Makalah Kelompok 5 Kebidanan Keluarga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Komunikasi Efektif Dalam Keluarga


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kliah Kebidanan Keluarga

Dosen Pengampu : Lili Farlikhatun, M.Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Atif Latifah (220606108)


2. Endang Sukardini (220606136)
3. Sartika (220606606)
4. Hervy Oktora Sari (22060616)
5. Nur nira kholifah (220606376)
6. Salsabilla V (220606348)
7. Komyani (220606374)
8. Intan C (220606174)
9. Astri Yuliastri (220606107)
10. Siti Marian (220606263)
11. Yoanita (220606297)
12. Cucu Cunayah (220606114)
13. Tsuay Batul (220606285)
14. Tiur Maida (220606620)
15. Carollina (220606367)
16. Islamiyati (220606616)
17. Neni Anggraeni (220606368)
18. Dewi (220606452)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN B TAHUN AKADEMIK 2022/2023

JL. Kubah Putih Rt 001/014 Jatibening Pondok Gede BEKASI 081211593324


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Komunikasi
Efektif dalam keluarga” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Komunikasi Efektif Dalam Keluarga. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang

Karawang, 6 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 RUMUSAN MASALAH 2

1.3 TUJUAN 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.2 DEFINISI KOMUNIKASI 3
2.2 KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KELUARGA 6
2.2.1 Komunikasi antara orang tua dengan anak 7
2.2.2 Komunikasi Orang Tua Sebagai Proses Belajar Anak 9
2.2.3 Komunikasi Terbuka Antara Orang Tua dan Anak 10
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak
13
BAB III 17
3.1 KESIMPULAN 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan


manusia lainnya untuk berinteraksi. Untuk berhubungan dengan orang lain
dibutuhkan komunikasi yang baik. Komunikasi hanya bisa terjadi apabila
menggunakan sistem isyarat yang sama Komunikasi antar pribadi akan sering
terjadi dalam pembentukkan karakter seseorang. Menurut Verdeber (1990) dan
Rahkmat (2007) komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses interaksi dan
pembagian makna yang terkandung dalam gagasan-gagasan maupun perasaan.

Ketika orang berkomunikasi maka nampaknya yang terjadi adalah suatu


proses transaksional yang dapat diartikan bahwa; (1) siapa yang terlibat dalam
suatu proses komunikasi saling membutuhkan tanggapan demi suksesnya
komunikasi itu; (2) komunikasi melibatkan interaksi dari banyak unsur.
Beberapa unsur yang dimiliki secara tetap oleh setiap bentuk komunikasi
termasuk komunikasi antar pribadi adalah; (a) konteks, (b) komunikator-
komunikan, (c) pesan, (d) saluran, (e) gangguan, (f) umpan balik, dan (g) model
proses.

Konteks komunikasi antarpribadi menunjukkan bahwa yang melakukan


komunikasi adalah individu yang terlibat dalam interaksi sebagai pengirim pesan
atau sebagai penerima pesan. Sebagai pengirim pesan tentunya akan terlibat
dalam menyusun suatu pesan untuk dikomunikasikan dengan harapan akan
mendapat tanggapan dari individu yang dituju baik secara verbal maupun secara
nonverbal.

Komunikasi antarpribadi yang dilakukan dalam keluarga bertujuan untuk


mempererat hubungan sosial di antara individu yang ada dalam keluarga.

1
Komunikasi antar pribadi yang baik akan membawa kepada hubungan
interpersonal yang baik, sehingga terjadi pertukaran sosial yang baik pula.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif?

2. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif keluarga?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif?

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif


keluarga?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.1.1 Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin  Communicare atau Communis

yang berarti  sama  atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi

dengan orang lain, berarti  kita berusaha agar  apa yang disampaikan kepada

orang lain tersebut menjadi miliknya (Roger, 1995)

Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung

arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh  pihak yang terlibat dalam

kegiatan komunikasi  (Astrid, 1998).

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua fihak untuk

menyamakan persepsi dalam upaya mencapai tujuan bersama. Komunikasi

merupakan proses dua arah. Kesamaan persepsi hanya bisa tercapai bila kedua

pihak mendengar dan berbicara efektif (Widjono, 2006)

Komunikasi terjadi antara pengirim pesan dan yang menerima pesan,

bisa terjadi antara atasan dan bawahan atau dokter dengan perawatnya.

