Jurnal

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

KERAGAMAN FITOPLANKTON SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS

PERAIRAN DOMPAK LAUT KOTA TANJUNG PINANG

Riska Doni,
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Winny Retna Melani, SP., M.Sc.


Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Tri Apriadi, S.Pi., M.Si.


Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat jenis-jenis, kelimpahan,


keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi fitoplankton yang ada di perairan
dompak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga September 2016 di
perairan Dompak, Dari jenis – jenis yang telah diidentifikasi di perairan Dompak
didapatkan total 27 jenis dari 9 kelas dengan komposisi tertinggi pada kelas
Bacillariophyceae. Secara keseluruhan diperoleh bahwa kelimpahan rata-rata
sebesar 1161 sel/L, tergolong dalam kelimpahan yang rendah dengan kondisi
perairan Oligotrofik (kesuburan perairan rendah). Keanekaragaman tergolong
kedalam kategori sedang, keseragaman mencirikan kondisi komunitas
fitoplankton stabil/merata, dan dominansi masih tergolong rendah/tidak ada yang
mendominasi, keseluruhan indeks menggambarkan kondisi komunitas
fitoplankton tergolong cukup baik.

Kata Kunci : Fitoplankton, Keragaman, Kualitas Perairan, Perairan Dompak


Phytoplankton Diversity in Dompak Sea for Water Quality Indicators
Tanjungpinang

Riska Doni,
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Winny Retna Melani, SP., M.Sc.


Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Tri Apriadi, S.Pi., M.Si.


Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

ABSTRACT

This study aims to look at the types, abundance, diversity, uniformity, and
dominance of phytoplankton in the waters of densely packed. This research was
conducted from June to September 2016 in the waters Dompak, of the type - the
kind that have been identified in the waters Dompak obtained a total of 27 types
of 9 class with the highest composition Bacillariophyceae class. Overall
abundance was obtained that an average of 1161 cells/L, classified in low
abundance in oligotrophic water conditions (low water fertility). Diversity
classified into the category of being, uniformity characterize stable condition
phytoplankton community / equitable, and dominance is still low / no one
dominates, the overall index describes the condition of the phytoplankton
community is quite good.

