50 tahun 2012 : Tentang
kerja dan penerapan sistem manajemen
lingkungan keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
serta Pasal 5 (2) : Kewajiban
prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat
tanggap (1) berlaku bagi perusahaan :
darurat a. Mempekerjakan pekerja/buruh
paling sedikit 100 orang; atau
b. Mempunyai tingkat bahaya
tinggi
- Pasal 7 (1) : Penetapan kebijakan
K3 sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (1) huruf a
dilaksanakan oleh pengusaha

4 Telah - UU No.01 Tahun 1970 Tentang


dilakukan Keselamatan Kerja Bab IV
pemeriksaan Pengawasan Pasal 8 (2) Pengurus
kesehatan diwajibkan memeriksa semua
tenaga kerja tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya secara berkala pada
dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan yang dibenarkan oleh
direktur

12
5 Terdapat - UU No.01 Tahun 1970 Tentang
safety alert Keselamatan Kerja
pemakaian - PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG
body harness ALAT PELINDUNG DIRI Pasal 5
Pengusaha atau Pengurus wajib
mengumumkan secara tertulis dan
memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan
APD di tempat kerja.

6 Terdapat - UU No.01 Tahun 1970 Tentang


petugas P3K Keselamatan Kerja
yang sudah - Permenakertrans No.
berlisensi 15/Men/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di tempat kerja Pasal
3 ayat 1: Petugas P3K ditempat
kerja sebagaimana dimaksudkan
Pasal 2 ayat 1 harus memiliki
lisensi dan buku kegiatan P3K dari
kepala instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan
setempat Pasal 6
Petugas P3K ditempat kerja
mempunyai tugas:
a. Melaksanakan tindakan P3K
ditempat kerja
b. Merawat fasilitas P3K
ditempat kerja
c. Mencatat setiap kegiatan P3K
dalam buku kegiatan, dan
d. Melaporkan kegiatan P3K
kepada pengurus
7 Tersedia - UU No.01 Tahun 1970 Tentang
assembly Keselamatan Kerja
point dan
denah
evakuasi

13
8 Tersedia - UU No.01 Tahun 1970 Tentang
sumber air Keselamatan Kerja
(shower) dan
alat cuci mata
yang mudah
dijangkau
9 Tersedia - UU No.01 Tahun 1970 Tentang
MSDS pada Keselamatan Kerja
Bahan Kimia - Kepmenaker No 187 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Bahan
Kimia

10 Terdapat - UU No.01 Tahun 1970 Tentang


ruang Keselamatan Kerja
pengolahan - Kepmenaker No 187 Tahun 1999
limbah B3 Tentang Pengendalian Bahan
Kimia
- Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan RI No.
P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2
020 Tenang Penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun

11 Tersedia - UU No.01 Tahun 1970 Tentang


dokter Keselamatan Kerja
perusahaan - Peraturan Menteri Tenaga Kerja
yang No. 04 Tahun 1998 Tentang
terlisensi Pengangkatan, Pemberhentian
dan Tata Kerja Dokter Penasehat
Pasal 2 : Dokter Penasehat
mempunyai fungsi memberikan
pertimbangan medis kepada
Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan dan atau Badan
Penyelenggara dalam
menyelesaikan kasus Jaminan
Kecelakaan kerja.

14
12 Tersedia - UU No.01 Tahun 1970 Tentang
kantin untuk Keselamatan Kerja
karyawan - Surat Edaran Kemnaker RI No. SE
01/Men/th1976 Tentang
Mengadaan Kantin dan Ruang
Makan

13 Tersedia - UU No.01 Tahun 1970 Tentang


Standar Keselamatan Kerja
Operasional - Kepmenaker No 187 Tahun 1999
Prosedur Tentang Pengendalian Bahan
Pengolahan Kimia
Limbah B3

14 Sudah - UU No.01 Tahun 1970 Tentang


dilakukan Keselamatan Kerja
pengukuran - Permenaker No. 5 Tahun 2018
dan Tentang Keselamatan dan
pengendalian Kesehatan Kerja Lingkungan
debu di Kerja
Loader Area

