Bab Iii Metode Penelitian

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk

memahami gejala-gejala yang tidak memerlukan kuantifikasi. Menurut John W.

Creswell dalam buku Research Design, penelitian kualitatif merupakan:

“Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu jenis metode untuk


mendeeskripsikan, mengeksplorasi dan memahami pada makna yang oleh
sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif melibatkan upaya-
upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-
prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari partisipan, menganalisis
sata secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang
umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini
memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat
dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang
bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan
kompleksitas suatu persoalan”. (Creswell 2013:4-5).

Metode kualitatif memiliki pendekatan yang lebih beragaam dalam

penelitan akademis ketimbang metode kuantitatif. Meskipun prosesnya sama,

prosedur kualitatif tetap mengandalakan data berupa teks dan gambar, memiliki

langkah-langkah unik dalam analisis datanya, dan bersumber dari strategi penelitian

yang berbeda-beda. Menulis bagian metode-metode untuk profosal penelitian

kualitatif mewajibkan pembaca-pembaca berpendidikan sesuai dengan maksud

penelitian, menyebutkan ranangan khusus, dengan hati-hati merefleksikan peran

peneliti dalam penelitian, menggunakan daftar jenis sumber data yang tidak ada

habisnya. Menggunakan protokol khusus untuk merekam data, menganalisis

38
39

informasi melalui berbagai langkah analisis, dan menyebutkan pendekatan-

pendekatan untuk mendokumentasikan akurasi atau validasi data yang

dikumpulkan, (Creswell, 2014:245).

Metode kualitatif memerlukan perhatian untuk topik-topik yang sama

dengan penelitian kuantitatif (atau metode campuran). Metode ini membahas

rancangan yang digunakan dalam penelitian dan dalam kasus ini, penggunaan

penelitian kualitatif dan maksud dasarnya. Bagian ini juga membahas sampel

penelitian dan pengumpulan dan prosedur-prosedur perekaman data secara

keseluruhan. Selanjutnya dibahas langkah-langkah analisis data dan metode-

metode yang digunakan untuk menyajikan data, menginterprestasikannya,

memvalidasinya, dan menunjukan potensi hasil penelitian. Berkebalikan dengan

rancangan-rancangan lain, pendekatan kualitatif mencangkup komnetar-komentar

oleh peneliti tentang perannya dan jenis khusus strategi kualitatif yang digunakan.

Selain ini, karena struktur prnulisan penelitian kualitatif mungkin cukup bervariasi

antara satu penelitian dengan penelitian lainnya.

3.2 Pendekatan Penelitian Studi Deskriptif Kualitatif

Menurut Jalaluddin Rakhmat, metode deskriptif kualitatif sangat berguna

untuk melahirkan beberapa teori-teori tentatif. Perbedaan esensial antara metode

deskriptif kualitatif dengan metode-metode yang lain yaitu:

“Metode deskriptif kualitatif ialah menitikberatkan pada observasi dan suasana


alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak
sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan
mencatatnya dalam buku observasi (instrumennya adalah pedoman observasi).
Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel”. (Rakhmat, 2002: 24).
40

Alasan peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam

penelitian ini adalah:

1. Karena peneliti harus berusaha mengungkap bagaimana personal seeling yang

dilakukan dan hasil sesuai pengalaman yang terjadi pada pasien pt bernofarm

di area bandung utara.

2. Data didapat berdasarkan sudut pandang medrep dan dokter di PT Bernofam

area bandung utara.

Menurut Creswell (Ardianto, 2013:60), deskriptif kualitatif termasuk

paradigma penelitian post-positivistik. Asumsi dasar yang menjadi inti paradigma

penelitian post positivisme adalah:

1. Pengetahuan bersifat konjektural dan tidak berlandaskan apa pun. Dalam

metode ini tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absolut, Untuk itu bukti

yang harus dibangun.

2. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim kemudian menyaring

sebagian klaim tersebut menjadi klaim-klaim lain yang kebenarannya jauh lebih

kuat.

3. Pengetahuan yang dibentuk oleh data, bukti dan pertimbangan logis. Dalam

praktiknya peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen

pengukuran tertentu yang diisi oleh partisipan atau dengan melakukan observasi

mendalam dilokasi penelitian.

4. Penelitian harus mampu mengembangkan peryataan yang relevan dan benar.

5. Pengetahuan dibentuk, aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif.


41

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data Penelitian

Penjelasan tentang peran peneliti akan turut menentukan penjelasan tentang

masalah-masalah yang muncul dalam proses pengumpulan data meliputi usaha

membatasi penelitian, menggumpulkan informasi melalui observasi dan

wawancara, baik yang terstruktur ataupun tidak, dokumentasi, materi-materi visual,

serta merancang protokol untuk merancang informasi.

Pemilihan informan dilakukan dengan strategi purposive sampling, dimana

strategi purposive sampling menghendaki informan yang dipilih berdasarkan

pertimbangan peneliti dengan tujuan tertentu medrep di jadikan informan dengan

merekalah yang paling mengetahui informasi yang akan di teliti tentang

Komunikasi persuasuif medrep kepada dokter melalui medrep pt bernofarm area

bandung utara.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang tidak

terbahasakan yang tidak didapat hanya dari wawancara. Seperti yang dinyatakan

Creswell adalah “peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku

dan aktivitas dilokasi penelitian. Creswell (2016:254). Pengalaman berperan serta

strategi lapangan yang secara simultan memadukan analisis suatu dokumen,

wawancara, partisipasi, dan observasi langsung, sekaligus dengan melakukan

intropeksi.
42

Sehubungan dengan hal ini, maka dalam penelitian lapangan, peneliti turut

terlibat langsung ke dalam berbagai aktivitas antara komunikasi persuasi medrep

kepada dokter di pt bernofarm area bandung utara

3.3.2.1 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah untuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainya

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.

Wawancara secara garis besar dibagi dua yakni wawancara tak terstruktur sring

juga disebut wawancara mendalam dan wawancara terstruktur, sedangkan

wawancara terstruktur sering disebut juga wawancara baku, yang susunan

pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya dengan pilihan-pilihan jawaban yang

juga sudah disediakan.

Langkah-langkah umum yang digunakan peneliti dalam proses observasi

dan juga wawancara adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menyiapkan pertanyaan yang akan menjadi pokok masalah dalam

perbincangan dan informan.

2. Peneliti membuat jadwal pertemuan dengan sejumlah informan untuk

melakukan dialog atau diskusi terkait tentang komunikasi persuasif medrep

kepada dokter di PT Bernofarm area Bandung Utara.

3. Peneliti berusaha menggali selengkap mungkin informasi yang diperlukan

terkait dengan fokus penelitian ini.

4. Peneliti menuliskan hasil wawancara kedalam bentuk catatan merangkum

data, dokumen dan rekaman agar tidak lupa.


43

5. Setelah melaksanakan wawancara merangkum hasil wawancara yang telah

diperoleh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

3.3.2.2 Teknik Observasi Terlibat

Teknik ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang tidak

terbahaskan yang tidak didapat hanya diwawancara, seperti yang dinyatakan

Creswell adalah “Peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati kategori

perilaku dan aktivitas dilokasi penelitian”. (2016:254), pengamatan berperan serta

strategi lapangan yang secara simultan memadukan analisis suatu dokumen,

wawancara, partisipan, dan observasi langsung sekaligus dengan melakukan

introfeksi.

Proses observasi seperti yang disarankan oleh Creswell (2008: 10), sebagai

berikut:

1. Memasuki tempat yang akan diobservasi, hal ini membantu peneliti untuk

mendapatkan banyak data dan informasi yang diperlukan.

2. Memasuki tempat penelitian secara perlahan-lahan untuk mengenali

lingkungan penelitian, kemudian mencatat seperlunya.

3. Di tempat penelitian, peneliti berusaha mengenali apa dan siapa yang akan

diamati, kapan dan dimana, serta berapa lama akan melakukan observasi.

4. Peneliti menempatkan diri sebagai peneliti, bukan sebagai informan atau

subjek penelitian, meskipun observasinya bersifat partisipan.

6. Peneliti menggunakan pola pengamatan yang beragam guna untuk

memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang keberadaan tempat

penelitian.
44

7. Peneliti menggunakan alat rekam selama melakukan observasi, cara

perekaman dilakukan secara tersembunyi.

8. Tidak semua hal yang direkam, tetapi peneliti mempertimbangkan apa saja

yang direkam.

9. Peneliti tidak melakukan intervensi terhadap partisipan, tetapi cenderung pasif

dan membiarkan partisipan yang mengungkapkan perspektif sendiri secara

lepas dan bebas.

10. Setelah selesai observasi, peneliti segera keluar dari lapangan kemudian

menyusun hasil observasi, supaya tidak lupa.

3.3.2.3 Proses Pendekatan Terhadap Informan

Proses pendekatan terhadap informan dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Pendekatan struktural, dimana peneliti melakukan kontak dengan informan guna

meminta izin dan kesediannya untuk diteliti. Berdasarkan pendekatan struktural

ini, peneliti mendapatkan nama-nama karyawan PT Bernofam Bandung yang

dijadikan sebagai informan kunci.

2. Pendekatan personal (rapport), dimana peneliti berkenalan dengan beberapa

karyawan yang direkomendasi oleh Mardian Deni sebagai AS (Area Supervisor)

perusahaan PT Bernofam di Bandung untuk menjadi informan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis data

kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-


45

bagiannya, hubungan antarkajian, dan hubungannya terhadap keseluruhannya

(Spradley, 1980). Artinya, “semua analisis data kualitatif akan mencakup

penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk

menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti”. (Gunawan, 2013).

Sementara itu, Bogdan & Biklen (2007) menyatakan bahwa “analisis data

adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-

catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang

ditemukan”. (Gunawan, 2013)

Teknik pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya tidak secara

mudah dipisahkan. Kedua kegiatan tersebut berjalan serempak. Artinya, analisis

data memang seharusnya dikerjakan bersamaan dengan pengumpulan data, dan

kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data selesai dikerjakan. Analisis data

mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya, memilih, dan

mengaturnya ke dalam unit-unit, mengsintesiskannya, mencari pola-pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

akan dipaparkan kepada orang lain sebagai pembaca laporan penelitian.


46

Gambar 3.1

Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif

(Miles dan Huberman)


Data
Collection
Data
Collection

Data
Reduction

Conclusions:
Drawing/verif
ying
Sumber: (Gunawan, 2013: 211)

Menurut Sugiono, mereduksi data merupakan:

“Kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal


yang penting, dan mencari tema dan polanya.” (2007: 92). Data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk
melakukan pengumpulan data. Temuan yang dipandang asing, tidak
dikenal, dan belum memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan perhatian
karena penelitian kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang
tersembunyi di balik pola dan data yang tampak.” (2007: 92)
Data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah memaparkan

data, menurut Miles dan Huberman:

“Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi


kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan
sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis
sajian data. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang didukung
dengan matriks jaringan kerja.” (Gunawan, 2013: 45)
47

Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus

penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk

deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian. Berdasarkan

analisis interactive model, kegiatan pengumpulan data, reduksi data, paparan data,

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif.

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus

menerus. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi

gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang

saling menyusul.

3.4 Unit Analisis Data

Proses analisis data secara keseluruhan melibatkan usaha memaknai data

yang berupa teks atau gambar. Untuk itu, peneliti perlu mempersiapkan data

tersebut untuk dianalisis, melakukan analisis-analisis yang berbeda, memperdalam

pemahaman akan data tersebut (sejumlah peneliti kualitat lebih suka

membayangkan tugas ini layaknya menguliti lapisan bawang), menyajikan data,

dan membuat interpretasi makna yang lebih luas akan data tersebut. Ada sejumlah

proses umum yang bisa dijelaskan oleh peneliti dalam proposal mereka untuk

menggambarkan keseluruhan aktivitas analisis data ini.

Analisis data menurut Rossman dan Rallis (1998) deskripsikan berikut ini:

1. Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan


refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian.
Maksud saya, analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses
pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan
48

bersama-bersama. Ketika wawancara berlangsung, misalnya, peneliti


sambil lalu melakukan analisis terhadap data-data yang baru saja
diperoleh dari hasil wawancara ini, menulis catatan-catatan kecil yang
dapat dimasukkan sebagai narasi dalam laporan akhir, dan memikirkan
susunan laporan akhir.
2. Analisis data melibatkan pengumpulan data yang terbuka, yang
didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis informasi
dari para partisipan.
3. Analisis data kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan
buku-buku ilmiah sering kali menjadi model analisis yang umum
digunakan. Dalam model analisis tersebut, peneliti mengumpulkan data
kualitatif, menganalisisnya berdasarkan tema-tema atau perspektif-
perspektif tertentu, dan melaporkan 4-5 tema. Meski demikian, saat ini
tidak sedikit peneliti kualitatif yang berusaha melampaui model analisis
yang sudah lazim tersebut dengan menyajikan prosedur-prosedur yang
lebih detail dalam setiap strategi penelitiannya. (Creswell, 2013)
49

Gambar 3.2 Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif

Sumber: (Creswell, 2013)


50

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis dan kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) yang dikutip

Moleong (2005: 248) merupakan upaya “mengorganisasikan data, memilah

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.

Data yang terkumpul dianalisis melalui tahap-tahap berikut:

Tahap I : Mentranskripsikan Data

Pada tahap ini dilakukan pengalihan data rekaman kedalam bentuk

skripsi dan menerjemahkan hasil transkripsi. Dalam hal ini peneliti

dibantu oleh Dosen Pembimbing.

Tahap II : Kategorisasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan klasifikasi data berdasarkan

Item-item masalah yang diamati dan diteliti, kemudian melakukan

kategorisasi data sekunder dan data lapangan. Selanjutnya

menghubungkan sekumpulan data dengan tujuan mendapatkan

makna yang relevan.

Tahap III : Verifikasi

Pada tahap ini data dicek kembali untuk mendapatkan akurasi dan

validitas data sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.

Sejumlah data, terutama data yang berhubungan dengan PT

Bernofarm Bandung

Tahap IV : Interpretasi dan Deskripsi

Pada tahap ini data yang telah diverifikasi diinterprestasikan dan

dideskripsikan. Peneliti berusaha mengoneksikan sejumlah data


51

untuk mendapatkan makna dari hubungan data tersebut. Peneliti

menetapkan pola dan menemukan korespondensi antara dua atau

lebih kategori data.

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam teknik pemeriksaan keabsahaan data dilakukan uji validitas,

reliabilitas, dan objektivitas data (Creswell, 2013: 285-286), yaitu:

1. Validitas merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian

dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Validitas didasarkan pada

kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti,

partisipan, atau pembaca secara umum. Guna mengatasi penyimpangan dalam

menggali, menggumpulkan, mengolah, dan menganalisis data hasil penelitian,

peneliti melakukan trigulasi data baik dari segi sumber data maupun trigulasi

metode yaitu:

a. Trigulasi Data:

Data yang dikumpulkan diperiksa kembali besama-sama dengan informan.

Langkah ini memungkinkan dilihat kembali akan kebenaran informasi yang

dikumpulkan. Selain itu, juga dilakukan cross check data kepada

narasumber lain yang dianggap paham terhadap masalah yang diteliti.

b. Trigulasi Metode:

Mencocokan informasi yang diperoleh dari satu teknik observasi. Teori

penggunaan data aplikatif bias dianggap sebagai trigulasi metode, seperti

menggunakan teori Strategi Pemasaran dan teori Persuasi pada dasarnya

adalah praktik trigulasi dalam penelitian ini. Penggunaan trigulasi ini

mencerminkan upaya untuk mengamankan pemahaman mendalam tentang


52

unit analisis, dalam unit analisis suatu penelitian ini adalah personal

Komunikasi persuasif medical resperentatif kepada dokter. Studi Deskriftif

Kualitatif Pada Medical Resperentatif di PT Bernofarm Area Bandung

Utara

2. Relibilitas mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti

konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain (dan) untuk proyek-proyek

yang berbeda.

3. Objektivitas (konfirmabilitas) dilakukan untuk menunjukan adanya konsistensi

atau memberi hasil yang konsisten atau kesamaan hasil dalam penelitian.

3.7 Kategorisasi

Kategorisasi terdiri atas fungsi dan prinsip kategorisasi, dan langkah-

langkah kategorisasi. Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori itu sendiri

berupa seperangkat tema yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau

kriteria tertentu (Basrowi dan Suwandi, 2008).

Dalam tahapan-tahapan penelitian, pengolahan data bersifat dinamis yang

dilakukan pada saat pengumpulan data. Data yang diperoleh dari sumber data

dianalisis demi konsistensi dan keteraturan yang disusun berdasarkan kategori

informan yaitu: (1) Profil informan, (2) Usia, (3) Jenis kelamin, (4) Tingkat

pendidikan, dan lain-lain. Dalam keseluruhan penelitian ini, pengolahan data

berlangsung secara induktif, generatif, konstruktif, dan subjektif (Alwasilah, 2012:

117).
53

3.7.1 Akses Informan

Informan merupakan kunci dalam memperoleh informasi yang diperlukan

untuk penelitian, dengan demikian perlunya akses untuk mendapatkan

informasi terhadap informan. Cara yang dilakukan oleh peneliti guna

mendapatkan akses terhadap informan, akses terhadap informan yang

dilakukan oleh peneliti melalui guide dan memberi kesan pertemuan tidak

sengaja, sehingga peneliti mendapatkan informasi dari informan dan

peneliti dapat mengetahui peran komunikasi persuasif medical

representatif terhadap dokter.

(Kuswarno. E 2009) mengemukakan bahwa akses kepada informan menjadi

“pintu gerbangnya” peneliti masuk pada dunia yang dialami informan. Penting

untuk diperhatikan bagaimana peneliti mendapatkan akses kepada informan. Akses

dapat melalui perkenalan langsung, diperkenalkan, atau karena bertemu tidak

sengaja di lokasi penelitian.

3.7.2 Rapport Informan

Hal yang terpenting dalam dalam penelitian studi deskriptif kualitatif adalah

menjaga hubungan baik (rapport) dengan informan. Karena penelitian deskriptif

kualitatif tidak bisa ditentukan berlangsung dalam waktu yang cepat dalam

hitungan jam sesuai dengan berapa lama meneliti tentang komunikasi persuasif

medical representatif terhadap dokter.

Boleh jadi untuk satu informan memerlukan wawancara lebih dari sekali,

sehingga sangat penting untuk menjaga hubungan baik dengan informan demi

kelengkapan data dan informasi dengan meminta nomor telepon yang bisa
54

dihubungi dan alamat e-mail. Salah satu cara menjaga hubungan baik ini, adalah

dengan mengirimkan surat melalui email kepada informan, meminta informasi

untuk kelengkapan data ini bisa dilakukan setelah wawancara berlangsung.

Tujuannya selain untuk menjaga perasaan informan, misalnya mengucapkan terima

kasih untuk kesediaannya terlibat dalam proses penelitian, juga untuk

menginformasikan kegiatan penelitian selanjutnya, apakah perlu wawancara

tambahan atau tidak. (Kuswarno. E 2009).

Menjaga hubungan baik juga penting untuk berlangsung dan kelengkapan

bahan penelitian, karena ketika hasil penelitian sudah dipublikasikan (dalam bentuk

skripsi), diharapkan tidak ada tuntutan dari pihak manapun, terutama informan

sebagai penyumbang data, oleh karena itu harus benar-benar dinyatakan dari awal

mengenai tujuan penelitian, dan kesediaan mereka mempublikasikan hasil

penelitian. (Kuswarno. E 2009).

Dalam upaya membangun hubungan baik (rapport) dengan informan

peneliti terlebih dahulu melakukan komunikasi awal dengan orang yang akan

dijadikan informan dengan memperkenalkan diri sebelum melakukan wawancara.

Pada saat menjalin komunikasi awal peneliti mengunjungi terhadap orang yang

akan menjadi informan dan menanyakan kesediaannya untuk menjadi informan,

menyampaikan kertas untuk diisi data profil informan, serta menanyakan jadwal

yang disediakan oleh informan untuk bersedia diwawancarai.


55

3.7.3 Rekapitulasi Data Informan

Berdasarkan data yang didapat terhadap informan, guna memudahkan

dalam identitas informan, peneliti merekapitulasi data informan yaitu berdasarkan

usia informan, jenis kelamin informan, tingkat pendidikan informan, lama waktu

menjadi karyawan di PT Bernofarm Bandung pada informan yang dibagi kedalam

beberapa kriteria yaitu

3.7.4 Usia informan

Data karyawan di Pt bernofarm bandung berdasarkan usia informan dapat

di lihat pada table berikut:

Tabel informan berdasarkan usia

No Usia Jumlah

1 20 – 25 tahun 2 orang

2 25- 30 tahun 3 orang

Jumlah 5 orang

Sumber data penelitian 2019

Berdasarkan data tersebut bahwa informan berdasarkan usia diantara 20-25 tahun

sebanyak 2 orang, berdasarkan usia 25-30 tahun sebanyak 3orang.

3.7.5 Jenis kelamin informan

Data karyawan Pt Bernofarm bandung berdasarkan jenis kelamin dapat di

lihat pada tabel berikut:

Tabel informan berdasarkan jenis kelamin :

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki laki 5 orang


56

2 Jumlah 5 orang

Sumber : Data penelitian 2019

Berdasarkan hasil informan di atas, bahwa yang dijadikan informan yang

berdasarkan jenis kelamin laki laki sebanyak 5 orang.

3.7.6 Tingkat Pendidikan informan

Data karyawan di Pt bernofarm bandung berdasarkan tingkat Pendidikan

informan dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel informan berdasarkan tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Sarjana 5 orang

2 Jumlah orang 5 orang

Sumber data hasil penelitian 2019

Berdasarkan data informan yang di uraiakan di atas bahwa informan

berdasarkan tingkat Pendidikan di ketahui terdiri sarjana 5 orang.

3.7.7 Lama waktu bekerja

Data karyawan di Pt bernofarm bandung berdasarkan lama waktu menjadi

karyawan pada informan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel data informan berdasarkan lama waktu menjadi karyawan :

No Lama bekerja Jumlah

1 3 tahun 1 orang

2 1 tahun 1 orang
57

3 2 tahun 2 orang

4 6 tahun 1 orang

Sumber data hasil penelitian

Berdasarkan data informan pada lama waktu menjadi karyawan, di ketahui

bahwa terdapat 1orang yang menjadi selama 3 tahun, 1orang yang menjadi selama

1 tahun, 2 orang yang menjadi karyawan selama 2 tahun , 1 orang yang menjadi

karyawan 6 tahun.

3.7.8 Profil Informan

Informan dalam penelitian ini merupakan bagian dari penelitian guna

memperoleh data informasi. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 (lima)

informan sebagai medical representatif PT.Bernofarm, profilnya dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Informan 1

Nama : Abed Nego Sagala

Usia : 29 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tingkat Pendidikan : Sarjana

Jenis Pekerjaan : Medical Representatif

Wilayah : Bandung Utara

Lama Bekerja : 6 tahun

Abed Nego Sagala sudah lama menjadi seorang Medical Representatif, awal

mulanya bekerja di wilayah Bandung Timur selama dua tahun namun setelah itu
58

dipindahkan ke wilayah Bandung Utara sampai sekarang. Rahmat Afandi

merupakan karyawan senior yang mendapatkan goal sales hampir setiap bulan.

Informan 2

Nama : Asep Rusnandar

Usia : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tingkat Pendidikan : Sarjana

Jenis Pekerjaan : Medical Representatif

Wilayah : Bandung Utara

Lama Bekerja : 2 tahun

Asep Rusnandar menjadi seorang Medical Representatif kurang lebih sudah

dua tahun, Doni Herasbudi bekerja di wilayah Bandung Utara sampai sekarang.

Doni Herasbudi merupakan karyawan yang mendapatkan goal sales hampir setiap

bulan.

Informan 3

Nama : Zulfikar Syahbandi

Usia : 27 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tingkat Pendidikan : Sarjana

Jenis Pekerjaan : Medical Representatif

Wilayah : Bandung Utara

Lama Bekerja : 2 tahun


59

Zulfikar Syahbandi sudah bekerja menjadi medical representatif kurang

lebih selama 2 tahun. Rendi dari awal sampai sekarang di tempatkan di wilayah

Bandung Utara. Rendi melakukan kunjungan setiap harinya kepada dokter-dokter

dan pada setiap bulan rendi selalu mendapat insentif.

Informan 4

Nama : Imam Muhaemin

Usia : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tingkat Pendidikan : Sarjana

Jenis Pekerjaan : Medical Representatif

Wilayah : Bandung Utara

Lama Bekerja : 1 tahun

Imam Muhaemin adalah orang Bandung asli, Imam Muhaemin merupakan

karyawan yang baru bekerja kurang lebih selama setahun. Pada awal bekerja Imam

Muhaemin langsung ditempatkan di wilayah Bandung Utara. Pada awal masuk

kadang farhan mendapatkan insentif yang tidak besar, dikarenakan masih

beradaptasi

Informan 5

Nama : Toni Setiawan

Usia : 27 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki


60

Tingkat Pendidikan : Sarjana

Jenis Pekerjaan : Medical Representatif

Wilayah : Bandung Utara

Lama Bekerja : 3 tahun

Toni Setiawan sudah lama menjadi seorang Medical Representatif, awal

mulanya bekerja di wilayah Bandung Barat selama 4 tahun namun setelah itu

dipindahkan ke wilayah Bandung Utara sampai sekarang. Toni Setiawan

merupakan karyawan senior yang mendapatkan goal sales hampir setiap bulan.

Tabel 3.1 Profil Informan

No Nama Informan Keterangan

1 Abed Nego Sagala Informan 1

2 Asep Rusnandar Informan 2

3 Zulfikar Syahbandi Informan 3

4 Imam Muhaemin Informan 4

5 Toni Setiawan Informan 5

Sumber: Data Hasil Penelitian 2019

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.8.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada Pt Bernofarm team marketing medical

representatif wilayah Bandung Utara.

3.8.2 Waktu Penelitian


61

Penelitian ini direncanakan selama 5 (lima) bulan yaitu dimulai dari bulan

mei sampai dengan September 2019, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian

Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun 2019


No. Kegiatan
Mei Juni Juli Agust Sept Okto Nov
1 Observasi Awal X
Penyusunan Usulan X
2
Penelitian
Bimbingan Usulan X
3
Penelitian
4 Seminar Usulan Penelitian X
Perbaikan Usulan X
5
Penelitian
6 Pelaksanaan Penelitian X
7 Analisis Data X
8 Penulisan Laporan X
9 Bimbingan Naskah Skripsi X

10 Seminar Naskah Skripsi X


11 Sidang Skripsi X
12 Perbaikan Skripsi X
Sumber: Data Hasil Penelaahan Peneliti 2019

Anda mungkin juga menyukai