Ringkasan PPKN
Ringkasan PPKN
Ringkasan PPKN
1. Warga Negara
2. Kewarganegaraan
Warga negaralah sebagai pendukung negara dan memiliki arti penting bagi
negara. Hubungan antara warga negara dengan negara terwujud dalam bentuk hak dan
kewajiban antara keduanya. Dengan istilah sebagai warga negara, ia memiliki hubungan
timbal balik yang sederajat dengan negaranya. Hubungan dan kedudukan warga negara
ini bersifat khusus, sebab hanya mereka yang menjadi warga negaralah yang memiliki
hubungan timbal balik dengan negaranya.
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertampat tinggal
di Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan hal di atas, kita mengetahui bahwa orang yang dapat menjadi warga
negara Indonesia adalah
a. Orang-orang bangsa Indonesia asli;
Berdasarkan Pasal 26 ayat (2) UUD 1945, penduduk negara Indonesia terdiri
atas dua yaitu warga negara dan orang asing. Ketentuan ini merupakan hal baru dan
sebagai hasil amandemen atas UUD 1945. Sebelumnya, penduduk Indonesia
berdasarkan Indische Staatregeling 1927 Pasal 163, dibagi 3 (tiga), yaitu
a. Undang-Undang No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara.
b. Undang-Undang No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.
3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara.
c. Undang-Undang No. 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk
Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia.
d. Undang-Undang No. 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu Lagi untuk
Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negar Indonesia.
e. Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
f. Undang-Undang No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas Pasal 18 Undang-
Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
g. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
b. Tentang pewarganegaraan
Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Dalam undang-
undang dinyatakan bahwa Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga
diperoleh melalui pewarganegaraan.
Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
2) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
3) sehat jasmani dan rohani:
4) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5) tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6) jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda;
7) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8) membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umumnya berupa
peranan . Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status
yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga negara. Peranan pasif adalah kepatuhan
warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peranan aktif
merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat serta ambil bagian dalam kehidupan
bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik. Peranan negatif
merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara dalam
persoalan pribadi.
Hak dan kewajiban warga Negara tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan
Pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945
berbunyi : “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan
kerakyatan.
2) Hak membela Negara. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi : Setiap warga
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
3) Hak berpendapat. Pasal 28 UUD 1945, yaitu Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.
4) Hak kemerdekaan memeluk agama. Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945
Ayat (1) berbunyi bahwa : “ Negara berdasarkan atas Ketuhana Yang Maha Esa.”
Ini berarti bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ayat (2) berbunyi : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.”
5) Pasal 30 ayat (1) UUD 1945
Yaitu hak dan kewajiban dalam membela Negara. Dinyatakan bahwa Tiap-tiap
warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara.
6) Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945
Yaitu hak untuk mendapatkan pengajaran. Ayat (1) menerangkan bahwa tiap-
tiap warga Negara berhak mendapatkan pegajaran. Adapun dalam ayat (2)
dijelaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan UUD 1945.
7) Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
pasal 32 UUD 1945 ayat (1) menyatakan bahwa Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
8) Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 ayat
(1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
9) Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam Pasal 34 UUD 1945 dijelaskan
bahwa fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh negara.
a. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi: segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
b. Kewajiban membela negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945
menyatakan: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
Hak dan kewajiban Negara terhadap warga Negara antara lain sebagai berikut
Selain adanya hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945, tercantum
pula adanya hak asasi manusia. Munculnya hak ini adalah karena adanya ketentuan
Undang-undang dan berlaku bagi orang yang berstatus sebagai warga negara. Hak asasi
manusia tidak diberikan oleh negara, tetapi justru harus dijamin keberadaannya oleh
negara.
Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga Negara
dalam hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan perundang-
undangan sebagai penjabaran atas UUD 1945. Misalkan dengan undang-undang.
BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA, MASYARAKAT, DAN
PEMERINTAH
Bagian Kesatu
Pasal 5
(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu.
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat.
PASAL 6
(1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar.
(2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan.
Bagian Kedua
Pasal 7
(1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.
(2) Orangtua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan
dasar kepada anaknya.
Bagian Ketiga
Pasal 8
Pasal 9
Bagian Keempat
Pasal 11
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan,
serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga
negara tanpa diskriminasi.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun.
BAB V
PESERTA DIDIK
Pasal 12
(1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama,
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya,
c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya,
d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya,
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang
setara,
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
(2) Setiap peserta didik berkewajiban:
a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan
keberhasilan pendidikan,
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.