LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi HENDRO PRASETYO

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

NAMA : HENDRO PRASETYO (201501591562)

KELAS : 001 PGSD


KELOMPOK : BUYA HAMKA

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya Pembelajaran yang Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis dari Metode pembelajaran yang
pemahaman konsep dilakukan oleh Berdasarkan kaijan literatur ada berapa alternatif solusi yang dilakukan oleh pendidik kurang menarik sehingga peserta didik
materi pembelajaran pendidik kurang disarankan : tidak memahami apa yang sedang mereka pelajari, maka
menarik sehingga Menurut Al-Thariqah 2016 alternatif solusinya adalah :
peserta didik tidak Solusi untuk membuat pembelajaran menjadi menarik : 1. Metode pembelajaran peta konsep (mind mapping) :
memahami apa yang 1. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai berikut.
sedang mereka 2. Peserta didik mengetahui tujuan pembelajaran 1) Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir
pelajari 3. Peserta didik harus selalu diberi tahu tentang kompetensi seperangkat pe-ngalaman belajar secara keseluruhan
dan hasil belajarnya yang akan disajikan
4. Pemberian pujian dan hadiah di dalam pembelajaran 2) Pemetaan konsep merupakan cara terbaik
5. Pendidik memperhatikan perbedaan individual peserta menghadirkan materi pel-ajaran, hal ini disebabkan
didik peta konsep adalah alat belajar yang tidak
https://www.neliti.com/publications/195160/kompetensi- menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa
Pendidik-dalam-meningkatkan-motivasi-belajar-pada-mtsn- dengan mudah me-lihat, membaca, dan mengerti
pekan-heran-indrag makna yang diberikan
Menurut Yanis Kurniawan, (2021) 3) Pemetaan konsep menolong guru memilh aturan
Untuk menerapkan pembelajaran yang menarik pendidik pengajaran berdasar-kan kerangka kerja yang hierarki,
harus melakukan strategi pembelajaran seperti : hal ini mengingat banyak materi pe-lajaran yang
1. Sebelum pendidik menyampaikan suatu pelajaran disajikan dalam urutan yang acak
yang dilakukan yaitu pendekatan terlebih dulu seperti 4) Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi
memotivasi peserta didik dan efektifitas pe-ngajaran.
2. metode pembelajaran sangat penting, karena Sedangkan kelebihan peta konsep bagi siswa adalah
ketercapaian suatu tujuan pembelajaran tergantung sebagai berikut.
metode yang digunakan oleh pendidik 1) Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang
3. Pendidik menggunakan media pembelajaran yang cukup mengembangkan pro-ses belajar yang bermakna, yang
bervariasi seperti gambar, video, film dll akan meningkatkan pemahaman sis-wa dan daya ingat
4. Pendidik harus mengetahui waktu yang dibutuhkan belajarnya,
dalam menuntaskan pembelajaran serta waktu yang 2) Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir
digunakan oleh Pendidik untuk menyampaikan materi. siswa, yang pada gilirannya akan menimbulkan sikap
Sehingga suatu proses pembelajaran berjalan sesuai kemandirian belajar yang lebih pa-da siswa
dengan sasaran yang ingin dicapai 3) Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi
http://ojs.unwaha.ac.id/index.php/joems/article/view/484/226 dengan baik, yang akan memudahkan belajar
Menurut Syaifudin (2020) 4) Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran
Solusi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dalam secara lebih komprehensif dalam setiap komponen
pemahaman konsep adalah : mendesain pembelajaran peta konsep- konsep dan mengenali miskonsepsi.
konsep (mind mapping). Keunggulan pembelajaran peta Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami
konsep (mind mapping). yaitu peta konsep berfungsi sebagai mahasiswa da-lam menyusun peta konsep antara lain:
pemandu dan tangga (scaffolding) dalam pembelajaran, peta 1) Perlunya waktu yang cukup lama un-tuk menyusun
konsep dapat mengembangkan pemahaman konsep Peserta peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia terbatas,
Didik, serta peta konsep dapat mengembangkan kompetensi- 2) Sulit me-nentukan konsep-konsep yang terdapat pada
kompetensi Peserta Didik, terutama kompetensi kognitif materi yang dipelajari,
Peserta Didik 3) Sulit me-nentukan kata-kata untuk menghubungkan
http://repository.unisma.ac.id/bitstream/handle/ konsep yang satu dengan konsp yang lain
123456789/2383/16377-40887-1-PB.pdf? https://vienna013.wordpress.com/2019/03/01/keunggulan-
sequence=1&isAllowed=y dan-kelemahan-peta-konsep/
Menurut Iis Lestari dkk (2021) 2. Model pemebalajaran Creative Problem-Solving (CPS)
Model pemebalajaran Creative Problem-Solving (CPS) ini Kelebihan-kelebihan dari Model pemebalajaran Creative
mampu membuat kegiatan belajar mengajar dapat Problem-Solving (CPS) ini adalah sebagai berikut:
berlangsung dengan lebih menyenangkan, dapat 1) Model pemebalajaran Creative Problem-Solving (CPS)
membangkitkan motivasi siswa dan mendorong siswa ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk
membangun pengetahuannya sendiri. memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan
https://www.jonedu.org/index.php/joe/article/view/415/312 suatu permasalahan.
Menurut Dea Muya Izabella dkk (2012) 2) Model pemebalajaran Creative Problem-Solving (CPS)
Solusi yang dapat dilakukan pendidik untuk membuat dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
pembelajaran menarik dalam pemahaman konsep peserta 3) Dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir
didik adalah : siswa karena disajikan masalah pada awal
Penerapan model discovery learning atau model pembelajaran pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa
berbasis penemuan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan: untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
(1) mendorong peserta didik untuk terlibat dan berpartisipasi 4) Dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa untuk
aktif dalam pembelajaran mendefinisikan masalah, mengumpulkan data,
(2) mendorong peserta didik belajar menemukan pola-pola menganalisis data, membangun hipotesis, dan
tertentu dalam situasi konkret maupun abstrak percobaan untuk memecahkan suatu masalah.
(3) mendorong peserta didik merumuskan metode tanya 5) Pendekatan CPS dapat membuat siswa lebih dapat
jawab menerapkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam
(4) membantu peserta didik situasi baru.
(5) membangun cara kerja yang kolaboratif dan efektif Sedangkan kelemahan-kelemahan dari CPS adalah sebagai
dengan orang lain; serta (5) pembelajaran dengan berikut:
menerapkan model discovery learning dirasa lebih
bermakna; serta 1) Adanya perbedaan level pemahaman dan kecerdasan
(6) memudahkan peserta didik untuk mengaplikasikan siswa dalam menghadapi masalah merupakan tantangan
konsep, keterampilan, dan prinsip yang diperoleh selama bagi guru.
proses pembelajaran 2) Siswa mungkin mengalami ketidaksiapan untuk
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1104/pdf menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan.
Wawancara Ibu Wakil Kepala Sekolah SDN Susukan 03 : 3) Pendekatan ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan
Cara untuk membuat pembelajaran menarik adalah : untuk siswa taman kanak-kanak atau kelas-kelas awal
1. Pendidik membuat kesepakatan kelas Ketika memulai sekolah dasar.
pembelajaran 4) Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
2. Pendidik memberitahukan tujuan pembelajaran di awal mempersiapkan siswa melakukan tahap-tahap dalam
pembelajaran CPS.
3. Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik https://educhannel.id/blog/artikel/kelebihan-dan-
dengan cara icebreaking, pemberian reward dan lain lain kelemahan-model-pembelajaran-creative-problem-
4. Pendidik menyiapkan desain pembelajaran dengan model solving.html
pembelajaran yang inovatif 3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning.
5. Pendidik menggunakan media pembelajaran yang Kekuatan Discovery Learning sebagai berikut :
menarik perhatian peserta didik 1) Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses
6. Pendidik mendorong peserta didik untuk berperan aktif pembelajaran.
didalam pembelajaran 2) Teknik ini mampu membantu peserta didik untuk
7. Pendidik melakukan proses pembelajaran sesuai dengan mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta
Langkah – Langkah sainstifik sehingga pembelajaran penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau
tidak monoton pengenalan peserta didik.
8. Pendidik melakukan refeleksi diakhir pembelajaran 3) Peserta didik memperoleh pengetahuan yang bersifat
9. Pendidik membuat remedial dan pengayaan sebagai tidak sangat pribadi/individual sehingga dapat
lanjut proses pembelajaran kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa peserta didik.
https://drive.google.com/file/d/ 4) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para peserta
1T5TZbq19T5vs4V8p9RSqiEh1v7LV39zN/view? didik.
usp=sharing 5) Mampu memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
6) Mampu mengarahkan cara peserta didik belajar,
sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk
belajar lebih giat.
7) Membantu peserta didik untuk memperkuat dan
menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
penemuan sendiri
8) Strategi itu berpusat pada peserta didik, tidak pada
pendidik. Pendidik hanya sebagai teman belajar saja,
membantu bila diperlukan.
9) Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi
karena memberikan kesempatan kepada mereka untuk
melakukan eksperimen dan menemukan sesuatu untuk
diri mereka sendiri.
10) Membangun pengetahuan berdasarkan pada
pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh pembelajar
sehingga mereka dapat memiliki pemahaman yang
lebih mendalam.
11) Mengembangkan kemandirian dan otonomi pada diri
pembelajar.
12) Membuat pembelajar bertanggungjawab terhadap
kesalahan-kesalahan dan hasil-hasil yang mereka buat
selama proses belajar.
13) Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada
pekerjaan dan situasi kehidupan nyata.
14) Merupakan suatu alasan untuk mencatat
prosedurprosedur dan temuan-temuan - seperti
