Tugas LP Waham
Tugas LP Waham
Tugas LP Waham
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahnkan secara kuat terus – menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. ( Budi Anan Keliat 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang brdasarkan penilaian realitas yang
salah,keyakinana klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien ( Aziz R 2003)
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi
dengan menggunakan logika ( Ann Isaac 2004)
B. Etiologi
Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi
realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan merespon pada realitas. Klien tidak
dapat membedakan lamunan dan kenyataaan. Klien tidak mampu memberi respon secara
akurat, sehingga tanpak perilaku yang sukar dimengerti dan menakutkan.
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang yang terganggu yaitu
fungsi kognitif dan fungsi isi fikir,fungsi presepsi,fungsi emosi,fungsi motoric,dan fungsi
social. Gangguan pada fungsi kognitif dan presepsi mengakibatkan ketidakmampuan
menilai. Gangguan fungsi emosional,motoric,dan social mengakibatkan kemampuan
beresponj terganggu yang tampak dari perilaku non verbal ( ekspresi muka,gerakan
tubuh) dan perilaku verbal ( penampilan hubungan social ), oleh karena gangguan atau
respon yang timbul disebut pola respon neurobiologik.
C. Manifestasi klinis
1. Klien mngungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secatra berlebihan tetapi tidak sesuai
dengan kenyataannya)
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak diri sendiri,orang lain,dan lingkungan
6. Takut dan sangat waspada
7. Tidak tepat menilai lingkungan
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersingung
D. Klasifikasi waham
Jenis jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :
1. Waham kebesaran
yaitu keyakinan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus diucapkan
berulang kali,tetapi tidak sesuai kenyataan contohnya” saya ini adalah nabi”
2. Waham curiga
yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya. Diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contohnya “ saya tau anda ingin membunuh saya karena anda iri dengan keberhasilan
saya”
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan berlebihan terhadap agama dan diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataannya. Contohnya “ kalau saya mau masuk surge
saya harus menggunakan pakaian serba putih setiap hari”
4. Waham somatic
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit ,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contohnya “ saya
terkena penyakit kanker” setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak ditemukan
tanda tanda kanker namun pasien tetap mengatakan bahwa ia terkena kanker.
5. Waham nihilistic
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal.contohnya “ ini
kana lam kubur,semua yang disini adalah roh roh.
E. Pohon Masalah
F. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1. Anti psikotik (chlorpromazine,triflouperazine,haloperidol)
2. Anti parkison (theriksipenydil,difenhidramin )
3. Anti depresan ( amitripylin, imipramine)
4. Anti ansietas ( fenorbalital 16-320 mg/hari, meprobamat
200-240mg/hari,klordiazepoksida 15-100 mg/hari)
b. Non Farmakologi
1. ECT tipe katatonik
Electro Convulsive Terapi ( ECT) adalah sebuah produk dimana arus listrik
melewati otak untuk memicu kejang singkat.hal ini menyababkan perubahan
dalam kimiawi otak yang dapat mengurangi penyakit mental tertentu seperti
skizofrenia katatonik.
2. Psikoterapi
Walaupun obat obatan penting untuk mengatasi pasien waham,namun
psikoterapi juga penting. Psikoterapi memang tidak sesuai untuk semua
orang,terutama jika gejala terlalu berat untuk terlibat dalam proses terapi yang
memerlukan komunikasi dua arah. Yang termsduk dalam psikoterapi adalah
terapi peralaku,prilaku kelompok,terapi keluarga,terapi suporrtif.
G. Terapi Modalitas
1. Terapi kognitif perilaku
a. Sesi 1 :Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negative dan perilaku negative.
b. Sesi 2 : Melawan pikiran otomatis negative.
c. Sesi 3 : Mengubah perilaku negative menjadi positif.
d. Sesi 4 : Memanfaatkan Sistem pendukung.
e. Sesi 5 : Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negative dan mengubah
perilaku negative.
Orientasi:
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil
Agung, saya mahasiswa keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga yang akan praktek di ruangan ini selama 2 minggu ke depan. Saya hari
ini dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya yang akan merawat Bapak pagi ini.”
“Nama Bapak siapa?Senangnya dipanggil apa?”
“Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Pak K rasakan sekarang?”
“Berapa lama Pak K mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
“Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?”
Kerja:
“Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak K adalah seorang…., tapi yang Bapak
rasakan tidak dirasakan oleh orang lain”
“Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang Bapak
rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya
hak untuk mengatur diri abang sendiri?”
“Siapa menurut Bapak yang sering mengatur-atur diri Bapak?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak yang
lain?”
“Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar rumah
karena bosan kalau di rumah terus ya”
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudak 15 menit, apakah Bapak mau kita berbincang-bincang
lagi atau sampai disini saja?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?”
“Apa saja yang sudah kita bicarakan Pak”
“Bagaimana kalau saya kembali lagi 2 jam lagi”
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang mengenai hobi Bapak?”
“Jadi Bapak, hari ini kita sudah berbincang tentang perasaan yang Bapak rasakan,
Bapak ingin seperti apa dan jadwal yang sudah kita buat”
“Kalau begitu saya pamit dulu Pak, Selamat Pagi”
SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekkannya
Orientasi :
“Selamat Pagi, bagaimana perasaan Bapak saat ini? Bagus!”
“Apakah Bapak sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran Bapak?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi Bapak tersebut?”
“Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut?”
Kerja :
“Apa saja hobi bapak? Saya catat ya Pak, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya Bapak pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain
volley seperti itu lho Pak”
“Bisa Bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa
yang dulu mengajarkannya kepada Bapak, dimana?”
“Bisa Bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu Bapak mau bermain volley?”
“Apa yang Bapak harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan Bapak yang lain selain bermain volley?”
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudah 20 menit, apakah mau kita akhiri percakapan ini atau
mau dilanjutkan?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan Bapak?”
“Setelah ini coba Bapak lakukan latihan volley sesuai dengan jadwal yang telah
kita buat ya?”
“Besok kita ketemu lagi ya bang?”
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus Bapak minum, setuju?”
“Kalai begitu, saya pamit Pak ya..Selamat Pagi”
Kerja :
“Bapak berapa macam obat yang diminum per Jam berapa saja obat diminum?”
“Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum
3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya abang bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu”.
“Sebelum minum obat ini Bapak dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum,
jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya Bapak tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter”.
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudah 30 menit, apakah percakapan ini mau kita akhiri atau
lanjut?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang bang
B minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan ke jadwal kegiatan Bapak? Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Pak!”
“Pak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama?”
“Kalau begitu saya pamit dulu Pak, Selamat Pagi”
I. Rencana Tindakan
Nama Klien :
Ruang :
Diagnosa Medis :
No.CM :
Keliat, Budi Anna. 2006 Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta :
FIK,Universitas Indonesia
Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC : Jakarta