Keywords: Phytoplankton, Biodiversity, Water Quality, Water Dompak


I. PENDAHULUAN kapal-kapal besar yang melintas serta bekas
penambangan bauksit. Aktivitas penduduk
A. Latar Belakang di sekitar perairan tersebut akan
menghasilkan limbah seperti limbah dari
Dewasa ini perkembangan pemukiman, limbah dari perahu bermotor
pembangunan di sekitar daerah pesisir dan kapal-kapal besar yang melintas di
perairan terjadi begitu pesat. Pembangunan perairan tersebut. Limbah tersebut akan
ini dapat memberikan konstribusi terhadap menyebabkan terjadinya perubahan kualitas
perubahan kualitas perairan di sekitar daerah perairan laut Dompak dengan memberikan
pesisir. Perubahan kualitas perairan ini dampak terhadap perubahan struktur
dikarenakan aktivitas masyarakat disekitar komunitas fitoplankton di perairan ini.
pesisir perairan seperti pemukiman, restoran Berdasarkan kondisi tersebut, perlu
dan lain sebagainya. dilakukan penelitian dengan judul
Plankton merupakan organisme laut “Keragaman Fitoplankton Sebagai Indikator
yang memegang peranan penting sebagai Kualitas Perairan Laut Dompak Kota
produser primer di perairan karena Tanjungpinang”
merupakan pakan alami untuk organisme
laut lainnya seperti ikan. Pada dasarnya II. METODE PENELITIAN
plankton terbagi atas zooplankton dan
fitoplankton. Prasstio (2010) mengatakan A. Waktu Dan Tempat Penelitian
bahwa fitoplankton mempunyai fungsi Penelitian ini dilakukan pada bulan
penting di laut, karena bersifat autotrofik, Juni hingga September 2016 di perairan
yakni dapat menghasilkan sendiri bahan Dompak, Kepulauan Riau. Analisis data
organik makanannya. Selain itu, dilakukan di Laboratorium Fakultas Ilmu
fitoplankton juga mampu melakukan proses Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim
fotosintesis untuk menghasilkan bahan Raja Ali Haji.
organik karena mengandung klorofil.
Karena kemampuannya ini fitoplankton B. Metode Penelitian
disebut sebagai produsen primer, sedangkan Metode penelitian pada penelitian
zooplankton bersifat heterotrofik, yang ini meliputi pengumpulan data, penentuan
maksudnya tak dapat memproduksi sendiri titik sampling, pengambilan sampel
bahan organik dari bahan inorganik. Oleh fitoplankton, pengukuran dan analisis data.
karena itu, untuk kelangsungan hidupnya
sangat bergantung pada bahan organik dari 1. Pengumpulan data
fitoplankton yang menjadi makanannya. Prosedur pengumpulan data dalam
Fitoplankton merupakan plankton penelitian ini yaitu berupa data primer dan
hewani yang sangat penting di perairan data sekunder. Data primer merupakan data
karena sebagai penghubung dengan yang langsung didapatkan oleh peneliti di
organisme laut yang lebih tinggi lokasi penelitian, seperti data fitoplankton
tingkatannya pada rantai makanan. dan data kualitas perairan. Sedangkan data
Keberadaan fitoplankton di perairan sangat sekunder merupakan data pendukung yang
dibutuhkan bagi zooplankton. Adanya di butuhkan dalam penelitian ini, data
fitoplankton di perairan dapat tersebut diperoleh dari lembaga / instansi
mengindikasikan ketersediaan makanan bagi terkait.
organisme laut yang terdapat di perairan
serta dapat memberikan gambaran tentang 2. Penentuan Titik Sampling
daya dukung perairan untuk menunjang Penentuan titik sampling dalam
kehidupan organisme laut lainnya. pengambilan sampel dilakukan setelah
Perairan laut Dompak adalah salah peninjauan langsung ke lokasi penelitian
satu kawasan perairan laut yang sekitar (survei awal). Dari hasil survei awal pada
perairan ini ditemukan banyak terdapat lokasi penelitian yang dilakukan di perairan
pemukiman penduduk. Perairan ini juga Dompak, maka pengambilan sampel
merupakan jalur bagi nelayan yang dilakukan secara acak (random sampling)
menggunakan perahu bermotor yang akan yaitu pengambilan sampel acak sederhana
menangkap ikan dan juga sebagai jalur yang digunakan untuk memilih sampel dari
populasi dengan acak sedemikian rupa yang kemudian ditutup dengan gelas
sehingga setiap anggota populasi penutup (cover slip) yang tipis (Nontji,
mempunyai peluang yang sama besar untuk 2008). Pengamatan jenis fitoplankton
diambil sebagai sampel (Fachrul, 2007). dilakukan dengan metode sapuan, artinya
Penentuaan titik sampling untuk penelitian pencacahan dilakukan secara total pada
ini dengan menggunakan aplikasi sampling seluruh luasan lapang pandang.
planner, sehingga didapat 31 titik Buku identifikasi ”Marine and
pengambilan sampling. Peta titik sampling Fresh plankton” (Davis, 1971) dan Website
pada lokasi penelitian dapat dilihat pada World Registration of Marine Species
Gambar. (Worms). Untuk mempermudah identifikasi,
jenis fitoplankton yang diamati difoto
dengan menggunakan kamera digital.

C. Analisis Data
Dari data yang diperoleh kemudian
dilakukan analisis untuk mengukur
kelimpahan fitoplankton, indeks
keanekaragaman, indeks keseragaman
fitoplankton, dan indeks dominansi
fitoplankton dengan persamaan sebagai
berikut:
Gambar. Peta Lokasi Penelitian
1. Kelimpahan Fitoplankton
3. Pengambilan Sampel
Fachrul (2007) penentuan
Fitoplankton
kelimpahan fitoplankton dilakukan
Pengambilan fitoplankton di laut
berdasarkan metode sensus di atas gelas
dapat dilakukan secara tegak (kedalaman),
objek dan gelas penutup. Kelimpahan
dan mendatar (permukaan) (Fachrul, 2007).
fitoplankton dinyatakan secara kuantitatif
Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan
dalam jumlah sel/liter. Kelimpahan plakton
dengan menggunakan plankton net.
dihitung berdasarkan rumus (Fachrul, 2007):
Pengambilan sampel dilakukan pada
permukaan dan kedalaman diambil 50 cm
dan menyaring air dengan volume 100 liter
dengan menggunakan water sampler. N =n x Vr x1
Kemudian air disaring kedalam planktonnet Vo Vs
berukuran 40 mikron (Wulandari, 2009).

