Modul Marketing Kelas X
Modul Marketing Kelas X
Modul Marketing Kelas X
Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan
dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau memperbanyak
kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan menginginkan
unsur-unsur baru mengenai produk.
Berikut definisi dan pengertian pengembangan produk dari beberapa sumber buku:
Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk produk
baru meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang
dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan
pengembangan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk memodifikasi atau
produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang pengembangan konsep
produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa
diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.
1
didasarkan pada asumsi bahwa para pelanggan menginginkan unsur-unsur baru
dan pengenaan produk baru akan membantu mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru
adalah:
Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai
investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk
sebelumnya.
1. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu
dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang
baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun
revisi terhadap produk yang telah ada.
2
8. Untuk menyederhanakan produk pembungkus.
3. Menambah produk yang ada. Perusahaan dalam hal ini menambah atau
memberikan variasi pada produk yang telah ada dan juga memperluas segmen
pasar dengan melayani berbagai macam konsumen atau pembeli yang memiliki
selera yang berbeda-beda.
4. Meniru strategi pesaing. Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing
yang dianggap menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.
Pengembangan produk baru bukan merupakan hal yang mudah bagi perusahaan yang
menjalankannya. Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan juga
berbeda, tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-
kegiatan ini lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen organisasi.
Menurut Simamora (2000), terdapat delapan tahap yang harus dilalui dalam
pengembangan produk baru, yaitu:
4
a. Analisis Kebutuhan Pelanggan
Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk pengembangan produk, baik
untuk pasar domestik ataupun global. Produk-produk baru merangsang perusahaan
untuk mencapai sasaran unit bisnis dan korporat. Untuk menentukan lingkup produk
baru yang akan dipertimbangkan, manajemen sering merumuskan garis-garis besar
perencanaan produk baru. Keputusan ini menjadi garis-garis besar penting untuk
proses perencanaan produk baru. Analisis kepuasan pelanggan menentukan peluang
untuk produk dan proses baru.
b. Pemunculan gagasan
Pencarian macam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik pangkal dalam
proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan terentang mulai dari
perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang sampai ke produk yang sama
sekali baru bagi dunia. Beraneka gagasan produk berasal dari banyak sumber.
Membatasi pencarian gagasan-gagasan produk baru hanya pada aktivitas litbang
interval merupakan pendekatan yang sangat sempit. Sumber gagasan produk baru
meliputi para personalia perusahaan, pelanggan, pesaing, investor luar, akuisis dan
anggota saluran.
5
c. Penyaringan Ide dan Evaluasi
Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan produk baru.
Produk yang berhasil adalah produk yang memuaskan kriteria manajemen untuk
keberhasilan komersial. Manajemen memerlukan suatu prosedur penyaringan dan
evaluasi yang akan menghapus ide-ide yang tidak akan menjanjikan sesegera
mungkin. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi ide-ide yang paling tidak menjanjikan
sebelum terlalu banyak waktu dan dana yang dikucurkan ke dalamnya.
d. Analisis Bisnis
Analisis bisnis mengestimasi kinerja komersial produk yang diusulkan. Perolehan suatu
proyeksi finansial yang akurat tergantung pada mutu ramalan pendapatan dan biaya.
Analisis bisnis normalnya dipecahkan pada beberapa tahap dan proses perencanaan
produk baru. Setelah manajemen memutuskan konsep produk dan strategi
pemasarannya, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis proposal tersebut.
Untuk memperkirakan penjualan, perusahaan dapat melihat angka penjualan historis
produk sejenis dan melakukan survei untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan
tersebut dapat memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk
memperkirakan jangkauan risiko. Setelah mempersiapkan ramalan penjualan,
manajemen dapat memperkirakan biaya dan laba yang di harapkan dari produk
tersebut, yang memasukkan biaya-biaya pemasaran, penelitian, pengembangan,
akuntansi, dan keuangan.
6
f. Pengembangan Produk
Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan produk bergerak
menuju tahap pengembangan dan pengujian (development and testing).
Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan karakteristik fisik barang
dan jasa baru yang dapat diterima bagi para pelanggan. Tujuannya adalah
mengkonversikan gagasan ke dalam produk aktual yang aman, memberikan manfaat
bagi para pelanggan, dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan.
h. Komersialisasi
Pada tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas
produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini,
harus sudah mempersiapkan strategi penetapan harga dan keuntungan yang
diharapkannya. Di dalam tahapan ini, perusahaan sudah melaksanakan riset
pemasaran terlebih dahulu, terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan, selera,
kepuasan para konsumen yang akan dituju.
a. Faktor Pendukung
Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan
pengembangan produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya
pengembangan produk yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau
pendukung pengembangan produk adalah sebagai berikut:
7
1. Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat
memungkinkan terciptanya sarana produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk membuat dan menyempurnakan produk, sehingga kualitas
produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat
ditingkatkan.
2. Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan, tingkat perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta
kesetiaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan.
5. Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek
mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan produknya, sehingga
konsumen tidak bosan dengan produk-produk yang diproduksi perusahaan.
b. Faktor Penghambat
Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab
terhambatnya proses pengembangan produk, yaitu:
8
4. Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada
umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk
menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya,
perusahaan sering menghadapi biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang
tinggi.
7. Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru
berhasil, pesaing dengan cepat meniru.
9
Meningkatkan kualitas pada produk dan juga menambahkan keistimewaan
pada produk baru serta gaya yang lebih baik.
Perusahaan tersebut harus menambahkan model > model baru serta produk >
produk penyerta (yakni, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan lain-lain yang
dapat melindungi produk utama)
Perusahaan tersebut beralih dari iklan yang dapat membuat orang menyadari
produk (product awareness advertising) ke arah iklan yang membuat orang
menunjuk (memilih) produk anda (product preference advertising)
Dengan Strategi defensif yang mana untuk mempertahankan produk pasar yang
mana hasil dari strategi tersebut akan memodifikasi bauran dalam pemasaran.
Dengan Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk dapat menambah daya
tarik estetika dalam produk seperti model, warna, kemasan dan lain sebagainya.
10
Dengan Menggunakan take-off strategy dimana merupakan salah satu strategi
yang digunakan untuk dapat mencapai fase penerimaan konsumen yanag baru,
strategi ini bisa memperbaharui pertumbuhan disaat produk masuk dalam
proses kematangan.
Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh produsen
agar memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya sebagai
berikut :
3. Penambahan Nilai (Adding Value), Menambahkan fitur baru pada produk saat ini
(contohnya menambahkan fitur Wifi pada Kamera).
11
Contoh Siklus Hidup Produk
Apakah kamu kenal dengan produk ini ? Produk ini memiliki semboyan yang sanya
unik dari masa kemasa semboyanya ialah “Apapun makananya yang pentingya
minumnya teh botol sosro” perusahaan tersebut melakukan promosi yang sangat baik
sekali masyarakat sudah sangat mengenal sekali dengan produk teh botol sosro dan
bentukan kemanasanya pun beranekaragam. Perusahaan tersebut selalau melakukan
inovasi terbaru dan terbukti produk ini sampai saat ini masih banyak di distribusikan di
toko-toko bahkan rumah makan sederhana pun ada produk ini.
Dibawah ini terdapat tahapan siklus hidup produk teh botol sosro:
Tahap Perkenalan
Ide pertama kali produk ini dibuat oleh keluarga Sosrodjojo. Pada awalanya di tahun
1940 pertama kali teh botol sosro dijual di Daerah Jawa Tengah tepatnya di kota Slawi
namun bentuknya masih berupa teh kering siap saji. Karena dirasa produk tersebut
sudah mulai dikenal di tahun 1953 keluarga tersebut memperlebas binsinya dan
memasuki pasar di jakarta agar lebih dikenal lagi saat ini produk ini sudah memiliki
label yakni Teh Cap Botol.
Tidak berhenti disitu saja selanjutnya cara lainya dengan menyedu teh dan
menuangkanya langsung ke sebuah panci, pancin tersebut dibawah dengan mobil
untuk dipasarkan tapi kembali cara ini masih gagal karena teh yang ada di panci
tumpah-tumpah karena perjalanan cukup jauh dan jalan bergelombang. Lalu mereka
terinspirasi dari minuman yang dikemas didalam botol dan mereka mencobanya
ternyata cara ini sangat efektif sekali ringkas dan simpel. Kemasan dalam botol ini
selanjutnya mulai di produksi PT Sinar Sosro tahun 1974 dan pertama kali dipasarkan
di Indonesia
12
Tahap Pertumbuhan
Dalam tahap pertumbuhan sudah 3 kali teh botol yang dijual kemasan berganti Label
yang pertama TEHCAP BOTOL SOFTDRINK SOSRODJOJO di tahun 1970, label yang
kedua berganti menjadi TEH CAP BOTOL label yang terakhir dan masih dipakai
sampai saat ini ialah TEH BOTOL SOSRO.
Selain perubahan label produk ini menambahkan beberapa varian rasa buah-buahan
dari mulai Markisa, Leci, apel dan lainya. Yang menjadi target utamanya ialah para
remaja usia 17 tahun keatas. Dengan perkembangan yang begitu pesat ternyata
muncul beberapa produk sejenis yakni coca-cola dengan memakai kemasaran yang
sama tapi tidak ada varian rasa produk ini masih tidak bisa mengalahkan Teh Botol
Sosro.