Penekanan berada pada kebutuhan untuk berkomunikasi dan bekerjasama antara

seluruh anggota dari organisasi, menjalankan fungsi sebagai kelompok yang

saling bergantung membentuk satu kesatuan. (Perry & Potter,2000).

2.1.1 komunikasi efektif

3
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang menginginkan makna

yang disampaikan mirip atau sama dengan yang dimaksudkan oleh

komunikator yaitu makna bersama (Mulyana,1999:38).

Menurut Wikipedia komunikasi efektif adalah pertukaran

informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga

terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan.

Pengkuran efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari

tercapainya tujuan si pengirim pesan. Pesan yang tersampaikan dengan

benar dan tepat sesuai keinginan sang komunikator, menunjukkan bahwa

komunikasi dapat berjalan secara efektif.

Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan

sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan

dapat menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.

Agar komunikasi bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen

dalam bukunya Effective Public Relations, faktor-faktor tersebut disebut

dengan The Seven Communication, yaitu:

1. Credibility

Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator


yang baik harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat
tersasar dengan baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas
misalnya kualifikasi atau tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang

4
dokter dianggap mempunyai kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal
tentang kesehatan.

2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya
komunikasi. Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat
menjadi hal yang menarik perhatian komunikan.
3. Content

Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak
disampaikan kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi
pesan mengandung sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh
komunikan.

4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-
macam adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi
adalah hal penting yang bisa mengurangi dan menghindari risiko
kesalahpahaman pada komunikan.
5. Continuity and consistency

Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu


disampaikan secara berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan
pemerintah yang menganjurkan masyarakat untuk menggunakan
kendaran umum dibandingkan kendaraan pribadi harus selalu
disampaikan melalui berbagai media secara terus menerus supaya pesan
itu dapat tertanam dalam benak dan mempengaruhi perilaku masyarakat.

6. Capability of Audience

Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan


memahami dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal
ini, tingkat pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa
faktor, contohnya latar belakang pendidikan, usia ataupun status sosial.

5
7. Channels of Distributions

Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media
komunikasi yang biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun
elektronik. Pertimbangkan secara matang pemilihan media yang sesuai
dan tepat sasaran agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.

2.2 Komunikasi efektif dalam keluarga

Komunikasi yang efektif adalah kepekaan dan keterampilan yang

hanya dapat dilakukan sesudah kita memahami proses dan kesadaran

akan apa yang kita dan orang lain lakukan ketika kita sedang

berkomunikasi. Terkadang kesulitan muncul bila orang tua menghadapi

kemacetan dalam berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tidak semua orang yang melakukan komunikasi

efektif dapat melakukannya dengan mudah.

Oleh sebab itu untuk terjadinya komunikasi yang efektif maka

setidaknya setiap orang harus mampu menciptakan suasana yang efektif

pula. Terkait dengan masalah komunikasi efektif tersebut diatas

disarankan kepada orang tua supaya dalam berkomunikasi secara efektif

kepada anak-anak mereka, bila perlu anak-anak yang masih dalam

kandungan dilakukan komunikasi dengan baik. Hal tersebut memberikan

ketegasan bahwa untuk memberikan pembinaan mental kepada anak-

anak itu sudah ada didepan mata atau berada dalam kandungan tetapi

jauh sebelum itu ketika orang sebelum melaksanakan sebuah perkawinan


6
hendaklah memilih pasangan hidup yang benar benar paham tentang

agama apalagi masalah pembinaan mental seorang anak. Karena

merekalah sebagai generasi penurus baik bagi agama maupun bangsa dan

negaranya. Ada empat hal yang harus diperhatikan agar komunikasi

efektif dalam keluargaa dapat terlaksana dengan baik antara lain;

1. Respek, artinya komunikasi itu harus diawali dengan

menghargai.Dengan adanya penghargaan akan menghasilkan kesan

(timbal balik) dari penerima pesan. Orang tua yang melakukan

komunikasi dengan anak dan diawali dengan adanya respek maka

akan terjalan komunikasi dengan baik dan menghasilkan sesuatu

sesuai harapan dari orang tua itu sendiri.