4. Pengawetan Fitoplankton Keterangan :


Pengawetan ini dimaksudkan untuk N = Jumlah individu per liter
tetap menjaga keutuhan dan bentuk n = Jumlah sel yang diamati
fitoplankton agar mudah diidentifikasi Vr = Volume air yang tersaring (mL)
(Nontji, 2008). Untuk tetap menjaga diambil Vo = volume air yang diamati (mL)
diawetkan dengan lugol 4% selanjutnya Vs = Volume air yang disaring (L)
diamati dan diidentifikasi di laboratorium
darat. 2. Indeks keanekaragaman (H’)
Untuk mengetahui keanekaragaman
5. Identifikasi Fitoplankton fitoplankton, maka digunakan indeks
Sampel fitoplankton yang telah keanekaragaman Shannon-Wiener (Odum,
diawetkan kemudian diamati di laboratorium 1993) sebagai pentunjuk pengolahan data
Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH. sebagai berikut.
Pengamatan fitoplankton dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Nikon Binokuler Keterangan :
dan mikroskop Optima Binokuler dengan
pembesaran 40 - 400 kali. Fitoplankton yang
akan diamati di bawah mikroskop, pertama
diteteskan ke atas gelas objek (object glass)
H’= Indeks keanekaragaman Nilai C berkisar antara 0 – 1,
ni = Jumlah individu/spesies apabila nilai C mendekati 0 berarti hampir
N = Jumlah individu keseluruhan tidak ada individu yang mendominansi,
sedangkan apabila nilai C mendekati 1
Kisaran nilai indeks keanekaragaman dapat berarti terjadi dominansi jenis tertentu dan
diklasifikasikan sebagai berikut (Shannon- dicirikan dengan E lebih kecil atau
Wiener dalam Fachrul,2007) : mendekati 0.
H’ > 3= keanekaragaman tinggi
3 ≤ H’ ≥ 1 = keanekaragaman sedang
H’ <1 = keanekaragaman rendah III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Indeks Keseragaman A. Kondisi Fitoplankton


Untuk menghitung keseragaman,
maka digunakan indeks keseragaman 1. Klasifikasi Jenis Fitoplankton di
(Odum, 1993) untuk menunjukan sebaran Perairan Dompak
fitoplankton dalam suatu komunitas. Indeks Jenis Fitoplankton adalah kelompok
keseragaman juga dapat dihitung dengan plankton tumbuhan yang secara umum
persamaan indeks Shannon-Wiener sebagai tersebar di perairan dengan kelimpahan dan
berikut : jenis berbeda – beda. Dari jenis – jenis yang
telah diidentifikasi di perairan Dompak
didapatkan total 27 jenis dari 9 kelas
sebagaimana tertera pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis Fitoplankton yang ditemui di
Keterangan :
perairan Dompak
E= Indeks keseragaman
No. Kelas Spesies
S= Jumlah genus yang ditemukan
Hmax = Ln S 1. Bacillariophyceae Asterionella sp.
Bacteriastrum delicatulum
Ln S = indeks Keanekaragaman maksimum Chaetoceros decipiens
H’= Indeks keseragaman Shannon-Wiener Cyclotella stelligera
Nilai indeks keseragaman berkisar Cylindrotheca gracius
antara 0-1, semakin kecil nilai E Fragillaria crotonensis
Lauderia borealis
menunjukan semangkin kecil pula Navicula sp.
keseragaman populasi fitoplankton, artinya Skeletonema costatum
penyebaran jumlah individu tiap genus tidak Striatella interrupta
sama dan ada kecendrungan bahwa suatu Tabellaria sp.
genus mendominasi populasi tersebut. 2. Chlorophyceae Tetraedron lumidulum
Tetrastrum heteracanthum
Sebaliknya semangkin besar nilai E, maka
populasi menunjukan keseragaman, yaitu 3. Clostericeae Closteridium lunula
bahwa jumlah individu setiap genus dapat 4. Coscinodiscophyceae Corethron hystrix
dikatakan sama atau tidak berbeda. Ditylum brigtwelli
Ditylum sp.
4. Indeks Dominasi (C) Melosira ambigua
Melosira sp.
Indeks Dominansi dihitung dengan Rhizosolenia alata
menggunakan rumus indeks dominanasi Rhizosolenia anasis
daroi Simpson (Odum, 1993) sebagai 5. Cyanophyceae Nodularia hawaiiensis
berikut : Oscillatoria limosa
6. Diatomacea Campylodiscus cribrosus

