06 - Christopher Muhamad Zildan Holliday - LM4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MEDAN MAGNET

PERCOBAAN-LM4

Nama : Christopher Muhamad Zildan Holliday

NIM : 215090107111029

Fak/Jurusan : MIPA / Biologi

Kelompok : 06

Tgl.Praktikum : 01 November 2021

Nama Asisten : Andio Eka Rahmaddhani

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MEDAN MAGNET

Nama : Christopher Muhamad Zildan Holliday

NIM : 215090107111029

Fak/Jurusan : MIPA / Biologi

Kelompok : 06

Tgl. Praktikum : 01 November 2021

Nama Asisten : Andio Eka Rahmaddhani

Catatan :

…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Setelah dilakukannya praktikum fisika dasar tentang “Medan Magnet” maka diharapkan
sebuah hukum Biot-Savart untuk lilitan kawat dan solenoid dapat dijelaskan oleh seorang
praktikan. Kemudian, diharapkan seorang praktikan akan ahli dalam hal perhitungan kuat medan
magnet disekitar solenoid.

1.2 Dasar Teori

Dalam hal medan magnet, terdapat gaya yang dihasilkan berupa gaya tarik – menarik
atauapun gaya tolak – menolak. Selain itu, saat dua magnet saling berhadapan maka jika tangan
manusia didekatkan akan terasa medan magnet tersebut. Pada magnet terdapat dua kutub, yaitu
utara dan selatan. Jika kutub utara didekatkan dengan kutub yang sama maka akan terjadi gaya
tolak – menolak sedangkan jika didekatkan dengan kutub yang berlawanan arah maka akan
terjadi gaya tarik – menarik. Kemudian, jika kutub selatan didekatkan dengan kutub yang sama
maka akan terjadi gaya tolak – menolak akan tetapi jika didekatkan dengan kutub yang
berlawanan maka akan terjadi gaya tarik – menarik. Terdapat pemahaman yang mirip dengan
medan magnet, yaitu gaya antara muatan listrik. Jenis gaya tersebut akan saling tolak – menolak
jika kedua muatan sejenis dan jika kedua muatan tersebut tidak sejenis maka akan tarik –
menarik. Namun, di samping itu, perbedaan terhadap gaya antara muatan listrik dengan gaya
medan magnet adalah sebauh muatan listrik positif ataupun negative akan mudah berisolasi. Pada
medang magnet terdapat sebuah interaksi antara satu magnet dengan yang lain. Oleh karena itu,
dapat dijelaskan bahwa sebuah garis medan pada sembarang titik dapat disinggungkan dengan
arah medan magnet. Kemudian, besar kuat medan magnet akan sebanding dengan total garis per
satuan luas. Suatu medan magnet dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 1.2.1 Jika terdapat satu magnet yang utuh yang kemudian di
belah akan dihasilkan dua magnet yang baru lagi. Kejadian seperti ini
akan terus berlanjut jika dibelah lagi.
(Giancoli, 2014).

Dalam konsep hukum Bio – Savart, dijelaskan cara mendan magnet dihasilkan dengan
mekanisme muatan dan arus yang bergerak. Namun, hambatan yang didapatkan adalah kesulitan
dalam penggunaan rumus untuk perhitungan yang terjadi pada urutan mikroskopis medan
magnet. Hal ini dikarenakan terdapat muatan yang bergerak sehingga dihasilkan sebuah medan
magnet. Kemudian, suatu medan yang bergerak pada lokasi tertentu akan bergantung pada hasil
yang mereka berikan pada beragam lokasi. Kondisi seperti ini terdapat kesamaan dalam hal
medan listrik. Pada medan listrik terdapat kesulitan dengan hal perhitungan jika suatu muatan
bergerak. Hal ini dikarenakan adanya larangan untuk tindakan saat pada suatu jarak oleh
relativitas. Namun, dalam masalah magnet, suatu muatan tidak dapat dihentikan. Hal ini
dikarenakan arus penghasil medan akan diberhentikan. Terdapat pemahaman yang logis untuk
diterima, yaitu arus yang dijelaskan tersebut bersifat stabil dan tidak bergantung pada waktu.
Oleh karena itu, medan magnet yang dihasilkan tidak akan bergantung pada waktu juga. Inilah
yang disebut dengan magnetostatika. Jika dengan arus stabil maka suatu arus yang dilewati benda
akan sama. Namun, jika muatan tunggal dengan kecepatan konstan maka suatu arus hanya ada
pada lokasinya. Namun, ketika bergerak maka arus akan ikuti (Shankar, 2016).
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Pada praktikum tentang “Medan Magnet”, terdapat beberapa alat dan bahan yang
digunakan agar dihasilkan nilai yang detail dalam percobaan tersebut. Bahan yang digunakan,
yaitu dua buah solenoida. Kemudian, alat yang digunakan, yaitu power supply, Gaussmeter,
Amperemeter, kabel penghubung, dan probe.