2. Jelas, dalam menyampaikan pesan itu harus jelas sehingga dapat

dimengerti makna dari yang dikomunikasikan dan harus terbuka dan

transparansi baik dari anak itu sendiri maupun dari orang tua.

3. Empati, yaitu kemampuan menempatkan diri pada situasi dan kondisi

yang dihadapi orang lain. Seperti orang tua tidak menuntut anak lebih

dari kemampuan anak itu sendiri.

4. Rendah hati adalah dalam berkomunikasi harus saling

menghargai ,lemah lembut, tidak sombong dan penuh pengendalian

diri.

Kesimpulannya bahwa untuk mendapatkan hasil komunikasi yang baik

antara orang tua dengan anak dalam keluarga tidak sekedar

berkomunikasi tetapi dari beberapa tehnik atau strategi diatas harus


7
terpenuhi dengan baik sehingga menghasilkan komunikasi yang efektif

dan efisien dan tidak membertakan antara yang satu dengan yang lain.

2.2.1 Komunikasi antara orang tua dengan anak

Dalam rangka membangun komunikasi antara anggota keluarga dengan

yang lain maka harus dapat mengenal dan memahami model komunikasi

masing masing. Komunikasi antara orang tua dan anak amat perlu dalam

segala aspek kehidupan untuk membantu mendewasakan diri anak-anak.

Selanjutnya komunikasi dapat diinternalisasikan melalui makanan, ketika

shalat, zikir, membaca Al-Quraan , berdoa, dengan akhlak terpuji walaupun

anak masih dalam kandungan. Dalam hal ini orang tua harus memahami

perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial,

perkembangan moral, perkembangan minat,dan perkembangan kepribadian

dari setiap anak-anaknya.

Ketiadaan komunikasi dalam keluarga dapat menjadikan keluarga terjadi

kesenjangan, anak-anak dapat menunjukkan rasa hormat hanya didalam

rumah tetapi apabila diluar rumah maka mereka melakukan sesuatu yang

bersifat negatif. Terkait dengan hal tersebut ditas maka menurut Prof.lyman

k.Steil ada empat hal yang harus diperhatikan adalah

1. Percakapan sederhana

Percakapan sederhana adalah percakapan yang terjadi antara orang tua

dengan anak dan berkomunikasi dengan akrab dan saling membuka

diri dan berbicara pada hal hal yang mudah dipahami dan menarik .

2. Chaterik communication
8
Anak-anak diberi kesempatan untuk menyalurkan perasan-perasaan

yang tertekan atau masalah yang dihadapi oleh anak dan sebagai orang

tua mendengarkan segala keluhan tersebut dengan sabar .

3. Informative Communication

Orang tua mengalihkan percakapan kearah yang lebih berbobot dan

saling membagi perasaan, pemikiran dan pendapat. Dan sebaiknya

sebagai orang tua mengikuti pendapat anak dan memberikan masukan

dan penjelasan yang diperlukan oleh anak. Karena terkadang orang tua

enggan mendengarkan keluhan anak sehingga inilah yang membuat

komunikasi yang gagal dalam sebuah keluarga.

4. Persuasive communikacation

Komunikator ingin agar orang yang diberinya komunikasi mau

melakukan apa yang dikehendakinya sesuai dengan yang diinginkan.

Ketidak mantapan dalam berkomunikasi sering diakibatkan sikap

orang tua yang berlebihan mengarahkan anak dalam berkomunikasi.

Orang tua terkadang sibuk dengan masa lampau mereka dan

mengharap anak-anak mereka mengikutinya meskipun mereka tidak

mengerti apa yang terjadi.

2.2.2 Komunikasi Orang Tua Sebagai Proses Belajar Anak

Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam keluarga akan

selalu terjadi proses pendidikan sepanjang anak-anak masih diasuh

didalamnya. Bentuk nyatanya adalah orang tua selalu memberikan

nasihat-nasihat tertentu kepada anak-anaknya, membuat peraturan-


9
peraturan yang mengikat terhadap seluruh anggota keluarga,

melindungi anak dari hal buruk, memberikan contoh bagaimana cara

makan yang baik, berbicara yang sopan, bertindak sesuai norma yang

berlaku, dan sebagainya.(Yusup, 2009; 23-24).