C = ii(ni/N)2 7. Dinoflagellata Ceratium tripos


8. Oligotrichea Helicostomella sp.
9. Trebouxiophyceae pachycladon umbrinus
Keterangan :
C = Indeks dominansi Simpson Sumber : Hasil Penelitian (2016)
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
S = Jumlah genus
2. Jenis Fitoplankton yang dijumpai di Tabel. Komposisi Fitoplankton berdasarkan
Perairan Dompak Kelas yang ditemui di perairan Dompak
Hasil penelitian mendapati bahwa Jumlah
jenis fitoplankton termasuk kedalam 9 kelas No. Kelas
Jenis
diantaranya Bacillariophyceae, 1 Bacillariophyceae 11
Chlorophyceae, Clostericeae,
2 Chlorophyceae 2
Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae,
Diatomacea, Dinoflagellata, Oligotrichea, 3 Clostericeae 1
dan Trebouxiophyceae. Sebanyak 27 4 Coscinodiscophyceae 7
Spesiesnya antara lain Asterionella,
5 Cyanophyceae 2
Bacteriastrum delicatulum, Chaetoceros
decipiens, Cyclotella stelligera, 6 Diatomacea 1
Cylindrotheca gracius, Fragillaria 7 Dinoflagellata 1
crotonensis, Lauderia borealis, Navicula, 8 Oligotrichea 1
Skeletonema costatum, Striatella Interrupta,
Tabellaria, Tetraedron Lumidulum, 9 Trebouxiophyceae 1
Tetrastrum heteracanthum, Closteridium Jumlah 27
lunula, Corethron hystrix, Ditylum Sumber : Hasil Penelitian (2016)
brigtwelli, Ditylum, Melosira ambigua,
Melosira, Rhizosolenia Alata, Rhizosolenia Dari hasil penelitian dijumpai 9
anasis, Nodularia hawaiiensis, Oscillatoria kelas dari 27 spesies yaitu
limosa, Campylodiscus cribrosus, Ceratium Bacillariophyceae, Chlorophyceae,
tripos, Helicostomella, Pachycladon Clostericeae, Coscinodiscophyceae,
umbrinus. Cyanophyceae, Diatomacea, Dinoflagellata,
Jika dibandingkan dengan hasil Oligotrichea, dan Trebouxiophyceae. Hasil
penelitian Syalihin (2015) struktur ini menunjukkan lebih banyak dari
komunitas fitoplankton di perairan muara penelitian sebelumnya. Berdasarkan laporan
Dompak ini di dapatkan hanya sebanyak 4 hasil penelitian Syalihin (2015) struktur
kelas yaitu Bacillariaceae, Chlorophyta, komunitas fitoplankton di perairan muara
Cyanophyta , dan Dinoflagellata. Untuk dompak di dapatkan sebanyak 4 kelas yaitu
kelimpahan total Fitoplankton di perairan Bacillariophyceae, Chlorophyta,
dompak ini berkisar antara 6907 ind/L – Cyanophyta , dan Dinoflagellata. Komposisi
9517 ind/L ini masih tergolong perairan fitoplankton di perairan Dompak disajikan
eutrofik dan mempunyai kelimpahan tinggi. pada Gambar.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenis
fitoplankton yang ditemukan pada lokasi
penelitian sebanyak 37 spesies dari 4 kelas.
Meskipun jenis yang dijumpai lebih banyak
pada penelitian sebelumnya, namun jumlah
keragaman kelasnya lebih tinggi pada
penelitian saat ini.

3. Komposisi Fitoplankton
Berdasarkan Kelas di Perairan
Dompak
Jenis Fitoplankton adalah
kelompok plankton tumbuhan yang secara
umum tersebar diperairan dengan komposisi
dan jenis berbeda-beda. Tergolong dari Gambar. Komposisi Fitoplankton
beberapa kelompok jenis yang mewakili Berdasarkan Kelas
beberapa spesies. Hasil dari identifikasi dan Sumber : Hasil Penelitian (2016)
pemilahan jenis berdasarkan kelas
fitoplankton maka di dapatkan hasil seperti Diketahui dari hasil penelitian ini
