Kelompok 3 Bimbingan Konseling
Kelompok 3 Bimbingan Konseling
Kelompok 3 Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu:
Dra. ELIZAR, M.Pd.
Oleh:
Defri Ahmad Muhklis 2086206014
Ahmad Nurdiansyah 2086204004
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Semoga dengan makalah yang penulis buat ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman kita tentang Landasan Religius Bimbingan Konseling.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Landasan Religius.............................................................................................3
B. Hakikat Manusia Menurut Agama...................................................................4
C. Peranan Agama.................................................................................................5
D. Implikasi Landasan Religius Dalam Bimbingan Dan Konseling.....................7
E. Terapi Kejiwaan Dengan Pendekatan Agama Dan Kaitannya Dalam
Bimbingan Konselin.........................................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................9
A. Kesimpulan ...................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada makalah ini landasan yang akan kami bahas adalah Landasan Religius.
Landasan religius masih berbicara tentang manusia, tetapi khusus dikaitkan pada
aspek-aspek keagamaan. Pemuliaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang menjadi
fokus pembahasan.
B. Rumusun Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu landasan religious?
2. Bagaimana hakikat manusia menurut agama?
3. Apa sajakah peranan agama?
4. Bagaimanakah implikasi landasan religius dalam bimbingan dan konseling?
5. Bagaimana terapi kejiwaan dengan pendekatan agama dan kaitannya dalam
bimbingan konseling?
1
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui landasan religious.
2. Memahami hakikat manusia menurut agama.
3. Agar mengetahui peranan agama.
4. Mengetahui implikasi landasan religius dalam bimbingan dan konseling.
5. Memahami bagaimana terapi kejiwaan dengan pendekatan agama dan kaitannya
dalam bimbingan konseling.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Religius
Agama (Religion) berasal dari kata Latin “religio”, berarti “tie-up”. Dalam
bahasa Inggris, Religion dapat diartikan “having engaged ‘God’ atau ‘The Sacred
Power’. Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan,
tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada
masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan
antar generasi dalam tradisi.
Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan
konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari
kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan
ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan
berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan
berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan
untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini telah
mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang
berlandaskan spiritual atau religi.
3
a. Dengan agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup
b. Aturan agama dapat menentramkan batin.
c. Ajaran agama sebagai penolong dalam kebahagiaan hidup
d. Ajaran agama sebagai pengendali moral
e. Agama dapat menjadi terapi jiwa
f. Agama sebagai pembinaan mental
Landasan religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan
klien/siswa sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus
sentral upaya bimbingan dan konseling (Prayitno dan Erman Amti, 2003: 233).
4
berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia, berbudi pekerti
luhur (berakhlaaqul kariimah). Dan apabila bersikap sebaliknya atau masa bodoh,
acuh tak acuh, atau bahkan melecehkan ajaran agama, dapat dipastikan anak akan
mengalami kehidupan yang tuna agama, tidak familiar (akrab) dengan nilai-nilai atau
hukum-hukum agama, sehingga sikap dan perilakunya tidak akan baik, dan hanya
mengikuti hawa nafsu.
C. Peranan Agama
Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia telah memberikan petunjuk
tentang berbagai aspek kehidupan atau pengembangan mental (rohani) yang sehat.
Sebagai petunjuk hidup bagi manusia dalam mencapai mentalnya yang sehat, agama
berfungsi sebagai berikut:
1. Memelihara Fitrah
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Namun manusia mempunyai
hawa nafsu, dan juga ada pihak luar yang senantiasa berusaha menyelewengkan
manusia dari kebenaran, yaitu setan, dimana manusia sering terjerumus melakukan
perbuatan dosa. Oleh karena itu maka manusia harus beragama, dan bertaqwa kepada
Allah. Apabila manusia telah bertakwa kepada Tuhan, berarti ia telah memelihara
fitrahnya, dan ini juga berarti bahwa dia termasuk orang yang akan memperoleh
rahmat Allah.
5
2. Memelihara Jiwa
Agama sangat mengahargai harkat dan mertabat, atau kemuliaan manusia.
Dalam memelihara kemuliaan jiwa manusia, agama mengharamkan manusia
melakukan penganiayaan, penyiksaan, atau pembunuhan, baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain.
3. Memelihara Akal
Allah telah memberikan karunia kepada manusia yang tidak diberikan kepada
makhluk lainnya, yaitu akal. Dengan akal inilah manusia bisa berpikir, dan bisa
membedakan baik dan buruk. Karena pentingnya peran akal ini. Maka agama
memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengembangkan dan memeliharanya,
yaitu dengan cara mensyukuri nikmat akal ini, dengan memanfaatkan seoptimal
mungkin untuk berpikir terhadap hal-hal yang baik dan berguna bagi dirinya dan
orang lain.
4. Memelihara Keturunan
Agama mengajarkan manusia tentang cara memelihara keturunan atau sisten
regenerasi yang suci. Aturan atau norma agama untuk memelihara keturunan adalah
pernikahan. Pernikahan ini bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah dan
mawaddah serta mendapat curahan karunia dari Allah.
6
Pemberian layanan bimbingan semakin diyakini kepentingannya bagi anak
atau siswa, mengingat dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini cenderung lebih
kompleks, terjadi perbenturan antara berbagai kepentingan yang bersifat kompetitif,
baik menyangkut aspek politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun
aspek-aspek yang lebih khusus tentang perbenturan ideologi, antara yang benar dan
yang salah.
7
2. Konselor sedapat-dapatnya mampu mentransfer kaidah-kaidah agama secara garis
besar yang relevan dengan masalah klien.
3. Konselor harus benar-benar memperhatikan dan menghormati agama klien.
Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam
keadaan tenang, aman, dan tentram. Upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat
dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara Resignasi. Para ahli jiwa
(Psikolog) mengakui, bahwa taubat merupakan sarana pengobatan gangguan
kejiwaan yang jitu. Karena ada sebagian orang yang dihinggapi Maniac Depresive,
yang disebabkan karena adanya perasaan bersalah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan
dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Landasan agama dalam
bimbingan dan koseling merupakan dasar pijakan yang paling penting yang harus
dipahami secara menyeluruh dan komprehensif bagi seorang konselor. Karena
konselor tidak hanya sekedar menuangkan pengetahuan ke otak saja atau pengarahan
kecakapannya saja tetapi agama penting untuk menumbuhkembangkan moral,
tingkah laku, serta sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agamanya. Oleh karena itu
disinilah posisi keagamaan menjadi semakin penting untuk mengatasi kegelisahan-
kegelisahan jiwa yang dialami setiap manusia.
B. Saran
Dalam proses Bimbingan Konseling, diperlukan yang namanya landasan
religius. karena dalam setiap pemecahan masalah, landasan religius merupakan suatu
pedoman dalam mengatasi masalah kliennya atau individu.
9
DAFTAR PUSTAKA
10