Karena media telekomunikasi, media sosial sudah mulai berkembang di tahun 1977 PT
Sinar Sosro melakukan profomi membuat iklan menarik di berbagai acara televisi dan
hingga sekarang produk ini sudah sampai di berbagai negara besar seperti amerika
serikat dan benua asia.
Tahap Kematangan
Mulai di tahun 2004 PT Sinar Sosro membuat produk terbarunya dengan cap TEBS
dimana produk ini adalah minuman yang menyegarkan cocok untuk anak-anak remaja.
Dan kembali ditahun 2015 produk teh terjadi perubahan model yakni munculnya
kemasan teh botol sosro dan fruit tea dan volumenya pun beraneka ragam dan bentuk
kemasan yang beda juga
Tahap Kemunduran
Meskipun di tahap ini kegiatan periklanan sudah jarang dilakukan tapi siapa yang tidak
mengenal dengan produk yang selalu menemani anda ketiga sedang makan.
Produk Coca-Cola
Coca-cola adalah menimuman bersoda yang cocok sekali jika diminum saat cuaca
panas dan badan kurang fit dan minimun ini juga sangat mudah ditemukan di toko-toko
13
dengan harga yang terjangkan dan ukuran yang berariasi. Dibawah ini akan dijelaskan
tahapan dari siklus hidup produk coca-cola:
Tahap Perkenalan
Pertama kali produk coca-cola diperkenalkan sejak tanggal 8 Mei 1886 oleh 8 John
Styth Pemberton. Minuman ini di produksi secara langsung oleh The Coca-Cola
Company Asal Atlanta dan biasa sering disebut Coke, coca-cola ialah minum ringan
berkarbonasi dan di jual di restoran, toko dan lainya. Pada pembuatan pertama produk
ini dibuat sebagai obat yang sangat manjur sekali tapi ternyata prduk ini diambil alih
oleh Asa Griggs Candler seorang pembisnis sukses.
Dia berhasil membuat strategi pemasaran yang mampu mendominasi minimun ringan
di abad ke 20 selanjuntya poduk ini mulai di jula ke pabrik-pabrik besar seperti coca-
cola. Akhirnya perusahaan ini mulai memproduksi minuman botol dan kaleng dari
konsentrat tersebut dengan campuran air yang sudah di saring dan diberi pemanis.
Tahap Pertumbuhan
John Styth Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola kepada Asa G.Gandler sehingga
berdirilah perusahaan Coca-Cola di tahun 1892. Perusahaan terus melakukan inovasi
dengan melakukan berbagai promosi dari mulai periklanan dan lainya. Strategi ini
masih belum berhasil karena konsumen lebih mengenal produk ini sebagai Coke
Mau gak mau perusahaan harus mengikuti keinginan konsumenya di tahun 1941 nama
dagang coke sudah mendapatkan pengakuan periklanan yang sama dengan coca-cola.
Setelah melalui berbagai proses keputuhan finalnya di tahun 1945 kalau Coke secara
resmi sudah menjadi merek dagang yang terdaftar diikuti dengan botol coca-cola yang
mempunyai ciri khas ikut dipatentan pada tahun 1960.
Bukan berati dikarenakan perusahaan sudah besar dan bermerek tidak mengalami
kendala sejak akhir tahun 2000 an perusahaan mengalami kesulitan financial yang
diakibatkan kurang tepatnya strategi yang sudah berjalan selama ini yaitu penetuan
elemen harga
Tahap Kematangan
14
produk ini para kompetitor yang ada memberikan harga yang lebih murah seperti BIG
COLA dengan kisaran harga Rp 3000.
Hal lain yang menjadi pertimbangan para konsumen ialah efek yang ditimbulkan dari
meminum coca-cola tidaklah bagus . Ciri-ciri dari tahapan ini tergahadap produk coca-
cola ialah:
Tahap Kemunduran
Di Negara India cocal-cola sudah kurang diminanti dan terjadi penurunan sampai 15 %,
karena berdasarkan dara Pusat Sains dan Lingkungan (CSE) yakni organisasi non-
pemerintah menyatakan kalau coca-cola mengandung racun termasuk lindan, DDT
yang bisa menimbulkan kanker dan sistem kekebalan tubuh seseorang.
Sehingga di tahun 2004 sebuah komite parlemen yang didukung langsung dari temuan
CSE mengenai pengembangan standar untuk pestisida pada minuman ringan. Tapi
dalam hal ini masalah yang ada di coca-cola menjadi peredebadan dinegara india
bagian karala mulai dari pelarangan sampai tuduhan dalam pemakaian air yang
berlebhan di negara india.
15