15
3.1.2 Temuan Negatif
No. Temuan Negatif Dasar Hukum Dokumentasi
1. Kurangnya - UU No.01 Tahun 1970
pencahayaan di jalur Tentang Keselamatan
evakuasi Kerja
- Permenaker 05 tahun
2018 Tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pasal
16
1. Pengukuran dan
pengendalian
pencahayaan
sebagaimana
dimaksud
2. Pencahayaan
sebagaimana
dimaksud pada ayat
1 meliputi:
pencahayaan alami
dan atau
pencahayaan buatan
3. Jika
hasilpencahayaan
sebagaimana
dimaksud pada ayat
1 tidak sesuai dengan
standar dilakukan
pengendalian agar
intensitas
pencahayaan sesuai
dengan jenis
pekerjaannya.
- Permenker No 48 Tahun
2016 Tentang Standar
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Perkantoran Bab V
Sarana Bangunan

16
2. Postur kerja yang tidak - UU No.01 Tahun 1970
ergonomi Tentang Keselamatan
Kerja
- Permenkes No. 48
Tahun 2016 Tentang
Standar Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Perkantoran Pasal 21
poin g: Standar
Ergonomi Perkantoran
meliputi postur kerja.

3. Ukuran tangga darurat - UU No.01 Tahun 1970


yang tidak memadai Tentang Keselamatan
Kerja
- Permenkes No. 48
Tahun 2016 Tentang
Standar Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Perkantoran BAB III
Standar Keselamatan
Kerja Tangga Darurat
poin 4 : Lebar tangga
darurat/penyelamatan
minumum 1,20 m.
4. Tidak tersedia - UU No.01 Tahun 1970
wastafel dan tempat Tentang Keselamatan
tidur di Ruang P3K Kerja
- Permenaker No.
15/Men/VIII/2008
Tentang pertolongan
pertama pada
kecelakaan di tempat
kerja. Pasal 9 ayat (2)
Pengusaha wajib
menyediakan ruang
P3K sekurang-
kurangnya dilengkapi
dengan:
1. Wastafel dengan
air mengalir
2. Kertas tisue/lap
3. Usungan/tandu
4. Bidai/spalk
17
5. Kotak P3K dan isi
6. Tempat tidur
dengan bantal dan
selimut
7. Tempat untuk
menyimpan alat
8. Sabun dan ikat
9. Pakaian bersih
10. Tempat sampah
11. Kursi tunggu
5. Isi kotak P3K yang - UU No.01 Tahun 1970
tidak lengkap Tentang Keselamatan
Kerja Bab III Syarat-
Syarat Keselamatan
Kerja pasal 3(1) e:
Memberi pertolongan
kepada kecelakaan
- Permenakertrans No.
15/Men/VIII/2008
Tentang pertolongan
pertama pada
kecelakaan di tempat
kerja. Pasal 2 (1) :
Pengusaha wajib
menyediakan petugas
P3K & Fasilitas P3K di
tempat kerja.Pasal 8
(1) : Fasilitas P3K
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1)
meliputi:
a. Ruang P3K
b. Kotak P3K & isi
c. Alat evakuasi & alat
transportasi
- Fasilitas tambahan
berupa APD dan/atau
peralatan khusus
ditempat kerja yang
memiliki potensi
bahaya yang bersifat
khusus.

18
6. Pekerja tidak - UU No.01 Tahun 1970
menggunakan earplug Tentang Keselamatan
dan kacamata saat Kerja
bekerja di area - Keputusan Menteri
workshop Negara Lingkungan
Hidup No. 48 Tahun 1996
Tentang : Baku Tingkat
Kebisingan dan nilai
ambang batas kebisingan
di tempat kerja telah
diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor
13 Tahun 2011 tentang
nilai ambang batas faktor
fisika dan faktor kimia di
tempat kerja.
- PERATURAN MENTERI
TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
PER.08/MEN/VII/2010
TENTANG ALAT
PELINDUNG DIRI pasal 2
dan pasal 3
7. Petugas tidak - UU No. 1 Tahun 1970
memakai APD yang Tentang Keselamatan
lengkap (sarung Kerja Pasal 9 ayat (1)
tangan, earplug dan butir c: Pengurus
masker) disaat proses diwajibkan menunjukkan
produksi. dan menjelaskan pada
tiap tenaga kerja baru
tentang alat-alat
perlindungan diri bagi
tenaga kerja yang
bersangkutan.
- Permenekertrans No.
Per 01/MEN/1981 Pasal
4 ayat 3: “Pengurus
wajib menyediakan
secara cuma-cuma
semua alat perlindungan
diri yang diwajibkan
penggunanya oleh
tenaga kerja yang
19
berada dibawah
pimpinan untuk
pencegahan
penyakit akibat kerja.”
8. Tidak ada Ahli K3 - UU No. 1 Tahun 1970
Kimia atau Petugas K3 Tentang Keselamatan
Kimia Kerja
- Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Republik
Indonesia No. 187 Tahun
1999 tentang
Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja. BAB I
Pasal 3 Pengendalian
bahan kimia berbahaya
sebagaimana dimaksud
pasal (2) meliputi:
a. penyediaan lembar
data keselamatan
bahan (LDKB) dan
label.
b.penunjukkan petugas
K3 kimia dan ahli K3
kimia.