Berkomunikasi dengan anak merupakan hal terpenting menyangkut

keterampilan dalam mengasuh anak. Jika digolongkan, komunikasi

antara orang tua dan anak ada 2 macam yaitu komunikasi terbuka dan

komunikasi tertutup. Tetapi kebanyakan orang tua mematikan

komunikasi terbuka dengan anaknya. Terkadang orang tua merasa

tidak nyaman mendengar keluh kesah anaknya, tetapi dilain waktu

orang tua selalu memberi nasihat yang mungkin tidak dibutuhkan

anak. Agar komunikasi orang tua dan anak berjalan dengan efektif,

sebisah mungkin orang tua menyelami keinginan anaknya. Dengan

begitu, maka anak akan akan merasa bahwa orang tuanya sungguh

ingin mendengar keluh kesah mereka.( Steede, 2007: 48)

Alangkah baiknya jika seorang anak sedang belajar, orang tua tidak

jauhjauh dari anak atau ada disampingnya. Hal ini bertujuan agar

ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar maka orang tuanya

membantu memberikan solusi. Upaya maksimal orang tua akan

menciptakan posisi terhormat dihadapan anak-anaknya, karena

perhatian yang dicurahkan akan membangkitkan semangat anak dalam

segala hal.

Seseorang anak yang selalu mendapat perhatian dari orang tuanya


10
akan mampu mengembangkan potensi dirinya dengan baik dan

mengantarkannya pada perilaku dan prestasi yang membanggakan.

Setelah itu terjadi, keharmonisan keluargapun akan tercipta,

khususnya antara orang tua dan anak. (Mustafa, 2009: 118).

2.2.3 Komunikasi Terbuka Antara Orang Tua dan Anak

Komunikasi terbuka dalam keluarga merupakan salah satu

tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, maka

komunikasinyapun menjadi nilai pendidikan. Adapun dimensi

komunikasi terbuka antara orang tua dan anak adalah:

a. Keterbukaan (openness), yang mengacu pada tiga aspek

komunikasi antarpribadi; Pertama, komunikator antarpribadi yang

efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi;

Kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi

secara jujur terhadap stimulus yang datang; Ketiga, aspek yang

menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Dalam

membicarakan masalah perilaku kepada anaknya, orang tua harus

terbuka dan siap untuk bereaksi secara wajar terhadap umpan

balik yang datang, serta jujur memberi ganjaran kepada anaknya,

bila perilakunya baik diberi pujian atau hadiah, dan bila

perilakunya buruk diberi hukuman, sehingga pada akhirnya anak

memiliki tanggung jawab. (Elwood N. Chapman, 1987: 96).

b. Empati (empathy), yaitu kemampuan orang tua memposisikan

dirinya dalam komunikasi dengan anaknya artinya orang tuan


11
mampu memahami anaknya sehingga dalam memberi bimbingan,

motivasi, dan menilai kemajuan belajar anaknya tetap pada sudut

perkembangan anak.

c. Sikap mendukung (supportiveness),artinya keterbukaan dan

empati dapat terlaksana jika terjadi dalam suasana yang

mendukung (kondusif), yang ditandai dengan bersikap (1)

deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategik, dan (3)

provosional, bukan sangat yakin. Dalam membicarakan masalah

belajar anak maka orang tua harus memahami kondisi anak pada

saat itu. Orang tua harus bersikap deskriptif, artinya memberikan

penjelasan atau uraian mengenai topik pembicaraan tersebut

dengan harapan anak tidak merasa adanya suatu ancaman.

Spontanitas dalam keterbukaan dan keterusterangan orang tua

diperlukan agar anak juga bersikap demikian, yaitu terbuka dan

terus terang mengenai masalah yang dihadapinya. Sikap

profesional orang tua sangat diperlukan dalam mengefektifkan

komunikasi yang terjadi dengan anak mereka. Orang tua harus

bersedia mendengarkan pandangan yang mungkin berlawanan

dengan pandangannya dari anak mereka. Bahkan dalam kondisi

tertentu orang tua bersedia mengubah posisinya jika keadaan

mengharuskan.