mengulang kesalahan-kesalahan, sebagai suatu cara
untuk menganalisis apa yang telah terjadi, dan suatu
cara untuk menganalisis apa yang telah terjadi, dan
suatu cara untuk mencatat atau merekam temuan yang
luar biasa.
15) Mengembangkan keterampilan-keterampilan kreatif
dan pemecahan masalah.
16) Menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum
terbayang sebelumnya setelah pengumpulan informasi
dan proses belajar yang dilakukan.
Kekurangan Discovery Learning sebagai berikut :
1) Peserta didik harus ada kesiapan dan kematangan
mental untuk cara belajar ini. Peserta didik harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik.
2) Bila kelas terlalu besar pengunaan teknik ini akan
kurang berhasil.
3) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses
mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja,
kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan
sikap dan keterampilan bagi peserta didik.
4) Tidak memberikan kesempatan berpikir secara kreatif.
5) Kadangkala terjadi kebingungan pada para pembelajar
ketika tidak disediakan semacam kerangka kerja, dan
semacamnya.
6) Terbentuknya miskonsepsi.
7) Pembelajar yang lemah mempunyai kecenderungan
untuk belajar di bawah standar yang diinginkan, dan
pendidik seringkali gagal mendeteksi pembelajar
semacam ini (bahwa mereka membutuhkan remedi dan
scaffolding)
https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/
2 Belum maksimalnya Pendidik belum Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis dari Pendidik belum menerapkan
mengaplikasikan menerapkan model Berdasarkan kaijan literatur ada berapa alternatif solusi yang model pembelajaran inovatif, maka alternatif solusinya adalah :
model pembelajaran pembelajaran disarankan : 1. Penerapan model pembelajaran yang berbasis TPACK.
inovatif inovatif Menurut IRFAN (2020) Kekuatan TPACK :
Solusi dalam menghadapi kendala yang dihadapi dalam 1) Meningkatkan pemahaman peserta didik melalui
menerapkan model Pembelajaran Inovatif : keterlibatan teknologi.
1. Pendidik harus selalu mengupdate perkembangan zaman 2) Meningkatkan keterampilan pendidik dalam
terkait model pembelajaran inovasi dan terus ,mencoba mengolaborasikan teknologi dalam pembelajaran.
untuk melakukan hal yang baru berdasarkan zaman. 3) Peserta didik mendapatkan tantangan baru dalam
2. Pendidik harus mampu membuat rencana pembelajaran proses belajarnya.
dengan baik dan menetapkan waktu berdasarkan fase 4) Konten pembelajaran yang rumit bisa disederhanakan
sehingga materi yang di ajarkan bisa tersistematis dan dengan bantuan teknologi.
tercapai kompetensinya. 5) Bisa membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
3. Pendidik harus lebih kreatif merancang dengan pengembangan kompetensi.
menggunakan fitur atau aplikasi pembelajaran yang Kekurangan TPACK :
terintegrasi dengan internet sehingga memudahkan proses 1) Membutuhkan infrastruktur tambahan, berupa
pembelajaran. penyediaan perangkat teknologi.
4. Membiasakan peserta didik menemukan masalah dan 2) Jika pendidik tidak bisa mengawasi peserta didiknya
menguji masalah tersebut secara tim serta memecahkan dengan cermat, teknologi rentan disalahgunakan.
masalah tersebut secara tim 3) Bagi peserta didik yang masih gagap teknologi, bisa
5. Sekolah memberikan pembekalan dan evaluasi mengenai tertinggal dengan temannya yang mahir teknologi.
pembelajaran inovatif setiap tahun ajaran baru. 4) Akses internet yang belum merata bisa meningkatkan
https://ayoPendidikberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/ kesenjangan kualitas pendidikan.
pembelajaran-inovatif/ 5) Jika pendidik belum begitu mahir menggunakan
Menurut Menurut Tirtoni (2018) teknologi, maka waktu pendidik tersebut bisa tersita
Upaya yang dilakukan pendidik untuk menerapkan model hanya untuk fokus pada pemahaman teknologinya.
pembelajaran yang bervariasi diantaranya : https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/tpack/
1. Pendidik dituntut harus mampu merencanakan dan 2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
melaksanakan pembelajaran yang menarik dan baik bagi (PBL)
para peserta didiknya. Kekuatan Problem Based Learning (PBL) :
2. Dilihat dari aspek rencana pelaksanaan pembelajaran, 1) Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan
pendidik haruslah terampil dalam mengembangkan terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
komponen-komponen RPP yang ada pada BG (Buku 2) Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta didik di
Guru), kemudian disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kelas.
karakteristik peserta didik. 3) Peserta didik terbiasa untuk belajar dari sumber yang
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran juga harus relevan.
menerapkan model pembelajaran yang tepat, berpusat 4) Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan
pada peserta didik, dan berbasis TPACK. efektif karena peserta didiknya di tuntut untuk aktif.
4. Pendidik harus membuat peserta didik aktif, kreatif dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL) :
bersemangat selama proses belajar serta tujuan 1) Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan
pembelajaran dapat tercapai dengan sebagaimana model ini.
mestinya. 2) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1379/1214 pembelajaran lebih lama.
Menurut Menurut Mu’amaroh (2020) 3) Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis
Upaya pengembangan diri pendidik dalam penggunaan model suatu permasalahan, biasanya enggan untuk
pembelajaran lebih bervariatif : mengerjakannya.
1. Pendidik harus mampu memberikan pendidikan 4) Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu
penguatan karakter (PPK) yang terdiri dari religius, banyak, pendidik akan kesulitan untuk mengkondisikan
nasionalisme, integritas, mandiri dan gotong royong. penugasan.
2. Pendidik dapat berkolaborasi dengan peserta didik. https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/problem-based-
3. Pendidik dapat menyusun perencanaan pelaksanaan learning/
pembelajaran yang berorientasi pada High Order 3. Penerapan model pembelajaran Project Based Learning
Thingking Skill (HOTS). (PjBL).
4. Pendidik dapat menerapkan TPACK (Technology Menurut Daryanto dan Rahardjo (2019, hlm. 162) model
Pendagogical and Content Knowledge). pembelajaran project based learning mempunyai kekuatan
5. Pendidik dapat menerapkan pembelajaran Neurosains sebagai berikut :
merupakan pembelajaran yang menerapkan kondisi otak 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
peserta didik. belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
[email protected] melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
Menurut Kemdikbud,2013 dihargai.
Model-model pembelajaran inovatif anatara lain : 2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
1. Problem Based Learning adalah suatu pendekatan 3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
pengajaran yang menggunakan masalah dalam dunia memecahkan problem-problem kompleks.
nyata sebagai suatu konteks bagi para Peserta Didik 4) Meningkatkan daya kolaborasi
untuk belajar tentang cara berfikir kreatif dan 5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
keterampilan dalam pemecahan masalah, serta untuk mempraktikkan keterampilan komunikasi.
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari 6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
suatu materi pembelajaran.Pembelajaran berbasis mengelola sumber.
masalah atau Problem Based Learning adalah interaksi 7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik
antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
antara dua arah yaitu belajar dengan lingkungan. proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
2. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning- sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
PJBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan tugas.
proyek/kegiatan sebagai media.Peserta didik melakukan 8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil berkembang sesuai dengan dunia nyata.
belajar.Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode 9) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan proses pembelajaran.
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam Menurut Widiaworo (2018, hlm.189) Project Based
beraktifitas secara nyata Learning memiliki kekurangan sebagai berikut :
http://conference.upgris.ac.id/index.php/snse/article/view/ 1) Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak
199/131 waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan
Wawancara Ibu Wakil Kepala Sekolah SDN Susukan 03 : permasalahan yang kompleks.
1. Pendidik menguasai langkah-langkah pembelajaran 2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan
sainstifik karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
2. Pendidik update tentang model pembelajaran inovatif 3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas
sehingga pendidik bisa mempunyai pilihan model tradisional, di mana instruktur memegang peran utama
pembelajaran yang bervariatif di kelas. Ini merupakan tradisi yang sulit, terutama bagi
3. Pendidik bisa menentukan model pembelajaran yang instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
tepat yang sesuai dengan materi pembelajaran 4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh
4. Menerapkan model pembelajaran Problem Based karena itu, disarankan untuk menggunakan team
Learning atau Project Based Learning teaching dalam pembelajaran.
5. Pendidik bisa membuat media pembelajaran yang tepat 5) Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan
sesuai dengan model pembelajaran Problem Based pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
Learning dan Project Based Learning 6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif
https://drive.google.com/file/d/ dalam kerja kelompok.
1T5TZbq19T5vs4V8p9RSqiEh1v7LV39zN/view? 7) Apabila topik yang diberikan pada masing-masing
usp=sharing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak
memahami topik secara keseluruhan.
https://serupa.id/project-based-learning/

3 Pengaplikasian Perangkat Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis dari Perangkat pembelajaran
materi dan soal pembelajaran Berdasarkan kaijan literatur ada berapa alternatif solusi yang pendidik masih menerapkan pembelajaran dalam bidang C1
HOTS yang masih pendidik masih disarankan : (mengingat), C2 (memahami) dan C3 (menerapkan), maka
rendah oleh menerapkan Menurut Nusari dkk (2021) alternatif solusinya adalah :
pendidik pembelajaran dalam Langkah-langkah penyusunan perangkat pembelajaran HOTs 1. Menyusunan perangkat pembelajaran HOTs Ada 7
bidang C1 Ada 7 indikator RPP yang memuat nilai-nilai Higher Order indikator RPP yang memuat nilai-nilai Higher Order
(mengingat), C2 Thinking Skill (HOTS) diantaranya adalah indikator Thinking Skill (HOTS) diantaranya adalah indikator
(memahami) dan C3 pencapaian kompetensi (IPK), tujuan pembelajaran, pencapaian kompetensi (IPK), tujuan pembelajaran,
(menerapkan) materi ajar, model dan metode pembelajaran, media materi ajar, model dan metode pembelajaran, media
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan lembar pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan lembar
kerja Peserta Didik (LKPD). kerja Peserta Didik (LKPD).
1. Pendidik memiliki kewajiban untuk mengembangkan 1) Pendidik memiliki kewajiban untuk mengembangkan
KD menjadi indikator-indikator pembelajaran yang KD menjadi indikator-indikator pembelajaran yang
kemudian akan dikembangkan lagi menjadi tujuan kemudian akan dikembangkan lagi menjadi tujuan
pembelajaran. Dalam pembuatan indikator pembelajaran. Dalam pembuatan indikator
pembelajaran atau IPK, Pendidik harus mampu pembelajaran atau IPK, Pendidik harus mampu
mengembangkan kompetensi minimum (KD) yang mengembangkan kompetensi minimum (KD) yang
harus dicapai. Indikator yang dibuat harus berupa harus dicapai. Indikator yang dibuat harus berupa
turunan dari KD atau minimal setara dengan KD. turunan dari KD atau minimal setara dengan KD.
Pendidik memiliki tanggung jawab dalam Pendidik memiliki tanggung jawab dalam
mengembangkan KD menjadi indikator pembelajaran mengembangkan KD menjadi indikator pembelajaran
2. Kata kerja operasional dalam tujuan pembelajaran 2) Kata kerja operasional dalam tujuan pembelajaran
harus lebih tinggi dari KD atau minimal setara harus lebih tinggi dari KD atau minimal setara
dengan KD. Tujuan pembelajaran yang berbasis HOTS dengan KD. Tujuan pembelajaran yang berbasis
harus melatih Peserta Didik untuk memecahkan HOTS harus melatih Peserta Didik untuk
permasalahan, menemukan solusi, dan menciptakan memecahkan permasalahan, menemukan solusi, dan
suatu hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah menciptakan suatu hal yang berkaitan dengan
3. Dalam menyusun materi ajar, Pendidik harus merinci pemecahan masalah
materi menjadi beberapa bagian, diantaranya fakta, 3) Dalam menyusun materi ajar, Pendidik harus
konsep, prinsip, dan prosedural merinci materi menjadi beberapa bagian, diantaranya
4. Model pembelajaran yang melatih Peserta Didik untuk fakta, konsep, prinsip, dan prosedural
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga 4) Model pembelajaran yang melatih Peserta Didik
mereka diberikan kesempatan untuk mengembangkan untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,
ide dalam memecahkan permasalahan, sehingga sehingga mereka diberikan kesempatan untuk
menambah pengetahuandan pengalaman belajar mereka mengembangkan ide dalam memecahkan
5. Melalui media pembelajaran, Peserta Didik dapat permasalahan, sehingga menambah pengetahuandan
dengan mudah memahami materi sehingga pengalaman belajar mereka
penyampaian materi dalam rencana pembelajaran dapat 5) Melalui media pembelajaran, Peserta Didik dapat
tersampaikan dengan mudah memahami materi sehingga
6. Penggunaan KKO HOTS (C4-C6) dalam lembar kerja penyampaian materi dalam rencana pembelajaran dapat
peserta didik bertujuan untuk membimbing Peserta tersampaikan
Didik selama pembelajaran berlangsung. Lembar kerja 6) Penggunaan KKO HOTS (C4-C6) dalam lembar
dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir kerja peserta didik bertujuan untuk membimbing
Peserta Didik dan memfasilitasi Peserta Didik untuk Peserta Didik selama pembelajaran berlangsung.
belajar. Lembar kerja dapat digunakan untuk melatih
https://alveoli.iain-jember.ac.id/index.php/alv/article/view/ kemampuan berpikir Peserta Didik dan memfasilitasi
52/28 Peserta Didik untuk belajar.
Menurut Nurul Yuliandini (2019) https://alveoli.iain-jember.ac.id/index.php/alv/article/view/
mengembangkan soal tes berbasis higher order thinking skill 52/28
(HOTS) harus menmperhatikan : HOTS ditinjau dari model pembelajaran yang digunakan
1. Analisis Materi Pembelajaran berupa model pembelajaran Descovery Learnig dan Problem-
2. Analisis Indikator Based Learning serta langkah-langkah kegiatan pada
3. Analisis Tujuan pembelajaran pembelajaran pada RPP sudah terdapat kegaitan literasi dan
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/25901 PPK, mencantumkan kegiatan 4C (Creativity, Critical
Menurut Diana Endah Handayani (2020) Thinking, Communication, Collaboration) dan pendekatan
Pembuatan dan penerapan perangkat pembelajaran berupa saintifik yang diwujudkan dalam kegiatan 5 M
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis pada (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi,
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan).
1. RPP dibuat berdasarkan pada Permendikbud No 22 2. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning.
tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar, Kekuatan Discovery Learning sebagai berikut :
mengenai kesesuaian format penulisan dan 1) Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses
kelengkapan komponen RPP. RPP disebut sudah pembelajaran.
berbasis pada HOTS ditinjau dari model pembelajaran 2) Teknik ini mampu membantu peserta didik untuk
yang digunakan berupa model pembelajaran Descovery mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta
Learnig dan Problem-Based Learning serta langkah- penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau
langkah kegiatan pada pembelajaran pada RPP sudah pengenalan peserta didik.
terdapat kegaitan literasi dan PPK, mencantumkan 3) Peserta didik memperoleh pengetahuan yang bersifat
kegiatan 4C (Creativity, Critical Thinking, sangat pribadi/individual sehingga dapat
Communication, Collaboration) dan pendekatan saintifik kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa peserta didik.
yang diwujudkan dalam kegiatan 5 M (Mengamati, 4) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para peserta
Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi, dan didik.
Mengkomunikasikan). 5) Mampu memberikan kesempatan pada peserta didik
2. Pembuatan dan penerapan perangkat pembelajaran untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan
berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang masing-masing.
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 6) Mampu mengarahkan cara peserta didik belajar,
(RPP) dengan fokus materi pembelajaran sudah sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk
berbasis pada keterampilan berpikir tingkat tinggi belajar lebih giat.
(HOTS). Isi dari LKPD dibuat sesuai dengan 7) Membantu peserta didik untuk memperkuat dan
KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
Isi LKPD sesuai dengan pemetaan tema, LKPD penemuan sendiri
yang dibuat sesuai dengan materi pembelajaran dan 8) Strategi itu berpusat pada peserta didik, tidak pada
pendekatan scientifik yang mengarahkan pada pendidik. Pendidik hanya sebagai teman belajar saja,
kegiatan 5M , Ketercernaan LKPD ( Logis dan membantu bila diperlukan.
runtut, Dapat dipahami peserta didik., Prosedur kerja 9) Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi
jelas.), Tampilan LKPD menumbuhkan minat dan karena memberikan kesempatan kepada mereka untuk
motivasi belajar peserta didik. melakukan eksperimen dan menemukan sesuatu untuk
http://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/479/307 diri mereka sendiri.
Wawancara Ibu Wakil Kepala Sekolah SDN Susukan 03 : 10) Membangun pengetahuan berdasarkan pada
1. Mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) menjadi pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh pembelajar
indikator yang mencakup aspek HOTS sehingga mereka dapat memiliki pemahaman yang
2. Mengembangkan Tujuan pembelajaran berbasis HOTS lebih mendalam.
3. Melakukan proses pembelajaran dengan langkah-langkah 11) Mengembangkan kemandirian dan otonomi pada diri
pembelajaran Sainstifik pembelajar.
4. Menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa 12) Membuat pembelajar bertanggungjawab terhadap
aktif kesalahan-kesalahan dan hasil-hasil yang mereka buat
5. Model pembelajaran Problem Base Learning dan model selama proses belajar.
pembelajaran Project Base learning cocok diterapkan 13) Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada
dalam pembelajaran HOTS pekerjaan dan situasi kehidupan nyata.
6. Menggunakan Kata kerja operasional (KKO) C4 sampai 14) Merupakan suatu alasan untuk mencatat
C6 dalam pembuatan soal prosedurprosedur dan temuan-temuan - seperti
7. Menganalisis tujuan pembelajaran yang nantinya mengulang kesalahan-kesalahan, sebagai suatu cara
dituangkan kedalam pembuatan Lembar Kerja Peserta untuk menganalisis apa yang telah terjadi, dan suatu
Didik (LKPD) cara untuk menganalisis apa yang telah terjadi, dan
https://drive.google.com/file/d/ suatu cara untuk mencatat atau merekam temuan yang
1T5TZbq19T5vs4V8p9RSqiEh1v7LV39zN/view? luar biasa.
usp=sharing 15) Mengembangkan keterampilan-keterampilan kreatif
dan pemecahan masalah.
16) Menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum
terbayang sebelumnya setelah pengumpulan informasi
dan proses belajar yang dilakukan.
Kekurangan Discovery Learning sebagai berikut :
1) Peserta didik harus ada kesiapan dan kematangan
mental untuk cara belajar ini. Peserta didik harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik.
2) Bila kelas terlalu besar pengunaan teknik ini akan
kurang berhasil.
3) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses
mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja,
kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan
sikap dan keterampilan bagi peserta didik.
4) Tidak memberikan kesempatan berpikir secara kreatif.
5) Kadangkala terjadi kebingungan pada para pembelajar
ketika tidak disediakan semacam kerangka kerja, dan
semacamnya.
6) Terbentuknya miskonsepsi.
7) Pembelajar yang lemah mempunyai kecenderungan
untuk belajar di bawah standar yang diinginkan, dan
pendidik seringkali gagal mendeteksi pembelajar
semacam ini (bahwa mereka membutuhkan remedi dan
scaffolding)
https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Kekuatan Problem Based Learning (PBL) :
1) Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan
terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
2) Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta didik di
kelas.
3) Peserta didik terbiasa untuk belajar dari sumber yang
relevan.
4) Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan
efektif karena peserta didiknya di tuntut untuk aktif.
Kekurangan Problem Based Learning (PBL) :
1) Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan
model ini.
2) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi
pembelajaran lebih lama.
3) Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis
suatu permasalahan, biasanya enggan untuk
mengerjakannya.
4) Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu
banyak, pendidik akan kesulitan untuk mengkondisikan
penugasan.
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/problem-based-
learning/

4 Kurangnya Kurangnya Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis dari Kurangnya kreativitas pendidik
kemampuan kreativitas pendidik Berdasarkan kaijan literatur ada berapa alternatif solusi yang dalam mendesain media pembelajaran yang inovatif, maka
pendidik dalam dalam mendesain disarankan : alternatif solusinya adalah :
penggunaan ICT media pembelajaran Menurut Rahma Elvira Tanjung (2019) 1. Aplikasi Canva sebagai media pembelajaran
untuk membuat yang inovatif Media Pembelajaran Canva adalah program desain online Keunggulandari aplikasi Canva dapat dilihat sebagai
media pembelajaran yang menyediakan bermacam peralatan seperti presentasi, berikut;
resume, poster, pamflet, brosur, grafik, info grafis, spanduk, 1) tersedia berbagai desain menarik,
selebaran, sertifikat, ijazah, kartu undangan, kartu nama, 2) Banyak fitur yang disediakan untuk meningkatkan
kartu ucapan terima kasih, kartu pos, logo, label, penanda kreativitas guru dalam mendesain media
buku, buletin, sampul CD, sampul buku, wallpaper desktop, pembelajaran.
template, editing foto, gambar mini youtube, cerita 3) hemat waktu dengan media pembelajaran yang
instagram, kiriman twitter, dan sampul facebook. praktis,
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/jurmia/article/view/ 4) tidak harus menggunakan laptop pada waktu
245/207 mendesain, tetapi dapat melakukannya melalui gawai
Menurut Rahmatullah (2020) (android)
mendesain media pembelajaran yang menarik. Salah satu Selain keunggulan,aplikasi ini juga memiliki kekurangan
aplikasi yang dapat menjadi alternatif adalah canva. Aplikasi yang mendasar yaitu sebagai berikut:
canva bersifat gratis dan berbayar berbasis online yang 1) Jika menggunakan Canva, harus terhubung dengan
mudah digunakan termasuk dalam mendesain media paket data,
pembelajaran. Canva merupakansalah satu aplikasi online 2) terdapat beberapa templateyang berbayar, akan tetapi
yang dapat kitamanfaatkan untuk membuat media banyak juga templateyang bagusdigratiskan apalagi
pembelajaran. Untuk situsnya, silakan buka di bagi guru, siswa, dosen dan tenaga kependidikan sudah
www.canva.com. mendapat subsidi dari pemerintah melalui akun belajar
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/jurmia/article/view/ https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/
245/207 article/view/5314/3744
Menurut Tri Wulandari (2022) 2. Aplikasi Microsoft sway merupakan salah satu alternatif
Canva adalah satu diantara banyaknya aplikasi yang media yang dapat menunjang pembelajaran sebagai
dapat dimanfaatkan dalam mendesain media pelajaran. media pembelajaran. Ardian, at. al (2020), kelebihan pada
Fitur-fitur yang tersedia dapat dikembangkan sekreatif microsoft sway diantaranya adalah:
mungkin dan membuat kegiatan pembelajaran di kelas 1) Dapat digunakan sebagai media audio, video,
menjadi lebih komunikatif dan visual menjadi lebih gambar tanpa harus mengunduhnya.
mudah dan menyenangkan. 2) Desain sesuai dengan keinginan guru agar tampilan
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/jurmia/article/view/ lebih menarik.
245/207 3) Dapat menambah absensi dan soal pada microsoft
Menurut Satrio Ardian (2020) form.
Dengan memanfaatkan aplikasi Microsoft siswa dapat 4) Pendidikdapat melihat siapa saja yang berpatisiasi.
dengan mudah membuka media pembelajaran dengan hanya 5) Apabila koneksi tidak bagus, maka absensi atau
mengeklik link serta guru dapat menggunakan aplikasi soal yang sudah ditambahkan otomatis beralih
Microsoft sway untuk menambahkan media berupa teks, menjadi link.
audio, video, animasi, kuis di dalam satu link. 6) Dengan bantuan media pembelajaran microsoft
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/bihari/article/view/2520 sway dapat membantu peneliti dalam meneruskan
Menurut Vera Dwi Putri (2021) materi yang akan didemonstrasikan kepada siswa.
Upaya yang dilakukan pendidik untuk mengatasi Sedangkan kekurangan pada microsoft sway ini
pembelajaran yang kurang menyenangkan dan mengikuti hanyalah pengaruh internet, sangat diperlukan koneksi
perkembangan digitalisasi yang sesuai dengan karakter internet yang cukup memadai ketika seseorang ingin
peserta didik yaitu dengan menggunakan aplikasi Quizizz membuat media interaktif ini. Dengan kekurangan yang
dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan : dibilang sangat minim, diharapkan dengan bantuan media
1. Aplikasi pembelajaran online Quizizz merupakan aplikasi ini dapat menjadisolusi dan alternatif bagi pendidikdalam
evaluasi pembelajaran berbasis teknologi yang dapat menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didiknya.
diakses secara online oleh pendidik dan peserta didik, 3. Penggunaan aplikasi Quizizz.
yang diterapkan agar mampu menyeimbangkan dan Kekuatan aplikasi Quizizz :
melaraskan pembelajaran di sekolah untuk senantiasa 1) Bagi Pendidik, memudahkan dalam membuat soal.
relevan serta menyenangkan khususnya pada 2) Ketika peserta didik menjawab soal atau kuis dengan
Pembelajaran di SD. benar, setelah itu akan muncul berapa poin yang
2. Adanya aplikasi Quizizz memberikan alternatif didapatkan dalam satu soal, juga mendapatkan ranking
pembelajaran daring yang dilakukan tanpa harus bertatap atau peringkat berapa dalam menjawab kuis tersebut.
muka secara langsung antara pendidik dan peserta didik 3) Bilamana peserta didik menjawab kuis tersebut salah,
serta dapat diakses di luar maupun di dalam kelas. maka akan muncul jawaban yang benar, guna koreksi
3. Quizizz memberikan keuntungan pada pembelajaran mandiri bagi peserta didik.
dengan memanfaatkan perubahan pembelajaran yang 4) Ketika telah dinyatakan selesai mengerjakan kuis, pada
lebih mengedepankan pembelajaran di era revolusi sesi akhir atau penutup, sebelumnya akan di tampilkan
industri 4.0 menggunakan teknologi informasi dalam review question guna mencermati kembali jawaban
penyampaiannya, akan lebih menyenangkan, memotivasi, yang telah dipilih.
dan menarik perhatian peserta didik 5) Dalam mengerjakan kuis, setiap peserta didik
Aplikasi Daring QUIZIZZ sebagai Solusi Pembelajaran mendapatkan soal kuis yang berbeda-beda, karena telah
Menyenangkan di Masa Pandemik Covid 19 | LJSE: Linggau di acak secara otomatis, sehingga meminimalisir
Journal Science Education (lp3mkil.or.id) kecurangan.
Wawancara Ibu Wakil Kepala Sekolah SDN Susukan 03 : Kekurangan aplikasi Quizizz :
Pendidik dapat menggunakan media pembelajaran inovatif 1) Jaringan atau internet, yang sewaktu-waktu
yang sudah dikuasai dalam penggunaannya seperti : bermasalah.
1. Menggunakan kahoot sebagai media pembelajaran dalam 2) Ketika mengerjakan, peserta didik dapat membuka tab
memberikan soal baru, itu artinya peserta didik bisa masuk dengan
2. Menambah bahan literasi melalui media pembelajaran e- mudah menggunakan lain untuk mencari jawaban.
book atau e-modul 3) Dalam permasalahan waktu, peserta didik yang
3. Quizizz media pembelajaran dalam melatih kecepatan mulanya bisa mendapatkan peringkat atas, memiliki
dan ketepatan siswa dalam menjawab soal kemungkinan penurunan peringkat, dikarenakan
https://drive.google.com/file/d/ manajemen waktu yang kurang tepat.
1T5TZbq19T5vs4V8p9RSqiEh1v7LV39zN/view? 4) Akan menjadi kendala atau permasalahan tambahan,
usp=sharing bila peserta didik terlambat bergabung.
11605-Article Text-31025-1-10-20201231.pdf
DAFTAR PUSTAKA

Al-Thariqah 2016, Kompetensi Pendidik dalam Meningkatkan Motivasi Belajar pada MTsn Pekan Heran Indragri Hulu.
https://www.neliti.com/publications/195160/kompetensi-Pendidik-dalam-meningkatkan-motivasi-belajar-pada-mtsn-pekan-heran-indrag. 9 September 2022
22.20

Yanis Kurniawan, 2021. STRATEGI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
DI SMPN 1 PERAK http://ojs.unwaha.ac.id/index.php/joems/article/view/484/226. 9 September 2022 22.20

Syaifudin (2020). PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONALITAS PENDIDIK MELALUI PELATIHAN DESAIN PEMBELAJARAN PETA
KONSEP. http://repository.unisma.ac.id/bitstream/handle/123456789/2383/16377-40887-1-PB.pdf?sequence=1&isAllowed=y. 9 September 2022 22.20

Ayik Wulandari (2019). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis EMC (Education Mini Club) sebagai Solusi Menghadapi Tantangan Pendidikan dI
Era Revolusi Industri 4.0. https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Thabiea/article/view/5498. 9 September 2022 22.20

IRFAN (2020). PEMBELAJARAN INOVATIF. https://ayoPendidikberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-inovatif/. 10 September 2022.

Kemdikbud,2013. Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based
Learning (PjBL) Pada Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Kepahiang. http://conference.upgris.ac.id/index.php/snse/article/view/199/131. 10 September
2022.

Melina Sembiring (2019). MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. http://digilib.unimed.ac.id/37318/1/67.-melina.pdf. 10 September 2022.

Nusari dkk (2021) . ANALISIS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL(HOTS) DI MASA PANDEMI
COVID-19. https://alveoli.iain-jember.ac.id/index.php/alv/article/view/52/28. 10 September 2022.
Nurul Yuliandini (2019). Pengembangan Soal Tes Berbasis Higher Order Thinking Skill (Hots) Taksonomi Bloom Revisi di Sekolah Dasar.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/25901. 10 September 2022.

Rahmatullah (2020) Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Aplikasi Canva. https://journal.unugiri.ac.id/index.php/jurmia/article/view/245/207. 10
September 2022

Tri Wulandari (2022). Efektivitas Penggunaan Aplikasi CANVA sebagai Media Pembelajaran IPA MI/SD.
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/jurmia/article/view/245/207. 10 September 2022

Anda mungkin juga menyukai