20
BAB IV
ANALISA DAN HASIL

4.1 Analisa Temuan Negatif


Berdasarkan hasil temuan ini, dilakukan analisa mengenai temuan dengan pemenuhan peraturan yang berlaku. Analisis dilakukan dengan
membandingkan Perusahaan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Hasil analisis ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
Temuan Negatif
N Temuan
Dampak/Risiko Bahaya Dasar Hukum Rekomendasi Dokumentasi
o Negatif
1. Kurangnya - Kesulitan dalam - UU No.01 Tahun 1970 Tentang - Pemasangan
pencahayaan proses Keselamatan Kerja instalasi lampu
di jalur penyelamatan - Permenaker 05 tahun 2018 (pencahayaan
evakuasi pekerja yang Tentang Keselamatan dan buatan) pada
mengalami Kesehatan Kerja pasal 16 jalur evakuasi
kecelakaan kerja a. Pengukuran dan pengendalian - Melakukan
- Dapat pencahayaan sebagaimana pengukuran
menyebabkan dimaksud intensitas
petugas P3K b. Pencahayaan sebagaimana penerangan
tersandung atau dimaksud pada ayat 1 meliputi: terhadap jalur
menabrak karena pencahayaan alami dan atau evakuasi
kurangnya pencahayaan buatan
pencahayaan c. Jika hasil pencahayaan
sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 tidak sesuai dengan
standar dilakukan pengendalian
agar intensitas pencahayaan
sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
- Permenker No 48 Tahun 2016
Tentang Standar Keselamatan
21
dan Kesehatan Kerja
Perkantoran Bab V Sarana
Bangunan
2. Postur kerja - Pekerja mudah - UU No.01 Tahun 1970 Tentang - Memberikan
yang tidak kelelahan, Keselamatan Kerja edukasi/training
ergonomi produktivitas kerja - Permenkes No. 48 Tahun 2016 untuk pekerja
menurun Tentang Standar Keselamatan mengenai
- Dapat dan Kesehatan Kerja Perkantoran ergonomi kerja
menyebabkan Pasal 21 poin g: Standar - Menyediakan
penyakit skoliosis Ergonomi Perkantoran meliputi ganjalan untuk
postur kerja. komputer

3. Ukuran - Kesulitan dalam - UU No.01 Tahun 1970 Tentang - Menambah


tangga proses evakuasi Keselamatan Kerja jalur atau
darurat yang - Petugas dapat - Permenkes No. 48 Tahun 2016 tangga darurat
tidak tergelincir Tentang Standar Keselamatan dan untuk proses
memadai Kesehatan Kerja Perkantoran BAB evakuasi
III Standar Keselamatan Kerja
Tangga Darurat poin 4 : Lebar
tangga darurat/penyelamatan
minumum 1,20 m

4. Tidak - Menimbulkan - UU No.01 Tahun 1970 Tentang - Disarankan


tersedia bahaya kesehatan Keselamatan Kerja untuk
wastafel dan pada petugas dan - Permenaker No. perusahaan
tempat tidur pekerja 15/Men/VIII/2008 Tentang dapat mematuhi
di Ruang P3K - Menyulitkan pertolongan pertama pada dan menjalankan
22
petugas medis kecelakaan di tempat kerja. Pasal Permenakertrans
untuk melakukan 9 ayat (2) Pengusaha wajib No. 15/Men/
pertolongan menyediakan ruang P3K VIII/2008 terkait
pertama sekurang-kurangnya dilengkapi syarat ruang P3K
dengan: yang harus
1. Wastafel dengan air mengalir menyediakan
2. Kertas tisue/lap wastafel dengan
3. Usungan/tandu air mengalir dan
4. Bidai/spalk tempat tidur
5. Kotak P3K dan isi
6. Tempat tidur dengan bantal
dan selimut
7. Tempat untuk menyimpan
alat
8. Sabun dan ikat
9. Pakaian bersih
10. Tempat sampah
11. Kursi tunggu
5. Isi kotak P3K - Terlambatnya - UU No.01 Tahun 1970 Tentang - Melengkapi dan
yang tidak penanganan Keselamatan Kerja Bab III Syarat- memperbanyak
lengkap pertolongan Syarat Keselamatan Kerja pasal kotak P3K
pertama kepada 3(1) e: Memberi pertolongan - Memperingatkan
korban kecelakaan kepada kecelakaan pekerja untuk
kerja yang - Permenakertrans No. melakukan
membutuhkan P3k 15/Men/VIII/2008 Tentang pengecekan
dikarenakan pertolongan pertama pada checklist
keterbatasan kotak kecelakaan di tempat kerja. Pasal peralatan isi
P3K beserta isinya 2 (1) : Pengusaha wajib kotak P3K
- Sulitnya menyediakan petugas P3K &
menemukan alat Fasilitas P3K di tempat
untuk pertolongan kerja.Pasal 8 (1) : Fasilitas P3K
pertama pada sebagaimana dimaksud dalam
pekerja pasal 2 ayat (1) meliputi:
23
d. Ruang P3K
e. Kotak P3K & isi
f. Alat evakuasi & alat
transportasi
- Fasilitas tambahan berupa APD
dan/atau peralatan khusus
ditempat kerja yang memiliki
potensi bahaya yang bersifat
khusus.
6. Pekerja tidak - Dapat menyebabkan - UU No.01 Tahun 1970 Tentang - Perusahaan harus
menggunaka tuli akibat kebisingan Keselamatan Kerja memberikan
n earplug dan dalam jangka waktu - Keputusan Menteri Negara briefing kepada
kacamata lebih dari 8 jam Lingkungan Hidup No. 48 Tahun petugas untuk
saat bekerja - Dapat terkena 1996 Tentang : Baku Tingkat memakaian
di area percikan api ke Kebisingan dan nilai ambang batas Earplug sesuai
workshop daerah muka saat kebisingan di tempat kerja telah Keputusan
bekerja diatur dalam Peraturan Menteri Menteri Negara
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lingkungan Hidup
Nomor 13 Tahun 2011 tentang No. 48 Tahun
nilai ambang batas faktor fisika dan 1996 Tentang
faktor kimia di tempat kerja. Baku Tingkat
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Kebisingan pasal 6
dan Transmigrasi Republik - Memakai APD
Indonesia Nomor lengkap sesuai
PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG dengan Peraturan
ALAT PELINDUNG DIRI pasal 2 dan Menteri Tenaga
pasal 3 Kerja dan
Transmigrasi
Republik
Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/
2010 TENTANG
ALAT PELINDUNG
DIRI pasal 2 dan
24
pasal 3
7. Petugas tidak - Dapat - UU No. 1 Tahun 1970 Tentang - Perusahaan wajib
memakai mengakibatkan luka Keselamatan Kerja Pasal 9 ayat (1) menyediakan APD
APD yang ringan pada tangan butir c: Pengurus diwajibkan lengkap di setiap
lengkap akibat tergores saat menunjukkan dan menjelaskan proses produksi,
(sarung melakukan proses pada tiap tenaga kerja baru pengemasan,
tangan, produksi tentang alat-alat perlindungan diri maupun proses
earplug dan - Dapat menyebabkan bagi tenaga kerja yang pengkutan sesuai
masker) tuli akibat kebisingan bersangkutan. dengan UU No. 1
disaat proses dalam jangka waktu - Permenakertrans No. Per Tahun 1980 pasal
produksi. lebih dari 8 jam 01/MEN/1981 Pasal 4 ayat 3: 9 ayat 1 butir C:
- Dapat terhirup “Pengurus wajib menyediakan Pengurus
partikel semen yang secara cuma-cuma semua alat diwajibkan
mengakibatkan perlindungan diri yang diwajibkan menunjukkan dan
iritasi pada saluran penggunanya oleh tenaga kerja menjelaskan pada
pernafasan yang berada dibawah pimpinan setiap tenaga
untuk pencegahan penyakit kerja baru
akibat kerja.” tentang alat-alat
perlindungan diri
bagi tenaga kerja
yang
bersangkutan.
- APD yang
disediakan secara
cuma-cuma untuk
melindungi
tenaga kerja
sesuai dengan
Permenakertrans
No. Per
01/MEN/1981
Pasal 4 ayat 3.

25
8. Tidak ada - Tidak adanya - UU No. 1 Tahun 1970 Tentang - Perusahaan harus
Ahli K3 Kimia pengawasan berupa Keselamatan Kerja mempekerjakan
atau petugas identifikasi, evaluasi - Keputusan Menteri Tenaga Kerja Ahli K3 Kimia atau
K3 Kimia dan pengendalian Republik Indonesia No. 187 Tahun memberikan
potensi bahaya 1999 tentang Pengendalian Bahan training pada
potensial bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja. pekerja untuk
kimia yang BAB I Pasal 3 Pengendalian bahan menjadi Ahli K3
berbahaya. kimia berbahaya sebagaimana Kimia sekurang-
dimaksud pasal (2) meliputi: kurangnya 1
a. penyediaan lembar data orang.
keselamatan bahan (LDKB) dan
label.
b. penunjukkan petugas K3 kimia
dan ahli K3 kimia.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan penerapan persyaratan dan pembinaan, keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS yang meliputi bidang Lingkungan
Kerja, Kesehatan Kerja dan Bahan-Bahan Berbahaya antara lain sebagai berikut :
1. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki kotak P3K pada beberapa lokasi ruangan.
2. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki rambu-rambu wajib menggunakan APD di
area tempat kerja.
3. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki kebijakan keselamatan kerja dan lingkungan
serta prosedur tanggap darurat.
4. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah melakukan pemeriksanaan kesehatan tenaga
kerja.
5. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah memiliki safety alert pemakaian bodyharness.
6. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah memiliki petugas P3K yang memiliki lisensi.
7. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah memiliki assembly point dan denah evakuasi.
8. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah memiliki sumber air (shower) dan alat cuci mata
yang mudah dijangkau.
9. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah tersedia MSDS pada bahan kimia.
10. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah terdapat ruangan pengolahan limbah B3.
11. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah tersedia dokter perusahaan yang terlisensi.
12. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah tersedia kantin untuk karyawan.
13. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah tersedia standar operasional prosedur (SOP)
pengolahan limbah B3.
14. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS telah melakukan pengukuran dan pengendalian debu
di Loader Area.
15. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki pencahayaan yang kurang di jalur evakuasi.
16. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki pekerja dengan postur kerja yang tidak
ergonomi.
27
17. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki tangga darurat dengan ukuran yang tidak
memadai.
18. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS tidak memiliki wastafel dan tempat tidur di ruang
P3K.
19. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki kotak P3K dengan isi yang tidak lengkap.
20. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki pekerja yang tidak menggunakan earplug
dan kacamata saat bekerja di area workshop.
21. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS memiliki petugas yang tidak memakai APD lengkap
(sarung tangan, earplug, dan masker) disaat proses produksi.
22. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS tidak memiliki petugas Ahli K3 Kimia atau petugas K3
Kimia.

5.2 Saran
1. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan memasang instalasi lampu (pencahayaan
buatan) pada jalur evakuasi dan melakukan pengukuran intensitas penerangan
terhadap jalur evakuasi.
2. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan memberikan edukasi/training untuk
pekerja mengenai ergonomi kerja dan menyediakan ganjalan untuk komputer.
3. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan menambah jalur atau tangga darurat
untuk proses evakuasi.
4. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan untuk mematuhi dan menjalankan
Permenakertrans N0. 15/Men/VIII/2008 terkait syarat ruang P3K yang harus
menyediakan wastafel dengan air mengalir dan tempat tidur.
5. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan melengkapi dan memperbanyak kotak
P3K serta memperingatkan pekerja untuk melakukan pengecekan checklist
peralatan di kotak P3K.
6. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan memberikan briefing kepada petugas
untuk memakaian Earplug sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan pasal 6 serta mengarahkan pekerja
untuk memakai APD lengkap sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
28
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT
PELINDUNG DIRI pasal 2 dan pasal 3.
7. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan menyediakan APD lengkap di setiap
proses produksi, pengemasan, maupun proses pengkutan sesuai dengan UU No. 1
Tahun 1980 pasal 9 ayat 1 butir C: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada setiap tenaga kerja baru tentang alat-alat perlindungan diri bagi
tenaga kerja yang bersangkutan serta APD yang disediakan secara cuma-cuma untuk
melindungi tenaga kerja sesuai dengan Permenakertrans No. Per 01/MEN/1981
Pasal 4 ayat 3.
8. PT. SOLUSI BANGUN ANDALAS disarankan mempekerjakan Ahli K3 Kimia atau
memberikan training pada pekerja untuk menjadi Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya
1 orang.

29

Anda mungkin juga menyukai