d. Sikap positif (positiveness), artinya dalam berkomunikasi orang

tua harusmemiliki sikap positif terhadap anaknya. Sikap positif


12
berupa pujian dan penghargaan yang ditunjukkan orang tua dapat

merupakan pendorong bagi anak dalam belajar. Dorongan positif

ini mendukung citra pribadi anak dan membuatnya merasa lebih

percaya diri dalam belajar. Komunikasi positif merupakan

komunikasi yang mengutamakan perhatian terhadap orang lain

sebagai manusia, mendorong perkembangan potensinya, yang

cenderung akan memberikan keberanian dan kepercayaan diri

kepadanya. (Sven Whalroos, 35)

e. Kesetaraan (equality) artinya komunikasi akan lebih efektif

apabila suasananya setara. Orang tua dan anak dalam

membicarakan masalah belajar harus mengakui bahwa masing-

masing penting dan berharga dalam berperan, dan bahwa masing-

masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk

disumbangkan. Dalam hal ini keefektifan komunikasi akan

tercapai jika orang tua dan anak saling menghargai dan mengakui

kekurangan dan kelebihan masing-masing (sharing

Information).Kesetaraan atau kesamaan menurut Alo Liliweri

adalah ”hasil proses pembagian informasi, melalui tindakan

pertukaran, saling mengisi dan melengkapi kekurangan satu

dengan yang lain. (Liliweri,2007:64)

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antara Orang

Tua dan Anak

menurut Irwanto, ada beberapa faktor penting yang menentukan


13
jelas atau tidaknya informasi yang dikomunikasikan, antara lain:

1) Konsistensi, yaitu informasi yang dapat dipercaya dan relatif

lebih jelas dibanding informasi yang selalu berubah.

2) Keterbukaan, yaitu keterbukaan untuk berdialog,

membicarakan“isi” informasi, mempunyai arti yang sangat

penting dalam mengarahkan perilaku komunikan sesuai yang

dikehendaki.

3) Ketegasan, yaitu suatu ketegasan yang terbuka dengan contoh

perilaku konsisten akan memperjelas nilai-nilai, sikap dan

harapan-harapan orang tua yang dikenakan pada anaknya.

Ketegasan tidak selalu bersifat otoriter, tetapi ketegasan yang

diberikan orang tua kepada anak akan memberikan jaminan

bahwa orang tua benar-benar mengaharapkan anak berperilaku

yang lebih baik ( Irwanto, 1991. 75-76).

Masalah miss komunikasi antara orang tua dan anak biasanya

disebabkan karena kesibukan orang tua dengan pekerjaan-pekerjaan

sosialnya dan kegiatan anak ketika ia berada di luar rumah atau di

sekolah, sehingga waktu orang tua bersama anak semakin berkurang.

Akibatnya, komunikasi menjadi satu arah yaitu dari orang tua keanak

tanpa ada kesempatan bagi anak untuk mengutarakan semua

keluhannya kepada orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus

pintar-pintar membangi waktunya untuk tetap menjaga komunikasi

agar tetap efektif dan efisien dengan terus memperhatikan dan


14
mengarahkan segala sesuatu yang dialakukan anak agar mereka

merasa selalu tetap mendapatkan perhatian, kasih sayang dan

bimbingan meskipun pada kenyataannya mereka sadar jika orang

tuanya itu memiliki lebih banyak kesibukannya diluar rumah.

Selanjutnya ada beberapa hal yang harus diketahui oleh orang tua

dalam pembinaan anak melalui peran komunikasi antara lain:

 Dampak negative memberikan permainan kreatif pada anak.

Banyak orang tua menganggap atau menginginkan anaknya

tumbuh cerdas , maka mereka memberikan permainan kreatif

pada anaknya.Tetapi sayangnya orang tua kurang memahami

bahwa kecerdasan yang diharapkan dari anak tidak akan dapat

tercapai hanya dengan melakukan permainan kreatif melulu.

Kemampuan berbicara dan berkomunikasi anak merupakan

faktor terpenting dalam mendorong kemampuan anak untuk

berfikir cerdas dan berkomunikasi dengan anak merupakan

aktivitas yang menyenangkan dan bisa dilakukan dengan

mengajak anak mereka bercakap-cakap sesering mungkin dan

ini dapat membantu kemahiran dalam berkomunikasi.

 Menumbuhkan kepercayaan anak. Menurut ahli psikologi ada

ruang komunikasi yang tepat bisa dilakukan kepada anak untuk

menumbuhkan kepercaayaan kepada mereka yaitu seperti pada

saat mengajar anak berjalan terkadang orang tua menyepelekan

akan hal ini ,padahal disinilah orang tua punya peran


15
pentingdengan melakukan komunikasi psikologis dan

memberikan spirit dan support kepada mereka .

 Pengaruh keshalihan orang tua. Seorang anak yang selalu

melihat orang tuanya sholat, puasa, zikir , bersedekah dan lain-

lain tentu sangat berbeda dengan anak yang biasa melihat orang

tuanya ditempat perjudian, dibioskop atau ditempat hiburan

yang tidak layak untuk dilihat seorang anak . Anak yang selalu

berbakti kepada oarng tuanya selalu mendoakan sepanjang

hidupnya, memintakan ampun kepada orang tuanya dan banyak

lagi kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh anak untuk

keselamatan orang tuanya, itu semua terjadi karena sudah

terbentuk dari keluarganya dan orang tuanya sejak dini sehingga

berbekas dihati mereka.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hidup kita tak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang

penting dalam hidup, kita tidak mungkin tidak berkomunikasi baik secara

sengaja maupun tidak sengaja. Komunikasi adalah penyampaian pesan dari

komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan), agar

dalam penyampaian pesan kita dapat dipahami dan dimengerti haruslah

tercapai "komunikasi efektif"

Dalam kehidupan rumah tangga, komunikasi merupakan faktor penting

dalam membina hubungan rumah tangga. Seorang istri harus mengerti cara

berkomunikasi dengan suami, begitu pun sebaliknya. Komunikasi dalam

rumah tangga tak hanya saat berbicara empat mata atau saat berkumpul

dengan keluarga, pakaian dan parfum yang dipakai pun merupakan salah satu

bentuk komunikasi, hal tersebut bisa menjadi pesan bagi sang suami, selain itu

pasangannya pun harus pandai dalam menangkap dan menerjemahkan pesan


17
yang diberikan.

Komunikasi keluarga tidak sama dengan komunikasi antar anggota

kelompok biasa.Komunikasi yang terrjadi dalam suatu keluarga tidak sama

dengan komunikasi keluarga yang lain.Setiap keluarga mempunyai pola

komunikasi tersendiri. Tujuan komunikasi dalam interaksi keluarga ditinjau

dari kepentingan orang tua adalah untuk memberikan informasi,

nasihat,mendidik dan menyenangkan anak-anak. Anak berkomunikasi dengan

orang tua adalah untuk mendapatkan saran, nasihat, masukan atau dalam

memberikan respon dari pertanyaan orang tua. Komunikasi antar anggota

keluarga dilakukan untuk terjadinya keharmonisan dalam keluarga .

Hasil komunikasi atau akibat komunikasi dapat mencapai aspek

kognitif menyangkut kesadaran dan pengetahuan,aspek afektif menyangkut

sikap dan persaan dan aspek psikomotor menyangkut perilaku dan tindakan.

Hasil komunikasi di antara anggota keluarga yaitu terjadinya perubahan

perilaku anggota keluarga dalam menjaga keharmonisan hubungan keluarga

18
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2000. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya.


Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Hurlock,Elizabeth B.2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Irwanto, Kepribadian, Keluarga dan Narkoba (Tinjauan Sosial dan Psikologis),
Jakarta: Penerbit Arcan, 1991
Liliweri, Alo. 2004. Perspektif Teoritis, Komunikasi Antarpribadi (Suatu
Pendekatan Ke Arah Psikologi Sosial Komunikasi). Bandung : Citra Aditya
bakti.
Mulyana, Deddy. 2001 . Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Mustafa, Azis, Aku Anak Hebat bukan Anak Nakal, Jogjakarta : Diva Press, 2009
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka :
Amirko, 1984
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi : Dilengkapi contoh
analisis statistik. Bandung : Remaja Rosdakary
Steede, Kevin, 10 Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak, Jakarta : Tangga
Pustaka, 2007
Whalroos, Sen, Komunikasi Keluarga : Panduan Menuju Kesehatan Emosioanal
dan Hubungan Pribadi Yang Lebih Baik, Jakarta : PT. BPK Gunung Mulya,
2002
19

Anda mungkin juga menyukai