2.2 Tata Laksana Percobaan


Pertama, kalibrasi terlebih dahulu Gaussmeter dengan cara dimasukkan ke dalam

Kemudian, diputar bagian atas tombol Gaussmeter hingga jarum tersebut berada di tengah
Gaussmeter

Peralatan disusun sesuai yang ada di diktat

Atur arus keluaran hingga sebesar 0,5 A

Kemudian, pengambilan data dilakukan dengan ujung probe sebagai titik nol dan
dilakukan dengan interval sebesar 2 cm serta diulang sampai +10
Kemudian, untuk pengambilan data minus, probe dikembalikan ke titik nol dan mundur
sejauh 2 cm hingga interval -10cm

Pada setiap titik dilakukan pengamatan terhadap Gaussmeter dengan titik nol nya adalah
saat jarum penunjuk berada di tengah. Oleh karena itu, penambahannya bukan dari nol ke
0,6 tetapi penambahannya dari 0,5 ke 0,6. Maka penambahannya sebesar 0,1 cm.

Dengan langkah yang sama dilakukan sebuah percobaan medan magnet tetapi dengan
keluaran arus yang berbeda yaitu 1 A.

Percobaan yang kedua adalah dengan dua buah solenoida dengan langkah yang sama tetapi
dengan ujung probe berada di antara dua solenoida.
BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan

B (mT)
No S (cm) Koil Solenoid
0.5 A 1A 0.5 A 1A
1 10 6,2 7,5 8,7 9,2
2 8 6,1 7,15 8,2 8,75
3 6 5,9 6,7 7,55 8,1
4 4 5,5 6,5 6,9 7,45
5 2 5,2 6,3 6,7 7,1
6 0 5 5 5 5
7 -2 5,3 6,4 6,85 7,3
8 -4 5,55 6,55 6,9 7,45
9 -6 5,9 6,72 7,3 7,95
10 -8 6,1 7,15 7,96 8,75
11 -10 6,5 7,61 8,7 9,2
3.2 Grafik

3.2.1 Koil 0,5 A

KOIL
7 6,5
6,2 6,1 6,1
5,9 5,9
6 5,5 5,55
5,2 5,3
5
5

4
0.5 A

0
10 8 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10
S (cm)

Gambar 3.1 Grafik Koil 0,5 A

3.2.2 Koil 1 A

KOIL
8 7,5 7,61
7,15 7,15
6,7 6,5 6,55 6,72
7 6,3 6,4

6
5
5
1A

0
10 8 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10
S (cm)

Gambar 3.2 Grafik Koil 1 A


3.2.3 Solenoid 0,5 A

SOLENOID
10
8,7 8,7
9 8,2 7,96
7,55 7,3
8 6,9 6,9
6,7 6,85
7
6 5
0.5 A

5
4
3
2
1
0
10 8 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10
S (cm)

Gambar 3.3 Grafik Solenoid 0,5 A

3.2.4 Solenoid 1 A

SOLENOID
10 9,2 9,2
8,75 8,75
9 8,1 7,95
8 7,45 7,3 7,45
7,1
7
6 5
1A

5
4
3
2
1
0
10 8 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10
S (cm)

Gambar 3.4 Grafik Solenoid 1 A


3.3 Pembahasan

3.3.1 Analisa Prosedur

Agar hasil praktikum tentang “Medan Magnet” tersebut dapat akurat maka
diperlukan alat dan bahan yang sesuai dengan pemahaman terhadap fungsi-fungsinya
sehingga dapat berkurang kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Terdapat macam-
macam alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Medan Magnet”. Pertama, power
supply yang digunakan untuk sumber tegangan dalam percobaan. Kedua, gaussmeter yang
digunakan sebagai pengukur kuat medan magnet. Ketiga, amperemeter yang digunakan
sebagai pengukur kuat arus listrik yang dilalui. Keempat, kabel penghubung yang
digunakan sebagai penghubung antara gaussmeter, amperemeter dan solenoid sehingga
dapat diketahui kuatnya medan magnet yang dihasilkan. Kelima, probe yang digunakan
sebagai alat pengukur medan magnet. Keenam, solenoida yang digunakan sebagai bahan
penghasil energi listrik hasil arus listrik oleh alat power supply.

Pada praktikum fisika dasar tentang “Medan Magnet” terdapat beberapa perlakuan
yang berbeda-beda pada tiap alat serta bahan yang digunakan. Pertama, alat probe
dimasukkan ke dalam gaussmeter sehingga dapat dikalibrasikan gaussmeter tersebut.
Kedua, kabel penghubung di pasang ke power supply. amperemeter, dan gaussmeter
sehingga dapat diketahui kuat arus listrik yang dihasilkan. Ketiga, ujung alat probe tersebut
diletakkan tepat ditengah solenoid yang digunakan sebagai titik nol. Keempat, alat probe
digerakkan maju – mundur sehingga dapat dihasilkan data nilai positif dan negatif. Kelima,
arah jarum penunjuk gaussmeter berada di tengah yaitu pada nilai 0,5 ke 0,6 sehingga
penambahan tersebut senilai 0,1.

3.3.2 Analisa Hasil

Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada praktikum fisika dasar
tentang “Medan Magnet”, didapatkan nilai-nilai dari tiap koil dan solenoid. Pada koil 0,5
A didapatkan nilai 6,2 mT pada jarak 10 cm, nilai 6,1 mT pada jarak 8 cm, nilai 5,9 mT
pada jarak 6 cm, nilai 5,5 mT pada jarak 4 cm, nilai 5,2 mT pada jarak 2 cm, nilai 5 mT
pada jarak 0 cm, nilai 5,3 mT pada jarak -2 cm, nilai 5,55 mT pada jarak -4, nilai 5,9 mT
pada jarak -6 cm, nilai 6,1 mT pada jarak -8 cm, dan nilai 6,5 mT pada jarak -10 cm. Pada
koil 1 A didapatkan nilai 7,5 mT pada jarak 10 cm, nilai 7,15 mT pada jarak 8 cm, nilai 6,7
mT pada jarak 6 cm, nilai 6,5 mT pada jarak 4 cm, nilai 6,3 mT pada jarak 2 cm, nilai 5
mT pada jarak 0 cm, nilai 6,4 mT pada jarak -2 cm, nilai 6,55 mT pada jarak -4 cm, nilai
6,72 mT pada jarak -6 cm, nilai 7,15 mT pada jarak -8 cm, nilai 7,61 mT pada jarak -10
cm. Pada solenoid 0,5 A didapatkan nilai 8,7 mT pada jarak 10 cm, nilai 8,2 mT pada jarak
8 cm, nilai 7,55 mT pada jarak 6 cm, nilai 6,9 mT pada jarak 4 cm, nilai 6,7 mT pada jarak
2 cm, nilai 5 mT pada jarak 0 cm, nilai 6,85 mT pada jarak -2 cm, nilai 6,9 mT pada jarak
-4 cm, nilai 7,3 mT pada jarak -6 cm, nilai 7,96 mT pada jarak -8 cm, dan nilai 8,7 mT
pada jarak -10 cm. Pada solenoid 1 A didapatkan nilai 9,2 mT pada jarak 10 cm, nilai 8,75
mT pada jarak 8 cm, nilai 8,1 mT pada jarak 6 cm, nilai 7,45 mT pada jarak 4 cm, nilai 7,1
mT pada jarak 2 cm, nilai 5 mT pada jarak 0 cm, nilai 7,3 mT pada jarak -2 cm, nilai 7,45
mT pada jarak -4 cm, nilai 7,95 mT pada jarak -6 cm, nilai 8,75 mT pada jarak -8 cm, dan
nilai 9,2 mT pada jarak -10 cm.

Pada jarak yang berbeda-beda, yaitu 10 cm, 8 cm, 6 cm, 4 cm, 2 cm, 0 cm, -2 cm, -
4 cm, -6 cm, -8 cm, dan -10 cm. Kemudian, dengan nilai koil dan solenoid yang berbeda-
beda, yaitu koil 0,5 A dan koil 1 A serta solenoid 0,5 A dan solenoid 1 A. Maka didapatkan
data hasil percobaan yang bervariasi nilai medan magnetnya. Kemudian, data hasil
percobaan tersebut sudah sesuai dengan bentuk grafik yang ditampilkan. Tiap-tiap grafik
tersebut berdasarkan tiap-tiap koil dan solenoid yang dipraktikkan.

Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, disajikan beberapa grafik
berdasarkan nilai-nilai koil dan solenoid tersebut. Pada tiap nilai medan magnet yang
dihasilkan diberikan rentang jarak antara 10 cm sampai -10 cm. Kemudian, hasil data
tersebut dijabarkan dalam bentuk grafik-grafik tiap koil dan soleonoid sehingga pencarian
nilai medan magnet terbesar dapat ditemukan secara mudah. Pada tiap-tiap grafik tersebut
dijelaskan bahwa grafik solenoid 0,5 A lebih besar dibandingkan dengan grafik solenoid 1
A. Maka, dapat dinyatakan bahwa hasil data dan grafik tersebut tidak sesuai dengan teori
Biot-Savart yang disebutkan bahwa besarnya medan magnet berbanding lurus dengan kuat
arus listrik serta berbanding terbalik dengan jarak antara probe, koil, dan solenoid. Hal ini
mungkin dikarenakan karena suatu alat yang digunakan usianya sudah sangat lama
sehingga terjadi ketidaksesuaian dengan teori Biot-Savart tersebut.
Berdasarkan data hasil percobaan dan grafik-grafik yang dijabarkan seharusnya
sudah sesuai dengan teori Biot-Savart yang dinyatakan bahwa besarnya medan magnet
berbanding lurus dengan kuat arus listrik serta berbanding terbalik dengan jarak antara
probe, koil, dan solenoid. Namun, pada beberapa data yang dihasilkan terdapat sejumlah
nilai yang tidak sesuai, yaitu pada koil 0,5 A dengan jarak -10 cm didapatkan besar medan
magnet 6,5 mT sedangkan dengan jarak 0 cm didapatkan besar medan magnet 5 mT.
Kemudian, pada koil 1 A dengan jarak -10 cm didapatkan besar medan magnet 7,61 mT
sedangkan pada jarak 0 cm didapatkan besar medan magnet 5 mT. Kemudian, pada
solenoid 0,5 A dengan jarak -10 cm didapatkan besar medan magnet 8,7 mT sedangkan
pada dengan jarak 0 cm didapatkan besar medan magnet 5 mT. Kemudian, pada solenoid
1 A dengan jarak -10 cm didapatkan besar medan magnet 9,2 mT sedangkan dengan jarak
0 cm didapatkan besar medan magnet 5 mT. Maka, dari hasil data tersebut dapat dijelaskan
bahwa hal ini telah berlawanan dengan teori Biot-Savart tersebut. Namun, terdapat
kemungkinan bahwa penyebab dari perbedaan ini dapat dikarenakan adanya kekurangan
dari alat-alat praktikum yang digunakan seperti usia atau lupa untuk dikalibrasikan terlebih
dahulu.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya praktikum fisika dasar tentang “Medan Magnet” dapat dijelaskan
bahwa teori Biot-Savart dapat dipahami oleh seorang praktikan setelah adanya praktikum ini.
Pada teori Biot-Savart dijelaskan bahwa besarnya medan magnet yang dihasilkan berbanding
lurus dengan kuat arus listrik, berbanding terbalik dengan jarak antara probe, koil, dan solenoid
serta tegak lurus terhadap benda yang diujikan. Kemudian, dalam penentuan nilai tiap titik yang
akan dihasilkan besar medan magnet digunakan alat ukur gaussmeter dengan probe yang berada
dekat dengan solenoid-solenoid tersebut.

4.2 Saran

Dalam praktikum fisika dasar tentang “Medan Magnet” terdapat beberapa kebimbangan
dalam data hasil percobaan yang telah dilakukan yang dikarenakan adanya beberapa masalah
seperti alat-alat yang digunakan sudah tua ataupun mungkin ada yang rusak sehingga hasil yang
diberikan tidak sesuai dengan teori yang digunakan serta dapat dimungkinkan bahwa adanya
kelupaan dalam kalibrasi gaussmeter terlebih dahulu. Oleh karena itu, diharapkan kedepannya
segala bahan khususnya alat-alat yang digunakan dapat diamati terlebih dahulu kondisinya masih
layak digunakan atau tidak serta selalu ingat untuk dikalibrasikan dahulu gaussmeter sehingga
nilai besar medan magnet telah sesuai dengan teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. (2014). Physics: Principles with Applications 7th Edition. London: Pearson

Education, Inc.

Shankar, R. (2016). Fundamentals of Physics II: Electromagnetism, Optics,and Quantum Mechanics.

Connecticut: Yale University Press.


LAMPIRAN

(Giancoli, 2014)

(Giancoli, 2014)

(Giancoli, 2014)

(Giancoli, 2014)
(Giancoli, 2014)

(Shankar, 2016)

(Shankar, 2016)

(Shankar, 2016)
Data Hasil Percobaan
Data Microsoft Excel
Tugas Pendahuluan
Tugas Post Test

Anda mungkin juga menyukai