tertera pada Tabel. bahwa kelompok kelas fitoplankton yang
paling tinggi komposisinya adalah pada
kelas Bacillariophyceae dengan proporsi
41%, sedangkan paling terkecil pada kelas tertinggi pada titik 25 dengan kelimpahan
Clostericeae hanya dengan komposisi sebesar 2500 sel/L. Kelimpahan terendah
sebesar 2%. Hasil penelitian Juliardi (2015) terdapat pada 3 titik sampling (17, 18, dan
diperairan pulau Pucung mengenai 30) dengan kelimpahan sebesar 420 sel/L.
kelimpahan fitoplankton yang juga dominan Jika dibandingkan dengan penelitian
pada kelas Bacillariophyceae. Sama halnya sebelumnya oleh Syalihin (2015) maka
juga dengan penelitian yang dilakukan Oleh kelimpahan fitoplankton pada penelitian
Syalihin (2015) di perairan sekitar Muara lebih rendah. Untuk kelimpahan total
sungai Dompak yang mendapati bahwa fitoplankton di perairan muara Dompak
komposisi fitoplankton tertinggi juga pada Kepulauan Riau ini berkisar antara 6907
kelas Bacillariophyceae dengan komposisi ind/L – 9517 ind/L ini masih tergolong
mencapai 41%. perairan mesotrofik dan mempunyai
Menurut Muhiddin (2009) bahwa kelimpahan total yang sedang. Sedangkan
diatom (Bacillariophyceae) merupakan pada saat ini, kelimpahan jenisnya hanya
Family yang paling penting dan umum tergolong pada tingkat kesuburan yang
terdapat di laut, jenis-jenis fitoplankton rendah bila mengacu pada kajian
dalam kelas ini mempunyai sifat yang Madinawati (2010) yang mengatakan bahwa
mudah beradaptasi dengan lingkungan, kelimpahan ≤2000 ind/L tergolong dalam
bersifat kosmopolit, tahan terhadap kondisi kelimpahan yang rendah dengan kondisi
yang ekstrim dan mempunyai daya Perairan Oligotrofik (kesuburan perairan
reproduksi yang tinggi. Diperkuat lagi rendah).
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kondisi tersebut bisa terjadi karena
Nontji (2008), bahwa diatom pada wilayah kajian merupakan area
(Bacillariophyceae) merupakan jenis dari perairan yang berhubungan langsung dengan
golongan fitoplankton yang paling umum beberapa aktivitas, berupa perkantoran,
dijumpai di laut. Hal ini sesui hasil yang permukiman serta merupakan area eks-
didapat diperairan Pulau Pucung pada waktu penambangan bauksit yang telah lama
siang hari kelimpahan yang paling banyak dilakukan. Komposisi sedimen pada perairan
adalah kelas Bacillariophyceae. ini mengalami perubahan menjadi sedimen
halus kekuningan sebagai imbas dari partikel
A. Kelimpahan Fitoplankton di bauksit yang terbawa oleh aliran air menuju
Perairan Dompak ke perairan. Partikel ini semakin menebal
Kelimpahan fitoplankton di menumpuk di perairan sehingga energi
perairan Dompak dihitung berdasarkan gelombang mengaduk dan menyebabkan
satuan jumlah sel dalam satuan liter. Hasil meningkatnya kekeruhan perairan
perhitungan kelimpahan fitoplankton pada (Mukminin, 2008). Dengan demikian, terjadi
perairan Dompak yang tersusun dari 31 gangguan terhadap penetrasi cahaya yang
sampling fitoplankton secara lengkap dapat masuk dan akhirnya berimbas pada
dilihat pada Gambar. keberlangsungan proses fotosintesa yang
biasa dilakukan oleh fitoplankton. Akhirnya,
proses perkembangbiakan terganggu dan
kelimpahannya menjadi berkurang.

B. Indeks Ekologi
Indeks ekologi menggambarkan
kondisi atau keberadaan suatu komunitas
plankton pada perairan dengan melihat nilai
keanekaragaman, keseragaman, serta
Gambar . Kelimpahan Fitoplankton di dominansi fitoplankton. Nilai indeks ekologi
perairan Dompak fitoplankton di perairan Dompak pada setiap
Sumber : Hasil Penelitian (2016) titik sampling yang di dapatkan terlihat
Kelimpahan jenis fitoplankton di pada Tabel.
perairan Dompak pada 31 sampling yang
diambil, diperoleh bahwa kelimpahan rata-
rata sebesar 1161 sel/L, dengan kelimpahan
Tabel. Indeks Ekologi fitoplankton bahwa nilai keseragamannya tergolong
No Indeks Ekologi Rata- Kisaran Kategori paling kecil sehingga menyebabkan nilai
rata dominansi spesies menjadi tinggi. Meskipun
1 Keanekaragaman 1,92 1,15 – 2,63 Sedang
2 Keseragaman 0,90 0,64 – 0,98 Tinggi ada beberapa titik yang nilai dominannya
3 Dominansi 0,18 0,08 – 0,46 Rendah cenderung tinggi namun secara keseluruhan
Sumber : Hasil Penelitian (2016) kondisi dominasi masih rendah artinya tidak
adanya spesies yang mendominasi/paling
Nilai indeks keanekaragaman rata-rata banyak dengan selisih jumlah yang cukup
sebesar 1,9 dengan kenekaragaman tertinggi signifikan dibandingkan dengan spesies
pada titik 25 dengan nilai 2,63 dan terendah yang lainnya, sehingga dapat dirumuskan
pada titik 17 dengan nilai 1,15. Pada titik bahwa kondisi perairan masih baik.
sampling 25 keanekaragamannya tinggi
sesuai dengan nilai kelimpahannya yang C. Kualitas Perairan
juga tergolong tinggi mencirikan pada titik Hasil uji kualitas perairan secara
ini kondisi perairannya lebih baik jika lengkap tersaji pada Tabel.
dibandingkan dengan titik sampling lainnya. Tabel. Kondisi parameter perairan Dompak
Baku Mutu
Pada titik sampling 25 jenis yang dijumpai N Parameter Satuan
Hasil
(KEPMEN LH
sebanyak 15 dari 27 jenis secara Rata-rata
o No. 51 Th. 2004)
keseluruhan. Secara umum, kondisi ekologi Parameter
fitoplankton dari nilai indeks Fisika
1. Suhu o
C 29,82 28 – 30
keanekaragaman masih cukup baik.
2. Salinitas o
/oo 32,52 30 – 34
Meskipun nilai keanekaragamannya 3. Arus m/detik 0,06 -
bukanlah termasuk kedalam nilai 4. Kecerahan Meter 1,86 >3
keanekaragaman tinggi akan tetapi nilainya Parameter
masih mencirikan kondisi ekologinya Kimia
1. Ph - 8,44 7 – 8,5
tergolong cukup baik. 2. Oksigen Terlarut mg/L 6,02 >5
Nilai indeks keseragaman rata-rata 3. Nitrat* mg/L 1,16 0,0008
sebesar 0,9 dengan keseragaman tertinggi 4. Fosfat * mg/L 0,023 0,015
pada titik 18 dengan nilai 0,98 dan terendah Sumber : Hasil Penelitian (2016)
pada titik 23 dengan nilai 0,64. Secara *Data Sekunder (Handayani, 2016)
keseluruhan kondisi keanekaragaman
spesies pada masing-masing titik sampling Hasil penelitian menunjukkan
tergolong tinggi, artinya kemerataan jumlah bahwa rata-rata suhu berada pada nilai
individu dari masing-masing spesies 29,8oC. Kisaran optimal suhu untuk
tergolong merata. kehidupan organisme plankton umumnya
Bila dilihat, nilai keseragaman adalah berkisar antara 20 – 30 0C meskipun
mencirikan bahwa secara umum kondisi ada beberapa jenis plankton yang masih
perairan masih baik bagi kehidupan dapat hidup pada suhu hingga 900C (Odum,
fitoplankton karena meskipun dalam nilai 1998 dalam Nontji, 2008). Dengan
kelimpahannya yang tergolong kecil, akan demikian, kondisi suhu masih sesuai untuk
tetapi kondisi kemerataan jumlah spesiesnya kehidupan fitoplankton dapat dipastikan
masih dalam kondisi yang baik atau tidak dengan dijumpainya 27 jenis fitoplankton di
ada dominan/penguasaan satu spesies dalam perairan Dompak.
komunitasnya sehingga kondisnya masih Secara umum suhu juga sangat
baik. Nilai indeks dominansi rata-rata berperan dalam mengendalikan kondisi
sebesar 0,18 dengan nilai dominansi ekosistem perairan. Fitoplankton dari filum
terendah pada titik 25 dengan nilai 0,08 dan Chlorophyta dan diatom akan tumbuh
tertinggi pada titik 23 dengan nilai 0,46. dengan baik pada kisaran suhu berturut-turut
Secara keseluruhan kondisi keanekaragaman 30-35°C dan 20-30ºC. Sedangkan filum
spesies tergolong rendah. Cyanophyta lebih dapat bertoleransi
Pada titik sampling 25 nilai dominansi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi
paling rendah disebabkan karena nilai dibandingkan dengan Chlorophyta dan
keanekaragaman dan keseragaman yang diatom (Haslam, 1995 dalam Effendi, 2003).
tinggi sehingga nilai dominansinya rendah, Berdasarkan hasil pengukuran
sedangkan pada titik samping 23 diketahui salinitas dengan rata-rata sebesar 32,5 ppt.
menurut KEPMEN LH (2004) bahwa (2006) bahwa kisaran pH yang terukur
kisaran salinitas yang baik bagi masih dalam kisaran yang baik untuk
pertumbuhan biota laut adalah 30-34 ppt. kehidupan fitoplankton dengan kisaran nilai
Dengan demikian salinitas pada lokasi 6-9.
penelitian sesuai dibandingkan dengan baku Hasil pengukuran oksigen terlarut
mutu yang ditentukan. Salinitas laut terbuka di perairan didapati dengan rata-rata 6.02
umumnya hanya berkisar antara 33-37 ‰ mg/L. Menurut (KEPMEN LH, 2004)
tergantung dari seberapa besar proses bahwa nilai baku mutu DO yang sesuai
evaporasi dan curah hujan yang terjadi untuk kehidupan biota laut berkisar (>5)
(Royce,1973 dalam Effendi,2003). Melihat mg/l. dengan demikian nilai oksigen terlarut
dari hasil tersebut, kondisi salinitas masih masih baik bagi kehidupan fitoplankton di
sesuai kondisi serta kisaran salinitas perairan perairan dompak.
laut yang masih cocok untuk kehidupan Oksigen terlarut merupakan kadar
organisme fitoplankton. oksigen yang terlarut di perairan alami yang
Menurut (KEPMEN LH, 2004) berasal dari difusi atmosfer dan dari hasil
nilai baku mutu kecerahan perairan yang fotosintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat
mendukung untuk kehidupan biota perairan Novotny dan Olem (1994) dalam Effendi
beriksara antara > 3 m. Sedangkan hasil (2003) bahwa sumber oksigen terlarut
pengukuran kecerahan rata-ratanya hanya berasal dari difusi oksigen yang terdapat di
sebesar 1.86 m, dengan demikian kondisi atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas
kecerahan kurang baik. Kecerahan yang fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan
kurang baik berimbas pada kelimpahan air dan fitoplankton. Oksigen terlarut
fitoplankton yang tidak terlalu tinggi merupakan parameter yang menentukan
meskipun jenis yang ditemui cukup banyak tingkat kesuburan suatu perairan yang
yakni sebanyak 27 jenis. umumnya mempunyai kadar yang bervariasi
Nilai keasaman perairan berada di setiap daerah.
pada rata-rata sebesar 8,44. Menurut Arus di perairan Dompak dengan
KEPMEN LH (2004) bahwa nilai keasaman rata-rata sebesar 0,06 m/s, dengan demikian
perairan yang baik bagi biota perairan kondisi arus tergolong lemah. Adanya arus
adalah pada kisaran 7-8,5. Derajat keasaman pada ekosistem akuatik membawa plankton
perairan masih layak bagi kehidupan khususnya fitoplankton menumpuk pada
fitoplankton mengingat masih dalam kondisi tempat tertentu. Tempat baru yang kaya
normal. Derajat keasaman atau pH akan nutrisi akan menunjang pertumbuhan
mempunyai pengaruh besar terhadap fitoplankton dengan faktor abiotik yang
kehidupan hewan dan tumbuhan air. mendukung bagi pertumbuhan kehidupan
Perubahan nilai pH air laut akan sangat plankton. Pengaruh arus bagi organisme air
mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas adalah ancaman bagi organisme tersebut
biolgis. Menurut Nybakken (1992) pH di (Basmi, 1995). Kecepatan arus air dari suatu
lingkungan relatif stabil dan biasanya berada badan air ikut menentukan penyebaran
dalam kisaran 7,5-8,4. Perairan yang organisme yang hidup di badan air tersebut.
produktif dan ideal bagi kehidupan biota Penyebaran plankton, baik fitoplankton
akuatik adalah yang pH nya berkisar 6,5-8,5. maupun zooplankton ditentukan oleh aliran
Nilai pH yang optimal bagi kehidupan air. Tingkah laku hewan air juga ikut
organisme akuatik termasuk plankton ditentukan oleh aliran air. Selain itu, aliran
berkisar antara 7-8,5 (Effendi, 2003). air juga ikut berpengaruh terhadap kelarutan
Pernyataan lain menurut Nybakken (1992) udara dan garam-garam dalam air, sehingga
pH dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim, secara tidak langsung akan berpengaruh
musim, lintang serta curah hujan yang terhadap kehidupan organisme air (Suin,
terjadi. 2002).
Pendapat ini dinyatakan oleh Effendi Nilai nitrat di perairan Dompak
(2003) bahwa nilai pH yang optimal bagi berdasarkan data primer penelitian
kehidupan organisme akuatik termasuk Handayani, (2016) nitrat di perairan
plankton berkisar antara 7-8,5 Pendapat ini Dompak berkisar antara 1,0 – 1,4 mg/L
sama halnya dengan pendapat yang dengan rata-rata nitrat 1,16 mg/L.
dikemukan oleh Odum (1971) dalam Robby berdasarkan nilai nitrat tersebut tergolong
tinggi karena kandungan nitrat yang di pengelolaan sampah
organik dan anorganik
diperkenankan oleh Kep Men LH No. 51 yang dihasilkan oleh
(2004) adalah 0,008 mg/L. Nilai nitrat masyarakat.
2. Eks- - Meningkat 1. Membatasi area yang
melebihi baku mutu sehingga baik bagi penambang nya terpapar oleh limbah
kehidupan fitoplankton yang juga an Bauksit padatan bauksit dengan
menunjukkan nilai keseragaman spesies tersuspens membuat
i maupun tanggul/pembatas area
fitoplankton yang tinggi. Nitrat sangat padatan yang masih terpapar
mendukung kehidupan fitoplankton karena terlarut. limbah bauksit
- Kecerahan sehingga area yang lain
dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk unsur perairan tidak terpengaruh.
hara dalam menunjang kehidupannya. Untuk akan 2. Memberikan
meningkat pengertian dan
kadar fosfat di perairan Dompak berkisar dan masukan kepada
antara 0,02 – 0,03 mg/L dengan rata-rata kecerahan pengelola
sebesar 0,23 mg/L. Bila mengacu pada Kep akan penambangan bauksit
menurun. untuk tetap
Men LH No. 51 (2004) kandungan fosfat - Produktivi mengedepankan
juga melebihi baku mutu yang ditentukan tas dan perbaikan kualitas
fotosintesi lingkungan pasca
yakni sebesar 0,015 mg/L. Dapat s akan penambangan.
disimpulkan bahwa fosfat masih baik bagi terganggu
karena
pertumbuhan fitoplankton terutama gangguan
dimanfaatkan oleh fitoplankton sebagai cahaya
unsur hara/nutrienpenunjang kehidupannya. matahari.
Sumber : Hasil Penelitian (2016)
D. Aspek Pengelolaan
Setelah melihat dari hasil penelitian
yang telah disampaikan, bahwa diperlukan IV. KESIMPULAN DAN SARAN
perumusan pengelolaan wilayah perairan
Pulau Dompak agar dapat dijadikan sebagai A. Kesimpulan
acuan untuk tetap menjaga kondisi Adapun kesimpulan yang diperolah
lingkungan dan kelestarian ekosistem yang dari hasil kajian ini melputi:
ada. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa 1. Dari jenis – jenis yang telah diidentifikasi
kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau di perairan Dompak didapatkan total 27
Dompak tergolong sedang dengan nilai jenis dari 9 kelas dengan komposisi
indeks keanekaragaman yang juga sedang. tertinggi pada kelas Bacillariophyceae.
Artinya, telah terjadi gangguan dan tekanan 2. Secara keseluruhan diperoleh bahwa
ekosistem sehingga kondisinya tidak seperti kelimpahan rata-rata sebesar 1161 sel/L,
yang diinginkan. Kondisi yang dikatakan tergolong dalam kelimpahan yang rendah
baik melalui pendekatan komunitas dengan kondisi perairan Oligotrofik
fitoplankton, adalah perairan dengan kondisi (kesuburan perairan rendah).
kelimpahan fitoplankton dan Keanekaragaman tergolong kedalam
keanekaragaman tinggi. Dengan demikian kategori sedang, keseragaman mencirikan
disusun rencana pengelolaan seperti bagan kondisi komunitas fitoplankton
pada tabel. stabil/merata, dan dominansi masih
Tabel. Aspek pengelolaan perairan Dompak tergolong rendah/tidak ada yang
N Kegiatan/ Pengaruh Pengelolaan mendominasi, keseluruhan indeks
o. Aktivitas Aktivitas menggambarkan kondisi komunitas
1. Pemukiman Adanya 1. Perlu pencegahan
limbah pencemaran dengan fitoplankton tergolong cukup baik.
organik dan mengadakan sosialisasi 3. Kondisi perairan berupa suhu, salinitas,
anorganik mengenai perencanaan
yang dapat pengelolaan sampah
pH, oksigen terlarut masih baik bagi
menyebabka organik mapun kehidupan fitoplankon, namun kecerahan
n anorganik dan arus kurang baik bagi kehidupan
pencemaran 2. memberikan masukan
dan serta pengertian kepada fitoplankton di perairan Dompak.
pengayaan masyarakat sekitar
bahan sebagai langkah
organik di menjaga pencemaran B. Saran
perairan lingkungan sehingga Saran yang ingin disampaikan oleh
Pulau lingkungan tetap dalam
Dompak kondisi yang baik.
peneliti adalah perlunya dilakukan kajian
3. Menyediakan fasilitas khusus mengenai hubungan antara
sarana dan prasarana kelimpahan fitoplankton dan keterkaitannya
dengan kualitas perairan, perlu adanya
kajian terkait megenai produktivitas
fitoplankton dan kaitannya dengan
kelimpahan jenisnya.

DAFTAR PUSTAKA
Basmi J. 1995. Planktonologi, Produksi
Primer. Fakultas Perikanan. Institut.
Pertanian Bogor. Bogor.
Davis C. 1971. The Marine and freshwater
plankton. Michigan State
University. Press. United State of
America
Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air.
Kanisius: Yogyakarta.
Fachhrul. F. M. 2007. Metode Sampling
Bioekologi, Bumi Aksara, Jakarta
Handayani, P. 2016. Pengaruh Aktivitas
Penduduk Terhadap Kerusakan
Hutan Mangrove Di Kampung
Lama Kelurahan Dompak Kota
Tanjungpinang. Jurnal. Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Universitas Maritim
Raja Ali Haji: Tanjungpinang.
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. Djambatan.
Jakarta. 368 hal
Nybakken, J.W. 1992. Biologi laut: Suatu
pendekatan ekologis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. 459 hal.
Odum, E, P. 1993. Fundamentals of ecology.
3rd Ed W.B Saunders, Co
Philadelphia.
Sachlan, M. 1972. Planktonologi.
Correspondence Course Centre.
Direktorat Jenderal Perikanan,
Departemen Pertanian, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai