BAB III Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan. Di mana penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di lokasi

penelitian dengan mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu

keadaan ilmiah. Dalam hal ini peneliti tidak hanya berupaya mengamati dan

menggambarkan objek penelitian, namun juga mencakup proses pengekplorasian

data dan fakta terhadap objek sebagaimana adanya di lapangan. Secara

substansial,pelaksanaan mengenai strategi peningkatan keanggotaan koperasi

pegawai negeri (KPN) Kabupaten Bangka Tengah tidak hanya yang bersifat

kontekstual semata. Tetapi untuk memberikan suatu pemahaman mengenai

pelaksanaan strategi peningkatan keanggotaan koperasi maka tafsiran-tafsiran

kualitatif sangat diperlukan untuk memberikan keyakinan dan penggambaran

secara integratif.

Menurut Cresswell (2013 : 4 ) bahwa “Penelitian kualitatif merupakan

metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah

individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau

kemanusian. Proses kualitratidf ini melibatkan upaya-upaya penting seperti

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data

69
70

yang spesifik dan para partisan, menganalisis data secara induktif mulai dari

tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum dan menafsirkan makna data.”

Mengenai penelitian kualitatif juga disampaikan Effendy (2010 : 117)

bahwa penelitan kualitatif adalah penelitian yang menjelaskan dan menganalisis

prilaku manusia secara individual dan kelompok, prinsip atau kepercayaan,

pemahaman atau pemikiran, dan persepsi atau tanggapan. Metode kualitatif juga

dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu dibalik fenomena

yang sedikit diketahui dan metode kualitatif juga dapat memberikan rincian yang

kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan, (Straus & Corbin, 2007 : 5).

Lebih lanjut Cresswel (2013 : 261) berpendapat bahwa maksud dari proses

induktif adalah mengilustrasikan usaha peneliti dalam mengelola secara berulang-

ulang tema-tema dan database penelitian hingga peneliti berhasil membangun

serangkaian tema yang utuh.

Adapun desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif.

Nazir(2008 : 55) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta

situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh-pengaruh dari situasi fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa

saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu

studi komperatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian

terhadap fenomena-fenomena tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode

deskriptif ini dengan nama survey normatif (normative survey). Dengan metode
71

deskriptif ini juga diselediki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat

hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain.

Dengan menggunakan desain deskriptif ini penulis dapat memberikan

gambaran dan pemahaman serta mengungkapkan makna yang terkandung dalam

obyek penelitian secara rinci, mendalam dan menyeluruh berdasarkan persepsi

pelaku di lapangan. Metode deskriptif menurut Strauss dan Corbin (1998 : 16-19)

merupakan cara untuk mengkomunikasikan melalui penggambaran dengan

menggunakan kalimat untuk menyampaikan ide-ide seperti kebendaan, seorang

dan tempat. Secara singkat deskriptif merupakan penyampaian secara detil yang

dipilih oleh peneliti yang berdasarkan selektif dari kesadaran umum maupun

ketidaksadaran melalui pengamatan panca indra seperti pendengaran dan

penglihatan yang dianggap penting. Tidak hanya demikian deskriptif penting

sebagai dasar untuk abstraksi, interprestasi data dan pengembangan teori.

Pada penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif,

instrument utama penelitian adalah peneliti sendiri. Dengan demikian, peneliti

dituntut untuk selalu bersikap proaktif dalam mencari data-data dari peristiwa

yang terjadi yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sebagai

instrument penelitian, peneliti dituntut semakin mendalami permasalahan yang

diangkat dengan terlibat secara langsung (participant observation) dalam

penelitian tersebut sekaligus menghindari terjadinya spekulasi dan rekayasa data

atas masalah penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar valid dan

akurat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Saefullah (2003:5) bahwa

dalam penelitian kualitatif, seseorang peneliti adalah juga instrument penelitian.


72

Keabsahan data dan informasi yang dikumpulkannya sangat bergantung kepada

keahlian, kecakapan dan pengalaman peneliti, sertapemahaman tentang

karakteristik lapangan dimana penelitian dilakukan”.

Sesuai dengan pembahasan di atas, maka pemilihan desain kualitatif-

deskiptif dalam penelitian ini dipandang sangat tepat terutama dalam penelitian

ilmu-ilmu sosial termasuk ilmu pemerintahan. Oleh sebab itu, penggunaan metode

kualitatif dalam penelitian ini merupakan suatu strategi yang cocok untuk

menggali informasi dan memahami kenyataan obyek penelitian secara mendalam

dan detail.

3.2 Unit Analisis

3.2.1 Partisipasi Penelitian

Pada penelitian ini, yang dijadikan partisipan penelitian adalah aparatur

sipil negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah. Penentuan partisipan

ini meliputi, (1) Ketua dan pengurus KPN Kabupaten Bangka Tengah,

(2) Anggota aktif pada KPN Kabupaten Bangka Tengah, (3) ASN Kabupaten

Bangka Tengah yang belum menjadi anggota KPN

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KPN Kabupaten Bangka Tengah yang

beralamatkan di Jl. Titian Puspa Utama Nomor 1 Kabupaten Bangka Tengah.


73

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian.

Hal ini didukung oleh pendapat Nazir (2011 : 174) yang menjelaskan bahwa

pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperloleh data

yang diperlukan. Pada pengumpulan data ini, peneliti berusaha memahami

berbagai tehnik pengumpulan data agar mendapatkan data yang terukur sesuai

dengan tujuan penelitian untuk memahami proses pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat dan pendapatan asli desa.

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.3.1 Teknik Pengamatan Langsung (Observasi Lapangan)

Peneliti berupaya turun ke lapangan langsung untuk mengamati prilaku,

aktivitas dan fenomena-fenomena yang terjadi pada ASN Kabupaten Bangka

Tengah. Peneliti mengamati upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintahan

Kabupaten Bangka Tengah dalam memotivasi peningkatan keanggotaan KPN.

Penulis berusaha untuk menjaring berbagai data tambahan dengan

mengamati fenomena yang ada dan belum terungkap yang akan dipadukan dengan

teknik pengumpulan data lainnya.

3.3.2 Teknin Wawancara

Wawancara dilakukan melalui percakapan dengan informan/partisipan

yang telah dipilih terhadap obyek yang akan diteliti. Nazir mengemukakan bahwa

“Interview (wawancara) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan


74

penelitian dengan tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang

dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Peneliti menggunakan wawancara yang dilakukan dengan tanya jawab

antara peneliti dan informan dengan menggunakan panduan wawancara (inteview

guide) maupun wawancara terbuka (open interview) yang membuka kesempatan

kepada informan untuk menyampaikan pandangan dan pendapatnya tentang

fenomena penelitian.Wawancaraini dilakukan agar mendapatkan informasi

tentang obyek penelitian secara langsung dari kata-kata informan.

Pada saat pelaksanaan wawancara, peneliti juga melakukan pencatatan

serta perekaman terhadap informasi yang didapat dari sumber informasi apabila

informasi tersebut dalam bentuk narasi yang panjang, sehingga peneliti bisa

mendiskripsikan ulang hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan yang telah

disesuaikan dengan hasil pembicaraan dengan berbagai informan.

3.3.3 Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data tertulis yang

berhubungan dengan masalah penelitian baik bersumber dari dokumentasi

maupun buku, koran, majalah mengenai pendapat, dan hukum yang berhubungan

dengan konsep dasar tentang pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan asli desa. Studi dokumentasi diharapkan dapat

memberikan pemahaman terhadap masalah yang diteliti.


75

3.4 Pedoman Pertanyaan Wawancara

Pedoman pertanyaan wawancara pada penelitian ini yaitu pedoman

wawancara kualitatif yang memfokuskan pertanyaan mendalam atau pertanyaan

terbuka,bukan pertanyaan tertutup. Sehingga dapat lebih diketahui sudut pandang

dan pendapat informan/partisipan dalam menanggapi pertanyaan secara lebih luas.

Pertanyaan bisa saja melebar atau berubah tetapi tetap sesuai dengan kaidah

wawancara.

3.5 Teknik Analisis Data

Cresswell (2013 : 261) menjelaskan bahwa analisis data merupakan proses

yang terus berkelanjutan selama penelitian. Analisis ini melibatkan analisis

informasi partisipan dan peneliti biasanya menerapkan langkah-langkah analisis

umum dan strategi-strategi khusus didalamnya.

Teknik analisis data pada penelitian ini dimulai dengan menelaah semua

data yang telah tersedia dari berbagai sumber baik wawancara maupun pencatatan

dari dokumen. Analisis data pada penelitian ini dimulai dengan melaksanakan

proses reduksi data. Proses reduksi data yang dilakukan penulis adalah dengan

melakukan telaah secara keseluruhan data yang dihimpun dari lapangan mengenai

strategi peningkatan keanggotaan KPN, kemudian memilah-milahnya ke dalam

kategori tertentu.

Langkah selanjutnya penulis membuat rangkuman secara deskriptif dan

sistematis sehingga tema sentral yaitu strategi peningkatan keanggotaan dapat

dengan mudah diketahui. Selanjutnya penulis melakukan penarikan kesimpulan


76

yang didasarkan pada data yang diperoleh dari berbagai sumber dan bersifat

sementara sambil mencari data pendukung lainnya.

Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian tentang kesimpulan yang

akan diambil dengan data pembanding dari teori tertentu. Hal itu penulis lakukan

agar dapat melihat kebenaran hasil analisis yang akan melahirkan kesimpulan

yang dapat dipercaya.

Untuk menemukan strategi atau model strategi peningkatan keanggotaan,

peneliti menggunakan teknik analisis SWOT. Rangkuti (2006), menjelaskan

bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari opportunities dan threats, sedangkan

faktor internal terdiri dari strength dan weaknesses. Adapun matriks SWOT dapat

dilihat pada tabel 3.1 berikut di bawah ini:


77

Table 3.1 Matriks SWOT

S–W STRENGTH (S) WEAKNESSES (W)

(Tentukan 5-10 faktor (Tentukan 5-10 faktor


kekuatan internal) kelemahan internal)
O–T

OPPORTUNITIES (O) Strategi SO Strategi WO

(Tentukan 5-10 faktor Daftar kekuatan untuk Daftar untuk


peluang eksternal) meraih keuntungan dari memperkecil kelemahan
peluang yang ada dengan memanfaatkan
keuntungan dari peluang
yang ada
THREATS (T) Strategi ST Strategi WT

(Tentukan 5-10 faktor Daftar kekuatan untuk Daftar untuk


ancaman eksternal) menghindari ancaman memperkecil kelemahan
dan menghindari
ancaman
Sumber: Rangkuti, 2006

Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu

sebagai berikut :

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan

untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.


78

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT

bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari

ancaman eksternal.

Analisis SWOT didapat dari faktor-faktor strategi eksternal dan faktor-

faktor internal. Selanjutnya penulis menyusun tabel Faktor-faktor Strategis

Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah

sebagai berikut :

1. Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.

2. Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor

strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.

3. Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk masing-msing faktor

dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai

dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut

pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat

positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika

peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat
79

sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika

nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.

4. Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3.

Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

5. Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan

posisi organisasi pada diagram analisis SWOT.

Tabel 3.2
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
(Eksternal Strategic Factors Analysis Summary/EFAS)

Skor
Faktor-faktor
Bobot Rating Pembobotan
Strategis Eksternal
(Bobot x Rating)

Peluang
(Opportunities/O) :
 Peluang 1 bobot peluang 1 rating peluang 1
 Peluang 2 bobot peluang 2 rating peluang 2

Jumlah O a B

Ancaman
(Threats/T) :
 Ancaman 1 bobot ancaman 1 rating ancaman 1
 Ancaman 2 bobot ancaman 2 rating ancaman 2

Jumlah T c D

Total (a+c) = 1 (b+d)

Sumber : Rangkuti, 2006

Kemudian penulis melakukan analisis faktor strategis internal adalah

analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan


80

kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti halnya pada

Analisis Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun

tabel Faktor-faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors

Analysis Summary/IFAS). Bentuk tabel IFAS adalah sepeti terlihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3
Faktor-Faktor Strategis Internal
(Internal Strategic Factors Analysis Summary / IFAS)

Skor
Faktor-faktor Pembobotan
Bobot Rating
Strategis Internal (Bobot x
Rating)

Kekuatan
(Stregths/S) :
 Kekuatan 1 bobot kekuatan 1 rating kekuatan 1
 Kekuatan 2 bobot kekuatan 2 rating kekuatan 2

Jumlah S A B

Kelemahan
(Weaknesses/W):
 Kelemahan 1 bobot kelemahan 1 rating kelemahan 1
 Kelemahan 2 bobot kelemahan 2 rating kelemahan 2

Jumlah W C D

Total (a+c) = 1 (b+d)


Sumber : Rangkuti, 2006

Anda mungkin juga menyukai