Bab I Revisian Ke4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin maju ini diharapkan bangsa Indonesia dapat

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama dalam bidang

Kesehatan dan salah satunya kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan bayi dan

anak yang tidak terpecahkan dari keluarga dan masyarakat. Berbagai peran yang

terdapat dalam keluarga adalah peranan ayah, ibu dan anak, dimana fungsi pokok

keluarga adalah terhadap anggota keluarganya diantaranya yaitu asah, asih, dan

asuh. Sehingga dibutuhkan peranan ibu dalam pengasuhan dan perawatan yang

baik untuk bayinya. Kebanyakan perawatan bayi baru lahir yang dialami

masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam perawatan pada bayi baru lahir

terutama tali pusatnya (Nunung 2018). Saat bayi lahir, tali pusat yang melekat

diperut bayi akan disisakan beberapa sentimeter. Sisanya ini akan dibiarkan

hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas atau puput pada 6-7

hari setelah kelahiran. Selama belum lepas, tali pusat harus dirawat dengan baik.

Jika tidak, maka tali pusat akan mengalami infeksi, basah, bernanah, dan berbau

bahkan dapat menyebabkan terjadinya penyakit tetanus neonatorum. Keadaan ini

jelas membahayakan bagi keadaan bayi tersebut (Irwan, 2016).

1
2

Tali pusat merupakan jalan masuk infeksi yang dapat dengan cepat

menyebabkan sepsis. Teknik perawatan yang bersih pada saat mengklem,

memotong dan mengikat tali pusat serta perawatan tali pusat selanjutnya

merupakan prinsip utama yang sangat penting untuk mencegah terjadinya sepsis

karena infeksi tali pusat memperlama waktu pelepasan tali pusat. Pada saat tali

pusat terlepas, masih ada sejumlah zat kecil mukoid sampai penyembuhan

berlangsung sempurna beberapa hari kemudian. Ini berarti masih ada resiko

infeksi, meski tidak sebesar hari pertama (Battya, 2019).

Menurut syafrudin dalam Martini (2012), saat ini 45 % kematian bayi terjadi

pada usia kurang dari 1 bulan. Penyebab utama kematian neonatus adalah tetanus

neonatorium, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan asfiksia. Upaya yang dilakukan

untuk mencegah kematian neonatus diutamakan pada pemeliharaan kematian

sebaik mungkin dengan pertolongan persalinan kala 3 yang bersih dan perawatan

tali pusat yang higienis.

Menurut data yang diperoleh, banyaknya masalah kesakitan dan kematian

neonatal adalah akibat kekurang fahaman seorang ibu dalam merawat tali pusat.

Misalnya saja pada data WHO (Worrd Hearth Organisation) menyebutkan,

terdapat 560.000 bayi yang meninggal disebabkan oleh infeksi tali pusat. Di

benua Asia termasuk Asia Tenggara angka kematian bayi karena infeksi tali pusat

sebesar 126.000 dari kelahiran hidup (Asiyah 2017).

Di Indonesia angka kematian bayi karena tetanus masih tinggi, umumnya

lebih dari 50% bayi terkena tetanus akan berakhir dengan kematian. Untuk
3

menurunkan angka kematian bayi oleh karena serangan tetanus diperlukan

perawatan tali pusat.Perawatan tali pusat setelah bayi lahir harus dilakukan secara

baik dan benar (Battya, 2019). Angka kejadian infeksi pada bayi baru lahir

berkisar antara 24% hingga 34%, dan hal ini merupakan penyebab kematian yang

kedua setelah asfiksia neonatorum yang berkisar antara 49% hingga 60%.

Sebagian besar infeksi bayi baru lahir adalah tetanus neonatorum, karena

pemotongan dengan alat tidak steril, dan dikarenakan perawatan tali pusat yang

tidak benar contohnya dengan pemakaian daun-daunan yang digunakan

masyarakat dalam merawat tali pusat (Asiyah, 2017). AKB di Indonesia mencapai

20/1000 kelahiran hidup. Berarti setiap jam terdapat 10 bayi baru lahir meninggal,

setiap hari ada 246 bayi meninggal dan setiap tahun ada 89.770 bayi baru lahir

yang meninggal. Kematian bayi lahir sebesar 79% terjadi setiap minggu pertama

kelahiran terutama pada saat persalinan. Sebanyak 54% terjadi pada tingkatan

keluarga yang sebagian besar disebabkan tidak memperoleh layanan rujukan dan

kurangnya pengetahuan keluarga akan kegawat daruratan pada bayi (SDKI 2017).

Data lain menyebutkan misalnya Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

menyebutkan terdapat 75% kematian bayi terjadi pada perinatal. Sementara porsi

kematian yang disebabkan tetanus neonatorum mulai dari yaitu 8% - 69 %

(Puspasari, 2018)

Pada tahun 2016 di Provinsi DKI Jakarta terdapat 4,15 kematian bayi per

1.000 kelahiran hidup dimana jumlah kasus tersebut meningkat yaitu mencapai

677 kasus. Angka 677 adalah angka yang cukup besar untuk kematian bayi.

Dilihat dari tahun sebelumnya angka kematian bayi di Provinsi DKI Jakarta
4

sempat menurun yaitu tahun 2014 sebesar 167 kasus lalu ditahun berikutnya tahun

2015 angka kematian bayi di Provinsi DKI Jakarta naik drastis yaitu mencapai

557. Jumlah kematian bayi paling tinggi terdapat di Kota Jakarta Utara yaitu

mencapai 219 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 31.715 jiwa. Selanjutnya

Kota Jakarta Barat dengan jumlah kematian mencapai 214 kasus dengan jumlah

kelahiran hidup mencapai 26.770 jiwa dan untuk yang paling rendah terdapat di

Kota Kepulauan Seribu dengan jumlah kematian sebanyak 3 kasus dengan jumlah

kelahiran hidup sebanyak 476 jiwa (Rahmina, 2016)

Berdasarkan program tetap (protap) pemerintah cara perawatan tali pusat

adalah tidak membungkus puting pusat atau perut bayi ataupun mengoleskan

cairan atau bahan apapun ke puting tali pusat. Namun, dapat mengoleskan alkohol

atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril

masih di perkenankan) tetapi tidak dikompreskan karena akan menyebabkan tali

pusat menjadi basah atau lembab (Damayanti, 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada ibu hamil di PMB

Iin Handayani, terdapat jumlah ibu hamil yang memeriksa kehamilannya pada

tanggal 22 bulan Mei tahun 2021 sebanyak 10 orang, ada sebanyak 4 orang

(40%) yang memiliki pengetahuan mengenai perawatan tali pusat pada bayi baru

lahir dan ada 6 orang (60%) yang kurang memiliki pengetahuan tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di PMB Iin Handayani Sukabumi

Selatan, Jakarta Barat.


5

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan

Tali pusat pada Bayi Baru Lahir di PMB Iin Handayani”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut: “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Perawatan Tali pusat pada Bayi Baru Lahir di PMB Iin Handayani?”

1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di PMB Iin Handayani

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin didapatkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini agar penulis:

a. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di PMB Iin Handayani

Sukabumi Selatan Jakarta pada bulan Mei - Juni tahun 2021.

b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir berdasarkan paritas di PMB

Iin Handayani Sukabumi Selatan Jakarta pada bulan Mei - Juni tahun

2021.
6

c. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir berdasarkan usia di PMB Iin

Handayani Sukabumi Selatan Jakarta pada bulan Mei - Juni tahun

2021.

d. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir berdasarkan pendidikan di

PMB Iin Handayani Sukabumi Selatan Jakarta pada bulan Mei - Juni

tahun 2021.

e. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir berdasarkan pekerjaan di

PMB Iin Handayani Sukabumi Selatan Jakarta pada bulan Mei - Juni

tahun 2021.

f. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir berdasarkan sumber

informasi di PMB Iin Handayani Sukabumi Selatan Jakarta pada bulan

Mei - Juni tahun 2021.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Pengguna (Consumen): merupakan kepada siapa manfaat hasil

penelitian.

a. Institusi Pendidikan
7

Referensi dan sumber bacaan mengenai gambaran pengetahuan ibu

hamil tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lair di PMB Iin

Handayani serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

b. PMB Iin Handayani

Masukan dalam rangka meningkatkan konseling dalam pelayanan ibu

dan bayi di PMB Iin Handayani.

c. Responden

Mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan, sehingga apabila diketahui kelainan pada ibu secara dini

dapat dilakukan tindakan lebih lanjut atau rujukan segera bila

diperlukan.

d. Penelitian

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penelitian bahwa ibu hamil

perlu atau harus dilakukan pengawasan untuk menghindari bahaya

yang terjadi sehingga penulis dapat mengetahui gambaran pengetahuan

ibu tentang perawatan tali pusat.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan tugas akhir program

Diploma III Kebidanan Kartini Jakarta. Dimana peneliti membahas tentang

gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan tali pusat pada bayi baru

lahir di PMB Iin Handayani Sukabumi Selatan, Jakarta Barat. Penelitian ini
8

dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang perawatan

tali pusat pada bayi baru lahir.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner

dengan metode penelitian deskriptif dengan desain cross sectional sampel

dalam penelitian ini adalah ibu hamil di PMB Iiin Handayani pada bulan Mei -

Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai